Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA

Tentang
RESENSI BUKU
Pengampu :
Malikhah, S.Pd.

Disusun Oleh:

1. Astna Hanum Shiva Kawakiba


2. Nurriyah
3. Labib Faza Lutfi
4. Marvinda Pratama Putra
5. Ahmad Faisal Kawal
6. Pandu Diyu Bayu Muakidin

YAYASAN PENDIDIKAN NAHDLATUL ULAMA


MADRASAH ALIYAH NAHDLATUL ULAMA DEMAK
( MA NU DEMAK)
TERAKREDITASI : A
NPSN : 20 36 28 40 NSM : 131 233 210 042

Jl. Glagahwangi No. 1 Telp. (0291) 685847 Bintoro Demak


59511, e-mail : manudemak2011@gmail.com

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena dengan rahmat_NYA kami dapat
menyelesaikan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sebagai wujud dari
pengabdian kami sebagai siswa serta realisasi dari tanggung jawab dan kewajiban
kami selama mengikuti pelajaran ini.
Makalah ini berisi materi tentang “RESENSI”. Pembahasan yang
memaparkan tentang jenis-jenis karangan itu sendiri. Sehingga makalah ini dapat
digunakan untuk penyajian diskusi dan untuk keperluan lainnya.
Makalah ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para siswa/i sebagai
materi dalam belajar atau sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan yang
telah ada, serta sebagai bahan untuk penentuan nilai tugas oleh guru bidang studi
Bahasa Indonesia. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Allah SWT, kepada kedua orang tua, guru, teman-teman, dan semua pihak yang
telah memberikan dukungan dan bantuannya dalam penyusunan makalah ini.

Demak, 16 Januari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Tujuan.......................................................................................................... 1
C. Manfaat................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Resensi....................................................................................... 2
B. Ciri ciri Resensi............................................................................................ 3
C. Jenis jenis resensi............................................................................................... 4
D. Syarat Penyusunan Resensi.......................................................................... 4
E. Unsur-Unsur dalam Resensi......................................................................... 5
F. Komponen Resensi Novel............................................................................ 5
G. Cara membuat resensi........................................................................................ 6
H. Contoh Resensi............................................................................................ 6
BAB III
A. Kesimpulan.................................................................................................. 12
B. Kritik dan Saran........................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda, Resentie yang berarti
kupasan atau pembahasan. Jadi, resensi adalah kupasan atau pembahasan
tentang buku, film, atau drama yang biasanya disiarkan melalui media massa,
seperti surat kabar atau majalah. Pada Kamus Sinonim Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa resensi adalah pertimbangan, pembicaraan, atau ulasan
buku. Akhir-akhir ini, resensi buku lebih dikenal dengan istilah timbangan
buku.1
Dengan demikian, penulis akan membahas pengertian resensi, syarat
penyusunan resensi, unsur-unsur dalam resensi dan komponen resensi di dalam
makalah ini.

B. Tujuan
Tujuan dari makalah yang berjudul resensi ini adalah :
1. Untuk menyelesaikan tugas pembuatan makalah bahasa indonesia tentang
resensi.
2. Untuk mengetahui pengertian resensi, syarat penyusunan resensi, unsu-
unsur dalam resensi dan komponen dalam resensi.
C. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk menambah wawasan tentang materi Resensi khusunya bagi penulis
dan umumnya bagi pembaca yang budiman.

1
https://www.academia.edu/10780135/Makalah_tentang_Resensi_Bahasa_Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Resensi
Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda, Resentie yang berarti
kupasan atau pembahasan. Resensi adalah ulasan atau penilaian sebuah hasil
karya dengan menyajikan kualitas yang terkait dengan keunggulan maupun
kekurangannya. Menilai berarti mengulas, mempertimbangkan, mengkritik dan
menunjukkan kelebihan-kelebihan serta kekurangan-kekurangan buku dengan
penuh tanggung jawab. Artinya, penilaian yang disampaikannya harus disertai
landasan dan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Pada Kamus
Sinonim Bahasa Indonesia disebutkan bahwa resensi adalah pertimbangan,
pembicaraan, atau ulasan buku. Akhir-akhir ini, resensi buku lebih dikenal
dengan istilah timbangan buku.2
Dalam menulis resensi harus bertolak dari tujuan resensi itu sendiri
yaitu untuk membantu para pembaca perlu tidaknya membaca sebuah buku
tertentu. Pertimbangan buku diberikan menyesuaikan pertimbangan tersebut
dengan selera pembaca. Resensi tidak hanya diberikan terhadap buku atau
karangan tetapi diberikan juga kepada karya-karya lainnya seperti resensi film,
drama dan sebagainya.3
Pertimbangan yang di tulis oleh penulis resensi harus disesuaikan
selera pembaca maka sebuah resensi yang disiarkan melalui sebuah majalah
yang mungkin berbeda dengan resensi yang ditulis pada majalah lain. Resensi
yang disiarkan oleh majalah budaya yang profesional akan berbeda sifatnya
dengan resensi yang dimuat pada majalah hiburan biasa karena latar belakang
pendidikan serta minat pembaca yang berbeda-beda.
Sebuah majalah budaya profesional biasanya dibaca oleh orang-orang
yang berpendidikan cukup serta mempunyai apresiasi seni yang cukup tinggi.

2
Ibid
3
Engkos Kosasih, Cerdas berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X, Bandung Erlangga 2013.
Hal.330

2
Sedangkan majalah hiburan biasanya di baca oleh pembaca yang tidak
mengerti seluk beluk seni serta apresiasi seninya tidak mendalam.
Orang yang menulis resensi disebut resentator. Sebelum menulis
resensi, tentu saja resentator harus membaca buku yang mau diresensi itu,
kalau perlu berulang-ulang, agar memahami dan tahu betul arah yang dituju
buku tersebut. Lebih baik lagi bila resentator mempunyai pengetahuan yang
memadai berkaitan dengan buku yang diresensi itu. Dengan demikian,
resentator dapat menulis resensi dengan secara objektif dan dapat
menghindarkan diri dari penilaian yang bersifat subjektif.
B. Ciri Ciri Resensi
1. Judul Resensi
Ciri yang paling utama yang menandakan bahwa resensi benar dan
tepat adalah adanya judul resensi. Judul resensi tidak diambil dari judul
buku yang akan diresensi, melainkan hasil pemikiran dari resensator yang
dapat mencerminkan keunggulan buku tersebut. Dengan demikian,
pembaca menjadi tertarik untuk membaca resensi atau bahkan ingin segera
memiliki buku tersebut.
2. Identitas Buku
Selanjutnya adalah identitas buku menandakan bahwa resensi
dapat dipertanggung jawabkan. Dibagian awal resensi terdapat beberapa
hal terkait identitas buku, seperti judul buku, nama pengarang, penerbit
tahun terbit, edisi cetakan, jumlah halaman dan sebagainya. Selain itu,
identitas pengarang juga tidak kalah penting dalam suatu resensi. Hal itu
bertujuan untuk membandingkan karya yang satu dengan yang lainnya
dengan jujur tanpa adanya keberpihakan terhadap satu pihak.
3. Sinopsis atau Ulasan Buku
Sinopsis atau ulasan buku yang akan diresensi haruslah ditulis
secara ringkas dan tepat agar pembaca lebih mudah untuk memahami isi
buku yang sedang dibahas. Selain itu, resensator juga menjelaskan maksud
dan tujuan dari pengarang dalam pembuatan buku tersebut.

3
4. Kelemahan Buku
Ciri resensi yang baik adalah adanya kelemahan buku atau karya
yang akan dibahas. Namun, kelemahan buku disini haruslah dinilai secara
objektif, bukan karena resensator tidak suka terhadap pengarang buku atau
hal-hal yang bersifat subjektif. Tujuan dari penulisan kekurangan buku ini
adalah membantu pengarang untuk merevisi atau memperbaiki karya-
karyanya di masa mendatang. Sedangkan bagi pembaca, tujuan ditulisnya
kelemahan buku adalah sebagai bahan pertimbangan, apakah buku itu
layak untuk dinikmati atau tidak.
5. Kelebihan Buku
Bukan hanya kekurangan buku saja yang dipaparkan dalam
resensi, namun juga kelebihan yang dimiliki buku tersebut. Kelebihan
buku ditampilkan akan menjadi daya tarik tersendiri baik bagi pengarang
buku atau pembaca. Akan tetapi, kelebihan buku jangan ditulis secara
berlebihan. Hal itu akan membuat pembaca kecewa karena hasil resensi
tidak sesuai dengan kualitas buku fisiknya.
C. Jenis-Jenis Resensi
Berdasarkan isi sajian atau isi resensi nya , resensi buku di golongkan
menjadi :
a. Resensi informatif
Resensi informatif hanya berisi informasi tentang hal-hal penting
dari suatu buku . pada umumnya , isi resensi informatife hanya ringkasan
dan paparan mengenai apa isi buku atau hal-hal yang bersangkutan
dengan suatu buku .
b. Resensi evaluatif
Resensi evaluatif lebih banyak menyajikan penilaian peresensi tentang isi
buku atau hal-hal yang berkaitan dengan buku .informasi tentang isi
buku hanya disajikan sekilas saja bahkan kadang-kadang hanya
dijadikan ilustrasi
c. Resensi informatif –evaluatif

4
Resensi informatif-evaluatif merupakan perpaduan dua jenis resensi
tersebut . resensi jenis ini disamping menyajikan semacam ringkasan
buku atau hal-hal penting yang ada di buku juga menyajikan penilaian
peresensi tentang isi buku . resensi jenis ketiga lah yang dikatakan paling
ideal karna bisa memberikan laporan dan pertimbangan secara
memadai .
D. Unsur-Unsur dalam Resensi
Unsur-unsur dalam resensi meliputi :
1. Judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan
atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat
sesudah penulisan resensi selesai. Yang perlu di ingat, judul resensi harus
selaras dengan keseluruhan isi resensi.
2. Data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
a. Judul buku (jika buku itu termasuk buku hasil terjemahan, judul aslinya
juga harus ditulis)
b. Pengarang (jika ada, tulis juga penerjemah, editor, atau penyunting
seperti yang tertera dalam buku)
c. Penerbit
d. Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa)
e. Tebal buku (berapa halaman)
f. Harga buku (jika diperlukan)
3. Pembukaan (lead)
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini.
a. Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan
prestasi apa yang diperoleh.
b. Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh
pengarang sendiri maupun pengarang lain.
c. Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang.
d. Memaparkan keunikan buku.

5
e. Merumuskan tema buku.
f. Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku.
g. Mengungkapkan kesan terhadap buku.
h. Memperkenalkan penerbit.
4. Tubuh atau isi pertanyaan resensi buku
Tubuh atau isi pertanyaan resensi buku biasanya memuat hal-hal
dibawah ini :
a. Sinopsis atau isi buku secara benar dan kronologis.
b. Ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya.
c. Keunggulan buku.
d. Kelemahan buku.
e. Rumusan kerangka buku.
f. Tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit).
g. Kesalahan cetak (jika ada)
5. Penutup resensi
Bagian penutup, biasanya berisi saran atau pertanyaan bahwa buku itu
penting untuk siapa dan mengapa.
E. Komponen resensi novel
Komponen yang dapat dibahas dalam menyusun resensi novel adalah
sebagai berikut.
a. Tema.
1. Apakah yang diungkap dalam novel?
2. Apakah tema yang diungkapkan itu menarik  pembaca secara umum?
3. Apakah tema sudah sering diungkapkan dalam seri cerita lain yang
dibuatnya?
4. Apakah tema dapat diterima sebagai kebenaran yang umum?
b. Alur Cerita
1. Bagaimana peristiwa-peristiwa diatur dalam cerita?
2. Apa keunikan susunan peristiwa yang digunakan pengarang?
3. Apakah ada pembaruan susunan peristiwa dalam cerita itu?
c. Penokohan

6
1. Bagaimana pengarang memberi (menciptakan) watak atau karakter pada
tokoh-tokohnya?
2. Bagaimana sifat tokoh tersebut?
3. Adakah keunikan dalam menciptakan watak tokoh?
d. Sudut Pandang
1. Sudut pandang apa yang dipakai pengarang untuk menyampaikan cerita?
2. Adakah keunikan sudut pandang dalam cerita?
e. Latar Cerita
1. Bagaimana latar cerita digunakan?
2. Apakah latar ceritanya cocok dengan peristiwa?
f. Nilai-nilai
1. Nilai-nilai apakah yang dapat diambil pembaca dari cerita?
2. Adakah nilai-nilai baru yang dikembangkan?
g. Bahasa dan Gaya Cerita
1. Bagaimana bahasa yang digunakan pengarang?
2. Apakah cerita disampaikan dengan cara humor, serius, atau sinis?
h. Pengarang siapa pengarang cerita itu?
1. Bagaimana latar belakang kehidupannya?
2. Bagaimana kreativitasnya? Dalam sebuah resensi tidak semua cerita
tersebut diulas oleh penulis
F. Cara membuat resensi
Tahap dan Teknik Pembuatan Resensi
Ada tiga macam teknik meresensi buku yang dapat dilakukan, yakni :
a) Teknik Cutting and Glueing
Meresensi buku dengan teknik ini berarti merekatkan potongan-potongan
tulisan. Potongan tersebut berupa materi yang menarik perhatian Anda
yang terdapat di dalam buku yang akan Anda resensi. Selain bagian materi
yang menarik perhatian, bagian yang dipotong itu hendaknya
mencerminkan gagasan-gagasan inti si penulis buku.
Kumpulan potongan materi yang sudah terpilih itu, lalu disusun dan
dirangkaikan ke dalam sebuah susunan yang logis. Proses ini disebut tahap

7
pelekatan atau penempelan. Yang harus dijaga dalam proses ini adalah
kesatuan dan kepaduan gagasan antara potongan yang satu dengan
potongan lainnya. Upayakan agar resensi Anda seolah-olah menghadirkan
si penulis dalam menyampaikan gagasan-gagasannya. Peran Anda dalam
resensi itu hanya dalam konteks menyambungkan, mengalirkan dan
mengaitkan gagasan yang satu dengan yang lainnya.
Mengenai kesan dan pandangan Anda terhadap objek resensi harus
terefleksikan dalam judul. Selain itu, Anda dapat memasukkan kesan dan
opini Anda pada kalimat/paragraf pada bagian kesimpulan. Teknik ini
merupakan teknik yang paling sederhana dalam berlatih menulis resensi.

b) Teknik Focusing
Teknik ini berkaitan dengan memusatkan perhatian kepada satu aspek
tertentu yang disajikan dalam objek resensi. Pemusatan perhatian itu
harus tetap berpangkal pada sesuatu yang menonjol, dan menarik
perhatian.
Bagian yang dianggap menonjol itu bisa terletak pada aspek tema, metode
pembahasan yang digunakan penulis, sampul luar, sosok pengarang, gaya
penyajian, atau latar belakang penerbitan buku tersebut.

c) Teknik Comparing
Teknik ini mengajak seorang peresensi untuk melakukan pembandingan-
pembandingan atas hal-hal yang terdapat dalam objek resensi dengan
sumber lain mengenai topik sejenis. Pembandingan itu dapat dilakukan
atas dasar topik atau tema yang sama dari pengarang yang berbeda atau
pengarang yang sama mengenai topik-topik yang berbeda.
Teknik ini tidak mungkin dilakukan tanpa kegiatan membaca. Peresensi
wajib membaca beberapa sumber yang berbeda. Semakin kaya bacaan
persensi, maka semakin kaya pula wawasan yang dapat dijadikan input
bagi kedalaman pembandingannya. Peresensi dapat menemukan kelebihan
atau kekurangan yang terdapat di dalam sebuah buku. Oleh karena itu,

8
membaca beberapa sumber bacaan itu menjadi sesuatu yang sangat
penting dalam menentukan kualitas resensi Anda

G. Contoh Resensi
Resensi Novel Ayat-Ayat Cinta
Identifikasi Buku
Judul : Ayat-Ayat Cinta
Pengarang : Habiburrahman El-Shirazy
Tebal Buku : 411 halaman
Diresensi : Shelvi Novianita

Sinopsis
“Mencintai-Nya Menuntunku Pada Cintamu”
Fahri bin Abdillah adalah pelajar Indonesia yang berusaha menggapai
gelar masternya di Al Ahzar. Berteman dengan panas dan debu Mesir. Berkutat
dengan berbagai macam target dan kesederhanaan hidup. Bertahan dengan
menjadi penerjemah buku-buku agama. Belajar di Mesir, membuat Fahri dapat
mengenal Maria, Nurul, Noura, dan Aisha.
Maria Grigis adalah tetangga satu flat Fahri, yang beragama Kristen
Koptik tapi mengagumi Al Quran. Dan menganggumi Fahri. Kekaguman yang
berubah menjadi cinta. Sayangnya, cinta Maria hanya tercurah dalam diary
saja.
Sementara Nurul adalah anak seorang kyai terkenal, yang juga mengeruk
ilmu di Al Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis manis ini. Sayang
rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah
menunjukkan rasa apa pun pada Nurul. Sementara Nurul pun menjadi ragu dan
selalu menebak-nebak.
Sedangkan Noura adalah tetangga Fahri, yang selalu disika Ayahnya
sendiri. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya. Hanya

9
empati saja. Tidak lebih! Namun Noura yang mengharap lebih. Dan nantinya
ini menjadi masalah besar ketika Noura menuduh Fahri memperkosanya.
Dan yang terakhir adalah Aisha. Si mata indah yang menyihir Fahri.
Sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot
dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri. Dan Fahri juga tidak bisa membohongi
hatinya.
Lantas, siapakah yang nantinya akan dipilih Fahri? Siapakan yang akan
dipersunting oleh Fahri? Siapakah yang dapat mencintai Fahri dengan tulus?
Mari kita cari jawabannya dari sinopsis “Ayat-Ayat Cinta” berikut.
Fahri sedang dalam perjalanan menuju Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq
yang terletak di Shubra El-Kaima, ujung utara kota Cairo, untuk talaqqi
(belajar secara face to face pada seorang syaikh) pada Syaikh Utsman, seorang
syaikh yang cukup tersohor di Mesir.
Dengan menaiki metro, Fahri berharap ia akan sampai tepat waktu di
Masjid Abu Bakar As-Shiddiq. Di metro itulah ia bertemu dengan Aisha. Aisha
yang saat itu dicacimaki dan diumpat oleh orang-orang Mesir karena
memberikan tempat duduknya pada seorang nenek berkewarganegaraan
Amerika, ditolong oleh Fahri. Pertolongan tulus Fahri memberikan kesan yang
berarti pada Aisha. Mereka pun berkenalan. Dan ternyata Aisha bukanlah gadis
Mesir, melainkan gadis Jerman yang juga tengah menuntut ilmu di mesir.
Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat orang temannya yang
juga berasal drai Indonesia. Mereka adalah Siful, Rudi, Hamdi, dan Misbah.
Mereka tinggal di sebuah apartemen sederhana yang mempunyai dua lantai,
dimana lantai dasar menjadi temapt tinggal Fahri dan empat temannya,
sedangkan yang lanai atas ditemapati oleh keluarga Kristen Koptik yang
sekaligus menjadi tetangga mereka. Keluarga ini terdiri dari Tuan Boutros,
Madame Nahed dan dua orang anak mereka, taitu Maria dan Yousef.
Walau keyakinan dan aqiqah mereka berbeda, tapi antara keluarga Fahri
dan Tuan Boutros terjalin hubungan yang sangat baik. Terlebih Fahri dan
Maria berteman begitu akarab. Fahri menyebut Maria sebagai gadis koptik

10
yang aneh. Bagaimana tidak, Maria mampu menghafal surat Al-Maidah dan
surat Maryam.
Selain bertetangga dengan keluarga Tuan Boutros, Fahri juga mempunyai
tetangga lain berkulit hitam yang perrangainya berbanding seratusdelapan
puluh derajat dengan keluarga Boutros. Kepala keluarga ini bernama Bahadur.
Istrinya bernama madame Syaima dan anak-anaknya bernama Mona, Suzanna,
dan Noura.
Bahadur, madame Syaima, Mona, dan Suzanna sering menyiksa noura
karena rupa serta warna rambut Noura yang berbeda dengan mereka. Noura
berkulit putih dan berambut pirang. Ya, nasib Noura memang malang.
Suatu malam Noura diusir Bahadur dari rumah. Noura diseret ke jalan
sembari dicambuk. Tangisannya memilukan. Fahri tidak tega melihat Noura
diperlakukan demikian oleh Bahadur. Ia meminta Maria melalui sms untuk
menolong Noura. Fahri tidak bisa menolong Noura secara langsung karena
Noura bukan muhrimnya. Maria pun bersedia menolong Noura malam itu. Ia
membawa Noura ke flatnya.
Fahri dan Maria berusaha mencari tahu siapa keluarga Noura sebenarnya.
Mereka yakin Noura bukanlah anak Bahadur dan madame Syaima.
Dan benar. Noura bukan anak mereka. Noura yang malang itu akhirnya
bisa berkumpul bersama orang-orang yang menyayanginya. Ia sangat berterima
kasih pada Fahri dan Maria.
Sementara itu, Aisha tidak dapat melupakan pemuda yang baik hati mau
menolongnya di metro saat itu. Aisha rupanya jatuh hati pada Fahri. Ia
meminta pamannya Eqbal untuk menjodohkannya dengan Fahri. Kebetulan,
paman Eqbal mengenal Fahri dan Syaik Utsman. Melalui bantuan Syaik
Utsman, Fahri pun bersedia untuk menikah dengan Aisha.
Mendengar kabar pernikahan Fahri, Nurul menjadi sangat kecewa.
Paman dan bibinya sempat datang ke rumah Fahri untuk memberitahu bahwa
keponakannya sangat mencitai Fahri. Namun terlambat! Fahri akan segera
menikah dengan Aisha. Oh, malang benar nasib Nurul.

11
Dan pernikahan Fahri dengan Aisha pun berlangsung. Fahri dan Aisha
memutuskan untuk berbulanmadu di sebuah apartemen cantik selama beberapa
minggu.
Sepulang dari ‘bulanmadu’nya, Fahri mendapat kejutan dari Maria dan
Yousef. Maria dan adiknya itu datang ke rumah Fahri untuk memberikan
sebuah kado pernikahan. Namun Maria tampak lebih kurus dan murung.
Memang, saat Fahri dan Aisha menikah, keluarga Boutros sedang pergi
berlibur. Alhasil, begitu mendengar Fahri telah menjadi milik wanita lain dan
tidak lagi tinggal di flat, Maria sangat terpukul.
Kebahagian Fahri dan Aisha tidak bertahan lama karena Fahri harus
menjalani hukuman di penjara atas tuduhan pemerkosaan terhadap Noura.
Noura teramat terluka saat Fahri memutuskan untuk menikah dengan Aisha.
Di persidangan, Noura yang tengah hamil itu memberikan kesaksian
bahwa janin yang dikandungnya adalah anak Fahri. Pengacara Fahri tidak
dapat berbuat apa-apa karena ia belum memiliki bukti yang kuat untuk
membebaskan kliennya dari segala tuduhan. Fahri pun harus mendekam di bui
selama beberapa minggu.
Satu-satunya saksi kunci yang dapat meloloskan Fahri dari fitnah kejam
Noura adalah Maria. Marialah yang bersama Noura malam itu (malam yang
Noura sebut dalam persidangan sebagai malam dimana Fahri memperkosanya).
Tapi Maria sedang terkulai lemah tak berdaya. Luka hati karena cinta
yang bertepuk sebelah tangan membuatnya jatuh sakit. Tidak ada jalan lain.
Atas desakan Aisha, Fahri pun menikahi Maria. Aisha berharap, dengan
mendengar suara dan merasakan sentuhan tangan Fahri, Maria tersadar dari
koma panjangnya. Dan harapan Aisha menjadi kenyataan. Maria dapat
membuka matanya dan kemudian bersedia untuk memberikan kesaksian di
persidangan. Alhasil, Fahri pun terbebas dari tuduhan Noura. Dengan kata lain,
Fahri dapat meninggalkan penjara yang mengerikan itu.
Noura menyesal atas perbuatan yang dilakukannya. Dengan jiwa besar,
Fahri memaafkan Noura. Dan, terungkaplah bahwa ayah dari bayi dalam
kandungan Noura adalah Bahadur.

12
Fahri, Aisha, dan Maria mampu menjalani rumah tangga mereka dengan
baik. Aisha menganggap Maria sebagai adiknya, demikian pula Maria yang
menghormati Aisha selayaknya seorang kakak. Tidak ada yang menduga jika
maut akhirnya merenggut Maria. Namun Maria beruntung karena sebelum ajal
menjemputnya, ia telah menjadi seorang mu’alaf.4
Dari buku kita tahu bahwa Fahri selalu “menjaga diri” di tengah wanita-
wanita yang dekat dengannya. Hal itu Fahri lakukan karena rasa cintanya pada
Yang Maha Kuasa. Fahri berusaha konsisten dengan prinsip, dan ajaran agama
yang ia pegang teguh. Cinta Fahri pada agama dan Sang Khalik menuntunnya
pada cinta Aisha. Atas izin Allah Fahri dan Aisha bersatu di bawah payung
cinta yang tulus mengharapkan ridhaNya.
Kelebihan
 Ceritanya begitu menyentuh dan mengalir seakan pembaca mengalami
berbagai problema yang melilit sang tokoh
 Penulis mengajak pembaca mendalami Islam dengan bahasanya yang
menyejukkan
 Kisah-kisah hubungan antar manusia (kisah cinta) digambarkan secara
menarik dan utuh tanpa harus terasa vulgar.
Kekurangan
 Seorang pria dicintai empat orang wanita. Mungkinkah? Jika dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari, rasanya aneh jika ada pria yang di”gilai” oleh
empat orang wanita sekaligus. Baik Aisha, Maria, Noura, dan Nurul
menginginkan Fahri menjadi suaminya. Beruntung sekali tokoh Fahri!
Mungkinkah hal yang demikian ada dalam kehidupan nyata?
 Noura frustasi karena tidak mendapatkan cinta Fahri. Ia lantas memfitnah
Fahri dengan tuduhan yang kejam. Benarkah ada seorang wanita yang
seperti Noura dalam kehidupan nyata? Cinta tetaplah cinta. Tidak akan
berubah menjadi pisau yang dapat menusuk dari belakang.
Kebermanfaatan

4
https://makalahlengkapterbaru.blogspot.com/2018/12/makalah-bahasa-indonesia-resensi.html

13
 Merupakan media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin
mengetahui lebih banyak tentang islam
 Dengan membaca novel ini kita dapat mengetahui geografi kota Mesir serta
sosial budaya Timur Tengah tanpa harus pergi ke sana.
 Memberikan contoh pada kita tentang sebuah pernikahan yang baik dan
sesuai syariat Islam.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Resensi adalah ulasan atau penilaian sebuah hasil karya dengan
menyajikan kualitas yang terkait dengan keunggulan maupun kekurangannya.
Penulis resensi harus memperhatikan dua hal yaitu penulis harus memahami
sepenuhnya tujuan penulis dari pengarang buku tersebut dan penulis resensi
harus menyadari sepenuhnya tujuan menulis resensi itu.
Syarat penyusunan resensi adalah ada data buku, ada ulasan singkat
buku, harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan. Unsur-unsur
dalam resensi antara lain judul resensi, data buku, pembukaan, tubuh atau isi
pertanyaan resensi buku dan penutup resensi. Sedangkan komponen resensi
meliputi tema, alur cerita, penokohan, sudut pandang, latar cerita, nilai-
nilai,bahasa dan gaya cerita serta pengarang.

B. Kritik dan Saran


1. Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk mengetahui
bagaimana cara membuat resensi dari sebuah novel, drama, novel dan
sebagainya.
2. Kepada para pembaca jika ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa
membaca buku tentang resensi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Engkos Kosasih, 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia. Bandung : Erlangga.


https://www.academia.edu/10780135/Makalah tentang Resensi Bahasa Indonesia.
https://makalahlengkapterbaru.blogspot.com/2018/12/makalah-bahasa-indonesia-
resensi.html.

Anda mungkin juga menyukai