TENTANG
DISUSUN OLEH:
YUDHA PRAMA DIWANTO (20334133)
DOSEN PENGAMPU;
Ns. DEBBY SILVIA DEWI, S.Kep. M.Kep
2.1. ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL
2. Skeletal
Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas
tulang-tulang. Tubuh kita memiliki 206 tulang yang
membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang
belakang.
Fungsi sistem skeletal yaitu; Memproteksi organ internal dari
trauma mekanis, Membuka kerangka yang berfungsi untuk
menyanggah tubuh dan otot yang melekat pada tubuh.
3. Sendi
Persendian adalah hubungan antar dua tulang
sedemikian rupa, sehingga dimaksudkan untuk
memudahkan terjadinya gerakan.
a. Synarthrosis (suture)
Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat
digerakkan, strukturnya terdiri atas fibrosa. Contoh:
Hubungan antara tulang di tengkorak.
Synarthrosis (suture)
Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat
digerakkan, strukturnya terdiri atas fibrosa. Contoh:
Hubungan antara tulang di tengkorak.
b. Amphiarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat
digerakkan, strukturnya adalah kartilago. Contoh: Tulang
belakang.
c. Diarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan
pergerakan, yang terdiri dari struktur sinovial. Contoh:
sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi engsel (siku),
sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana
(jempol/ibu jari).
B. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
FRAKTUR
1. DEFINISI
Fraktur merupakan istilah hilangnya
kontinuitas tulang, baik bersifat total
maupun sebagian yang ditentukan
berdasarkan jenis dan luasnya. Fraktur
adalah patah tulang yang biasanya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Kekuatan dari tenaga tersebut, keadaan
tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di
sekitar tulang akan menentukan kondisi
fraktur tersebut.
2. Etiologi
Etiologi dari fraktur menurut Price dan Wilson (2015) ada 3
yaitu:
a. Cidera atau benturan
1). Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap
tulang sehingga tulang patah secara spontan. Pemukulan
biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan
pada kulit diatasnya.
2). Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung
berada jauh dari lokasi benturan, misalnya jatuh dengan
tangan berjulur dan menyebabkan fraktur klavikula.
3). Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang
mendadak dari otot yang kuat.
b. Fraktur patalogik
Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang
yang telah menjadi lemah oleh karena tumor, kanker
dan osteoporosis.
c. Fraktur beban
Fraktur beban atau fraktur kelelahan terjadi pada
orang- orang yang baru saja menambah tingkat
aktivitas mereka, seperti baru di terima dalam angkatan
bersenjata atau orang- orang yang baru mulai latihan
lari.
3. Manifestasi klinik
Manifestasi klinis fraktur manurut (Smelzter&Bare,2012);
a) Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai
fragmen tulangdi imobilisasi, spasme otot yang menyertai
fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang
untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
b) Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat
digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah
bukannya tetap rigid seperti normalnya, pergeseran
fragmen pada fraktur menyebabkan deformitas,
ekstermitas yang bias diketahui dengan membandingkan
dengan ekstermitas yang normal. Ekstermitas tak dapat
berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot
bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot.
c). Pada fraktur panjang terjadi pemendekan tulang
yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di
atas dan bawah tempatfraktur.
d) Saat ekstermitas di periksa dengan tangan, teraba
adanya derik tulang yang dinamakan krepitus yang
teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan
lainnya.
e). Pembengkakan dan perubahan warna local pada
kulit terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang
mengikuti fraktur. Tanda ini biasanya baru terjadi setelah
beberapa jam atau hari setelah cedera.
4. Patofisiologi
Ketika patah tulang, terjadi kerusakan di korteks,
pembuluh darah, sumsum tulang dan jaringan
lunak.Akibat dari hal tersebut terjadi perdarahan,
kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya.Keadaan ini
menimbulkan hematom pada kanal medul antara tepi
tulang bawah periostrium dengan jaringan tulang
yang mengatasi fraktur. Terjadinya respon inflamasi
akibat sirkulasi jaringan nekrotik ditandai dengan fase
vasodilatasi dari plasma dan leukosit, ketika terjadi
kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses
penyembuhan untuk memperbaiki cedera, tahap ini
menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang.
