Anda di halaman 1dari 46

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

TENTANG

“ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL, SISTEM
PERSYARAFAN, DAN SISTEM INDERA”

DISUSUN OLEH:
YUDHA PRAMA DIWANTO (20334133)

DOSEN PENGAMPU;
Ns. DEBBY SILVIA DEWI, S.Kep. M.Kep
2.1. ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL


Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya adalah sistem rangka, sistem
pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem syaraf, sistem
penginderaan, sistem otot, dll. Sistem sistem tersebut saling terkait antara satu
Dengan yang lainnya dan berperan dalam menyokong kehidupan manusia.
Muskuloskeletal terdiri atas : Muskuler / Otot : Otot, tendon, dan ligamen, Skeletal
/Rangka : Tulang dan sendi.
Muskuloskeletal adalah suatu sistem pada tubuh manusia yang meliputi sistem
gerak yang terdiri dari Otot dan tulang. Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai
kemampuan berkontraksi Untuk menggerakkan rangka.
1. Sistem otot (Muscular System)
Kerangka merupakan dasar bentuk tubuh sebagai
Tempat melekatnya otot-otot, pelindung organ tubuh yang
lunak, penentuan tinggi, pengganti sel-sel yang rusak,
memberikan sistem sambungan untuk gerak pengendali,
dan untuk menyerap reaksi dari gaya serta beban kejut.
Rangka manusia terdiri dari tulang-tulang yang menyokong
tubuh manusia yang terdiri atas tulang tengkorak, tulang
badan, dan tulang anggota gerak. Fungsi utama sistem
musculoskeletaladalah untuk mendukung dan melindungi
tubuh dan organ-organnya serta untuk melakukan gerak.
Enam substruktur utama pembentuk sistem
musculoskeletalantara lain: tendon, ligamen,
fascia(pembungkus), kartilago, tulang sendi dan otot.
Tendon, ligamen, fasciadan otot sering disebut sebagai
jaringan lunak. Sedangkan tulang sendi diperlukan untuk
pergerakan antara segmen tubuh. Peran mereka dalam
musculoskeletalsystemkeseluruhan sangatlah penting
sehingga tulang sendi sering disebut sebagai unit fungsional
sistem musculoskeletal.

2. Skeletal
Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas
tulang-tulang. Tubuh kita memiliki 206 tulang yang
membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang
belakang.
Fungsi sistem skeletal yaitu; Memproteksi organ internal dari
trauma mekanis, Membuka kerangka yang berfungsi untuk
menyanggah tubuh dan otot yang melekat pada tubuh.
3. Sendi
Persendian adalah hubungan antar dua tulang
sedemikian rupa, sehingga dimaksudkan untuk
memudahkan terjadinya gerakan.

a. Synarthrosis (suture)
Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat
digerakkan, strukturnya terdiri atas fibrosa. Contoh:
Hubungan antara tulang di tengkorak.
Synarthrosis (suture)
Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat
digerakkan, strukturnya terdiri atas fibrosa. Contoh:
Hubungan antara tulang di tengkorak.
b. Amphiarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat
digerakkan, strukturnya adalah kartilago. Contoh: Tulang
belakang.

c. Diarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan
pergerakan, yang terdiri dari struktur sinovial. Contoh:
sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi engsel (siku),
sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana
(jempol/ibu jari).
B. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
FRAKTUR
1. DEFINISI
Fraktur merupakan istilah hilangnya
kontinuitas tulang, baik bersifat total
maupun sebagian yang ditentukan
berdasarkan jenis dan luasnya. Fraktur
adalah patah tulang yang biasanya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Kekuatan dari tenaga tersebut, keadaan
tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di
sekitar tulang akan menentukan kondisi
fraktur tersebut.
2. Etiologi
Etiologi dari fraktur menurut Price dan Wilson (2015) ada 3
yaitu:
a. Cidera atau benturan
1). Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap
tulang sehingga tulang patah secara spontan. Pemukulan
biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan
pada kulit diatasnya.
2). Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung
berada jauh dari lokasi benturan, misalnya jatuh dengan
tangan berjulur dan menyebabkan fraktur klavikula.
3). Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang
mendadak dari otot yang kuat.
b. Fraktur patalogik
Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang
yang telah menjadi lemah oleh karena tumor, kanker
dan osteoporosis.

