DIAGNOSA KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
0
JUDUL KETERAMPILAN: DIAGNOSA KOMUNITAS
1
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN UMUM =
Mahasiswa mampu melakukan analisa data untuk menetapkan diagnosis komunitas
sesuai dengan konsep prinsip dan metode diagnosis komunitas berdasarkan data
yang ada.
TUJUAN KHUSUS =
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan manfaat diagnosis komunitas.
2. Mahasiswa mampu melakukan proses analisis untuk menetapkan diagnosis
komunitas apabila diberikan data komunitas.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan komunitas berdasarkan
data sekunder (penilaian kinerja puskesmas/PKP, laporan tahunan,
pemantauan wilayah setempat/PWS masing-masing program)
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi faktor resiko dari suatu masalah
komunitas berdasarkan konsep Blum
5. Mahasiswa mampu mengidentifikasi faktor penghambat dan faktor
pendukung dari suatu masalah komunitas
6. Mahasiswa mampu mengidentifikasi sumberdaya potensial untuk
mengatasi masalah komunitas berdasarkan Rencana Usulan Kegiatan/RUK
7. Mahasiswa mampu merencanakan usulan intervensi dan mengidentifikasi
program puskesmas dari RUK yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah komunitas
8. Mahasiswa mampu membuat plan of action/POA dari masing-masing
usulan program untuk mengatasi masalah komunitas
(pertemuan 1)
2
(rencana usulan
kegiatan) puskemas
(pertemuan 1)
(pertemuan 1)
(pertemuan 2)
(pertemuan 2)
V. PENILAIAN
3
(Merencanakan program untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat
termasuk kesehatan lingkungan)
5. Usulan program inovatif mahasiswa 20%
(Mendemontrasikan program-program
inovatif sesuai wilayah kerjanya)
(Merencanakan dan melaksanakan
komunikasi, sosialisasi, advokasi,
kerjasama dan pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan)
4
atau resiko dan sumber daya yang berpotensi dalam penanggulangan permasalahan
kesehatan tersebut.
Diagnosis komunitas memiliki arti penting mengingat bahwa ketepatan penilaian
permasalahan kesehatan dan faktor yang mempengaruhinya dapat menjadi dasar
dalam menetapkan intervensi yang tepat sesuai permasalahan sekaligus untuk
mencegah timbulnya permasalahan berulang. Kapasitas penilaian sumber daya
akan menjadi dasar dalam mempertimbangkan bentuk intervensi yang feasibel atau
sesuai dengan kemampuan diri berkelanjutan.
Assessment Clinical
Indicator
Planning
Assessment
Evalution Planning
5
Psychobiologis
Health Services
6
kesehatan Mortalitas umum maupun khusus (CDR, GDR, IMR,
MMR) Disability Kefatalan (CFR= Care Fatality Rate)
angka harapan hidup
Indikator Lingkungan Biologi obat kimia: Kadar polutan di udara, kriteria
kualitas sumber air minum, air sungai.,
Sosial: pekerjaan pendapatan, pendidikan,
pengeluaran rumah tangga, pemanfaatan waktu luang,
pertumbuhan penduduk kepadatan penduduk, angka
ketergantungan pengangguran.
Sarana pembuangan air limbah, jamban, air bersih,
tempat sampah dll
Indikator pelayanan Cakupan program dan pelayanan kesehatan, misalnya
kesehatan cakupan immunisasi, angka kunjungan yankes.
Kualitas pelayanan kesehatan; angka kematian di
rumah sakit tingkat penggunaan tempat tidur, infeksi
di rumah sakit.
Indikator perilaku Angka merokok, kepemilikan sarana pembuangan
limbah rumah tangga, penggunaan helm dan sabuk
pengaman kebiasaan berolah raga, tingkat aktifitas
fisik dalam satu hari, perilaku pencegahan/deteksi dini
(pap smear, saran)
Indikator ketahanan Status nutrisi kelompok rentan (ibu hamil, bayi, balita),
psikobiologik mis ukuran Lila dan anemi pada Bumil: BBLR,
Pemantauan grafik tumbuh kembang dalam KMS,
BGM/Bawah garis merah: BGT bawah garis titik-titik
BGK, Bawah garis kuning: Mainutrisi: Marasmus,
Kwarshiorkor. Status psikososial: angka kriminalitas,
kenakalan remaja, pengguna narkoba.
7
permasalahan tersendiri yang bersifat independen satu sama lain. Prioritas
diperlukan karena pada umumnya tidak memungkinkan mengatasi seluruh
permasalahan dalam satu waktu. Metode analisis yang lain adalah dengan
menganalisis hubungan antar masalah untuk meiihat pola, apakah sekumpulan
masalah tersebut mengarah atau dapat disimpulkan dalam satu masalah utama.
Dalam proses assessment disamping ditujukan untuk mengidentifikasi
permasalahan kesehatan komunitas (data status kesehatan), juga untuk mengetahui
faktor resiko yang mempengaruhi (lingkungan, perilaku, psikobiologik, yankes)
juga sumber daya yang diperlukan untuk mengelola permasalahan tersebut (potensi
masyarakat, sumber daya manusia dan program kesehatan). Hal ini sesuai dengan
konsep diagnosa dan paradigma sehat. Dimana diagnosa ditujukan untuk
mengetahui permasalahan sehingga bisa disusun rencana intervensi. Rencana
intervensi hanya bisa disusun apabila diketahui penyebabnya faktor resiko).
Rencana intervensi juga harus mempertimbangkan feasibilitas pelaksanaan dalam
hal ini kemampuan masyarakat sebagai sasaran sekaligus pelaksana program dan
kemampuan institusi pelayanan kesehatan sebagai provider program. Sehingga dari
proses assessment akan menghasilkan kesimpulan diagnosa komunitas yang
nieliputi:
- Permasalahan kesehatan
- Faktor resiko yang mempengaruhi
- Sumber daya yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan
Tahap berikutnya adalah penyusunan rencana intervensi dan pelaksanaan
program. Dalam proses diagnosa komunitas, rencana intervensi berbentuk program
kesehatan dengan penekanan pada aspek promotif dan preventif serta rehabilitatif
pada tingkat komunitas, yang dapat berupa pendidikan kesehatan, maupun
pelayanan kesehatan. Sedangkan pada diagnosa klinis individu, program
manajemen terapi lebih berfokus pada kuratif dan sebagian mehabilitatif.
Tahapan siklus berikutnya adalah proses monitoring dan evalusi yang
ditujukan untuk memastikan proses dan pencapaian tujuan program. Sehingga
untuk proses monitoring evaluasi (monev) diperlukan indikator baik input proses
maupun output).
Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan merujuk pada data
PWS (pemantauan wilayah setempat) yaitu data yang secara rutin dikumpulkan di
tingkat desa dan kecamatan tentang data sosiodemografi dan kesehatan, data dari
pemegang program atau data yang sudah terkumpul di PKP.
Analisis Data Sekunder
Data sekunder biasanya menampilan data agregate dalam bentuk rate, ratio,
proporsi/persentase, dan rata-rata. Yang perlu diperhatikan sebelum menganalisis
data sekunder adalah proses pengambilan (pengumpulan) data dan analisis data.
Persentase data di tingkat yankes harus diperhatikan karena biasanya pembagi
didasarkan pada target, atau perhitungan bukan angka yang sebenarnya. Misalnya
angka cakupan program imunisasi, data pembagi belum tentu jumlah balita riil yang
saat itu ada di wilayah tersebut, tetapi prediksi jumlah balita atau target. Faktor lain
yang perlu dipertimbangkan adalah tidak adanya pembatasan wilayah administratif
bagi orang yang memerlukan pelayanan kesehatan pada satu institusi tertentu.
Artinya terjadi kemungkinan orang yang berkunjung ke suatu pelayanan kesehatan
tertentu bukan merupakan populasi administratif komunitas tersebut, sehingga data
8
kunjungan yankes tidak selalu mencerminkan kondisi komunitas yang dikaji.
Pengelompokan data menjadi data:
• indikator status kesehatan,
• indikator status upaya kesehatan,
• indikator status lingkungan.
Tabel tersebut menyajikan kolom jenis data dan perbandingan data wilayah dengan
target, atau standar wilayah yang lebih luas, atau data sebelumnya. Selanjutnya
dilakukan analisis perbandingan di tiap tabel. Analisis apakah terdapat data yang
menunjukkan penyimpangan:
• Adanya kenaikan/penurunan jumlah dibanding tahun sebelumnya
• Tidak terpenuhinya atau terlampauinya target atau kriteria yang ditetapkan
• Tidak terpenuhinya standar yang ditetapkan
Data yang menunjukkan penyimpangan KE ARAH negative/ tidak mencapai
target (indikator positif) atau ke arah positif/melebihi target (jika termasuk indicator
negative) dikategorikan sebagai potensial problem. Sedangkan data yang
menunjukkan penyimpangan positif/melebihi target (indikator positif) atau
negative/tidak mencapai target (jika termasuk indicator negatif) dikategorikan
kekuatan atau sumber daya potensial. Misal, imunisasi yang tidak mencapai target
dapat menjadi masalah (indikator positif yang menyimpang kearah negative).
Sedangkan angka kejadian campak atau angka kesakitan yang tidak mencapai target
justru dapat menjadi kekuatan (indikator negatif yang kurang dari target).
Dalam tahap analisa data, setiap data akan dievaluasi untuk menetapkan apakah
indikator yang ada menunjukkan adanya suatu masalah, atau kekuatan atau bukan
merupakan masalah. Cara menganalisa dapat dengan membandingkan dengan
standar lokal dan nasional atau melihat tren dari waktu ke waktu missal 2-3 tahun
terakhir atau bulan yang sama beda tahun atau hitungan bulan dalam 1 tahun
terakhir. Kita dapat menggunakan indicator dan target yang sudah ada di PKP dan
atau indicator serta target yang ada di PWS namun tidak ada di PKP.
Dalam beberapa hal sebelum dimasukkan ke dalam tabel data harus diolah
terlebih dahulu. Sebagai contoh bila hanya disajikan data dasar yang belum
diringkas dalam bentuk proporsi atau rata-rata; atau diperlukan pengelompokan
lebih lanjut. Misalnya data kependudukan, biasanya hanya disajikan data penduduk
per kelompok usia, per jenis kelamin. Data tersebut dapat diubah dalama bentuk
piramida penduduk (lihat kembali pelajaran demografi) sehingga bisa dikaji type
piramida penduduk pada komunitas tersebut. Type piramida memberikan gambaran
potensi permasalahan yang mungkin terjadi saat ini maupun dimasa datang.
