Anda di halaman 1dari 6

Nama: Tatiana Imarasha

NIM: 205180181
Kelas: PLKH-11 C
Hari/Tanggal: Kamis, 11 November 2021

CATATAN SEMINAR
“JAMINAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ATAS AIR: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PENGUASAAN NEGARA DAN HAK RAKYAT ATAS AIR”

Air dalam sejarah kehidupan manusia memiliki posisi sentral dan merupakan jaminan
keberlangsungan kehidupan manusia di muka bumi. Air berhubungan dengan hak hidup
sesesorang sehingga air tidak bisa dilepaskan dalam kerangka hak asasi manusia. Pengakuan air
sebagai hak asasi manusia mengindikasikan dua hal; di satu pihak adalah pengakuan terhadap
kenyataan bahwa air merupakan kebutuhan yang demikian penting bagi hidup manusia, di pihak
lain perlunya perlindungan kepada setiap orang atas akses untuk mendapatkan air. Demi
perlindungan tersebut perlu diposisikan hak atas air menjadi hak yang tertinggi dalam bidang
hukum yaitu Hak Asasi Manusia.
Sebagaimana hak-hak asasi manusia lainnya posisi negara dalam hubungannya dengan
kewajibannya yang ditimbulkan oleh hak asasi manusia, negara harus menghormati (to respect),
melindungi (to protect), dan memenuhinya (to fulfill); Berkaitan dengan istilah the right to water
dalam bahasa Ingris dikenal dua istilah untuk hak atas air yaitu water right dan the right to water.
Sekalipun secara gramatikal tidak ada perbedaan, tetapi secara teknis hukum dua istilah itu
memiliki sejarah dan tradisi hukum yang berbeda. Water Right berasal dari tradisi hukum
kepemilikan (property right) yang mengakui adanya hak kepemilikan manusia terhadap benda-
benda tertentu. Bahkan nantinya, hasil daya nalar juga dapat disetarakan dengan hak ini.
Hak atas air merupakan hak asasi yang bukan datang dari negara, konteks ekologis tertentu
dari eksistensi manusialah yang memunculkan hak atas air. Oleh karena itu, masuknya negara
dalam pengelolaan air sebagai wujud hak menguasai yang terdapat dalam Pasal 33 ayat (3) UUD
NRI 1945 merupakan bentuk perlindungan hak-hak asasi tersebut agar dapat terjaga dan terjamin
bagi seluruh rakyat, yang tidak dapat dihilangkan oleh siapapun, karena hak atas air merupakan
hak yang bersifat kodrati, sehingga jelas bahwa air sebagai kebutuhan manusia merupakan hak
yang harus dipenuhi oleh negara sebagai bentuk pengakuan terhadap hak untuk hidup itu sendiri.
Oleh karena itu, keberadaan Pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945 secara filosofis merupakan
penjelmaan Sila ke-5 Pancasila yaitu Keadilan bagi Seluruh Rakyat Indonesia, dimana air sebagai
salah satu kekayaan nasional merupakan kebutuhan rakyat yang dikuasai negara dalam kerangka
memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia

A. Pemaparan pertama dikemukakan oleh Bapak Sigid Hanandaja Djuga Pramana, S.T.,
M.Eng mengenai Arah kebijakan dan kepastian hukum pemerintah tentang penguasaan
hak atas sumber daya air serta penyediaan infrastruktur terkait dengan pemenuhan hak
rakyat atas air
Prioritas Pemenuhan Sumber Daya Air
1. Kebutuhan pokok minimal sehari-hari dijamin pemenuhannya oleh negara → Pemerintah sesuai
dengan kewenangannya dalam pengelolaan SDA (Pasal 10, Pasal 13, Pasal 15):
a. menjamin penyediaan Air baku yang memenuhi kualitas untuk pemenuhan kebutuhan pokok
minimal sehari-hari masyarakat
b. Pemerintah Kab/Kota → memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas Air bagi
masyarakat
2. Prioritas pemenuhan SDA
a. kebutuhan pokok sehari hari;
b. pertanian rakyat; dan
c. penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usaha guna memenuhi kebutuhan pokok sehari-
hari melalui Sistem Penyediaan Air Minum.
3. Dalam hal ketersediaan Air mencukupi, prioritas pemenuhan SDA selanjutnya adalah:
a. penggunaan Sumber Dava Air guna memenuhi kegiatan bukan usaha untuk kepentingan publik;
dan
b. penggunaan Sumber Dava Air untuk kebutuhan usaha lainnya yang telah ditetapkan izinnya.
4. Keperluan Air untuk pemeliharaan Sumber Air dan lingkungan hidup diperhitungkan terlebih
dahulu memperhitungkan
[Pasal 8 UU 17/2019]
LINGKUP PENGELOLAAN SDA

PELAKSANAAN KONSTRUKSI DAN NONKONSTRUKSI


PERIZINAN BIDANG SUMBER DAYA AIR

ALUR PENGGUNAAN SDA


B. Pemaparan kedua dikemukakan oleh Dr. Alexander Sonny Keraf mengenai Pemerataan
Hak Atas Air Bagi Rakyat.
Masalah Air
• Kelangkaan: Terjadinya degradasi hutan dan lahan erosi baik karena kebakaran hutan,
perambahan hutan, perambahan hutan secara illegal maupun alih fungsi lahan hutan untuk
berbagai keperluan non-hutan, padahal hutan mempunyai fungsi yang amat vital yaitu
fungsi hidrologis dan fungsi klimatologis yang berkaitan dengan air.
• Pemanasan global dan perubahan iklim yang menyebabkan berkurangnya curah hujan,
iklim menjadi anomaly, kebakaran hutan dan sebagainya yang berpengaruh pada stok air
di alam.
• Penyedotan air tanah dan sumber daya air lainnya untuk kebutuhan industri maupun untuk
perusahaan air minum.
• Pencemaran: Pencemaran baik dari sumber industry maupun rumah tangga baik dengan
limbah cair maupun padat dan B3.
• Banjir: Disebabkan karena penggundulan hutan dan lahan serta pemanasan global dan
perubahan iklim.
• Kekeringan: Disebabkan karena pemanasan global dan perubahan iklim.
• Secara social pada akhirnya menyebabkan:
1. Konflik social bahkan diprediksi dalam jangka panjang dapat menimbulkan perang
2. Mengancam aktivitas produktivitas manusia, termasuk ekonomi, khususnya pertanian,
peternakan, perikanan air tawar dan industri
3. Menimbulkan berbagai macam penyakit dan penurunan kualitas hidup manusia

Penguasaan atas Sumber Daya Air


➢ Penguasaan oleh negara sesuai dengan amanat Pasal 33 UUD 1945
➢ Kewenangan dan kewajiban negara atas air sebagai Hak Asasi Manusia:
1. Menghormati, melindungi dan menjamin terpenuhinya hak atas air sebagai hak asasi
manusia bagi setiap warga negara secara sama dan adil
2. Mengatur dan menawasi pemenuhan hak atas air bagi semua warga negara secara adil dan
berkualitas dengan akses yang sama
Pertanyaan bagi negara:
1. Bagaimana menjamin pemenuhan kebutuhan air sebagai HAM bagi setiap warga negara?
2. Bagaimana menjamin pemenuhan kebutuhan air setiap warga negara secara adil?
3. Bagaimana menjamin pemenuhan kebutuhan air bagi setiap warga negara secara berkualitas
dan sehat?
4. Bagaimana menjamin akses yang sama dan adil bagi semua warga negara atas air yang
berkualitas dan sehat?

Tawaran Solusi: Negara Mengatur


• Prinsip dasarnya: sumber-sumber air, khususnya di wilayah pertanian yang turun temurun
menjadi milik masyarakat umum haruss dilindungi oleh negara dan tidak diperbolehkan
untuk privatisasi
• Larangan penyedotan air tanah di sumber daya air milik publik oleh swasta
• Swasta diberikan izin dan diawasi oleh negara untuk mengolah air limbah
• Izin yang sama berlaku bagi badan usaha atau industri yang membutuhkan air untuk
kebutuhan usaha atau proses produksi
• BUMN/BUMD diberi hak pengelolaan atas sumber daya air dari danau/sungai untuk
penyediaan air bagi public
• Kementerian dan Lembaga terkait yang berwenang wajib mengkonservasi daerah hulu
sungai dan danau sebagai sumber air untuk public dan untuk kehidupan pada umumnya
• Pemerintah serius melaksanakan program rehabilitasi DAS dan danau untuk
mengendalikan pencemaran dan pendangkalan
• Konsistensi pemerintah menurunkan emisi gas rumah kaca sesuai dengan kesepakatan
perjanjian iklim

Anda mungkin juga menyukai