0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan dari karya tulis ilmiah mengenai asuhan keperawatan pada klien lansia yang mengalami stroke dengan defisit perawatan diri. Ringkasannya adalah bahwa stroke dapat menyebabkan gangguan motorik dan menurunkan kemampuan perawatan diri. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien tersebut dengan melakukan pengkajian, diagnosis, rencan
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan dari karya tulis ilmiah mengenai asuhan keperawatan pada klien lansia yang mengalami stroke dengan defisit perawatan diri. Ringkasannya adalah bahwa stroke dapat menyebabkan gangguan motorik dan menurunkan kemampuan perawatan diri. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien tersebut dengan melakukan pengkajian, diagnosis, rencan
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan dari karya tulis ilmiah mengenai asuhan keperawatan pada klien lansia yang mengalami stroke dengan defisit perawatan diri. Ringkasannya adalah bahwa stroke dapat menyebabkan gangguan motorik dan menurunkan kemampuan perawatan diri. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien tersebut dengan melakukan pengkajian, diagnosis, rencan
“ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA KLIEN CVA DENGAN DEFISIT
PERAWATAN DIRI” DI WILAYAH DESA GEDANGAN KABUPATEN MALANG
Oleh :
Dwi Winarsih (1910011)
PRODI STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA III
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG 2021 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stroke adalah syndrome klinis yang menyebabkan aliran darah ke otak terganggu sehingga terjadi kekurangan darah ke jaringan atau organ tubuh karena permasalahan pada pembuluh darah (iskemia) yang berakibat kurangnya aliran glukosa, oksigen dan bahan makanan lainnya ke sel otak sehingga dapat menyebabkan kematian, kecacatan fisik,dan mental bagi usia produktif maupun lansia (Bahrudin 2013). Pada penelitian sebelumnya stroke dapat terjadi ketika aliran darah pada tempat tertentu di otak terganggu, sehingga suplai oksigen juga terganggu dan menyebabkan kematian jaringan pada otak manusia. Daerah yang kekurangan oksigen menjadi rusak dan menimbulkan gejala defisit neurologis. Gangguan motorik yang terjadi dapat berupa hemipelgi atau hemiparesis yang dapat mempengaruhi aktifitas penderita. Hal ini dapat menurunkan kemampuan aktifitas fungsional, fokal maupun global dalam memenuhi kebutuhan sehari hari seperti perawatan diri sehingga muncul masalah keperawatan defisit perawatan diri (Mukhlasin, 2018). defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri (Fitria (2012). Banyak dampak kesehatan yang terjadi pada pasien stroke dengan defisit perawatan diri seperti gangguan fisik maupun psikis. Gangguan fisik yang terjadi pada penderita stroke yaitu integrasi kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku, dan salah satu faktor integrasi kulit yaitu kurang di lakukan perawatan diri dan kurangnya pergerakan pada penderita stroke yang kurang bergerak, sedangakan dampak psikososial yang terjadi pada penderita stroke seperti gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interkasi sosial (Widiari, 2019). Stroke merupakan masalah kesehatan yang menduduki peringkat ketiga didunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker baik dinegara maju maupun negara berkembang (American Heart Association, 2014). Menurut data Riskesdes, 2010 bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia dengan prevalensi yaitu 8,3 per 1000 penduduk. Bila tidak dilakukan upaya penanggulangan atau pencegahan stroke maka tahun 2021 diprediksi akan lebih meningkat yaitu 2 kali lipat. Menurut WHO (2015) kasus stroke diseluruh dunia di perkirakan mencapai 50 juta jiwa dan 9 juta jiwa diantarannya menderita kecacatan berat yang lebih memprihatinkan lagi 10 % diantaranya terserang stroke mengalami kematian. Kejadian stroke terus meningkat setiap tahunnya dikarenakan oleh beberapa factor dan ratarata mengalami defisist perawatan diri yang di sebabkan oleh gangguan neuromuskuler. Berdasarkan penelitian menemukan sekitar 65,5% penderita stroke mengalami ketergantungan dan membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan aktivitas kehidupannya sehari-hari (AKS). Semakin lanjut usia, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik sehinggga mengakibatkan timbulnya gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan sehari-harinya yang berakibat meningkatnya ketergantungan terhadap bantuan orang lain. Defisit perawatan diri merupakan ketidakmampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri. Penyebab dari defisit perawatan diri yaitu: gangguan musculoskeletal, gangguan neuromuskular, kelemahan, gangguan psikologis dan atau psikotik, penurunan motivasi atau minat. Kondisi klinis terkait defisit perawatan diri yaitu stroke, cedera medulla spinalis, depresi, arthritis rheumatoid, retardasi mental, delirium, demensia, gangguan amnestic, skizofrenia dan gangguan psikotik lain, fungsi penilaian terganggu (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). (Widiari, 2019). Peran perawat dalam merawat klien dengan diagnosa stroke adalah membantu memenuhi kebutuhan klien selama perawatan, dari segi kebutuhan perawatan diri seperti mandi, berpakaian/berhias, makan, toileting di rumah sakit dan selama klien menderita penyakit tersebut. Perawat dapat melibatkan keluarga klien dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri seperti mandi, berpakaian/berhias, makan, toileting agar membantu proses penyembuhan klien dengan cepat. Keberhasilan tindakan di pengaruhi oleh intervensi mandiri yang dapat dilakukan adalah dengan Promosi Terapi Fisik. Terapi fisik dilakukan untuk mengembalikan fungsi fisik dan mencegah terjadinya komplikasi, seperti kelumpuhan, kontraktur, atropi dan kehilangan tonus otot. Promosi fisik ini sangat penting untuk memfasilitasi aktivitas fisik reguler untuk mempertahankan atau meningkatkan ke tingkat kebugaran dan kesehatan yang lebih tinggi. Di samping itu pasien juga akan merasakan adanya kemandirian dalam perawatan dirinya. (Tarwoto, 2013). Terapi fisik atau fisioterapi dapat memengaruhi seseorang untuk mencapai kekuatan otot ekstremitas dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Asuhan Keperawatan pada Lansia Stroke dengan Defisit Perawatan Diri” 1.2. Batasan Masalah Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan pada Klien Lansia yang mengalami Stroke dengan Defisit Perawatan Diri 1.3. Rumusan Masalah Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Klien Lansia yang mengalami Stroke dengan Defisit Perawatan Diri ? 1.4. Tujuan 1.4.1 Tujuan Umum Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Klien Lansia yang mengalami Stroke dengan Defisit Perawatan Diri 1.4.2. Tujuan Khusus a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien lansia yang mengalami Stroke dengan Defisit Perawatan Diri b. Merumuskan diagnosis keperawatan pada klien lansia yang mengalami Stroke dengan Defisit Perawatan Diri c. Melakukan rencana keperawatan pada klien lansia yang mengalami Stroke dengan Defisit Perawatan Diri d. Melakukan tindakan keperawatan pada klien lansia yang mengalami Stroke dengan Defisit Perawatan Diri e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien lansia yang mengalami Stroke dengan Defisit Perawatan Dir 1.5. Manfaat a) Manfaat Teoritis Untuk mengembangkan ilmu keperawatan berkaitan dengan Asuhan Keperawatan pada Klien Lansia yang mengalami Stroke dengan Defisit Perawatan Diri b) Manfaat Praktis a. Bagi perawat Diharapkan studi kasus ini bisa menambah pengetahuan dan ketrampilan serta mengembangkan mutu dan kualitas pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia stroke dengan defisit perawatan diri b. Bagi Peneliti Diharapkan studi kasus ini dapat membuka wawasan baru bagi peneliti mengenai asuhan keperawatan pada lansia stroke dengan defisit perawatan diri c. Bagi penelitian berikutnya Diharapkan dapat di gunakan sebagai masukan dalam proses belajar-mengajar dan mengembangkan ilmu tentang Asuhan Keperawatan pada Klien Lansia yang mengalami Stroke dengan Defisit Perawatan Diri d. Bagi klien dan keluarga Diharapkan studi kasus ini memberikan manfaat untuk pemberian tindakan keperawatan pada klien maupun keluarga serta dapat meningkatkan pengetahuan dan peran serta keluarga untuk merawat lansia stroke khususnya dalam defisit perawatan diri.