Misalnya jika terjadi dominasi pada kelompok usia muda dan tua menunjukkkan
angka ketergantungan yang tinggi sehingga potensi timbulnya beban besar di
masyarakat kemiskinan, kriminalitas dan pelayanan kesehatan yang buruk.
Kelompok lansia juga kelompok rentan yang memiliki resiko penyakit degenratif
lebih tinggi. Sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan program
jaminan sosial dan kesehatan bagi lansia misalnya.
Data PWS pada tingkat Kecamatan dan Desa, disamping menyajikan data
kesehatan juga menyajikandata sosiodemografi. Data tersebut dapat dianalisis dan
diinterpretasikan sebagai data kondisi lingkungan sekaligus sumberdaya yang
dimiliki. Beberapa data yang biasanya disajikan dan analisis/interpretasinya,
adalah:
- Geografi, pada umumnya menyajikan data luas dan batas wilayah serta kondisi
9
kesuburar tanah. Data ini memberikan informasi tentang status sosial ekonomi
umum desa/wilayah apakah berada didaerah rural atau urban serta
- Demografi, menampilkan data penduduk per usia dan jenis kelamin, dapat
dianalisis jumlah penduduk total ratio jenis kelamin terutama pada usia
produktif dan maknanya, serta angka ketergantungan.
- Pemerintahan, memberikan daftar jenis dan jumlah pengurus pemerintahan
desa/kecamatan data ini dapat memberikan informasi untuk menjalin kerjasama
atau perijinan sesuai dengar tugas masing-masing perangkat desa/kecamatan.
- Agama, agama akan memberikan karakter pada pemeluknya termasuk perilaku
kesehatan dan secara spesifik terhadap hubungan antara agama, perilaku sosial
budaya dan permasalahan kesehatan.
- Pendidikan, menampilkan data jumlah penduduk untuk setiap jenjang
pendidikan dapat menggambarkan status sosial ekonomi dan kemampuan
menyerap atau menerirna informasi.
- Mata Pencaharian, jenis pekerjaan disamping tingkat penghasilan juga
memberikan status sosial, selain itu juga dapat terkait dengan resiko pekerjaan
terhadap status kesehatan.
Hasil analisa data primer dan sekunder diperoleh sekumpulan permasalahan
kesehatan, faktor resiko dan sumber daya yang potensial. Kedua sumber data yang
berbeda tersebut dapat digabungkan, bila data yang melengkapi atau
diperbandingkan jika mengkaji aspek yang sama.
Lembar kerja 2 meliputi identifikasi faktor resiko dari masing-masing
masalah berdasarkan konsep L. Blum. Berikutnya juga diidentifikasi faktor
penghambat terselesaikannya masalah dan faktor pendukung untuk mengatasi
masalah.
Contoh lembar kerja 1 dan 2 sebagai berikut.
Tabel 1.2 LEMBAR KERJA 1
LEMBAR KERJA 1
STATUS KESEHATAN
Tabel 3.1 Status Kesehatan
Perbandingan Problem
No Indiktor/Data Proble
Data Wilayah Provinsi Nasional Strenght No
m
1 Mortalitas 7/1000 5/100.000 40/100.000 6/1000 √ - -
CDR
2 Kelahiran CBR 13/1000 - - 21/1000 - √ -
3 Prevalensi 26,3% 82,91 - - - √ -
ISPA
10
a. Ibu hamil
- K1 64 89 72 100 11 -
- K4 64 89 69 95,8 6,8 -
- Komplikasi kebidanan 11 80 23 164,2 84,2 -
- Deteksi Risti Oleh
7 10 26 36,1 29 -
Masyarakat
- Risti yang ditangani 14 20 27 37,5 17,5 -
b. Ibu bersalin
Ditolong NaKes 66 96 67 97,10 1,1 -
Ditolong NaKes di
66 96 67 97,10 1,1 -
FasKes
c. Bufas
Bufas yang mendapat
66 96 59 85,50 - -10,5
pelayanan nifas
Bufas dengan Vitamin
- - 60 94 - -
A
2. Kesehatan Anak
103,0
- KN 1 65 98 68 5,03 -
3
- KN 2 Lengkap 64 96 60 90,90 - -5,1
- Komplikasi neonatal
8 80 2 20 - -60
yang ditangani
- Bayi paripurna 67 96 68 97,14 1,14 -
- Cakupan balita 215 84 217 84,76 0,76 -
114,0
- Cakupan APRAS 51 80 73 34,06 -
6
- MTBS 4 84 4 80 - -4
- Bayi dengan vitamin A 42 85 67 133 48 -
- Balita dengan Vitamin
222 85 262 100 15 -
A
- ASI Eksklusif 11 47 17 68,0 21 -
II. Keluarga Berencana
- Cakupan Peserta KB
502 69 512 70,3 1,3 -
Aktif
- Cakupan Peserta KB Baru 73 10 50 6,86 - -3,13
- Cakupan Efek Samping <12,
73 19 2,60 - -
KB 5
- Cakupan Komplikasi KB 15 <3,5 0 0 - -
- Cakupan KB Drop Out 66 <10 41 5,63 - -
231 451,3
- Pst KB aktif dibina - - - -
1 7
- Peserta KB mengalami
1 <0,2 0 0 - -
kegagalan kontrasepsi
- KB pasca salin 42 60 0 0 - -60
III. Imunisasi
- HB0 64 92 66 94,3 2,3 -
- BCG 64 92 59 84,3 - -7,7
11
- DPT 1 64 92 54 77,14 - -14,86
- DPT 2 64 92 58 83,85 - -9,15
- DPT 3 64 92 49 70 - -22
- POLIO 1 64 92 59 84,3 - -7,7
- POLIO 2 64 92 59 84,3 - -7,7
- POLIO 3 64 92 56 80 - -12
- POLIO 4 64 92 52 74,3 - -17,7
- CAMPAK 64 92 32 45,71 - -46,29
IV. GIZI
- K/S 312 100 312 100 - -
- D/K - - 192 61,4 - -
- D/S 246 80 192 61,4 - -18,6
- N/S 187 60 94 30,2 - -30
- N/D 115 60 94 49 - -11
- BGM 3 <1.9 2 1,04 - -
-Pemberian Tablet besi
64 89 72 100 11 -
(Fe1) pada ibu Hamil
-Pemberian 90 tablet besi
65 90 59 82 - -8
pada ibu hamil
Ibu hamil kurang energi
17 21,10 0 0 - -
kronis
K/S : Cakupan Kegiatan N/D : Keberhasilan Penimbangan
N/S : Kenaikan Berat Badan D/S : Partisipasi Masyarakat
BGM : Bawah Garis Merah D/K : Penimbangan posyandu
Keterangan :
S : Jumlah semua balita di Kelurahan Banaran = 312
K : Balita yang memiliki KMS = 312
D : Balita yang datang ke Posyandu = 192
N : Balita yang dating ke Posyandu dan berat badan meningkat = 94
BGM : Bawah Garis Merah =2
STATUS LINGKUNGAN
Tabel 3.3 Status Lingkungan
Target/Standar (%) Penilaian (%)
No Indikator/Data Data Wilaya
Propinsi Nasional Problem Strength No
h
Cakupan air
1 100% 40,43% 75,53% 71,14% - √ -
bersih
2 Cakupan jamban 98,65% 28,8% 66,96% 67,80% - √ -
Tempat tempat
3 100% 94% 80,95% 52,64% - √ -
umum
Sarana
4 Pengolahan Air 86% - - 15,5% - √ -
Limbah (SPAL)
12
Tempat
5 pembuangan 86% - - - - - -
Sampah (TPS)
6 Rumah sehat 84,46 - 63,34% - - √ -
LEMBAR KERJA 2
RESUME PERMASALAHAN
STATUS KESEHATAN:
No PERMASALAHAN KOMENTAR
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
13
1 Angka kematian kasar Health Services:
(crude death rate) pada Menurunnya pelayanan kesehatan baik
tahun 2017 sebanyak secara kualitas maupun secara kuantitas.
7/1000 penduduk Kurangnya program kesehatan yang
sedang berlaku di masyarakat
Jumlah tenaga yang kurang banyak dan
kurang bervariasi.
Adanya sarana dan prasarana pelayanan
kesehtan yang belum optimal
Lifestyle:
Kurangnya pengetahuan masyarakat
dalam mengatasi permasalahan suatu
penyakit.
Kurangnya perhatian mengenai pola
hidup sehat seperti aktifitas fisik dan
mengonsumsi makanan bergizi.
Sosial ekonomi yang masih rendah
14
STATUS UPAYA KESEHATAN:
No PERMASALAHAN KOMENTAR
Kesehatan Ibu Nifas
2 Kesenjangan pada ibu Psikobiologik
nifas yang mendapat - Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya
pelayanan nifas pelayanan nifas di Fasilitas Kesehatan
(-10,5) - Kemauan ibu untuk memeriksakan kondisi
bayinya masih rendah
Life style
- Kurangnya kesadaran ibu dalam meluangkan
waktunya untuk kunjungan pelayanan nifas
Health service
Kurangnya fasilitas dan tenaga kesehatan di
kelurahan Banaran
Tenaga kesehatan yang kurang aktif dalam
melakukan penyuluhan dan konseling
terhadap pentingnya pelayanan nifas di tenaga
kesehatan dan fasilitas kesehatan agar bayi
dan ibu selamat
Kurangnya pengetahuan tentang komplikasi
yang akan terjadi pada bayi dan ibu apabila
tidak ditangani dengan benar
Environment:
Keadaan sosial ekonomi yang rendah
No PERMASALAHAN KOMENTAR
Kesehatan Anak
3. Kesenjangan KN2 Faktor Psikobiologis
(- 5,1%) Kurangnya pengetahuan dan kemauan ibu
terhadap pentingnya melakukan kunjungan
neonatal
Faktor Perilaku
- Rendahnya kemauan ibu untuk
memeriksakan bayinya dikarenakan sibuk
dengan pekerjannya
Faktor Pelayanan Kesehatan
- Kurangnya tenaga kesehatan dan juga
kurangnya penyuluhanan terhadap
pentingnya untuk memeriksakan bayinya
setelah lahir
Environment:
- Sosial ekonomi yang masih kurang
- Kurangnya pengetahuan dan dukungan dari
keluarga tentang pentingnya kunjungan
neonatus
4. Kesenjangan penanganan Psikobiologi:
komplikasi neonates
(-60)
15
Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai
kesehatan dan cara menjaga agar kehamilan
tidak berisiko
Lifestyle:
Ketidakpedulian ibu hamil dalam menjaga
kesehatan dan kehamilannya
Kurang pedulinya ibu hamil untuk kontrol
kesehatan ke fasilitas kesehatan
Health care services:
Kurangnya tenaga kesehatan dalam upaya
penyuluhan mengenai pentingnya ANC saat
sedang hamil
Kurangnya tenaga kesehatan dan sarana
fasilitas untuk penanganan kompikasi
neonatus
Environment:
Ekonomi yang masih rendah yang dialami
masyarakat
16
Ketakutan akan bahaya efek samping dari
menggunakan KB.
Persepsi pada masyarakat bahwa banyak anak
banyak rezeki
Kepercayaan bahwa jika memakai KB
mengurangi kesuburan
Health Services:
Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam
melakukan upaya penyuluhan dan konseling
pentingnya KB, terutama bagi Pasangan Usia
Subur sehingga mendapatkan informasi
berbagai macam KB.
Kurangnya sarana kesehatan.dan jumlah
tenaga kesehatan.
Environment:
Masih banyak masyarakat indonesia yang
beranggapan bahwa banyak anak banyak
rezeki
Pendidikan masyarakat yang kurang teradap
pentingnya program KB, manfaat, cara
penggunaan dan efek samping.
7. KB Pasca salin (-42) Faktor Psikobiologik
Kurangnya pengetahuan ibu untuk pentingnya
menggunakan KB setelah melahirkan
Faktor Perilaku
Beberapa pasangan merasa kurang nyaman
melakukan hubungan seksual setelah
menggunakan KB tertentu sehingga tidak
mau menggunakan KB lagi.
Masih banyak yang beranggapan bahwa KB
dapat menimbulkan efek samping yang
banyak jika dipakai setelah melahirkan
Faktor pelayanan kesehatan
Kurang aktifnya petugas kesehatan
memberikan penyulhan tentang pentingnya
menggunakan KB setelah melahirkan kepada
para ibu bersalin
Faktor Lingkungan
Adanya anggapan bahwa banyak anak banyak
rezeki
Masyarakat beranggapan mahalnya
menggunakan KB
Tingkat sosial ekonomi yang rendah
Imunisasi
8. Kesenjangan cakupan Psikobiologik:
imunisasi Dasar: Kurangnya pengetahuan orang tua tentang
BCG (-7,7%) pentingnya imunisasi pada anak
DPT 1 (-14,86%) Kurangnya keinginan orang tua untuk
DPT 2 (-9,15%) memberikan imunisasi pada anaknya.
17
DPT 3 (-22%) Ketidak kepercayaan tentang pembuatan
Polio 1 (-7,7%) bahan vaksin yang tidak sesuai dengan
Polio 2 (-7,7%) kepercayaan.
Polio 3 (-12%) Lifestyle:
Polio 4 (-17,7%) Kepercayaan orang tua tentang
Campak (-46,29) banyakanya kerugian yang didapat dari
pemberian imunisasi .
Kepercayaan orang tua bahwa bahan dasar
dalam pembuatan vaksin dari bahan yang
haram/berbahaya.
Ketidaktahuan mengenai jadwal
imunisasi
Karna kesibukan Ibu tidak sempat/malas
membawa anaknya untuk diimunisasi.
Health Service:
Kurangnya sosialisasi oleh tenaga
kesehatan tentang jadwal imunisasi dan
pentingnya memberikan imunisasi untuk
mendapatkan kekebalan tubuh
Environtment
Adanya ketakutan tentang efek samping
dari imunisasi
Adanya anggapan tentang beredarnya
imunisasi palsu
GIZI
9. Kesejangan pada: Psikobiologik
Partisipasi kunjungan Kurangnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat ke posyandu untuk kunjungan ke posyandu
(D/S) (-18,6) Kurangnya kemauan untuk mengikuti
kegiatan posyandu
Life style
Kurangnya pengetahuan tentang
pentingya pemantauan tumbuh kembang
anak.
Tingginya tingkat kesibukan dan
kemalasan ibu untuk membawa anaknya
kunjungan posyandu.
Health service
Kurangnya aktifnya kader dalam
melakukan sosialisasi, penyuluhan dan
motivasi ibu tentang pentingnya
kunjungan ke posyandu untuk memantau
tumbuh kembang anak.
Kurangnya perhatian kader kesehatan
terhadap penambahan jumlah balita di
wilayah kerja Posyandu.
Environment
Keadaan sosial ekonomi yang rendah.
18
Tidak adanya kluarga yang dapat
menantarkan anak ke posyandu.
19
12. Kesejangan pada Psikobiologik
pemberian 90 tablet besi Kurangnya pengetahuan ibu mengenai
pada ibu hamil (-8) pentingnya konsumsi tablet besi selama
kehamilan
Life style
Kemauan dan kesadaran ibu yang rendah
dalam mengkonsumsi tablet besi
Kebanyakan ibu malas untuk pergi ke
sarana kesehatan untuk mengambil tablet
besi
Minimnya kemauan ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan ANC secara
rutin.
Ibu hamil datang untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan hanya saat ada
keluhan dengan kehamilannya.
Health service
Kurangnya penyuluhan tentang
pentingnya ANC dan berbagai resiko
kehamilan yang dapat terjadi jika tidak
kontrol bagi ibu hamil
Environment
Pengetahuan masyarakat yang kurang
tentang pentingnya memenuhi minimal
kunjungan ANC bagi ibu hamil sebanyak
4x selama masa kehamilan.
Masih adanya kepercayaan yang salah
tentang bahaya jika terlalu sering
memeriksaan kehamilan
20
Penyajian daftar Faktor Pendukung berdasarkan data status upaya kesehatan
No. FAKTOR PENDUKUNG KOMENTAR
Kesehatan Ibu Nifas
2. Letak Puskesmas - Letak Puskesmas induk yang dekat mendukung
induk dekat dengan pencapaian program ANC.
Kelurahan Banaran - Akses warga dalam melakukan kunjungan
Sarana transportasi lengkap kehamilan tidak sulit.
yang lebi mudah - Warga tidak mengalami kesulitan bila ingin
Jumlah bidan desa konsultasi mengenai kehamilan pada kunjungan
dengan jumlah 3 awal.
Jumlah dokter - Jumlah tenaga kesehatan berguna untuk
umum ada 2 melakukan penyuluhan mengenai pentingnya
Jumlah Pustu 1 perawatan masa nifas
Pelayanan KIA di - Bisa mendapatkan penanganan lebih awal di
puskesmas yang puskesmas induk apabila ada masalah kesehatan
cukup baik - Masyarakat mulai sadar terhadap pentingnya
pemeriksaan ANC pada kehamilan.
Kesehatan Anak
3. Letak Puskesmas induk Letak dari Puskesmas induk mendukung
dekat dengan Jumlah kader kesehatan, dokter dan bidan
Kelurahan Banaran dapat mempermudah untuk menyebarkan
Jumlah dokter umum informasi/ penyuluhan tentang manfaat dan
ada 2 tujuan kunjungan bayi untuk pemantauan
Jumlah kader Posyandu tumbuh kembang
Balita sebanyak 15 Banyaknya posyandu dengan jumlah kader
orang. dan bidan memudahkan ibu untuk melakukan
Jumlah pustu ada 1 pemantauan kesehatan dan tumbuh kembang
Jumlah bidan desa ada 3 anak
orang
Jumlah posyandu ada 5
Sarana transportasi
yang lebih mudah.
Keluarga Berencana
4. Letak Puskesmas induk Letak dari Puskesmas induk mendukung
dekat dengan pencapaian program KB
Kelurahan Banaran Jumlah tenaga kesehatan seperti kader, bidan
Jumlah bidan ada 3 dan dokter juga sarana seperti posyandu
orang memudahkan dalam memberikan
Jumlah dokter umum penyuluhan atau sosialisasi dan pemahaman
ada 2 orang tentang manfaat KB untuk mendukung
Sarana transportasi program pemerintah tentang 2 anak cukup
yang cukup mudah Jumlah bidan praktek, dokter dan sarana
Jumlah kader Posyandu kesehatan yang mudah dijangkau dapat
Balita sebanyak 15 mempermudah untuk melakukan KB
orang.
Jumlah pustu ada 1
Jumlah posyandu ada 5
21
.
Imunisasi
5. Letak Puskesmas induk Letak yang dekat dari Puskesmas induk
dekat dengan mendukung pencapaian program imunisasi
Kelurahan Banaran. Akses warga untuk imunisasi tidak terlalu sulit.
Sarana transportasi Posyandu/nakes dapat secara aktif melakukan
yang lebih mudah penyuluhan dan juga imunisasi kepada
Jumlah kader Posyandu masyarakat di daerah Banaran
Balita sebanyak 15
orang.
Jumlah dokter 2 orang
Jumlah Bidan ada 3
orang
Jumlah pustu ada 1
Jumlah posyandu ada 5
Gizi
6. Letak Puskesmas induk Kelurahan Banaran dapat secara aktif
dekat dengan meningkatkan pelayanan dari kesehatan anak
Kelurahan Banaran balita
Jumlah bidan ada 3 Dengan adanya jumlah kader yang aktif dan
orang terdapatnya posyandu maka, dapat
Jumlah dokter umum digunakan sebagai media promotif untuk
ada 2 orang meningkatkan pemahaman masyarakat
Sarana transportasi tentang gizi buruk, selain itu setiap satu bulan
yang cukup mudah sekali dapat dilakukan kegiatan
Jumlah kader Posyandu penimbangan balita
Balita sebanyak 15
orang.
Jumlah pustu ada 1
Jumlah posyandu ada.
22
Dukungan anggaran dari
pemerintah yang kurang
memadai.
Penyajian Daftar Faktor penghambat berdasarkan data yang status upaya kesehatan:
No. FAKTOR PENGHAMBAT KOMENTAR
Pelayanan Ibu Nifas
2. Rendahnya tingkat Kurangnya pengetahuan pasien untuk
pendidikan dan melakukan perawatan pasca bersalin yang
pengetahuan ibu nifas. berhubungan dengan rendahnya kunjungan ibu
Kurangnya dari tenaga pasca persalinan di pelayanan kesehatan
kesehatan Kurangnya tenaga kesehatan untuk melakukan
Kurangnya kesadaran penyuluhan kepada ibu nifas tentang pentingnya
keluarga untuk pemeriksaan nifas
menemani ibu nifas Kurangnya peran keluarga dalam mengingatkan
untuk kontrol dan menemani ibunifas untuk kontrol
Kurangnya dukungan
dari keluarga dan suami
untuk melakukan
kunjungan dam
pemeriksaan selama
masa nifas
Kurangnya penyuluhan
oleh tenaga kesehatan
mengenai pentingnya
melakukan pemeriksaan
dan kunjungan selama
nifas
Ada anggapan bahwa
selama nifas tidak boleh
keluar rumah
Kesehatan Anak
3. Orang tua terlalu sibuk Tenaga kesehatan kurang dalam melakukan
bekerja sehingga tidak promosi dan penyuluhan tentang pentingnya
sempat meluangkan melakukan kunjungan dan pemeriksaan
waktu untuk kunjungan pada bayi
anak Kurangnya pengetahuan masyarakat
Kurangnya jumlah terhadap kunjungan am bayi
tenaga kesehatan dan Memberi saran agar keluarga ikut dalam
fasilitas untuk asuransi kesehatan
menangani masalah Meningkatkan dukungan dan motivasi
komplikasi pada bayi keluarga agar melakukan kunjungan dan
Adanya anggapan pemeriksaan anak secara lengkap untuk
bahwa bayi tidak boleh kesehatan anak
dibawa keluar rumah
23
Anggapan bahwa bila
anakn tidak sakit maka
tidak perlu diperiksakan
Kurangnya dukungan
dan motivasi dari
keluarga untuk
melakukan kunjungan
anak.
Kurangnya penyuluhan
tenaga kesehatan
tentang pentingnya
kunjungan anak.
Keluarga Berencana
4. Tingkat pendidikan Kurangnya pengetahuan pasangan usia
yang masih kurang subur tentang Keluarga Berencana dan
Tingkat pendapatan mahalnya biaya membuat masyarakat
yang masih rendah enggan untuk menggunakan KB
Kurangnya pengetahuan Kurangnya pengetauan dan kesadaran ibu
dan kesadaran ibu untuk mencari informasi secara mandiri
tentang pentingnya tentang KB menyebabkan kurangnya
penggunaan KB kesadaran akan pentingnya KB
Adanya anggapan Dukungan dari keluarga dan suami yang
bahwa banyak anak masih rendah untuk menggunakan KB
banyak rezeki Kurangnya penyuluhan tentang macam-
Kurangnya penyuluhan macam, manfaat dan jadwal KB kepada
dan sosialisasi mengenai masyarakat oleh tenaga kesehatan.
macam-macam KB,
manfaat dan jadwal KB
Imunisasi
5. Tingkat pendidikan dan Pengetahuan ibu yang masih rendah terkait
pengetahuan yang manfaat pemberian imunisasi untuk
rendah ibu tentang meningkatkan kekebalan tubuh pada anak
imunisasi dasar lengkap Kurangnya tenaga kesehatan untuk
Adanya anggapan mengadakan penyuluhan dan sosialisasi
mengenai imunisasi mengenai pentingnya imunisasi
palsu Adanya anggapan pada masyrakat bahwa
Adanya anggapan vaksin untuk imunisasi ini diperoleh
bahwa imunisasi dengan cara yang haram, sehingga
memiliki banyak efek masyarakat enggan untuk melakukan
samping yang buruk imunisasi
terhadap anak Meluruskan anggapan masyarakat yang
Kepercayaan yang salah salah menegnai imunisasi
terhadap issue imunisasi Sosial ekonomi yang rendah sehingga
yang masih beredar di mengharuskan orang tua terlalu sibuk
masyarakat. bekerja sehingga tidak sempat membawa
Ketidaktahuan anaknya untuk di imunisasi
mengenai jadwal
imunisasi
24
Kurangnya penyuluhan
oleh tenaga kesehatan
mengenai pentingnya
untuk melakukan
imunisasi
Gizi
6. Kurangnya pengetahuan Meningkatkan pengetahuan oleh tenaga
mengenai pentingnya kesehatan kepada masyarakat tentang
memantau pertumbuhan pentingnya pemeriksaan status gizi anak
anak ke posyandu setiap Keadaan ekonomi yang rendah dapat
bulan menurunkan asupan makanan bergizi sehingga
Kurangnya penyuluhan mempengaruhi berat badan
dan sosialisasi kader dan Meningkatkan dukungan kelurga untuk
tenaga kesehatan memeriksakan status gizi anak pada posyandu
mengenai status gizi tiap bulan.
anak Memberikan edukasi kepada ibu tentang
Sosial ekonomi yang pentingnya melakukan pemeriksaan status gizi
masih rendah anak di posyandu tiap bulan.
Kurangnya dukungan
keluarga untuk
memeriksakan status gizi
anaknya.
Adanya anggapan bahwa
bila bayinya tidak sakit
maka tidak perlu
diperiksakan.
25
Trend: misalnya penjelasan tentang mengapa Hipertensi pada kelompok masyarakat usia
lanjut mendapatkan ranking terbesar dibandingkan dengan permasalalahan kesehatan
lainnya. Kalau perlu, sajikan table trend permasalahan dalam tiga tahun terakhir.
Keseriusan dampak permasalahan: penjelasan tentang bagaimana tingkat kefatalan
dampak pada status kesehatan misalnya kesakitan, kecacatan, kematian; bagaimana dengan
dampak pada lingkungan misalnya secara sosial ekonomi. Pemberian ranking bcrdasarkan
urgency Menunjukkan data yang terkait dengan urgency dalam satu table akan memperjelas
mengapa rangking tertinggi jatuh pada permasalahan tertentu.
Feasibility/Kemungkinan perbaikan: apakah terdapat solusi secara ilmiah maupun sosial
yang mungkin diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut, atau dapatkah
permasalahan tersebut dicegah?
Support dari Stakeholders: penjelasan hasil assessment tentang preferences para
stakeholders dalam mendukung pemecahanan masalah kesehatan yang ada. Dukungan
dapat berupa keterlibatan langsung dalam proses pelaksanaan program, kesediaan untuk
menggerakkan warga, hingaa pada dukungan yang lebih bersifat material.
Kriteria penetapan prioritas masalah dapat dikembangkan sesuai kondisi. Literature lain
menggunakan kriteria sebagai berikut: (a). Emergency (Kegawatan masalah yang timbul), (b).
Severity (Akibat yang ditimbulkan;, (c). Magnitude/Greatest Member/Prevalence (Anggota
masyarakat terbanyak terkena), (d). Rate of increase (Kecepatan peningkatan), (e). Expanding
Scope (luasnya perkembangan), (f). Public Concern (Perhatian masyarakat), (g). Degree of
unmeet need (derajat kebutuhan), (h). (Technological Feasibility (Kelayakan teknis), (i).
Resources availability (Ketersediaan sumberdaya), (j). Economical-Social Benefit, (k).
Keterpaduan, (I). Pertimbangan politik dan Special Mandat
Cara penetapan kriteria dapat dilakukan dengan metode brainstorming dimana seluruh
anggota tim berdiskusi dengan menyampaikan pendapat masing-masing untuk kemudian
menetapkan skor, dimasing-masing kriteria untuk setiap permasalahan. Nilai Gkor dapat
ditetapkan secara independen dengan melihat satu permasalahan kesehatan atau dengan
membuat perbandingan dengan permasalahan kesehatan lain.
Cara penetapan kriteria yang kedua dapat dilakukan dengan Nominal Group Technic
(NGT), sebagai berikut:
Setiap anggota kelompok memberikan skor di masing-masing kriteria, dengan kisaran
skor yang telah ditutapkan misalnya 1-5, untuk setiap permasalahan kesehatan.
Skoring setiap anggota kelompok kemudian dijumlahkan.
Dibuat urutan sesuai dengan jumlah skor terbanyak ke skor terendah
26
Isikan jenis atau topik permasalahan dari hasil analisa data, kemudian berikan penilaian
berdasarkan kriteria yang di sepakati!
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude
Keseriusan
Feasibility
Lain-lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)
27
LEMBAR KERJA 3
PENILAIAN PRIORITAS PERMASALAHAN
STATUS KESEHATAN
CDR/Mortalitas
Didapatkan tingkat kematian kasar pada tahun 2017.
Jumlah kasus tahun 2017 : 7/1000 penduduk
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude 4
Keseriusan 5
Feasibility 5
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 14
Feasibility 4
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 13
KN 2 Lengkap
Terdapat kesenjangan sebesar -5,1%
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude 5
Keseriusan 4
Feasibility 4
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 13
Komplikasi Neonatal yang di Tangani
Terdapat kesenjangan sebesar -60%
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude 6
Keseriusan 6
Feasibility 6
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 18
MTBS
Terdapat kesenjangan sebesar -4%
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude 3
Keseriusan 3
Feasibility 3
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 9
28
Cakupan Peserta Kb Baru
Terdapat kesenjangan sebesar -3,13%
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude 2
Keseriusan 2
Feasibility 2
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 6
KB Pasca Salin
Terdapat Kesenjangan sebesar (-40)
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude 2
Keseriusan 2
Feasibility 2
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 6
Imunisasi
Terdapat kesenjangan imunisasi dasar BCG (-7,7%), DPT 1 (-14,86%), DPT 2 (-
9,15%), DPT 3 (-22%), POLIO 1 (-7,7%), POLIO 2 (-7,7%), POLIO 3 (-
12%),POLIO 4 (-17,7%). Campak (46,29%).
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude 5
Keseriusan 6
Feasibility 6
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 17
Gizi
Terdapat Kesenjangan Gizi meliputi D/S (-17,6%), N/S (-30%), N/D(-11%),. Tablet Fe
Bumil (-8%).
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude 6
Keseriusan 6
Feasibility 6
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 18
29
Analisis Faktor Resiko dan Sumber Daya
Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi faktor resiko atau kondisi yang potensial
menimbulkan atau memperburuk permasalahan yang ada serta sumber daya yang diperlukan
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Identifikasi faktor resiko dapat dilakukan bersamaan
dengan menganalisa data. Bisa dimungkinkan permasalahan yang teridentifikasi merupakan
faktor resiko bagi permasalahan yang lain. Hasil analisa faktor resiko dapat disajikan dengan
bentuk tabel (lembar kerja 4).
Dari langkah keempat didapatkan daftar permasalahan sesuai dengan urutan prioritas.
Untuk menetapkan metode intervensi harus dianalisis terlebih dahulu faktor yang
mempengaruhi permasalahan kesehatan tersebut dan sumber daya atau kemampuan komuntias
untuk mengelola permasalahan. Langkah kelima dalam penetapan diagnosa komunitas adalah
melakukan analisis faktor resiko dan sumber daya untuk setiap permasalahan kesehatan yang
telah diidentifikasi dari langkah 3 dan 4. Daftar faktor resiko dan sumberdaya yang potensial
telah diidentifikasi pula pada langkah tiga. Sehingga pada langkah kelima dapat dilakukan
dengan membuat tabel yang menghubungkan antara permasalahan kesehatan, faktor resiko dan
sumber daya. Metode yang digunakan dapat dengan menggabungkan analisis teoritik serta
dikonfirmasikan dengan data yang ada. Misalnya untuk tingginya kasus Diare di masyarakat
dapat dikaji faktor yang memepengaruhinya adalah higiene sanitasi rumah tangga yang dapat
dilihat dari ratio atau kepemilikan sarana pembuangan air limbat dan sumber air minum
keluarga. Dilakukan cross check apakah memang terdapat kesenjangan data tersebut di
komunitas dengan standar yang ditetapkan. Apabila tidak ditemukan data pendukung dari
analisis teori dapat dikembangkan sebagai kebutuhan data tambahan untuk konfirmasi.
30
2. Faktor ketahanan psikologik: ...
Faktor lingkungan: ...
Faktor perilaku: ...
Faktor pelayanan kesehatan: ...
3. Faktor ketahanan psikologik: ...
Faktor lingkungan: ...
Faktor perilaku: ...
Faktor pelayanan kesehatan: ...
C. Permasalahan Kesehatan, Faktor Resiko, Sumber Daya Indikator STATUS
LINGKUNGAN
Faktor Resiko Potensial Sumber Daya
No Permasalahan
(dapat diambil dari LK 2) (ambil dari RUK)
1. Faktor ketahanan psikologik: ...
Faktor lingkungan: ...
Faktor perilaku: ...
Faktor pelayanan kesehatan: ...
2. Faktor ketahanan psikologik: ...
Faktor lingkungan: ...
Faktor perilaku: ...
Faktor pelayanan kesehatan: ...
3. Faktor ketahanan psikologik: ...
Faktor lingkungan: ...
Faktor perilaku: ...
Faktor pelayanan kesehatan: ...
LEMBAR KERJA 4
31
Kurangnya kesadaran masyarakat - Pelayanan
untuk berobat yang benar kesehatan pra
Kurangnya aktifitas fisik dan dan lansia
mengonsumsi makanan bergizi diposyandu
untuk meningkatkan imunitas lansia
tubuh. - alat:
Kurangnya memperhatikan pola powerpoint,
hidup sehat dan gizi yang seimbang LCD, sound
Masih rendahnya sosial ekonomi sistem,
proyektor,
block note, fc
materi,
tensimeter,chek
lab, leaflet,
tenaga
pelaksana: 2
petugas
puskesmas dan
kader,
pemegang
program
kesehatan
lansia, sumber
biaya: DAU
Program
2. Promosi
Kesehatan
Kegiatan
- Penyuluhan
PHBS dan
mencuci tangan
yang benar,
sumber biaya:
BOK
- Percetakan
Banner, sumber
biaya BOK
- Survey dan HE
PHBS
- Alat:
powerpoint,
LCD, sound
sistem,
proyektor,
leaflet, banner,
lembar survey,
tenaga
pelaksana:
pemegang
program
32
promkes,
sumber biaya
BOK
RUK halaman 19
dan 47
33
3. Kesenjangan Faktor Psikobiologis Tenaga kesehatan:
KN 2 lengkap Tidak ada faktor yang Dokter umum 1
(--5,1%), mempengaruhi orang
Faktor Perilaku Dokter gigi 0 orang
- Pengetahuan ibu yang masih rendah Dokter spesialis
terhadap pentingnya kunjungan lainnya 0 orang
neonatus terhadap pentingnya Bidan 3 orang
kesehatan nenonatus Sarana tranportasi
- Rendahnya kemauan dan motivasi mudah dan jaraknya
dari ibu untuk memeriksakan dekat
bayinya dikarenakan alasan sibuk
dengan pekerjannya Program
- Ibu beranggapan bahwa bayinya 1. Penyuluhan
sehat sehingga tidak perlu Kegiatan
diperikskan - Petugas
Faktor Pelayanan Kesehatan melakukan
- Tenaga kesehatan kurang dalam penyuluhan
memberikan penyuluhan dan tentang KIA
konseling tentang pentingnya - Alat: power
kunjungan bayi untuk memantau point, LCD,
kondisi bayi sound sistem,
Environment: proyektor, tenaga
- Sosial ekonomi kurang pelaksana:
- Penngetahuan dan motivasi dari pemegang
masyarakat masih kurang tentang program KIA
pentingnya kunjungan neonatus sumber biaya
- Kurangnya dukungan keluarga BOK
terutama ibu untuk memeriksakan
bayi yang baru lahir Program
2. Upaya kesehatan
neonates dan bayi
Kegiatan
- Pemantauan
kesehatan
neonatus dan
neoristi
- Pemantauan bayi
resiko tinggi
- Alat: form
pemantauan
bufas dan alat
tulis, tenaga
pelaksana: bidan
wilayah sumber
biaya BOK
(RUK hal 24-25)
4. Kesenjangan Psikobiologi: Tenaga kesehatan:
pada Pengetahuan ibu hamil yang kurang Dokter umum 1
Komplikasi tentang kesehatan selama kehamilan orang
dan juga faktor resiko yang bisa Dokter gigi 0 orang
34
neonatal yang menyebabkan komplikasi pada Dokter spesialis
ditangani neonatus lainnya 0 orang
(-60) Lifestyle: Bidan 3 orang
Kurangnya pengetahuan ibu hamil Sarana tranportasi
untuk melakukan kunjungan ANC ke mudah dan jaraknya
tenaga kesehatan setempat. dekat
Adanya kecenderungan ibu hamil Program
untuk memeriksakan kehamilan ke 1. Penyuluhan
tenaga non medis. Kegiatan
Health care services: - Petugas
Tenaga kesehatan kurang dalam melakukan
upaya penyuluan dan konseling penyuluhan
tentang pentingnya ANC saat tentang KIA
kehamilan agar mencegah - Alat: power
komplikasi dari neonatus point, LCD,
Environment: sound sistem,
Kurangnya dukungan keluarga dan proyektor, tenaga
suami kepada para ibu hamil untuk pelaksana:
rutin memeriksakan kehamilannya ke pemegang
tenaga kesehatan. program KIA
sumber biaya
BOK
Program
2. Upaya kesehatan
neonates dan bayi
Kegiatan
- Pemantauan
kesehatan
neonatus dan
neoristi
- Pemantauan bayi
resiko tinggi
- Alat: form
pemantauan
bufas dan alat
tulis, tenaga
pelaksana: bidan
wilayah sumber
biaya BOK
(RUK hal 24-25)
5. kesenjangan Psikobiologik: Tenaga kesehatan:
MTBS (-4) Kurangnya pengetahuan ibu tentang Dokter umum 1
tumbuh kembang dan kesehatan orang
balita Dokter gigi 0 orang
Kurangnya kemauan ibu untuk Dokter spesialis
memeriksakan ataupun menimbang lainnya 0 orang
anaknya di posyandu Bidan 3 orang
Lifestyle: Sarana tranportasi
mudah dan jaraknya
dekat
35
Karena kesibukan dari orang tua
sehingga tidak sempat membawa
anak ke fasilitas kesehatan Program
Kurangnya motivasi dan kemauan 1. Penyuluhan
ibu untuk lebih mengetahui lebih Kegiatan
mendalam tentang tumbuh kembang - Petugas
dan kesehatan anak melakukan
Ketidaktahuan orang tua teradap penyuluhan
pentingnya tumbuh kembang dan tentang KIA
kesehatan balita. - Alat: power
Health Service: point, LCD,
Kurangnya penyuluhan tentang sound sistem,
tumbuh kembang dan penyakit balita proyektor, tenaga
Environment: pelaksana:
Kurangnya dukungan dari keluarga pemegang
untuk membawa bayi ke fasilitas program KIA
kesehatan sumber biaya
Tingkat sosial ekonomi yang rendah BOK
Program
2. Upaya kesehatan
anak balita dan pra
sekolah
Kegiatan
- Pembinaan kelas
ibu balita
- Pelaksanaan
kelas ibu balita
- Tenaga
pelaksana: bidan
wilayah, bumil
dan kader sumber
biaya BOK
(RUK hal 25)
Pelayanan KB
6. Kesenjangan Psikobiologi: Tenaga kesehatan:
Cakupan Kurangnya pengetahuan tentang Dokter umum 1
peserta KB macam-mcam KB, manfaat KB dan orang
baru -3,13% jadwal KB Dokter gigi 0 orang
Dokter spesialis
Lifestyle: lainnya 0 orang
Pengetahuan yangmasih kurang Bidan 3 orang
terhadap jenis kontrasepsi, manfaat Sarana tranportasi
dan jadwal KB mudah dan jaraknya
Anggapan bahwa KB dekat
menghabiskan biaya dan
memiliki banyak efek samping Program
Kepercayaan bahwa banyak anak 1. Pelayanan KB
banyak rizki Kegiatan
36
Kepercayaan tertentu yang tidak - Petugas
percaya atau melarang KB melakukan
Anggapan bahwa jika memakai penyuluhan
KB mengurangi kesuburan tentang KB
Rendahnya dukungan keluarga - Pembinaan para
terutama suami untuk calon pengantin
menggunakan KB. - Pembinaan para
Health Services: calon
Kurang aktifnya tenaga interpersonal
kesehatan dalam melakukan aseptor KB
upaya penyuluhan dan konseling - Pelayanan safari
mengenai pentingnya KB, KB
manfaat, jadwal serta efek - Alat: power
samping penggunaan KB point, LCD,
Kurangnya sarana kesehatan.dan sound sistem,
jumlah tenaga kesehatan. proyektor,
ABPK, buku
Environment: saku, tenaga
Masyarakat banyak yang masih pelaksana:
beranggapan bahwa banyak anak pemegang
banyak rezeki program KB
sumber biaya
Pendidikan masyarakat yang
BOK
kurang teradap pentingnya
(RUK hal 26)
program KB, manfaat, cara
penggunaan dan efek samping.
7. KB Pasca salin Faktor Psikobiologik Tenaga kesehatan:
(-42) Kurangnya pengetahuan ibu untuk Dokter umum 1
pentingnya menggunakan KB setelah orang
melahirkan Dokter gigi 0 orang
Faktor Perilaku Dokter spesialis
Beberapa pasangan merasa kurang lainnya 0 orang
nyaman melakukan hubungan Bidan 3 orang
seksual setelah menggunakan KB Sarana tranportasi
tertentu sehingga tidak mau mudah dan jaraknya
menggunakan KB lagi. dekat
Masih banyak yang beranggapan
bahwa KB dapat menimbulkan efek Program
samping yang banyak jika dipakai 1. Pelayanan KB
setelah melahirkan Kegiatan
Faktor pelayanan kesehatan - Petugas
Kurang aktifnya petugas kesehatan melakukan
memberikan penyulhan tentang penyuluhan
pentingnya menggunakan KB setelah tentang KB
melahirkan kepada para ibu bersalin - Pembinaan para
Faktor Lingkungan calon pengantin
Adanya anggapan bahwa banyak anak - Pembinaan para
banyak rezeki calon
Masyarakat beranggapan mahalnya interpersonal
menggunakan KB aseptor KB
37
Tingkat sosial ekonomi yang rendah - Pelayanan safari
KB
- Alat: power
point, LCD,
sound sistem,
proyektor,
ABPK, buku
saku, tenaga
pelaksana:
pemegang
program KB
sumber biaya
BOK
(RUK hal 26)
Imunisasi
8. Kesenjangan Psikobiologik: Tenaga kesehatan:
cakupan Pengetahuan orang tua yang masih Dokter umum 1
imunisasi rendah tentang pentingnya imunisasi orang
Dasar: pada anak Dokter gigi 0 orang
BCG (-7,7%) Lifestyle: Dokter spesialis
DPT 1 (- Kkepercayaan akan banyakanya efek lainnya 0 orang
14,86%) samping yang didapat dari pemberian Bidan 3 orang
DPT 2 (- imunisasi . Sarana tranportasi
9,15%) Ketidaktahuan ibu mengenai jadwal mudah dan jaraknya
DPT 3 (-22%) imunisasi dekat
Polio 1 (-7,7%) Kepercayaan masyarakat bahwa
Polio 2 (-7,7%) bahan dasar dalam pembuatan vaksin Program
Polio 3 (-12%) dari bahan yang haram/berbahaya. 1. Penyuluhan
Polio 4 (- Kesibukan Ibu bekerja sehingga tidak Kegiatan
17,7%) sempat/malas membawa anaknya - Petugas
Campak (- untuk diimunisasi. melakukan
46,29) penyuluhan
Health Service: tentang imunisasi
Kurangnya sosialisasi tentang - Alat: power
pentingnya memberikan imunisasi point, LCD,
untuk mendapatkan kekebalan tubuh sound sistem,
Environtment proyektor,
leaflet, tenaga
Keadaan sosial dan ekonomi yang
pelaksana:
rendah
pemegang
Adanya anggapan tentang
program
beredarnya imunisasi palsu
imunisasi sumber
biaya (-)
Program2.Pelayanan
imunisasi
Kegiatan
Melakukan BIAS
tahap I, BIAS tahap
II, sweeping BIAS
38
tahap I, sweeping
BIAS tahap II
Gizi
9. Kesejangan Psikobiologik Tenaga kesehatan:
pada: Pengetahuan yang masih kurang Dokter umum 1
Partisipasi mengenai program posyandu orang
kunjungan Kurangnya pengetauan ibu tentang Dokter gigi 0 orang
masyarakat ke pentingnya peningkatan berat badan Dokter spesialis
posyandu dan keberhasilan penimbangan pada lainnya 0 orang
(D/S)(-17,6) anak Bidan 3 orang
Kenaikan berat Life style Sarana tranportasi
badan (N/S) (- Pengetahuan ibu yang masih kurang mudah dan jaraknya
30) tentang pentingya pemantauan dekat
Keberhasilan tumbuh kembang anak.
penimbangan Ibu sibuk bekerja sehingga tidak Program
di Posyandu sempat untuk membawa anaknya 1. Sosialisasi
(N/D) (-11) kunjungan posyandu. program
Kurangnya pengetahuan dalam Kegiatan
memberikan makanan sehat dan - Petugas
bergizi pada anak. melakukan
Rendahnya kesadaran masyarakat sosialisasi
akan pentingnya pemberian program gizi
makanan yang bergizi. - Alat: power
point, LCD,
Adanya pemikiran ibu jika makan
sound sistem,
yang penting adalah makanan yang
proyektor,
mengenyangkan.
leaflet, tenaga
Health service
pelaksana:
Kurangnya sosialisasi, penyuluhan
pemegang
dan motivasi ibu tentang pentingnya
program gizi
kunjungan ke posyandu untuk
sumber biaya
memantau tumbuh kembang anak.
BOK
Environment
Program
Keadaan sosial ekonomi yang 2. Pelayanan gizi
rendah.
Kegiatan
Kurangnya dukungan keluarga dan penyuluhan PMT
suami untuk membawa anaknya agar serta penyuluhan
ditimbang di posyandu setiap 1 bulan tentang masalah gizi
sekali
39
Alat: PMT, tenaga
pelaksana:
pemegang program
gizi sumber biaya
BOK
Program
3. Pemantauan
pertumbuhan balita
Kegiatan
- Penimbangan di
posyandu
- Pemantauan
status gizi
- Alat: motor,
KMS
antropometri,
tenaga
pelaksana:
pemegang
program gizi
sumber biaya
BOK
Program
4. Penyuluhan
Kegiatan
Konseling ASI dan
MP-ASI serta
pelayanan pojok
gizi
40
Kebanyakan ibu malas untuk
pergi ke sarana kesehatan untuk Program
mengambil tablet besi 1. Sosialisasi
Minimnya kemauan ibu hamil program
untuk melakukan pemeriksaan Kegiatan
ANC secara rutin. - Petugas
Ibu hamil datang untuk melakukan
melakukan pemeriksaan sosialisasi
kehamilan hanya saat ada program gizi
keluhan dengan kehamilannya. - Alat: power
Health service point, LCD,
Kurangnya penyuluhan tentang sound sistem,
pentingnya ANC dan berbagai proyektor,
resiko kehamilan yang dapat leaflet, tenaga
terjadi jika tidak kontrol bagi ibu pelaksana:
hamil pemegang
Environment program gizi
Pengetahuan masyarakat yang sumber biaya
kurang tentang pentingnya BOK
memenuhi minimal kunjungan
ANC bagi ibu hamil sebanyak 4x Program
selama masa kehamilan. 2. Pelayanan gizi
Masih adanya kepercayaan yang Kegiatan
salah tentang bahaya jika terlalu Ibu hamil mendapat
sering memeriksaan kehamilan 90 tablet FE dan
susu ibu
41
PENYUSUNAN PLAN OF ACTION
Perencanaan kesehatan pada dasarnya adalah perencanaan pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan, organisasi kesehatan, program kesehatan, p royek kesehatan dan
kegiatannya semuanya masing-rnasing mempunyai tujuan umum maupun tujuan khusus.
Pada umumnya setelah ditetapkan tujuan, disusunlah suatu rencana program
pembangunan maupun rencana kegiatan, dengan langkah-langkah pokok perencanaan, yaitu :
(1). Analisa situasi (keadaan), (2). Perumusan Masalah Kesehatan, (3). Penetapan Prioritas
Masalah Kesehatan, (4). Penetapan Alternatif Pemecahan, (5). Penyusunan rencana
program/kegiatan untuk menyelesaikan masalah kesehatan dan (6). Rencana penilaian
(Evaluasi).
A. PERENCANAAN (PLANNING),
Merupakan suatu siklus, yang diawali dengan :
o Identifikasi Masalah
o Penentuan Prioritas Masalah
o Perencanaan Pemecahan/Mengatasi Masalah
o Implementasi/Pelaksanaan Mengatasi Masalah
o Evaluasi
- Terselesaikan/muncui masalah baru
- siklus kembali lagi dst.
B. PENETAPAN TUJUAN
Harus Konkrit Dan Terukur
Tujuan Umum, bersifat umum, masih abstrak dan dijabarkan ke tujuan khusus. Mis.
Meningkatnya status gizi balita di Kecamatan (X)
Tujuan Khusus, merupakan penjabaran dari tujuan umum
- Meningkatnya perilaku ibu dalam memberikan makanan bergizi pada anak balita.
- Meningkatnya jumlah Balita yang ditimbang di Posyandu.
- Meningkatnya jumlah Balita yang Berat Badanya naik.
(lebih spesifik lagi jikan ditetapkan jumlah peningkatan yang ditargetkan).
E. PENETAPAN WAKTU
Sangat tergantung jenis perencanaan yang dibuat dan kegiatan Matrik Gantt Chart, Misal
Program P, S, N di KEC. X.
Contoh Gantt Chart
Kegiatan Waktu dalam Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
Pertemuan antar program
Pertemuan antar sektor
42
Penyusunan juklak
Pelaksanaan
Pelatihan petugas kesehatan
Pelatihan kader
Penyuluhan PSN oleh Kader
Evaluasi
Penyusunan Instrumen
Pelaksanaan Evaluasi
H. PERENCANAAN ANGGARAN
Uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan guna pelaksanaan kegiatan, sejak
persiapan sampai evaluasi. Meliputi biaya: Personalia, Operasional, Sarana dun Fasilitas serta
Penilaian.
I. PERENCANAAN EVALUASI
Suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai sejauh mana tujuan
yang telah ditetapkan tersebut telah tercapai. Evaluasi ditujuka kepada Proses, Hasil dan
Dampak dari program dari aspek efektif program dan atau penggunaan sumberdaya. Kegiatan
tersebut disusun dengan memper-hitungkan sumberdaya yang ada untuk mendapatkan hasil
yang maksimal
43
Lingkup Rencana Operasional
1. TUJUAN :
Tujuan umum dan khusus, harus dirumuskan secara jelas, dapat diukur dan realistis.
2. KEBIJAKAN
Sesuatu ketentuan-ketetapan yang merupakan penunjang pelaksanaan kegiatan
3. PENENTUAN TARGET SASARAN
Didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan.
Misal: Meningkatkan cakupan Ante Natal Care Ibu Hamil (IH) dengan K1 (Kunjungan
IH Trimester I) dari………. % menjadi 80%, dll
4. URAIAN
Dari masing-masing kegiatan yang akan dilaksanakan.
5. PEMBIAYAAN, jumlah dan sumberdana yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan
yang akan dilaksanakan.
6. SARANA DAN FASILITAS yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
7. WAKTU yang dibutuhkari untuk masing-masing kegiatan.
8. HAMBATAN yang diperkirakan mungkin terjadi selama kegiatan dilak-sanakan.
9. PENGORGANISASIAN SUMBERDAYA manusia, baik tenaga kesehatan maupun non
kesehatan atau masyarakat serta sumberdaya lainnya.
10. LOKASI PELAKSANAAN kegiatan/daerah sasaran harus rasional dan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai
11. RENCANA PENILAIAN KEBERHASILAN rencana operasional penilaian pencapaian
setiap tahap tujuan program apabila kelak dilaksanakan (termasuk indikator yang akan
digunakan untuk penilaian)
Dalam menyusun RoP harus ada kejelasan peranan masingmasing dan ketepatan serta
atan dalam menentukan peranan tersebut.
