Anda di halaman 1dari 6

digambarkan dengan empat persegi panjang dan kejadian menyatakan

dengan lingkungannya dalamnya.


S

A B

Gambar 1 Kejadian dan ruang sampel


Jadi, kejadian di A, B, dan C ketiganya merupakan himpunan
bagian ruang sampel S juga jelas bahwa kejadian A; kejadian B dan C
tidak mempunyai titik sampel yang sama, dan kejadian A dan C paling
sedikit mempunyai satu titik sampel persekutuan. Jadi gambar 1 dapat
dipakai untuk menggambarkan keadaan seseorang menarik sebuah
kartu dari kelompok S 2 kartu dan mengamati terjadinya kejadian
berikut :
A : Karu yang ditarik berwarna merah
B : Kartu yang ditarik jack, queen, atau king diamond
C : Kartu yang ditarik as
Jelas bahwa titik sampel persekutuan kejadian A dan C
hanyalah kedua as merah (as heart dan as diamond)
Kejadian yang menyatakan mahasiswa yang mengambil kuliah
matematika dan yang mengambil kuliah Fisika diarsir berlainan.
Daerah yang kena atau 2 x menyatakan kejadian bahwa seorang
mahasiswa mengambil kuliah matematika dan fisika sedangkan daerah
yang tidak diarsir menyatakan kejadian bahwa mahasiswa mempelajari
mata pelajaran lain yang bukan matematika atau fisika.
4. Operasi dengan kejadian
Sekarang kita akan membahas koperasi yang menyangkut
kejadian yang akan menghasilkan baru jadian baru ini masih tetap
merupakan himpunan bagian ruang sampel semula.
Definisi
Irisan dan kejadian A dan B dinyatakan dengan lambang A ∩ B
ialah kejadian yang unsurnya termasuk dalam A dan B.
Unsur dalam himpunan A ∩ B ialah jika dan hanya jika
termasuk dalam kedua himpunan A dan B. Unsur tersebut dapat
didaftar atau ditentukan dengan metode aturan, yaitu A ∩ B = {x|x ∈ A
dan ∈ B }.
5. Definisi Nilai Kemungkinan
a. Definisi Klasik
Misalkan kejadian A dapat terjadi dalam p cara seluruh n cara
yang mungkin, dan n cara ini berkemungkinan sama (probalitas)
kejadian A =
p
P (A) =
n
Catatan definisi ini mempunyai kelemahan, yaitu dalam
definisinya tersendiri termasuk kata kemungkinan yang sama.
walaupun definisi ini mempunyai kelemahan, tersebut dalam hal ini
kita gunakan gambaran secara intuisi dahulu kepada para pembaca dan
kelak akan memberikan definisi secara axioma yang lebih tepat.

Contoh 1
Sebuah mata uang dilemparkan; maka ada dua cara yang
mungkin yaitu, muka (m) atau jatuh belakang (b); kejadian m dan b
berkemungkinan sama karena simetri bentuk mata uang. Jadi, nilai
kemungkinan jatuh muka ialah P (m) = ½

Contoh 2
Sebuah dadu dilemparkan. Ada 6 cara yang mungkin dan yang
berkemungkinan sama, yaitu hasil lemparan ialah, 1, 2, 3, 4, 5, dan 6;
sehingga P(1) = P(2) = P(3) = P(4) = P(5) = P(6) = 1/6. Nilai
kemungkinan kejadian A, yaitu jatuh genap, dapat terjadi 3 cara, yaitu :
2, 4, dan 6; jadi, P(A) = 3/6 = 1/2. Nilai kemungkinan kejadian B, yaitu
jatuh hasil ≤ 2, dapat terjadi dengan 2 cara yaitu : 1 atau 2; sehingga
P(B) = 2/6 = 1/3.

Contoh 3
Pandanglah 10 angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Suatu
bilangan diambil bercakan atau secara random, yaitu setiap angka
mempunyai kemungkinan terambil yang sama. Berapa nilai
kemungkinannya mendapat angka yang habis dibagi 32.
Jawab : ada 10 cara yang mungkin untuk mendapat satu angka yaitu 1
atau 2 atau 3. Atau seterusnya sampai 9. Dari cara yang mungkin ini
hanya ada 4 cara untuk mendapatkan bilangan yang habis dibagi 3.
Jadi, P (bilangan yang habis dibagi 3) = 4/10.
Semua contoh diatas adalah eksperimen acak, yaitu eksperimen
non deterministic dan dengan kata lain, eksperimen yang hasilnya
dipengaruhi oleh kemungkinan.

Analisa Kombinatorial
Untuk dapat menghitung nilai kemungkinan dari kejadian yang
lebih majemuk, kita gunakan analisa kombinatorial. Simbol untuk n
fakultas ialah n!
Definisi: n fakultas = n! = 1.2.3.4.5.....(n-1).(n).
Jadi: 2! = 1.2 = 2
3! = 1.2.3 = 6
4! = 1.2.3.4 = 24
5! = 1.2.3.4.5 = 120
Sudah tentu 1! = 1
Perhatikan jika n menjadi besar, dengan sangat cepat n! menjadi
semakin besar.
Umpamanya, 10! = 3628800, dan 20! = bilangan dengan 19 angka.

Permutasi
Pandanglah tiga unsur berlainan, misalkan a, b, dan c. Kita
dapat mengurutkan nya sebagai: abc, bca, cab, dan cba. Tiap urutannya
disebut permutasi 3 unsur titik banyaknya permutasi 3 unsur yang
diambil ketiga-tiganya dinyatakan dengan simbol 3P3 = 6. Jika kita
hanya mengambil 2 unsur saja, kita mendapat permutasi ab, ba, ac, ca,
bc, dan cb.
Banyaknya permutasi 3 unsur diambil 2 = 3P2 = 6 titik peranglah 3 P2
= 3 yaitu: a, b, dan c.
Definisi
Suatu permutasi r, yang diambil dari n unsur yang berlainan,
ialah penempatan r unsur itu dalam 1 urutan (r ≤ n).
Dalil 1.3.1
n!
nPr = (n)(n-1)(n-2)…..(n-r+1) =
( n−r ) !
Khususnya: nPn = n(n-1)(n-2)….. 1 = n!

Kita buktikan untuk n = 4 dan pandanglah 4 unsur a, b, c, dan d


dan untuk tempat kedua ada 3 pilihan, karena satu unsur sudat
ditempatkan pada tempat pertama. Karena setiap pilihan untuk temoat
pertama dapat digabungkan dengan setiap pilihan untuk tempat kedua,
banyaknya permutasi 4 unsur diambil 2 iala 4P2 = 4.3 =
4 3

4.3 .2.1 4!
12. Untuk 4.3 dapat ditulis sebagai , maka 4P2 = = 12
2.1 2!

Diagram 1
Ambillah sekarang 4 unsur titik untuk tempat pertama diambil a
b c atau d, jadi ada 4 pilihan. Untuk tempat kedua dapat diambil hanya
3 pilihan, karena satu unsur sudah terpakai titik untuk tempat ke-3
hanya satu pilihan, karena tinggal satu unsur titik karena setiap pilihan
untuk tempat pertama dapat digabungkan dengan setiap pilihan untuk
tempat ketiga, dan seterusnya, maka 4P4 = 4.3.2.1 = 4!
4 3 2 1
Diagram 2
Perhatian:
1. Cara bukti di atas dapat digunakan untuk unsur diambil r.
2. Rumus untuk nPn juga dapat dijabarkan dari rumus nPr dengan
mengisi r = n dengan mendefinisikan 0!, yaitu nPn =

Kombinasi
Pandanglah tiga unsur a, b, dan c. Sekarang kita ambil dua
unsur dan kali ini tidak mengindahkan urutannya; jadi, ab sama dengan
ba, ac, dan cb ialah 3 kombinasi 3 unsur diambil 2.

Definisi
Suatu kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang
berlainan, ialah suatu pilihan dari r unsur tanpa memperlihatkan
urutannya (r ≤ n).
Banyaknya kombinasi 3 unsur yang diambil 2 dinyatakan
dengan:
Simbol 3C2 atau (¿32 )¿ ; jadi 3C2 = (¿32 )¿ = 3. Jika dari 3 unsur diatas
diambil satu unsur saja, akan ada tiga kombinasi, yaitu : a, b, dan c, jadi
3C1 = 3.
Pandanglah sekarang empat unsur a, b, c, dan d. Jika diambil
satu unsur, maka ada empat kombinasi, yaitu : a, b, c, dan d; jadi, 4C2
= 6. Jika diambil 3 unsur, terdapat kombinasi abc, abd, acd, dan bcd ;
Jadi, 4C3 = 4. Jika diambil semua, hanya ada satu kombinasi abcd, jadi
4C4 = 1.

Dalil 1.3.2

nPr n!
n
nCr = (¿r )¿ = = −1
r ! r ( n−r ) !

Contoh 1.3
3! 6
3C2 = = =¿ 3
2!1 ! 2
3!
3C3 = =¿ 1
2!0 !
4! 24
4C2 = = =¿ 6
2!2 ! 2 .2
4! 24
4C3 = = =¿ 4
3!1 ! 6
5! 120
5C2 = = =¿ 10
2!3 ! 6.1
Bukti
n!
Banyaknya permutasi n unsur diambil r = nPr =
(n−1) !
Disini urutan dipandang dari unsur dapat dibuat r! permutasi,
sedangkan permutasi ini hanya merupakan satu kombinasi.
nPr n!
Jadi nCr = (¿r )¿ = r ! = ( n−r ) r !
n

Dalil 1.3.3

n
nC(n-r) = nCr atau (¿ c−r ) ¿ = (¿rn)¿

Anda mungkin juga menyukai