5. Komplikasi
a. Komplikasi Awal
Komplikasi awal setelah fraktur adalah kejadian syok,
yang berakibat fatal hanya dalam beberapa jam
setelah kejadian,kemudian emboli lemak yang dapat
terjadi dalam 48 jam, serta sindrom kompartmen yang
berakibat kehilangan fungsi ekstremitas secara
permanen jika terlambat ditangani.
b. Komplikasi Lambat
Komplikasi lambat dalam kasus fraktur adalah
penyatuan tulang yang mengalami patah terlambat,
bahkan tidak ada penyatuan. Halini terjadi jika
penymbuhan tidak terjadi dalam dengan waktu
normal untuk jenis dan fraktur tertentu. Penyatuan
tulang yang terlambat atau lebih lama dari perkiraan
berhubungan dengan adanya proses infeksi sistemik
dan tarikan jauh pada fragmen tulang. Sedangkan
tidak terjadinya penyatuan diakibatkan karena
kegagalan penyatuan pada ujung-ujung tulang yang
mengalami patahan.
6. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan fraktur meliputi (Nurarif, 2015) :
a. Reduksi Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang pada
kesejajarannya dan rotasi anatomis. Reduksi tertutup, mengembalikan
fragmen tulang ke posisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan)
dengan manipulasi dan traksi manual. Alat-alat yang digunakan
biasanya traksi, bidai dan alat yang lainnya. Reduksi terbuka, dengan
pendekatan bedah. Alat fiksasi interna dalam bentuk pen, kawat,
sekrup, plat dan paku.
b. Imobilisasi
Imobilisasi dapat dilakukan dengan metode eksterna dan interna.
Mempertahankan dan mengembalikan fungsi status neurovaskuler
selalu dipantau meliputi peredaran darah, nyeri, perabaan dan gerakan.
Perkiraan waktu imobilisasi yang dibutuhkan untuk penyatuan tulang
yang mengalami fraktur adalah sekitar 3 bulan
c. Cara Pembedahan yaitu pemasangan screw dan plate atau dikenal
dengan pen merupakan salah satu bentuk reduksi dan imobilisasi yang
dikenal dengan Open Reduction and Internal Fixation (ORIF).
7. Diagnosa yang aklan muncul
a. Nyeri akut b.d agen injuri fisik, spasme otot, gerakan
frakmen tulang, edema, cedera jaringan lunak,
pemasangan traksi.
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan
suplai darah kejaringan.
c. Kerusakan integritas kulit b.d fraktur terbuka,
pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup).
d. Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan rangka
neuromuscular, nyeri, terapi restriktif (imobilisasi).
f. Resiko infeksi b.d trauma, imunitas tubuh primer
menurun, prosedur invasif (pemasangan traksi).
g. Resiko syok (hipovolemik) b.d kehilangan volume
darah akibat trauma (fraktur).
C. Trend dan Issue keperawatan pada sistem
muskuloskeletal
❖ Postur kerja dengan keluhan musculoskeletal
disorders pada pekerja manual HANDLING bagian
ROLLING MILL
Dalam proses produksi, banyak kegiatan yang
menggunakan tenaga manusia, misalnya dalam
proses pengolahan bahan, pengepakan dan
pengangkutan hasil produksi secara manual atau
manual handling. Hal tersebut apabila tidak
dilakukan dengan cara yang benar, maka akan
mengakibatkan gangguan pada system otot,
tulang, tendon, dan syaraf disebut dengan
musculoskeletal disorders. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui keeratan hubungan antara
postur kerja dengan kejadian keluhan
musculoskeletal disorders.
Postur pekerja diukur menggunakan
metode penilaian REBA, serta kejadian
keluhan musculoskeletal disorders (MSDs)
diukur melalui pengisian lembar Nordic
Body Map (NBM). Data dianalisis
menggunakan uji korelasi spearman.
Hasil penelitian ini yaitu sebanyak 73,34%
(11 orang) postur kerja pekerja dengan
kategori sangat tinggi, 73,34% (11 orang)
pekerja mengalami keluhan MSDs dengan
kategori sedang. Nilai koefi sien korelasi
spearman sebesar 0,770 yang artinya ada
hubungan yang sangat kuat antara postur
kerja dengan keluhan MSDs.a
2.2. ASUHAN KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH PADA SISTEM
PERSARAFAN
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi atau
pengatur tubuh sebagai penghantar rangsangan
(impuls) saraf ke susunan saraf pusat, kemudian di
proses dan memberikan tanggapan terhadap impuls
tersebut. Sistemsarafmenjadi salah satu bagian dalam
sistem koordiansi yang mengatur aktivitas tubuh
melalui rangsangan listrik yang terdiri atas tiga
komponen, yaitu sel saraf pusat (neuron), sistem saraf
pusat serta sistem saraf tepi.
“
Adapun definisi sistem saraf menurut parah ahli,
antara lain;
•Bahrudiin (2013)
Sistem saraf merupakan salah satu bagian
terkecil dari organ dalamtubuh, sekaligus bagian
yang paling kompleks. Susunan saraf manusia
mempunyai arus informasi yang kecepatan
pemprosesan yang tinggi dan tergantung pada
aktivitas listrik (impuls saraf).
•University of Michigan Medical School
Sistem saraf merupakan sebendel serat
berbentuk silinder yang dimulai di otak dan dan
bercabang kesetiap bagian lain dari tubuh.
A. Anatomi dan sistem saraf
Secara garis besar, terdapat tiga bagian
pada sistem saraf pusat manusia. Ketiga
bagian tersebut adalah:
1). Otak
Otak terbagi kedalam beberapa bagian
dengan fungsinya masing-masing. Secara
umum, bagian otak terdiri dari otak besar,
otak kecil, batang otak, serta bagian
bagian otak lainnya. Bagian-bagian ini
dilindungi oleh tengkorak dan selaput otak
(meninges) dan dikelilingi oleh cairan
serebrospinal untuk menghindari terjadinya
cedera otak.
B. Sumsum Tulang Belakang
Sama dengan otak, sumsum tulang
belakang juga merupakan bagian dari
susunan saraf pusat. Sumsum tulang
belakang langsung terhubung keotak
melalui batang otak dan kemudian mengalir
sepanjang ruas tulang belakang.
Saraf tulang belakang berperan dalam
aktivitas sehari-hari dengan mengirimkan
sinyal dari otak kebagian lain dari tubuh dan
memerintahkan otot untuk bergerak.
Selainitu, sumsum tulang belakang juga
menerima masukan sensorik dari tubuh,
memprosesnya, dan mengirimkan informasi
tersebut keotak.
C. Sel Saraf Atau Neuron
Bagian tang tak kalah penting dari anatomi
sistem saraf adalah sel saraf itu sendiri
atau disebut neuron. Fungsi sel saraf atau
neuron adalah menghantarkan implus
saraf. Berdasarkan fungsinya, neuron
terbagi kedalam tiga jenis, yaitu neuron
sensorik yang membawa pesan kesaraf
pusat, neuron motorik yang membawa
pesan dari saraf pusat, serta interneuron
yang menghantarkan pesan di antara
neuron sensorik dan motorik di saraf pusat.
1. Asuhan Keperawatan Dengan Stroke
A. Definisi
- Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah
kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh terhentinya
suplay darah kebagian otak, sering ini adalah kulminasi
penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun
(Brunner and Suddarth,spenalis),
- Stroke dapat didefinisikan sebagai defisit neurologi
yang mempunayi awitan mendadak dan berlangsung 24
jam sebagai akibat dari CVA (Corofk Medula Hudok.
1996),
B. Jenis-jenis Stroke
1) Menurut Etiologinya
a. Stroke Hemoragik
Stroke yang terjadi karena pendarahan subarakhnoid yang
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada
daerah tertentu. Biasanya terjadi saat melakukan aktivitas
atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat
(pendarahan intraserebral, pecahnya aneunisme dan tomur
otak yang mengalami pendarahan).
b. Stroke Non Hemoragik
Stroke ini biasanya dapat berupa iskenik, trombosis dan
emboli serebral, biasanya terjadi pada saat setelah lama
beraktivitas, baru bangun tidur atau dipagi hari. Tidak terjadi
askemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat
timbul edema sekunder, kesadaran pasien umumnya baik.
2). Sroke menurut perjalanan penyakitnya
a. TIA (Transient Ischemic Attoks)
Merupakan gangguan neurologik fokal yang timbul secara tiba-
tiba dan menghilang dalam beberapa detik sampai beberapan jam.
Gejala hilang < 24 jam
b. RIND (Reversible Iskemic Neurologik Defisit)
Terjadi lebih lama dari TIA, gejala hilang < 24 jam tapi tidak lebih
dari 1 minggu.
c. Progesif Stroke Inevaluation
Perkembangan stroke perlahan-lahan sampai akut munculnya
gejala makin lama semakin buruk proses pregresif berupa jam
sampai beberapa hari.
d. Stroke Lengkap
Gangguan neurologi maksimum sejak saat serangan dan sedikit
memperlihatkan perbaikan didahului TIA yang berulang dan stroke
inevaluatior. Bentuk kelainan sudah menetap, gangguan
neurologis sudah maksimal/berat sejak awal serangan.
C. Etiologi
- Trombosis
Trombosis merupakan penyebab utama dari stroke,
sering terjadi pada pembuluh darah yang mengalami
arterosktesosis.
- Emboli Serebral
Emboli yang terjadi berupa bekuan darah, lemak,
bakteri, tumor dan udara sehingga menyebabkan
sumbatan. Tempat disangkutnya/berhentinya embelus
umumnya di pembuluh darah kecil.
- Iskemia/TIA
Iskemia yang terjadi karena trombus atau ploqi
arteresklerosis yang terlepas sehingga menggangu
aliran darah atau menyumbat.
D. Faktor Risiko
1. Non Rovensible
-Usia
-Ras
-Kelurahan
-Jenis kelamin
2. Reversible
-Hipertensi
-Penyakit jantung
-DM
-Hiperlipidema
-Obesitas
-Kebiasaan kehidupan : diet, merokok, alkohol, dan
kurang aktivitas/olah raga.
F. Manifestasi Klinik
- Nyeri kepala yang sangat hebat menjalar ke lehar atau
wajah
- Kaku kuduk
- Penurunan kesadaran
- Mual, muntah
- Fatofania, terjadi karena perdarahan subarakhnoid akibat
pecahnya anearisis intraksanial
- Keusakan motorik, stroke menyebabkan kehilangan
kontrol velunder terhadap gerakan motorik
- Gangguan persepsi
- Aproksia, yaitu ketidakmampuan untuk melakukan
tindakan yang dipelajari sebelumnya
G. Komplikasi
- Hipoksia serebral
- Aliran darah serebral
- Emboli serebral
-Komplikasi lanjut
-H. Penatalaksanaan
a) Terapi Obat
Kelompok obat yang paling populer untuk stroke
- Anti Trombolik, Untuk mencegah pembentukan gumpalan
darah serebral dan menyebabkan stroke
- Anti trombolik → contoh clopidogel dan ticlopidin
-Antiroagulan → contoh : warparin dan heparin
b) Pembedahan
- By Pass EC/IC
- Endorterectomy carotid
- Blippine
-Teknik kumparan lepas
C) Therapy Alternatif
- Akupuntur
- Terapi pijat
- Aroma terapi
- Therapi musik, Meditasi, Yoga
- Therapi nutrisi
2.3. Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah Pada Sistem Saraf