Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Penelitian Perawat Profesional

Volume 3 Nomor 1, Februari 2021


e-ISSN 2715-6885; p-ISSN 2714-9757
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP

POTENSI VITAMIN C UNTUK MENCEGAH PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF


KRONIK
Devista Beki Srianuris
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Jl. Prof. DR. Ir. Sumatri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng,
Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung, Indonesia 35145
devistabekisrianuris99@gmail.com (+6282213197181)

ABSTRAK
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang umum terjadi, dapat dicegah,
dan dapat diobati yang ditandai dengan gejala pernapasan persisten dan keterbatasan aliran
udara karena abnormalitas saluran udara atau alveolar yang biasanya disebabkan oleh paparan
gas atau partikel berbahaya dan dipengaruhi oleh faktor penderita misalnya perkembangan paru
yang abnormal. Sehingga diperlukan cara untuk mencegah PPOK, salah satunya adalah dengan
pemantauan nutrisi berupa pemberian vitamin C. Tujuan ini bertujuan untuk mengetahui potensi
vitamin C dalam pencegahan PPOK. Metode tinjauan literatur ini disusun menggunakan data
sekunder berupa sumber yang diperoleh berdasarkan daftar pustaka yang tertera. Sumber
pustaka yang digunakan yaitu berasal dari jurnal berupa artikel penelitian, guideline, ataupun
buku elektronik seperti dari NCBI, Elsevier, WHO, dan jurnal kesehatan lainnya. Metode
analisis yang digunakan adalah systematic literature review dengan cara mengidentifikasi,
mengkaji, mengevaluasi, serta mengembangkan secara sistematis penelitian yang sudah ada
dengan fokus topik tertentu yang sesuai. Hasil analisis dari sumber pustaka menunjukan
bahwa vitamin C memiliki potensi untuk menghasilkan efek positif pada tubuh pasien PPOK.

Kata kunci: Pencegahan; PPOK vitamin c

THE POTENTIAL OF VITAMIN C TO PREVENT CHRONIC OBSTRUCTIVE


DISEASE

ABSTRACT
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a common, preventable and treatable
disease that is characterized by persistent respiratory symptoms and airflow limitation that is
due to airway and/or alveolar abnormalities usually caused by significant exposure to noxious
particles or gases and influenced by host factors including abnormal lung development.
Therefore, we have to find the prevention of COPD by monitoring potential of vitamin C. The
purpose of this article is to determine the potential of vitamin C to prevent COPD. The method
used is a literature review. This literarute review was made from secondary data in the
bibliography. The sources used are journals, guidelines, or electronic books from NCBI,
Elsevier, WHO, and other health journals. The analytical method used is the systematic
literature review that identifies, studies, evaluates, and develops systematically existing research
with a specific focus on appropriate topics. The results of the analysis from literature sources
show that vitamin C has the potential of positive effects for COPD patients.

Keywords: COPD; prevention; vitamin c

PENDAHULUAN yang ditandai dengan gejala pernapasan


Penyakit Paru Obstruktif Kronik persisten dan keterbatasan aliran udara
(PPOK) adalah penyakit yang umum karena abnormalitas saluran udara atau
terjadi, dapat dicegah, dan dapat diobati alveolar yang biasanya disebabkan oleh

31
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 1, Februari 2021 Hal 31 – 40
Global Health Science Group

paparan gas atau partikel berbahaya dan mengalami inflamasi yang akan
dipengaruhi oleh faktor penderita menghasilkan oksidan yang dapat
misalnya perkembangan paru yang merusak jaringan. Kerusakan tersebut
abnormal (Global Initiative for Chronic juga terjadi pada molekul penting
Obstructive Lung Disease, 2020). seperti antiprotease. Kerusakan
antiprotease di dalam sel akan
Estimasi pasien PPOK pada tahun 2015 meningkatkan kerentanan terhadap
diperkirakan mencapai 7,3 juta jiwa. kematian dan perkembangan sel
Hal ini diperkirakan berkaitan dengan alveolar emfisema (Khan, Fell, &
faktor usia tua dan kebiasaan merokok James, 2014). Emfisema juga terjadi
yang akan semakin meningkat (Lõpez- karena pasien PPOK mengalami
Campos, Tan, & Soriano, 2016). peningkatan aktivitas elastase yang
Sepanjang kehidupannya, pasien PPOK berlebihan, stres oksidatif, apoptosis,
dapat mengalami eksaserbasi yang dan autoimunitas (Cantor & Turino,
sering mengganggu fungsi paru-paru 2019).
dan kualitas hidup serta memperburuk
prognosis sehingga meningkatkan biaya Eksaserbasi akut pada PPOK
pengobatan yang dibutuhkan (Alameda, merupakan penyebab pasien masuk ke
Carlos Matiá, & Casado, 2016). Selama rumah sakit untuk dirawat inap dan
hidupnya, sebagian besar pasien PPOK dapat menyebabkan kematian pada
mengalami keterbatasan dalam pasien PPOK. Penelitian oleh Flattet
beraktivitas sehari-hari dan hilangnya (2017) menyimpulkan bahwa pasien
produktivitas kerja sehingga pasien PPOK memiliki prognosis yang tidak
PPOK memerlukan manajemen yang menyenangkan, terutama setelah
dapat mencegah penurunan kualitas eksaserbasi yang membutuhkan rawat
hidup pasien PPOK (Lim et al., 2015). inap. Fungsi paru prediktor terkuat dari
risiko mortalitas yang dialami oleh
Penyakit ini merupakan penyebab pasien PPOK. Faktor demografis,
kematian terbanyak keempat di seluruh seperti usia dan penyakit penyerta,
dunia berdasarkan Global Burden terutama diabetes dan kanker,
Disease tahun 2013. Situasi ini berhubungan erat dengan hasil akhir
diperkirakan terus memburuk pada pasien (Flattet et al., 2017).
beberapa tahun mendatang (Alameda et
al., 2016). Selain itu, PPOK Selain itu, status nutrisi juga merupakan
menyebabkan 3 juta kematian di dunia faktor yang berkaitan dengan kondisi
setiap tahunnya (Rabe & Watz, 2017). pasien PPOK (Schols et al., 2014).
Jumlah kematian pasien PPOK terus Berdasarkan GOLD (2020), faktor
mengalami peningkatan. Hal ini risiko PPOK adalah status
berkaitan dengan kebiasaan merokok sosioekonomi yang salah satunya adalah
yang semakin tinggi (Wen et al., 2019). rendahnya asupan nutrisi (Global
Initiative for Chronic Obstructive Lung
Keadaan PPOK berkaitan dengan Disease, 2020). Penelitian oleh Schols
terjadinya emfisema dan remodeling (2014) menyimpulkan bahwa diet yang
saluran napas sebagai akibat dari seimbang bermanfaat untuk pasien
interaksi sistem inflamasi dan PPOK karena pasien khususnya
imunologi yang mengakibatkan bermanfaat untuk menjaga fungsi paru
perubahan pada paru-paru (Berg & (Schols et al., 2014). Sebagian besar
Wright, 2016). Pasien PPOK pasien PPOK mengalami malnutrisi.

32
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 1, Februari 2021 Hal 31 – 40
Global Health Science Group

Pada tubuh pasien PPOK terjadi (Mosallanezhad, Jalali, Eftekhari, &


defisiensi makronutrien dan Ahmadi, 2019). Vitamin tersebut juga
mikronutrien yang dapat meningkatkan cenderung menjadi pelindung untuk
keparahan PPOK, sehingga diperlukan menunda perkembangan PPOK (Collins
pencapaian status gizi yang optimal et al., 2019).
pada pasien PPOK yang bertujuan
untuk menunda perkembangan Kondisi yang dialami pasien PPOK
penyakit. Asupan nutrisi harus dimulai dapat menurunkan kualitas hidup serta
sejak awal penyakit, selain itu meningkatkan risiko kematian karena
diperlukan juga studi lebih lanjut untuk mengalami PPOK eksaserbasi akut.
menyelidiki suplemen nutrisi yang Oleh karena itu, penelitian tinjauan
optimal untuk pasien PPOK, sesuai literature ini penting dengan tujuan
dengan tingkat keparahan untuk mengetahui pencegahan yang
penyakitnya(Grigorakos, 2018). dapat dilakukan terhadap pasien PPOK,
salah satunya dengan memperhatikan
Malnutrisi pada pasien PPOK dapat faktor status nutrisi melalui potensi
menyebabkan fungsi paru yang lebih vitamin C dalam pencegahan PPOK.
buruk dan peningkatan risiko Artikel ini diharapkan dapat bermanfaat
eksaserbasi. Pemberian suplementasi dalam menurunkan angka morbiditas
nutrisi merupakan intervensi terapeutik ataupun mortilitas karena PPOK.
yang penting, terutama untuk pasien
PPOK dengan malnutrisi. Suplementasi METODE
yang diberikan pada pasien PPOK Penelitian ini berjenis tinjauan literatur
bertujuan untuk meningkatkan fungsi atau literature review yang disusun
paru-paru yang akan meningkatkan pula menggunakan data sekunder berupa
respon ventilasi tubuh (Hsieh, Yang, & sumber yang diperoleh berdasarkan
Tsai, 2016). daftar pustaka yang tertera. Sumber
pustaka yang digunakan yaitu berasal
Patofisiologi PPOK berkaitan dengan dari jurnal berupa artikel penelitian,
terdapatnya stres oksidatif yang guideline, ataupun buku elektronik
berperan memiliki efek langsung pada seperti dari NCBI, Elsevier, WHO, dan
paru-paru dan jaringan tubuh lainnya, jurnal kesehatan lainnya sebanyak 28
seperti otot rangka dan hati. (Collins, sumber. Kata kunci yang digunakan
Yang, Chang, & Vaughan, 2019). antara lain PPOK, vitamin C, dan
Penelitian di Korea oleh Hong (2018) pencegahan. Metode analisis yang
menyimpulkan bahwa vitamin digunakan adalah systematic literature
mengandung antioksidan yang memiliki review dengan cara mengidentifikasi,
manfaat terhadap fungsi paru dimana mengkaji, mengevaluasi, serta
terdapat hubungan yang kuat antara mengembangkan secara sistematis
konsumsi vitamin antioksidan dengan penelitian yang sudah ada dengan fokus
topik tertentu yang sesuai.
penurunan risiko terjadinya PPOK pada
pasien (Hong, Lee, Lee, & Kim, 2018).
HASIL
Beberapa nutrisi mampu mengerahkan
Vitamin C atau asam askorbat adalah
anti-inflamasi yang kuat dan efek
nutrisi penting yang dibutuhkan oleh
antioksidan adalah vitamin A, C dan E
organisme multisel terutama pada
(Collins et al., 2019). Vitamin C
manusia. Vitamin C merupakan vitamin
memiliki potensi untuk menghasilkan
yang larut dalam air (Devaki &
efek positif pada tubuh pasien PPOK
Raveendran, 2017). Vitamin C memiliki

33
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 1, Februari 2021 Hal 31 – 40
Global Health Science Group

berbagai macam fungsi, salah satunya induk yang dapat memperbaharui diri
adalah perannya dalam reaksi dan berdiferensiasi menjadi sel bersilia
hidroksilasi, khususnya hidroksilasi dan sel sekretori. Selain itu, reseptor
prolin dalam kolagen untuk yang sel basal, seperti reseptor
menstabilkan struktur heliks rangkap Epidermal Growth Factor (EGF) dan
tiga. Vitamin C juga berfungsi sebagai Transforming Growth Factor B1 (TGF-
antioksidan untuk menurunkan reaksi B1) akan mengirimkan sinyal untuk
radikal bebas sitosol (Wallig & Keenan, menghasilkan faktor pertumbuhan
2013). Vitamin C juga mampu seperti Vascular Endothelial Growth
mengurangi gejala pada pasien PPOK Factor (VEGF). Selain itu, junctional
secara signifikan dan meningkatkan barrier yang ketat berada diantara sel
fungsi sel imun serta menurunkan risiko epitel dan berperan dalam menjaga agar
infeksi saluran pernapasan yang saluran napas terhindar dari mikroba
merupakan salah satu penyebab dan molekul beracun lainnya. Merokok
eksaserbasi akut pada PPOK menyebabkan hyperplasia sel basal,
(Mosallanezhad et al., 2019). metaplasia sel-sel skuamosa,
pemendekan silia, hilangnya sel yang
Penelitian Park (2012) terhadap 512 memproduksi SCGB1A dan SCGB1A1,
pasien yang di perkirakan mengalami hiperplasia sel yang memproduksi
PPOK yang didiagnosis berdasarkan mukus, hilangnya, perubahan epitel,
hasil pemeriksaan fungsi paru fibrosis saluran napas, dan
menunjukan hasil bahwa kurangnya angiogenesis. Sel basal saluran napas
asupan nutrisi vitamin C berkaitan dan memacu kerja TGF-B1 (Shaykhiev
dengan PPOK. Selain itu, terdapat & Crystal, 2014).
penurunan risiko PPOK pada 76,7%
pasien yang mengonsumsi suplementasi Dispnea merupakan gejala tersering
vitamin C, sehingga penelitian ini yang dialami oleh pasien PPOK dengan
menyimpulkan bahwa mengonsumsi karakteristik yang berbeda-beda. Gejala
vitamin C dapat mengurangi risiko dispnea yang dialami dapat terjadi pada
terjadinya PPOK pada pasien yang waktu malam atau dini hari. Variasi
memiliki riwayat merokok (Park et al., dispnea pada setiap individu tersebut
2016). Penelitian lainnya oleh membuat manajemen yang beragam
Hartmann (2015) menggunakan berdasarkan sifat gejala dispnea pada
ultrasound Doppler transcranial pasien PPOK (O’Donnell, Milne,
didapatkan bahwa vitamin C dapat James, de Torres, & Neder, 2020).
meningkatkan respon ventilasi sehingga
menurunkan kondisi hiperkapnia pada Gejala dispnea yang mengganggu
pasien PPOK (Hartmann et al., 2015) sering kali dipicu oleh batuk terus-
menerus dan kesulitan untuk
PEMBAHASAN mengeluarkan dahak. Dispnea juga
Pada kondisi normal, epitel saluran berkaitan dengan aktivitas fisik dan
napas terdiri dari sel-sel yang ditandai dengan kelelahan pasien
berdiferensiasi, termasuk sel-sel yang sepanjang hari yang meningkat secara
bersilia, sel yang memproduksi mukus bertahap (O’Donnell et al., 2020).
dan sel yang memproduksi
sekretoglobin (SCGB1A1), sel-sel Batuk kronik merupakan gejala yang
intermediate undifferentiated, dan sel sering terjadi pada pasien PPOK. Gejala
basal. Sel basal merupakan populasi sel ini cukup dominan dialami oleh pasien

34
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 1, Februari 2021 Hal 31 – 40
Global Health Science Group

PPOK dan merupakan fenotipe untuk eksaserbasi (Martin & Burgel, 2019).
mengelompokan pasien PPOK yang Pada sebagian besar kultur sputum
beresiko tinggi mengalami eksaserbasi pasien yang mengalami PPOK
akut. Hal tersebut dikarenakan batuk eksaserbasi akut didapatkan bakteri.
kronik berkaitan dengan rendahnya Penelitian oleh Babu (2017) didapatkan
FEV1 dan DLCO (Diffusing capacity of bakteri pada hasil kultur sputum pasien
the lungs for carbon monoxide). Batuk eksaserbasi akut yaitu sebesar 42.77%,
kronik juga berkaitan dengan risiko dimana 77.78% merupakan gram
terjadinya dispnea yang parah dan negative dan 22.22% merupakan gram
memperburuk kualitas hidup pasien positif. Pada penelitian tersebut juga
PPOK (Koo et al., 2018). disebutkan terdapat bakteri Klebsiella
pneumoniae (27.29%), Pseudomonas
Selain itu, produksi sputum kronik juga aeruginosa (24.68), dan Acinetobacter
merupakan fenotipe penting pada pasien (11.69%) (Babu, Abraham, Raj,
PPOK sebagai penanda risiko Majeed, & Banu, 2017).

Gambar 2. Perubahan epitel jalan napas akibat merokok pada penyakit


PPOK(Shaykhiev & Crystal, 2014)

Gambar 1. Variasi Gejala Dispnea(O’Donnell et al., 2020)

35
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 1, Februari 2021 Hal 31 – 40
Global Health Science Group

Vitamin C berperan penting dalam hidroksilase yang berfungsi dalam


banyak proses fisiologis pada manusia menstabilkan struktur dan distribusi
untuk perbaikan jaringan di seluruh kolagen dalam tubuh. Sehingga
bagian tubuh. Fungsi penting vitamin C suplementasi vitamin C akan
meliputi pembentukan protein yang memodulasi sintesis kolagen dan
digunakan untuk membuat kulit, tendon, meningkatkan fungsi paru-paru berupa
ligamen, dan pembuluh darah untuk rasio FEV1, FVC, dan FEV1/FVC yang
penyembuhan luka dan pembentukan merupakan indeks penting dalam
jaringan parut. Vitamin C juga berperan menilai fungsi paru-paru.
dalam memperbaiki dan memelihara (Mosallanezhad et al., 2019).
tulang rawan, tulang, dan gigi serta Vitamin C tidak disintesis secara
membantu penyerapan zat besi. endogen pada manusia, sehingga
Penelitian eksperimetal terhadap tikus manusia sepenuhnya bergantung pada
yang diinduksi hingga mengalami sumber makanan untuk memperoleh
emfisema menunjukkan bahwa vitamin C sebagai nutrisi di dalam
pemberian vitamin C akan tubuh. Vitamin C hadir dalam susu dan
menyebabkan pemulihan paru. Hal ini beberapa produk hewani seperti hati dan
karena pemberian vitamin C dapat ikan, serta berjumlah melimpah dalam
mengurangi stres oksidatif, berbagai buah dan sayuran (Wallig &
meningkatkan sintesis kolagen, dan Keenan, 2013).
meningkatkan kadar faktor
pertumbuhan endotel vaskular di paru- Sumber alami vitamin C dari buah
paru (Koike et al., 2014). didapatkan yaitu gooseberry India; buah
jeruk seperti limau, jeruk dan lemon;
Vitamin C dapat melindungi tubuh dari tomat; kentang; papaya; paprika hijau
pengaruh radikal bebas yang merusak dan merah; kiwi; stroberi; dan melon.
karena vitamin C merupakan Sementara vitamin C dari sayuran
antioksidan yang dapat menetralkan berasal dari sayuran berdaun hijau
radikal bebas dengan menyumbangkan seperti brokoli (Devaki & Raveendran,
salah satu elektronnya sehingga 2017).
mengakhiri reaksi electron yang tidak
memiliki pasangan sehingga menjadi Vitamin C dicerna di sepanjang usus
senyawa yang stabil. Mekanisme inilah kecil manusia. Vitamin C yang masuk
yang menjadi dasar bahwa vitamin C ke dalam tubuh akan diserap di seluruh
mencegah kerusakan sel dan jaringan permukaan epitel usus. Penyerapan ini
yang dapat menimbulkan penyakit dilakukan secara difusi terfasilitasi
(Devaki & Raveendran, 2017). melalui transporter GLUT1 atau
GLUT3. Setelah berada di dalam sel,
Vitamin C memegang peranan penting vitamin C akan diangkut di pembuluh
dalam mengatur fungsi paru melalui darah oleh GLUT1 dan GLUT2
mengatur produksi kolagen. Vitamin C (Lykkesfeldt & Tveden-Nyborg, 2019).
merupakan kofaktor lisil dan prolyl-

36
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 1, Februari 2021 Hal 31 – 40
Global Health Science Group

Gambar 3. Absorbsi Vitamin C dalam tubuh (Lykkesfeldt & Tveden-Nyborg, 2019)

Selanjutnya vitamin C distribusikan ke sangat bervariasi. Pada dosis rendah (20


organ-organ tubuh seperti otak, paru, mg), penyerapan bisa mencapai hampir
jantung, otot, usus, ginjal, kelenjar 100%, sedangkan pada yang lebih tinggi
adrenal, dan hepar (Lykkesfeldt & dosis (12 g), hanya 16% yang diserap.
Tveden-Nyborg, 2019). Efisiensi Pada dosis 100 mg/hari saturasi jaringan
penyerapan vitamin C sangat tergantung dapat tercapai.
pada jumlah yang dicerna, dan dapat

Gambar 4. Distribusi Vitamin C dalam tubuh (Lykkesfeldt & Tveden-Nyborg, 2019)

Asupan vitamin C yang lebih tinggi atau vitamin C memiliki sifat yang berbeda
lebih dari 500 mg / hari diperlukan dengan vitamin larut lemak, yaitu
untuk mencapai saturasi plasma dan vitamin C yang larut air tidak akan
perlindungan maksimal sebagai terakumulasi dalam jaringan sehingga
antioksidan. Tetapi, dosis vitamin C vitamin C dalam plasma akan
lebih dari 1000 mg/hari dapat mengalami filtrasi dan selanjutnya
menyebabkan gangguan diekskresikan dalam urin. Sehingga
gastrointestinal, mual, dan diare toksisistas yang terjadi sangat minimal
osmotik, karena tubuh berusaha untuk dan apabila terjadi toksisitas hanya
melepaskan diri dari intraluminal yang berlangsung dalam waktu singkat.
tinggi (Koike et al., 2014). Toksisitas vitamin C yang mungkin
terjadi dan harus diwaspadai adalah
Vitamin C yang dikonsumsi dalam peningkatan ekskresi asam oksalat ke
dosis tinggi umumnya tidak dalam urin yang dapat mengendap
menimbulkan toksisitas. Dosis sebagai urolit oksalat atau urolitiasis
maksimal vitamin C pada manusia yang mungkin terjadi karena
bahkan mencapai 1 gram/hari. Tetapi mengonsumsi 1-2 gram/hari selama

37
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 1, Februari 2021 Hal 31 – 40
Global Health Science Group

berbulan-bulan (Wallig & Keenan, 20th and 21st centuries. Archives


2013). Penelitian lainnya menyebutkan of Pathology and Laboratory
bahwa konsumsi Vitamin C harian 2000 Medicine, 140(12), 1423–1428.
mg atau lebih dapat menyebabkan iritasi https://doi.org/10.5858/arpa.2015-
lambung dan usus serta batu ginjal, dan 0455-RS
dapat mengganggu metabolisme
tembaga (Salwen, 2017) Cantor, J. O., & Turino, G. M. (2019).
COPD Pathogenesis: Finding the
SIMPULAN Common in the Complex. Chest,
Pemberian vitamin C pada pasien 155(2), 266–271.
PPOK memiliki potensi untuk https://doi.org/10.1016/j.chest.201
menghasilkan efek positif pada tubuh 8.07.030
pasien. Hal ini karena fungsi vitamin C
Collins, P. F., Yang, I. A., Chang, Y. C.,
sebagai antioksidan untuk menurunkan
& Vaughan, A. (2019). Nutritional
reaksi radikal bebas sehingga mampu
support in chronic obstructive
mengurangi gejala pada pasien PPOK
pulmonary disease (COPD): An
secara signifikan dan meningkatkan
evidence update. Journal of
fungsi sel imun serta menurunkan risiko
Thoracic Disease, 11(Suppl 17),
infeksi saluran pernapasan yang
S2230–S2237.
merupakan salah satu penyebab
https://doi.org/10.21037/jtd.2019.1
eksaserbasi akut pada PPOK.
0.41
DAFTAR PUSTAKA Devaki, S. J., & Raveendran, R. L.
Alameda, C., Carlos Matiá, Á., & (2017). Vitamin C: Sources,
Casado, V. (2016). Predictors for Functions, Sensing and Analysis.
mortality due to acute exacerbation Vitamin C, 3–20.
of COPD in primary care: Protocol https://doi.org/10.5772/intechopen.
for the derivation of a clinical 70162
prediction rule. npj Primary Care
Respiratory Medicine, 26(April), Flattet, Y., Garin, N., Serratrice, J.,
2–4. Perrier, A., Stirnemann, J., &
https://doi.org/10.1038/npjpcrm.20 Carballo, S. (2017). Determining
16.70 prognosis in acute exacerbation of
COPD. International Journal of
Babu, D., Abraham, L., Raj, B. C., COPD, 12, 467–475.
Majeed, H. P., & Banu, S. C. https://doi.org/10.2147/COPD.S12
(2017). Sputum Bacteriology in 2382
Patients having Acute
Exacerbation of Chronic Global Initiative for Chronic
Obstructive Pulmonary Disease in Obstructive Lung Disease. (2020).
a Tertiary Care Hospital. Pocket guide to COPD diagnosis,
International Journal of Medical management, and prevention: a
Research & Health Sciences, 6(9), guide for health care
1–5. Diambil dari professionals, 2020 report. GOLD.
www.ijmrhs.com
Grigorakos, L. (2018). The role of
Berg, K., & Wright, J. L. (2016). The nutrition in patients with chronic
pathology of chronic obstructive obstructive pulmonary disease.
pulmonary disease: Progress in the Acta Scientific Nutritional Health,

38
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 1, Februari 2021 Hal 31 – 40
Global Health Science Group

2(4), 20–23. Koo, H. K., Park, S. W., Park, J. W.,


Choi, H. S., Kim, T. H., Yoon, H.
Hartmann, S. E., Kissel, C. K., Szabo, K., … Kim, D. K. (2018). Chronic
L., Walker, B. L., Leigh, R., cough as a novel phenotype of
Anderson, T. J., & Poulin, M. J. chronic obstructive pulmonary
(2015). Increased ventilatory disease. International Journal of
response to carbon dioxide in COPD, 13, 1793–1801.
COPD patients following Vitamin https://doi.org/10.2147/COPD.S15
C administration. ERJ Open 3821
Research, 1(1), 1–9.
https://doi.org/10.1183/23120541.0 Lim, S., Lam, D. C. L., Muttalif, A. R.,
0017-2015 Yunus, F., Wongtim, S., Lan, L. T.
T., … De Guia, T. (2015). Impact
Hong, J. Y., Lee, C. Y., Lee, M. G., & of chronic obstructive pulmonary
Kim, Y. S. (2018). Effects of disease (COPD) in the Asia-Pacific
dietary antioxidant vitamins on region: The EPIC Asia population-
lung functions according to gender based survey. Asia Pacific Family
and smoking status in Korea: A Medicine, 14(1), 1–11.
population-based cross-sectional https://doi.org/10.1186/s12930-
study. BMJ Open, 8(4), 1–9. 015-0020-9
https://doi.org/10.1136/bmjopen-
2017-020656 Lõpez-Campos, J. L., Tan, W., &
Soriano, J. B. (2016). Global
Hsieh, M. J., Yang, T. M., & Tsai, Y. H. burden of COPD. Respirology,
(2016). Nutritional 21(1), 14–23.
supplementation in patients with https://doi.org/10.1111/resp.12660
chronic obstructive pulmonary
disease. Journal of the Formosan Lykkesfeldt, J., & Tveden-Nyborg, P.
Medical Association, 115(8), 595– (2019). The pharmacokinetics of
601. vitamin C. Nutrients, 11(10).
https://doi.org/10.1016/j.jfma.2015 https://doi.org/10.3390/nu1110241
.10.008 2
Khan, S., Fell, P., & James, P. (2014). Martin, C., & Burgel, P. R. (2019). Do
Smoking-related chronic Cough and Sputum Production
obstructive pulmonary disease ( Predict COPD Exacerbations?: The
COPD ). Diversity and Equality in Evidence Is Growing. Chest,
Health and Care, 11, 267–271. 156(4), 641–642.
https://doi.org/10.1016/j.chest.201
Koike, K., Ishigami, A., Sato, Y., Hirai, 9.06.023
T., Yuan, Y., Kobayashi, E., …
Seyama, K. (2014). Vitamin C Mosallanezhad, Z., Jalali, M., Eftekhari,
prevents cigarette smoke-induced M. H., & Ahmadi, A. (2019). The
pulmonary emphysema in mice Effects of Vitamin C in Patients
and provides pulmonary with Chronic Obstructive
restoration. American Journal of Pulmonary Disease : A Systematic
Respiratory Cell and Molecular Review of Clinical Trials.
Biology, 50(2), 347–357. International Journal of Nutrition
https://doi.org/10.1165/rcmb.2013- Sciences, 4(December), 170–174.
0121OC

39
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 1, Februari 2021 Hal 31 – 40
Global Health Science Group

O’Donnell, D. E., Milne, K. M., James, reprogramming of airway


M. D., de Torres, J. P., & Neder, J. epithelial basal progenitor cells.
A. (2020). Dyspnea in COPD: Annals of the American Thoracic
New Mechanistic Insights and Society, 11(December), S252–
Management Implications. S258.
Advances in Therapy, 37(1), 41– https://doi.org/10.1513/AnnalsATS
60. https://doi.org/10.1007/s12325- .201402-049AW
019-01128-9
Wallig, M. A., & Keenan, K. P. (2013).
Park, H. J., Byun, M. K., Kim, H. J., Nutritional Toxicologic Pathology.
Kim, J. Y., Kim, Y. Il, Yoo, K. H., In Haschek and Rousseaux’s
… Ahn, C. M. (2016). Dietary Handbook of Toxicologic
vitamin C intake protects against Pathology (Third Edit).
COPD: The Korea National Health https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
and Nutrition Examination Survey 415759-0.00036-4
in 2012. International Journal of
COPD, 11(1), 2721–2728. Wen, H., Xie, C., Wang, L., Wang, F.,
https://doi.org/10.2147/COPD.S11 Wang, Y., Liu, X., & Yu, C.
9448 (2019). Difference in long-term
trends in COPD mortality between
Rabe, K. F., & Watz, H. (2017). China and the U.S., 1992–2017:
Chronic obstructive pulmonary An age–period–cohort analysis.
disease. The Lancet, 389(10082), International Journal of
1931–1940. Environmental Research and
https://doi.org/10.1016/S0140- Public Health, 16(9).
6736(17)31222-9 https://doi.org/10.3390/ijerph1609
1529
Salwen, M. J. (2017). Vitamins and
Trace Elements. In Henry’s
Clinical Diagnosis and
Management by Laboratory
Methods (Twenty Thi).
https://doi.org/10.1016/B978-0-
323-29568-0.00026-7
Schols, A. M., Ferreira, I. M., Franssen,
F. M., Gosker, H. R., Janssens, W.,
Muscaritoli, M., … Singh, S. J.
(2014). Nutritional assessment and
therapy in COPD: A European
respiratory society statement.
European Respiratory Journal,
44(6), 1504–1520.
https://doi.org/10.1183/09031936.0
0070914
Shaykhiev, R., & Crystal, R. G. (2014).
Early events in the pathogenesis of
chronic obstructive pulmonary
disease: Smoking-induced

40

Anda mungkin juga menyukai