Laporan Pendahuluan - Anis Dwi Aisah - 2001031011
Laporan Pendahuluan - Anis Dwi Aisah - 2001031011
A. DEFINISI
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene),
berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK (toileting). Pasien gangguan
jiwa akan mengalami kurangnya perawatan diri yang terjadi akaibat
perubahan proses pikir sehingga aktivitas perawatan diri menurun. Personal
hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya (Fitria, 2012).
Defisit Perawatan Diri gangguan kemampuan melakukan aktivitas
yang terdiri dari mandi, berpakaian, berhias, makan, toiletingatau
kebersihan diri secara mandiri (Nanda, 2006). Keadaan individu mengalami
kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan
penurunan kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima
aktivitas perawatan diri (makan, mandiatau higiene, berpakaian atau
berhias, toileting (Afnuhazi, 2015).
Hygiene adalah ilmu kesehatan, cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadanemosi klien
disebut higiene perorangan (perry & poter, 2006). Personal hygiene berasal
dari Bahasa Yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan dan
Hygien berarti sehat kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikis sesuai kondisi kesehatannya
B. KLASIFIKASI
Menurut NANDA (2012) dalam Mukhripah Damaiyanti (2014),
perawatan diri terdiri dari:
1. Defisit perawatan diri: mandi Hamabatan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan mandi/ beraktivitas perawatan diri untuk diri
sendiri.
2. Defisit perawatan diri: berpakaian Hambatan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias untuk
diri sendiri.
3. Defisit perawatan diri: makan Hambatan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas seharian.
4. Defisit perawatan diri: eliminasi Hambatan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.
D. PSIKOPATOLOGI
Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun, kurang perawatan diri ketidakmampuan
merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri,
dan toileting (Buang Air Besar atau Buang Air Kecil) (Mukhripah, 2008).
E. MANIFESITASI KLINIS
Menurut Fitria (2012) tanda dan gejala yang tampak pada klien yang
mengalami defisit perawatan diri adalah sebagai berikut:
1. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidak mampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran
air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, meringankan tubuh,
serta masuk dan keluar kamar mandi.
2. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam melakukan atau mengambil
potongan pakaian, menaggalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk
mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat
yang memuaskan, mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menagani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, mengambil
makanan dari wadah lalu memasukannya ke mukut, melengkapi
makanan mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat,
mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan
aman.
4. BAB/BAK (toileting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari
jamban, memanipulasi pakaian untuk toletting, membersihkan diri
setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram tiolet kamar kecil.
Keterbatasan diri diatas biasanya diakibatkan karena stresor yang
cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga
diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat
dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan,
maupaun BAB/BAK. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat,
maka kemungkinan bisa mengalami masalah resiko tinggi isolasi
sosial.
Dampak Masalah Defisit Perawatan Diri
1. Dampak Fisik, Banyak gangguan kesehatan yang diderta seseorang
karena tidak terpeliharannya kebersihan perorangan dengan baik,
gangguan fisik yang terjadi adalah: gangguan integritas kulit,
gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga,
gangguan fisik.
2. Dampak Psikososial, Masalah yang berhubungan dengan personal
hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai
dan mencintai, kebutuhan harga diri dan gangguan interaksi sosial.
F. DIAGNOSA
1. Defisit perawatan diri
2. Isolasi Sosial
3. Harga diri rendah
H. DAFTAR PUSTAKA
Afnuhazi, R., (2015). Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Jiwa.
I. STRATEGI PELAKSANAAN
No KLIEN KELUARGA
SP 1
1. Orientasi Orientasi
1. Salam terapeutik 1. Salam terapeutik
2. Evaluasi atau Validasi 2. Evaluasi atau Validasi
3. Kontrak waktu, tempat dan 3. Kontrak waktu, tempat dan
topik topik
2. Fase Kerja Fase Kerja
1. Menjelaskan pentingnya 1. Mendiskusikan masalah yang
kebersihan diri dirasakan keluarga dalam
2. Menjelaskan cara menjaga merawat klien
kebersihan diri 2. Menjelaskan pengertian,
3. Melatih klien cara menjaga tanda dan gejala defisit
kebersihan diri (mandi, ganti perawatan diri dan jenis
pakaian, gosok gigi, cuci defisit perawatan diri yang
rambut, potong kuku) dialami klien
4. Memasukkan pada jadwal 3. Menjelaskan cara-cara
kegiatan untuk latihan mandi, merawat klien defisit
sikat gigi 2 kali sehar, cuci perawatan diri
rambut 2x seminggu,
memotong kuku 1 kali
perminggu
3. Terminasi Terminasi
1. Evaluasi Subjektif 1. Evaluasi Subjektif
2. Evaluasi Objektif 2. Evaluasi Objektif
3. Rencana tindak lanjut 3. Rencana tindak lanjut
4. Kontrak yang akan datang 4. Kontrak yang akan datang
waktu, tempat dan topik waktu, tempat dan topik
SP 2
1. Orientasi Orientasi
1. Salam terapeutik 1. Salam terapeutik
2. Evaluasi atau Validasi 2. Evaluasi atau Validasi
3. Kontrak waktu, tempat dan 3. Kontrak waktu, tempat dan
topik topik
2. Fase Kerja Fase Kerja
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih keluarga
harian klien mempraktikan cara merawat
2. latih cara berdandan setelah merawat klien dengan defisit
kebesihan diri (sisiran dan perawatan diri.
cukuran) 2. Melatih keluarga
3. menganjurkan klien mempraktikan cara merawat
memasukkan dalam jadwal langsung kepada klien defisit
kegiatan harian untuk perawatan diri
kebersihan diri berdandan atau
berhias
3. Terminasi Terminasi
1. Evaluasi Subjektif 1. Evaluasi Subjektif
2. Evaluasi Objektif 2. Evaluasi Objektif
3. Rencana tindak lanjut 3. Rencana tindak lanjut
4. Kontrak yang akan datang 4. Kontrak yang akan datang
waktu, tempat dan topik waktu, tempat dan topik
SP 3
1. Orientasi Orientasi
1. Salam terapeutik 1. Salam terapeutik
2. Evaluasi atau Validasi 2. Evaluasi atau Validasi
3. Kontrak waktu, tempat dan 3. Kontrak waktu, tempat dan
topik topik
2. Fase Kerja Fase Kerja
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Membantu keluarga membuat
harian klien. jadwal aktivitas di rumah
2. Menjelaskan cara makan dan termasuk jadwal minum obat
minum yang baik dan benar (discharge planning).
3. Menganjurkan klien 2. Menjelaskan follow up pasien
memasukan dalam jadwal setelah pulang
kegiatan klien.
3. Terminasi Terminasi
1. Evaluasi Subjektif 1. Evaluasi Subjektif
2. Evaluasi Objektif 2. Evaluasi Objektif
3. Rencana tindak lanjut 3. Rencana tindak lanjut
4. Kontrak yang akan datang 4. Kontrak yang akan datang
waktu, tempat dan topik waktu, tempat dan topik
SP 4
1. Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi atau Validasi
3. Kontrak waktu, tempat dan
topik
2. Fase Kerja
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien.
2. Latih Klien untuk BAB dan
BAK yang baik agar klien
mampu melakukan secara
mandiri
3. Menganjurkan klien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian
3. Terminasi
1. Evaluasi Subjektif
2. Evaluasi Objektif
3. Rencana tindak lanjut
4. Kontrak yang akan datang
waktu, tempat dan topik
SP 5
1. Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi atau Validasi
3. Kontrak waktu, tempat dan
topik
2. Fase Kerja
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien.
2. Nilai kemampuan yang telah
mandiri pada klien, apakah
perawatan diri telah baik
3. Terminasi
1. Evaluasi Subjektif
2. Evaluasi Objektif
3. Rencana tindak lanjut
4. Kontrak yang akan datang
waktu, tempat dan topik