Anda di halaman 1dari 2

Farah Salsabila

1706073326
PENGANTAR FILSAFAT DAN PEMIKIRAN MODERN

Istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani, yaitu philosophia, yang secara harafiah
bermakna “cinta kebijaksanaan”, sehingga seorang filsuf (ahli pikir) dapat diartikan sebagai
pecinta kebijaksanaan. Seorang filsuf juga dapat diartikan sebagai pencinta pengetahuan dan
pecinta kebenaran. Mencintai pengetahuan dan kebenaran adalah proses awal keinginan
manusia menggunakan daya berpikirnya sehingga mampu mendapatkan dasar pengetahuan
ilmiah.

Secara umum, pengertian filsafat adalah ilmu yang secara menerus mencari sebab dari
segala suatu persoalan yang mendalam dan menyeluruh. Persoalan-persoalan ini dapat
mengenai kehidupan, eksistensi, pikiran, dan sebagainya; di mana semua hal tersebut
didasarkan oleh pengetahuan dengan kebijaksanaan dalam berilmu.

Terdapat tiga filsuf besar pada masanya, yakni Socrates, Plato, dan Aristoteles, yang
mengemukakan pandangannya tersendiri mengenai filsafat. Bapak Filsafat, Socrates,
menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang harus secara terus menerus digali
dan dicari kebenarannya. Hasrat keingintahuan yang tinggi menjadi dasar awal dari
ditemukannya ilmu pengetahuan tersebut.

Fachruddin (2017: 17), menuliskan mengenai Plato, murid dari Socrates, yang
berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan
tentang kebenaran yang asli karena kebenaran itu mutlak di tangan Tuhan. Sedangkan,
Aristoteles sebagai murid Plato, mengemukakan bahwa dalam berfilsafat, logika dianggap
penting bagi perkembangan pemikiran manusia menuju kebenaran.

Pemahaman mengenai kebijaksanaan dalam berfilsafat dapat dicapai dengan cara


berpikir dan bertindak secara filosofis. Artinya, seseorang di sini akan berpikir di luar zona
nyamannya serta berpikir secara bebas. Menurut Fachruddin (2017: 18—19), hal ini
merupakan salah satu dari ciri-ciri filsafat, yaitu menyeluruh, mendasar, dan spekulatif.
Filsafat disebut menyeluruh, artinya pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan
tidak hanya ditinjau dari satu sudut pandang tertentu.

Filsafat disebut mendasar, karena pemikiran yang dalam sampai pada hasil yang
fundamental sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi nilai dan keilmuan. Filsafat yang
berciri spekulatif, berarti hasil pemikiran yang diperoleh dijadikan dasar bagi pemikiran
selanjutnya, untuk menelusuri bidang-bidang pengetahuan yang baru.

Manfaat dari filsafat itu sendiri antara lain, membantu berargumentasi secara logis
dan berdialog melalui pertukaran ide-ide rasional; membantu menghasilkan analisis yang
kritis, radikal, dan reflektif; mendorong sikap terbuka terhadap berbagai perspektif; serta
melatih bertindak etis dalam mengambil keputusan.

Daftar Referensi
Fachruddin, Suaedi. 2016, Pengantar Ilmu Filsafat. Bogor: PT Penerbit IPB Press.
Takwin, Bagus, dkk. 2017. Buku Ajar MPKT A. Depok: PPKPT Univesitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai