Anda di halaman 1dari 10

A.

Gambaran Umum Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari

suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna

(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada

masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat

penelitian medik.

Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan

dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan

gawat darurat.

Berdasarkan Permenkes No. 147 tahun 2010 tentang Perijinan Rumah Sakit adalah :

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat.

 Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada

semua bidang dan jenis penyakit.

 Rumah Sakit Khusus adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu

bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,

jenis penyakit atau kekhususan lainnya.

 Rumah Sakit Publik adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah

dan Badan Hukum yang bersifat nirlaba.


 Rumah Sakit Privat adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan

profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero.

Tujuan Rumah Sakit

 Tujuan Rumah Sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang

rumah sakit adalah:

1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah

sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.

3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.

4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah

sakit, dan Rumah Sakit

B. Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu

dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna

dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara

serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit

adalah :
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai dengan standar

pelayanan rumah sakit.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang

paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

3. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan

kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatn.

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan

dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu

pengetahan bidang kesehatan

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit mempunyai misi memberikan

pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan

derajat kesehetan masyarakat. Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya pelayanan

kesehatan secara berdaya guna dan berhadil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan

pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan

upaya rujukan. Dalam upaya menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum

menyelenggarakan kegiatan :

1. Pelayanan medis

2. Pelayanan dan asuhan keperawatan

3. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis

4. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan

5. Pendidikan, penelitian dan pengembangan


6. Administrasi umum dan keuangan

menurut undang-undang no.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, fungsi rumah sakit adalah :

1) Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar

pelayanan rumah sakit.

2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang

paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

3) Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan

kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

4) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta pengaplikasian teknologi dalam bidang

kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu

pengetahuan bidang kesehatan

Perundangan Yang Berlaku Di Rumah Sakit

1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit

2. Undang-Undang Rumah Sakit, Permenkes No. 159 b/1988 tentang Rumah Sakit

3. Surat edaran Dirjen Pelayanan Medik No. YM.01.04.3.5.2504 tentang Pedoman Hak dan

4. Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.

C. Klasifikasi Rumah Sakit

Klasifikasi Rumah Sakit dikategorikan berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan

(berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 56 Tahun 2014 tentang

Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit yaitu:


1. Rumah Sakit Umum

Pada pasal 12 , rumah sakit umum diklasifikasikan menjadi:

1) Rumah Sakit Umum Kelas A

2) Rumah Sakit Umum Kelas B

3) Rumah Sakit Umum Kelas C

4) Rumah Sakit Umum Kelas D

2. Rumah Sakit Khusus.

Pada pasal 12 , rumah sakit khusus diklasifikasikan menjadi:

1) Rumah Sakit Khusus Kelas A

2) Rumah Sakit Khusus Kelas B

3) Rumah Sakit Khusus Kelas C

Penetapan klasifikasi rumah sakit didasarkan pada pelayanan, sumber daya manusia, peralatan,
dan bangunan sarana dan prasarana. Proyek ini merupakan proyek rumah sakit khusus ibu dan
anak kelas B.

J. Mengembangkan/ modifikasi Resep

1. Modifikasi Resep

Modifikasi resep adalah mengubah resep dasar menjadi resep baru yang dilakukan
dengan cara ditambah, dikurangi, atau divariasikan bahan makanan, bumbu, cara pengolahan,
porsi dan nilai gizinya. Tujuan dilakukan modifikasi resep adalah meningkatkan penampilan
serta meningkatkan rasa hidangan yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat penerimaan.

Modifikasi resep dapat dilakukan dengan cara menambah atau mengurangi bumbu pada
sebuah masakan. Penambahan ukuran atau takaran bumbu juga merupakan salah satu kunci yang
akan menentukan variasi rasa dan jenis masakan, selain itu juga sebagai salah satu cara untuk
menambah keanekaragam menu pada suatu tempat. 12 Menurut Multi Karina (2016) modifikasi
resep dalam penyelenggaraan makanan dan gizi kuliner dibagi menjadi 3 cara, yaitu:
a. Modifikasi dari segi bahan makanan (menambah, mengurangi, dan menggantikan
dengan suatu bahan makanan)

b. b. Modifikasi dari segi teknik memasak (panas basah, panas kering, lemak)

c. c. Moifikasi dari segi jumlah porsi.

Pada jenis modifikasi pertama dan kedua merupakan modifikasi dari segi pengetahuan
dan ketrampilan kuliner, sedangkan modifikasi resep pada bagian ketiga dilakukan untuk
menggandakan jumlah atau porsi yang ingin dikembangakan dan dilakukan setalah melakukan
modifikasi resep pertama dan kedua ataupun telah ada resep standar sebelumnya.

Tujuan melakukan modifikasi resep dari segi bahan makanan dan teknik memasak yaitu :
a. Membuat variasi dari suatu resep lama menjadi resep baru

b. Untuk meningkatkan cita rasa, bentuk, dan penampilan (hasil yang diperoleh rasa
termodifikasi, bentuk makanan berubah, tampilan penyajian makanan berubah)

c. Untuk melatih kemampuan ketrampilan dalam bidang kuliner. Adapun langkah-langkah dalam
melakukan modifikasi resep, yaitu :

a. Mengambil satu resep yang akan dibuat atau dimodifikasi

b. Mempelajari resep yang akan dimodifikasi (bahan yang digunakan, bumbu, teknik memasak,
cara penyajian)

c. Mengidentifikasi apa saja yang dapat dimodifikasi dari resep tersebut (bahannya, bumbunya,
cara memasakanya, ataupun cara menyajikannya)

d. Melakukan modifikasi resep (penambahan, pengurangan, menggantikan teknik memasak, dan


cara penyajiannya)

e. Melakukan uji coba resep

f. Memperbaiki lagi apabila masih terdapat hal yang kurang cocok, apakah bahan, cara memasak
atau yang lain.
Macam dan Metode Modifikasi Resep

1) Modifikasi nilai gizi Modifikasi dapat dilakukan dengan tujuan untuk merubah nilai
gizi, merubah penampilan makanan, merubah rasa makanan, atau menyesuaikan jumlah porsi
dalam resep. Untuk melihat apakah hidangan hasil modifikasi disukai konsumen dapat dilakukan
Uji Hedonik dengan panelis agak terlatih atau tidak terlatih Dengan mengganti bahan makanan
dan teknik memasak kita dapat memodifikasi nilai gizi dari suatu resep. Misalnya suatu resep
yang tinggi lemak akan dimodifikasi menjadi rendah lemak. Cara yang dilakukan adalah:

a) Apabila dalam resep terdapat bahan makanan yang tinggi lemak, maka bahan tersebut diganti
dengan yang rendah lemak. Misalnya ayam yang digunakan di kupas kulitnya terlebih dahulu,
kalau menggunakan daging berlemak di ganti dengan daging tanpa lemak.

b) Mengganti teknik memasak, dari menggoreng menjadi mengukus atau memanggang.

2) Modifikasi Cita Rasa Makanan

Kegiatan memodifikasi cita rasa makanan meliputi perubahan penampilan dan rasa
makanan. Modifikasi cita rasa makanan intinya adalah merubah cita rasa makanan agar rasa
makanan menjadi lebih bervariasi dan penampilan makanan lebih menarik. Diharapkan nilai gizi
tetap dapat dipertahankan atau ditingkatkan, daya terima makanan meningkat dan sekaligus
mengurangi sisa makanan. Perubahan daya terima makanan pada makanan yang dimodifikasi,
dapat disebabkan karena variasi penampilan dan rasa makanan. Penampilan makanan dapat
dimodifikasi dengan:

a) Merubah bentuk atau potongan bahan makanan.Sebagai contoh apabila dalam resep asli
disebutkan bentuk potongan bulat, dalam resep modifikasi dapat diganti menjadi potongan
memanjang atau diparut sesuai tujuan modifikasi.

b) Menggunakan bahan makanan dengan berbagai variasi warna agar lebih menarik. Contohnya
membuat sayur bening bayam dengan bahan baku daun bayam, wortel, jagung putren, labu siem
akan lebih menarik dan lebih enak dibanding hanya menggunakan bayam dan jagung.
c) Merubah teknik memasak. Ada bebagai teknik memasak yang akan merubah penampilan dan
rasa makanan. Misalnya membuat ayam goreng dan ayam bakar dengan Teknik memasak
berbeda dan bumbu yang sama, akan merubah bentuk dan penampilan makanan.

d) Merubah alat saji Penggunaan alat saji dapat memodifikasi penampilan. Makanan yang
disajikan dalam piring makan, akan berbeda penampilannya apabila disajikan dalam mangkuk.

K. Uji organoleptik

Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan

indera manusia sbg alat utama bagi pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian

organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat

memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk.

Syarat supaya dapat disebut uji organoleptik adalah:

1. berada contoh yang diuji yaitu benda perangsang

2. berada panelis sbg pemroses respon

3. berada pernyataan respon yang jujur, yaitu respon yang spontan, tanpa penalaran, imaginasi,

asosiasi, ilusi, atau meniru orang lain.

Penggunaan Indera

Dalam penilaian bahan pangan sifat yang menentukan diterima atau tidak suatu produk

merupakan sifat indrawinya.Penilaian indrawi ini berada enam tahap yaitu pertama menerima

bahan, mengenali bahan, mengadakan klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan

yang telah dilihat, dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut.Indra yang digunakan

dalam menilai sifat indrawi suatu produk merupakan:


Penglihatan yang mengadakan komunikasi dengan warna kilap, viskositas, ukuran dan wujud,

volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan diameter serta wujud bahan.

Indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan konsistensi. Struktur merupakan sifat

dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat dilihat

dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus.

Indra pembau, pembauan juga dapat digunakan sbg suatu indikator terjadinya kerusakan pada

produk, contohnya berada bau busuk yang menandakan produk tersebut telah merasakan

kerusakan.

Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa , maka rasa manis dapat dengan mudah dirasakan pada

ujung lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, rasa asam pada pinggir lidah dan rasa pahit

pada anggota balik lidah.

Tujuan Uji Organoleptik

Tujuan diadakannya uji organoleptik terkait langsung dengan selera. Setiap orang di setiap

daerah mempunyai kecenderungan selera tertentu sehingga produk yang akan disebarluaskan

harus disesuaikan dengan selera masyarakat setempat. Selain itu disesuaikan pula dengan

target konsumen, apakah anak-anak atau orang dewasa. Tujuan uji organoleptik merupakan bagi:

pengembangan produk dan perluasan pasar

pengawasan mutu --> bahan mentah, produk, dan komoditas

perbaikan produk

membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing

evaluasi penggunaan bahan, formulasi, dan alat baru.


Sumber :

1. Mbrio.tt. Mbrio TrainingDiakses pada 15 Apr 2010.

2.  a b c Riwan. 2005. Sifat-sifat Organoleptik Dalam Pengujian Terhadap Bahan MakananDiakses pada

15 Apr 2010.

3. a b c d e f g h i j k l Soekarto ST. 2008. Penilaian Organoleptik bagi Industri Pangan. Hlm 34.

4. Soekarto ST. 2008. Penilaian Organoleptik bagi Industri Pangan


5. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3553/4/CHAPTER%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai