Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANUSIA DAN PENDIDIKAN HAKIKAT MANUSIA SERTA

UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN

Mata kuliah pengantar ilmu pendidikan

Dosen : Werdining Wulan., S.Pd., M.Pd

NAMA : AGUS SETIAWAN

NIM : 2003402021038

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat Rahmah dan Hidayahnyalah kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada baginda nabi
Muhammad SAW. tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada bapak dosen yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada kami hingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Namun,kami menyadari makalah ini masih sangat terbatas baik dari segi metodelogi maupun dari segi
liteatur kepenulisan makalah ini.oleh karena itu,kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca untuk membangun penyempurnaan makalah ini dan untuk kepenulisan makalah selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat dengan sebenarnya semoga dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya. kami Mohon Maaf apabila ada kesalahan atas makalah ini atas segala saran yang
diberikan kami ucapkan terimakasih.

Jember, 8 Juli 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR............................................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1

1.3 Tujuan Pembahasan .......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manusia. ........................................................................ 2

2. 2 Pengertian Sifat Hakikat Manusia. ................................................ 2

2.3 Wujud Sifat Hakikat Manusia. ......................................................... 3

2.4 Kemampuan Menghayati kebahagiaan........................................... 4

2.5 Dimensi-dimensi Hakikat Manusia. .................................................5

2.6 Pengertian dan Batasan Pendidika.................................................. 6

2.7 Tujuan dan Proses Kehidupan ..........................................................7

2.8 Konsep Pendidikan Sepanjang hayat ............................................. 7

2.9 Unsur -unsur Pendidika. ................................................................... 8

2.10 Hubungan Pendidikan dan Manusia. .............................................. 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................ 7

3.2 Saran ..................................................................................................... 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik menumbuh
kembangkan potensi kemanusiaannya. Tugas pendidik hanya mungkin dilakukan jika pendidik
memiliki gambaran yang jelas tentang siapa manusia itu sebenarnya.

Dalam kenyataannya masih banyak pendidik yang belum mengetahui gambaran tentang siapa
manusia itu sebenarnya dan sifat hakikat apa saja yang dimiliki manusia yang membedakannya
dengan hewan sehingga dalam melaksanakan pendidikan belum mendapatkan hasil yang
memuaskan. Melihat kenyataan inilah penulis memandang perlunya dibahas tentang manusia dan
pendidikan : hakikat manusia dan pengembangannya.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa pengertian manusia?

2)Apa saja sifat hakikat manusia?

3) Bagaimana hubungan pendidikan dengan manusia?

1.3 Tujuan Pembahasan

1) Untuk mengetahui pengertian manusia

2)untuk mengetahui sifat hakikat manusia

3)Untuk memahami hubungan pendidikan dan manusia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGENTIAN MANUSIA


Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany ia menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang
dianggap paling mulia. Hal tersebut dilandaskan dari kemampuan manusia yang dapat berfikir dan
memiliki 3 dimensi yaitu badan, akal, serta roh. Manusia dalam perkembangan serta
pertumbuannya selalu dipengaruhi oleh lingkungan ia tinggal.Manusia yang pada hakikatnya
memiliki akal dan mampu berfikir dengan baik, tentu saja memilki karakter yang snagat kuat.
Karakteristik dari manusia dapat meliputi :Aspek kreasi,Aspek ilmu,Aspek kehendak dan Pengarahan
Akhlak.
Peranan manusia di dunia ini juga tak lain ilah memperbaiki dirinya dnegan cara belajar. Selain itu
ia harus mampu memberikan kontribusi ilmu yang di dapat dari proses belajar tadi. Dinamika
kehidupan manusia yang dianggap komleks tadi perlu diberikan aplikasi sikap positif terhadap sesma
terutama sang pencipta.
2.2.PENGERTIAN SIFAT HAKIKAT MANUSIA
Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia
dari hewan, meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari segi
biologisnya. Bentuknya (misalnya orang hutan), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak
dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan, menyusui anaknya dan pemakan segala. Bahkan
carles darwin (dengan teori evolusinya) telah berjuang menemukan bahwa manusia berasal dari
primat atau kera tapi ternyata gagal karena tidak ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa
manusia muncul sebagai bentuk ubah dari primat atau kera. Disebut sifat hakikat manusia karena
secara haqiqi sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Karena
manusia mempunyai hati yang halus dan dua pasukannya. Pertama, pasukan yang tampak yang
meliputi tangan, kaki, mata dan seluruh anggota tubuh, yang mengabdi dan tunduk kepada perintah
hati. Inilah yang disebut pengetahuan. Kedua, pasukan yang mempunyai dasar yang lebih halus
seperti syaraf dan otak. Inilah yang disebut kemauan. Pengetahuan dan kemauan inilah yang
membedakan antara manusia dengan binatang.