c. Fraktur beban
Fraktur beban atau fraktur kelelahan terjadi pada
orang- orang yang baru saja menambah tingkat
aktivitas mereka, seperti baru di terima dalam angkatan
bersenjata atau orang- orang yang baru mulai latihan
lari.
3. Manifestasi klinik
Manifestasi klinis fraktur manurut (Smelzter&Bare,2012);
a) Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai
fragmen tulangdi imobilisasi, spasme otot yang menyertai
fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang
untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
b) Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat
digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah
bukannya tetap rigid seperti normalnya, pergeseran
fragmen pada fraktur menyebabkan deformitas,
ekstermitas yang bias diketahui dengan membandingkan
dengan ekstermitas yang normal. Ekstermitas tak dapat
berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot
bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot.
c). Pada fraktur panjang terjadi pemendekan tulang
yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di
atas dan bawah tempatfraktur.
d) Saat ekstermitas di periksa dengan tangan, teraba
adanya derik tulang yang dinamakan krepitus yang
teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan
lainnya.
e). Pembengkakan dan perubahan warna local pada
kulit terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang
mengikuti fraktur. Tanda ini biasanya baru terjadi setelah
beberapa jam atau hari setelah cedera.
4. Patofisiologi
Ketika patah tulang, terjadi kerusakan di korteks,
pembuluh darah, sumsum tulang dan jaringan
lunak.Akibat dari hal tersebut terjadi perdarahan,
kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya.Keadaan ini
menimbulkan hematom pada kanal medul antara tepi
tulang bawah periostrium dengan jaringan tulang
yang mengatasi fraktur. Terjadinya respon inflamasi
akibat sirkulasi jaringan nekrotik ditandai dengan fase
vasodilatasi dari plasma dan leukosit, ketika terjadi
kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses
penyembuhan untuk memperbaiki cedera, tahap ini
menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang.
5. Komplikasi
a. Komplikasi Awal
Komplikasi awal setelah fraktur adalah kejadian syok,
yang berakibat fatal hanya dalam beberapa jam
setelah kejadian,kemudian emboli lemak yang dapat
terjadi dalam 48 jam, serta sindrom kompartmen yang
berakibat kehilangan fungsi ekstremitas secara
permanen jika terlambat ditangani.
b. Komplikasi Lambat
Komplikasi lambat dalam kasus fraktur adalah
penyatuan tulang yang mengalami patah terlambat,
bahkan tidak ada penyatuan. Halini terjadi jika
penymbuhan tidak terjadi dalam dengan waktu
normal untuk jenis dan fraktur tertentu. Penyatuan
tulang yang terlambat atau lebih lama dari perkiraan
berhubungan dengan adanya proses infeksi sistemik
dan tarikan jauh pada fragmen tulang. Sedangkan
tidak terjadinya penyatuan diakibatkan karena
kegagalan penyatuan pada ujung-ujung tulang yang
mengalami patahan.
6. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan fraktur meliputi (Nurarif, 2015) :
a. Reduksi Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang pada
kesejajarannya dan rotasi anatomis. Reduksi tertutup, mengembalikan
fragmen tulang ke posisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan)
dengan manipulasi dan traksi manual. Alat-alat yang digunakan
biasanya traksi, bidai dan alat yang lainnya. Reduksi terbuka, dengan
pendekatan bedah. Alat fiksasi interna dalam bentuk pen, kawat,
sekrup, plat dan paku.
b. Imobilisasi
Imobilisasi dapat dilakukan dengan metode eksterna dan interna.
Mempertahankan dan mengembalikan fungsi status neurovaskuler
selalu dipantau meliputi peredaran darah, nyeri, perabaan dan gerakan.
Perkiraan waktu imobilisasi yang dibutuhkan untuk penyatuan tulang
yang mengalami fraktur adalah sekitar 3 bulan
c. Cara Pembedahan yaitu pemasangan screw dan plate atau dikenal
dengan pen merupakan salah satu bentuk reduksi dan imobilisasi yang
dikenal dengan Open Reduction and Internal Fixation (ORIF).
7. Diagnosa yang aklan muncul
a. Nyeri akut b.d agen injuri fisik, spasme otot, gerakan
frakmen tulang, edema, cedera jaringan lunak,
pemasangan traksi.
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan
suplai darah kejaringan.
c. Kerusakan integritas kulit b.d fraktur terbuka,
pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup).
d. Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan rangka
neuromuscular, nyeri, terapi restriktif (imobilisasi).
f. Resiko infeksi b.d trauma, imunitas tubuh primer
menurun, prosedur invasif (pemasangan traksi).
g. Resiko syok (hipovolemik) b.d kehilangan volume
darah akibat trauma (fraktur).
C. Trend dan Issue keperawatan pada sistem
muskuloskeletal
❖ Postur kerja dengan keluhan musculoskeletal
disorders pada pekerja manual HANDLING bagian
ROLLING MILL
Dalam proses produksi, banyak kegiatan yang
menggunakan tenaga manusia, misalnya dalam
proses pengolahan bahan, pengepakan dan
pengangkutan hasil produksi secara manual atau
manual handling. Hal tersebut apabila tidak
dilakukan dengan cara yang benar, maka akan
mengakibatkan gangguan pada system otot,
tulang, tendon, dan syaraf disebut dengan
musculoskeletal disorders. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui keeratan hubungan antara
postur kerja dengan kejadian keluhan
musculoskeletal disorders.
Postur pekerja diukur menggunakan
metode penilaian REBA, serta kejadian
keluhan musculoskeletal disorders (MSDs)
diukur melalui pengisian lembar Nordic
Body Map (NBM). Data dianalisis
menggunakan uji korelasi spearman.
Hasil penelitian ini yaitu sebanyak 73,34%
(11 orang) postur kerja pekerja dengan
kategori sangat tinggi, 73,34% (11 orang)
pekerja mengalami keluhan MSDs dengan
kategori sedang. Nilai koefi sien korelasi
spearman sebesar 0,770 yang artinya ada
hubungan yang sangat kuat antara postur
kerja dengan keluhan MSDs.a
2.2. ASUHAN KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH PADA SISTEM
PERSARAFAN
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi atau
pengatur tubuh sebagai penghantar rangsangan
(impuls) saraf ke susunan saraf pusat, kemudian di
proses dan memberikan tanggapan terhadap impuls
tersebut. Sistemsarafmenjadi salah satu bagian dalam
sistem koordiansi yang mengatur aktivitas tubuh
melalui rangsangan listrik yang terdiri atas tiga
komponen, yaitu sel saraf pusat (neuron), sistem saraf
pusat serta sistem saraf tepi.

Adapun definisi sistem saraf menurut parah ahli,
antara lain;
•Bahrudiin (2013)
Sistem saraf merupakan salah satu bagian
terkecil dari organ dalamtubuh, sekaligus bagian
yang paling kompleks. Susunan saraf manusia
mempunyai arus informasi yang kecepatan
pemprosesan yang tinggi dan tergantung pada
aktivitas listrik (impuls saraf).
•University of Michigan Medical School
Sistem saraf merupakan sebendel serat
berbentuk silinder yang dimulai di otak dan dan
bercabang kesetiap bagian lain dari tubuh.
A. Anatomi dan sistem saraf
Secara garis besar, terdapat tiga bagian
pada sistem saraf pusat manusia. Ketiga
bagian tersebut adalah:
1). Otak
Otak terbagi kedalam beberapa bagian
dengan fungsinya masing-masing. Secara
umum, bagian otak terdiri dari otak besar,
otak kecil, batang otak, serta bagian
bagian otak lainnya. Bagian-bagian ini
dilindungi oleh tengkorak dan selaput otak
(meninges) dan dikelilingi oleh cairan
serebrospinal untuk menghindari terjadinya
cedera otak.
B. Sumsum Tulang Belakang
Sama dengan otak, sumsum tulang
belakang juga merupakan bagian dari
susunan saraf pusat. Sumsum tulang
belakang langsung terhubung keotak
melalui batang otak dan kemudian mengalir
sepanjang ruas tulang belakang.
Saraf tulang belakang berperan dalam
aktivitas sehari-hari dengan mengirimkan
sinyal dari otak kebagian lain dari tubuh dan
memerintahkan otot untuk bergerak.
Selainitu, sumsum tulang belakang juga
menerima masukan sensorik dari tubuh,
memprosesnya, dan mengirimkan informasi
tersebut keotak.
C. Sel Saraf Atau Neuron
Bagian tang tak kalah penting dari anatomi
sistem saraf adalah sel saraf itu sendiri
atau disebut neuron. Fungsi sel saraf atau
neuron adalah menghantarkan implus
saraf. Berdasarkan fungsinya, neuron
terbagi kedalam tiga jenis, yaitu neuron
sensorik yang membawa pesan kesaraf
pusat, neuron motorik yang membawa
pesan dari saraf pusat, serta interneuron
yang menghantarkan pesan di antara
neuron sensorik dan motorik di saraf pusat.
1. Asuhan Keperawatan Dengan Stroke

A. Definisi
- Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah
kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh terhentinya
suplay darah kebagian otak, sering ini adalah kulminasi
penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun
(Brunner and Suddarth,spenalis),
- Stroke dapat didefinisikan sebagai defisit neurologi
yang mempunayi awitan mendadak dan berlangsung 24
jam sebagai akibat dari CVA (Corofk Medula Hudok.
1996),
B. Jenis-jenis Stroke
1) Menurut Etiologinya
a. Stroke Hemoragik
Stroke yang terjadi karena pendarahan subarakhnoid yang
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada
daerah tertentu. Biasanya terjadi saat melakukan aktivitas
atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat
(pendarahan intraserebral, pecahnya aneunisme dan tomur
otak yang mengalami pendarahan).
b. Stroke Non Hemoragik
Stroke ini biasanya dapat berupa iskenik, trombosis dan
emboli serebral, biasanya terjadi pada saat setelah lama
beraktivitas, baru bangun tidur atau dipagi hari. Tidak terjadi
askemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat
timbul edema sekunder, kesadaran pasien umumnya baik.
2). Sroke menurut perjalanan penyakitnya
a. TIA (Transient Ischemic Attoks)
Merupakan gangguan neurologik fokal yang timbul secara tiba-
tiba dan menghilang dalam beberapa detik sampai beberapan jam.
Gejala hilang < 24 jam
b. RIND (Reversible Iskemic Neurologik Defisit)
Terjadi lebih lama dari TIA, gejala hilang < 24 jam tapi tidak lebih
dari 1 minggu.
c. Progesif Stroke Inevaluation
Perkembangan stroke perlahan-lahan sampai akut munculnya
gejala makin lama semakin buruk proses pregresif berupa jam
sampai beberapa hari.
d. Stroke Lengkap
Gangguan neurologi maksimum sejak saat serangan dan sedikit
memperlihatkan perbaikan didahului TIA yang berulang dan stroke
inevaluatior. Bentuk kelainan sudah menetap, gangguan
neurologis sudah maksimal/berat sejak awal serangan.
C. Etiologi
- Trombosis
Trombosis merupakan penyebab utama dari stroke,
sering terjadi pada pembuluh darah yang mengalami
arterosktesosis.
- Emboli Serebral
Emboli yang terjadi berupa bekuan darah, lemak,
bakteri, tumor dan udara sehingga menyebabkan
sumbatan. Tempat disangkutnya/berhentinya embelus
umumnya di pembuluh darah kecil.
- Iskemia/TIA
Iskemia yang terjadi karena trombus atau ploqi
arteresklerosis yang terlepas sehingga menggangu
aliran darah atau menyumbat.
D. Faktor Risiko
1. Non Rovensible
-Usia
-Ras
-Kelurahan
-Jenis kelamin
2. Reversible
-Hipertensi
-Penyakit jantung
-DM
-Hiperlipidema
-Obesitas
-Kebiasaan kehidupan : diet, merokok, alkohol, dan
kurang aktivitas/olah raga.
F. Manifestasi Klinik
- Nyeri kepala yang sangat hebat menjalar ke lehar atau
wajah
- Kaku kuduk
- Penurunan kesadaran
- Mual, muntah
- Fatofania, terjadi karena perdarahan subarakhnoid akibat
pecahnya anearisis intraksanial
- Keusakan motorik, stroke menyebabkan kehilangan
kontrol velunder terhadap gerakan motorik
- Gangguan persepsi
- Aproksia, yaitu ketidakmampuan untuk melakukan
tindakan yang dipelajari sebelumnya
G. Komplikasi
- Hipoksia serebral
- Aliran darah serebral
- Emboli serebral
-Komplikasi lanjut

-H. Penatalaksanaan
a) Terapi Obat
Kelompok obat yang paling populer untuk stroke
- Anti Trombolik, Untuk mencegah pembentukan gumpalan
darah serebral dan menyebabkan stroke
- Anti trombolik → contoh clopidogel dan ticlopidin
-Antiroagulan → contoh : warparin dan heparin
b) Pembedahan
- By Pass EC/IC
- Endorterectomy carotid
- Blippine
-Teknik kumparan lepas

C) Therapy Alternatif
- Akupuntur
- Terapi pijat
- Aroma terapi
- Therapi musik, Meditasi, Yoga
- Therapi nutrisi
2.3. Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah Pada Sistem Saraf

1. Pengertian Panca Indera


Panca indra adalah organ – organ akhir yang
dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan
tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan
alat perantara yang membawa kesan rasa dari organ
indra menuju ke otak ketempat perasaan ini ditafsirkan.
Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan,
pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara. Ada
kesan yang timbul dari dalam antara lain, lapar, haus,
dan rasa sakit.
2. Fungsi Panca Indera Dan Penyakitnya
a. Mata (Penglihatan)
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali
perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang
disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk
otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga
tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.

Penyakit pada mata yaitu;


- Presbiopi
Presbiopi adalah penyakit mata karena proses penuaan,
disebut juga mata tua. Pada anak-anak, titik dekat mata
bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak umur 11
tahun.
- Hipermetropi
Hipermetropi atau mata jauh dapat terjadi pada anak-anak.
Hipermetropi disebabkan bola mata terlalu pendek
sehingga bayang-bayang jatuh di belakang retina.
Penderita hipermetropi ini tidak dapat melihat benda yang
dekat atau biasa disebut rabun dekat.
- Miopi
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan
oleh bola mata terlalu panjang sehingga bayang-bayang
dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan retina.
- Katarak
Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang
elastisitasnya lensa mata. Hal ini terjadi karena adanya
pengapuran pada lensa. Pada orang yang terkena katarak
pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.
b. Telingan (Indera Pendengaran)

Telinga merupakan sebuah organ yang mampu


mendeteksi/mengenal suara dan juga banyak berperan
dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Suara adalah
bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau
benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun
telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan
interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat.
Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf
yang menyambungkan telinga dan otak (nervus
vestibulokoklearis).
Kelainan Pada Telinga;
- Tuli
Tuli adalah ketidakmampuan telinga untuk
mendengarkan bunyi atau suara. Tuli dapat disebabkan
oleh adanya kerusakan pada gendang telinga,
tersumbatnya ruang telinga, atau rusaknya saraf
pendengaran.
- Congek
Congek adalah penyakit telinga yang biasanya disebabkan
oleh infeksi pada bagian telinga yang tersembunyi
di tengah-tengah. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri.
(swimmer's ear).
C. Kulit (Indera Peraba)
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor
khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.
Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke
daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada
di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang
sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat
epidermis. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian
dalam, misalnya otot dan tulang.
Kelainan Pada Kulit:
- Jerawat. mudah menyerang kulit wajah, leher,
punggung, dan dada. Penyakit ini timbul akibat
ketidakseimbangan hormon dan kulit yang kotor. Anak-anak
yang memasuki masa remaja serta orang-orang yang memiiki
jenis kulit berminyak sangat rentan terhadap jerawat.
- Panu. Panu disebabkan oleh jamur yang menempel di
kulit. Panu tampak sebagai bercak atau bulatan putih di
kulit dan disertai rasa gatal. Panu timbul karena penderita
tidak menjaga kebersihan kulit.
- Kadas. Kadas nampak di kulit sebagai bulatan putih
bersisik. Pada setiap bulatan terdapat garis tepi yang jelas
dengan kulit yang tidak terkena. Kadas juga menyebabkan
rasa gatal. Penyakit ini disebabkan oleh jamur.
- Skabies. Skabies disebut pula “seven-year itch”. Penyakit
tersebut disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil
(Sarvoptes scabies) dan dapat menular pada orang lain.
- Eksim. Eksim merupakan penyakit kulit yang akut atau
kronis. Penyakit tersebut menyebabkan kulit menjadi
kering, kemerah-merahan, gatal-gatal, dan bersisik.
D. Lidah (indera Pengecap)
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang
dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan
menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak
memiliki struktur tunas pengecap. Menggunakan lidah, kita dapat
membedakan bermacam-macam rasa. Lidah juga turut membantu
dalam tindakan bicara.
Kelainan pada lidah:
- Angiofibroma Juvenil, adalah tumor jinak pada hidung bagian
belakang atau tenggorokan bagian atas (nasofaring), yang
mengandung pembuluh darah. Tumor ini paling sering ditemukan
pada anak-anak laki yang sedang mengalami masa puber.
- Papiloma Juvenil, adalah tumor jinak pada kotak suara (laring).
Papiloma disebabkan oleh virus. Papiloma bisa ditemukan pada
anak usia 1 tahun. Papiloma bisa menyebabkan suara serak,
kadang cukup berat sehingga anak tidak dapat berbicara dan bisa
menyumbat saluran udara.
3.. Trend dan issue sistem sensory persepsi
❖Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa
dimana klien mengalami perubahan persepsi sensori,
seperti merasakan sensasi palsu berupa suara,
pengelihatan, pengecapan, perabaan, atau
penciuman(cook dan fontaine 1987).
❖Perubahan sensori; halusinasi merupakan suatu
keadaan dimana seseorang mengalami perubahan
pada pola stimulus yang mendekat ( yang diprakarsai
secara internal dan eksternal) disertai dengan suatu
pengurangan berlebih-lebiahan atau kelainan
berespons terhadap stimulus (towsend 1998).
jenis-jenis Halusinasi;
a. Halusinasi dengar : klien mendengar bunyi/ suara yang tidak
ada hubunganya dengan stimulus yang nyata/ lingkungan.
b. Halusinasi pengelihatan: klien melihat gambaran yang jelas/
samar terhadap adanya stimulus yang nyata dari lingkungan dan
orang lain tidak melihatnya.
c. Hulusinasi penciuman: klien mencium suatu bau yang muncul
dari sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata.
d. Halusinasi pengecapan; klien merasakan sesuatu yang tidak
nyata, biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak.
e. Halusinasi perabaan: klien merasakan sesuatu pada kulitnya
tanpa ada stimulus yang nyata
f. Halusinasi kinestik : klien merasa badannya bergerak dalam
suatu ruangan atau anggota badannya bergerak.
g. Halusinasi visceral : perasaan tertentu timbul dalam tubuhnya.
b. Etiologi
Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi pada
klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau keadaan
delirium, demensia dan kondisi yang berhubungan dengan
penggunaan alkohol dan substansi lainnya. Halusinasi adapat juga
terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan gangguan
metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek samping dari
berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti
inflamasi dan antibiotik, sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat
membuat terjadinya halusinasi sama seperti pemberian obat diatas.

c. Tanda dan gejala


Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering di dapatkan
duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu,
tersenyum atau bicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang
orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti sedang menikmati
sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri tentang halusinasi yang
di alaminya (apa yang di lihat, di dengar atau di rasakan).
Jenis terapi komplementer pada penyakit gangguan
sistem sensory persepsi
1. Guruh mata
Gurah Mata dilakukan dengan meneteskan ekstrak
herbal tertentu (sudah dikemas dalam botol praktis)
untuk membersihkan mata secara keseluruhan. Kotoran,
debu dan benda asing yang masuk ke mata akan keluar
melalui air mata secara alami. Lensa mata pun akan
dibersihkan sehingga menjadi bening kembali. Reaksi
gurah mata hanya berlangsung 3-6 menit, setelah itu
mata terasa sangat ringan dan pandangan terasa lebih
terang. Jika setiap hari digunakan, lensa mata yang
keruh akibat katarak pun bisa normal kembali dalam
beberapa hari atau beberapa minggu tergantung
seberapa parah katarak yang diderita pasien.
2. Terapi lilin telinga (ear candle)
Terapi dengan menggunakan lilin ini sangat bermanfaat
bagi kesehatan, khususnya pendengaran, dan bisa juga
menyembuhkan sejumlah penyakit. Dari sekitar 5.600
pasien yang datang sejak pertengahan 2004 sampai saat
ini, diketahui terapi telinga bisa menyembuhkan
penderita tuli, sekaligus mempertajam pendengaran,
vertigo (sakit kepala yang berputar-putar), migrain (sakit
kepala sebelah), mengatasi infeksi telinga tengah (otitis
media), penyakit telinga berupa nanah kuning kental
berbau busuk (congek), tinitus (telinga yang
berdengung), sinusitis (infeksi di rongga hidung), serta
insomnia (penyakit sulit tidur).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai