Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DG ANSIETAS

Nurhalimah
Pengertian
 Ketakutan/kekuatiran pada sesuatu yang tdk
jelas dan berhubungan dengan perasaan
tidak menentu dan tak berdaya
(helplessness).
 Perasaan isolasi, terasing, dan terancam
mungkin dialami.
 Individu mempersepsikan
kepribadiannya terancam.
 Manusia mual merasakan sejak bayi
 Berhenti kalau mati.
Lanju
 Setiap orang pasti pernah mengalami
ansietas karena ansietas merupakan
alat peringatan internal yang
memberikan tanda bahaya kepada
individu (Videbeck, 2008)
Lanju
 Ansietas adalah suatu gejala yang tidak
menyenangkan, sensasi cemas, takut
dan terkadang panik akan suatu
bencana yang mengancam dan tidak
terelakkan yang dapat atau tidak
berhubungan dengan rangsang
eksternal (Fracchione, 2004).
Karakteristik
 Mpk emosi dan bersifat subyektif.
 Sumber tdk jelas (takut ~ sumber
jelas).
 Bisa ditularkan
 Terjadi akibat adanya ancaman pada
harga diri, identitas diri.
 Perlu adanya keseimbangan antara
keberanian dan kecemasan
Tingkat
1. Ansietas ringan: pd kehidupan sehari-
hari. Individu sadar. Lahan persepsi
meningkat (mendengar, melihat, meraba
lebih dari sebelumnya). Perlu untuk
memotivasi belajar, pertumbuhan, dan
kreativitas.

Contoh: cemas dalam menghadapi ujian


Ansietas sedang:
 lahan persepsi menyempit (melihat,
mendengar, meraba menurun dpd
sblmnya). Fokus pd perhatian segera.

 Contoh: ketika akan menyatakan cinta


pada pasangan, ketika menanti
kelahiran anak
Tingkat
3. Ansietas berat: lahan persepsi
sangat sempit, hanya bisa
memusatkan perhatian pd yg detil,
tdk yg lain. Semua perilaku ditujukan
untuk menurunkan ansietas.
Contoh: kehilangan individu yang dicintai
atau kebakaran
Pani
 Panik: hilang kontrol, hanya
bisa menurut perintah
Panik
 Hilang kontrol
Tak bisa melakukan sesuatu tanpa perintah
atau arahan.
 Disorganisasi kepribadian.
 Meningkatnya aktivitas motorik
 Menurunnya kemampuan menghubung-
hubungkan.
 Distrosi persepsi
 Hilangnya pikiran rasional
 Hilangnya komunikasi dan fungsi efektif.
 Bila berlangsung berkepanjangan
menyebabkan exhaustion ~ kematian
Rentang Respon Ansietas

Adaptif Maladap
tif

Antisi Ringan Sedang Berat Panik


pasi
TANDA DAN GEJALA
Tingkatan Respon fisik Respon kognitif Respon
emosional
Ringan 1. Ketegangan 1. Lapang, 1. Perilaku
otot ringan persepsi luas otomatis
2. Sadar akan 2. Terlihat tenang, 3. 2. Sedikit
lingkungan percaya diri tidak sabar
3. Rileks atau sedikit 4. Perasaan gagal 3. Aktivitas
gelisah sedikit menyendiri
4. Penuh perhatian 5. Waspada dan 4. Terstimulasi
5. Rajin memerhatikan 5. Tenang
banyak hal
6. Mempertibangkan
informasi
7. Tingkat
pembelajaran normal
lanjuta
Tingkatan Respon fisik Respon kognitif Respon
emosional

Sedang 1. Ketegangan otot sedang 1. Lapang persepsi 1. Tidak nyaman


2. Tanda-tanda vital menurun 2. Mudah tersinggung
meningkat 2. Fokus terhadap 3. Kepercayaan diri
3. Pupil dilatasi, mulai stimulus meningkat goyah
berkeringat 3. Rentang perhatian 4. Tidak sabar
4. Sering mondar mandir, menurun
memukul tangan 4. Penyelesauan
5. Suara berubah; bergetar, masalah menurun
nada suara tinggi
6. Sering berkemih, sakit
kepala, pola tidur berubah,
nyeri punggung
lanjuta
Tingkatan Respon fisik Respon Respon
kogniti emosiona
f l

Berat 1. Ketegangan otot berat 1. Lapang 1. Sangat cemas


2. Kontak mata buruk persepsi terbatas 2. Agitasi
3. Pengeluaran keringat 2. Proses berpikir 3. Takut
meningkat terpecah-pecah 4. Bingung
4. Bicara cepat, 3. Sulit berpikir 5. Merasa tidak adekuat
nada suara tinggi 4. Penyeleseian masalah 6. Menarik diri
5. Tindakan tanpa tujuan buruk 7. Penyangkalan
dan serampangan 5. Tidak mampu
6. Kebutuhan mempertimbangkan
ruang gerak informasi
meningkat 6. Hanya memerhatikan
ancaman
lanjuta
Tingkatan Respon fisik Respon Respon
kognitif emosional

Panik 1. Flight, fight, 1. Persepsi sangat sempit 1. Merasa terbebani


atau freeze 2. Pikiran tidak 2. Meras atidak mampu,
2. Ketegangan otot logis, terganggu tidak berdaya
sangat berat 3. Kepribadian kacau 3. Lepas kendali
3. Agitasi motorik kasar 4. Tidak dapat 4. Mengamuk, putus asa
4. Pupil dilatasi menyelasaikan masalah 5. Marah, sangat takut
5. Tidak dapat tidur 5. Halusinasi, 6. Mengharapkan hasil
6. Hormone stress dan waham, ilusi yang terburuk
7. Neuronstransmiter mungkin terjadi
berkurang
Wajah menyeringat,
mulut ternganga
Pengkajian
 Faktor Predisposisi
 Faktor Presipitasi
 Mekanisme Koping
 Perilaku
Faktor Predisposisi
1. Teori Psikoanalisa: ansietas mpk konflik
elemen kepribadian id dan super ego
(dorongan insting dan hati nurani). Ansietas
mengingatkan ego akan adanya bahaya yg
perlu diatasi.
2. Teori interpersonal: ansietas terjadi krn
ketakutan penolakan dlm hub interpersonal.
Dihubungkan dg trauma masa
pertumbuhan (kehilangan, perpisahan) yg
menyebabkan ketdkberdayaan). Idv yg
harga diri rendah mudah mengalami
ansietas.
Faktor
 Teori perilaku; ansitas timbul sbg akibat
frustrasi yg disebabkan oleh sesutu yg
mengganggu pencapaian tujuan. Mrpk
dorongan yg dipelajari utk menghindari rasa
sakit/nyeri. Ansietas meningkat jika ada
konflik (konflik ~ ansietas ~ helplessness)
 Kondisi keluarga: ansietas dpt timbul secara
nyata dlm keluarga. Ada overlaps gg ansietas
dan depresi.
Faktor
 Keadaan biologis: dpt dipengaruhi
dan mempengaruhi ansietas. Ansietas
terjadi akibat GABA >>. Ansietas dpt
memperburuk penyakit (hipertensi,
jantung, peptic ulcers). Kelelahan
mengakibatkan idv mudah terangsang
dan merasa ansietas.
Faktor
 Ancaman integritas fisik:
ketidakmampuan fisiologis dan
menurunnya kemampuan melaksanakan
ADL.
 Ancaman thd sistem “diri”; mengancam
identitas, harga diri, integrasi sosial. Mis: phk,
kesulitan peran baru.
 Gabungan: penyebab timbulnya ansietas
gabungan dr genetik, perkembangan, stresor
fisik, stresor psikososial.
Perilak
 Ansietas dpt diekspresikan lgs melalui
perubahan fisiologis dan perilaku scr tdk lgs
melalui timbulnya gejala/mekanisme koping
utk mempertahankan diri dari ansietas.
 Respon fisiologis dpt terjadi pd sistem
kardiovaskuler, pernafasan, meuromuskuler,
GI, perkemihan, dan kulit
 Perilaku: motorik, afektif, kognitif
Efek fisiologis
 Kardiovaskuler: palpitasi, berdebar-
debar, TD, pinsan, TD, N .
 Pernafasan: P, nafas pendek, dada sesak,
nafas dangkal, rasa tercekik, terengah-engah.
 Neuromuskuler:  refeks, terkejut, mata
berkedip-kedip, insomnia, tremor, kaku-kaku,
gelisah, wajah tegang, kelemahan umum,
gerakan lambat, kaki goyah.
Efek fisiologis ansietas
 Gastrointestinal: hilang nafsu makan,
menolak makan, abdomen tdk nyaman,
nyeri abdomen, mual, perih, diare.
 Sistem perkemihan: tekanan utk
b.a.k., sering b.a.k.
 Kulit: wajah kemerahan, keringat
lokal, gatal-gatal, rasa panas dingin,
wajah pucat, berkeringat seluruh
tubuh.
Respon Perilaku
 Motorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor,
sering kaget, bicara cepat, kurang koordinasi,
cenderung celaka, menarik diri, menghindar,
menahan diri, hiperventilasi.
 Kognitif: gg perhatian, tak bisa
konsentrasi, pelupa, salah tafsir, pikiran
blocking, menurunnya lahan persepsi,
bingung, kesadaran diri berlebihan,
waspada berlebihan, hilangnya
obyektivitas, takut hilang kontrol, takut
luka/mati.
Respon
 Afektif: tdk sabar, tegang, nervous,
takut berlebihan, teror, gugup, sangat
gelisah.
Mekanisme
1. Task Oriented (orientasi pd tugas)
 Dipirkan utk memecahkan masalah, konflik,
memenuhi kebutuhan.
 Realistis memenuhi tuntutan situasi stres
 Disadari dan berorientasi pd tindakan
 Berupa reaksi: melawan (mengatasi rintangan
utk memuaskan kebutuhan), menarik diri
(menghilangkan sumber ancaman fisik atau
psikologis), kompromi (mengubah cara,
tujuan utk memuaskan kebutuhan)
Mekanisme
2. Ego oriented:
 Task oriented tdk selalu berhasil
 Melindungi “self”
 Berguna pd ansietas ringan ~ sedang
 Melindungi dr perasaan inadequacy dan
buruk
 Berupa penggunaan mekanisme
pertahanan diri (defens
mechanism)
Defens
 Kompensasi  Proyeksi
 Denial  Rasionalisasi
 Displacement  Reaksi formasi
 Disosiasi  Regresi
 Identifikasi
 Intelektualisasi
 Introyeksi
 Isolasi
Diagnosis Keperawatan
Menurut NANDA:
 Ansietas
 Koping individu tidak efektif
 Takut
Contoh dx lengkap:
 Ansietas berat b.d. konflik seksual ditandai dg mencuci
tangan berulang-ulang, pikiran kotor dan adanya kuman yg
sering timbul.
 Ansietas sedang b.d. prestasi sekolah yg buruk
dimanifestasikan dg denial dan rasionalisasi yg berlebihan.
 Koping individu tak efektif b.d. kematian anak,
dimanifestasikan dg ketdkmampuan mengingat kembali
peristiwa kecelakaan.
Tujuan
 Menurunkan tingkat
kecemasan klien.
 Mendukung dan
melindungi klien
Tindakan Keperawatan
pd Ansietas Berat - Panik
Tujuan: memberi dukungan, melindungi,
dan menurunkan tingkat ansietas pada
tkt sedang atau ringan.
 Bina hubungan saling percaya dan
terbuka: dengarkan keluhan,
dukung utk menceritakan perasaan,
jawab pertanyaan scr lags,
menerima tanpa pamrih, hargai
pribadi klien.
Tindakan Keperawatan
pd Ansietas Berat - Panik
 Sadari dan kontrol perasaan diri
perawat: bersikap terbuka sesuai
perasaan, terima perasaan positif
maupun negatif termasuk
perkembangan ansietas, menggali
penyebab ansietas, pahami perasaan
diri secara terapeutik.
Tindakan Keperawatan
Ansietas Berat - Panik
 Yakinkan klien ttg manfaat mekanisme
koping yg bersifat melindungi dan tdk
memfokuskan diri pd perilaku maladaptif:
terima dan dukung klien; tdk menentang
klien; nyatakan perawat bisa memahami rasa
sakit tetapi tdk memfokuskan pada rasa
tersebut; beri umpan balik thd perilaku,
stresor, dampak stresor dan sumber koping;
dukung ide keh fisik berhub dg kesehatan
mental; batasi perilaku maladaptif dg cara
suportif.
Tindakan Keperawatan
Ansietas Berat - Panik
 Identifikasi dan mencoba menurunkan situasi
yg menimbulkan ansietas: sikap tenang;
lingkungan tenang; batasi kontak dg klien
lain; identifikasi dan modifikasi hal yg
menimbulkan cemas; terapi fisik: mandi air
hangat, pijat
 Anjurkan melakukan aktivitas di luar yg
menarik; share aktivitas yg sering
dilakukan; latihan fisik; buat rencana harian;
libatkan keluarga dan support system.
Tindakan Keperawatan
pd Ansietas Berat - Panik
 Tingkatkan kesehatan fisik: beri obat-
obatan yg meningkatkan rasa nyaman;
observasi efek samping obat dan beri
pendidikan kesehatan yang sesuai.
Tindakan Keperawatan
pd Ansietas Sedang
1. Bina hubungan saling percaya:
 Dengar dengan hangat dan responsif
 Beri waktu kepada klien untuk berespon
 Beri dukungan utk ekspresi diri.
2. Perawat menyadari dan mengenal
ansietasnya sendiri:
 Kenali perasaan diri
 Kenali sikap dan perilaku perawat yg berdampak negatif
pd klien
 Bersama klien menggali perilaku dan respon shg dapt
belajar dan berkembang
Tindakan Keperawatan
Ansietas Sedang
3. Bantu klien mengenal ansietasnya:
 Bantu klien mengekspresikan perasaan.
 Bantu klien menghubungkan perilaku dg perasaan klien.
 Memvalidasi kesimpulan dan asumsi.
 Pertanyaan terbuka.
4. Memperluas kesadaran berkembangnya
ansietas:
 Bantu klien menhubungkan situasi dan interaksi yg
menimbulkan ansietas.
 Bantu klien meninjau kembali penilaian klien thd stresor
yg dirasa mengancam dan menimbulkan konflik.
 Mengaitkan pengalaman saat ini dg pengalaman masa lalu
Tindakan Keperawatan
pd Ansietas Sedang
5. Bantu klien mempelajari koping yg baru
 Menggali pengalaman klien menghadapi ansietas
sebelumnya.
 Tunjukkan akibat negatif koping yg saat ini.
 Dorong klien untuk mencoba koping adaptif yg lalu
 Memusatkan tanggung jawab perubahan pada klien
 Terima peran aktif klien. Mengaitkan hubungan sebab-
akibat keadaan ansietasnya.
 Bantu klien menyusun kembali tujuan memodifikasi
perilaku
 Anjurkan penggunaan koping yg baru
 Didik klien untuk memakai ansietas ringan untuk
pertumbuhan diri.
 Dorong aktivitas fisik untuk menyalurkan energi
 Mengerahkan dukungan sosial ~ koping adaptif
diterapkan oleh klien.
Kasus
Dewi, 18 tahun, masuk rumah sakit untuk
menjalani operasi “Skin Graft” karena kulitnya tersayat
akibat kecelakaan. Operasi pertama gagal total dan
sekarang adalah operasi yang kedua. Setelah ditanya
oleh perawat, klien mengaku bahwa ia selalu berpikir
tentang operasinya. Klien merasa cemas dan gugup
karena takut operasi kali ini akan gagal lagi. Saat ini
ekspresi wajah klien selalu tegang dan badannya
gemetar. Setelah diperiksa, hasil menunjukkan bahwa
tekanan darah klien 150/85 mmHg, nadi 84x/menit, dan
frekuensi napas 18x/menit.

Anda mungkin juga menyukai