Journal
Review
Dosen Pengampu :
Rudi Munzirwan Siregar, S.Si., M.Si
Kelompok 6 :
Y
jurnal yang direview.
1.4 Identitas Jurnal yang di review
Rincian Jurnal 1 (Inti) Jurnal 2 (Jurnal Pembanding)
https://www.neliti.com/publications/
Alamat Web http://202.0.92.5/pusat/ 214336/pencucian-membran-zeolit-
integratedlab/artikel/view/2154 dengan-menggunakan-natrium-hipoklorit-
naocl-dan-larutan
BAB II
RINGKASAN ISI
JURNAL
JURNAL 1
Pendahuluan
Amonia merupakan salah satu pencemar dalam air limbah yang dapat berpengaruh buruk
terhadap lingkungan dan makhluk hidup. Keberadaan amonia dalam limbah yang nantinya akan
dibuang ke lingkungan harus selalu dipantau melalui pengujian kimia yang dapat dilakukan sesuai
dengan metode pengujian SNI 06-6989.30-2005. Metode tersebut berpedoman pada pembentukan
senyawa kompleks indofenol biru melalui reaksi antara amonia dengan hipoklorit dan fenol yang
dikatalis oleh natrium nitroprusida (Badan Standarisasi Nasional, 2005). Hipoklorit yang digunakan
bersumber dari Larutan Natrium Hipoklorit (NaOCl), dimana untuk kebutuhan pengujian kimia
digunakan NaOCl dengan kualitas pro-analysis yang memiliki harga ekonomis lebih tinggi dibanding
dengan bahan kualitas teknis.
Alat dan Bahan
Pada penelitian ini, penentuan amonia dalam air limbah dilakukan sesuai SNI 06-6989.30-2005
yang telah diverifikasi oleh peneliti pada penelitian sebelumnya (A-DPPM-092). Langkah pertama yang
dilakukan adalah sebanyak 25 mL larutan kerja serta sampel dipipet dan masing-masing dimasukkan
dalam erlenmeyer. Selanjutnya ditambahkan 1 mL larutan fenol, 1 mL natrium nitroprusida, serta 2,5 mL
larutan pengoksidasi dan dihomogenkan. Setelah homogen, erlenmeyer ditutup dengan plastik dan
didiamkan selama 90 menit. Sampel dan standar selanjutnya diukur serapannya dengan spektrofotometer
UV-Vis pada panjang gelombang 640 nm. Kandungan amonia dalam sampel ditentukan melalui kurva
kalibrasi dari pengukuran larutan kerja dan dilakukan sebanyak 7 kali percobaan. Seluruh proses ini,
dilakukan pada masing-masing kedua jenis larutan pengoksidasi, yaitu pengoksidasi A (natrium hiplokorit)
dan B (cairan pemutih pakaian). Data hasil pengukuran serapan yang diperoleh, dilakukan pengolahan
pada kedua hasil uji dengan uji t dan disimpulkan apakah hasil dari keduanya berbeda signifikan atau
tidak.
Hasil dan Pembahasan
Pendahuluan
Komposisi air limbah sebagian besar merupakan air, sisanya adalah partikel-partikel dari
padatan terlarut (disssolved solids) dan partikel padat tidak terlarut (suspended solids). Limbah
cair perkotaan mengandung lebih dari 99.9% cairan dan 0.1% padatan. Padatan dalam air limbah
domestik terdiri dari padatan organik dan non-organik. Zat organik terdiri dari protein (65%),
karbohidrat (25%) dan lemak (10%). Sedangkan padatan non-organik terdiri dari grit, garam-
garam dan logam berat, zat ini merupakan bahan pencemar utama bagi lingkungan. Salah satu
teknologi pengolahan limbah yang sedang berkembang pesat adalah teknologi membran.
Membran adalah lapisan tipis yang dapat digunakan untuk memisahkan komponen yang berbeda
berdasarkan sifat permeabilitasnya.
Metode Penelitian
3. Pengoperasian 1. Pembuatan
Reaktor Membran
2. Variabel
Penelitian
Hasil dan Pembahasan
D. Pengaruh Konsentrasi Air Limbah dan Cleaning Agent dalam Membran Bioreaktor
Cross-flow Terhadap Nilai Fluks (J)
Nilai fluks setelah dicuci dengan larutan NaOCl 10% yaitu pada konsentrasi air limbah 100%
dengan pencucian pertama 69,7 L/m2 jam dan pencucian kedua 47,8 L/m2 jam, konsentrasi air
limbah 75% pencucian pertama 77,9 L/m2 jam dan pencucian kedua 64 L/m2 jam, dan konsentrasi
air limbah 50% pencucian pertama 83,1 L/m 2 jam dan pencucian kedua 75,5 L/m2 jam. Nilai fluks (J)
yang tinggi terjadi pada membran dengan larutan NaOCl 10% dan konsentrasi air limbah 100% yaitu
39,2 L/m2 jam pada pencucian pertama dan 13,4 L/m2 jam pada pencucian kedua.
E. Analisis Morfologi Membran Zeolit
Salah satu cara untuk mengetahui morfologi membran adalah dengan uji SEM. Analisa
SEM dapat memberikan informasi bentuk dan perubahan atau morfologi permukaan dari
membran yang dianalisis. Penentuan klasifikasi membran dapat dilihat dari besarnya ukuran pori
membran serta ketebalan pada membran yang telah diuji dengan analisa SEM. Membran zeolit
dilakukan pengujian sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah membran zeolit digunakan
sebagai filtrasi pada MBR dengan sistem pengaliran cross-flow.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal 1
Y
Kesimpulan
Pada jurnal pertama berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa cairan
pemutih pakaian yang digunakan sebagai reagen memiliki hasil uji amonia tidak berbeda signifikan dengan hasil uji
menggunakan reagen NaOCl yang digunakan di laboratorium. Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara
reagen cairan pemutih pakaian dengan reagen NaOCl maka dapat disimpulkan bahwa cairan pemutih pakaian layak
digunakan sebagai reagen dalam pengujian amonia pada air limbah. Hal ini juga diyakinkan dengan nilai presisi dan
akurasi yang diperoleh pada pengujian dengan reagen B menyatakan hasil yang memenuhi persyaratan.
Sedangkan pada jurnal yang kedua, berdasarkan efektifitas nilai koefisien rejeksi dan nilai fluks pada membran saat
Z
dilakukan pencucian maka cleaning agent membran terbaik terhadap efektifitas kinerja membran zeolit yaitu dengan
X
larutan NaOCl 10%. Nilai koefisien rejeksi (%) membran zeolit pada variasi konsentrasi air limbah dan variasi cleaning
agent yang optimal pada membran yaitu 82% pada konsentrasi awal COD 174 mg/L dengan larutan NaOCl 10% dan
88% pada konsentrasi awal TSS 357 mg/L dengan larutan NaOCl 10%.
4.2 Saran
Menurut yang penulis baca dari jurnal, kedua jurnal tersebut sangat layak digunakan untuk
kalangan mahasiswa seperti kami dan juga dapat dijadikan sebagai bahan refensi bagi para
pembaca. Dan saran untuk para peneliti agar lebih memperhatikan laporan yang diketik, agar tidak
menimbulkan kesalahpahaman bagi para pembaca serta agar lebih menyederhanakan kata-kata
agar tidak membuat pembaca menjadi bingung.
Thank
YOU
Do you have any questions?