Anda di halaman 1dari 2

PENGARUH SOSIAL

Pengaruh sosial adalah usaha yang dilakukan seseorang atau lebih untuk mengubah sikap,
kepercayaan (belief), persepsi, ataupun tingkah laku seseorang atau beberapa orang lainnya.
Contoh kasus Annisa di film Perempuan Berkalung Sorban yang dipaksa oleh orang tuanya
untuk menikah dan dilarang melanjutkan pendidikan karena budaya konservatif di lingkungan
rumahnya yang menganggap bahwa ilmu yang paling benar hanyalah Al-Qur’an dan Hadist,
serta perempuan yang belum menikah tidak boleh berada sendirian di tempat yang jauh dari
orang tuanya karena dapat menimbulkan fitnah.
Norma sosial (Social Norm) adalah aturan-aturan yang mengatur tentang bagaimana
sebaiknya individu bertingkah laku atau aturan yang mengindikasikan bagaimana individu
diharapkan untuk bersikap dalam situasi tertentu. Sherif (1935), melakukan penelitian untuk
mengetahui bagaimana suatu kelompok memiliki kesepakatan dan kepercayaan yang homogen
dengan eksperimen terhadap beberapa orang yang ditempatkan di dalam ruangan yang gelap dan
diminta untuk mempresepsikan tentang cahaya yang bergerak. Norma sosial juga disebut sebagai
kesepakatan atau aturan-aturan yang dibuat masyarakat baik secara eksplisit maupun tertulis
untuk mengatur masyarakat tertentu (tidak ada aturan baku dalam menentukan norma sosial).
Norma sosial setiap kelompok berbeda-beda. Individu dalam masyarakat ada yang menolak atau
menerima norma sosial tersebut.
Conformity adalah kecenderungan individu untuk bertingkah laku sesuai dengan norma
sosial. Pengaruh sosial dimana individu merubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai
dengan norma sosial yang ada disebut conformity. Norma sosial tersebut baik secara ekplisit
maupun tertulis. Sebagian besar orang bertingkah laku sesuai dengan norma sosial atau dengan
kata lain orang-orang memiliki kecenderungan yang kuat terhadap konformitas. Contoh
mahasiswa dari Sumatra saat kuliah di Jogja, cenderung mengikuti norma sosial yang ada di
Jogja dengan bilang permisi saat lewat di depan orang yang lebih tua.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas ada dua, yang pertama kohesifitas, yaitu
sejauh mana individu tertarik pada kelompok sosial tertentu dan ingin menjadi bagian dari
kelompok tersebut. Kedua ada konformitas dan ukuran kelompok, yaitu semakin besar jumlah
orang yang bersikap dalam cara-cara tertentu, maka semakin besar kecenderungan individu
untuk melakukan konformitas atau mengikuti arus. Contoh kelompok yang besar sering dianggap
benar, jadi diikuti. Saat individu melihat banyak masyarakat yang mendukung Pak Jokowi,
individu tersebut jadi berpandangan bahwa Pak Jokowi adalah pemimpin yang baik dan saat
pemilihan ikut memilih Pak Jokowi.
Norma mempengaruhi perilaku individu dengan dua cara, yang pertama norma diskriptif,
yaitu norma yang hanya sekedar menjelaskan apa yang dilakukan kebanyakan orang dalam
situasi tertentu. Norma diskriptif mempengaruhi perilaku dengan memberitahu individu tentang
apa yang umumnya dilihat sebagai tindakan yang efektif maupun adaptif di dalam situasi
tertentu. Misal saat belanja di swalayan ada pengumuman untuk tidak meninggalkan dompet atau
barang bawaan lainnya, individu jadi berperilaku sesuai dengan pengumuman tersebut. Kedua
norma injungtif, yaitu norma yang menyatakan apa yang seharusnya dilakukan seseorang atau
perilaku yang diterima maupun tidak diterima dalam situasi tertentu. Norma ini dapat dipatuhi
ketika individu menggunakan teori fokus normatif yang menyatakan bahwa norma
mempengaruhi perilaku hanya sebatas ketika norma tersebut menjadi fokus bagi orang-orang
yang terlibat pada waktu terjadinya perilaku tersebut. Misal polisi yang mengatur lalu lintas akan
mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
Alasan mengapa orang memilih mengikuti arus ada dua, pertama karena pengaruh sosial
normatif, yaitu pengaruh sosial yang didasarkan pada keinginan untuk disukai atau diterima oleh
orang lain. Kedua karena pengaruh sosial informasional (keinginan menjadi benar), yaitu
pengaruh sosial yang didasarkan pada keinginan untuk menjadi benar (memiliki persepsi yang
akurat terhadap dunia sosial), karena banyaknya orang dalam suatu kondisi sering diartikan
sebagai kebenaran.
Kelompok mempengaruhi individu itu biasa, tetapi individu dapat mempengaruhi
kelompoknya dengan dua cara, pertama, minoritas dapat mempengaruh kelompok mayoritas jika
kelompok tersebut dapat menentang secara konsisten opini mayoritas. Apabila kelompok
minoritas cenderung konsisten dan tetap dalam pendiriannya maka biasanya kelompok mayoritas
akan menyetujui pendapat minoritas. Jika mereka guncang atau nampak bercerai berai, maka
pengaruh mereka akan berkurang. Kedua, anggota kelompok minoritas harus menghindari
tampilan yang kaku dan dogmatis (harus terbuka dan mau diskusi). Apapun pendapatnya yang
dipegang harus dilandasi dengan rasa percaya diri sehingga cenderung membangkitkan keraguan
mayoritas untuk memikirkan ulang akan posisi minoritas.
Jika orang atau kelompok tersebut sudah terpengaruh, maka di sebut sebagai compliance.
Compliance adalah bentuk perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh permintaan orang lain.
Prinsip dasar compliance (kita bisa mempengaruhi orang lain jika) ada 6 yaitu, pertama karena
pertemanan atau rasa suka. Contoh seorang pemuda yang berhenti merokok karena disuruh
pacarnya. Kedua karena komitmen atau konsistensi, seorang anak yang berhenti bolos sekolah
karena sudah berjanji kepada ibunya. Ketiga karena kelangkaan, saat ada barang langka, maka
orang akan siap dipengaruhi (menerima harga yang sangat tinggi) agar dapat barang tersebut.
Keempat karena hubungan timbal balik, contoh seorang anak mau disuruh pergi ke kantin karena
di beliin jajan oleh temannya. Kelima karena validasi sosial, yaitu jika perilaku tersebut
konsisten dengan apa yang diyakini. Contoh seorang remaja muslim mau di suruh sholat oleh
bapaknya. Keenam karena otoritas, orang yang punya otoritas mudah merubah orang lain.
Contoh perintah raja akan dipatuhi oleh rakyatnya.
Obedience adalah bentuk perilaku seseorang yang dipengaruhi atas menaati dan
mematuhi perintah orang lain karena adanya unsur power. Milgram's Study of Obedience adalah
penelitian yang terinspirasi dari kekejaman yang terjadi pada perang dunia ke-2. Stanly Milgram
sangat tertarik terhadap kepatuhan tentara Nazi dalam melaksanakan perintah melawan tentara
Yahudi. Milgram tidak berpikir bahwa seluruh rakyat di anggap jahat semua. Tetapi
kemungkinan ada kondisi tertentu seseorang yang mengabaikan perasaan mereka tentang benar
dan salah serta mengikuti perintah yang tak bermoral.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mematuhi perintah, walaupun
terkadang perintah itu tidak masuk akal atau bahkan tidak bermoral. Pertama, pada banyak
situasi, orang-orang yang berkuasa membebaskan orang-orang yang patuh dari tanggung jawab
atas tindakan mereka. Sehingga mereka tidak merasa bersalah karena hanya menjalankan
perintah. Kedua, sebagian besar orang ketika dihadapkan pada norma yang kuat merasa sulit
untuk tidak mematuhinya. Contoh, orang-orang yang berkuasa seringkali memiliki tanda atau
lencana nyata yang menunjukkan status mereka. Hal ini berguna untuk mengingatkan banyak
orang akan norma sosial "patuhilah orang-orang yang memegang kendali". Ketiga, adanya
peningkatan perintah dari figur otoritas secara bertahap. Dari perintah yang ringan sampai pada
perintah yang paling berat.

Anda mungkin juga menyukai