Anda di halaman 1dari 44

Press Conference PDPI

Lonjakan Kasus Omicron


Erlina Burhan
Ketua POKJA Infeksi PDPI
24/01/2022
Update
COVID-19 di
Indonesia

Omicron per
Minggu 23
Januari 2022:
1629 kasus
Latar Belakang

• Terjadi peningkatan kasus COVID-19 secara signifikan di


Indonesia pada awal tahun 2022 à diduga akibat varian
Omicron
• Data 23 Januari 2022:
1. Penambahan kasus harian COVID-19 adalah 2.925 kasus
2. Kasus varian Omicron kumulatif per 23 Januari 2022 adalah
1.629 kasus. Ini belum termasuk kasus kategori “probable”
dan yang masih menunggu hasil Whole Genome Sequencing
(WGS)
• Telah dilaporkan 2 kasus kematian pertama akibat
Omicron di Indonesia pada 22 Januari 2022
Latar Belakang

• Varian Omicron memiliki kemampuan penularan dan memperbanyak


diri yang lebih tinggi dari varian sebelumnya
• Sebagian besar kasus Omicron adalah kasus tanpa gejala, dan banyak
ditemukan pada individu yang telah menerima vaksinasi dosis lengkap
à vaksinasi bermanfaat untuk mencegah munculnya gejala varian
Omicron
• 20% kasus Omicron di Indonesia adalah kasus penularan lokal
• Jika tidak terkendali dapat menyebabkan sistem kesehatan Indonesia
menjadi kewalahan à perlu peran Pemerintah dan masyarakat
secara maksimal untuk mencegah penularan
Karakteristik Varian Omicron
Berdasarkan laporan 43 kasus di US 1-8 Desember 2021

Gejala awal, data dari 37 pasien


simtomatik:
• Batuk 89%
• Fatigue 65%
• Hidung tersumbat atau rinore 59%
• Demam 38%
• Mual atau muntah 22%
• Sesak napas 16%
• Diare 11%
• Anosmia atau ageusia 8%

CDC COVID-19 Response Team. SARS-CoV-2 B.1.1.529 (Omicron) variant – United States, December 1-8, 2021. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2021 Dec 17;70(50):1731-4.
Kasus Positif Omicron di RSUP
Persahabatan
10 Jan 22- 22 Jan22
17 pasien( probable omicron dan
omicron)
• Laki laki: 10
• Perempuan: 7
• 100%Pelaku perjalanan dari luar negri
• Tidak bergejala: 6/ 35%
• Bergejala : 11 /65% ( semua ringan )
• Gejala:
• batuk kering : 7 / 63%
• Nyeri tenggorok : 6 / 54%
• Pilek: 3/ 27%
• sakit kepala: 4/ 36%
• Nyeri perut : 1
• Deman: 2/ 18%
• Foto toraks: 100% normal
• Komorbid: Hipertensi: 3
Diabetes: 2
Asma :1
Rekomendasi 1

Masyarakat yang layak untuk divaksin segera


menjalani vaksinasi COVID-19 lengkap (dua dosis)
di sentra pelayanan vaksinasi terdekat
Seluruh masyarakat selalu menerapkan
protokol kesehatan
Rekomendasi 2
Memakai masker

Menjaga jarak

Mencuci tangan

Tidak bepergian jika tidak mendesak (termasuk


perjalanan ke luar negeri)

Menghindari kerumunan

Membatasi mobilitas
Rekomendasi 3

Waspada dan mengetahui gejala COVID-19 varian Omicron. Gejala terbanyak:

• Batuk kering, nyeri tenggorok, tenggorokan gatal (tersering)


• Merasa kelelahan atau mudah lelah
• Hidung tersumbat/pilek
• Demam
• Nyeri kepala
• Gejala lainnya: mual/muntah, sesak napas, dan diare (jarang)

Meskipun terkesan ringan, berbagai data melaporkan perburukan gejala yang


memerlukan perawatan, seperti demam tinggi dan sesak napas berat pada kelompok
lanjut usia, dengan komorbiditas, dan anak-anak à perlu kewaspadaan khusus
Rekomendasi 4

Jika ada yang mengalami gejala seperti yang


disebutkan di poin nomor 3, segera memeriksakan
diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat,
melakukan isolasi mandiri di rumah, memperketat
dan tetap disiplin pada protokol kesehatan,
mengonsumsi vitamin, mencukupi kebutuhan gizi,
memperbanyak istirahat, dan tidak menunda
memeriksakan diri ke fasyankes terdekat
Rekomendasi 5

Setiap individu diharapkan mampu menjadi agen


edukasi tentang COVID-19 terkait varian Omicron,
gejala dan keluhan, cara pencegahan, dan tata
cara isolasi mandiri
Rekomendasi 6

Pemerintah agar memaksimalkan aktivitas 3T,


segera mengejar target cakupan vaksinasi primer
dan booster, serta memetakan dan
mempersiapkan tempat-tempat isolasi terpusat
Rekomendasi 7

Masyarakat diharapkan tetap waspada, namun


tidak panik terjadap COVID-19 varian Omicron
COVID-19 Varian Omicron
Kasus pertama dari Afrika Selatan, dari spesimen yang dikumpulkan 9
November 2021

Varian ini dilaporkan oleh Afrika Selatan ke WHO pada 24 November


2021

Di beberapa minggu terakhir, kasus COVID-19 di Afrika Selatan


meningkat tajam, sebagian besar data WGS adalah varian Omicron

Botswana melaporkan varian Omicron dari sampel yang diperoleh


tanggal 11 November 2021

Pada 28 November 2021, kasus sudah menyebar di beberapa negara


14 lain di 4 region WHO, dan sebagian besar berkaitan dengan perjalanan

WHO. Enhancing readiness for Omicron (B.1.1.529): technical brief and priority actions for member states. 28 Nov 2021 [updated 29
Varian Omicron (B.1.1.529)
15
Ditetapkan sebagai Variants of Concern (VOC) oleh
WHO pada 26 November 2021, 2 hari setelah
ditetapkannya varian ini sebagai Variants under
Monitoring (VUM)

• Varian ini memiliki 45-52 mutasi


asam amino, dibandingkan dengan
strain awal
• Termasuk 26-32 mutasi di protein Spike
• Beberapa mutasi tersebut diduga
berhubungan dengan kemampuan https://www.who.int/en/activities/tracking-SARS-CoV-2-variants/
immune escape dan penularan yang
lebih tinggi, tetapi masih diperlukan
data lebih banyak
• Tidak memiliki perubahan pada
RdRp G671S yang berkaitan dengan
penurunan Ct value pada varian Delta

WHO. Enhancing readiness for Omicron (B.1.1.529): technical brief and priority actions for member states. 28 Nov 2021 [updated 29 Nov 2021]
NGS-SA. SARS-CoV-2 sequencing update. 1 Dec 2021
Mutasi Varian Omicron Dibandingkan dengan Varian Lain 16

• Memiliki banyak mutasi di dua regio immunogenik dari subunit S1: NTD
dan RBD
• Memiliki mutasi di lokasi pemecahan furin, termasuk N679K dan P681H
• Efek dari mutasi pada sebagian besar subunit S2 belum diketahui
NGS-SA. SARS-CoV-2 sequencing update. 1 Dec 2021
Bahaya Varian Omicron
17
Menurut analisis UK Health Security Agency:

Penularan (confidence level: low)


•Tingkat penularannya setidaknya sama (dapat lebih tinggi) dengan varian yang sedang bersirkulasi
•Ada kemungkinan lebih tinggi karena memiliki mutasi di RBD, lokasi pemecahan furin (cleavage site), dan
nukleokapsid, yang secara in vitro dapat meningkatkan replikasi
•Berdasarkan modeling struktural, afinitas ikatan dengan ACE2 jauh lebih tinggi
Keparahan penyakit: belum ada data resmi

Imunitas (confidence level: low)


•Imunitas alami (penyintas): sugestif ada penurunan karena mutasi di semua 4 RBD neutralizing antibody binding site dan
S NTD antigenic site
•Analisis dari Afrika Selatan: ada penurunan perlindungan dari infeksi sebelumnya, termasuk infeksi Delta yang baru
•Imunitas oleh vaksin: sugestif ada penurunan karena ada mutasi di semua 4 RBD neutralizing antibody binding site
•Laporan kasus dari Israel, Korea Selatan, dan Jepang à penderita infeksi Omicron sudah vaksin lengkap (sebagian
booster)
Terapi (confidence level: low)
•Berdasarkan modeling struktural, ada kemungkinan terdapat penurunan ikatan antibodi monoklonal terapeutik yang
saat ini ada

UK Health Security Agency. Risk assessment for SARS-CoV-2 variant: Omicron VOC-21NOV-01 (B.1.1.529). 3 Dec 2021
Update Varian Omicron dari WHO 17/12/2021
dr. Maria Van Kerkhove (WHO Technical Lead on COVID-19)

• Omicron memiliki “growth advantage”


dibandingkan Delta, yaitu peningkatan kasus
yang signifikan (lebih menular)
• Lebih banyak kasus > rawat inap tinggi >
dapat mengganggu sistem pelayanan
kesehatan
• Spektrum derajat infeksi Omicron beragam,
bisa asimtomatik, ringan, perlu rawat inap,
hingga kematian
• Meskipun berdasarkan data awal Omicron
lebih ringan, virus ini masih berbahaya
terhadap populasi rentan (usia lanjut,
komorbid, dan lainnya)
• Gejala infeksi Omicron sejauh ini tidak
berbeda dengan varian lain
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/media-resources/science-in-5/episode-63---omicron-variant
• Selain vaksinasi, menerapkan protokol
kesehatan sangat penting untuk menurunkan
transmisi, apapun variannya
Booster di DKI Calon Penerima Jeda dari Dosis 2 Pemberian Vaksin
Vaksin Booster Booster COVID-19
Jakarta Memiliki tiket 6 bulan Diberikan
ketiga booster
• Booster dibutuhkan Memiliki tiket Di bawah 6 bulan Ditunda sampai 6 bulan
untuk meningkatkan ketiga booster post dosis 2
imunitas
Belum memiliki 6 bulan Ditunda hingga ada tiket
tiket ketiga booster
booster
Penyintas 6 bulan 3 bulan setelah sembuh
COVID-19 gejala
berat
Penyintas 6 bulan 1 bulan setelah sembuh
COVID-19 gejala
ringan/sedang
Kebijakan Booster di DKI Jakarta

Vaksin Primer Pilihan Vaksin Booster

Sinovac Pfizer atau AstraZeneca

AstraZeneca Moderna atau Pfizer

Pfizer, Moderna, Menunggu pemberitahuan


Sinopharm Kemenkes lebih lanjut
Manajemen Klinis Kasus Tanpa
Gejala dan Gejala Ringan Covid-19
Erlina Burhan
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
Perjalanan Penyakit Covid-19

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 22


Derajat Keparahan Covid-19

Tanpa Gejala Ringan


• Kondisi ini merupakan kondisi paling ringan • Pasien dengan gejala tanpa ada bukti
• Pasien tidak ditemukan gejala. pneumonia virus atau tanpa hipoksia.
• Gejala yang muncul seperti demam, batuk,
fatigue, anoreksia, napas pendek, mialgia.
Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit
tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala,
diare, mual dan muntah, penghidu (anosmia)
atau hilang pengecapan (ageusia) yang
muncul sebelum onset gejala pernapasan juga
sering dilaporkan.
• Pasien usia tua dan immunocompromised
gejala atipikal seperti fatigue, penurunan
kesadaran, mobilitas menurun, diare, hilang
nafsu makan, delirium, dan tidak ada demam

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 23


Tatalaksana Kasus Covid-19
• Pengambilan swab di hari ke-1 dan 2 untuk penegakan diagnosis. Bila
pemeriksaan di hari pertama sudah positif, tidak perlu lagi
pemeriksaan di hari kedua, Apabila pemeriksaan di hari pertama
negatif, maka diperlukan pemeriksaan di hari berikutnya (hari kedua)
• Untuk kasus tanpa gejala, ringan, dan sedang tidak perlu dilakukan
pemeriksaan PCR untuk follow-up. Pemeriksaan follow-up hanya
dilakukan pada pasien yang berat dan kritis.

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 24


Tanpa Gejala (asimtomatis)
Isolasi dan Pemantauan
• Isolasi mandiri di rumah selama 10 hari sejak pengambilan spesimen
diagnosis konfirmasi, baik isolasi mandiri di rumah maupun di fasilitas
publik yang dipersiapkan pemerintah (isoter=isolasi terpusat)
• Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
• Kontrol di FKTP terdekat setelah 10 hari karantina untuk pemantauan
klinis

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 25


Non-farmakologis
• Berikan edukasi terkait tindakan yang perlu dikerjakan (leaflet untuk
dibawa ke rumah):
Pasien :
• Selalu menggunakan masker jika keluar kamar dan saat berinteraksi
dengan anggota keluarga
• Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering
mungkin.
• Jaga jarak (physical distancing) dengan keluarga
• Kamar tidur sendiri / terpisah
• Menerapkan etika batuk (Diajarkan oleh tenaga medis)

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 26


• Alat makan-minum segera dicuci dengan air/sabun
• Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya antara
jam 09.00 sampai jam 15.00
• Pakaian yg telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam kantong
plastik/wadah tertutup yang terpisah dengan pakaian kotor keluarga
yang lainnya sebelum dicuci dan segera dimasukkan mesin cuci
• Ukur dan catat suhu tubuh 2 kali sehari (pagi dan malam hari)
• Segera beri informasi ke petugas pemantau/FKTP atau keluarga jika
terjadi peningkatan suhu tubuh > 38oC atau bila keluhan bertambah

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 27


Lingkungan/kamar:
• Perhatikan ventilasi, cahaya dan udara
• Membuka jendela kamar secara berkala
• Bila memungkinkan menggunakan APD saat membersihkan kamar
(setidaknya masker, dan bila memungkinkan sarung tangan dan
goggle).
• Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer
sesering mungkin.
• Bersihkan kamar setiap hari, bisa dengan air sabun atau bahan
desinfektan lainnya

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 28


Keluarga:
• Bagi anggota keluarga yang berkontak erat dengan pasien sebaiknya
memeriksakan diri ke FKTP/Rumah Sakit.
• Anggota keluarga senanitasa pakai masker
• Jaga jarak minimal 1 meter dari pasien
• Senantiasa mencuci tangan
• Jangan sentuh daerah wajah kalau tidak yakin tangan bersih
• Ingat senantiasa membuka jendela rumah agar sirkulasi udara tertukar
• Bersihkan sesering mungkin daerah yg mungkin tersentuh pasien misalnya
gagang pintu, dll

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 29


Farmakologi
• Bila terdapat penyakit penyerta/komorbid, dianjurkan untuk tetap
melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi.
• Apabila pasien rutin meminum terapi obat antihipertensi dengan
golongan obat ACE-inhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker perlu
berkonsultasi ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam atau Dokter Spesialis
Jantung

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 30


• Vitamin C, dengan pilihan ;
• Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
• Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
• Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari),
• Vitamin D
• Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet
effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup)
• Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet
kunyah 5000 IU)

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 31


• Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat
Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat
dipertimbangkan untuk diberikan namun dengan tetap
memperhatikan perkembangan kondisi klinis pasien
• Obat-obatan yang memiliki sifat antioksidan dapat diberikan

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 32


Derajat Ringan
Isolasi dan Pemantauan
• Isolasi mandiri di rumah/fasilitas karantina selama maksimal 10 hari
sejak muncul gejala ditambah 3 hari bebas gejala demam dan
gangguan pernapasan. Jika gejala lebih dari 10 hari, maka isolasi
dilanjutkan hingga gejala hilang ditambah dengan 3 hari bebas gejala.
Isolasi dapat dilakukan mandiri di rumah maupun di fasilitas publik
yang dipersiapkan pemerintah.
• Petugas FKTP diharapkan proaktif melakukan pemantauan kondisi
pasien.
• Setelah melewati masa isolasi pasien akan kontrol ke FKTP terdekat.
Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 33
Non Farmakologis
• Edukasi terkait tindakan yang harus dilakukan (sama dengan edukasi
tanpa gejala).
Farmakologis
• Vitamin C dengan pilihan:
• Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
• Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
• Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam (selama
30 hari),
Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 34
• Vitamin D
• Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet
effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup)
• Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunyah
5000 IU)
• Antivirus
• Favipiravir (sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan
selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5), ATAU
• Molnupiravir (sediaan 200 mg, oral), 800 mg per 12 jam, selama 5 hari, ATAU
• Nirmatrelvir/Ritonavir (Paxlovid) (sediaan 150 mg/100 mg dalam bentuk kombo),
Nirmatrelvir 2 tablet per 12 jam, Ritonavir 1 tablet per 12 jam, diberikan selama 5
hari
• Sesuai dengan ketersediaan obat di fasyankes masing-masing

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 35


• Pengobatan simptomatis seperti parasetamol bila demam.
• Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat
Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat
dipertimbangkan untuk diberikan namun dengan tetap
memperhatikan perkembangan kondisi klinis pasien.
• Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 36


Isolasi Kasus Covid-19 Asimtomatis dan Gejala Ringan

• Isolasi dapat dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing atau secara


terpusat
• Pemeriksaan awal sebaiknya dilakukan di fasilitas pelayanan Kesehatan terdekat
untuk menentukan laik tidaknya isolasi mandiri. Kunjungan berikutnya dapat
dilakukan melalui telemedicine
• Isolasi dapat dilakukan secara mandiri jika syarat klinis dan syarat rumah sebagai
berikut dapat dipenuhi
• Syarat klinis:
• 1) Usia <45 tahun; DAN
• 2) Tidak memiliki komorbid; DAN
• 3) Tanpa gejala/bergejala ringan;
• Syarat rumah:
• 1) Dapat tinggal di kamar terpisah; DAN
• 2) Ada kamar mandi di dalam rumah.

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 37


• Apabila tidak dapat memenuhi syarat klinis dan atau rumah maka
kasus Covid-19 dapat menjalani isolasi di tempat isolasi terpusat
• Apabila pasien Covid-19 berusia > 45 tahun maka dapat dilakukan
pemeriksaan lanjutan di poliklinik rawat jalan Covid-19 dan DPJP
dapat menentukan apakah pasien dapat menjalani isolasi mandiri
atau tidak
• Selama menjalani isolasi mandiri atau terpusat, pasien dipantau oleh
tenaga Kesehatan fasilitas Kesehatan terdekat
• Pemantauan pasien yang sedang melakukan isolasi mandiri oleh
tenaga Kesehatan fasilitas Kesehatan terdekat setiap 2-3 hari yaitu
hari ke 1, 3, 5, 8 dan 10
Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 38
• Pasien mendapatkan layanan telemedicine oleh dokter (faskes yang
telah ditunjuk sebelumnya) berupa konsultasi klinis yang mencakup:
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisis tertentu yang dilakukan melalui audiovisual
• Pemberian anjuran/nasihat yang dibutuhkan berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang dan/atau hasil pemeriksaan fisik tertentu
• Penegakkan diagnosis
• Penatalaksanaan dan pengobatan pasien
• Penulisan resep dan/atau alat Kesehatan secara elektronik
• Penerbitan surat rujukan

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 39


Pemantauan Kasus Isolasi Covid-19
• Saat pasien melakukan isolasi harus dilakukan pemantauan oleh petugas
Kesehatan terhadap tanda klinis yang memerlukan penanganan lebih lanjut
di fasilitas pelayanan kesehatan.
Tanda Klinis tersebut adalah sebagai berikut:
• Demam tinggi >38 °C;
• Kesulitan bernafas/sesak nafas; frekuensi napas >24x/mnt
• Wajah atau bibir kebiruan;
• Gasping (nafas tersenggal saat berbicara);
• Batuk bertambah;
• Nyeri dada, yang tidak berkaitan dengan batuk;
• Gangguan kesadaran (bingung, gangguan tidur yang berat);
• Tidak mampu makan, minum, berjalan; atau
• Kondisi komorbid yang tidak terkontrol.
Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 40
• Bagi pasien isolasi mandiri yang mempunyai kesulitan bernafas/sesak
nafas dengan saturasi oksigen < 95 % dapat menggunakan oksigen
untuk pertolongan pertama dan segera dibawa ke rumah sakit untuk
dilakukan penanganan

Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 41


Pasien Covid-19 Tanpa Isolasi 1. Vitamin C, D
Mandiri/iso 2. Obat suportif, baik
Gejala (asymptomatis) tradisional (fitofarmaka) atau
lasi terpusat obat modern asli Indonesia
Pasien Covid-19 dengan gejala (OMAI)

1. Antivirus : Favipiravir /
Molnupiravir / Nirmatrelvir
• Frekuensi napas – Ritonavir*
Ya
>30x/menit, pada 2. Vitamin C, D
anak sesuai 3. Terapi Simptomatis
4. Obat suportif, baik
kelompok usia Isolasi tradisional (fitofarmaka)
DAN ATAU Mandiri atau obat modern asli
• SpO2<93% (<92%
Tidak Ada Tidak
/isolasi Indonesia (OMAI)
Pneumonia Ringan 5.
pada anak) pada terpusat
udara ruang, DAN 1 Rawat RS/RS darurat
Tidak 2 Antivirus : Favipiravir /
ATAU
Molnupiravir /
• Ada tanda – tanda Ya Nirmatrelvir –
sepsis atau distress Sedang (ada Ritonavir/*Remdesivir**
pernapasan pneumonia tapi Rawat 3 Vitamin C, D
tidak perlu O2) 4 Terapi Simptomatis
5 Antibiotik (bila ada
indikasi)
6 Terapi Cairan dan nutrisi
7 Pemberian antikoagulan
berdasarkan evaluasi DPJP

Berat/Kritis Bila sesak napas dan


perburukan pneumonia

1. Vitamin C, D, B1
2. Antivirus :
Remdesivir/Favipiravir Terapi Tambahan
/ Molnupiravir / Lainnya
Nirmatrelvir –
Ritonavir * 1. Antibodi
3. Deksametason Monoklonal
4. Anti-IL-6 2. Mesenchymal Stem
5. Terapi Cairan dan Cell (MSCs)/Sel
nutrisi Punca
6. Antibiotik (bila ada 3. Intravenous
indikasi) Immunoglobuln
7. Pemberian (IVIG)
antikoagulan
berdasarkan evaluasi Pasien suspek dan probable COVID-
DPJP
19 kategori sedang/berat dapat
ditatalaksana seperti pasien COVID-
19 sampai terbukti bukan

*Sesuai indikasi yaitu


Terapi Oksigen Ikut Alur Penentuan memiliki pasien dengan
Alat Bantu Napas risiko perburukan atau
Pasien COVID-19 kematian dan ketersediaan
Tanda-tanda Syok? obat di fasyankes masing-
masing
Pada anak
pertimbangkan MIS Tatalaksana Syok ** Remdesivir diberikan
hanya pada kasus derajat
(Multisystem
Inflammatory Syndrome) sedang-berat/krtis 42
dan puskesmas (Gambar 3).
Alur Isolasi Terpusat atau Mandiri Covid-19

RS RUJUKAN COVID-19
\
Rujuk Rujuk Balik

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS


Fungsi Koordinasi
Isolasi Terpusat Isolasi Mandiri
Provinsi Shelter Desa/ Kelurahan
Tidak Bergejala atau Gejala Ringan*

*Jika pasien berusia 45 tahun pasien dirujuk ke RS untuk pemeriksaan lebih lanjut

Gambar 3. Alur Koordinasi Pemantauan dan Pengelolaan Pasien Isolasi


Manajemen Klinis Covid-19 Tanpa Gejala - Ringan PDPI 43
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai