Anda di halaman 1dari 66

PANDUAN PRAKTIKUM

DIAGNOSA KOMUNITAS

dr. Gita Sekar Prihanti MPdKed

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021

0
JUDUL KETERAMPILAN: DIAGNOSA KOMUNITAS

Penulis: dr Gita Sekar Prihanti MPd.Ked.

I. Tingkat Kompetensi Keterampilan


Berdasarkan standar kompetensi dokter yang ditetapkan oleh KKI tahun
2012, maka tingkat kompetensi penyuluhan adalah seperti yang tercantum
dalam tabel 1.

Tabel 1. Tingkat kompetensi ketrampilan penyuluhan (KKI, 2012)

Jenis ketrampilan Tingkat kompetensi

1. Mampu menganalisa masalah yang 4


berkaitan dengan pelayanan fasilitas
kesehatan di layanan tingkat primer
termasuk sarana dan prasana untuk
melakukannya.
2. Membaca, menganalisis data sistem 4
informasi kesehatan, membuat laporan dan
mempresentasikannya
3. Merencanakan program untuk 4
meningkatkan kesehatan masyarakat
termasuk kesehatan lingkungan
4. Mendemontrasikan program-program 4
inovatif sesuai wilayah kerjanya
5. Merencanakan dan melaksanakan 4
komunikasi, sosialisasi, advokasi,
kerjasama dan pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan
Keterangan:
Tingkat kemampuan 1 Mengetahui dan Menjelaskan
Tingkat kemampuan 2 Pernah Melihat atau pernah didemonstrasikan
Tingkat kemampuan 3 Pernah melakukan atau pernah menerapkan di
bawah supervisi
Tingkat kemampuan 4 Mampu melakukan secara mandiri

1
II. TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN UMUM =
Mahasiswa mampu melakukan analisa data untuk menetapkan diagnosis komunitas
sesuai dengan konsep prinsip dan metode diagnosis komunitas berdasarkan data
yang ada.

TUJUAN KHUSUS =
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan manfaat diagnosis komunitas.
2. Mahasiswa mampu melakukan proses analisis untuk menetapkan diagnosis
komunitas apabila diberikan data komunitas.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan komunitas berdasarkan
data sekunder (penilaian kinerja puskesmas/PKP, laporan tahunan,
pemantauan wilayah setempat/PWS masing-masing program)
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi faktor resiko dari suatu masalah
komunitas berdasarkan konsep Blum
5. Mahasiswa mampu mengidentifikasi faktor penghambat dan faktor
pendukung dari suatu masalah komunitas
6. Mahasiswa mampu mengidentifikasi sumberdaya potensial untuk
mengatasi masalah komunitas berdasarkan Rencana Usulan Kegiatan/RUK
7. Mahasiswa mampu merencanakan usulan intervensi dan mengidentifikasi
program puskesmas dari RUK yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah komunitas
8. Mahasiswa mampu membuat plan of action/POA dari masing-masing
usulan program untuk mengatasi masalah komunitas

III. Prerequisite knowledge


Sebelum memahami konsep DIAGNOSA KOMUNITAS, mahasiswa harus:

1. Memahami manajemen kesehatan


2. Memahami evaluasi program

IV. Kegiatan Pembelajaran


Pembelajaran dilakukan dalam tahapan sebagai berikut:

Tahapan Lama Metode Pelaksana/ Penanggung


pembelajaran Jawab

Diskusi konsep 10 menit Diskusi Dosen - mahasiswa


diagnosa komunitas

(pertemuan 1)

Diskusi data PKP 20 menit Diskusi Dosen - mahasiswa


(penilaian kinerja
puskesmas) dan RUK

2
(rencana usulan
kegiatan) puskemas

(pertemuan 1)

Diskusi cara pengisian 30 menit Diskusi Dosen - mahasiswa


lembar kerja 1-6

(pertemuan 1)

Praktek mandiri 110 menit Mandiri Mahasiswa


diagnosa komunitas

Presentasi diagnosa 110 menit Presentasi Mahasiswa


komunitas lembar
kerja 1-6

(pertemuan 2)

Umpan balik 60 menit Ceramah Dosen

(pertemuan 2)

V. PENILAIAN

Item penilaian Bobot

1. Identifikasi masalah 20%


(Membaca, menganalisis data sistem
informasi kesehatan, membuat laporan dan
mempresentasikannya)
2. Analisa masalah : faktor resiko, faktor
20%
penghambat, faktor pendukung
3. Identifikasi sumber daya untuk mengatasi 20%
masalah
(Mampu menganalisa masalah yang
berkaitan dengan pelayanan fasilitas
kesehatan di layanan tingkat primer
termasuk sarana dan prasana untuk
melakukannya)
4. Identifikasi program puskesmas yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah 20%

3
(Merencanakan program untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat
termasuk kesehatan lingkungan)
5. Usulan program inovatif mahasiswa 20%
(Mendemontrasikan program-program
inovatif sesuai wilayah kerjanya)
(Merencanakan dan melaksanakan
komunikasi, sosialisasi, advokasi,
kerjasama dan pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan)

VI. SUMBER BELAJAR


PENDAHULUAN
Diagnosa komunitas merupakan salah ketrampilan yang penting bagi doker
dalam menjalankan profesinya. Proses diagnosis merupakan proses
mengidantifikasi permasalahan, faktor penyebab masalah dan sumber daya. Terkait
secara sistematis dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah. Proses tersebut
menjadi bagian awal yang penting sebagai dasar dalam menetapkan permasalahan
dan strategi pemecahan secara adekuat yang dapat diterapkan dalam berbagai
disiplin dan ruang lingkup. Sebagai seorang dokter mengenali permasalahan
kesehatan pada tingkat individu (pasien) merupakan ketrampilan penting yang
secara rutin akan di implementasikan. Disamping itu seorang dokter juga
memungkinkan untuk bekerja pada tingkat komunitas misalnya sebagai dokter
perusahaan pun dokter puskesmas. Sehingga disamping kemampuan mengenali
permasalahan pada tingkat individu juga perlu ditunjang kemampuan mengenali
masalah pada tingkat komunitas. Pemahaman tentang permasalahan kesehatan
komunitas juga mempunyai arti penting bagi dokter dalam menangani
permasalahan kesehatan pasien. Karena sebagai individu pasien merupakan bagian
komunitas sehingga ada hubungan timbal balik yang dapat mempengaruhi status
kesehatan individu.
Modul diagnosa komunitas memberikan pemahaman tentang definisi dan
konsep diagnosa komunitas dalam kesehatan, metode dan instrumen penetapan
diagnosa komunitas serta proses analisis dan penyusunan dokumen laporan
diagnosa komunitas.
Definisi Diagnosa Komunitas
Secara bahasa Diagnosis artinya untuk mengetahui, membedakan, atau
menemukan. Komunitas artinya kelompok sosial yang memiliki kesamaan
karakteristik dan mempunyai sistem sosial tertentu.
Komunitas dalam lingkup diagnosis komunitas adalah populasi dalam satu wilayah
atau komunitas dengan karakteristik khusus. Minimal satu desa.
Proses diagnosis komunitas dalam lingkup kesehatan adalah suatu proses untuk
mengidentifikasi permasalahan kesehatan pada tingkat komunitas, faktor penyebab

4
atau resiko dan sumber daya yang berpotensi dalam penanggulangan permasalahan
kesehatan tersebut.
Diagnosis komunitas memiliki arti penting mengingat bahwa ketepatan penilaian
permasalahan kesehatan dan faktor yang mempengaruhinya dapat menjadi dasar
dalam menetapkan intervensi yang tepat sesuai permasalahan sekaligus untuk
mencegah timbulnya permasalahan berulang. Kapasitas penilaian sumber daya
akan menjadi dasar dalam mempertimbangkan bentuk intervensi yang feasibel atau
sesuai dengan kemampuan diri berkelanjutan.

Analogi Diagnosa Komunitas dan Diagnosa Klinis


Proses diagnosa komunitas dapat dianalogikan dengan diagnosa secara
klinis pada individu yang dapat digambarkan sebagai scientific problem solving
cycle (Gambar 1&2).
Subjective Objective

Assessment Clinical
Indicator

Planning

Treatment Action Evalution

Gambar 1. Skema Diagnosis Klinis Individu

Health data and Qualitative/Quantitativ


non health data e Secondary/primary

Assessment

Evalution Planning
5

Community level Action


Gambar 2. Proses Diagnosa pada Individu

Kedua proses di atas di awali dengan assessment atau penilaian sebagai


proses idantifikasi dan konfirmasi adanya permasalahan kesehatan pada individu
maupun komunitas terdasarkan data. Pada individu dilakukan proses anamnesis dan
pemeriksaan fisik untuk -menemukan indikasi kelainan dalam sistem tubuh yang
bisa di ukur baik secara obyektif maupun subyektif. Artinya gejala dan keluhan
yang teridentifikasi merupakan manifestasi atau indikator adanya kelainan pada
sistem tubuh manusia. Pada tingkat komunitas juga melakukan proses
pengumpulan data primer maupun sekunder untuk menemukan indikator adanya
permasalahan kesehatan pada tingkat komunitas.
Jenis data indikator pada tingkat komunitas dapat dikembangkan dengan merujuk
Pada konsep faktor yang mempengaruhi status kesehatan yang dikembangkan
LaLonde Blum

Psychobiologis

Environment Health Status Lifestyle

Health Services

Gambar. Konsep LaLonde Blum

Dari skema determinan kesehatan tersebut dapat dikembangkan daftar


indikator pada komunitas untuk masing-masing aspek (Tabel 1)

Table 1 Contoh Indikator Kesehatan Komunitas

Indikator status Morbilitas (incidence, prevalence of disease).

6
kesehatan Mortalitas umum maupun khusus (CDR, GDR, IMR,
MMR) Disability Kefatalan (CFR= Care Fatality Rate)
angka harapan hidup
Indikator Lingkungan Biologi obat kimia: Kadar polutan di udara, kriteria
kualitas sumber air minum, air sungai.,
Sosial: pekerjaan pendapatan, pendidikan,
pengeluaran rumah tangga, pemanfaatan waktu luang,
pertumbuhan penduduk kepadatan penduduk, angka
ketergantungan pengangguran.
Sarana pembuangan air limbah, jamban, air bersih,
tempat sampah dll
Indikator pelayanan Cakupan program dan pelayanan kesehatan, misalnya
kesehatan cakupan immunisasi, angka kunjungan yankes.
Kualitas pelayanan kesehatan; angka kematian di
rumah sakit tingkat penggunaan tempat tidur, infeksi
di rumah sakit.
Indikator perilaku Angka merokok, kepemilikan sarana pembuangan
limbah rumah tangga, penggunaan helm dan sabuk
pengaman kebiasaan berolah raga, tingkat aktifitas
fisik dalam satu hari, perilaku pencegahan/deteksi dini
(pap smear, saran)
Indikator ketahanan Status nutrisi kelompok rentan (ibu hamil, bayi, balita),
psikobiologik mis ukuran Lila dan anemi pada Bumil: BBLR,
Pemantauan grafik tumbuh kembang dalam KMS,
BGM/Bawah garis merah: BGT bawah garis titik-titik
BGK, Bawah garis kuning: Mainutrisi: Marasmus,
Kwarshiorkor. Status psikososial: angka kriminalitas,
kenakalan remaja, pengguna narkoba.

Untuk proses diagnosa komunitas, kita perlukan indikator yang ada di


Penilaian Kinerja Puskesmas atau PKP dan Pemantauan wilayah setempat
atau PWS.

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan analisis


apakah data tersebut mencerminkan adanya penyimpangan atau kelainan. Pada
diagnosa klinis biasanya dibandingkan dengan nilai normal, sedangkan pada tingkat
komunitas dapat dibandingkan dengan target, prediksi, angka sebelumnya, atau
angka pada wilayah yang lebih luas (daerah, propinsi atau nasional). Target
pencapaian masing-masing program dapat kita lihat dari PKP atau sumber lain jika
tidak ada di PKP. Dari proses ini akan dihasilkan sekumpulan data tentang adanya
“penyimpangan”. Seperti halnya dalam diagnosa klinis setelah proses pengumpulan
data akan ditemukan berbagai temuan positif maupun negatif atau sekumpulan
gejala dari keluhan.
Langkah berikutnya adalah melakukan analisis atas sekumpulan
permasalahan/penyimpangan tersebut. Apakah membentuk satu permasalahan atau
mungkin lebih dari satu permasalahan. Dalam tahap ini analisis dapat dilakukan
dengan membuat prioritas masalah jika penyimpangan tersebut merupakan

7
permasalahan tersendiri yang bersifat independen satu sama lain. Prioritas
diperlukan karena pada umumnya tidak memungkinkan mengatasi seluruh
permasalahan dalam satu waktu. Metode analisis yang lain adalah dengan
menganalisis hubungan antar masalah untuk meiihat pola, apakah sekumpulan
masalah tersebut mengarah atau dapat disimpulkan dalam satu masalah utama.
Dalam proses assessment disamping ditujukan untuk mengidentifikasi
permasalahan kesehatan komunitas (data status kesehatan), juga untuk mengetahui
faktor resiko yang mempengaruhi (lingkungan, perilaku, psikobiologik, yankes)
juga sumber daya yang diperlukan untuk mengelola permasalahan tersebut (potensi
masyarakat, sumber daya manusia dan program kesehatan). Hal ini sesuai dengan
konsep diagnosa dan paradigma sehat. Dimana diagnosa ditujukan untuk
mengetahui permasalahan sehingga bisa disusun rencana intervensi. Rencana
intervensi hanya bisa disusun apabila diketahui penyebabnya faktor resiko).
Rencana intervensi juga harus mempertimbangkan feasibilitas pelaksanaan dalam
hal ini kemampuan masyarakat sebagai sasaran sekaligus pelaksana program dan
kemampuan institusi pelayanan kesehatan sebagai provider program. Sehingga dari
proses assessment akan menghasilkan kesimpulan diagnosa komunitas yang
nieliputi:
- Permasalahan kesehatan
- Faktor resiko yang mempengaruhi
- Sumber daya yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan
Tahap berikutnya adalah penyusunan rencana intervensi dan pelaksanaan
program. Dalam proses diagnosa komunitas, rencana intervensi berbentuk program
kesehatan dengan penekanan pada aspek promotif dan preventif serta rehabilitatif
pada tingkat komunitas, yang dapat berupa pendidikan kesehatan, maupun
pelayanan kesehatan. Sedangkan pada diagnosa klinis individu, program
manajemen terapi lebih berfokus pada kuratif dan sebagian mehabilitatif.
Tahapan siklus berikutnya adalah proses monitoring dan evalusi yang
ditujukan untuk memastikan proses dan pencapaian tujuan program. Sehingga
untuk proses monitoring evaluasi (monev) diperlukan indikator baik input proses
maupun output).
Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan merujuk pada data
PWS (pemantauan wilayah setempat) yaitu data yang secara rutin dikumpulkan di
tingkat desa dan kecamatan tentang data sosiodemografi dan kesehatan, data dari
pemegang program atau data yang sudah terkumpul di PKP.
Analisis Data Sekunder
Data sekunder biasanya menampilan data agregate dalam bentuk rate, ratio,
proporsi/persentase, dan rata-rata. Yang perlu diperhatikan sebelum menganalisis
data sekunder adalah proses pengambilan (pengumpulan) data dan analisis data.
Persentase data di tingkat yankes harus diperhatikan karena biasanya pembagi
didasarkan pada target, atau perhitungan bukan angka yang sebenarnya. Misalnya
angka cakupan program imunisasi, data pembagi belum tentu jumlah balita riil yang
saat itu ada di wilayah tersebut, tetapi prediksi jumlah balita atau target. Faktor lain
yang perlu dipertimbangkan adalah tidak adanya pembatasan wilayah administratif
bagi orang yang memerlukan pelayanan kesehatan pada satu institusi tertentu.
Artinya terjadi kemungkinan orang yang berkunjung ke suatu pelayanan kesehatan
tertentu bukan merupakan populasi administratif komunitas tersebut, sehingga data

8
kunjungan yankes tidak selalu mencerminkan kondisi komunitas yang dikaji.
Pengelompokan data menjadi data:
• indikator status kesehatan,
• indikator status upaya kesehatan,
• indikator status lingkungan.
Tabel tersebut menyajikan kolom jenis data dan perbandingan data wilayah dengan
target, atau standar wilayah yang lebih luas, atau data sebelumnya. Selanjutnya
dilakukan analisis perbandingan di tiap tabel. Analisis apakah terdapat data yang
menunjukkan penyimpangan:
• Adanya kenaikan/penurunan jumlah dibanding tahun sebelumnya
• Tidak terpenuhinya atau terlampauinya target atau kriteria yang ditetapkan
• Tidak terpenuhinya standar yang ditetapkan
Data yang menunjukkan penyimpangan KE ARAH negative/ tidak mencapai
target (indikator positif) atau ke arah positif/melebihi target (jika termasuk indicator
negative) dikategorikan sebagai potensial problem. Sedangkan data yang
menunjukkan penyimpangan positif/melebihi target (indikator positif) atau
negative/tidak mencapai target (jika termasuk indicator negatif) dikategorikan
kekuatan atau sumber daya potensial. Misal, imunisasi yang tidak mencapai target
dapat menjadi masalah (indikator positif yang menyimpang kearah negative).
Sedangkan angka kejadian campak atau angka kesakitan yang tidak mencapai target
justru dapat menjadi kekuatan (indikator negatif yang kurang dari target).
Dalam tahap analisa data, setiap data akan dievaluasi untuk menetapkan apakah
indikator yang ada menunjukkan adanya suatu masalah, atau kekuatan atau bukan
merupakan masalah. Cara menganalisa dapat dengan membandingkan dengan
standar lokal dan nasional atau melihat tren dari waktu ke waktu missal 2-3 tahun
terakhir atau bulan yang sama beda tahun atau hitungan bulan dalam 1 tahun
terakhir. Kita dapat menggunakan indicator dan target yang sudah ada di PKP dan
atau indicator serta target yang ada di PWS namun tidak ada di PKP.
Dalam beberapa hal sebelum dimasukkan ke dalam tabel data harus diolah
terlebih dahulu. Sebagai contoh bila hanya disajikan data dasar yang belum
diringkas dalam bentuk proporsi atau rata-rata; atau diperlukan pengelompokan
lebih lanjut. Misalnya data kependudukan, biasanya hanya disajikan data penduduk
per kelompok usia, per jenis kelamin. Data tersebut dapat diubah dalama bentuk
piramida penduduk (lihat kembali pelajaran demografi) sehingga bisa dikaji type
piramida penduduk pada komunitas tersebut. Type piramida memberikan gambaran
potensi permasalahan yang mungkin terjadi saat ini maupun dimasa datang.
Misalnya jika terjadi dominasi pada kelompok usia muda dan tua menunjukkkan
angka ketergantungan yang tinggi sehingga potensi timbulnya beban besar di
masyarakat kemiskinan, kriminalitas dan pelayanan kesehatan yang buruk.
Kelompok lansia juga kelompok rentan yang memiliki resiko penyakit degenratif
lebih tinggi. Sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan program
jaminan sosial dan kesehatan bagi lansia misalnya.
Data PWS pada tingkat Kecamatan dan Desa, disamping menyajikan data
kesehatan juga menyajikandata sosiodemografi. Data tersebut dapat dianalisis dan
diinterpretasikan sebagai data kondisi lingkungan sekaligus sumberdaya yang
dimiliki. Beberapa data yang biasanya disajikan dan analisis/interpretasinya,
adalah:
- Geografi, pada umumnya menyajikan data luas dan batas wilayah serta kondisi

9
kesuburar tanah. Data ini memberikan informasi tentang status sosial ekonomi
umum desa/wilayah apakah berada didaerah rural atau urban serta
- Demografi, menampilkan data penduduk per usia dan jenis kelamin, dapat
dianalisis jumlah penduduk total ratio jenis kelamin terutama pada usia
produktif dan maknanya, serta angka ketergantungan.
- Pemerintahan, memberikan daftar jenis dan jumlah pengurus pemerintahan
desa/kecamatan data ini dapat memberikan informasi untuk menjalin kerjasama
atau perijinan sesuai dengar tugas masing-masing perangkat desa/kecamatan.
- Agama, agama akan memberikan karakter pada pemeluknya termasuk perilaku
kesehatan dan secara spesifik terhadap hubungan antara agama, perilaku sosial
budaya dan permasalahan kesehatan.
- Pendidikan, menampilkan data jumlah penduduk untuk setiap jenjang
pendidikan dapat menggambarkan status sosial ekonomi dan kemampuan
menyerap atau menerirna informasi.
- Mata Pencaharian, jenis pekerjaan disamping tingkat penghasilan juga
memberikan status sosial, selain itu juga dapat terkait dengan resiko pekerjaan
terhadap status kesehatan.
Hasil analisa data primer dan sekunder diperoleh sekumpulan permasalahan
kesehatan, faktor resiko dan sumber daya yang potensial. Kedua sumber data yang
berbeda tersebut dapat digabungkan, bila data yang melengkapi atau
diperbandingkan jika mengkaji aspek yang sama.
Lembar kerja 2 meliputi identifikasi faktor resiko dari masing-masing
masalah berdasarkan konsep L. Blum. Berikutnya juga diidentifikasi faktor
penghambat terselesaikannya masalah dan faktor pendukung untuk mengatasi
masalah.
Contoh lembar kerja 1 dan 2 sebagai berikut.
Tabel 1.2 LEMBAR KERJA 1
LEMBAR KERJA 1
STATUS KESEHATAN
Tabel 3.1 Status Kesehatan
Perbandingan Problem
No Indiktor/Data Proble
Data Wilayah Provinsi Nasional Strenght No
m
1 Mortalitas 7/1000 5/100.000 40/100.000 6/1000 √ - -
CDR
2 Kelahiran CBR 13/1000 - - 21/1000 - √ -
3 Prevalensi 26,3% 82,91 - - - √ -
ISPA

STATUS UPAYA KESEHATAN


Tabel 3.2 Status Upaya Kesehatan
NO Jenis Kegiatan Kesenjangan
Target Realisasi (%)
N % N % + -
I. Kesehatan Ibu dan Anak
1. Kesehatan Ibu

10
a. Ibu hamil
- K1 64 89 72 100 11 -
- K4 64 89 69 95,8 6,8 -
- Komplikasi kebidanan 11 80 23 164,2 84,2 -
- Deteksi Risti Oleh
7 10 26 36,1 29 -
Masyarakat
- Risti yang ditangani 14 20 27 37,5 17,5 -
b. Ibu bersalin
Ditolong NaKes 66 96 67 97,10 1,1 -
Ditolong NaKes di
66 96 67 97,10 1,1 -
FasKes
c. Bufas
Bufas yang mendapat
66 96 59 85,50 - -10,5
pelayanan nifas
Bufas dengan Vitamin
- - 60 94 - -
A
2. Kesehatan Anak
103,0
- KN 1 65 98 68 5,03 -
3
- KN 2 Lengkap 64 96 60 90,90 - -5,1
- Komplikasi neonatal
8 80 2 20 - -60
yang ditangani
- Bayi paripurna 67 96 68 97,14 1,14 -
- Cakupan balita 215 84 217 84,76 0,76 -
114,0
- Cakupan APRAS 51 80 73 34,06 -
6
- MTBS 4 84 4 80 - -4
- Bayi dengan vitamin A 42 85 67 133 48 -
- Balita dengan Vitamin
222 85 262 100 15 -
A
- ASI Eksklusif 11 47 17 68,0 21 -
II. Keluarga Berencana
- Cakupan Peserta KB
502 69 512 70,3 1,3 -
Aktif
- Cakupan Peserta KB Baru 73 10 50 6,86 - -3,13
- Cakupan Efek Samping <12,
73 19 2,60 - -
KB 5
- Cakupan Komplikasi KB 15 <3,5 0 0 - -
- Cakupan KB Drop Out 66 <10 41 5,63 - -
231 451,3
- Pst KB aktif dibina - - - -
1 7
- Peserta KB mengalami
1 <0,2 0 0 - -
kegagalan kontrasepsi
- KB pasca salin 42 60 0 0 - -60
III. Imunisasi
- HB0 64 92 66 94,3 2,3 -
- BCG 64 92 59 84,3 - -7,7

11
- DPT 1 64 92 54 77,14 - -14,86
- DPT 2 64 92 58 83,85 - -9,15
- DPT 3 64 92 49 70 - -22
- POLIO 1 64 92 59 84,3 - -7,7
- POLIO 2 64 92 59 84,3 - -7,7
- POLIO 3 64 92 56 80 - -12
- POLIO 4 64 92 52 74,3 - -17,7
- CAMPAK 64 92 32 45,71 - -46,29
IV. GIZI
- K/S 312 100 312 100 - -
- D/K - - 192 61,4 - -
- D/S 246 80 192 61,4 - -18,6
- N/S 187 60 94 30,2 - -30
- N/D 115 60 94 49 - -11
- BGM 3 <1.9 2 1,04 - -
-Pemberian Tablet besi
64 89 72 100 11 -
(Fe1) pada ibu Hamil
-Pemberian 90 tablet besi
65 90 59 82 - -8
pada ibu hamil
Ibu hamil kurang energi
17 21,10 0 0 - -
kronis
K/S : Cakupan Kegiatan N/D : Keberhasilan Penimbangan
N/S : Kenaikan Berat Badan D/S : Partisipasi Masyarakat
BGM : Bawah Garis Merah D/K : Penimbangan posyandu
Keterangan :
S : Jumlah semua balita di Kelurahan Banaran = 312
K : Balita yang memiliki KMS = 312
D : Balita yang datang ke Posyandu = 192
N : Balita yang dating ke Posyandu dan berat badan meningkat = 94
BGM : Bawah Garis Merah =2

STATUS LINGKUNGAN
Tabel 3.3 Status Lingkungan
Target/Standar (%) Penilaian (%)
No Indikator/Data Data Wilaya
Propinsi Nasional Problem Strength No
h
Cakupan air
1 100% 40,43% 75,53% 71,14% - √ -
bersih
2 Cakupan jamban 98,65% 28,8% 66,96% 67,80% - √ -
Tempat tempat
3 100% 94% 80,95% 52,64% - √ -
umum
Sarana
4 Pengolahan Air 86% - - 15,5% - √ -
Limbah (SPAL)

12
Tempat
5 pembuangan 86% - - - - - -
Sampah (TPS)
6 Rumah sehat 84,46 - 63,34% - - √ -

LEMBAR KERJA 2

RESUME PERMASALAHAN
STATUS KESEHATAN:
No PERMASALAHAN KOMENTAR
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)

13
1 Angka kematian kasar Health Services:
(crude death rate) pada  Menurunnya pelayanan kesehatan baik
tahun 2017 sebanyak secara kualitas maupun secara kuantitas.
7/1000 penduduk  Kurangnya program kesehatan yang
sedang berlaku di masyarakat
 Jumlah tenaga yang kurang banyak dan
kurang bervariasi.
 Adanya sarana dan prasarana pelayanan
kesehtan yang belum optimal
Lifestyle:
 Kurangnya pengetahuan masyarakat
dalam mengatasi permasalahan suatu
penyakit.
 Kurangnya perhatian mengenai pola
hidup sehat seperti aktifitas fisik dan
mengonsumsi makanan bergizi.
 Sosial ekonomi yang masih rendah

14
STATUS UPAYA KESEHATAN:
No PERMASALAHAN KOMENTAR
Kesehatan Ibu Nifas
2 Kesenjangan pada ibu Psikobiologik
nifas yang mendapat - Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya
pelayanan nifas pelayanan nifas di Fasilitas Kesehatan
(-10,5) - Kemauan ibu untuk memeriksakan kondisi
bayinya masih rendah
Life style
- Kurangnya kesadaran ibu dalam meluangkan
waktunya untuk kunjungan pelayanan nifas
Health service
 Kurangnya fasilitas dan tenaga kesehatan di
kelurahan Banaran
 Tenaga kesehatan yang kurang aktif dalam
melakukan penyuluhan dan konseling
terhadap pentingnya pelayanan nifas di tenaga
kesehatan dan fasilitas kesehatan agar bayi
dan ibu selamat
 Kurangnya pengetahuan tentang komplikasi
yang akan terjadi pada bayi dan ibu apabila
tidak ditangani dengan benar
Environment:
 Keadaan sosial ekonomi yang rendah

No PERMASALAHAN KOMENTAR
Kesehatan Anak
3. Kesenjangan KN2  Faktor Psikobiologis
(- 5,1%) Kurangnya pengetahuan dan kemauan ibu
terhadap pentingnya melakukan kunjungan
neonatal

 Faktor Perilaku
- Rendahnya kemauan ibu untuk
memeriksakan bayinya dikarenakan sibuk
dengan pekerjannya
 Faktor Pelayanan Kesehatan
- Kurangnya tenaga kesehatan dan juga
kurangnya penyuluhanan terhadap
pentingnya untuk memeriksakan bayinya
setelah lahir
 Environment:
- Sosial ekonomi yang masih kurang
- Kurangnya pengetahuan dan dukungan dari
keluarga tentang pentingnya kunjungan
neonatus
4. Kesenjangan penanganan Psikobiologi:
komplikasi neonates
(-60)

15
 Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai
kesehatan dan cara menjaga agar kehamilan
tidak berisiko
Lifestyle:
 Ketidakpedulian ibu hamil dalam menjaga
kesehatan dan kehamilannya
 Kurang pedulinya ibu hamil untuk kontrol
kesehatan ke fasilitas kesehatan
Health care services:
 Kurangnya tenaga kesehatan dalam upaya
penyuluhan mengenai pentingnya ANC saat
sedang hamil
 Kurangnya tenaga kesehatan dan sarana
fasilitas untuk penanganan kompikasi
neonatus
Environment:
 Ekonomi yang masih rendah yang dialami
masyarakat

5. Kesenjangan MTBS (-4) Psikobiologik:


 Kurangnya pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang dan kesehatan balita
 Kurangnya kemauan ibu untuk memeriksakan
ataupun menimbang anaknya di posyandu
Lifestyle:
 Karena kesibukan dari orang tua sehingga
tidak sempat membawa anak ke fasilitas
kesehatan
 Kurangnya motivasi dan kemauan ibu untuk
lebih mengetahui lebih mendalam tentang
tumbuh kembang dan kesehatan anak
 Ketidaktahuan orang tua teradap pentingnya
tumbuh kembang dan kesehatan balita.
Health Service:
 Kurangnya penyuluhan tentang tumbuh
kembang dan penyakit balita
Environment:
 Kurangnya dukungan dari keluarga untuk
membawa bayi ke fasilitas kesehatan
 Tingkat sosial ekonomi yang rendah
Pelayanan KB
6. Kesenjangan Cakupan Psikobiologi:
peserta KB baru (-  Kurangnya pengetahuan dan informasi PUS
3,13%) (pasangan usia subur) tentang KB
 Kurangnya minat dan keinginan PUS untuk
menggunakan KB
Lifestyle:
 Kurangnya pengetahuan tentang berbagai
macam KB dan manfaatnya

16
 Ketakutan akan bahaya efek samping dari
menggunakan KB.
 Persepsi pada masyarakat bahwa banyak anak
banyak rezeki
 Kepercayaan bahwa jika memakai KB
mengurangi kesuburan
Health Services:
 Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam
melakukan upaya penyuluhan dan konseling
pentingnya KB, terutama bagi Pasangan Usia
Subur sehingga mendapatkan informasi
berbagai macam KB.
 Kurangnya sarana kesehatan.dan jumlah
tenaga kesehatan.
Environment:
 Masih banyak masyarakat indonesia yang
beranggapan bahwa banyak anak banyak
rezeki
 Pendidikan masyarakat yang kurang teradap
pentingnya program KB, manfaat, cara
penggunaan dan efek samping.
7. KB Pasca salin (-42) Faktor Psikobiologik
 Kurangnya pengetahuan ibu untuk pentingnya
menggunakan KB setelah melahirkan
Faktor Perilaku
 Beberapa pasangan merasa kurang nyaman
melakukan hubungan seksual setelah
menggunakan KB tertentu sehingga tidak
mau menggunakan KB lagi.
 Masih banyak yang beranggapan bahwa KB
dapat menimbulkan efek samping yang
banyak jika dipakai setelah melahirkan
Faktor pelayanan kesehatan
 Kurang aktifnya petugas kesehatan
memberikan penyulhan tentang pentingnya
menggunakan KB setelah melahirkan kepada
para ibu bersalin
Faktor Lingkungan
Adanya anggapan bahwa banyak anak banyak
rezeki
Masyarakat beranggapan mahalnya
menggunakan KB
Tingkat sosial ekonomi yang rendah
Imunisasi
8. Kesenjangan cakupan Psikobiologik:
imunisasi Dasar:  Kurangnya pengetahuan orang tua tentang
BCG (-7,7%) pentingnya imunisasi pada anak
DPT 1 (-14,86%)  Kurangnya keinginan orang tua untuk
DPT 2 (-9,15%) memberikan imunisasi pada anaknya.

17
DPT 3 (-22%)  Ketidak kepercayaan tentang pembuatan
Polio 1 (-7,7%) bahan vaksin yang tidak sesuai dengan
Polio 2 (-7,7%) kepercayaan.
Polio 3 (-12%) Lifestyle:
Polio 4 (-17,7%)  Kepercayaan orang tua tentang
Campak (-46,29) banyakanya kerugian yang didapat dari
pemberian imunisasi .
 Kepercayaan orang tua bahwa bahan dasar
dalam pembuatan vaksin dari bahan yang
haram/berbahaya.
 Ketidaktahuan mengenai jadwal
imunisasi
 Karna kesibukan Ibu tidak sempat/malas
membawa anaknya untuk diimunisasi.
Health Service:
 Kurangnya sosialisasi oleh tenaga
kesehatan tentang jadwal imunisasi dan
pentingnya memberikan imunisasi untuk
mendapatkan kekebalan tubuh
Environtment
 Adanya ketakutan tentang efek samping
dari imunisasi
 Adanya anggapan tentang beredarnya
imunisasi palsu
GIZI
9. Kesejangan pada: Psikobiologik
Partisipasi kunjungan  Kurangnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat ke posyandu untuk kunjungan ke posyandu
(D/S) (-18,6)  Kurangnya kemauan untuk mengikuti
kegiatan posyandu
Life style
 Kurangnya pengetahuan tentang
pentingya pemantauan tumbuh kembang
anak.
 Tingginya tingkat kesibukan dan
kemalasan ibu untuk membawa anaknya
kunjungan posyandu.
Health service
 Kurangnya aktifnya kader dalam
melakukan sosialisasi, penyuluhan dan
motivasi ibu tentang pentingnya
kunjungan ke posyandu untuk memantau
tumbuh kembang anak.
 Kurangnya perhatian kader kesehatan
terhadap penambahan jumlah balita di
wilayah kerja Posyandu.
Environment
 Keadaan sosial ekonomi yang rendah.

18
 Tidak adanya kluarga yang dapat
menantarkan anak ke posyandu.

10. Kesejangan pada: Psikobiologik


Partisipasi kenaikan berat  Kurangnya keinginan ibu untuk mengikuti
badan (N/S) (-30) kegiatan di posyandu.
Life style
 Kurangnya pengetahuan orang tua
tentang berat badan ideal pada anaknya.
 Kurangnya pengetahuan orang tua
tentang makanan bergizi untuk anaknya.
 Kebiasaan menuruti kemauan anak dalam
memakan jajanan yang rendah kadar
gizinya.
 Kebiasaan memberi makan anak dengan
frekuensi dan proporsi yang kurang
sesuan menurut tingkatan umurnya.
Health Service:
 Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam
melakukan upaya penyuluhan tentang gizi
di Posyandu setempat.
Environment
 Keadaan sosial-ekonomi yang rendah
 Tidak ada panduan tentang makanan
bergizi.
11. Kesenjanagn Psikobiologik
keberhasilan  Kurangnya keinginan ibu untuk mengikuti
penimbangan di kegiatan di posyandu terutama pentingnya
Posyandu (N/D) mengetahui berat badan anak.
(-11) Life style
 Pengetahuan dan kesadaran ibu yang
rendah dalam membawa anaknya pada
posyandu.
 Kebanyakan warga bekerja pada pagi hari
yang menyebabkan tidak sempatnya hadir
pada kegiatan posyandu
Health service
 Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam
melakukan upaya penyuluhan tentang gizi
dan pentingnya memantau pertumbuhan
anak di Posyandu setempat.
Environment
 Keadaan sosial-ekonomi yang rendah
 Kurangnya dukungan dari keluarga dan
suami untuk membawa anaknya ke
posyandu agar dilakukan penimbangan
badan.

19
12. Kesejangan pada Psikobiologik
pemberian 90 tablet besi  Kurangnya pengetahuan ibu mengenai
pada ibu hamil (-8) pentingnya konsumsi tablet besi selama
kehamilan
Life style
 Kemauan dan kesadaran ibu yang rendah
dalam mengkonsumsi tablet besi
 Kebanyakan ibu malas untuk pergi ke
sarana kesehatan untuk mengambil tablet
besi
 Minimnya kemauan ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan ANC secara
rutin.
 Ibu hamil datang untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan hanya saat ada
keluhan dengan kehamilannya.
Health service
 Kurangnya penyuluhan tentang
pentingnya ANC dan berbagai resiko
kehamilan yang dapat terjadi jika tidak
kontrol bagi ibu hamil
Environment
 Pengetahuan masyarakat yang kurang
tentang pentingnya memenuhi minimal
kunjungan ANC bagi ibu hamil sebanyak
4x selama masa kehamilan.
 Masih adanya kepercayaan yang salah
tentang bahaya jika terlalu sering
memeriksaan kehamilan

RESUME FAKTOR PENDUKUNG


Penyajian daftar Faktor Pendukung berdasarkan data status kesehatan:
No FAKTOR PENDUKUNG KOMENTAR
CDR
1.  Letak Puskesmas induk  Dengan adanya Sarana dan prasarana transportasi
1111. dekat dengan Kelurahan yang mudah seharusnya dapat memudahkan
Banaran dan sarana akses menuju ke fasilitas kesehatan, sehingga
transportasi yang lebih dapat segera menangani setiap penyakit lebih
mudah. cepat
 Jarak puskesmas sekitar 5 menit dari kelurahan
Banaran, seharusnya lebih memudahkan
masyarakat untuk dapat segera mendapatkan
tindakan

20
Penyajian daftar Faktor Pendukung berdasarkan data status upaya kesehatan
No. FAKTOR PENDUKUNG KOMENTAR
Kesehatan Ibu Nifas
2.  Letak Puskesmas - Letak Puskesmas induk yang dekat mendukung
induk dekat dengan pencapaian program ANC.
Kelurahan Banaran - Akses warga dalam melakukan kunjungan
 Sarana transportasi lengkap kehamilan tidak sulit.
yang lebi mudah - Warga tidak mengalami kesulitan bila ingin
 Jumlah bidan desa konsultasi mengenai kehamilan pada kunjungan
dengan jumlah 3 awal.
 Jumlah dokter - Jumlah tenaga kesehatan berguna untuk
umum ada 2 melakukan penyuluhan mengenai pentingnya
 Jumlah Pustu 1 perawatan masa nifas
 Pelayanan KIA di - Bisa mendapatkan penanganan lebih awal di
puskesmas yang puskesmas induk apabila ada masalah kesehatan
cukup baik - Masyarakat mulai sadar terhadap pentingnya
pemeriksaan ANC pada kehamilan.

Kesehatan Anak
3.  Letak Puskesmas induk  Letak dari Puskesmas induk mendukung
dekat dengan  Jumlah kader kesehatan, dokter dan bidan
Kelurahan Banaran dapat mempermudah untuk menyebarkan
 Jumlah dokter umum informasi/ penyuluhan tentang manfaat dan
ada 2 tujuan kunjungan bayi untuk pemantauan
 Jumlah kader Posyandu tumbuh kembang
Balita sebanyak 15  Banyaknya posyandu dengan jumlah kader
orang. dan bidan memudahkan ibu untuk melakukan
 Jumlah pustu ada 1 pemantauan kesehatan dan tumbuh kembang
 Jumlah bidan desa ada 3 anak
orang
 Jumlah posyandu ada 5
 Sarana transportasi
yang lebih mudah.

Keluarga Berencana
4.  Letak Puskesmas induk  Letak dari Puskesmas induk mendukung
dekat dengan pencapaian program KB
Kelurahan Banaran  Jumlah tenaga kesehatan seperti kader, bidan
 Jumlah bidan ada 3 dan dokter juga sarana seperti posyandu
orang memudahkan dalam memberikan
 Jumlah dokter umum penyuluhan atau sosialisasi dan pemahaman
ada 2 orang tentang manfaat KB untuk mendukung
 Sarana transportasi program pemerintah tentang 2 anak cukup
yang cukup mudah  Jumlah bidan praktek, dokter dan sarana
 Jumlah kader Posyandu kesehatan yang mudah dijangkau dapat
Balita sebanyak 15 mempermudah untuk melakukan KB
orang.
 Jumlah pustu ada 1
 Jumlah posyandu ada 5

21
.
Imunisasi
5.  Letak Puskesmas induk  Letak yang dekat dari Puskesmas induk
dekat dengan mendukung pencapaian program imunisasi
Kelurahan Banaran.  Akses warga untuk imunisasi tidak terlalu sulit.
 Sarana transportasi  Posyandu/nakes dapat secara aktif melakukan
yang lebih mudah penyuluhan dan juga imunisasi kepada
 Jumlah kader Posyandu masyarakat di daerah Banaran
Balita sebanyak 15
orang.
 Jumlah dokter 2 orang
 Jumlah Bidan ada 3
orang
 Jumlah pustu ada 1
 Jumlah posyandu ada 5
Gizi
6.  Letak Puskesmas induk  Kelurahan Banaran dapat secara aktif
dekat dengan meningkatkan pelayanan dari kesehatan anak
Kelurahan Banaran balita
 Jumlah bidan ada 3  Dengan adanya jumlah kader yang aktif dan
orang terdapatnya posyandu maka, dapat
 Jumlah dokter umum digunakan sebagai media promotif untuk
ada 2 orang meningkatkan pemahaman masyarakat
 Sarana transportasi tentang gizi buruk, selain itu setiap satu bulan
yang cukup mudah sekali dapat dilakukan kegiatan
 Jumlah kader Posyandu penimbangan balita
Balita sebanyak 15
orang.
 Jumlah pustu ada 1
 Jumlah posyandu ada.

RESUME FAKTOR PENGHAMBAT


Penyajian Daftar Faktor Penghambat Berdasarkan Data yang status kesehatan
No FAKTOR PENGHAMBAT KOMENTAR
CDR (Crude Death Rate)
1.1  Menurunnya pelayanan  Meningkatkan kurangnya pelayanan
1111 kesehatan baik secara kesehatan baik secara kualitas maupun secara
kualitas maupun secara kuantitas
kuantitas.  Meningkatkan kurangnya program kesehatan
 Kurangnya program yang sedang berlaku di masyarakat
kesehatan yang sedang  Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan
berlaku di masyarakat kesehatan
 Belum optimalnya sarana  Melatih dan meningkatkan jumlah tenaga
dan prasarana yang kurang dan variasi yang kurang
pelayanan kesehatan. bervariasi
 Jumlah tenaga yang  Meningkatkan dukungan anggaran keuangan
kurang banyak dan dari pemerintah
kurang bervariasi.

22
 Dukungan anggaran dari
pemerintah yang kurang
memadai.

Penyajian Daftar Faktor penghambat berdasarkan data yang status upaya kesehatan:
No. FAKTOR PENGHAMBAT KOMENTAR
Pelayanan Ibu Nifas
2.  Rendahnya tingkat  Kurangnya pengetahuan pasien untuk
pendidikan dan melakukan perawatan pasca bersalin yang
pengetahuan ibu nifas. berhubungan dengan rendahnya kunjungan ibu
 Kurangnya dari tenaga pasca persalinan di pelayanan kesehatan
kesehatan  Kurangnya tenaga kesehatan untuk melakukan
 Kurangnya kesadaran penyuluhan kepada ibu nifas tentang pentingnya
keluarga untuk pemeriksaan nifas
menemani ibu nifas  Kurangnya peran keluarga dalam mengingatkan
untuk kontrol dan menemani ibunifas untuk kontrol
 Kurangnya dukungan
dari keluarga dan suami
untuk melakukan
kunjungan dam
pemeriksaan selama
masa nifas
 Kurangnya penyuluhan
oleh tenaga kesehatan
mengenai pentingnya
melakukan pemeriksaan
dan kunjungan selama
nifas
 Ada anggapan bahwa
selama nifas tidak boleh
keluar rumah
Kesehatan Anak
3.  Orang tua terlalu sibuk  Tenaga kesehatan kurang dalam melakukan
bekerja sehingga tidak promosi dan penyuluhan tentang pentingnya
sempat meluangkan melakukan kunjungan dan pemeriksaan
waktu untuk kunjungan pada bayi
anak  Kurangnya pengetahuan masyarakat
 Kurangnya jumlah terhadap kunjungan am bayi
tenaga kesehatan dan  Memberi saran agar keluarga ikut dalam
fasilitas untuk asuransi kesehatan
menangani masalah  Meningkatkan dukungan dan motivasi
komplikasi pada bayi keluarga agar melakukan kunjungan dan
 Adanya anggapan pemeriksaan anak secara lengkap untuk
bahwa bayi tidak boleh kesehatan anak
dibawa keluar rumah

23
 Anggapan bahwa bila
anakn tidak sakit maka
tidak perlu diperiksakan
 Kurangnya dukungan
dan motivasi dari
keluarga untuk
melakukan kunjungan
anak.
 Kurangnya penyuluhan
tenaga kesehatan
tentang pentingnya
kunjungan anak.
Keluarga Berencana
4.  Tingkat pendidikan  Kurangnya pengetahuan pasangan usia
yang masih kurang subur tentang Keluarga Berencana dan
 Tingkat pendapatan mahalnya biaya membuat masyarakat
yang masih rendah enggan untuk menggunakan KB
 Kurangnya pengetahuan  Kurangnya pengetauan dan kesadaran ibu
dan kesadaran ibu untuk mencari informasi secara mandiri
tentang pentingnya tentang KB menyebabkan kurangnya
penggunaan KB kesadaran akan pentingnya KB
 Adanya anggapan  Dukungan dari keluarga dan suami yang
bahwa banyak anak masih rendah untuk menggunakan KB
banyak rezeki  Kurangnya penyuluhan tentang macam-
 Kurangnya penyuluhan macam, manfaat dan jadwal KB kepada
dan sosialisasi mengenai masyarakat oleh tenaga kesehatan.
macam-macam KB,
manfaat dan jadwal KB
Imunisasi
5.  Tingkat pendidikan dan  Pengetahuan ibu yang masih rendah terkait
pengetahuan yang manfaat pemberian imunisasi untuk
rendah ibu tentang meningkatkan kekebalan tubuh pada anak
imunisasi dasar lengkap  Kurangnya tenaga kesehatan untuk
 Adanya anggapan mengadakan penyuluhan dan sosialisasi
mengenai imunisasi mengenai pentingnya imunisasi
palsu  Adanya anggapan pada masyrakat bahwa
 Adanya anggapan vaksin untuk imunisasi ini diperoleh
bahwa imunisasi dengan cara yang haram, sehingga
memiliki banyak efek masyarakat enggan untuk melakukan
samping yang buruk imunisasi
terhadap anak  Meluruskan anggapan masyarakat yang
 Kepercayaan yang salah salah menegnai imunisasi
terhadap issue imunisasi  Sosial ekonomi yang rendah sehingga
yang masih beredar di mengharuskan orang tua terlalu sibuk
masyarakat. bekerja sehingga tidak sempat membawa
 Ketidaktahuan anaknya untuk di imunisasi
mengenai jadwal
imunisasi

24
 Kurangnya penyuluhan
oleh tenaga kesehatan
mengenai pentingnya
untuk melakukan
imunisasi

Gizi
6.  Kurangnya pengetahuan  Meningkatkan pengetahuan oleh tenaga
mengenai pentingnya kesehatan kepada masyarakat tentang
memantau pertumbuhan pentingnya pemeriksaan status gizi anak
anak ke posyandu setiap  Keadaan ekonomi yang rendah dapat
bulan menurunkan asupan makanan bergizi sehingga
 Kurangnya penyuluhan mempengaruhi berat badan
dan sosialisasi kader dan  Meningkatkan dukungan kelurga untuk
tenaga kesehatan memeriksakan status gizi anak pada posyandu
mengenai status gizi tiap bulan.
anak  Memberikan edukasi kepada ibu tentang
 Sosial ekonomi yang pentingnya melakukan pemeriksaan status gizi
masih rendah anak di posyandu tiap bulan.
 Kurangnya dukungan
keluarga untuk
memeriksakan status gizi
anaknya.
 Adanya anggapan bahwa
bila bayinya tidak sakit
maka tidak perlu
diperiksakan.

Penetapan Prioritas Masalah


Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan segudang masalah kesehatan yang menunggu
untuk ditangani. Oleh karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga dan teknologi maka
tidak semua masalah tersebut dapat dipecahkan sekaligus (direncanakan pemecahannya).
Untuk itu harus dipilih masalah mana yang feasible untuk dipecahkan. Proses memilih masalah
ini disebut memilih atau menetapkan prioritas masalah. Penetapan prioritas masalah dapat
dilakukan dengan tekhnik nominal group discussion atau nominal group tecnique (NGT)
berdasarkan kriteria yang disepakati. Tim penyusun menetapkan kriteria, kemudian masing-
masing memberikan skor pada seluruh daftar permasalahan yang ada. Hasil penilaian seluruh
tim kemudian direkap untuk dan disusun berdasarkan rankingnya, kemudian ditetapkan sampai
ranking berapa yang dijadikan fokus permasalahan. Biasanya kriteria yang digunakan untuk
menentukan prioritas permasalahan adalah:
 Magnitude/besaran masalah: berapa banyak anggota komunitas yang mengalami
permalahan kesehatan tersebut baik data faktual maupun yang potensial. Contohnya
penjelasan tentang mengapa perilaku merokok mendapatkan ranking terbesar, sementara
scabies mendapatkan ranking yang paling kecil.
 Scope: misalnya penjelasan tentang mengapa pencetnaran udara karena asap pabrik
mendapatkan ranking tarhesar, mengalahkan permasalahan diare dan DHF.

25
 Trend: misalnya penjelasan tentang mengapa Hipertensi pada kelompok masyarakat usia
lanjut mendapatkan ranking terbesar dibandingkan dengan permasalalahan kesehatan
lainnya. Kalau perlu, sajikan table trend permasalahan dalam tiga tahun terakhir.
 Keseriusan dampak permasalahan: penjelasan tentang bagaimana tingkat kefatalan
dampak pada status kesehatan misalnya kesakitan, kecacatan, kematian; bagaimana dengan
dampak pada lingkungan misalnya secara sosial ekonomi. Pemberian ranking bcrdasarkan
urgency Menunjukkan data yang terkait dengan urgency dalam satu table akan memperjelas
mengapa rangking tertinggi jatuh pada permasalahan tertentu.
 Feasibility/Kemungkinan perbaikan: apakah terdapat solusi secara ilmiah maupun sosial
yang mungkin diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut, atau dapatkah
permasalahan tersebut dicegah?
 Support dari Stakeholders: penjelasan hasil assessment tentang preferences para
stakeholders dalam mendukung pemecahanan masalah kesehatan yang ada. Dukungan
dapat berupa keterlibatan langsung dalam proses pelaksanaan program, kesediaan untuk
menggerakkan warga, hingaa pada dukungan yang lebih bersifat material.
Kriteria penetapan prioritas masalah dapat dikembangkan sesuai kondisi. Literature lain
menggunakan kriteria sebagai berikut: (a). Emergency (Kegawatan masalah yang timbul), (b).
Severity (Akibat yang ditimbulkan;, (c). Magnitude/Greatest Member/Prevalence (Anggota
masyarakat terbanyak terkena), (d). Rate of increase (Kecepatan peningkatan), (e). Expanding
Scope (luasnya perkembangan), (f). Public Concern (Perhatian masyarakat), (g). Degree of
unmeet need (derajat kebutuhan), (h). (Technological Feasibility (Kelayakan teknis), (i).
Resources availability (Ketersediaan sumberdaya), (j). Economical-Social Benefit, (k).
Keterpaduan, (I). Pertimbangan politik dan Special Mandat
Cara penetapan kriteria dapat dilakukan dengan metode brainstorming dimana seluruh
anggota tim berdiskusi dengan menyampaikan pendapat masing-masing untuk kemudian
menetapkan skor, dimasing-masing kriteria untuk setiap permasalahan. Nilai Gkor dapat
ditetapkan secara independen dengan melihat satu permasalahan kesehatan atau dengan
membuat perbandingan dengan permasalahan kesehatan lain.
Cara penetapan kriteria yang kedua dapat dilakukan dengan Nominal Group Technic
(NGT), sebagai berikut:
 Setiap anggota kelompok memberikan skor di masing-masing kriteria, dengan kisaran
skor yang telah ditutapkan misalnya 1-5, untuk setiap permasalahan kesehatan.
 Skoring setiap anggota kelompok kemudian dijumlahkan.
 Dibuat urutan sesuai dengan jumlah skor terbanyak ke skor terendah

Tabel 1.6 LEMBAR KERJA 3


A. Penilaian Prioritas Permasalahan Indikator STATUS KESEHATAN
 Isikan jenis atau topik permasalahan dari hasil analisa data, kemudian berikan penilaian
berdasarkan kriteria yang di sepakati!
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude
Keseriusan
Feasibility
Lain-lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

B. Penilaian Prioritas Permasalahan Indikator STATUS UPAYA KESEHATAN

26
 Isikan jenis atau topik permasalahan dari hasil analisa data, kemudian berikan penilaian
berdasarkan kriteria yang di sepakati!
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude
Keseriusan
Feasibility
Lain-lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

C. Penilaian Prioritas Permasalahan Indikator STATUS LINGKUNGAN


 Isikan jenis atau topik permasalahan dari hasil analisa data, kemudian berikan penilaian
berdasarkan kriteria yang di sepakati!
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude
Keseriusan
Feasibility
Lain-lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

27
LEMBAR KERJA 3
PENILAIAN PRIORITAS PERMASALAHAN
STATUS KESEHATAN
 CDR/Mortalitas
 Didapatkan tingkat kematian kasar pada tahun 2017.
 Jumlah kasus tahun 2017 : 7/1000 penduduk
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  4
Keseriusan  5

Feasibility  5
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 14

STATUS UPAYA KESEHATAN


 Bufas yang mendapat Pelayanan Nifas
 Terdapat Kesenjangan sebesar -10,5%
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  5
Keseriusan  4

Feasibility  4
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 13

 KN 2 Lengkap
 Terdapat kesenjangan sebesar -5,1%
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  5
Keseriusan  4
Feasibility  4
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 13
 Komplikasi Neonatal yang di Tangani
 Terdapat kesenjangan sebesar -60%
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  6
Keseriusan  6
Feasibility  6
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 18

 MTBS
 Terdapat kesenjangan sebesar -4%
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  3
Keseriusan  3
Feasibility  3
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 9

28
 Cakupan Peserta Kb Baru
 Terdapat kesenjangan sebesar -3,13%
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  2
Keseriusan  2
Feasibility  2
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 6

 KB Pasca Salin
 Terdapat Kesenjangan sebesar (-40)
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  2
Keseriusan  2
Feasibility  2
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 6

 Imunisasi
 Terdapat kesenjangan imunisasi dasar BCG (-7,7%), DPT 1 (-14,86%), DPT 2 (-
9,15%), DPT 3 (-22%), POLIO 1 (-7,7%), POLIO 2 (-7,7%), POLIO 3 (-
12%),POLIO 4 (-17,7%). Campak (46,29%).
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  5
Keseriusan  6
Feasibility  6
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 17

 Gizi
Terdapat Kesenjangan Gizi meliputi D/S (-17,6%), N/S (-30%), N/D(-11%),. Tablet Fe
Bumil (-8%).
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  6
Keseriusan  6
Feasibility  6
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 18

DAFTAR PRIORITAS PERMASALAHAN KELURAHAN BANARAN


NO PERMASALAHAN INDEKS PRIORITAS
1. Komplikasi Neonatal yang di Tangani 18
2. Gizi (D/S, N/S, N/D,BGM, 90 tablet Fe Bumil, 18
3. Imunisasi 17
4. Mortalitas 14
4. Bufas yang mendapat Pelayanan Nifas 13
5. KN 2 Lengkap 13
6. MTBS 9
7. Cakupan Peserta Kb Baru 6
8. KB pasca salin 6

29
Analisis Faktor Resiko dan Sumber Daya

Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi faktor resiko atau kondisi yang potensial
menimbulkan atau memperburuk permasalahan yang ada serta sumber daya yang diperlukan
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Identifikasi faktor resiko dapat dilakukan bersamaan
dengan menganalisa data. Bisa dimungkinkan permasalahan yang teridentifikasi merupakan
faktor resiko bagi permasalahan yang lain. Hasil analisa faktor resiko dapat disajikan dengan
bentuk tabel (lembar kerja 4).
Dari langkah keempat didapatkan daftar permasalahan sesuai dengan urutan prioritas.
Untuk menetapkan metode intervensi harus dianalisis terlebih dahulu faktor yang
mempengaruhi permasalahan kesehatan tersebut dan sumber daya atau kemampuan komuntias
untuk mengelola permasalahan. Langkah kelima dalam penetapan diagnosa komunitas adalah
melakukan analisis faktor resiko dan sumber daya untuk setiap permasalahan kesehatan yang
telah diidentifikasi dari langkah 3 dan 4. Daftar faktor resiko dan sumberdaya yang potensial
telah diidentifikasi pula pada langkah tiga. Sehingga pada langkah kelima dapat dilakukan
dengan membuat tabel yang menghubungkan antara permasalahan kesehatan, faktor resiko dan
sumber daya. Metode yang digunakan dapat dengan menggabungkan analisis teoritik serta
dikonfirmasikan dengan data yang ada. Misalnya untuk tingginya kasus Diare di masyarakat
dapat dikaji faktor yang memepengaruhinya adalah higiene sanitasi rumah tangga yang dapat
dilihat dari ratio atau kepemilikan sarana pembuangan air limbat dan sumber air minum
keluarga. Dilakukan cross check apakah memang terdapat kesenjangan data tersebut di
komunitas dengan standar yang ditetapkan. Apabila tidak ditemukan data pendukung dari
analisis teori dapat dikembangkan sebagai kebutuhan data tambahan untuk konfirmasi.

Tabel 1.7 LEMBAR KERJA 4


A. Permasalahan Kesehatan, Faktor Resiko, Sumber Daya Indikator STATUS
KESEHATAN
Faktor Resiko Potensial Sumber Daya
No Permasalahan
(dapat diambil dari LK 2) (ambil dari RUK)
1. Faktor ketahanan psikologik: ...
Faktor lingkungan: ...
Faktor perilaku: ...
Faktor pelayanan kesehatan: ...
2. Faktor ketahanan psikologik: ...
Faktor lingkungan: ...
Faktor perilaku: ...
Faktor pelayanan kesehatan: ...
3. Faktor ketahanan psikologik: ...
Faktor lingkungan: ...
Faktor perilaku: ...
Faktor pelayanan kesehatan: ...
B. Permasalahan Kesehatan, Faktor Resiko, Sumber Daya Indikator STATUS UPAYA
KESEHATAN
Faktor Resiko Potensial Sumber Daya
No Permasalahan
(dapat diambil dari LK 2) (ambil dari RUK)
1. Faktor ketahanan psikologik: ...
Faktor lingkungan: ...
Faktor perilaku: ...
Faktor pelayanan kesehatan: ...

30
2. Faktor ketahanan psikologik: ...
Faktor lingkungan: ...
Faktor perilaku: ...
Faktor pelayanan kesehatan: ...
3. Faktor ketahanan psikologik: ...
Faktor lingkungan: ...
Faktor perilaku: ...
Faktor pelayanan kesehatan: ...
C. Permasalahan Kesehatan, Faktor Resiko, Sumber Daya Indikator STATUS
LINGKUNGAN
Faktor Resiko Potensial Sumber Daya
No Permasalahan
(dapat diambil dari LK 2) (ambil dari RUK)
1. Faktor ketahanan psikologik: ...
Faktor lingkungan: ...
Faktor perilaku: ...
Faktor pelayanan kesehatan: ...
2. Faktor ketahanan psikologik: ...
Faktor lingkungan: ...
Faktor perilaku: ...
Faktor pelayanan kesehatan: ...
3. Faktor ketahanan psikologik: ...
Faktor lingkungan: ...
Faktor perilaku: ...
Faktor pelayanan kesehatan: ...

LEMBAR KERJA 4

PERMASALAHAN KESEHATAN, FAKTOR RESIKO, SUMBER BIAYA


STATUS KESEHATAN
No Permasalahan Faktor Risiko Potensial Sumber biaya
CDR
1. CDR Health Services: Dokter umum 1
(7/1000)  Menurunnya pelayanan kesehatan orang
baik secara kualitas maupun secara Dokter gigi 0 orang
kuantitas. Dokter spesialis
 Kurangnya program kesehatan yang lainnya 0 orang
sedang berlaku di masyarakat Perawat 0 orang
 Belum optimalnya sarana dan Bidan 3 orang
prasarana
pelayanan kesehatan. Program :
 Jumlah tenaga yang kurang banyak 1. Pelaksanaan
dan kurang bervariasi. Program Lansia
 Dukungan anggaran dari Kegiatan :
pemerintah yang kurang memadai. - Pembinaan
Lifestyle: kader dan
 Kurangnya pengetahuan monev kinerja,
masyarakat dalam mengatasi sumber biaya:
penyakit. BPK

31
 Kurangnya kesadaran masyarakat - Pelayanan
untuk berobat yang benar kesehatan pra
 Kurangnya aktifitas fisik dan dan lansia
mengonsumsi makanan bergizi diposyandu
untuk meningkatkan imunitas lansia
tubuh. - alat:
 Kurangnya memperhatikan pola powerpoint,
hidup sehat dan gizi yang seimbang LCD, sound
 Masih rendahnya sosial ekonomi sistem,
proyektor,
block note, fc
materi,
tensimeter,chek
lab, leaflet,
tenaga
pelaksana: 2
petugas
puskesmas dan
kader,
pemegang
program
kesehatan
lansia, sumber
biaya: DAU
Program
2. Promosi
Kesehatan
Kegiatan
- Penyuluhan
PHBS dan
mencuci tangan
yang benar,
sumber biaya:
BOK
- Percetakan
Banner, sumber
biaya BOK
- Survey dan HE
PHBS
- Alat:
powerpoint,
LCD, sound
sistem,
proyektor,
leaflet, banner,
lembar survey,
tenaga
pelaksana:
pemegang
program

32
promkes,
sumber biaya
BOK
RUK halaman 19
dan 47

STATUS UPAYA KESEHATAN


No Permasalahan Faktor Resiko Potensial Sumber biaya
Kesehatan Ibu Nifas
2. Kesenjangan Psikobiologik Tenaga kesehatan:
ibu nifas yang - Kurangnya pengetahuan tentang Dokter umum 1
mendapat pentingnya pelayanan nifas dan orang
pelayanan nifas komplikasi yang bisa muncul jika Dokter gigi 0 orang
(-10,5) tidak ditangani secara benar Dokter spesialis
- Kurangnya kesadaran untuk lainnya 0 orang
memeriksakan ke pelayanan Bidan 3 orang
kesehatan Sarana tranportasi
- Adanya anggapan bahwa Nifas mudah dan jaraknya
dengan perdarahan yang banyak dekat
hanyalah hal biasa Program
1. Pelayanan
Life style kesehatan ibu nifas
- Banyak ibu yang malas untuk pergi 2. Penyuluhan
ke pelayanan nifas di tenaga Kegiatan
kesehatan dan fasilitas kesehatan. - Petugas
- Kesadaran yang masih rendah untuk melakukan
melakukan pelayanan nifas yang penyuluhan
aman di tenaga kesehatan tentang KIA
Health service - Pelayanan
 Kurangnya fasilitas dan tenaga kesehtan ibu
kesehatan di kelurahan Banaran nifas/ bufas
 Kurang aktifnya tenaga kesehatan dengan cara
dalam melakukan penyuluhan dan pemantauan ibu
konseling terhadap pentingnya nifas
pelayanan nifas di tenaga kesehatan - Alat: form
dan fasilitas kesehatan. pemantauan
 Kurangnya penyuluhan kepada bufas dan alat
masyarakat menegnai komplikasi tulis, tenaga
yang terjadi pada nifas jika tidak pelaksana: bidan
ditangani secara benar wilayah sumber
Environment: biaya BOK
 Keadaan sosial ekonomi yang rendah (RUK hal 24-25)
 Kurangnya motivasi dari keluarga
dan suami untuk melakukan
kunjungan dan pemeriksaan nifas
Kesehatan Anak

33
3. Kesenjangan Faktor Psikobiologis Tenaga kesehatan:
KN 2 lengkap  Tidak ada faktor yang Dokter umum 1
(--5,1%), mempengaruhi orang
Faktor Perilaku Dokter gigi 0 orang
- Pengetahuan ibu yang masih rendah Dokter spesialis
terhadap pentingnya kunjungan lainnya 0 orang
neonatus terhadap pentingnya Bidan 3 orang
kesehatan nenonatus Sarana tranportasi
- Rendahnya kemauan dan motivasi mudah dan jaraknya
dari ibu untuk memeriksakan dekat
bayinya dikarenakan alasan sibuk
dengan pekerjannya Program
- Ibu beranggapan bahwa bayinya 1. Penyuluhan
sehat sehingga tidak perlu Kegiatan
diperikskan - Petugas
Faktor Pelayanan Kesehatan melakukan
- Tenaga kesehatan kurang dalam penyuluhan
memberikan penyuluhan dan tentang KIA
konseling tentang pentingnya - Alat: power
kunjungan bayi untuk memantau point, LCD,
kondisi bayi sound sistem,
Environment: proyektor, tenaga
- Sosial ekonomi kurang pelaksana:
- Penngetahuan dan motivasi dari pemegang
masyarakat masih kurang tentang program KIA
pentingnya kunjungan neonatus sumber biaya
- Kurangnya dukungan keluarga BOK
terutama ibu untuk memeriksakan
bayi yang baru lahir Program
2. Upaya kesehatan
neonates dan bayi
Kegiatan
- Pemantauan
kesehatan
neonatus dan
neoristi
- Pemantauan bayi
resiko tinggi
- Alat: form
pemantauan
bufas dan alat
tulis, tenaga
pelaksana: bidan
wilayah sumber
biaya BOK
(RUK hal 24-25)
4. Kesenjangan Psikobiologi: Tenaga kesehatan:
pada  Pengetahuan ibu hamil yang kurang Dokter umum 1
Komplikasi tentang kesehatan selama kehamilan orang
dan juga faktor resiko yang bisa Dokter gigi 0 orang

34
neonatal yang menyebabkan komplikasi pada Dokter spesialis
ditangani neonatus lainnya 0 orang
(-60) Lifestyle: Bidan 3 orang
 Kurangnya pengetahuan ibu hamil Sarana tranportasi
untuk melakukan kunjungan ANC ke mudah dan jaraknya
tenaga kesehatan setempat. dekat
 Adanya kecenderungan ibu hamil Program
untuk memeriksakan kehamilan ke 1. Penyuluhan
tenaga non medis. Kegiatan
Health care services: - Petugas
 Tenaga kesehatan kurang dalam melakukan
upaya penyuluan dan konseling penyuluhan
tentang pentingnya ANC saat tentang KIA
kehamilan agar mencegah - Alat: power
komplikasi dari neonatus point, LCD,
Environment: sound sistem,
 Kurangnya dukungan keluarga dan proyektor, tenaga
suami kepada para ibu hamil untuk pelaksana:
rutin memeriksakan kehamilannya ke pemegang
tenaga kesehatan. program KIA
sumber biaya
BOK
Program
2. Upaya kesehatan
neonates dan bayi
Kegiatan
- Pemantauan
kesehatan
neonatus dan
neoristi
- Pemantauan bayi
resiko tinggi
- Alat: form
pemantauan
bufas dan alat
tulis, tenaga
pelaksana: bidan
wilayah sumber
biaya BOK
(RUK hal 24-25)
5. kesenjangan Psikobiologik: Tenaga kesehatan:
MTBS (-4)  Kurangnya pengetahuan ibu tentang Dokter umum 1
tumbuh kembang dan kesehatan orang
balita Dokter gigi 0 orang
 Kurangnya kemauan ibu untuk Dokter spesialis
memeriksakan ataupun menimbang lainnya 0 orang
anaknya di posyandu Bidan 3 orang
Lifestyle: Sarana tranportasi
mudah dan jaraknya
dekat

35
 Karena kesibukan dari orang tua
sehingga tidak sempat membawa
anak ke fasilitas kesehatan Program
 Kurangnya motivasi dan kemauan 1. Penyuluhan
ibu untuk lebih mengetahui lebih Kegiatan
mendalam tentang tumbuh kembang - Petugas
dan kesehatan anak melakukan
 Ketidaktahuan orang tua teradap penyuluhan
pentingnya tumbuh kembang dan tentang KIA
kesehatan balita. - Alat: power
Health Service: point, LCD,
 Kurangnya penyuluhan tentang sound sistem,
tumbuh kembang dan penyakit balita proyektor, tenaga
Environment: pelaksana:
 Kurangnya dukungan dari keluarga pemegang
untuk membawa bayi ke fasilitas program KIA
kesehatan sumber biaya
 Tingkat sosial ekonomi yang rendah BOK

Program
2. Upaya kesehatan
anak balita dan pra
sekolah
Kegiatan
- Pembinaan kelas
ibu balita
- Pelaksanaan
kelas ibu balita
- Tenaga
pelaksana: bidan
wilayah, bumil
dan kader sumber
biaya BOK
(RUK hal 25)
Pelayanan KB
6. Kesenjangan Psikobiologi: Tenaga kesehatan:
Cakupan  Kurangnya pengetahuan tentang Dokter umum 1
peserta KB macam-mcam KB, manfaat KB dan orang
baru -3,13% jadwal KB Dokter gigi 0 orang
Dokter spesialis
Lifestyle: lainnya 0 orang
 Pengetahuan yangmasih kurang Bidan 3 orang
terhadap jenis kontrasepsi, manfaat Sarana tranportasi
dan jadwal KB mudah dan jaraknya
 Anggapan bahwa KB dekat
menghabiskan biaya dan
memiliki banyak efek samping Program
 Kepercayaan bahwa banyak anak 1. Pelayanan KB
banyak rizki Kegiatan

36
 Kepercayaan tertentu yang tidak - Petugas
percaya atau melarang KB melakukan
 Anggapan bahwa jika memakai penyuluhan
KB mengurangi kesuburan tentang KB
 Rendahnya dukungan keluarga - Pembinaan para
terutama suami untuk calon pengantin
menggunakan KB. - Pembinaan para
Health Services: calon
 Kurang aktifnya tenaga interpersonal
kesehatan dalam melakukan aseptor KB
upaya penyuluhan dan konseling - Pelayanan safari
mengenai pentingnya KB, KB
manfaat, jadwal serta efek - Alat: power
samping penggunaan KB point, LCD,
 Kurangnya sarana kesehatan.dan sound sistem,
jumlah tenaga kesehatan. proyektor,
ABPK, buku
Environment: saku, tenaga
 Masyarakat banyak yang masih pelaksana:
beranggapan bahwa banyak anak pemegang
banyak rezeki program KB
sumber biaya
 Pendidikan masyarakat yang
BOK
kurang teradap pentingnya
(RUK hal 26)
program KB, manfaat, cara
penggunaan dan efek samping.
7. KB Pasca salin Faktor Psikobiologik Tenaga kesehatan:
(-42)  Kurangnya pengetahuan ibu untuk Dokter umum 1
pentingnya menggunakan KB setelah orang
melahirkan Dokter gigi 0 orang
Faktor Perilaku Dokter spesialis
 Beberapa pasangan merasa kurang lainnya 0 orang
nyaman melakukan hubungan Bidan 3 orang
seksual setelah menggunakan KB Sarana tranportasi
tertentu sehingga tidak mau mudah dan jaraknya
menggunakan KB lagi. dekat
 Masih banyak yang beranggapan
bahwa KB dapat menimbulkan efek Program
samping yang banyak jika dipakai 1. Pelayanan KB
setelah melahirkan Kegiatan
Faktor pelayanan kesehatan - Petugas
 Kurang aktifnya petugas kesehatan melakukan
memberikan penyulhan tentang penyuluhan
pentingnya menggunakan KB setelah tentang KB
melahirkan kepada para ibu bersalin - Pembinaan para
Faktor Lingkungan calon pengantin
Adanya anggapan bahwa banyak anak - Pembinaan para
banyak rezeki calon
Masyarakat beranggapan mahalnya interpersonal
menggunakan KB aseptor KB

37
Tingkat sosial ekonomi yang rendah - Pelayanan safari
KB
- Alat: power
point, LCD,
sound sistem,
proyektor,
ABPK, buku
saku, tenaga
pelaksana:
pemegang
program KB
sumber biaya
BOK
(RUK hal 26)
Imunisasi
8. Kesenjangan Psikobiologik: Tenaga kesehatan:
cakupan  Pengetahuan orang tua yang masih Dokter umum 1
imunisasi rendah tentang pentingnya imunisasi orang
Dasar: pada anak Dokter gigi 0 orang
BCG (-7,7%) Lifestyle: Dokter spesialis
DPT 1 (-  Kkepercayaan akan banyakanya efek lainnya 0 orang
14,86%) samping yang didapat dari pemberian Bidan 3 orang
DPT 2 (- imunisasi . Sarana tranportasi
9,15%)  Ketidaktahuan ibu mengenai jadwal mudah dan jaraknya
DPT 3 (-22%) imunisasi dekat
Polio 1 (-7,7%)  Kepercayaan masyarakat bahwa
Polio 2 (-7,7%) bahan dasar dalam pembuatan vaksin Program
Polio 3 (-12%) dari bahan yang haram/berbahaya. 1. Penyuluhan
Polio 4 (-  Kesibukan Ibu bekerja sehingga tidak Kegiatan
17,7%) sempat/malas membawa anaknya - Petugas
Campak (- untuk diimunisasi. melakukan
46,29) penyuluhan
Health Service: tentang imunisasi
 Kurangnya sosialisasi tentang - Alat: power
pentingnya memberikan imunisasi point, LCD,
untuk mendapatkan kekebalan tubuh sound sistem,
Environtment proyektor,
leaflet, tenaga
 Keadaan sosial dan ekonomi yang
pelaksana:
rendah
pemegang
 Adanya anggapan tentang
program
beredarnya imunisasi palsu
imunisasi sumber
biaya (-)

Program2.Pelayanan
imunisasi
Kegiatan
Melakukan BIAS
tahap I, BIAS tahap
II, sweeping BIAS

38
tahap I, sweeping
BIAS tahap II

Alat: power point,


vaksin, form
laporan, spuit, KIPI
set, tenaga
pelaksana: perawat
dan bidan sumber
biaya BOK
(RUK hal 33)

Gizi
9. Kesejangan Psikobiologik Tenaga kesehatan:
pada:  Pengetahuan yang masih kurang Dokter umum 1
Partisipasi mengenai program posyandu orang
kunjungan  Kurangnya pengetauan ibu tentang Dokter gigi 0 orang
masyarakat ke pentingnya peningkatan berat badan Dokter spesialis
posyandu dan keberhasilan penimbangan pada lainnya 0 orang
(D/S)(-17,6) anak Bidan 3 orang
Kenaikan berat Life style Sarana tranportasi
badan (N/S) (-  Pengetahuan ibu yang masih kurang mudah dan jaraknya
30) tentang pentingya pemantauan dekat
Keberhasilan tumbuh kembang anak.
penimbangan  Ibu sibuk bekerja sehingga tidak Program
di Posyandu sempat untuk membawa anaknya 1. Sosialisasi
(N/D) (-11) kunjungan posyandu. program
 Kurangnya pengetahuan dalam Kegiatan
memberikan makanan sehat dan - Petugas
bergizi pada anak. melakukan
 Rendahnya kesadaran masyarakat sosialisasi
akan pentingnya pemberian program gizi
makanan yang bergizi. - Alat: power
point, LCD,
 Adanya pemikiran ibu jika makan
sound sistem,
yang penting adalah makanan yang
proyektor,
mengenyangkan.
leaflet, tenaga
Health service
pelaksana:
 Kurangnya sosialisasi, penyuluhan
pemegang
dan motivasi ibu tentang pentingnya
program gizi
kunjungan ke posyandu untuk
sumber biaya
memantau tumbuh kembang anak.
BOK
Environment
Program
 Keadaan sosial ekonomi yang 2. Pelayanan gizi
rendah.
Kegiatan
 Kurangnya dukungan keluarga dan penyuluhan PMT
suami untuk membawa anaknya agar serta penyuluhan
ditimbang di posyandu setiap 1 bulan tentang masalah gizi
sekali

39
Alat: PMT, tenaga
pelaksana:
pemegang program
gizi sumber biaya
BOK

Program
3. Pemantauan
pertumbuhan balita
Kegiatan
- Penimbangan di
posyandu
- Pemantauan
status gizi
- Alat: motor,
KMS
antropometri,
tenaga
pelaksana:
pemegang
program gizi
sumber biaya
BOK
Program
4. Penyuluhan
Kegiatan
Konseling ASI dan
MP-ASI serta
pelayanan pojok
gizi

Alat: alat tulis


menulis, computer,
antropometri, food
models, leaflet,
tenaga pelaksana:
pemegang program
gizi sumber biaya
(-)
(RUK hal 27-28)
10. Kesejangan Psikobiologik Tenaga kesehatan:
pada pemberian  Kurangnya pengetahuan ibu Dokter umum 1
90 tablet besi mengenai pentingnya konsumsi orang
pada ibu hamil tablet besi selama kehamilan Dokter gigi 0 orang
(-8) Dokter spesialis
Life style lainnya 0 orang
 Kemauan dan kesadaran ibu Bidan 3 orang
yang rendah dalam Sarana tranportasi
mengkonsumsi tablet besi mudah dan jaraknya
dekat

40
 Kebanyakan ibu malas untuk
pergi ke sarana kesehatan untuk Program
mengambil tablet besi 1. Sosialisasi
 Minimnya kemauan ibu hamil program
untuk melakukan pemeriksaan Kegiatan
ANC secara rutin. - Petugas
 Ibu hamil datang untuk melakukan
melakukan pemeriksaan sosialisasi
kehamilan hanya saat ada program gizi
keluhan dengan kehamilannya. - Alat: power
Health service point, LCD,
 Kurangnya penyuluhan tentang sound sistem,
pentingnya ANC dan berbagai proyektor,
resiko kehamilan yang dapat leaflet, tenaga
terjadi jika tidak kontrol bagi ibu pelaksana:
hamil pemegang
Environment program gizi
 Pengetahuan masyarakat yang sumber biaya
kurang tentang pentingnya BOK
memenuhi minimal kunjungan
ANC bagi ibu hamil sebanyak 4x Program
selama masa kehamilan. 2. Pelayanan gizi
 Masih adanya kepercayaan yang Kegiatan
salah tentang bahaya jika terlalu Ibu hamil mendapat
sering memeriksaan kehamilan 90 tablet FE dan
susu ibu

Alat: motor, tenaga


pelaksana:
pemegang program
gizi sumber biaya
BOK sumber biaya
BOK
(RUK hal 27)

41
PENYUSUNAN PLAN OF ACTION
Perencanaan kesehatan pada dasarnya adalah perencanaan pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan, organisasi kesehatan, program kesehatan, p royek kesehatan dan
kegiatannya semuanya masing-rnasing mempunyai tujuan umum maupun tujuan khusus.
Pada umumnya setelah ditetapkan tujuan, disusunlah suatu rencana program
pembangunan maupun rencana kegiatan, dengan langkah-langkah pokok perencanaan, yaitu :
(1). Analisa situasi (keadaan), (2). Perumusan Masalah Kesehatan, (3). Penetapan Prioritas
Masalah Kesehatan, (4). Penetapan Alternatif Pemecahan, (5). Penyusunan rencana
program/kegiatan untuk menyelesaikan masalah kesehatan dan (6). Rencana penilaian
(Evaluasi).
A. PERENCANAAN (PLANNING),
Merupakan suatu siklus, yang diawali dengan :
o Identifikasi Masalah
o Penentuan Prioritas Masalah
o Perencanaan Pemecahan/Mengatasi Masalah
o Implementasi/Pelaksanaan Mengatasi Masalah
o Evaluasi
- Terselesaikan/muncui masalah baru
- siklus kembali lagi dst.
B. PENETAPAN TUJUAN
Harus Konkrit Dan Terukur
 Tujuan Umum, bersifat umum, masih abstrak dan dijabarkan ke tujuan khusus. Mis.
Meningkatnya status gizi balita di Kecamatan (X)
 Tujuan Khusus, merupakan penjabaran dari tujuan umum
- Meningkatnya perilaku ibu dalam memberikan makanan bergizi pada anak balita.
- Meningkatnya jumlah Balita yang ditimbang di Posyandu.
- Meningkatnya jumlah Balita yang Berat Badanya naik.
(lebih spesifik lagi jikan ditetapkan jumlah peningkatan yang ditargetkan).

C. MENETAPKAN RENCANA KEGIATAN - 3 Tahapan Pokok, yaitu:


o Tahap persiapan, sebelum kegiatan pokok dilaksanakan (rapat koordinasi, perizinan,
dll)
o Tahap pelaksanaan, kegiatan pokok program yang bersangkutan.
o Tahap penilaian, untuk evaluasi seluruh kegiatan dalam pencapaian program.

D. MENETAPKAN SASARAN (TARGET GROUP), ada dua sasaran yaitu:


o Langsung, yang dikenal program missal Balita
o Tidak langsung, merupakan sasaran antara program tetapi sangat berpengaruh terhadap
sasaran langsung missal Ibu Balita.

E. PENETAPAN WAKTU
Sangat tergantung jenis perencanaan yang dibuat dan kegiatan Matrik Gantt Chart, Misal
Program P, S, N di KEC. X.
Contoh Gantt Chart
Kegiatan Waktu dalam Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
 Pertemuan antar program
 Pertemuan antar sektor

42
 Penyusunan juklak
Pelaksanaan
 Pelatihan petugas kesehatan
 Pelatihan kader
 Penyuluhan PSN oleh Kader
Evaluasi
 Penyusunan Instrumen
 Pelaksanaan Evaluasi

F. PERENCANAAN PENGORGANISASI DAN STAF


Digambarkan/diuraikan organisasi dan staf/personil yang akan melaksanakan
kegiatan/program (Struktur Organisasi), diuraikan Job description/pembagian tugas
personil agar pelaksana mengetahui tugas, wewenang dan tanggung jawabnya masing-
masing.

H. PERENCANAAN ANGGARAN
Uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan guna pelaksanaan kegiatan, sejak
persiapan sampai evaluasi. Meliputi biaya: Personalia, Operasional, Sarana dun Fasilitas serta
Penilaian.
I. PERENCANAAN EVALUASI
Suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai sejauh mana tujuan
yang telah ditetapkan tersebut telah tercapai. Evaluasi ditujuka kepada Proses, Hasil dan
Dampak dari program dari aspek efektif program dan atau penggunaan sumberdaya. Kegiatan
tersebut disusun dengan memper-hitungkan sumberdaya yang ada untuk mendapatkan hasil
yang maksimal

II. PLANNING Of ACTION/PERENCANAAN OPERASIONAL


Definisi
POA merupakan suatu dokumen yang memuat uraian yang sangat rinci tentang
rencana kegiatan/program kesehatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan permasalahan
kesehatan prioritas untuk mewujudkan peningkatan-pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan
penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan terhadap gangguan kesehatan pada
masyarakat.
Unsur-unsur dalam Planning of Action
1. WHAT, meliputi apa tujuan yang akan dicapai secara kualitatif (mutu) dan kuuntitad
(jumlah), kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan dan potensi/sumberdaya apa yam
dimiliki untuk melaksanakan rencana tersebut.
2. WHY, meliputi mengapa kegiatan itu akan dilaksanakan, perubahan apa yang akan terjadi
bila kegiatan itu dikerjakan dan apa yang akan terjadi bila kegiatan itu tidal dikerjakan atau
ditinggalkan
3. WHERE, meliputi dimana kegiatan itu akan dilaksanakan, daerah mana saja yang akar
dijangkau / dicakup dengan kegiatan tersebut dan sudah tepatkah lokasi tersebut.
4. WHO, meliputi siapa yang akan melaksanakan kegiatan tersebut dan siapa pula sasarar dari
kegiatan tersebut.
5. HOW, meliputi cara-cara apa saja yang akan dilakukan, bagaimana cara mengerahkan
peran serta masyarakat, organisasi non pemerintah dan organisasi sosial yang ada secara
aktif ketelibatannya dalam kegiatan tersebut
Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan pelaksanaan operasional adalah adanya
erkaitan yang jelas antara unsur-unsur :”What - Why - Where - When - Who Dan How ?”

43
Lingkup Rencana Operasional
1. TUJUAN :
Tujuan umum dan khusus, harus dirumuskan secara jelas, dapat diukur dan realistis.
2. KEBIJAKAN
Sesuatu ketentuan-ketetapan yang merupakan penunjang pelaksanaan kegiatan
3. PENENTUAN TARGET SASARAN
Didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan.
Misal: Meningkatkan cakupan Ante Natal Care Ibu Hamil (IH) dengan K1 (Kunjungan
IH Trimester I) dari………. % menjadi 80%, dll
4. URAIAN
Dari masing-masing kegiatan yang akan dilaksanakan.
5. PEMBIAYAAN, jumlah dan sumberdana yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan
yang akan dilaksanakan.
6. SARANA DAN FASILITAS yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
7. WAKTU yang dibutuhkari untuk masing-masing kegiatan.
8. HAMBATAN yang diperkirakan mungkin terjadi selama kegiatan dilak-sanakan.
9. PENGORGANISASIAN SUMBERDAYA manusia, baik tenaga kesehatan maupun non
kesehatan atau masyarakat serta sumberdaya lainnya.
10. LOKASI PELAKSANAAN kegiatan/daerah sasaran harus rasional dan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai
11. RENCANA PENILAIAN KEBERHASILAN rencana operasional penilaian pencapaian
setiap tahap tujuan program apabila kelak dilaksanakan (termasuk indikator yang akan
digunakan untuk penilaian)
Dalam menyusun RoP harus ada kejelasan peranan masingmasing dan ketepatan serta
atan dalam menentukan peranan tersebut.
Proses Penyusunan Rencana Operasional
Dalam penyusunan suatu Rencana Kegiatan Operasional (POA) pada dasarnya ada
dua komponen penting, yaitu :
1. Langkah-langkah penyusunan rencana operasional termasuk pengisisan fomulir
rencana operasional (RO/ROP)
2. Penyusunan Jadual Kegiatan, yang dapat menggunakan metode yang paling sesuai
misal : Gantt Chart

Ciri Perencanaan yang Baik


1. Mempunyai tujuan yang jelas terdiri dari tujuan umum dan khusus
2. Uraian kegiatannya lengkap, meliputi kegiatan pokok dan kegiatan tambahan
3. Ditetapkan jangka waktu pelaksanaan mulai tahap persiapan, pelaksanaan dan penilaian
4. Dijelaskan macam organisasi yang melaksanakan rencana tersebut dan siapa sap yang
melaksanakan.
5. Ada perkiraan factor penunjang dan penghambat pelaksanaannya.
6. Dicantumkan indikator atau tolok ukur untuk mengetahui keber-hasilan/kegagalan

Plan of Action disusun berdasarkan data permasalahan yang menjadi prioritas, faktor resiko
potensial dan sumberdaya yang dimiliki, kemudian menetapkan strategi atau intervensi yang
tepat. Disarankan untuk mem-breakdown semua kemungkinana strategi dan intervensi baru
kemudian masing-masing strategi dinilai ketepatannya dengan menggunakan kriteria
PEARL.
The PEARL Test
P - Proper and Politically feasible ?

44
Is the intervention suitable ?
Is any special authority or permission required ?
E – Economic ?
Does it make economic sense to address the problem with the intervention ?
Are there economic consequences if the intervention is not carried out ?
A – Acceptable ?
Will the community accept this intervention ?
Is it consistent with local norms and values ?
R – Resources ?
Are there local resources or expertise ? Can it be obtained ?
Is financial support available, or potentially available ?
L – Legal ?
Do current laws allow this intervention ? Are there mandates which may interfere ?
Strategi Intervensi
• Berisi usulan program intervensi Mahasiswa dan program Puskesmas yang ada.
• Mahasiswa wajib melaksanakan usulan program intervensi Diagnosis Komunitas (baik
sebagian atau seluruhnya).
• Intervensi minimal yang wajib dilakukan mahasiswa : penyuluhan, pembinaan kader,
poster-pamflet, pertemuan dg tokoh masyarakat.
Cara penilaian ketepatan strategi dan intervensi dapat mengacu pada lembar kerja 5.

Tabel 1.8 LEMBAR KERJA 5


A. Penilaian ketetapan Intervensi Indikator STATUS KESEHATAN
1. Permasalahan : .................
NO Strategi / Intervensi P E A R L

2. Permasalahan : .................
NO Strategi / Intervensi P E A R L

B. Penilaian ketetapan Intervensi Indikator STATUS UPAYA KESEHATAN


1. Permasalahan : .................
NO Strategi / Intervensi P E A R L

2. Permasalahan : .................
NO Strategi / Intervensi P E A R L

45
C. Penilaian ketetapan Intervensi Indikator STATUS LINGKUNGAN
1. Permasalahan : .................
NO Strategi / Intervensi P E A R L

2. Permasalahan : ................
NO Strategi / Intervensi P E A R L

LEMBAR KERJA 5
PENILAIAN KETEPATAN INTERVENSI

STATUS KESEHATAN
1. Mortalitas
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pelaksanaan posyandu lansia untuk mendeteksi dan Y N Y Y Y
memberikan penyuluhan dan pengobatan penyakit
degeneratif
2 Peran aktif kader dan Nakes dalam memberikan Y N Y Y Y
penyuluhan kepada lansia
3 Memberikan leaflet tentang kesehatan kepada masyarakat Y N Y Y Y
di puskesmas, pustu, posyandu dan tempat-tempat umum
Program dari Puskesmas RUK Hal.47

NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pelayanan Kesehatan Pra dan Lansia di posyandu Y Y Y Y Y
lansia
2 Pembinaan Kader dan monev kinerja Y N Y Y Y
3 Pengkajian PHBS di rumah tangga Y N Y Y Y
4 Pengkajian PHBS di institusi pendidikan Y Y Y Y Y
5 Pengkajian PHBS di institusi kesehatan Y Y Y Y Y
6 Pengkajian PHBS di tempat kerja Y Y Y Y Y

STATUS UPAYA KESEHATAN


 Kesenjangan Kesehatan Ibu (Bufas yang mendapat Pelayanan Nifas)
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1. Meningkatkan kinerja kader dengan memotivasi agar Y N Y Y Y
lebih aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat
tentang pentingnya melakukan pemeriksaan saat nifas

46
2. Penyuluhan terhadap masyarakat terutama ibu-ibu nifas Y N Y Y Y
tentang pelayanan ibu nifas meliputi pemeriksaan saat
nifas yang sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan

Program Puskesmas RUK Hal.24


NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pemantauan ibu Nifas Y N Y Y Y

2. Kesenjangan Kesehatan Anak (KN 2, Komplikasi Neonatal yang ditangani,MTBS)


NO Strategi / Intervensi P E A R L
1. Penyuluhan tentang manfaat serta pentingnya Y N Y Y Y
Pemeriksaan rutin, kunjungan dari neonatus, bayi, dan
balita.
2. Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan cara Y N Y Y Y
memotivasi agar lebih aktif memberikan penyuluhan
kepada masyarakat terutama ibu-ibu agar melakukan
kunjungan neonatus, bayi, dan balita di posyandu
3. Pembagian pamflet tentang kunjungan Anak di posyandu Y N Y Y Y

Program Puskesmas RUK Hal.24


NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pemantauan kesehatan neonatus dan neoristi Y N Y Y Y

2 Pemantauan bayi risiko tinggi Y N Y Y Y

3. Keluarga Berencana (Cakupan Peserta Kb Baru)


NO Strategi / Intervensi P E A R L
1. Memberikan penyuluhan kepada PUS akan pentingnya Y N Y Y Y
KB untuk menekan angka pertumbuhan penduduk dan
jenis-jenis KB serta pemakaiannya
2. Meningkatkan kinerja kader dengan penyuluhan kepada Y N Y Y Y
kader dan memotivasi agar mampu membimbing para
PUS dalam melaksanakan KB
3. Memberikan edukasi kepada ibu hamil/ PUS yang Y N Y Y Y
datang ke puskesmas atau posyandu tentang manfaat KB
untuk menekan angka pertumbuhan penduduk dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga
4 Pembagian leaflet tentang KB Y N Y Y Y

Program Puskesmas RUK Hal.26


NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pembinaan calon pengantin Y N Y Y Y
2 Pembinaan para calon interpersonal/ Konseling Y N Y Y Y
Aseptor KB

47
3 Penyuluhan tentang KB (Alat kontrasepsi jangka Y N Y Y Y
panjang)
4 Pendampingan calon klien MKJP (metode Y N Y Y Y
kontrasepsi jangka panjang)

4. KB Pasca Salin
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1. Memberikan penyuluhan kepada Bulin akan pentingnya Y N Y Y Y
KB untuk menekan angka pertumbuhan penduduk dan
jenis-jenis KB serta pemakaiannya
2. Meningkatkan kinerja kader dengan penyuluhan kepada Y N Y Y Y
kader dan memotivasi agar mampu membimbing para
Bulin dalam melaksanakan KB
3. Memberikan edukasi kepada Bulin yang datang ke Y N Y Y Y
puskesmas atau posyandu tentang manfaat KB untuk
menekan angka pertumbuhan penduduk dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga
4 Pembagian leaflet tentang KB Y N Y Y Y
Program Puskesmas RUK Hal.26
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pembinaan para calon interpersonal/ Konseling Y N Y Y Y
Aseptor KB
2 Penyuluhan tentang KB (Alat kontrasepsi jangka Y N Y Y Y
panjang)

5. Imunisasi
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Memberikan Penyuluhan tentang pentingnya Y N Y Y Y
imunisasi
2 Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan Y N N Y Y
memotivasi agar lebih aktif memberikan penyuluhan
kepada masyarakat dan memberikan pelatihan rutin .
3 Pembagian leaflet tentang imunisasi Y N Y Y Y

Program Puskesmas RUK Hal.33


NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Sosialisasi program imunisasi, Visi, tata Nilai, dan Y N Y Y Y
Tujuan
2 Penyuluhan tentang imunisasi Y N Y Y Y

3 BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) Tahap I Y N Y Y Y


(DT kelas 1 dan TD kelas 2)
4 BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) Tahap II Y N Y Y Y
(MR kelas 1 dan TD kelas 3)

48
5 Sweeping BIAS Tahap 1 Y N Y Y Y
6 Sweeping BIAS Tahap 2 Y N Y Y Y

6. GIZI : Adanya kesenjangan pada D/S, N/D, N/S, 90 Tablet Fe pada Bumil
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya Y N Y N Y
posyandu sehingga sangat perlu dilakukan
penyuluhan mengenai gizi pada anak.
2 Memberikan penyuluhan dan motivasi kepada Y N Y N Y
masyarakat terutama ibu tentang perlunya partisipasi
masyarakat, perlunya kenaikan berat badan,
keberhasilan penimbangan pada anak.
3 Memberikan Penyuluhan terutama ibu hamil tentang Y N Y N Y
perlunya konsumsi tablet Fe agar mencegah
terjadinya anemia saat kehamilan
4 Meningkatkan jumlah kader kesehatan dan Y N Y N Y
menggiatkan kegiatan kader yang telah ada.
5 Pembagian leaflet tentang Gizi Y N Y Y Y

Program Puskesmas RUK Hal.27


NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Sosialisasi program gizi, visi, tata nilai, dan tujuan Y N Y Y Y
dan Penyuluhan masalah gizi
2 Penimbangan di posyandu Y N Y Y Y
3 Pemantauan status Gizi Y N Y Y Y
4 Balita gizi buruk mendapat perawatan Y N Y Y Y
5 Pemberian PMT penyuluhan Y N Y Y Y
6 Ibu Hamil mendapat 90 Tablet FE dan Susu Ibu Y N Y Y Y
7 Pelayanan pojok Gizi Y N Y Y Y

Tabel 1.9 LEMBAR KERJA 6


A. Plan Of Action Indikator STATUS KESEHATAN
Permasalahan :..................
Tujuan jangka panjang :
Tujuan Jangka Pendek :
No Strategi Setting dan Target Peran dan Sumber Evaluasi
intervensi Metode populasi tanggung daya
jawab

49
B. Plan Of Action Indikator STATUS UPAYA KESEHATAN
Permasalahan :..................
Tujuan jangka panjang :
Tujuan Jangka Pendek :
No Strategi Setting dan Target Peran dan Sumber Evaluasi
intervensi Metode populasi tanggung daya
jawab

C. Plan Of Action Indikator STATUS LINGKUNGAN


Permasalahan :..................
Tujuan jangka panjang :
Tujuan Jangka Pendek :
No Strategi Setting dan Target Peran dan Sumber Evaluasi
intervensi Metode populasi tanggung daya
jawab

50
RENCANA KERJA DAN RENCANA EVALUASI
LEMBAR KERJA 6
PLAN OF ACTION
STATUS KESEHATAN
A. Permasalahan: Tingginya angka mortalitas
Tujuan Jangka Panjang :Menurunkan angka mortalitas
Tujuan Jangka Pendek : Mendeteksi secara dini penyakit yang ada di masyarakat
No Strategi Setting dan Target Peran dan Sumber Evaluasi
intervensi metode dan tanggung daya
populasi jawab
1. Pelaksanaan Setting: Nakes Nakes: Posyandu, Peningkatan
posyandu Tempat Kader Pengobatan Nakes, deteksi dini pada
lansia untuk kerja/Posyan pasien dan Kader pasien lansia,
mendeteksi du penyuluhan meningkatkan
dan Metode : Kader: peran kader untuk
memberikan melakukan Penyuluhan mendeteksi dini
penyuluhan penyuluhan dan melaporkan
dan dan kepada tenaga
pengobatan pengobatan kesehatan sehingga
penyakit pada pasien dapat menurunkan
degeneratif angka kematian
akibat penyakit
degeneratif
Keterangan :
Telah dilaksanakan
Tanggal : 12 Juli
2018

2. Peran aktif Setting: Nakes Nakes: Pustu, Penurunan angka


kader dan Puskesmas Kader penyuluhan Posyandu mortalitas akibat
Nakes dalam Metode: Semua Kader : Lansia hipertensi dan DM
memberikan melakukan lansia mengumpulkan PKM, Keterangan:
penyuluhan penyuluhan lansia dan Nakes, Telah dilaksanakan
kepada lansia kepada penyuluhan Kader, saat pembrian
masyarakat sarana penyuluhan
prasarana Telah terlaksana

51
3. Memberikan Setting : Nakes Nakes : Puskesma Menurunnya angka
leaflet dan puskesmas Kader Penyusunan s mortalitas
poster tentang Metode : Leaflet dan Posyandu Keterangan :
kesehatan Penyuluhan Poster Pustu Telah dilaksanakan
kepada dan Kader : saat pemberian
masyarakat di meberikan Penempelan penyuluhan
puskesmas, leaflet poster,
pustu, pembagian dan
posyandu dan penyebaran
tempat- leaflet
tempat umum

Program Puskesmas RUK Hal.47


No Strategi Setting dan Target Peran dan Sumber Evaluasi
intervensi metode dan tanggung daya
populasi jawab
1. Pelayanan Setting : Masyara Nakes: PKM, Mempermudah
Kesehatan posyandu kat usia pengobatan dan Nakes, akses pelayanan
Pra dan lansia 45tahun penyuluhan Kader, bagi pra lansia,
Lansia di Metode: keatas di Kader : sarana meningkatkan
posyandu melakukan wilayah mengumpulkan prasarana cakupan layanan
lansia pengobatan, kerja masyarakat dan pra dan lansia
Tensimeter, UPTD penyuluhan Keterangan:
check lab, PKM Telah dilaksanakan
dan Pesantre posyandu lansia
penyuluhan n1 pada tanggal 12 Juli
pada pasien 2018 pukul 08.90
lansia

2. Pembinaan Setting : Nakes Nakes: Posyandu, Meningkatkan


Kader dan Tempat Kader Pro aktif Nakes, pengetahuan dan
monev kerja/Posyan dalam Kader keterampilan kader
kinerja du pembinaan Keterangan :
Metode : kader Telah Terlaksana
pembinaan pada tanggal 20 Juli
kader 2018
Banaran

3. Pengkajian Setting : Seluruh Nakes: PKM, Meningkatkan


PHBS di ruang-rumah masyara penyuluhan Nakes, pengetahuan
rumah tangga warga kat Kader : masyarakat
mendata mengenai PHBS

52
Metode : masyarakat dan Kader, untuk kehidupan
penyuluhan penyuluhan sarana yang sehat yang
prasarana bertujuan menekan
angka kematian
Keterangan:
Belum
dilaksanakan

4 Pengkajian Setting : Siswa Nakes: PKM, Meningkatkan


PHBS di Pondok SD kelas penyuluhan Nakes, pengetahuan
institusi Pesantren 2 dan 5 sarana masyarakat
pendidikan Metode : prasarana mengenai PHBS
penyuluhan untuk kehidupan
yang sehat
Keterangan:
Telah terlaksana
pada tanggal 14 Juli
2018

5. Pengkajian Setting : Seluruh Nakes: PKM, Meningkatkan


PHBS di ruang tunggu masyara penyuluhan Nakes, pengetahuan
institusi pasien di kat Kader : Kader, masyarakat
kesehatan Puskesmas mengumpulkan sarana mengenai PHBS
Metode : masyarakat dan prasarana untuk kehidupan
penyuluhan penyuluhan yang sehat yang
bertujuan menekan
angka kematian
Keterangan:
Belum
dilaksanakan
6. Pengkajian Setting : Seluruh Nakes: PKM, Meningkatkan
PHBS di Kelurahan masyara penyuluhan Nakes, pengetahuan
tempat kerja Metode : kat Kader : Kader, masyarakat
penyuluhan mengumpulkan sarana mengenai PHBS
masyarakat dan prasarana untuk kehidupan
penyuluhan yang sehat yang
bertujuan menekan
angka kematian
Keterangan:
Belum
dilaksanakan

53
B. Kesenjangan Kesehatan Ibu
Permasalahan: Bufas yang Mendapat Pelayanan Nifas
Tujuan Jangka Panjang : Meningkatkan kinerja kader dengan memotivasi agar lebih aktif
memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya melakukan pemeriksaan saat
nifas
Tujuan Jangka Pendek : Tercapainya program Pemantauan Ibu Nifas di Kelurahan Banaran
Setting Peran dan
Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Meningkatkan Setting: Seluruh Nakes : Pro Nakes, Meningkatkan
kinerja kader posyandu Kader aktif dalam Kader, pengetahuan kader
dengan Metode: pembinaan Posyandu dan memberikan
memotivasi Memberika kader motivasi kepada
agar lebih aktif n kader agar lebih
memberikan pembinaan aktif lagi
penyuluhan kade memberikan
kepada dengan penyuluhan
masyarakat motivasi terhadap ibu nifas.
tentang dan Keterangan:
pentingnya Penyuluhan Belum
melakukan kepada dilaksanakan
pemeriksaan kader
saat nifas
2. Penyuluhan Setting : Nakes, Nakes : Nakes, Meningkatkan
dan Posyandu Kader Penyuluhan Kader, Pengetahuan
pemberian Metode: Kader : dan kepada ibu nifas
pengetahuan Penyuluhan Mengumpulka sarana bagaimana
pada ibu nifas n ibu nifas prasarana pentingnya
tentang pemeriksaan saat
pentingnya nifas.
pemeriksaan Keterangan :
saat nifas Belum
dilaksanakan

Program Puskesmas RUK Hal.24


Setting Peran dan
Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Pemantauan Setting: Ibu Nifas Bidan Wilayah Nakes, Mengetahui
Ibu Nifas posyandu Kader, perawatan
Metode: Posyandu Kesehatan ibu
Pemantaua setelah melahirkan
n Bufas Keterangan:
Belum
dilaksanakan

2. Kesenjangan Kesehatan Anak


Permasalahan : KN 2, Komplikasi neonatus yang ditangani,MTBS

54
a. Tujuan jangka panjang :Meningkatkan cakupan kegiatan UKM Kesehatan Anak sesuai
dengan target.
b. Tujuan jangka pendek :Terlaksananya program cakupan Kesehatan Anak.
Setting Peran dan
Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Penyuluhan Setting: Masyarakat Nakes: pro Nakes, Mengetahui
tentang posyandu aktif dalam Kader, pengetahuan ibu
manfaat serta Metode: kinerja Posyandu manfaat kunjungan
pentingnya Melakuk pembimbingan dari neonates,nayi,
Pemeriksaan an kunjungan balitan dan
rutin, penyulu bumil, pemeriksaan rutin.
kunjungan dari han ibunifas, Keterangan:
neonatus, bayi, kepada kunjungan Belum
dan balita. masyara Kader : dilaksanakan
kat Mengumpulka
n ibu-ibu
2. Meningkatkan Setting: Seluruh Nakes : Pro Nakes, Meningkatkan
kinerja kader posyandu kader aktif dalam Kader, pengetahuan kader
yang telah ada Metode: pembinaan Posyandu dan memberikan
dengan cara Memberika kader motivasi kepada
memotivasi n kader agar lebih
agar lebih aktif pembinaan aktif lagi
memberikan kade memberikan
penyuluhan dengan penyuluhan
kepada motivasi terhadap ibu.
masyarakat dan Keterangan:
terutama ibu- Penyuluhan Belum
ibu agar kepada dilaksanakan
melakukan kader
kunjungan
neonatus, bayi,
dan balita di
posyandu

Program Puskesmas RUK Hal.24


Setting Peran dan
Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Pemantauan Setting : 5 kelurahan Bidan wilayah Bidan Keterangan:
kesehatan Posyandu (neonatus) Wilayah Belum
neonatus dan dilaksanakan
neoristi Metode:
Memberika
n form
pemantaua
n neonatus

55
2. Pemantauan Setting : 5 kelurahan Bidan wilayah Bidan Keterangan:
bayi risiko Posyandu (bayi) wilayah Belum
tinggi dilaksanakan
Metode:
Memberika
n form
pemantaua
n bayi

C. Kesenjangan Keluarga Berencana


1. Permasalahan : Cakupan Peserta KB Baru
Tujuan Jangka Panjang : Meningkatkan angka akseptor KB
Tujuan angka Pendek : meningkatnya pengetahuan dan pemahaman ibu tentang KB
Setting Peran dan
Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Memberikan Setting: PUS dan Nakes/kader : Puskesmas Meningkatnya
penyuluhan Puskesmas WUS Penyuluhan Nakes pengetahuan dan
kepada PUS dan Kader pemahaman ibu
akan posyandu tentang KB
pentingnya Metode: Keterangan:
KB untuk melakukan Belum
menekan penyuluhan dilaksanakan
angka terhadap
pertumbuhan semua ibu
penduduk dan rumah
jenis-jenis KB tangga
serta
pemakaiannya
2. Meningkatkan Setting : Kader Nakes: Nakes, Peningkatan
kinerja kader posyandu pro aktif Pustu, kinerja kader
dengan Metode : dalam Kader dalam memotivasi
penyuluhan pembinaan pembinaan Pasutri untuk KB
kepada kader kader kader Keterangan:
dan Puskesmas: Belum
memotivasi Membantu dilaksanakan
agar mampu menyiapkan
membimbing sarana dan
para PUS prasarana
dalam
melaksanakan
KB
3. Memberikan Setting : Masyaraka Nakes: Nakes, Meningkatkan
edukasi Puskesmas, tumum pro aktif dalam PUS, Pengetahuan para
kepada ibu Posyandu memberikan bumil PUS untuk
hamil/ PUS Metode : penjelasan memotivasi supaya
yang datang Edukasi mengenai KB mau menggunakan
ke puskesmas kepada KB
atau posyandu bumil/PUS Keterangan:Belum
tentang setiap kali dilaksanakan

56
manfaat KB datang ke
untuk pkm/posya
menekan ndu
angka
pertumbuhan
penduduk dan
meningkatkan
kesejahteraan
keluarga
4. Pembagian Tempat Masyaraka Nakes: Nakes, Meningkatnya
Leaflet tentang umum, t umum menyusun dan Sarana angka akseptor KB
KB di pusat menyebarkan prasarana Meningkatnya
puskesmas, keramaian leaflet pengetahuan
pustu, Metode : Kader:menyeb akseptor
posyandu dan Leaflet arkan leaflet Keterangan:
tempat-tempat Belum
umum dilaksanakan

Program Puskesmas RUK Hal.26


Setting Peran dan
Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Pembinaan Setting: 5 Pemegang Pemegang Calon Pengantin
Calon KUA Kelurahan Program KB Program bisa mengerti
Pengantin kecamatan KB tentang
Pesantren pemeriksaan
Metode: kesehatan pra
Buku Saku Nikah
Keterangan :
Belum
dilaksanakan
2. Pembinaan Setting : 5 Pemegang Pemegang Klien KB
Para Calon Puskesmas PUS/WUS Program KB Program mengetahui dna
Interpersonal/ Metode : / KB mengerti alat/obat
Konseling Alat Bantu Kelurahan untuk metode
Aseptor KB Pengamilan kontrasepsi yang
Keputusan paling sesuai
Keterangan:
Belum
dilaksanakan
3. Penyuluhan Setting : Masyaraka Pemegang Pemegang Masyarakat
tentang KB Puskesmas, tumum Program KB Program menjadi tahu
(Alat Posyandu KB tentang KB dan
kontrasepsi balita dapat berperilaku

57
jangka Metode : untuk mencegah
panjang) Penyuluhan penyakit yang
dengan berhubungan
Power dengan ibu, bayi,
point, dan balita
LCD, Keterangan:Belum
Sound dilaksanakan
System,
Proyektor
4. Pendampingan Setting: 5 Pemegang Pemegang Untuk mengurangi
calon klien Puskesmas Akseptor/ Program KB Program angka kematian
MKJP Metode : Kelurahan KB dan komplikasi
(metode Alat Bantu Keterangan:
kontrasepsi Pengamilan Belum
jangka Keputusan dilaksanakan
panjang)

2. Permasalahan : KB Pasca Salin


Tujuan Jangka Panjang : Meningkatkan Pemakaian KB pasca salin
Tujuan angka Pendek : meningkatnya pengetahuan dan pemahaman ibu tentang KB
Setting Peran dan
Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Memberikan Setting: Bulin Nakes/kader : Puskesmas Meningkatnya
penyuluhan Puskesmas Penyuluhan Nakes pengetahuan dan
kepada bulin dan Kader pemahaman ibu
akan posyandu tentang KB
pentingnya Metode: Keterangan:
KB untuk melakukan Belum
menekan penyuluhan dilaksanakan
angka terhadap
pertumbuhan bulin
penduduk dan
jenis-jenis KB
serta
pemakaiannya
2. Meningkatkan Setting : Kader Nakes: Nakes, Peningkatan
kinerja kader posyandu pro aktif Pustu, kinerja kader
dengan Metode : dalam Kader dalam memotivasi
penyuluhan pembinaan pembinaan Pasutri untuk KB
kepada kader kader kader Keterangan:
dan Puskesmas: Belum
memotivasi Membantu dilaksanakan
agar mampu menyiapkan
membimbing

58
para bulin sarana dan
dalam prasarana
melaksanakan
KB
3. Memberikan Setting : bulin Nakes: Nakes, Meningkatkan
edukasi Puskesmas, pro aktif dalam bulin Pengetahuan para
kepada bulin Posyandu memberikan bulin untuk
yang datang Metode : penjelasan memotivasi supaya
ke puskesmas Edukasi mengenai KB mau menggunakan
atau posyandu kepada KB
tentang bulin setiap Keterangan:Belum
manfaat KB kali datang dilaksanakan
untuk ke
menekan pkm/posya
angka ndu
pertumbuhan
penduduk dan
meningkatkan
kesejahteraan
keluarga
4. Pembagian Tempat Masyaraka Nakes: Nakes, Meningkatnya
Leaflet tentang umum, t umum menyusun dan Sarana angka akseptor KB
KB di pusat menyebarkan prasarana Meningkatnya
puskesmas, keramaian leaflet pengetahuan
pustu, Metode : Kader:menyeb akseptor
posyandu dan Leaflet arkan leaflet Keterangan:
tempat-tempat Belum
umum dilaksanakan

Program Puskesmas RUK Hal.26


Setting Peran dan
Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Pembinaan Setting : 5 Pemegang Pemegang Klien KB
Para Calon Puskesmas PUS/WUS Program KB Program mengetahui dna
Interpersonal/ Metode : / KB mengerti alat/obat
Konseling Alat Bantu Kelurahan untuk metode
Aseptor KB Pengamilan kontrasepsi yang
Keputusan paling sesuai
Keterangan:
Belum
dilaksanakan
2. Penyuluhan Setting : Masyaraka Pemegang Pemegang Masyarakat
tentang KB Puskesmas, tumum Program KB Program menjadi tahu
(Alat Posyandu KB tentang KB dan
kontrasepsi balita dapat berperilaku
jangka Metode : untuk mencegah
panjang) Penyuluhan penyakit yang
dengan berhubungan
Power

59
point, dengan ibu, bayi,
LCD, dan balita
Sound Keterangan:Belum
System, dilaksanakan
Proyektor

D. Kesenjangan Imunisasi
Permasalahan :BCG,DPT 1, DPT 2, DPT 3, Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio 4, Campak.
Tujuan Jangka Panjang : Mencegah prevalensi penyakit hepatitis, tuberkulosis, tetanus,
diptheri, pertusis, polio dan campak di kemudian hari
Tujuan Jangka Pendek : Meningkatkan terlaksananya program cakupan imunisasi
Setting Peran dan
Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Memberikan Setting: Masyaraka Nakes : Puskesmas Meningkatnya
Penyuluhan Puskesmas t Penyuluhan Nakes pengetahuan dan
tentang Metode: Puskesmas : Kader pemahaman ibu
pentingnya melakukan Menyiapkan bayi,balita
imunisasi penyuluhan sarana dan Keterangan:
terhadap prasarana Belum
masyarakat dilaksanakan
2. Meningkatkan Setting : Kader Nakes: Nakes, Peningkatan
kinerja kader posyandu pro aktif Pustu, kinerja kader
yang telah ada Metode : dalam program posyandu dalam memotivasi
dengan pembinaan imunisasi Ibu bayi/balita
memotivasi kader Puskesmas: untuk imunisasi
agar lebih Membantu Keterangan:
aktif menyiapkan Belum
memberikan sarana dan dilaksanakan
penyuluhan prasarana
kepada
masyarakat
dan
memberikan
pelatihan rutin
3. Pembagian Setting: Masyaraka Nakes: Nakes, Meningkatnya
Leaflet tentang Puskesmas, t umum menyusun dan Sarana pengetahuan
Imunisasi Posyandu, menyebarkan prasarana masyarakat tentang
Tempat leaflet pentingnya
umum, Kader: imunisasi
pusat menyebarkan Keterangan:
keramaian leaflet Belum
Metode : dilaksanakan
Leaflet

60
Program Puskesmas RUK Hal.33
Setting Peran dan
Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Sosialisasi Setting: Masyaraka Nakes : Puskesmas Program dapat
program Puskesmas, t pemegang Nakes diketahui oleh
imunisasi, Metode: program Kader lintas program,
Visi, tata melakukan imunisasi, Bidan linsek, bidan,
Nilai, dan penyuluhan bidan wilayah wilayah kader, dan
Tujuan kepada Puskesmas : masyarakat
masyarakat Menyiapkan Keterangan:
dengan sarana dan Belum
leaflet, prasarana dilaksanakan
power
point,
LCD,
sound
system,
proyektor
2. Penyuluhan Setting : Masyrakar Nakes: Nakes Masyarakat
tentang Puskesmas at pemegang pemegang menjadi tahu
Imunisasi Metode : program program tentang Imunisasi
melakukan imunisasi, imunisasi Keterangan:
penyuluhan Puskesmas: Belum
kepada Membantu dilaksanakan
masyarakat menyiapkan
dengan sarana dan
leaflet, prasarana
power
point,
LCD,
sound
system,
proyektor
3. BIAS (Bulan Setting: SD Siswa Bidan dan Bidan dan Memberikan
Imunisasi ,MI SD,MI Perawat perawat, kekebalan difteri
Anak Sekolah) Metode : kelas 1-2 Mengumpulka Puskesmas tetanus pada siswa
Tahap I (DT Memberika n siswa SD,MI menyiapka kelas 1 dan kelas 2
kelas 1 dan n Vaksin, Kelas 1-2 n Sarana Keterangan:
TD kelas 2) Form prasarana Telah dilaksanakan
laporan,
spuit, KIPI
set

4 BIAS (Bulan Setting: SD Siswa Bidan dan Bidan dan Memberikan


Imunisasi ,MI SD,MI Perawat perawat, Kekebalan Mumps
Anak Sekolah) Metode : kelas 1 Mengumpulka Puskesmas Rubella pada kelas
Tahap II (MR Memberika dan kelas n siswa SD,MI menyiapka 1 dan kekebalan
n Vaksin, 3 campak

61
kelas 1 dan Form Kelas 1, kelas n Sarana Tetanus difteri
TD kelas 3) laporan, 3 prasarana kelas 3
spuit, KIPI Keterangan:
set Telah dilaksanakan

5 Sweeping Setting: SD Siswa Bidan dan Bidan dan Melakukan


BIAS Tahap 1 ,MI SD,MI Perawat perawat, imunisasi pada
Metode : kelas 1-2 Mengumpulka Puskesmas siswa yang belum
Memberika n siswa SD,MI menyiapka terimunisasi DT
n Vaksin, Kelas 1-2 n Sarana dan TD
Form prasarana Keterangan:
laporan, Telah dilaksanakan
spuit, KIPI
set

6 Sweeping Setting: SD Siswa Bidan dan Bidan dan Melakukan


BIAS Tahap II ,MI SD,MI Perawat perawat, imunisasi pada
Metode : kelas 1 Mengumpulka Puskesmas siswa yang belum
Memberika dan kelas n siswa SD,MI menyiapka terimunisasi
n Vaksin, 3 campak Kelas 1, kelas n Sarana Mumps Rubella
Form 3 prasarana dan Tetanus difteri
laporan, Keterangan:
spuit, KIPI Telah dilaksanakan
set

E. Kesenjangan Gizi
Permasalahan : Adanya kesenjangan pada D/S, N/S, N/D, pemberian 90 Tablet Fe pada
Bumil
a. Tujuan jangka panjang : Meningkatkan program gizi berat badan bayi dan pemberian
tablet Fe pada Bumil
b. Tujuan jangka pendek : Terlaksanannya program gizi sehingga pencapaian dapat
memenuhi target.

Setting Peran dan


Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Penyuluhan Setting: Semua ibu Nakes : Puskesmas Meningkatkan
pada Puskesmas, yang Penyuluhan Nakes pengetahuan Ibu
masyarakat Posyandu mempunya Puskesmas : Kader tentang pentingnta
tentang Metode: i bayi, Menyiapkan Bidan gizi anak
pentingnya melakukan balita dan sarana dan wilayah Keterangan:
posyandu penyuluhan anak prasarana Telah dilaksanakan
sehingga kepada Ibu
sangat perlu rumah
dilakukan tangga
penyuluhan yang
mempunyai

62
mengenai gizi bayi, balita
pada anak. dan anak
2. Memberikan Setting : Masyrakar Nakes: pro Nakes Masyarakat
penyuluhan Puskesmas at terutama aktif dalam Puskesmas menjadi tahu
dan motivasi Metode : orang tua program gizi Kader tentang gizi anak
kepada memberika Puskesmas: Keterangan:
masyarakat n motivasi Membantu Belum
terutama ibu kepada menyiapkan dilaksanakan
tentang masyarakat sarana dan
perlunya terutama prasarana
partisipasi orang tua
masyarakat,
perlunya
kenaikan
berat badan,
keberhasilan
penimbangan
pada anak.
3. Memberikan Setting: Ibu hamil Nakes : Pro Nakes Meningkatkan
Penyuluhan Pustu, yang aktif dalam pengetahuan Ibu
terutama ibu Puskesmas datang ke pemberian tentang pentingnya
hamil tentang Metode : pustu/pusk tablet Fe konsumsi Tablet
perlunya Memberika esmas Fe
konsumsi n Keterangan:
tablet Fe agar Penyuluhan Belum
mencegah dilaksanakan
terjadinya
anemia saat
kehamilan
4 Meningkatkan Setting: Masyaraka Nakes: pro Nakes, Keterangan:
jumlah kader puskesmas t aktif dalam Kader Telah dilaksanakan
kesehatan dan Metode : program gizi Puskesmas
menggiatkan memberika Puskesmas menyiapka
kegiatan kader n motivasi menyiapkan n Sarana
yang telah ada. kepada sarana prasarana
tokoh prasarana
masyarakat
untuk ikut
serta dalam
meningkatk
an
program
gizi dengan
menjadi
kader
5 Pembagian Setting: Semua ibu Nakes: pro Nakes, Meningkatkan
leaflet tentang Puskesmas, yang aktif dalam Posyandu Pengetahuan Ibu
Gizi posyandu mempunya kinerja Puskesmas tentang gizi
Metode : i bayi, program menyiapka Keterangan:
puskesamas Telah dilaksanakan

63
Pembagian balita dan Puskesmas n Sarana
Leaflet anak menyiapkan prasarana
sarana
prasarana

Program Puskesmas RUK Hal. 27


Setting Peran dan
Strategi Target Sumber
No dan tanggung Evaluasi
intervensi populasi daya
Metode jawab
1. Sosialisasi Setting: Ketua RT Nakes Nakes Agar Masyarakat
program gizi, Puskesmas dan RW Puskesmas : mengetahui
visi, tata nilai, Metode: Menyiapkan tentang program
dan tujuan dan melakukan sarana dan gizi dan masalah
Penyuluhan sosialisasi prasarana gizi serta
masalah gizi program pencegahannya
gizi dengan Keterangan:
menggunak Belum
an leaflet, dilaksanakan
power
point,
LCD,
sound
system,
proyektor
2. Penimbangan Setting : Balita Pemegang Pemegang Mendapatkan data
di posyandu Posyandu Posyandu Program Gizi Program D/S, N/D dan
Metode : Gizi mendapatkan
penimbang status gizi seluruh
an balita di balita
posyandu Keterangan:
KMS, Belum
Antroprom dilaksanakan
etri
3. Pemantauan Setting: Balita Pemegang Pemegang Mendapatkan data
status Gizi Posyandu Posyandu Program Gizi Program D/S, N/D dan
Metode : Gizi mendapatkan
penimbang status gizi seluruh
an balita di balita
posyandu Keterangan:
KMS, Belum
Antroprom dilaksanakan
etri
4 Balita gizi Setting: Balita Gizi Pemegang Pemegang Meningkatkan
buruk puskesmas Buruk Program Gizi Program Status gizinya
mendapat Metode : Gizi Keterangan:
perawatan PMT Belum
dilaksanakan

64
5 Pemberian Setting: Balita Gizi Pemegang Pemegang Meningkatkan
PMT puskesmas Buruk Program Gizi Program Status Gizi
penyuluhan Metode : Gizi Penderita
PMT Keterangan:
Telah dilaksanakan
6 Ibu Hamil Setting: Bumil Pemegang Pemegang Bumil mendapat
mendapat 90 puskesmas Program Gizi Program tablet Fe dan susu
Tablet FE dan Metode : Gizi untuk mencegah
Susu Ibu Tablet Fe anemia bumil
Keterangan : Telah
dilaksanakan
7 Pelayanan Setting : Pasien Pemegang Pemegang Memberikan
pojok Gizi Puskesmas rujukan Program Gizi Program konsultasi diit
Metode: dari Gizi khusus
Memberika layanan Keterangan : Telah
n Klinis dilaksanakan
konsultasi
dengan
leaflet,
food
models,
antropomet
ri

65

Anda mungkin juga menyukai