Anda di halaman 1dari 12

Banyak orang beranggapan bahwa organisasi akan menjadi penghambat

kuliah. Banyak pula orang yang beranggapan bahwa organisasi juga tak
kalah pentingnya daripada kuliah. Organisasi dan kuliah adalah dua hal
yang penting bagi mahasiswa.
Pengetahuan yang didapat di bangku kuliah sangat terbatas. Karenanya,
dengan mengikuti organisasi mampu mendapatkan ilmu yang tidak
didapatkan di bangku kuliah. Sementara kuliah adalah tempat untuk
menimba ilmu, mengetahui banyak teori-teori, serta menjadi ruang untuk
memperoleh IPK tinggi.
Berikut ini beberapa tips menyeleraskan antara organisasi dan kuliah.
1. Manajemen waktu yang baik
Biasakan membuat perencanaan waktu. Jika kamu aktivis, buat timeline
atau semacam daftar harian kamu yang terangkum jadi satu dalam buku
agenda harian kamu. Biasakanlah untuk membuat perencanaan dari
kegiatan yang akan kamu lakukan. Tulis semua kegiatan dalam bentuk
jadwal maupun timeline dari bangun tidur hingga kita kembali ketempat
tidur.
Bagi seorang mahasiswa, banyak dari kita yang masih terkendala dalam
membagi aktifitas akademik dengan organisasi. Hal inilah yang
menyebabkan tidak sedikit dari kita yang boleh jadi sukses di organisasi
namun jatuh nilai akademisnya atau pun sebaliknya.
2. Prioritas
Mahasiswa yang sukses dalam kuliah maupun organisasi pasti mempunyai
prioritas yang harus diutamakan terlebih dahulu. Dahulukan tugas kuliah
kamu yang penting dan mendesak, seperti tugas mata kuliah yang akan
kamu tempuh esok harinya. Buat perencanaaan mana saja yang harus
kamu lakukan saat ini, dan mana saja yang bisa kamu tunda.
3. Komunikasi efektif
Komunikasi yang baik adalah kunci kesuksesan kamu menangani masalah
antara kuliah atau organisasi. Jika kamu ingin menyampaikan sesuatu
yang mendesak, tapi tidak mampu mengkomunikasikannya dengan baik,
maka kamu akan gagal sebagai pribadi yang baik di mata orang lain.
4. Jangan menunda pekerjaan
Kebiasaaan mahasiswa, suka mengerjakan tugas pada saat menjelang
deadline. Ini merupakan suatu kebiasaan yang buruk bagi pribadi kamu.
Efeknya mungkin tidak akan terasa pada saat ini, melainkan pada masa
depan kamu.  Jadi sebaiknya jika kamu bisa mengerjakan suatu pekerjaan,
jangan biasakan untuk menundanya.
5. Berikan batasan waktu
Akan ada saatnya di mana kamu menjalani sebagai mahasiswa tingkat
akhir. Inilah saatnya kamu harus mengorbankan organisasi yang kamu
ikuti. Jika kamu ingin lulus tepat waktu dan membuat orang tuamu bangga,
pada tingkat akhir ini kamu fokus pada skripsi yang akan kamu selesaikan.
Dan tiba masa dimana kamu akan memilih, karena hidup adalah pilihan.
Saat penting seperti itulah, kamu bisa sementara waktu untuk fokus pada
satu tempat tapi bukan berarti meninggalkan hal penting lainnya seperti
organisasi.
6. Totalitas diri
Dalam kuliah maupun organisasi, kamu harus memiliki totalitas diri yang
baik. Jika kamu di organisasi, pada saat itu juga totalitaskan diri kamu.
Begitu juga dengan kuliah. Pandai-pandailah memposisikan totalitas diri
kamu disaat kuliah ataupun berorganisasi. Jika kamu berada di organisai
tersebut, totalitaskan diri kamu pada kegiatan tersebut. Sebaliknya, saat
kuliah totalitas dan fokuskan diri kamu pada kuliah.
Itulah beberapa tips menyelaraskan antara kuliah dan organisasi. Intinya
kuliah dan organisasi Adalah dua hal yang tak terpisahkan dari sisi
mahasiswa. Masing-masing mahasiswa memiliki hak untuk mengikuti suatu
organisasi ataupun tidak. Kuliah tanpa organisasi bagai kerupuk yang jika
dimakan hanya mendapat anginnya saja. Mahasiswa hanya belajar teori di
dalam kelas tanpa mampu mengaplikasikannya di dalam masyarakat.
Begitu juga organisasi, jika tanpa teori tak akan sempurna. Terlalu
mengutamakan organisasi hingga melalaikan kuliah bagai pohon yang
tidak berdaun. Kamu bisa bersosialisasi dengan siapapun, tapi tidak
memiliki basic pendidikan yang terarah. Jadi pandailah membuat dirimu
baik di kuliah tetapi tak hancur di organisasi.
Nur Isna (Mag)

Sukses Kuliah dan Organisasi, Ini


Tips Mawapres UNS
UNS – Masih banyak mahasiswa yang menganggap bahwa mereka harus fokus dengan
kegiatan akademik saja dan membatasi diri mereka dari mengambil kesempatan lain di
luar bidang akademik. Salah satu alasan yang kerap dipakai adalah rasa takut jika nanti
akan kewalahan menghadapi kesibukan dan berujung melupakan kewajiban akademik.
Bagi Aditya Very Cleverina, mahasiswi program studi Hubungan Internasional angkatan
2013 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret (FISIP UNS),
stigma ini tidak sepenuhnya benar.
“Jika seseorang memang ingin 100% fokus dengan akademik itu adalah haknya. Meski
begitu, saya percaya kita tidak wajib memilih salah satu saja, kita bisa tetap berprestasi
di bidang akademik dan non-akademik karena sesungguhnya kedua bidang itu bisa
melengkapi satu sama lain,” jelas gadis yang kerap disapa Very ini.
Very sendiri telah menorehkan banyak prestasi sejak di bangku SMA seperti menjadi
siswi pertukaran pelajar ke Amerika selama satu tahun dan memenangkan gelar Mbak
Kudus 2012. Memasuki bangku perkuliahan, dara berusia 22 tahun ini terus aktif
berprestasi sejak semester awal dari memenangkan lomba debat dan karya tulis,
menjabat posisi kepemimpinan di organisasi sebagai Presiden AIESEC periode
2015/2016, dan menjadi penerima beasiswa Beswan Djarum.
Prestasi-prestasi non-akademik tersebut tidak menghalangi Very mendapatkan indeks
prestasi Cumlaude di setiap semester. Hebatnya, gadis yang juga kerap menjadi
pembawa acara di berbagai kegiatan ini mengaku tidak pernah keteteran menjalankan
aktivitasnya yang padat.
Kunci untuk tidak keteteran itu adalah menggunakan strategi dalam menyusun
kesibukan. Misal, jika kita sudah tahu mata kuliah semester ini berat, maka kegiatan
non-akademik harus dikurangi dan lebih selektif. Begitu juga sebaliknya, jika satu
semester beban kuliah dirasa ringan, kita bisa mengambil lebih banyak kegiatan di luar
kuliah,” papar Very yang dengan senang hati membagi rahasianya untuk selalu aktif dan
produktif.
Mawapres Utama 3 UNS ini juga menerangkan meskipun ia banyak mengikuti kegiatan
non-akademik, kuliah tetap menjadi prioritas utamanya sebagai mahasiswa. Sebagai
seorang mahasiswi Hubungan Internasional, gadis yang kerap diundang sebagai
pembicara ini memilih bergabung di AIESEC sebagai salah satu organisasi dengan
jaringan internasional di UNS dan juga menekuni debat sebagai sarana melatih bahasa
Inggris.
“Usahakan kegiatan akademik dan non-akademik adalah hal yang kamu sukai agar dua-
duanya bisa saling melengkapi dan mengembangkan diri kamu menjadi pribadi yang
lebih baik,” pesan Very. (Savira Qurrota Aini/Dty)

Gantungkan Harapanmu Hanya Kepada Allah


Banyak yang belum mengetahui bahwa ternyata harapan kepada sesuatu termasuk
ibadah. Bagaimana bisa demikian ? dan dari sisi mana harapan ini masuk dalam
jenis ibadah ? Mari kita lihat penjelasan ringkasnya.

Ibadah Berharap “‫”اَل َّر َجا ُء‬


Kalimat “‫ ”اَل َّر َجا ُء‬bermakna sangat menginginkan atau mengharap terwujudnya
sesuatu yang dicintai. Roja atau harapan ini mengandung makna merendahkan diri
dan tunduk. Sehingga roja tidak boleh dilakukan kecuali kepada Allah ta’ala.
Berharap yang padanya ada ketundukkan dan merendahkan diri (karena dia sangat
berharap) kepada selain Allah adalah perbuatan syirik. Walaupun pada temaptnya
berharap tadi Allah telah jadikan sebab-sebab ia mendapatkan harapannya. Karena
sebab-sebab terwujudnya harapan tidak akan mampu mewujudkan harapan pada
dirinya sendiri, namun ia butuh sesuatu yang lain yang bisa membantunya. Dan
segala yang menghalangi terwujudnya harapan tidak boleh ada atau hilang. Dan
semua itu (hilangnya semua penghalang terwujudnya harapan) tidak akan terjadi
kecuali dengan kehendak Allah” [Majmu’ al fatawa Ibnu Taimiyah: 10/256]
Apa yang disebutkan oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah akan
nampak jelas dengan contoh harapan yang disebutkan di dalam al Qur’an.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

 
َ ‫ان يَرْ جُو لِقَا َء َربِّ ِه فَ ْليَ ْع َملْ َع َمال‬
‫صالِحًا َوال‬ َ ‫فَ َم ْن َك‬ 
 ‫يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِه َأ َح ًدا‬
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb nya, maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun
dalam beribadah kepada Rabb nya” [QS. Al Kahfi: 110]
Ayat ini menerangkan bahwa untuk mendapatkan sebuah harapan yaitu bertemu
dengan Allah, maka seseorang harus menempuh sebab. Dan sebab seorang bertemu
dengan Allah adalah ketika ia mampu masuk ke dalam syurga. Dan untuk masuk
ke dalam syurga seseorang harus beramal shalih. Namun apa ini cukup ?

Ternyata belum kawan. Kenapa ? karena masih ada penghalang masuk syurga yang
harus kita singkirkan. Yaitu perbuatan syirik atau menduakan Allah subhanahu
wata’ala. Orang yang menduakan Allah akan terhalang masuk ke dalam syurga.
Allah ta’ala berfirman,

‫ِإنَّهُ َم ْن يُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ فَقَ ْد َح َّر َم هَّللا ُ َعلَ ْي ِه ْال َجنَّةَ َو َمْأ َواهُ النَّا ُر‬
‫ار‬
ٍ ‫ص‬ َ ‫ين ِم ْن َأ ْن‬ َ ‫َو َما لِلظَّالِ ِم‬
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka Allah akan mengharamkan surge baginya, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang dzalim seorang penolong pun” [QS. Al Maidah:
72]
Jadi orang ingin melihat Allah pada hari kiamat, maka dia harus beramal shalih
dan meninggalkan kesyirikan yang merupakan penghalang seseorang masuk ke
dalam syurga serta penghalang untuk melihat Allah subhanahu wata’ala.
Dan ini berkaitan dengan kehendak Allah. Jika Allah menghendaki dan membantu
kita, maka kita dimudahkan meraih apa yang kita harapkan. Namun jika tidak,
maka harapan tinggal harapan. Sehigga ketika seseorang mengharap sesuatu dari
orang lain, hendaklah ia hanya melihat orang lain itu sebagai sebab, dan dia
menggatungkan harapannya hanya kepada Allah yang menentukan siapa yang
berhak meraih harapannya dan siapa yang diharamkan dari mencapai harapan.

Nggak Cukup Hanya Berharap

Ayat ini juga mengisyaratkan kepada kita bagaimana sebuah harapan harus
dikawal dengan adanya usaha. Yah…usaha untuk meraih harapan. Harapan ketemu
Allah ddan ushanya adalah beramal shalih dan meninggalkan kesyirikan yang
menghalangi harapan.
Orang yang menyadarkan harapannya kepada selain Allah dan menyakini bahwa
yang selain Allah akan mampu mewujudkan harapannya tanpa bantuan Allah,
maka orang tersebut telah berbuat kesyirikan dalam ibadah roja atau berharap.
Maka berharaplah hanya kepada Allah. Wallahu a’lam

Kenali Cara Allah SWT Mewujudkan


Harapan Kita
Oleh: Lidus Yardi

HIDUP manusia bisa diibaratkan sebatang rokok. Api rokok adalah


semangat yang membutuhkan waktu untuk membakar batang rokok. Abu
rokok adalah kegagalan yang jatuh ke bawah dalam upaya mengeluarkan
asap rokok yang membumbung tinggi ibarat sebuah cita-cita. Begitulah
manusia hidup, butuh waktu, punya semangat, dan kadangkala mengalami
kegagalan dalam menggapai cita-citanya. Tidak ada kesuksesan hidup yang
digapai secara instan.

Untuk menggapai cita-cita, tujuan, atau harapan dalam hidupnya manusia


senantiasa berusaha (ikhtiar). Agar usahanya terasa maksimal, dibuatlah
berbagai program, target, atau langkah-langkah yang ditempuh. Namun
kenyataan hidup mengajarkan, apa yang dilakukan kadangkala tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Usaha tidak sebanding dengan hasil yang
diinginkan. Rencana dan target kehidupan, hasilnya jauh diluar perkiraan.
Inilah yang kita sebut dengan satu kata: kegagalan!

Memaknai Kegagalan

Kegagalan adalah bukti bahwa manusia memiliki keterbatasan dan


kelemahan. Manusia hanya wajib berusaha tetapi tidak wajib untuk berhasil.
Manusia boleh berencana, namun garis (takdir) kehidupan telah punya
rencananya sendiri. Di sini, kegagalan dalam hidup mengajarkan satu hal
kepada kita, bahwa kita manusia adalah makhluk yang jauh dari
kesempurnaan. Yang sempurna hanyalah pemilik diri dan jiwa manusia,
dialah Allah SWT.
Di saat kegagalan sebagai akhir dari usaha yang didapatkan, suasana yang
menyelimuti diri adalah resah, kecewa, bahkan putus asa. Kondisi saat itu
memerlukan tempat kita bersandar, nasihat yang memotivasi, dan kekuatan
untuk bangkit kembali. Sehingga harapan-harapan baru muncul sebagai
pemantik potensi yang kembali melahirkan aksi. Disinilah rekonstruksi visi
sangat penting sekali. Visi hidup, terutama sebagai Muslim sejati, tidak
terbatas di dunia ini tapi jauh menembus kehidupan ukhrawi.

Jika keyakinan adanya kehidupan lain setelah kehidupan di dunia ini


terpatri, sungguh tidak akan ada ruang bagi kita untuk berhenti berharap
atau berputus asa. Karena pergantian waktu senantisa memberi nasihat,
bahwa harapan masih ada jika nafas dan kesadaran masih ada. Berhenti
berharap, larut dalam alunan keputus-asaan, adalah sebuah dosa dan
bentuk mentalitas kekufuran (QS. Yusuf: 87).

Padahal janji Allah SWT terhadap insan yang senantiasa menjaga harapan
telah dinyatakan. Allah SWT berfirman:

“Berharaplah kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan harapanmu sekalian.”


(QS. Almukmin: 60). Allah SWT akan mengabulkan harapan bagi siapa saja
yang berharap hanya kepada-Nya (QS. Al Baqarah: 186).

Cara Allah SWT mewujudkan harapan

Persoalannya, yang sering alfa dalam pengetahuan sebagian orang adalah,


bagaimana Allah SWT memperkenan atau mewujudkan harapan-harapan
itu? Pemahaman terhadap jawaban pertanyaan ini penting, agar terhindar
dari prasangka buruk (su’uzzhan) terhadap diri apatah lagi terhadap Allah
SWT.

Dalam hadits riwayat Ahmad dan al-Hakim dari Abu Sa’id dijelaskan oleh
Rasulullah SAW tiga cara Allah SWT mengabulkan setiap harapan atau do’a
hamba-Nya. Dengan catatan, seorang hamba tersebut tidak memutuskan
hubungan silaturrahim dan melakukan dosa besar. Cara Allah SWT
mengabulkan harapan (do’a) tersebut adalah:

Pertama, harapan itu langsung dikabulkan atau dalam waktu yang tidak
berapa lama.
Di antara golongan manusia yang mendapat prioritas cepatnya terkabul
harapannya, sesuai dengan beberapa penjelasan hadits Rasulullah SAW
yaitu orangtua, orang yang teraniaya, pemimpin yang adil, juga harapan
kebaikan dari seseorang kepada orang lain yang jauh dari dirinya.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seorang Muslim mendo’akan
saudaranya yang tidak berada dihadapannya, melainkan malaikat akan
berkata: ‘Dan engkau juga mendapatkan yang seperti itu.” (HR. Muslim).

Kedua, harapan itu ditunda di dunia dan menjadi tabungan pahala yang
akan diterima di akhirat nanti. Seringkali misalnya, keadilan di dunia sulit
didapatkan, namun percayalah keadilan akhirat pasti ada. Pengadilan
akhirat tidak pernah pandang bulu bahkan menerima sogokan dalam
memvonis kasus kehidupan di dunia. Kesadaran ini seharusnya memupuk
optimis atau harapan dalam hidup. Sebab, senantiasa berharap (raja’) atas
nikmat dan ridho dari Allah SWT merupakan akhlak yang terpuji yang
mampu memupuk keimanan dan mendekatkan diri seorang hamba
kepada-Nya. Hasil kebaikan ini senantiasa akan mendapatkan balasannya.
Tidak di dunia, di akhirat pasti.

Ketiga, dijauhkan dari keburukan yang sebanding dengan harapan itu.


Dengan kata lain, Allah SWT mengabulkan harapan dengan mengganti
sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan, yaitu terhindar dari musibah
yang seharusnya menimpa kita. Atau mengganti harapan itu dengan
sesuatu yang tidak pernah kita harapkan. Mengapa? Karena Allah SWT lebih
tahu apa yang terbaik bagi kehidupan hamba-Nya (QS. Al Baqarah: 216).
Sebab, Dia-lah zat yang menguasai yang awal, yang akhir, yang zahir, yang
bathin, dan Maha Mengetahui segala sesuatu (QS. Al Hadid: 3).

Rencana Allah SWT lebih hebat

Apa yang diharapkan oleh seorang hamba boleh jadi hal itu sesuatu yang
buruk baginya. Sebaliknya, apa yang tidak diharapkan boleh jadi itulah
yang terbaik untuk kita.

Perhatikanlah firman Allah SWT yang mulia ini.

‫شرٌّ لَّ ُك ْم‬


َ َ‫شيْئ ًا وَ ُهو‬َ ‫شيْئ ًا وَ ُهوَ خَ يْرٌ لَّ ُك ْم وَ عَ سَى َأن تُ ِحبُّو ْا‬
َ ‫ُك ِتبَ عَ لَ ْي ُك ُم ا ْل ِقتَا ُل وَ ُهوَ ُكرْ ٌه لَّ ُك ْم وَ عَ سَى َأن تَ ْكرَ هُو ْا‬
َ‫ال تَ ْعلَمُون‬ َ ‫وَ اللّ ُه يَ ْعلَ ُم وَ َأنتُ ْم‬

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh
jadi kamu mencintai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu. (Mengapa?)
Allah maha mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS.
Albaqarah: 216).

Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa, rencana Allah SWT terhadap diri
kita lebih hebat dari rencana yang kita buat. Oleh sebab itu, logis jika kita
dilarang berhenti berharap karena hal itu tidak akan mendatangkan
kebaikan apapun.

Ada di antara kita, bahkan boleh jadi kita pernah melakukannya. Mengeluh
dan dengan tega mengatakan: “Saya tidak memiliki apa-apa dan siapa-
siapa lagi dalam hidup ini”.

Padahal, bumi masih gratis untuk kita pijak. Langit tidak dibayar
memayungi kita. Oksigen masih tersedia untuk nafas kita. Angin masih kita
rasakan hembusannya. Waktu masih tersisa untuk berkarya. Raga masih ada
bukti kita nyata. Lalu, pantaskah kita mendustakan nikmat Allah SWT tanpa
ada alasan? Allah SWT berulang kali mempertanyakan persoalan ini agar
kita senantiasa bersyukur dan berpikir (perhatikan QS. Ar Rahman).

Segalanya Indah

Akhirnya, kehidupan yang kita lalui akan senantiasa bermuara kepada dua
hal, yakni bahagia dan kecewa. Begitulah kodrat perasaan manusia. Namun
rasa bahagia dan kecewa bisa menjerumuskan manusia ke dalam kubang
kemaksiatan bila hal itu tidak disikapi dengan bijak. Karenanya, seorang
Muslim harus mampu menjaga keadaan dirinya dalam kondisi apapun
untuk senantiasa menumbuhkan ladang kebaikan dan pahala. Caranya,
senantiasa berdzikir dengan menjadikan sabar dan shalat sebagai perantara
untuk menghadirkan pertolongan Allah SWT (QS. Albaqarah: 153).

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh menakjubkan


perkara orang-orang mukmin. Karena segala urusannya merupakan
kebaikan. Ketika mendapat nikmat ia bersyukur, karena bersyukur itu baik
baginya. Ketika mendapatkan musibah ia bersabar, karena sabar itu juga
baik bagi dirinya.”

Dengan kata lain, perkara apapun bagi seorang mukmin sejati, seluruhnya
menjadi indah di hati. Semoga Allah SWT membantu kita merealisasikannya
dalam kehidupan ini. Insya Allah! Wallaahu a’lam. *
Penulis adalah guru Agama Islam SMKN 3 Teluk Kuantan dan Sekretaris
Majelis Tabligh PD. Muhammadiyah Kuantan Singingi. Beberapa tulisannya
pernah dimuat : Republika, Riau Pos, Suara Muhammadiyah,
hidayatullah.com, pendidikan.net, dll. E-mail: lidusyardi@yahoo.co.id

Rep: Admin Hidcom

Berharap Hanya Kepada Allah SWT

Oleh : Andang Heryahya, M. Pd. I., M.pd

Untuk mengawali tuisan ini saya mengutip firman Allah SWT dalam Al Quran surat Al-
Insyirah ayat ke 8 "Dan hanya kepada Allah SWTengkau berharap."Hidup ini tidak lepas
dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam
kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan sesuatu yang tidak
disukainya atau bisa pula dengan yang menyenangkannya. Allah SWT berfirman dalam
Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 35 "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami
akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar-
benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.”

 Sahabat Ibnu Abbas yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir Al-Qur'an menafsirkan ayat
ini "Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan
penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk
dan kesesatan". Berharap itu wajib, karena dalam harapan ada optimisme, ada jalan
kemudahan dan ada keyakinan atas kebesaran Allah SWT. Sebaliknya, tidak berharap
berarti bedosa. Orang yang tidak berharap kepada Allah akan berdampak negatif.
Kecewa, pesimis, merasa hidup sudah tidak ada jalan, kehilangan solusi dan lain-lain.
Bagi kita, tidak ada pilihan lain, kecuali AllahSWT harus hadir di dada' harapan kita. 
Disaat merasa sempit atas segala permasalahan dan ujian hidup, harapan harus tetap
menyala. Ada Allah Al Fattah, Allah yang maha membukakan. Allah akan membuka
jalan kemudahan dan akan memberikan kemenangan. Begitu juga dengan segala
permasalahan dan ujian hidup lainnya There Is Always Hope yakin ada Allah.

 Allah SWT memiliki nama-nama yang baik, ada 99 Asma Allah. Hadirkanlah nama-
nama Allah di setiap harapan dan doa yang kita panjatkan. Sebagaimana Allah SWT
berfirman dalam Al Quran surat Al Mu'min ayat 60 "Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina'.

 Terlebih berdo'a di sepertiga malam, sepertiga malam itu waktu yang sangat mahal dan
berharga. Itulah Rabb Yang maha Mulia berfirman. "Adakah seseorang yang meminta
kepada-Ku, maka akan Aku berikan apa vang dia minta adakah orang yang meminta
ampun kepada-Ku sehingga aku ampuni dan adakah orang yang berdoa kepada-Ku lalu
Aku kabulkan doanya (HR Muslim).

 Subhanallah, keutamaan Qiyamul Lail sangat kuat Rasulullah SAW bersabda


"Hendaklah kalian mengerjakan qivamul lail, karena givamul lail itu kebiasaan orang-
orang shalih sebelum kalian, sebah qiammul lail mendekatkan diri kepada Allah
mencegah dari dosa menghapus kesalahan kesalahan, dan mengusir penyakit dari
tubuh (HR. At Tirmidzi dan Al Hakim)

 Berharap disertai do'a sepertinya sederhana dan mudah. Namun mari kita buktikan.
Siapa yang pertama kali hadir di dalam sctiap pcrsoalan dan ujian hidup yang kita alami,
siapa yang pertama kali hadir dalam cita-cita yang kita inginkan. Tulisan sederhana ini
Insya Allah akan mengantarkan reflcksi atas bebcrapa 'pengalaman' kita masing-
masing.

Ternyata, syarat utama berharap adalah mengenal dan dekat. Kenapa harapan tidak
muncul, tidak mungkin berharap dari sesuatu yang tidak dikenal. Bayi yang di besarkan
oleh orang lain, ketika sudah besar dan punya masalah, tidak mungkin berharap kepada
orang tuanya. Harapan itu akan ditujukan kepada orang terdekat yang ia kenal. Orang
tua yang melahirkannya terhalang oleh orang lain yang mengasuhnya.
 Begitu juga kita dengan Allah SWT. Apa yang menghalangi harapan kepada Allah SWT
ia adalah dunia, scbagian bcsar manusia lcbih dckat dcngan harta. Tidak sedikit
manusia yang gagal hidupnya karena terlanjur menyimpan harta di dalam hati. Ilarta
menjadi penghalang dengan Allah SWT Harta menjadi panglima harapannya. la yakin
bctul bahwa harta akan mampu menenuhi segal harapannya.

Al Quran Surat Al-Munafiqun Ayat 9 dan 10, Allah SWT memberikan peringatan kepada
kita: wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa yang berbuat demikian
mereka itulah orang-orang yang rugi Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami
berikan sebelum kematian datang, Tuhanku sekiranya kematianku sedikit waktu lagi,
maka aku akan bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.

Jika ada orang yang telah meninggal, dan bisa kembali lagi ke dunia untuk beramal
sholeh, ia pasti akan mengatakan saya akan bersedekah. Jawaban ini sebagaimana
firman Allah SWT diatas. Kenapa ia menyebut bersedekah, karena sedekah salah satu
amal sholeh yang dapat menghapuskan dosa dan mengantarkannya ke dalam surga
Allah SWT.

 Hati yang baik Insya Allah akan mengenal dan dekat, benar-benar mengenal dan dckat
dengan Allah SWT. Jika hanya kenal begitu saja, maka hati akan mudah diingatkan oleh
yang lain ika hanya dekat begitu saja, tidak kenal baik dengan Allah SWT maka hati
akan mudah diingatkan olch yang lain bahkan diisi oleh selain Allah.

Seorang staf merenung memikirkan pernyataan bosnya nasib gaji anda ada di tangan
saya" saya yang akan menadatangi surat keputusannya Seorang menteri membukukan
badannya di depan presiden, seorang staf membukukan badannya di hadapan
manajernya. Ingat, schebat hcbatnya manusia, ia tidak hebat. Seolah-olah atasan yang
menentukan, seolah-olah presiden yang menentukan dan seolah-olah manajernya yang
menentukan. Sebagian orang mcrcspon dcngan ketakutan, akhirnya manajer yang hadir
di dalam harapannya. Ia lebih yakin mendekat ke manajernya daripada mendekat
kepadaAllah SWT.
 Kembali keharapan kepada Allah SWT. Jika harapan besar kepada Allah, kita akan
merasakan a optimisme dan keyakinan yang akan terus tumbuh. Harapan kepada Allah
akan membuahkan kenyamanan dan kebahagiaan, karena kita yakin akan
mendapatkan dukungan penuh dari Allah SWT. Hidup itu jauh lebih mudah jika bersama
Allah SWT. Itulah scbenarnya escnsi dari harapan dan esensi dari kehidupan.

 Sebagai penutup tulisan sederhana ini, ada lima hal yang penting kait dengan harapan
dan tingkatan manusia dengan kebaikan. Pertama, harapan untuk  tegaknya agama
Allah di muka bumi. Fokus harapannya kepada tegaknya agama Allah. Ini tugas para
aktivis kebaikan, aktivis masjid, pimpinan pesantren dan para ulama. Kedua, berharap
tegaknya agama Allah dalam diri kita. Harapan untuk haji, harapan untuk memberikan
sedekah yang terbaik dan amal sholeh lainnya. Ini adalah fokus tugas kita semua.
Ketiga, berharap tegaknya agama Allah di lingkungan terdekat kita, keluarga dan
sahabat Menghadirkan orang terdekat dalam ikhtiar kita Menghadirkan orang lain dalam
keseriusan doa kita Keempat, berharap dalam urusan menyelesaikan dunia. Berharap
istri baik dan karir berjalan sukses dan harapan lainnya. Berharap kepada Allah untuk
menyelesaikan masalah dunia. Kelima berharap mendapatkan ampunan dosa terutama
d besar. Mendapatkan ampunan dan naungan Allah dan mendapatkan surga, dijauhkan
dari panasnya api neraka. Janganlah berhenti berharap dan berdoa. Berharap itu tanpa
batas dan tepi. Berharap harus kita lakukan sampai titik akhir perjalanan. Lengkapi
dengan berdzikir, berdoa, sedekah dan amal sholeh lainnya Insya Allah, dadakita akan
tetap lapang dan nyaman. Kita akan lulus dalam menghadapi berbagai dinamika dan
ujian hidup. Allah akan akan mengabulkan semua doa dan harapan kita, dan akan
memberikan yang terbaik. Cita-cita tertinggi kita, mudah-mudahan di setiap harapan dan
amal sholeh yang dilakukan, Allah SWT mengingat kita. Wallahu'alam Bisshowaab

Anda mungkin juga menyukai