2
2.3 WUJUD SIFAT HAKIKAT MANUSIA
Wujud dari sifat hakikat manusia yang tidak dimiliki oleh hewan yang dikemukakan oleh faham
eksistensialisme dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan , Prof. Dr.
Umar Tirtaraharja dkk , menyatakan :
1. Kemampuan menyadari diri
Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki manusia maka manusia menyadari bahwa
dirinya memiliki ciri kas atau karakteristik diri. Hal ini menyebabkan manusia dapat membedakan
dirinya dan membuat jarak dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Yang lebih istimewa lagi
manusia dikaruniai kemampuan membuat jarak diri dengan dirinya sendiri, sehingga manusia dapat
melihat kelebihan yang dimiliki serta kekurangan-kekurangan yang terdapat pada dirinya.
Kemampuan memahami potensi-potensi dirinya seperti ini peserta didik harus mendapat
pendidikan dan perhatian yang serius dari semua pendidik supaya dapat menumbuh kembangkan
kemampuan mengeluarkan potensi-potensi yang ada pada dirinya.
2. Kemampuan Bereksistensi
Kemampuan bereksistensi adalah kemampuan manusia menempatkan diri dan dapat menembus
atau menerobos serta mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya. Sehingga manusia tidak
terbelenggu oleh tempat dan waktu. Dengan demikian manusia dapat menembus ke sana dan ke
masa depan.
Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan. Peserta didik diajar agar belajar dari
pengalamannya, mengantisipasi keadaan dan peristiwa, belajar melihat prospek masa depan dari
sesuatu serta mengembangkan imajinasi kreatifnya sejak masa kanak-kanak.
3. Kata hati
Kata hati juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati dan
sebagainya. Kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik atau benar dan
yang buruk atau salah bagi manusia sebagai manusia. Untuk melihat alternatif mana yang terbaik
perlu didukung oleh kecerdasan akal budi. Orang yang memiliki kecerdasan akal budi disebut tajam
kata hatinya. Kata hati yang tumpul agar menjadi kata hati yang tajam harus ada usaha melalui
pendidikan kata hati yaitu dengan melatih akal kecerdasan dan kepekaan emosi. Tujuannya agar
orang memiliki keberanian berbuat yang didasari oleh kata hati yang tajam, sehingga mampu
menganalisis serta membedakan mana yang baik atau benar dan buruk atau salah bagi manusia
sebagai manusia
4. Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan maka yang
dimaksud moral adalah perbuatan itu sendiri. Moral dan kata hati masih ada jarak antara keduanya.
Artinya orang yang mempunyai kata hati yang tajam belum tentu moralnya baik. Untuk mengetahui
jarak tersebut harus ada aspek kemauan untuk berbuat.

3
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa moral yang singkron dengan kata hati yang tajam
merupakan moral yang baik. Sebaliknya perbuatan yang tidak singkron dengan kata hatinya
merupakan moral yang buruk atau rendah.
5. Tanggung jawab
Sifat tanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang
menuntut jawab yang telah dilakukannya. Wujud bertanggung jawab bermacam-macam. Ada
bertanggung jawab kepada dirinya sendiri bentuk tuntutannya adalah penyesalan yang mendalam.
Tanggung jawab kepada masyarakat bentuk tuntutannya adalah sanksi-sanksi sosial seperti
cemoohan masyarakat, hukuman penjara dan lain-lain. Tanggung jawab kepada tuhan bentuk
tuntutannya adalah perasaan berdosa dan terkutuk.
6. Rasa kebebasan
Rasa kebebasan adalah tidak merasa terikat oleh sesuatu tetapi sesuai dengan tuntutan kodrat
manusia. Artinya bebas berbuat apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan tuntutan kodrat
manusia. Jadi kebebasan atau kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya memang berlangsung
dalam keterikatan.
7. Kewajiban dan Hak
Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul karena manusia itu sebagai makhluk
sosial, yang satu ada hanya karena adanya yang lain. Tidak ada hak tanpa kewajiban. Kewajiban ada
karena ada pihak lain yang harus dipenuhi haknya.
2.4 KEMAMPUAN MENGHAYATI KEBAHAGIAAN
Kebahagiaan adalah merupakan integrasi dari segenap kesenangan, kegembiraan, kepuasan dan
sejenisnya dengan pengalaman-pengalaman pahit dan penderitaan. Proses dari kesemuanya itu
(yang menyenangkan atau yang pahit) menghasilkan suatu bentuk penghayatan hidup yang disebut
bahagia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan adalah perpaduan dari usaha, hasil atau
takdir dan kesediaan menerimanya.

4
2.5 DIMENSI-DIMENSI HAKIKAT MANUSIA
1. Dimensi Keindividuan
Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain
atau menjadi dirinya sindiri. Inilah sifat individualitas.Karena adanya individualitas itu setiap orang
mempunyai kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda-
beda. Setiap manusia memiliki kepribadian unik yang tidak dimiliki oleh orang lain
2. Dimensi Kesosialan
Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas demikian dikatakan Mj Langeveld (1955 : 54)
dalam buku (Pengantar Pendidikan, Prof. Dr. Tirtaraharja dan Drs. S.L La Ulo 2005 : 18). Pernyataan
tersebut dapat diartikan bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul. Artinya
setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya ada unsur saling
memberi dan menerima. Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada dorongan
untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul setiap orang ingin bertemu dengan
sesamanya. Manusia hanya menjadi menusia jika berada diantara manusia. Tidak ada seorangpun
yang dapat hidup seorang diri lengkap dengan sifat hakekat kemanusiaannya di tempat yang terasing.
Sebab seseorang hanya dapat mengembangkan sifat individualitasnya di dalam pergaulan sosial
seseorang dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam interaksi dengan
sesamanya.
3. Dimensi Kesusilaan
Kesusilaan adalah kepantasan dan kebaikan yang lebih tinggi. Manusia itu dikatakan sebagai
makhluk susila. Drijarkoro mengartikan manusia susila sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai,
menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatan. Agar manusia dapat melakukan
apa yang semestinya harus dilakukan, maka dia harus mengetahui, menyadari dan memahami nilai-
nilai. Kemudian diikuti dengan kemauan atau kesanggupan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
4. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluq religius. Mereka percaya bahwa di luar alam yang dapat
dijangkau oleh indranya ada kekuatan yang menguasai alam semesta ini. Maka dengan adanya
agama yang diturunkan oleh tuhan manusia menganut agama tersebut.
Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluq yang lemah sehingga
memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi keselamatan hidupnya. Manusia
dapat menghayati agama melalui proses pendidikan agama. Disinilah tugas orang tua dan semua
pendidik untuk melaksanakan pendidikan agama kepada anaknya atau anak didiknya.

5
2.6.PENGERTIAN DAN BATASAN PENDIDIKA
Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis dan berkelanjutan untuk mengembangkan
potensi-potensi bawaan manusia, memberi sifat dan kecakapan, sesuai dengan tujuanpendidikan.
1. Batasan tentang Pendidikan
Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya
berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.
a. Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari
satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari
generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok
diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis
dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi
melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang
sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk
membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta
didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan
karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.

e. Definisi Pendidikan Menurut GBHN


GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai
berikut: pendidikan nasiaonal yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan
pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat
memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan

6
2.7 TUJUAN DAN PROSES PENDIDIKAN

a. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah
untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan
pendidikan dazn merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
b. Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik
terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi,
yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi
ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses pendidikan yaitu
terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
2.8. KONSEP PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAt (PSH)
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan persekolahan, PSH
merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup. Ide tentang PSH
yang hampir tenggelam, yang dicetuskan 14 abad yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh
comenius 3 abad yang lalu (di abad 16). Selanjutnya PSH didefenisikan sebagai tujuan atau ide formal
untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan
penstruktursn ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai
paling tua.(Cropley:67)
Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:
a. Rasional
b. Alasan keadilan
c. Alasan ekonomi
d. Alasan faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga, remaja, dan
emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek
e. Alasan perkembangan iptek
f. Alasan sifat pekerjaan

7
2.9 UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2. Orang yang membimbing (pendidik)
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
2.10 HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN MANUSIA
hubungan pendidikan dengan manusia itu sangat erat. Adanya pendidikan untuk
mengembangkan potensi manusia, menuju manusia yang lebih baik.
Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan manusia.
Sebaliknya, berbicara tentang kehidupan manusia berarti harus mempersoalkan masalah
kependidikan. Jadi, antara manusia dan pendidikan terjalin hubungan kausalitas. Karena manusia,
pendidikan mutlak ada; dan karena pendidikan, manusia semakin menjadi diri sendiri sebagai
manusia yang manusiawi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany ia menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk
yang dianggap paling mulia. Hal tersebut dilandaskan dari kemampuan manusia yang dapat berfikir
dan memiliki 3 dimensi yaitu badan, akal, serta roh.Adapun hakikat manusia diantaranya
kemampuan menyadari diri sendiri,kemampuan bereksistensi,memiliki hati nurani,moral, tanggung
jawab,kebebasan dan hak seta kewajiban.Adapun hubungan pendidikan dan manusia adalah untuk
mengembangkan potensi manusia menuju manusia yang lebih baik.

3.2 Saran

Demikian makalah ini kami susun,kami sadar makalah ini terdapat berbagai kekurangan dan
ketidak sempurnakan dalam pemaparan makalah yang kami buat.Khususnya dari isi
keterangan.Maka kami mohon kritik dan saran agar makalah kami dapat bermanfaat bagi yang
membaca terutama bagi saya sendiri,wabillahi Taufik walhidayah kurang lebihnya terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai