Anda di halaman 1dari 21

Orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah diklasifikasi

menjadi dua golongan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: A. Ilyas Ismail     

Dalam sebuah dialognya, Nabi Musa a.s. pernah bertanya kepada


Allah, "Apakah Engkau jauh sehingga aku perlu memanggil-Mu
keras-keras, atau Engkau dekat sehingga aku cukup berbisik
kepada-Mu?"

Jawab-Nya, "Kalau Kukatakan jauh, kamu tak dapat mencapainya,


dan kalau Kukatakan dekat, kau pun tak bakal mampu
menempuhnya."

Pernyataan Tuhan di atas, menurut pakar tafsir Al-Raghib al-


Ashfahani di kitab Al-Mufradat fi Gharib Alqur'an, bermakna bahwa
Tuhan pada hakikatnya amat dekat hamba-Nya. Bahkan menurut
Alquran (QS. 50:16), Tuhan justru lebih dekat kepada manusia
ketimbang urat nadinya. Namun, kedekatan-Nya tidaklah bersifat
fisik seperti dibayangkan Musa dalam dialog di atas, melainkan
bersifat rohani dan spiritual.

Ia mendekati hamba-Nya melalui petunjuk dan limpahan nikmat


dan karunia-Nya yang tak terhingga banyaknya. Inilah makna
kedekatan Allah kepada manusia. Lalu, bagaimana dengan
kedekatan manusia kepada-Nya?

Menurut al-Ashfahani, kita dapat mendekati-Nya secara rohani


pula, yaitu menghiasi diri sebanyak mungkin dengan "sifat-sifat"
Allah, seperti sifat bijak-bestari (hikmah), sifat ilmu, sifat penyantun,
dan kasih sayang. Ini semua dapat terjadi -- meski disadari bahwa
manusia tidak mungkin menjadi Tuhan -- bila kita mampu
menghilangkan berbagai kotoran dan dosa kita.

Setiap kita tentu berbeda-beda kedekatannya dengan Allah,


bergantung dan setingkat dengan upaya yang kita lakukan.
Menurut Syekh Islam Ibnu Taimiyyah dalam sekian banyak
karyanya, orang-orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan dapat
diklasifikasi menjadi dua kelompok.

Pertama, kelompok al-muqtashidun, kelompok sedang atau


pertengahan, yaitu orang-orang yang mendekati Allah dengan
menjalani semua kewajiban dan menjauhi semua larangan Allah
SWT.

Kedua, kelompok al-muqarrabun, kelompok terdepan, yang


mendekati Allah bukan saja dengan melakukan seluruh kewajiban
dan menjauhi semua larangan, melainkan juga melengkapi diri
dengan berbagai ibadah-ibadah sunnah (al-mandubat). Bahkan
mereka mampu menjadikan semua aktifitasnya, meski tidak bersifat
khas keagamaan, bermakna dan memiliki nilai pengabdian.

Allah akan menyambut hamba-Nya yang dengan tulus dan ikhlas


hendak kembali ke jalan-Nya. Dalam sebuah hadits Qudsi yang
sangat populer di kalangan kaum sufi, Allah SWT berfirman, "Jika
hamba-Ku mendekat kepada-Ku sejengkal, maka aku telah datang
menghampirinya sehasta. Jika ia datang kepada-Ku dengan
berjalan, maka Aku datang menyambutnya dengan berlari. Dan jika
ia datang kepada-Ku dengan berlari, maka aku datang
menyongsongnya lebih cepat lagi."

Sungguh beruntung orang yang memiliki kesadaran untuk kembali


ke jalan-Nya dan mendekatkan diri pada-Nya sebesar apa pun
dosa dan kesalahan yang pernah ia lakukan. Pintu taubat dan pintu
rahmat-Nya selalu terbuka lebar-lebar bagi siapa saja yang mau
mengetuk dan membukanya.
Kuliah Lancar, Organisasi
Jalan! Ini Tipsnya
Oleh : Renzi Priyanita

KULIAH dan organisasi adalah dua hal yang tak terpisahkan dalam
kehidupan sebagai seorang mahasiswa. Keduanya menjadi wadah yang tepat
untuk menempa keahlian yang dimiliki mahasiswa sesuai dengan minat dan
bakat yang dimiliki. 

Namun, kembali lagi ke masing-masing mahasiswa, mereka ingin mengikuti


organisasi atau hanya fokus kuliah saja, karena mereka memiliki hak
tersebut.

Sebagian mahasiswa, perasaan dilema sering kali menghinggapi. Kita sering


bingung menentukan antara kuliah atau berorganisasi. Namun sebenarnya
kedua-duanya bisa kita jalani secara bersama-sama dengan sukses. 

Ketika mahasiswa bisa menjalankan soft skill dan hard skill secara seimbang,
tentunya mahasiswa tersebut dapat menjadi mahasiswa yang berkualitas.
Pastinya kamu ingin menjadi mahasiswa yang berkualitas bukan?

Yuk simak tips berikut ini! Agar kamu sukses menjadi mahasiswa yang
berkualitas, yaitu mahasiswa yang bisa membagi waktu antara kuliah dan
berorganisasi.

1. Ingat Tujuan Awal Kuliah

Tujuan awal kamu kuliah adalah menuntut ilmu setinggi-tingginya.


Mendapat nilai bagus dan predikat yang memuaskan. Jika kamu ingin
berorganisasi, sebelumnya pikirkan terlebih dahulu apakah kamu bisa
membagi waktu antara kuliah dan berorganisasi.

Tidak jarang banyak mahasiswa yang aktif berorganisasi namun kuliahnya


terbengkalai. Padahal, organisasi seharusnya menjadi penunjang agar kamu
bisa memperoleh nilai lebih baik daripada teman-teman yang lainnya dan
bukan sebaliknya, yaitu membuat kuliah kamu menjadi berantakan. Jadi,
ingat Tujuan awal kamu masuk kuliah terlebih dahulu.
2. Memanajemen Waktu Secara Baik

Bagi seorang mahasiswa memanage waktu antara kuliah, organisasi dan


melakukan aktivitas sosial adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan.
Namun, hal demikian banyak dari kita yang masih terkendala dalam
membagi waktu aktivitas akademik dengan berorganisasi. Sebagai seorang
mahasiswa, kita harus pandai mengatur dan membagi waktunya.

Biasakan membuat suatu perencanaan dengan menentukan jadwal yang


penting-penting dalam buku atau agenda harian. Tulis semua kegiatan dan
buat jadwal kegiatannya dengan terencana dan tersusun. Dengan begitu kita
akan tahu kapan kita harus melakukan atau menyelesaikan tugas dan
kegiatan-kegiatan tersebut.

3. Tentukan Prioritas

Mahasiswa yang sukses dalam perkuliahan maupun organisasi pasti


mempunyai prioritas yang harus diutamakan terlebih dahulu. Skala prioritas
yang harus didahulukan yaitu yang penting dan mendesak, seperti halnya
tugas kuliah yang akan kamu tempuh esok harinya. 

Untuk organisasi bisa kamu tangani di lain waktu, namun tidak untuk tugas
kuliah, karena masing-masing dosen memiliki kebijakan sendiri. Ketika
kamu sedikit saja terlambat mengumpulkan tugas maka hasil jerih payahmu
akan sia-sia nantinya. Oleh karena itu, buatlah perencanaan mana saja yang
harus kamu kerjakan terlebih dahulu dan mana saja yang bisa kamu kerjakan
setelah nya.

4. Komunikasi yang Efektif

Komunikasi menjadi solusi yang efektif ketika tugas kuliah atau pekerjaan
dalam organisasi datang secara bersama-sama. Akibatnya kamu mungkin
akan panik atau tidak siap.

Kuncinya, kamu perlu mengkomunikasikannya atau mengatakan bahwa


kamu memiliki tugas kuliah kepada teman-teman di organisasimu, dan kamu
juga perlu berbicara kepada dosen yang telah memberikan tugas bahwa kamu
juga sedang memiliki kegiatan lain. Setidaknya hal tersebut dapat memberi
keringanan atau pemakluman terhadap tugas dan tanggung jawab tersebut.

5. Jangan Menunda Pekerjaan


Biasakan untuk tidak menunda-nunda suatau pekerjaan. Saat mendapatkan
tanggung jawab dalam organisasi maupun tugas kuliah dari dosen usahakan
untuk mengerjakan secepatnya, jangan membiasakan diri untuk menundanya
walau tugas tersebut mempunyai tenggat waktu yang cukup lama.  

Bisa saja ketika kamu ingin mengerjakan tugas tersebut ketika mendekati
pengumpulan tugas kamu mendapatkan kesulitan saat mengerjakannya
bagaimana? Tugas dan tanggung jawabmu jadi tidak maksimal bukan?

6. Totalitas

Lakukan suatu pekerjaan dengan ikhlas dan usahakan selalu berikan


kemampuan terbaik yang kamu miliki. Saat kamu mengerjakan tugas
maupun amanah suatu organisasi dengan maksimal, kamu akan mendapatkan
hasil terbaik. Semua yang kamu lakukan nantinya yang akan merasakan kerja
total mu adalah dirimu sendiri.

Sekarang pilih mana? Kuliah atau organisasi? Atau kedua-duanya? Semua


keputusan ada di tangan kamu. Kunci utama adalah memanajemen waktu
secara baik, karena itu akan mendorong kamu menjadi pribadi yang
berkualitas dan pastinya membuat kuliah mu lancar dan organisasipun lancar.

Salam sukses!

Sukses Akademik dan Non-Akademik


Setiap orang tentu ingin meraih sukses dalam hidupnya, tidak hanya sekedar sukses di dunia,
tetapi juga sukses di akhirat.  Pandangan tentang definisi sukses bagi setiap orang berbeda-
beda sesuai latar belakang, pendidikan, lingkungan, dan sebagainya. Ada yang menganggap
sukses kalau berpendidikan tinggi dengan sederet gelar kesarjanaan, ada yang merasa sukses
dengan karir yang prestisius, dan bagi orang tua merasa sukses jika mampu membiayai
pendidikan anaknya. Sukses merupakan titik puncak yang harus dikejar, bukan jalan
sementara menuju
kesuksesan.  Terkad
ang masih banyak yang terjebak di dalam jalan menuju sukses.
Sukses bisa dicapai oleh siapa saja,  tetapi tidak semua orang pasti bisa mendapatkan sukses
karena sukses perlu strategi. Memang meraih sukses tidak semudah membalikkan tangan,
diperlukan perjuangan, pengorbanan, dan kerja keras. Strategi merupakan kunci menuju
sukses, ibarat orang yang tak berilmu pasti akan berjalan mengikuti aliran air yang deras atau
tiupan udara yang kencang. Sukses perlu direncanakan dengan cermat dan tepat karena
sukses tidak akan terjadi tanpa disengaja. Ibaratnya seorang kempetitor bisa meraih gelar
juara tentu akibat usahanya bukan faktor kebetulan atau keberuntungan.
Perkembangan ilmu, pengetahuan, dan teknologi yang semakin pesat dan tantangan zaman
semakin berat menjadikan semua orang harus memiliki kompetensi unggul. Kompetensi yang
dimiliki merupakan bekal meraih sukses sesuai dengan tuntutan zamannya. Dulu berbekal
ijazah tingkat SMA/SMK sederajat untuk mencari pekerjaan cukup mudah, tetapi sekarang
lulusan sarjana pun kesulitan mendapat pekerjaan. Oleh karena itu, untuk meraih sukses harus
bisa memahami tuntutan zaman yang sekarang berbasis teknologi multimedia, jaringan
internet, dan globalisasi.
Belajar di perguruan tinggi dengan status mahasiswa merupakan salah satu usaha untuk
meraih sukses. Dewasa ini setiap orang tua menginginkan anaknya untuk bisa mengenyam
pendidikan tinggi agar bisa mengubah nasib yang lebih baik. Tentu saja impian setiap orang
bisa berkesempatan mengggali ilmu di Perguruaan Tinggi Negeri (PTN) yang tersebar di
wilayah Indonesia. Masyarakat umum menganggap berstatus sebagai mahasiswa di PTN
ternama adalah jaminan untuk meraih sukses di masa depan. Namun, pernyataan tersebut
tidak akan berlaku bagi mahasiswa yang  duduk manis dan berdiam diri hanya mengikuti
perkuliahan saja.
Mahasiswa yang dikenal sebagai agent of change dikatakan telah sukses tidak hanya lulus
bermodal IPK cumlaude tetapi juga memiliki soft skill dan prestasi non akademik. Terutama
ketika wawancara kerja pasti ditanyakan tidak sekedar berapa IPK yang diperoleh, tetapi juga
pengalaman organisasi yang pernah diikuti. Gelar mahasiswa memang patut diberikan karena
mahasiswa dituntut untuk mampu menyeimbangkan kemampuan akademik dan non
akademik sesuai dengan Tridarma. Apalagi untuk menghadapi persaingan global salah
satunya Masyarakat Ekonomi ASEAN diperlukan kemampuan komunikasi bahasa asing.
Sudah bukan zamannya lagi menjadi mahasiswa yang konsumtif terhadap teori dan
pemikiran lama.
Kehidupan perguruan tinggi yang berbeda dengan sekolah akan menjadikan mahasiswa untuk
bisa mandiri dan bertanggung jawab. Di sebuah perguruan tinggi pasti terdapat berbagai jenis
organisasi yang digolongkan dalam dua jenis, Organisasi Pemerintahan Mahasiswa (OPM)
dan Organisasi Non Pemerintahan Mahasiswa (ONPM). Adanya kedua organisasi tersebut
berfungsi sebagai wadah pengembangan potensi mahasiswa sesuai minat dan bakat. Kabar
terbaru dari bidang kemahasiswaan Universitas Negeri Malang, yaitu wacana mewajibkan
mahasiswa mengikuti minimal satu organisasi. Kebijakan ini bertujuan untuk mengasah
kemampuan komunikasi, kepemimpinan, dan manajemen diri sehingga lulusan nanti siap
bersaing di dunia kerja. Selain itu, kebijakan ini muncul akibat minimnya minat mahasiswa
terhadap keaktifan berorganisasi karena dianggap akan mengganggu perkuliahan.
Kebijakan ‘Mahasiswa Wajib Berorganisasi’ tentu mendapat respon antara yang pro dan
kontra. Sebelum memberikan respon tentu sebaiknya menilai apakah berorganisasi memang
seharusnya diwajibkan atau justru memang kewajiban bagi mahasiswa. Bagi mahasiswa di
PTN tentu wajib bersyukur karena biaya yang dikeluarkan orang tua tidak penuh karena
pihak PTN mendapat dana Batuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) yang
berasal dari APBN. Perlu diketahui BOPTN untuk tahun 2014, yaitu sebesar Rp 4,5 triliun
dengan kenaikan Rp 1,5 triliun dari tahun sebelumnya. Coba bayangkan jika tidak ada
BOPTN atau nilainya minim maka berapa rupiah yang harus dikeluarkan dari dompet orang
tua. Sumber APBN yang berasal dari pajak masyarakat secara tidak langsung dinikmati
mahasiswa tentu mengakibatkan sebuah konsekuensi. Masyarakat telah mempercayakan dana
mereka kepada mahasiswa untuk mampu membawa perubahan bangsa ke arah lebih baik.
Jadi dapat disimpulkan, berorganisasi merupakan sebuah kewajiban bagi mahasiswa.
Tanggapan atas kebijakan ‘Mahasiswa Wajib Berorganisasi’ yang tidak sepihak tentu harus
diluruskan. Bagi kalangan study oriented tentu menganggap dengan berorganisasi akan
menghambat studi dan prestasi akademik. Asumsi itu hanyalah bentuk ketakutan karena
organisasi tidak ada kaitannya dengan studi dan prestasi akademik. Oleh karena itu, perlu
diketahui bahwa mengikuti organisasi disesuaikan minat dan bakat sehingga dapat berperan
aktif dan mengembangkan diri. Tahap awal untuk mengikuti organisasi, yaitu mengenal lebih
jauh tentang profilnya dan selanjutnya mengonfirmasi apakah sudah sesuai minat. Jika ikut
organisasi hanya sebagai follower tentu hasilnya akan berbeda dengan aktif memberikan
konstribusi berupa karya dan prestasi. Bidang organisasi tidak hanya tentang politik dan
sosial tetapi beragam mulai bidang religi, iptek, seni, olahraga, kepenulisan, dan wirausaha.
Mahasiswa yang sukses tentu mampu berprestasi di bidang akademik dan non akademik.
Ketika aktif sebagai mahasiswa yang tidak hanya sekedar kuliah tentu memberikan
konsekuensi untuk memiliki manajemen diri yang baik. Waktu yang tersedia 24 jam sehari
tentunya harus bisa di-manage misalnya untuk kuliah, organisasi, karya ilmiah, dan hobi.
Porsi waktu yang ditentukan sebaiknya disesuaikan prioritas dan urgensi sehingga tidak ada
yang dikorbankan. Selain manajemen waktu yang optimal, mahasiswa perlu memilih
lingkungan organisasi yang tepat sehingga bisa memberikan kenyamanan mengasah potensi
untuk meraih prestasi. Telah terbukti beberapa tahun terakhir kandidat Mahasiswa
Berprestasi tingkat universitas lahir dari kesuksesan mereka baik di bidang akademik maupun
non akademik.
Sukses ada di tangan tiap orang, selagi tangan masih berpangku tangan sukses tidak akan
pernah menghampiri. Tiada kata terlambat untuk memulai sebuah kebaikan untuk
merencanakan kesuksesan. Semangat mahasiswa yang tidak mudah padam adalah bekal
untuk memulai sebagai mahasiswa sejati. Mahasiswa yang bertanggung jawab dan peduli
terhadap nasib bangsa dengan berkontribusi melalui karya atau prestasi. Indonesia telah
menanti generasi baru untuk mengubah kehidupan negeri ini. Tunjukkan bahwa mahasiswa
memang agent of change dengan sukses akademik dan non akademik. Hidup Mahasiswa!
Penulis adalah mahasiswa Teknik Mesin. Opini ini Juara Harapan I kategori Opini 
Kompetisi Penulisan Rubrik Majalah Komunikasi 2015

MEMBANGUN KARAKTER
MAHASISWA : Sukses Akademis dan
Organisasi
23 September 2020 16:55:51 Dibaca : 18534 Kategori : PENGEMBANGAN DIRI
 Oleh; Jumadi Mori Salam Tuasikal
MENEMUKAN JATI DIRI MAHASISWA
Dunia kampus memiliki suasana akademik yang sangat kompleks sehingga
membedakannya dengan kondisi maupun suasana akademik yang ada di sekolah.
Situasi seperti ini yang kemudian akan menjadi stimulus kepada para pelajar yang baru
memasuki perguruan tinggi untuk berusaha memahami dunia baru yang akan
dimasukinya, minimal harus memahami jati dirinya sebagai mahasiswa nanti.Strategi
sederhana yang dapat dilakukan untuk memahami jati diri mahasiswa dapat dilakukan
dengan menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan sederhana  secara jujur dan
terbuka oleh dirinya sendiri.

a. Pertanyaan (1) Siapakah diri saya ini? Misalkan jawabannya adalah saya adalah
anak yatim piatu, atau jawabannya adalah saya seorang anak buruh bangunan
yang hidup pas-pasan. Jawaban-jawaban yang diungkapkan tentunya akan
begitu beragam sesuai dengan kenyataan setiap individu. Setelah menjawab
pertanyaan tersebut berusahalah untuk merenungkan tujuan yang hendaknya
anda capai dan lakukan selama kuliah, karena melalui tujuan itulah kesuksesan,
kebahagian, kehormatan dan kebaggaan orangtua dapat anda wujudkan. Jika
tidak maka renungkannlah yang  sebaliknya yaitu ketika tidak berhasil apa yang
akan terjadi? Olehnya melalui jawaban dan renungan andalah yang akan
menutun untuk menemukanjati diri sebenarnya.
b. Pertanyaan (2) dari mana saya berasal? Dari pedesaan atau perkotaan, miskin
atau kaya itu tidak terlalu berpengaruh, karena yang dibutuhkan disitu adalah
jawaban yang anda ungkapkan bisa meningkatkan jiwa optimisme dan
memotivasi diri untuk suskses. Pertanyaan ini ingin bermaksud menyampaikan
kepada anda bahwa siapapun dan darimanapun anda, semuanya memiliki
peluang yang sama untuk suskses selama kuliah. Walaupun si kaya jika hanya
berleha-leha dan berhura-hura saja maka tidak menjamin sedangkan si miskin
dengan ketekunannya bisa saja lebih sukses.
c. Pertanyaan (3) apa yang bisa saya lakukan? Pertanyaan ini jelas akan
menggiring anda untuk mengetahui potensi apa yang anda miliki, dengan
maksud bisa mendatangkan keuntungan dan manfaat bagi anda dan orang lain.
Jika anda masih binggung, mulailah dengan melakukan hal-hal sederhana yang
dapat mengurangi beban orang tua selama anda kuliah. Pengorbanan orangtua
yang begitu besar jika direnungkan secara bijak oleh anda akan melahirkan 
tanggungjawab dan semangat untuk berprestasi, dan tidak akan membiarkan
waktu tanpa manfaat yang jelas.
d. Pertanyaan (4) akan kembali kemana saya? Ini adalah pertanyaan yang sangat
mendasar, karena pada akhirnya pengabdian anda ketika lulus dari kampus
adalah kembali ke pangkuan masyarakat. Akan tetapi cara pengabdian dan
bagaimana anda mengabdi itulah yang harus ditemukan dan diarahkan sesuai
dengan tuntunan dari jawaban yang anda berikan.

Setelah pertanyaan-pertanyaan pokok tersebut terjawab, tentunya akan


mengarahkan anda untuk berbuat yang terbaik selama anda menjadi mahasiswa dan
kuliah. Anda akan berbuat sesuatu dengan tujuan dan manfaat yang jelas dan berarti
bagi kehidupan, mengetahui jati diri dan potensi yang berbeda dengan orang lain,
anda memiliki karakter, minat dan hobi tersendiri. Anda adalah apa yang anda
pikirkan, jika anda berpikir anda kuliah sukses maka kesuksesan anda akan berbuah
kenyataan. Sebaliknya jika anda berpikir kuliah itu menjadi beban, sulit, banyak tugas,
menjenuhkan, maka itulah masa depan anda. Oleh karena itu, jika anda ingin
mengetahui masa depan anda sekarang, jawabannya adalah apa yang anda lakukan
sekarang bagi masa depan anda.
 
MEMBANGUN KARAKTER AKADEMISI MAHASISWA
Mahasiswa berkarakter adalah mahasiswa yang memahami tugas dan fungsinya
sebagai mahasiswa. Mahasiswa tersebut ditandai dengan upaya yang sungguh-
sungguh dalam dirinya untuk senatiasa meningkatkan wawasan, pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikapnya (WPKNS) dengan berbagai aktifitas yang dijalani baik
melalui kegiatan perkuliahan, aktif dalam berorganisasi ekstra atau intra kampus
untuk mengembangkan potensi dirinya melalui pengelolaan waktu yang adil yaitu
pandai menempatkan sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan, situasi,
kondisi, toleransi, pantauan dan jangkauan yang ada pada dirinya dan lingkungannya.
Mahasiswa berkrakter ini lebih dewasa dalam menyikapi persoalan yang datang
menghampirinya. Jika menghadapi masalah dirinya tenang, optimis, penuh percaya
diri, tidak menyalahkan orang lain, memecahkan masalah dengan arif dan bijaksana,
memiliki kemampuan mengendalikan dirinya, memahami kelemahan dan kelebihan
dirinya dan orang lain, pandai menempatkan diri dengan siapa yang dihadapinya,
mampu berkomunikasi dengan efektif dengan semua orang karena memiliki
kecerdasan sosioemosional.
Mahasiswa berkarakter biasanya adalah seorang yang taat menjalankan ibadah
kepada Tuhannya, memiliki kecerdasan spritual dalam melakukan kegiatan
kesehariannya dan selalu mendasari aktifitasnya dengan niat beribadah kepada-Nya.
Silaturahmi yang dibangunnya melalui kegiatan di tempat-tempat ibadah, organisasi
kampus maupun ektra kampus untuk menjaga hubungan baik dengan sesama
manusia. Mampu mengetahui mana yang boleh (halal) dan mana yang dilarang (haram)
dan berkeyakinan bahwa kesuksesan hidup di dunia dan akhirat adalah karena ijin dan
ridhonya Tuhan yang Maha Esa semata, yang di anugerahkan melalui ikhtiar-ikhtiar
manusia.
Mahasiswa berkarakter memiliki kemampuan untuk menyelesaikan studi dengan
memadukan prinsif  “Kuliah Selesai Tepat Waktu dan di Waktu yang Tepat”.
Maksudnya adalah kadang kala kita melihat mahasiswa yang lulus tepat waktu namun
setelah diperhadapkan dengan kondisi kerja di masyarakat banyak yang tidak mampu
melewati tantangan tersebut dikarenakan hanya sekedar lulus tetapi miskin akan
WPKNS, dan juga ada yang lulus terlalu lama, banyak menghabiskan waktu, energi,
uang, ataupun orang tua sudah terlanjur meninggal sehingga tidak sempat melihat
kesuksesan anaknya, namun memiliki WPKNS yang baik. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa pentingnya perpaduan untuk menutupi kelemahan-
kelemahan dari kedua konsep tersebut.
Perlu juga kita sadari bersama bahwa kuliah bukanlah untuk menghasilkan lulusan
yang bisa bekerja, karena banyak penelitian menunjukan bahwa tanpa kuliah banyak
orang yang mampu bekerja. Namun esensi perkuliahan adalah mendewasakan mental
mahasiswa sehingga mampu menjalani kehidupannya secara baik dan benar
dimanapun dengan kondisi apapun, hal inilah yang akan menuntun setiap orang
mendapatkan pekerjaan yang layak, dan bermanfaat untuk dunia dan akhirat.
Mahasiswa yang berkualitas menjadi salah satu kata kunci untuk membangun bangsa
Indonesia ke depan. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Mahasiswa yang berkualitas
IMTAQ dan IPTEK serta cinta tanah air inilah merupakan kekuatan untuk
memenangkan kompetensi dalam iklim persaingan global ini. Oleh karenanya sebagai
mahasiswa seharusnya memiliki pandangan jauh ke depan untuk membangun bangsa
ini lebih maju, berperadaban, cerdas, berkeadilan, sejahtera, sehat lahir dan batin.
Untuk mewujudkan semua itu, mahasiswa hendaknya bertekad untuk menjadi
pemimpin masa depan memiliki keilmuan, keimanan, integritas, dan kredibilitas dalam
meningkatkan kedewasaan dalam berpikir, merasa, bersikap, bertindak dan
bertanggung jawab (BMB3).
            Untuk itu mahasiswa perlu memperkuat karakter kemahasiswa annya.
Karakter kuat ini dapat diketahui dari ciri-ciri sebagai berikut:

1. Kreatif dan mampu memecahkan masalah dengan tepat,


2. Pembelajar yang rajin, kritis, disiplin, berpengetahuan luas dan
berwawasan global,
3. Mampu berkomunikasi dengan baik,
4. Siap mengambil resiko apapun,
5. Bekerja keras dan cerdas,
6. Mempunyai integritas yang tinggi,
7. Toleran, mencintai sesama, fleksibel dalam berinteraksi.

Menjadi mahasiswa pemimpin masa depan dapat membekali diri dengan;

1. Kemampuan kepemimpinan; setiap diri mahasiswa harus tertanam sifat-


sifat kepemimpinan. Dengan mempersiapkan diri menjadi pemimpin,
maka anda akan mampu memimpin dengan amanah bagi yang dipimpin.
2. Kemampuan Keilmuan, wawasan dan pandangan jauh ke masa depan;
rajin membaca, berdiskusi dan mengkaji ilmu pengetahuan melalui
berbagai literatur, dan membuat tulisan-tulisan guna menuangkan ide-
ide dan gagasan serta berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan karya tulis
ilmiah.
3. Sikap peka dan peduli terhadap sesama; kemampuan untuk
menempatkan diri di dalam masyarakat menjadi amat penting untuk
dilatih.
4. Kemampuan Pengendalian diri; mahasiswa memiliki potensi akal dan
hati untuk mampu mengendalikan diri.
5. Kemampuan komunikasi yang efektif; untuk memotivasi dan
mempengaruhi orang lain untuk mengikuti dan menjalankan perintah.
6. Memiliki kemandirian; perlu dibangun dengan kesadaran diri,
kemampuan diri dan percaya diri, untuk melakukan sesuatu dengan
tepat, karena ketergantungan kepada orang lain hanya akan membuat
anda sulit untuk maju.
7. Menjaga kesehatan fisik agar tidak mudah sakit
8. Memiliki sifat kreatif, inovatif, mampu memotivasi berbagai kegiatan
berbangsa dan bernegara.

 
CERDAS EMOSIONAL MELALUI ORGANISASI
Organisasi adalah alat untuk membangun kekuatan dalam mencapai suatu tujuan,
sarana untuk membangun kebersamaan dan mencapai cita-cita luhur suatu
pengabdian kepada sesama manusia, memberikan jalan untuk menapaki berbagai
pengalaman yang berarti menuju kedewasaan. menjadi wahana yang luas untuk
melatih kemampuan diri, keterampilan, dan sikap yang bijaksana dalam menghadapi
berbagai persoalan serta organisasi merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari
proses dinamika dunia kampus.
Melalui organisasi, mahasiswa akan menemukan jati dirinya. Lebih dari itu, orang-
orang yang aktif dalam organisasi akan memperoleh manfaat bagi dirinya, keluarga,
masyarakat bahkan bangsanya. Di organisasi penyaluran minat, bakat, kemampuan
dan keahliannya dapat tersalurkan secara menyeluruh karena organisasi adalah media
untuk aktualisasi diri seorang mahasiswa.
        Aktualisasi diri mahasiswa dalam sebuah organisasi merupakan suatu
keniscayaan, sebab memiliki beberapa alasan yaitu;

1. Memiliki visi dan misi yang ingin diwujudkan bersama,


2. Organisasi memiliki tujuan yang jelas dalam menjalankan aktivitasnya
3. Organisasi memiliki anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART)
yang menjadi acuan anggotanya,
4. Organisasi memiliki program kerja untuk dilakukan bersama,
5. Organisasi mengatur pembagian wewenang dan tugas setiap
anggotanya,
6. Organisasi mewadahi dan menampung berbagai aspirasi, ide,
kebutuhan, dan keinginan setiap anggotanya.

Kajian yang dilakukan oleh para akademisi menunjukan bahwa, mahasiswa yang aktif
dalam suatu organisasi akan berbeda dengan mahasiswa yang hanya mengikuti
perkuliahan semata. Berdasarkan kondisi tersebut perbedaan tersebut dapat dilihat
sebagai berikut;

1. Pengembangan intelektual bagi seorang aktivis organisasi lebih luas


karena senantiasa untuk berfikir logis, rasional, jernih dan argumentatif.
2. Sebagai aktivis dalam organisasi akan menambah pengalaman dalam
bidang keorganisasian, kepemimpinan, kemasyarakatan, pendidikan
politik, dan kemandirian.
3. Memiliki kemampuan untuk menggerakan, mempengaruhi, dan
mendorong dirinya dan orang lain untuk melakukan sesuatu dengan
bersama.
4. Memiliki kemampuan beradaptasi pada lingkungan baru.
5. Memiliki kemampuan untuk menghadapi persoalan hidup secara
terarah.
6. Memiliki kesiapan diri untuk melanjutkan kepemimpinan pada masa
depan.

Penjelasan tersebut adalah bentuk ideal dari mahasiswa yang secara baik mengikuti
kegiatan organisasi, dan bentuk sebaliknya dari gambaran di atas jika mahasiswa
hanya mengikuti perkuliahan semata. Namun perlu dipahami bahwa seorang
mahasiswa harus mampu memadukan kedua sisi tersebut secara harmoni antara
berorganisasi dengan kegiatan perkuliahan.Jangan terjebak dengan cerita masa lalu
tentang nostalgia senior dalam berorganisasi yang begitu lama di kampus, ingat bahwa
setiap zaman memiliki pola-pola dan sistem tersendiri yang perlu dihadapi oleh  setiap
mahasiswa secara realistis apalagi tuntutan setiap masa berbeda dan tujuan setiap
orang itu orientasinya pun berbeda karena kondisi kampus selalu menyesuaikan
dengan keadaan lingkungan, entah itu demografi, ekonomi, politik, budaya, dan juga
alam sekitar. Untuk itu pastikan bahwa kecenderungan diri anda untuk menjadi
mahasiswa berkarakter ideal seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Mahasiswa yang memiliki kerangka berfikir bahwa seorang aktivis adalah mahasiswa
yang sukses dalam studi begitupun organisasi perlu ditanamkan agar istilah aktivis
menjadi sebuah kata yang bisa diteladani oleh mahasiswa adik kelasnya kelak.
Sehingga tidak ada kesan bahwa mahasiswa yang aktif dalam organisasi akan
ketinggalan dalam studinya, lebih-lebih sampai Drof Out. Tetunya paradigm itu harus
dihapuskan dengan bukti bahwa seorang aktivis adalah mereka yang berprestasi.
        Beberapa manfaat berorganisasi yang memiliki dampak terhadap perkembangan
kecerdasan emosional seorang mahasiwa adalah sebagai berikut:

1. Media bersosialisasi: dengan berorganisasi masing-masing dilatih


bagaimana membentuk kehidupan sosial yang baik untuk semua pihak.
2. Melatih softskill; yang dimaksud disini tidak hanya dapat menyampaikan
ide-ide secara verbal di depan banyak orang. Tapi juga bagaimana dapat
melakukan negosiasi dengan baik, bagimana menjadi motivator yang
baik bagi orang lain, dan bagaimana meyakinkan orang lain untuk
mendukung ide kita. Latihan softskill ini jarang sekali kita dapatkan dari
pendidikan formal. Kalaupun ada sifatnya sangat terbatas dan hanya
teori,  tapi dengan beraktifitas di organisasi softskill ini lansung dilatih
dan dalam bentuk praktek.
3. Melatih kemampuan untuk mendengar dan menghargai orang lain;
dengan menjadi pendengar yang baik dan dapat menghargai orang lain
inilah menjadi penentu keberasilan seseorang sebagai seorang
pemimpin, baik pemimpin di tingkat keluarga, pemimpin sebuah
perusahaan/ instansi, mupun pemimpin di tingkat yang lebih tinggi.
Menjadi seorang pendengar yang baik, kita dapat menangkap apa yang
menjadi keinginan orang lain atau anggota dari sebuah organisasi yang
dipimpin. Juga dengan kemampuan mendengar yang baik, kita dapat
memahami maksud/ ide dari orang lain yang bisa saja sangat dibutuhkan
demi kemajuan diri kita sendiri maupun organisasi yang kita pimpin.
4. Belajar menghargai orang dengan berbagai tipe; sudah pasti bahwa
manusia  yang satu berbeda secara pola pikir dengan manusia yang lain.
Bagaimana bisa menghadapi tipe-tipe orang yang berbeda dan
bagaimana bisa merangkul orang-orang yang berbeda tipe ini agar mau
mendukung ide dan tujuan kita, merupakan hal yang bisa di dapat hanya
melalui berorganisasi.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka melalui kegiatan berorganisasi dapat
disimpulkan bahwa sikap-sikap yang tumbuh sebagai bentuk kecerdasan emosional
yaitu;

1.  mengendalikan diri,
2. kepekaan terhadap situasi sosial dan lingkungan,
3. kesadaran diri
4. empati terhadap orang lain,
5. cinta sesame,
6. optimis dalam menghadapi persoalan,
7. tidak mudah mengeluh,
8. membangun kepercayaan diri,
9. memahami kemampuan orang lain,
10.dapat bekerjasama, dan
11.pandai menghargai orang lain.

 
DIANTARA KUNCI SUKSES KULIAH
Memasuki sebuah rumah yang tergembok tentunya kita membutuhkan kunci,
demikian halnya untuk bisa mencapai kesuksesan dalam kuliah juga memerlukan kunci
tersebut dan kunci sukses kuliah yang dapat anda terapkan didalam kehidupan
berkampus antara lain sebagai berikut:
1)    Motivasi berprestasi
Motivasi berprestasi adalah kekuatan internal yang ada pada diri seseorang untuk
meraih sesuatu prestasi yang tinggi. Kekuatan motivasi berprestasi ini diawali oleh
suatu niat yang kuat untuk melakukan sesuatu (belajar) dengan sungguh-sungguh.
Niat anda memiliki daya dorong yang luar biasa untuk memperoleh suatu prestasi
belajar. Oleh karena belajar adalah suatu amal baik, maka anda harus meluruskan niat
anda agar dibimbing oleh Tuhan menuju kepada kesuksesan. Niat yang kuat akan
menghantarkan seseorang pada tujuan yang dicita-citakanya. Sebaliknya kalau
motivasi berprestasi tidak tumbuh dalam diri anda, maka akan bagaimana mungkin
akan memperoleh kesuksesan sebagai mana yang di harapkan? Dorongan yang kuat
untuk menjadi mahasiswa berprestasi yang di dukung oleh niat yang lurus akan
mewujudkan tujuan anda. Keterampilan menetapkan tujuan, sasaran dan target amat
penting dalam meraih cita-cita anda. Dan jangan dilupakan bahwa motivasi terhebat
seorang anak adalah orang tua maka tetaplah menjaga hubungan tersebut.
2)    Sabar
Dalam menampuh studi tidak jarang kita diperhadapkan dengan sejumlah rintangan.
Masalah kerap kali muncul seiring dengan perjalan kuliah. Bagi yang tidak siap  dan
sala menyikapi masalah yang ada maka masalah itu akan semakin besar. Oleh
karenanya sebagai orang yang beriman hendanya dalam mengatasi masalah adalah
dengan kesabaran. Sabar bukan berarti diam dalam menghadapi kondisi atau suatu
kenyataan atau bukan berarti menerima apa adanya ataupun pasrah tanpa usaha
namun sabar dalam arti ingin berubah. Sabar dalam arti berupaya untuk meraih suatu
tujuan dengan penuh keyakinan.
3)    Manajemen diri
Mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa yang mampu memenej diri dalam setiap
aktifitasnya. Cerdas secara intelektual, cerdas secara emosional dan juga cerdas
secara spiritual tentunya dicapai melalui kemampuan mengelola diri. Manajemen diri
berkaitan erat dengan kemampuan diri mengelola waktu. Secara efektif dan efisien.
Ada berbagai kesempatan dan peluang untuk mengoptimalkan waktu anda dalam
keseharian yaitu; waktu untuk belajar, waktu untuk membaca, waktu untuk menulis,
waktu untuk beribadah, waktu berorganisasi, waktu untuk kuliah, waktu untuk
berolahraga, waktu untuk santai, bersilaturahmi dab lain-lain.
4)    Menghormati dan memahami karakteristik dosen
Jangan habiskan waktu anda dengan mencaci dosen, tapi belajarlah untuk memahami
karakteristik dosen. karakter dosen yang satu dengan yang lainnya sedah pasti
berbeda karena dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan berbeda, cara pandang
berbeda, sifat berbeda, minat dan hobi berbeda berbeda pula dalam menghadapi
mahasiswa. Sebab jika anda tidak bisa memahami karakter dosen, apalagi salah
memahaminya sehingga anda tidak cerdas dalam menempatkan diri sebagai
mahasiswa di hadapan dosen, mungkin dapat merugikan posisi anda. Perlu juga anda
pahami bahwa  tidak setiap dosen itu sama seperti yang anda harapkan jadi
sesuaikanlah.
5)    Menjalin komunikasi dengan teman
Dalam aktivitas anda, tentunya tidak bisa dilepaskan dari kontribusi teman anda. Anda
harus mampu menghormati dan menghargai sesama teman. Memulai beradaptasi,
bekerja sama, menjalin kebersamaan, sehingga bisa tercipta pertemanan yang sejati.
Dan mendapatkan teman sepeti itu anda bisa melakukan aktivitas-aktivitas organisasi
intara ataupun ekstra.
6)    Berdoa dan bersyukur
Keberhasilan seseorang tidak lepas dari izin dan ridho Tuhan. Oleh karenannya
berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa dan rasa syukurnya merupakan bagian yang
tidak boleh dilupakan oleh seorang terpelajar. Seseorang mahasiswa yang
membiasakan dirinya hidup dengan doa dan syukur akan menghantarkan dirinya
semakin percaya diri, tidak pantang menyerah, tidak sombong, dan memiliki suatu
keyakinan untuk menghantarkan dirinya pada kesuksesan.
 
DAFTAR PUSTAKA
Badu, S.Q., Amin, B. 2012. Civitas Acadeica. Jakarta: Pustaka Indonesia Press.
Efendi, S. 2016. My Enemy Is Me. Yogyakarta. Penerbit WR.
Nurdin, D. 2009. Mahasiswa Pemimpin Masa Depan. Bandung: Ilmu Cahaya Hati.
Uno, H.B., Kuadrat, M. 2010. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Seymour, R.I. 2002. Maximize Your Potential. USA: Pelican Publishing Company, Inc.
 

10 Cara Terbaik Membagi Waktu Kuliah


dan Organisasi
Kuliah bukan hanya untuk meningkatkan ilmu pengetahuan saja. Namun,
juga sebagai tempat untuk meningkatkan softskill. Caranya, bisa dengan
mengikuti organisasi.
Sayangnya, banyak dari Anda yang berpikiran bahwa untuk membagi
waktu kuliah dengan organisasi itu sulit. Padahal, belum tentu apa yang
Anda pikirkan tersebut benar.

Bukan perkara yang mudah untuk membagi waktu kuliah dan organisasi.
Kedua hal ini sangat penting saat Anda sedang menjadi mahasiswa.
Disamping ilmu pengetahuan yang baik, akan sangat berguna jika
diimbangi dengan softskill.
Berikut 10 cara membagi waktu kuliah dan organisasi yang bisa Anda
lakukan agar perkuliahan tidak terganggu saat memutuskan ikut
berorganisasi.

1. Membuat Skala Prioritas


Ya, sebagai seorang mahasiswa tentu Anda lebih memahami sebuah
prioritas. Termasuk untuk perkuliahan dan organisasi, mana yang menjadi
prioritas Anda?.

Sebenarnya, tidak sulit untuk memilih mana yang harus didahulukan.


Dengan membuat skala prioritas, maka akan lebih efektif mengatur
waktunya.

Sebagai contoh, saat Anda menjabat sebagai ketua dalam kepanitiaan


maka harus lebih fokus. Namun, jika Anda menjabat sebagai anggota,
tentu bisa membagi waktu dengan yang lainnya. Karena, sebagai anggota
kepanitiaan Anda bekerja secara berkelompok.

Tanggung jawabnya akan dimiliki bersama-sama. Berbeda dengan ketua


yang memang memiliki tanggung jawab sendiri. Inilah yang dimaksud
sebagai prioritas.

Saat menjabat ketua Anda bisa lebih fokus pada organisasi. Namun, disaat
menjabat sebagai anggota bisa fokus pada perkuliahan yang sedang
dijalani.
2. Konsisten
Sebuah keputusan telah Anda ambil yaitu menjalani perkuliahan bersama
dengan menjalankan organisasi. Jadi, keputusan tersebut tentu harus tetap
Anda jalankan.

Setiap keputusan yang diambil sudah pasti memiliki resikonya. Termasuk


dalam menjalankan perkuliahan beserta organisasi, maka ada resikonya.
Yang paling banyak dikeluhkan yaitu mengenai waktu.

Bukankah Anda sudah membuat keputusan tersebut? Maka, Anda harus


konsisten terhadap apa yang telah dibuat. Rasa lelah, bosan dan malas
tentu Anda selalu hadir sebagai tantangan.

Tugas Anda, tetap konsisten pada hal yang memang seharusnya


dikerjakan. Tetap semangat dan konsisten karena manfaatnya bukan
terdapat saat itu, namun akan terasa dikemudian hari!

3. Cermat Memilih Organisasi


Mengikuti organisasi saat sedang kuliah tentu hal yang diperbolehkan
untuk semua mahasiswa. Tetapi, harus cermat dalam memilih organisasi
yang akan diikuti. Mengapa demikian? Karena, organisasi bukanlah hal
yang bisa Aanda anggap sepele.

Organisasi membutuhkan banyak waktu untuk berbagai macam


aktivitasnya. Bahkan, Anda harus merelakan waktu yang seharusnya untuk
kuliah harus beralih ke organisasi. Sebaiknya,  Anda bisa memilih
organisasi sesuai pada yang diminati.

Tidak hanya itu saja, pilihlah organisasi yang memang bisa Anda jalankan
sebagai seorang mahasiswa. Jangan tergiur dengan jabatan yang
ditawarkan saat proses seleksi.

Namun, sejauh apa Anda bisa menjalankan organisasi tersebut bersama


dengan proses perkuliahan. Hal itulah yang sangat penting!

Baca juga: 8 Alasan Yang Tepat Untuk Bergabung di Badan Eksekutif


Mahasiswa (BEM)
4. Jangan Tunda Pekerjaan
Selama ini, apakah Anda merupakan orang yang suka menunda
pekerjaan? Jika ‘YA’ maka mengikuti organisasi bukan hal yang tepat.
Tetapi, jika sebaliknya maka Anda bisa menjalankan kegiatan perkuliahan
sambil organisasi.

Karena, saat menjalankan organisasi akan banyak pekerjaan yang


diberikan. Terlebih, jika Anda sebagai orang yang penting dalam
kepanitiaan tersebut. Contohnya, Anda menjadi anggota di bagian
Perlengkapan.

Sebagai bagian perlengkapan maka Anda perlu mengurus banyak hal yang
berkaitan dengan perlengkapan. Mulai dari hal yang kecil sampai besar
semua harus diperhatikan secara penuh.

Jika hal seperti ini Anda tunda, maka waktu untuk kuliah akan dikorbankan
untuk keperluan tersebut. Padahal, hal ini tidak seharusnya dilakukan.

5. Disiplin Pada Waktu


Menjalankan perkuliahan serta mengikuti organisasi memang
membutuhkan waktu yang banyak. Dalam hal ini, sangat penting bagi Anda
untuk bisa disiplin terhadap waktu yang ada. Gunakan waktu tersebut
dengan sebaik mungkin.

Sebagai mahasiswa yang aktif pada organisasi, maka Anda tidak bisa
bersantai-santai. Menyeimbangkan kuliah dan organisasi merupakan hal
yang tidak mudah. Tetapi, dengan disiplin terhadap waktu, maka Anda bisa
menjalankan keduanya.

Jangan mudah tergoda oleh teman-teman yang sering mengajak main.


Bisa jadi, mereka memang tidak mengikuti kegiatan organisasi. Beda
halnya dengan Anda yang mengikuti organisasi dan harus disiplin terhadap
waktu.

6. Pikirkan Tujuan Kuliah


Seberapa yakin Anda ingin berkuliah hanya mengejar ilmu pengetahuan
saja? Apakah yakin bahwa softskill tidak diperlukan? Cobalah untuk
menggali lebih dalam mengenai hal tersebut. Sejatinya, sebagai seorang
mahasiswa sangat tidak layak jika menjadi kupu-kupu.
Kuliah pulang dan seterusnya hanya menjadikan mahasiswa apatis.
Sebagai agent of change, beranikan diri untuk bisa aktif sebagai
mahasiswa. Yakinkan diri terhadap tujuan Anda tentang kuliah. Percayalah
bahwa apa yang dilakukan pasti memiliki manfaat kedepannya.
Hal ini tentu akan sangat membantu untuk bisa membagi waktu Anda
dengan baik. Secara tidak langsung, pikiran bisa mempengaruhi kondisi
dari tubuh.

Jika Anda malas, maka pikiran yang akan membantu untuk membuat Anda
menjadi lebih semangat tentunya dalam kuliah dan berorganisasi.

7. Jaga Komunikasi Dengan Baik


Cara membagi waktu kuliah dan organisasi bisa dilakukan dengan
menjaga komunikasi. Sebagai mahasiswa, sudah bukan lagi dosen yang
akan memberikan kabar. Namun, mahasiswa harus lebih aktif dalam
bertanya apapun kepada dosen.

Biasanya, yang bertugas untuk bertanya yaitu ketua kelas. Ada baiknya,
Anda bisa menjalin komunikasi yang baik dengan ketua kelas. Disitulah,
sumber informasi mengenai segala waktu dan tugas pembelajaran bisa
didapatkan.

Saat jam mata kuliah ternyata tidak ada, maka bisa Anda manfaatkan
untuk keperluan organisasi. Tentunya, hal ini sangat baik dilakukan untuk
menyelesaikan pekerjaan dalam organisasi. Mulai sekarang, tetap jaga
komunikasi terhadap siapapun untuk bisa mendapatkan informasi lebih
cepat dan akurat.

8. Kurangi Kegiatan Tidak Penting


Setelah Anda menjalankan kuliah serta mengikuti organisasi, maka
alangkah baiknya untuk bisa mengurangi kegiatan yang tidak penting.
Sebelum Anda mengikuti organisasi, mungkin sering menghabiskan waktu
nongkrong bersama teman-teman.

Tidak ada masalah untuk bisa tetap nongkrong bersama teman. Namun,
alangkah baiknya untuk bisa dikurangi waktunya. Mulailah untuk bisa
mengurangi kegiatan tersebut dan digantikan hal yang lebih bermanfaat
lainnya.

Banyak sekali kegiatan lainnya yang lebih bermanfaat. Seperti


mengerjakan tugas sebelum deadline ataupun mulai berdiskusi bersama
teman organisasi mengenai kepanitiaan. Boleh saja Anda nongkrong
dengan teman, namun untuk waktunya mungkin bisa dikurangi.
9. Buat Target Pencapaian
Banyak yang bertanya, apa berguna membuat target untuk pencapaian?
Tentu sangat penting. Tanpa adanya target, belum pasti Anda bisa
menjalaninya dengan baik. Untuk itu, adanya target sangat berpengaruh
dalam menentukan kegiatan Anda.

Tips membagi waktu dengan membuat target pencapaian sangat bisa


Anda lakukan. Seperti, cobalah untuk membuat target bahwa Anda harus
lulus kuliah sarjana 3.5 Tahun. Lalu, jangan lupa untuk membuat target dari
organisasi.

Anda bisa membuat target untuk bisa menyelesaikan setiap kegiatan jauh
lebih cepat. Umumnya, untuk setiap kegiatan yang berlangsung
membutuhkan waktu tertentu sesuai pada rencananya. Tetapi, cobalah
untuk bisa dikerjakan dengan cepat sebelum waktunya selesai.
10. Membuat Planning
Cara membagi waktu kuliah dan organisasi selanjutnya yaitu dengan
membuat planning. Apa yang Anda pikirkan saat mendengar kata
“planning”? Rencana merupakan salah satu bagian yang cukup penting
sebagai mahasiswa aktif.
Setiap harinya, sudah harus memiliki rencana apa yang akan dilakukan
pada hari ini. Jika Anda tidak membuat planning, bisa menyebabkan waktu
keperluan organisasi dan kuliah menjadi sama.
Hal ini membuat Anda harus berpikir dengan lebih jernih lagi. Memang,
tidak mudah dalam membuat planning untuk aktivitas yang akan dilakukan.
Tetapi, skill ini sangat membantu untuk bisa membagi waktu lebih baik lagi.
Planning juga harus dibuat setidaknya 3 hari sebelum aktivitas tersebut.
Hal ini bertujuan untuk menghindari bermacam keperluan yang bisa saja
datang secara mendadak.
Seperti tugas mendadak yang diberikan dosen dan harus dikumpulkan
pada hari itu juga. Jadi, alangkah lebih baiknya jika bisa membuat rencana
untuk kedepannya dengan baik.

Penutup
Bagaimana, ternyata sangat mudah ya cara membagi waktu kuliah dan
organisasi? Jadi, Anda sudah bisa menerapkannya mulai sekarang.

Jangan ragu, untuk bisa kuliah sambil berorganisasi. Karena, Anda akan
merasakan manfaat keduanya saat masuk dalam dunia kerja. So, jangan
ragu untuk mencoba cara diatas!

Anda mungkin juga menyukai