Proses Penyusunan Rencana Operasional
Dalam penyusunan suatu Rencana Kegiatan Operasional (POA) pada dasarnya ada
dua komponen penting, yaitu :
1. Langkah-langkah penyusunan rencana operasional termasuk pengisisan fomulir
rencana operasional (RO/ROP)
2. Penyusunan Jadual Kegiatan, yang dapat menggunakan metode yang paling sesuai
misal : Gantt Chart
Plan of Action disusun berdasarkan data permasalahan yang menjadi prioritas, faktor resiko
potensial dan sumberdaya yang dimiliki, kemudian menetapkan strategi atau intervensi yang
tepat. Disarankan untuk mem-breakdown semua kemungkinana strategi dan intervensi baru
kemudian masing-masing strategi dinilai ketepatannya dengan menggunakan kriteria
PEARL.
The PEARL Test
P - Proper and Politically feasible ?
44
Is the intervention suitable ?
Is any special authority or permission required ?
E – Economic ?
Does it make economic sense to address the problem with the intervention ?
Are there economic consequences if the intervention is not carried out ?
A – Acceptable ?
Will the community accept this intervention ?
Is it consistent with local norms and values ?
R – Resources ?
Are there local resources or expertise ? Can it be obtained ?
Is financial support available, or potentially available ?
L – Legal ?
Do current laws allow this intervention ? Are there mandates which may interfere ?
Strategi Intervensi
• Berisi usulan program intervensi Mahasiswa dan program Puskesmas yang ada.
• Mahasiswa wajib melaksanakan usulan program intervensi Diagnosis Komunitas (baik
sebagian atau seluruhnya).
• Intervensi minimal yang wajib dilakukan mahasiswa : penyuluhan, pembinaan kader,
poster-pamflet, pertemuan dg tokoh masyarakat.
Cara penilaian ketepatan strategi dan intervensi dapat mengacu pada lembar kerja 5.
2. Permasalahan : .................
NO Strategi / Intervensi P E A R L
2. Permasalahan : .................
NO Strategi / Intervensi P E A R L
45
C. Penilaian ketetapan Intervensi Indikator STATUS LINGKUNGAN
1. Permasalahan : .................
NO Strategi / Intervensi P E A R L
2. Permasalahan : ................
NO Strategi / Intervensi P E A R L
LEMBAR KERJA 5
PENILAIAN KETEPATAN INTERVENSI
STATUS KESEHATAN
1. Mortalitas
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pelaksanaan posyandu lansia untuk mendeteksi dan Y N Y Y Y
memberikan penyuluhan dan pengobatan penyakit
degeneratif
2 Peran aktif kader dan Nakes dalam memberikan Y N Y Y Y
penyuluhan kepada lansia
3 Memberikan leaflet tentang kesehatan kepada masyarakat Y N Y Y Y
di puskesmas, pustu, posyandu dan tempat-tempat umum
Program dari Puskesmas RUK Hal.47
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pelayanan Kesehatan Pra dan Lansia di posyandu Y Y Y Y Y
lansia
2 Pembinaan Kader dan monev kinerja Y N Y Y Y
3 Pengkajian PHBS di rumah tangga Y N Y Y Y
4 Pengkajian PHBS di institusi pendidikan Y Y Y Y Y
5 Pengkajian PHBS di institusi kesehatan Y Y Y Y Y
6 Pengkajian PHBS di tempat kerja Y Y Y Y Y
46
2. Penyuluhan terhadap masyarakat terutama ibu-ibu nifas Y N Y Y Y
tentang pelayanan ibu nifas meliputi pemeriksaan saat
nifas yang sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan
47
3 Penyuluhan tentang KB (Alat kontrasepsi jangka Y N Y Y Y
panjang)
4 Pendampingan calon klien MKJP (metode Y N Y Y Y
kontrasepsi jangka panjang)
4. KB Pasca Salin
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1. Memberikan penyuluhan kepada Bulin akan pentingnya Y N Y Y Y
KB untuk menekan angka pertumbuhan penduduk dan
jenis-jenis KB serta pemakaiannya
2. Meningkatkan kinerja kader dengan penyuluhan kepada Y N Y Y Y
kader dan memotivasi agar mampu membimbing para
Bulin dalam melaksanakan KB
3. Memberikan edukasi kepada Bulin yang datang ke Y N Y Y Y
puskesmas atau posyandu tentang manfaat KB untuk
menekan angka pertumbuhan penduduk dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga
4 Pembagian leaflet tentang KB Y N Y Y Y
Program Puskesmas RUK Hal.26
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pembinaan para calon interpersonal/ Konseling Y N Y Y Y
Aseptor KB
2 Penyuluhan tentang KB (Alat kontrasepsi jangka Y N Y Y Y
panjang)
5. Imunisasi
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Memberikan Penyuluhan tentang pentingnya Y N Y Y Y
imunisasi
2 Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan Y N N Y Y
memotivasi agar lebih aktif memberikan penyuluhan
kepada masyarakat dan memberikan pelatihan rutin .
3 Pembagian leaflet tentang imunisasi Y N Y Y Y
48
5 Sweeping BIAS Tahap 1 Y N Y Y Y
6 Sweeping BIAS Tahap 2 Y N Y Y Y
6. GIZI : Adanya kesenjangan pada D/S, N/D, N/S, 90 Tablet Fe pada Bumil
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya Y N Y N Y
posyandu sehingga sangat perlu dilakukan
penyuluhan mengenai gizi pada anak.
2 Memberikan penyuluhan dan motivasi kepada Y N Y N Y
masyarakat terutama ibu tentang perlunya partisipasi
masyarakat, perlunya kenaikan berat badan,
keberhasilan penimbangan pada anak.
3 Memberikan Penyuluhan terutama ibu hamil tentang Y N Y N Y
perlunya konsumsi tablet Fe agar mencegah
terjadinya anemia saat kehamilan
4 Meningkatkan jumlah kader kesehatan dan Y N Y N Y
menggiatkan kegiatan kader yang telah ada.
5 Pembagian leaflet tentang Gizi Y N Y Y Y
49
B. Plan Of Action Indikator STATUS UPAYA KESEHATAN
Permasalahan :..................
Tujuan jangka panjang :
Tujuan Jangka Pendek :
No Strategi Setting dan Target Peran dan Sumber Evaluasi
intervensi Metode populasi tanggung daya
jawab
50
RENCANA KERJA DAN RENCANA EVALUASI
LEMBAR KERJA 6
PLAN OF ACTION
STATUS KESEHATAN
A. Permasalahan: Tingginya angka mortalitas
Tujuan Jangka Panjang :Menurunkan angka mortalitas
Tujuan Jangka Pendek : Mendeteksi secara dini penyakit yang ada di masyarakat
No Strategi Setting dan Target Peran dan Sumber Evaluasi
intervensi metode dan tanggung daya
populasi jawab
1. Pelaksanaan Setting: Nakes Nakes: Posyandu, Peningkatan
posyandu Tempat Kader Pengobatan Nakes, deteksi dini pada
lansia untuk kerja/Posyan pasien dan Kader pasien lansia,
mendeteksi du penyuluhan meningkatkan
dan Metode : Kader: peran kader untuk
memberikan melakukan Penyuluhan mendeteksi dini
penyuluhan penyuluhan dan melaporkan
dan dan kepada tenaga
pengobatan pengobatan kesehatan sehingga
penyakit pada pasien dapat menurunkan
degeneratif angka kematian
akibat penyakit
degeneratif
Keterangan :
Telah dilaksanakan
Tanggal : 12 Juli
2018
51
3. Memberikan Setting : Nakes Nakes : Puskesma Menurunnya angka
leaflet dan puskesmas Kader Penyusunan s mortalitas
poster tentang Metode : Leaflet dan Posyandu Keterangan :
kesehatan Penyuluhan Poster Pustu Telah dilaksanakan
kepada dan Kader : saat pemberian
masyarakat di meberikan Penempelan penyuluhan
puskesmas, leaflet poster,
pustu, pembagian dan
posyandu dan penyebaran
tempat- leaflet
tempat umum
52
Metode : masyarakat dan Kader, untuk kehidupan
penyuluhan penyuluhan sarana yang sehat yang
prasarana bertujuan menekan
angka kematian
Keterangan:
Belum
dilaksanakan
53
B. Kesenjangan Kesehatan Ibu
Permasalahan: Bufas yang Mendapat Pelayanan Nifas
Tujuan Jangka Panjang : Meningkatkan kinerja kader dengan memotivasi agar lebih aktif
memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya melakukan pemeriksaan saat
nifas
Tujuan Jangka Pendek : Tercapainya program Pemantauan Ibu Nifas di Kelurahan Banaran
Setting Peran dan
Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Meningkatkan Setting: Seluruh Nakes : Pro Nakes, Meningkatkan
kinerja kader posyandu Kader aktif dalam Kader, pengetahuan kader
dengan Metode: pembinaan Posyandu dan memberikan
memotivasi Memberika kader motivasi kepada
agar lebih aktif n kader agar lebih
memberikan pembinaan aktif lagi
penyuluhan kade memberikan
kepada dengan penyuluhan
masyarakat motivasi terhadap ibu nifas.
tentang dan Keterangan:
pentingnya Penyuluhan Belum
melakukan kepada dilaksanakan
pemeriksaan kader
saat nifas
2. Penyuluhan Setting : Nakes, Nakes : Nakes, Meningkatkan
dan Posyandu Kader Penyuluhan Kader, Pengetahuan
pemberian Metode: Kader : dan kepada ibu nifas
pengetahuan Penyuluhan Mengumpulka sarana bagaimana
pada ibu nifas n ibu nifas prasarana pentingnya
tentang pemeriksaan saat
pentingnya nifas.
pemeriksaan Keterangan :
saat nifas Belum
dilaksanakan
54
a. Tujuan jangka panjang :Meningkatkan cakupan kegiatan UKM Kesehatan Anak sesuai
dengan target.
b. Tujuan jangka pendek :Terlaksananya program cakupan Kesehatan Anak.
Setting Peran dan
Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Penyuluhan Setting: Masyarakat Nakes: pro Nakes, Mengetahui
tentang posyandu aktif dalam Kader, pengetahuan ibu
manfaat serta Metode: kinerja Posyandu manfaat kunjungan
pentingnya Melakuk pembimbingan dari neonates,nayi,
Pemeriksaan an kunjungan balitan dan
rutin, penyulu bumil, pemeriksaan rutin.
kunjungan dari han ibunifas, Keterangan:
neonatus, bayi, kepada kunjungan Belum
dan balita. masyara Kader : dilaksanakan
kat Mengumpulka
n ibu-ibu
2. Meningkatkan Setting: Seluruh Nakes : Pro Nakes, Meningkatkan
kinerja kader posyandu kader aktif dalam Kader, pengetahuan kader
yang telah ada Metode: pembinaan Posyandu dan memberikan
dengan cara Memberika kader motivasi kepada
memotivasi n kader agar lebih
agar lebih aktif pembinaan aktif lagi
memberikan kade memberikan
penyuluhan dengan penyuluhan
kepada motivasi terhadap ibu.
masyarakat dan Keterangan:
terutama ibu- Penyuluhan Belum
ibu agar kepada dilaksanakan
melakukan kader
kunjungan
neonatus, bayi,
dan balita di
posyandu
55
2. Pemantauan Setting : 5 kelurahan Bidan wilayah Bidan Keterangan:
bayi risiko Posyandu (bayi) wilayah Belum
tinggi dilaksanakan
Metode:
Memberika
n form
pemantaua
n bayi
56
manfaat KB datang ke
untuk pkm/posya
menekan ndu
angka
pertumbuhan
penduduk dan
meningkatkan
kesejahteraan
keluarga
4. Pembagian Tempat Masyaraka Nakes: Nakes, Meningkatnya
Leaflet tentang umum, t umum menyusun dan Sarana angka akseptor KB
KB di pusat menyebarkan prasarana Meningkatnya
puskesmas, keramaian leaflet pengetahuan
pustu, Metode : Kader:menyeb akseptor
posyandu dan Leaflet arkan leaflet Keterangan:
tempat-tempat Belum
umum dilaksanakan
57
jangka Metode : untuk mencegah
panjang) Penyuluhan penyakit yang
dengan berhubungan
Power dengan ibu, bayi,
point, dan balita
LCD, Keterangan:Belum
Sound dilaksanakan
System,
Proyektor
4. Pendampingan Setting: 5 Pemegang Pemegang Untuk mengurangi
calon klien Puskesmas Akseptor/ Program KB Program angka kematian
MKJP Metode : Kelurahan KB dan komplikasi
(metode Alat Bantu Keterangan:
kontrasepsi Pengamilan Belum
jangka Keputusan dilaksanakan
panjang)
58
para bulin sarana dan
dalam prasarana
melaksanakan
KB
3. Memberikan Setting : bulin Nakes: Nakes, Meningkatkan
edukasi Puskesmas, pro aktif dalam bulin Pengetahuan para
kepada bulin Posyandu memberikan bulin untuk
yang datang Metode : penjelasan memotivasi supaya
ke puskesmas Edukasi mengenai KB mau menggunakan
atau posyandu kepada KB
tentang bulin setiap Keterangan:Belum
manfaat KB kali datang dilaksanakan
untuk ke
menekan pkm/posya
angka ndu
pertumbuhan
penduduk dan
meningkatkan
kesejahteraan
keluarga
4. Pembagian Tempat Masyaraka Nakes: Nakes, Meningkatnya
Leaflet tentang umum, t umum menyusun dan Sarana angka akseptor KB
KB di pusat menyebarkan prasarana Meningkatnya
puskesmas, keramaian leaflet pengetahuan
pustu, Metode : Kader:menyeb akseptor
posyandu dan Leaflet arkan leaflet Keterangan:
tempat-tempat Belum
umum dilaksanakan
59
point, dengan ibu, bayi,
LCD, dan balita
Sound Keterangan:Belum
System, dilaksanakan
Proyektor
D. Kesenjangan Imunisasi
Permasalahan :BCG,DPT 1, DPT 2, DPT 3, Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio 4, Campak.
Tujuan Jangka Panjang : Mencegah prevalensi penyakit hepatitis, tuberkulosis, tetanus,
diptheri, pertusis, polio dan campak di kemudian hari
Tujuan Jangka Pendek : Meningkatkan terlaksananya program cakupan imunisasi
Setting Peran dan
Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Memberikan Setting: Masyaraka Nakes : Puskesmas Meningkatnya
Penyuluhan Puskesmas t Penyuluhan Nakes pengetahuan dan
tentang Metode: Puskesmas : Kader pemahaman ibu
pentingnya melakukan Menyiapkan bayi,balita
imunisasi penyuluhan sarana dan Keterangan:
terhadap prasarana Belum
masyarakat dilaksanakan
2. Meningkatkan Setting : Kader Nakes: Nakes, Peningkatan
kinerja kader posyandu pro aktif Pustu, kinerja kader
yang telah ada Metode : dalam program posyandu dalam memotivasi
dengan pembinaan imunisasi Ibu bayi/balita
memotivasi kader Puskesmas: untuk imunisasi
agar lebih Membantu Keterangan:
aktif menyiapkan Belum
memberikan sarana dan dilaksanakan
penyuluhan prasarana
kepada
masyarakat
dan
memberikan
pelatihan rutin
3. Pembagian Setting: Masyaraka Nakes: Nakes, Meningkatnya
Leaflet tentang Puskesmas, t umum menyusun dan Sarana pengetahuan
Imunisasi Posyandu, menyebarkan prasarana masyarakat tentang
Tempat leaflet pentingnya
umum, Kader: imunisasi
pusat menyebarkan Keterangan:
keramaian leaflet Belum
Metode : dilaksanakan
Leaflet
60
Program Puskesmas RUK Hal.33
Setting Peran dan
Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Sosialisasi Setting: Masyaraka Nakes : Puskesmas Program dapat
program Puskesmas, t pemegang Nakes diketahui oleh
imunisasi, Metode: program Kader lintas program,
Visi, tata melakukan imunisasi, Bidan linsek, bidan,
Nilai, dan penyuluhan bidan wilayah wilayah kader, dan
Tujuan kepada Puskesmas : masyarakat
masyarakat Menyiapkan Keterangan:
dengan sarana dan Belum
leaflet, prasarana dilaksanakan
power
point,
LCD,
sound
system,
proyektor
2. Penyuluhan Setting : Masyrakar Nakes: Nakes Masyarakat
tentang Puskesmas at pemegang pemegang menjadi tahu
Imunisasi Metode : program program tentang Imunisasi
melakukan imunisasi, imunisasi Keterangan:
penyuluhan Puskesmas: Belum
kepada Membantu dilaksanakan
masyarakat menyiapkan
dengan sarana dan
leaflet, prasarana
power
point,
LCD,
sound
system,
proyektor
3. BIAS (Bulan Setting: SD Siswa Bidan dan Bidan dan Memberikan
Imunisasi ,MI SD,MI Perawat perawat, kekebalan difteri
Anak Sekolah) Metode : kelas 1-2 Mengumpulka Puskesmas tetanus pada siswa
Tahap I (DT Memberika n siswa SD,MI menyiapka kelas 1 dan kelas 2
kelas 1 dan n Vaksin, Kelas 1-2 n Sarana Keterangan:
TD kelas 2) Form prasarana Telah dilaksanakan
laporan,
spuit, KIPI
set
61
kelas 1 dan Form Kelas 1, kelas n Sarana Tetanus difteri
TD kelas 3) laporan, 3 prasarana kelas 3
spuit, KIPI Keterangan:
set Telah dilaksanakan
E. Kesenjangan Gizi
Permasalahan : Adanya kesenjangan pada D/S, N/S, N/D, pemberian 90 Tablet Fe pada
Bumil
a. Tujuan jangka panjang : Meningkatkan program gizi berat badan bayi dan pemberian
tablet Fe pada Bumil
b. Tujuan jangka pendek : Terlaksanannya program gizi sehingga pencapaian dapat
memenuhi target.
62
mengenai gizi bayi, balita
pada anak. dan anak
2. Memberikan Setting : Masyrakar Nakes: pro Nakes Masyarakat
penyuluhan Puskesmas at terutama aktif dalam Puskesmas menjadi tahu
dan motivasi Metode : orang tua program gizi Kader tentang gizi anak
kepada memberika Puskesmas: Keterangan:
masyarakat n motivasi Membantu Belum
terutama ibu kepada menyiapkan dilaksanakan
tentang masyarakat sarana dan
perlunya terutama prasarana
partisipasi orang tua
masyarakat,
perlunya
kenaikan
berat badan,
keberhasilan
penimbangan
pada anak.
3. Memberikan Setting: Ibu hamil Nakes : Pro Nakes Meningkatkan
Penyuluhan Pustu, yang aktif dalam pengetahuan Ibu
terutama ibu Puskesmas datang ke pemberian tentang pentingnya
hamil tentang Metode : pustu/pusk tablet Fe konsumsi Tablet
perlunya Memberika esmas Fe
konsumsi n Keterangan:
tablet Fe agar Penyuluhan Belum
mencegah dilaksanakan
terjadinya
anemia saat
kehamilan
4 Meningkatkan Setting: Masyaraka Nakes: pro Nakes, Keterangan:
jumlah kader puskesmas t aktif dalam Kader Telah dilaksanakan
kesehatan dan Metode : program gizi Puskesmas
menggiatkan memberika Puskesmas menyiapka
kegiatan kader n motivasi menyiapkan n Sarana
yang telah ada. kepada sarana prasarana
tokoh prasarana
masyarakat
untuk ikut
serta dalam
meningkatk
an
program
gizi dengan
menjadi
kader
5 Pembagian Setting: Semua ibu Nakes: pro Nakes, Meningkatkan
leaflet tentang Puskesmas, yang aktif dalam Posyandu Pengetahuan Ibu
Gizi posyandu mempunya kinerja Puskesmas tentang gizi
Metode : i bayi, program menyiapka Keterangan:
puskesamas Telah dilaksanakan
63
Pembagian balita dan Puskesmas n Sarana
Leaflet anak menyiapkan prasarana
sarana
prasarana
64
5 Pemberian Setting: Balita Gizi Pemegang Pemegang Meningkatkan
PMT puskesmas Buruk Program Gizi Program Status Gizi
penyuluhan Metode : Gizi Penderita
PMT Keterangan:
Telah dilaksanakan
6 Ibu Hamil Setting: Bumil Pemegang Pemegang Bumil mendapat
mendapat 90 puskesmas Program Gizi Program tablet Fe dan susu
Tablet FE dan Metode : Gizi untuk mencegah
Susu Ibu Tablet Fe anemia bumil
Keterangan : Telah
dilaksanakan
7 Pelayanan Setting : Pasien Pemegang Pemegang Memberikan
pojok Gizi Puskesmas rujukan Program Gizi Program konsultasi diit
Metode: dari Gizi khusus
Memberika layanan Keterangan : Telah
n Klinis dilaksanakan
konsultasi
dengan
leaflet,
food
models,
antropomet
ri
65