SKRIPSI
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Lina Damayanti
1401412293
i
ii
iii
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto
Kunci menuju sukses belajar dan bekerja adalah menemukan keunikan gaya
Persembahan
(Ibu Sri Hartini dan Bapak Bambang Suharto) yang selalu memberikan
v
PRAKATA
vi
7. Kepala SDN 01 Tumpangkrasak, SDN 02 Tumpangkrasak, SDN 03
Tumpangkrasak, SDN 01 Ngembal Kulon, SDN 02 Ngembal Kulon, SDN 03
Ngembal Kulon, dan SDN 04 Ngembal Kulon yang telah memberikan izin
kepada peneliti untuk mengadakan penelitian;
8. Seluruh guru dan karyawan serta siswa SDN 01 Tumpangkrasak, SDN 02
Tumpangkrasak, SDN 03 Tumpangkrasak, SDN 01 Ngembal Kulon, SDN 02
Ngembal Kulon, SDN 03 Ngembal Kulon, dan SDN 04 Ngembal Kulon yang
telah membantu peneliti melaksanakan penelitian;
9. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Atas bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan, semoga mendapat
berkah dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Peneliti
vii
ABSTRAK
Damayanti, Lina. 2016. Hubungan Gaya Belajar Siswa dengan Hasil Belajar
IPS pada Siswa Kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dra.
Sri Susilaningsih, S.Pd., M.Pd. dan Drs. H.A. Zaenal Abidin, M.Pd.
Gaya belajar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajar IPS siswa. Cara siswa dalam belajar IPS yang berbeda-beda dapat
menyebabkan hasil belajar IPS tiap siswa pun berbeda-beda, seperti yang terjadi
pada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: (1) bagaimanakah gaya belajar siswa kelas V SDN?, (2) adakah hubungan
yang positif dan signifikan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS pada
siswa kelas V?, (3) seberapa besar hubungan gaya belajar siswa dengan hasil
belajar IPS pada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus? Tujuan penelitian ini untuk: (1) mengetahui gaya belajar
siswa kelas V, (2) mengetahui adakah hubungan yang positif dan signifikan antara
gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas V, dan (3)
mengetahui seberapa besar hubungan gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS
pada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten
Kudus sebanyak 124 siswa, kemudian peneliti mengambil sampel sebanyak 95
siswa dengan menggunakan teknik pengambilan sampel proportional random
sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, dokumentasi, dan
wawancara. Uji persyaratan analisis menggunakan uji normalitas dan uji
linearitas. Setelah data normal dan linearitas, langkah selanjutnya yaitu
menghitung korelasi product moment dan koefisien determinasi.
Hasil penelitian menunjukkan nilai r hitung (0,605) > r tabel (0,202). Hal
tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
gaya belajar dengan hasil belajar IPS siswa kelas V. Keeratan hubungan antara
gaya belajar dengan hasil belajar IPS sebesar 36,6%.
Simpulan penelitian ini adalah: (1) siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono
Kecamatan Jati mayoritas memiliki gaya belajar visual, (2) terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS
siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus dengan
koefisien korelasi sebesar 0,605, dan tingkat keeratan hubungannya sebesar
36,6%. Saran bagi guru maupun orang tua adalah diharapkan guru dan orang tua
dapat mengenal gaya belajar yang dimiliki siswa, sehingga pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar karena disesuaikan dengan gaya belajar siswa.
viii
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................... iv
ix
2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar .................................................. 16
x
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 63
xi
3.9.1.1 Deskripsi Data Gaya Belajar Siswa .............................................................. 80
xii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 121
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara dengan Siswa tentang Gaya Belajar ...................... 74
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Angket Gaya Belajar Siswa Sebelum Uji Coba ....... 76
Tabel 4.5 Distribusi Skor Mengingat Apa yang Didengar daripada Apa yang
didengar .................................................................................................... 93
xiv
Tabel 4.11 Distribusi Skor Memiliki Kepekaan terhadap Musik ............................. 98
Tabel 4.13 Distribusi Skor Lemah dalam Aktivitas Visual ...................................... 100
Tabel 4.14 Distribusi Skor Belajar dengan Aktivitas Fisik ....................................... 100
Tabel 4.15 Distribusi Skor Peka terhadap Ekspresi dan Bahasa Tubuh ................... 101
Tabel 4.16 Distribusi Skor Berorientasi pada Fisik dan Banyak Bergerak ............... 102
Tabel 4.17 Distribusi Skor Suka Coba-Coba dan Kurang Rapi ................................ 102
Tabel 4.18 Distribusi Skor Menyukai Kerja Kelompok dan Praktik ........................ 103
Tabel 4.19 Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar IPS ............................................. 104
Tabel 4.22 Uji Korelasi Gaya Belajar dengan Hasil Belajar IPS .............................. 108
Tabel 4.23 Uji Korelasi Gaya Belajar Visual dengan Hasil Belajar IPS .................. 109
Tabel 4.24 Uji Korelasi Gaya Belajar Auditorial dengan Hasil Belajar IPS ............ 109
Tabel 4.25 Uji Korelasi Gaya Belajar Kinestetik dengan Hasil Belajar IPS ............ 109
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Nilai Hasil Belajar IPS .......................................... 105
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Angket Gaya Belajar Siswa (Uji Coba) .................................. 127
Lampiran 3 Hasil Validitas dan Reliabilitas Angket Gaya Belajar ........................... 132
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
manusia itu masih dalam kandungan, karena pendidikan saat ini menjadi
kebutuhan pokok yang harus terpenuhi. Seperti yang telah dijelaskan dalam
program belajar yang disusun secara sistematis, dan program tersebutlah yang
dinamakan kurikulum.
Kurikulum sekolah dasar yang berlaku saat ini adalah kurikulum tingkat
2005, KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
diri. Salah satu mata pelajaran yang dimuat adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
1
2
Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran IPS harus
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 yang isinya tentang standar
isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi
Nasution (dalam Soewarso dan Susila, 2010: 1) juga menjelaskan bahwa IPS
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang cakupan materinya luas,
yaitu mencakup konsep maupun teori. Cakupan materi yang luas tersebut,
membuat siswa merasa kesulitan mempelajari materi IPS dan akhirnya berdampak
pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
Faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang
3
yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor dari luar siswa (ekstern) terdiri dari
dari dalam (intern) terdiri dari aspek fisiologi (kondisi fisik dan kondisi panca
informasi yang disampaikan oleh guru, hal tersebutlah yang menyebabkan hasil
belajar setiap siswa berbeda-beda. Cara belajar siswa tersebut sering disebut
sebagai gaya belajar. Menurut Gunawan (dalam Ghufron, 2014:11), gaya belajar
adalah cara-cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berpikir,
memproses dan mengerti suatu informasi. Marton, dkk (dalam Ghufron, 2014: 12)
belajarnya dan gaya belajar orang lain dalam lingkungannnya akan meningkatkan
belajarnya.
Kabupaten Kudus menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar IPS masih kurang
optimal, hal tersebut dibuktikan dengan perolehan rata-rata hasil ulangan akhir
Dari 18 siswa hanya 9 siswa (47%) yang mendapatkan nilai di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, sedangkan yang nilainya di bawah KKM
4
ada 10 siswa (53%). Pada SDN 02 Tumpangkrasak diperoleh rata-rata nilai UAS
77, dari 21 siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 15 siswa (71,4%)
siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 10 siswa (55,5%) sedangkan yang
nilainya di bawah KKM ada 8 siswa (44,5%). Pada SDN 01 Ngembal Kulon
diperoleh rata-rata nilai UAS 73. Dari 26 siswa, yang mendapat nilai di atas KKM
ada 21 siswa (80,7%) sedangkan yang nilainya di bawah KKM ada 5 siswa
(19,3%). Pada SDN 02 Ngembal Kulon diperoleh rata-rata nilai UAS 68, dari 15
siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 7 siswa (46,6%) sedangkan yang
nilainya di bawah KKM ada 8 siswa (53,4%). Pada SDN 03 Ngembal Kulon
diperoleh rata-rata nilai UAS 73, dari 10 siswa yang mendapat nilai di atas KKM
ada 5 siswa (50%) sedangkan yang nilainya di bawah KKM ada 5 siswa (50%).
Pada SDN 04 Ngembal Kulon diperoleh rata-rata nilai UAS 70, dari 16 siswa
yang mendapat nilai di atas KKM ada 7 siswa (43,75%) sedangkan yang nilainya
hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus, yaitu antara siswa satu dengan siswa yang lainnya memiliki
dalam memahami materi pelajaran yang akhirnya berdampak pada hasil belajar
mereka, terutama pada mata pelajaran IPS. Menurut penjelasan guru, ada siswa
5
yang sering membuat keributan di dalam kelas, tetapi siswa tersebut memperoleh
hasil belajar IPS yang bagus. Ada juga siswa yang terlihat serius memperhatikan
Siswa juga merasa kesulitan menyesuaikan cara belajar mereka dengan cara
mengajar guru di sekolah, dalam hal ini metode yang digunakan guru dalam
jawab. Padahal, ada siswa yang lebih suka jika guru menggunakan media gambar,
ada siswa yang sangat senang belajar dengan hanya mendengarkan penjelasan dari
guru, ada siswa yang senang belajar dengan berdiskusi maupun praktik, bahkan
ada juga siswa yang lebih mudah menyerap informasi dengan menggabungkan
Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasa cukup sulit, karena
menurut mereka materi IPS memiliki cakupan materi pelajaran yang luas,
materi pelajaran IPS. Siswa tersebut merasa kesulitan menghafal materi IPS
langsung penjelasan guru. Namun, ada juga siswa yang lebih suka belajar dengan
secara langsung.
dilakukan oleh Khosiyah pada tahun 2012 (Volume 9, No. 1) dalam jurnal
6
Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SD Inti No.
060873 Medan”. Hasil penelitian menunjukan bahwa Rata-rata hasil belajar PAI
siswa diajar dengan strategi pembelajaran STAD ( X = 29,95) lebih baik daripada
rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori (
X = 28,62). Hal ini menunjukkan bahwa strategi STAD terbukti efektif dapat
meningkatkan hasil belajar siswa secara keseluruhan baik untuk kelompok siswa
dengan gaya belajar visual, auditori maupun kinestetik. Jika diperhatikan lebih
lanjut bahwa dalam strategi pembelajaran STAD rata-rata hasil belajar siswa
dengan gaya belajar kinestetik ( X = 31,5) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa
dengan gaya belajar visual ( X = 29,14) maupun siswa dengan gaya belajar
hasil belajar siswa dengan gaya belajar auditori ( X = 30,69) lebih tinggi daripada
hasil siswa dengan gaya belajar visual ( X = 26) maupun dengan gaya belajar
kinestetik ( X = 29,80). Hal ini menunjukkan bahwa gaya belajar cukup signifikan
hipotesis penelitian yaitu: (1) hasil belajar dari siswa dengan gaya belajar visual,
auditori dan kinestetik berbeda signifikan, dan (2) terdapat interaksi antara strategi
pembelajaran dan gaya belajar dalam memberikan pengaruh terhadap hasil belajar
siswa.
dan I Wayan Lasmawan pada tahun 2013 dalam jurnal Program Pascasarjana
Terhadap Gaya Belajar dan Pemahaman Konsep IPS pada Siswa kelas IV SDN
gaya belajar dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar lebih
konvensional (Fhitung = 41,467 dengan p < 0,05) ; (2) pemahaman konsep IPS
= 141,793 dengan p < 0,05) ; (3) gaya belajar dan pemahaman konsep IPS lebih
Ghanbari, Mohammad Ghanbari pada tahun 2013 dengan judul “Learning Styles
Iran”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara gaya belajar dan kinerja dalam tes bahasa Inggris. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya belajar dapat dianggap sebagai prediktor
yang baik dari setiap kinerja akademik bahasa kedua, dan itu harus diperhitungkan
untuk meningkatkan hasil siswa khusus dalam belajar dan mengajarkan bahasa
kedua, dan juga menunjukkan bahwa perbedaan individu dalam gaya belajar
mengetahui hubungan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS. Peneliti
akan mengangkat judul penelitian “Hubungan Gaya Belajar Siswa dengan Hasil
Belajar IPS pada Siswa Kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus”.
2) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar siswa dengan
hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus?
3) Seberapa besarkah hubungan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS
Kudus?
2) Untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS
Kudus.
3) Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara gaya belajar siswa dengan
hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus.
sebagai berikut:
2) Penelitian ini juga dapat dijadikan referensi baik hanya sebagai bacaaan
3) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi yang ilmiah bagi mahasiswa
Siswa menjadi lebih tahu dengan gaya belajarnya, sehingga mereka lebih
Orang tua dapat mengetahui gaya belajar anak dan mengarahkan anak ketika
belajar di rumah agar hasil belajar anak optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Jika kita berbicara tentang pendidikan, maka satu kata yang terlintas dalam
pikiran kita adalah belajar. Inti dari proses pendidikan adalah belajar dan
pembelajaran. Belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang sudah tidak
asing bagi kita, terutama bagi seorang pelajar. Belajar adalah suatu kegiatan untuk
masyarakat. Bagi para pelajar, kata belajar merupakan kata yang sudah tidak asing
lagi, bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan
yang sangat berarti dalam kegiatan belajar, karena seseorang belajar didasarkan
pada pengalaman pribadi seseorang tersebut, hal tersebut didukung oleh pendapat
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi ke-
11
12
butuhan hidupnya.
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
(Djamarah, 2011:13).
sebab seperti yang dikatakan Reber (dalam Suprijono, 2013:3) bahwa belajar
pengetahuan.
secara alamiah.
yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
tingkah laku dari individu yang telah melaksanakan proses belajar. Seseorang
memperoleh hasil belajar yang baik serta pengalaman hidup. Hal tersebut
13
didukung oleh pendapat Sardiman (2011: 25) yang menyebutkan ada 3 tujuan
belajar, yaitu :
kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain,
belajar.
atau konsep.
3) Pembentukan sikap
Untuk menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa, guru harus
lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu, dibutuhkan keca-
14
menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Pembentukan
sikap mental dan perilaku siswa, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-
nilai, transfer of values. Oleh karena itu, guru tidak sekadar pengajar, tetapi
anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, siswa akan tumbuh kesadaran
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara
baik bagi siswa maupun guru dalam upaya mencapai proses belajar mengajar
belajar, yaitu:
2) Keaktifan
kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain
dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin
3) Keterlibatan langsung/berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami, bela-
jar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar melalui pengalaman
terhadap hasilnya.
4) Pengulangan
teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang
ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat,
5) Tantangan
Dalam situasi belajar, siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi
selalu terdapat hambatan yaitu bahan belajar, maka timbul motif untuk
Apabila hambatan tersebut telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai,
maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.
16
Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil
yang baik. Hasil yang baik tersebut merupakan balikan yang menyenangkan
7) Perbedaan individual
Siswa merupakan individu yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang
sama persis. Tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya.
Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya
pembelajaran.
Belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tentunya juga turut
yaitu keadaan kondisi jasmani dan rohani peserta didik. Faktor internal
meliputi aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniyah) dan aspek psikologis (yang
menjadi dua yaitu lingkungan sosial (guru, kepala sekolah, staf, teman) dan
lokasinya, alat-alat belajar, kondisi cuaca, serta waktu belajar yang digunakan
siswa.
yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
proses belajar, banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain motivasi, sikap,
1) Motivasi
Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri
2) Sikap
mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat.
3) Minat
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sen-
diri dengan sesuatu di luar diri. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan
yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,
18
4) Kebiasaan belajar
Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada
diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas,
5) Konsep Diri
Konsep diri adalah bayangan seseorang tentang keadaan dirinya sendiri pada
saat ini dan bukanlah bayangan ideal dari dirinya sendirisebagaimana yang
anak dan keunikan personal individu anak (gaya belajar tiap anak). Pendapat dari
para ahli tersebut menegaskan bahwa seseorang belajar ditentukan oleh faktor dari
1) Teori Gestalt
response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang
19
penting bukan mengulang hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau
pengalaman; belajar harus dengan insight; dan belajar lebih berhasil bila
Belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah
kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih
aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.
Tahapan belajar Bruner ada tiga yaitu: tahap enaktif, ikonik, dan simbolik.
Teori kognitif dari Piaget meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan
Teori belajar yang sesuai dengan penelitian ini adalah teori belajar kognitif
dari Piaget, karena dalam penelitian ini membahas tentang hasil belajar kognitif
siswa kelas V sekolah dasar. Siswa kelas V termasuk ke dalam tahapan perkem-
20
Adanya proses interaksi antara guru dengan siswa saat belajar itulah yang
kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Sama halnya dengan pendapat
pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, di mana
antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju
pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
informasi, dan cara belajar itulah yang sering kita kenal sebagai gaya belajar.
Tidak semua orang memiliki cara yang sama dalam menyerap informasi, mereka
memiliki cara yang unik dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.
21
Siswa merupakan individu yang unik, karena mereka memiliki cara yang
Akhir-akhir ini timbul pikiran baru yakni, bahwa mengajar itu harus
memperhatikan gaya belajar atau learning style siswa. Gaya belajar siswa tersebut
dapat diartikan sebagai cara yang ditempuh seseorang dalam belajar. Dalam hal
ini, belajar diartikan sebagai proses dalam menyerap suatu informasi. Seseorang
memiliki cara yang berbeda-beda dalam menyerap suatu informasi. Seperti yang
dikemukakan oleh Nasution (2013:93), bahwa gaya belajar yaitu cara ia bereaksi
1) Setiap siswa belajar menurut cara sendiri yang kita sebut gaya belajar. Guru
bahwa gaya belajar adalah cara-cara yang lebih kita sukai dalam melakukan
(2010:94) mengemukakan bahwa gaya belajar yaitu suatu cara yang cenderung
informasi tersebut.
Gaya bersifat individual bagi setiap orang, dan untuk membedakan antara
orang satu dengan orang lainnya. Dengan demikian, secara umum gaya belajar
umum, ada dua kategori utama tentang bagaimana seseorang belajar, pertama,
otak). Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan
Antara siswa satu dengan yang lainnya pasti memiliki gaya belajar yang
individu itu sendiri, untuk itu siswa harus mampu memahami gaya belajarnya agar
Gaya belajar merupakan sesuatu yang sangat penting bagi siapapun dalam
sekolah. Gaya belajar antara satu siswa dengan siswa lain berbeda, hal tersebut
terjadi karena beberapa faktor, baik faktor dari dalam siswa (intern) maupun
dan lingkungan. Misalnya: (1) seseorang dapat belajar dengan paling baik apabila
cahaya terang, sedangkan sebagian yang lain dengan pencahayaan yang suram, (2)
ada orang yang belajar secara baik dengan berkelompok, sedangkan yang lain
lebih memilih adanya orang tua atau guru yang mendampingi tetapi ada juga yang
lebih senang belajar sendiri, (3) sebagian orang memerlukan musik sebagai
pangantar belajar, namun ada juga yang belajar dalam keadaan sepi, (4) ada
orang-orang yang memerlukan lingkungan belajar yang rapi dan teratur, tetapi ada
juga yang suka menggelar segala sesuatunya agar semua dapat terlihat.
a) Suara
Tiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap suara. Ada yang
nonton TV. Ada juga yang suka belajar di tempat yang ramai, bersama teman,
tapi ada juga yang tidak dapat berkonsentrasi jika banyak orang di sekitarnya.
Bahkan bagi orang tertentu, musik atau suara apapun akan mengganggu
konsentrasi belajar mereka. Mereka memilih belajar tanpa musik atau di tempat
yang mereka anggap tenang tanpa suara. Namun, beberapa orang tertentu tidak
merasa terganggu baik ada suara ataupun tidak. Mereka tetap dapat
b) Pencahayaan
c) Temperatur
terlalu dipermasalahkan orang. Namun, perlu diketahui bahwa reaksi tiap orang
terhadap temperatur berbeda. Ada yang memilih belajar di tempat dingain atau
d) Desain Belajar
Jika sedang belajar yang membutuhkan konsentrasi, ada yang merasa lebih
nyaman untuki melakukannya sambil duduk santai di kursi, sofa, tempat tidur,
tikar, karpet atau duduk santai di lantai tapi ada juga yang sambil berbaring,
berjalan-jalan, memanjat pohon. Ada dua desain belajar yaitu : desain formal
belajar yang cenderung dimiliki siswa berkaitan dengan ketiga indera tersebut,
yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat
De Porter (2010:112), bahwa ada tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas
Seseorang yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual lebih senang de-
ngan melihat apa yang sedang ia pelajari. Seseorang akan lebih memahami in-
akan belajar lebih baik dengan cara mendengarkan. Mereka menikmati saat-
saat mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang lain. Karakteristik model
menyerap informasi atau pengetahuan. Hal ini berarti bahwa langkah awal
dalam belajar siswa harus mendengar, baru kemudian bisa mengingat dan
lebih baik apabila terlibat secara fisik dalam kegiatan langsung. Mereka akan
Sementara itu, Kolb (dalam Ghufron, 2014:97) menjelaskan ada empat gaya
1) Gaya diverger
dengan tipe diverger unggul dalam melihat situasi konkret dari banyak sudut
dan bukan bertindak, termasuk perilaku orang lain, diskusi dan sebagainya.
memecahkan suatu persoalan, dan tidak takut untuk mencoba. Namun cepat
2) Gaya assimilator
dipandang dari berbagai perspektif dirangkum dalam suatu format yang logis,
singkat, dan jelas. Biasanya individu tipe ini kurang perhatian pada orang lain
dan lebih menyukai ide serta konsep yang abstrak. Mereka juga cenderung
melakukan tindakan.
3) Gaya konverger
Individu dengan tipe ini unggul dalam menemukan fungsi praktis dari berbagai
ide dan teori. Biasanya mereka mempunyai kemampuan yang baik dalam
4) Gaya akomodator
Individu dengan tipe ini memiliki kemampuan belajar yang baik dari hasil
Penelitian gaya belajar model Witkin, Oltman, Raskin, dan Karp (dalam
Ghufron ,2014: 86) menghasilkan dua tipe gaya belajar yang ada pada individu,
yaitu:
Individu yang mempunyai gaya belajar field dependence adalah individu yang
gaya belajar field dependence adalah ketika individu tersebut naik bus dan
ingin membaca buku maka individu tersebut akan merasa terganggu dan
kurang berkonsentrasi dengan suasana berisik dan gaduh dalam bus tersebut.
oleh lingkungan. Individu yang memiliki gaya belajar field independence tidak
siswa SD adalah gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik karena gaya belajar
tersebut mudah diterapkan oleh siswa SD. Ketiga gaya belajar tersebut
belajar pada dasarnya memanfaatkan ketiga indera tersebut. Dalam penelitian ini,
gaya belajar yang akan dibahas adalah gaya belajar visual, auditorial, dan
kinestetik.
Tiap gaya belajar siswa pasti memiliki ciri yang khusus, sehingga dapat
dibedakan antara gaya belajar yang satu dengan yang lainnya. Berikut ini akan
dijelaskan tentang karakteristik dari gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.
Setiap gaya belajar pasti memiliki karakteristik yang berbeda. Gaya belajar
yaitu:
Gaya belajar visual adalah belajar dengan cara melihat. Ciri-ciri siswa yang
e) pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam
pikiran mereka;
memilih kata-kata;
berikut:
membaca;
e) dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara;
berikut:
31
proses belajar siswa yang bergaya belajar VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) ada-
1) Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam setiap diskusi yang dilakukan
32
secara verbal.
4) Arahkan anak agar merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan minta
5) Sebagai orang tua, sebaiknya bantu anak ketika belajar dengan membaca
pelajarannya.
3) Izinkan anak untuk mengunyah sesuatu, misalnya permen karet saat belajar.
Mengacu pada teori dan ciri-ciri gaya belajar visual, auditorial, dan
Siswa lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat, sehingga mereka bisa
penampilannya.
Siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih mengingat apa yang dilihat
keributan di sekitarnya.
Siswa dengan gaya belajar visual akan mudah lupa dengan sesuatu yang
disampaikan secara lisan dan sering kali harus minta bantuan orang lain
untuk mengulanginya.
Siswa bergaya auditorial akan fasih dalam berbicara. Menyukai diskusi dan
Siswa akan mampu mengingat dengan baik apa yang didengarnya, sehingga
dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara.
didengarnya, jadi mereka merasa terganggu jika ada suara di dalam kegiatan
belajarnya.
bergerak, menyentuh, dan melakukan. Mereka tidak tahan jika harus duduk
rapi.
Siswa merasa senang jika guru memintanya untuk kerja kelompok, siswa
Dari uraian di atas, maka indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui
a) Belajar dengan cara visual, misalnya siswa dapat memahami penjelasan dari
b) Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar, misalnya siswa
e) Sulit menerima instruksi verbal, misalnya siswa mudah lupa jika guru hanya
b) Baik dalam aktivitas lisan, misalnya siswa senang jika belajar sambil
diskusi.
mendengarkan musik.
e) Lemah dalam aktivitas visual, misalnya siswa merasa malas jika disuruh
mencatat materi.
praktik.
d) Suka coba-coba dan kurang rapi, misalnya siswa suka mengerjakan soal-
Mengetahui gaya belajar merupakan hal yang sangat pengting, baik oleh
siswa itu sendiri maupun bagi guru. Siswa dapat memaksimalkan kemampuannya
dalam belajar guna meningkatkan hasil belajarnya, sedangkan bagi guru, dengan
37
Kemampuan seseorang untuk mengetahui sendiri gaya belajarnya dan gaya belajar
1) Meningkatkan kesadaran kita tentang aktivitas belajar mana yang cocok atau
improvisasi.
alasan mengapa pemahaman guru terhadap gaya belajar siswa perlu diperhatikan
belajar siswa. Gaya belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
hasil belajar, apabila siswa belajar sesuai dengan gaya belajarnya maka hasil
keterampilan, maupun sikap. Hal tersebut dapat kita lihat dari hasil yang telah kita
capai dalam proses belajar. Hasil belajar itulah yang menjadi patokan apakah
siswa tersebut sudah mencapai kemampuan belajar dengan baik atau belum.
Melalui hasil belajar tersebut, guru dapat mengetahui kemampuan dari tiap
Seseorang belajar bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang baik. Hasil
tersebut tidak hanya menyangkut tentang pengetahuan siswa saja, tetapi juga
berkaitan dengan sikap dan keterampilan siswa. Hal tersebut didukung oleh
pendapat Sudjana (2014:3) yang menyebutkan bahwa hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.
kemampuan manusia ke dalam dua ranah (domain) utama, yaitu ranah kognitif
yaitu ranah afektif dan ranah psikomotorik. Setiap ranah diklasifikasikan secara
1) Ranah Kognitif
keterampilannya.
2) Ranah Afektif
pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai
bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya.
Hasil belajar afektif lebih menekankan pada penilaian sikap siswa dalam
dari mengajarkan nilai dan sisten nilai yang berlaku di masyarakat. Strategi
41
pembelajaran nilai dan sistem nilai pada IPS bertujuan untuk membina dan
dalam pembelajaran IPS adalah sikap menghargai, tenggang rasa, jujur, adil,
3) Ranah Psikomotor
domain dalam ranah psikomotorik yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar (basic
belajar yang baik, selain itu juga untuk bertahan dengan lingkungan
Pada penelitian ini, hasil belajar yang akan diteliti adalah hasil belajar IPS
yang mencakup ranah kognitif, karena dalam penilaian hasil belajar IPS lebih
kognitif lebih menekankan pada aspek pengetahuan dan berkenaan dengan hasil
belajar intelektual. Pembelajaran IPS dapat tercapai dengan baik apabila siswa
mampu mencapai ranah kognitif dengan baik. Hasil belajar kognitif IPS ini
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang secara resmi mulai dipergunakan
di Indonesia sejak tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk pengertian social
pengetahuan sosial kita mengenal beberapa istilah seperti ilmu sosial, studi sosial,
masyarakat atau kehidupan sosial. Oleh karena itu, ilmu sosial ini secara khusus
Ischak, 2004:1.31) mengemukakan bahwa ilmu sosial adalah semua bidang ilmu
yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau dengan kata lain
masyarakat.
lebih bersifat praktis, yaitu memberikan kemampuan kepada anak didik dalam
menciptakan kehidupan yang serasi. Studi sosial ini juga mempersiapkan anak
didik untuk mampu memecahkan masalah sosial dan memiliki keyakinan akan
43
masyarakat yang ditinjau dari berbagai aspek kehidupan sosial, dalam usaha
dan masalah sosial di mayarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat
menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab serta
sosial semata-mata, melainkan harus pula membina peserta didik menjadi warga
masyarakat dan warga negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan
bersama dalam arti yang seluas-luasnya. Oleh karena itu siswa yang dibinanya
harus pula memiliki kesadaran yang tinggi serta tanggung jawab yang kuat
bahasan yang disajikan, tidak hanya terbatas pada materi yang bersifat
44
pengetahuan, melainkan juga meliputi nilai-nilai yang wajib melekat pada siswa
atau dapat juga dikatakan dalam konteks sosial. Ruang lingkup sebagai
psikologi sosial, budaya, sejarah, geografi, dan aspek politik. Dari ruang lingkup
ruang lingkup penting IPS. Dalam masyarakat yang bagaimanapun, keluarga yang
merupakan segitiga abadi ini selalu ada. Mulai dari keluarga inilah tumbuhnya
seseorang menjadi suatu pribadi , dan dalam keluarga ini juga mulai berkembang
mencakup nilai edukatif, nilai praktis, nilai teoritis, nilai filsafat, dan nilai ketu-
guru harus tetap berpegang pada ruang lingkupnya, yaitu manusia sebagai anggota
masyarakat atau manusia dalam konteks sosial. Oleh karena itu, proses tersebut
objek formal dalam pembelajaran, mulai dari lingkungan keluarga, para tetangga,
perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang;
Belanda dan Jepang; 2.1.3 menerapkan perjuangan para tokoh pejuang pada
Pendidikan IPS bertujuan untuk membina anak didik menjadi warga negara
yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial yang
berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara. Untuk
hambatan dan persaingan ini. Melalui pendidikan IPS, anak didik dibina dan
masyarakat sekiarnya.
IPS juga bertujuan untuk mengemnbangkan sikap belajar yang baik. Artinya,
dengan belajar IPS anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk me-
perspektif untuk masa yang akan datang. Sikap belajar tersebut diarahkan pada
4) Keterampilan
dituntut rasa tanggung jawab sosial. Mereka akan menyadari bahwa dalam
berikut:
lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (BSNP, 2006:
175).
atau terpadu. Karena IPS terdiri dari disiplin ilmu-ilmu sosial, dapat dikatakan
bahwa IPS itu mempunyai ciri-ciri khusus atau karakteristik tersendiri yang
karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya sebagai berikut:
1) Materi IPS
dan masyarakat dengan lingkungan (fisik dan sosial-budaya). Materi IPS digali
dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu,
merupakan suatu bidang ilmu suatu bidang ilmu yang tidak berpijak pada
a) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari
antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai
50
yang terjauh.
dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh
e) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian,
teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan sekaligus dalam
pengajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu
kota, region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut “The
Di Indonesia pada saat ini, anak usia SD dimulai dari umur 6 tahun sampai
akhir. Para pendidik menyebut masa tersebut sebagai masa sekolah dasar,
penyesuaian diri. Sesuai dengan pendidikan anak usia sekolah dasar, guru perlu
memahami dengan benar sifat dan karakteristik siswa agar dapat mendidik dan
mengajar dengan baik, sehingga potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa
penting.
menguntungkan dirinya.
belajarnya di sekolah.
52
1) Tahap Sensorimotorik (0-2 tahun). Pada tahap ini bayi menyusun pemahaman
dan menyentuh). Pada awal tahap ini, bayi hanya memperlihatkan pola
reflektif untuk beradaptasi dengan dunia dan menjelang akhir tahap ini bayi
ini, pengetahuan bayi tentang dunia adalah terbatas pada persepsi yang
2) Tahap Pra-operasional (2-7 Tahun). Pada tahap ini pemikiran anak bersifat
operasional. Pemikiran pada tahap ini terbagi menjadi dua sub-tahap, yaitu
simbolik dan intutitif. Sub-tahap simbolis (2-4 tahun) yaitu di mana anak
secara mental sudah mampu mempresentasikan objek yang tidak nampak dan
sehingga muncul egoism dan animism. Sub-tahap intuitif (4-7 tahun) yaitu
pada tahap ini anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu
jawaban dari semua pertanyaan. Disebut intuitif karena anak merasa yakin
3) Tahap Operasional Kongkrit (7-11 tahun). Pada tahap ini anak mampu
4) Tahap Operasional Formal (7-11 tahun). Pada tahap ini anak sudah mampu
berpikir abstrak, idealis, dan logis. Pemikiran operasional formal tampak lebih
jelas dalam pemecahan problem verbal. Pemikiran ini bisa menjadi fantasi,
cita-citanya.
Menurut Piaget (dalam Hidayati, 2008: 1-29), usia siswa SD (7-12 tahun)
berada pada stadium operasional konkrit. Oleh karena itu, guru harus mampu
waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan sajian
harus dibuat menarik bagi siswa. Hal ini dilakukan karena perhatian anak pada
tingkat usia tersebut masih mudah beralih, artinya dalam jangka waktu tertentu
perhatian anak dapat tertarik pada banyak hal, tetapi pada waktu tertentu pula
proses belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil
belajar yang diperoleh siswa, maka diperlukan pengukuran dan penilaian hasil
sedangkan aspek internal meliputi aspek perkembangan anak dan keunikan per-
Setiap siswa memiliki keunikan tersendiri dan antara siswa satu dengan
yang lainnya memiliki pengalaman hidup yang berbeda. Dalam kegiatan belajar,
siswa memiliki cara yang berbeda-beda dalam memperoleh suatu informasi. Cara
seseorang untuk mengetahui sendiri gaya belajarnya dan gaya belajar orang lain
peran penting dalam bidang pendidikan. Berdasarkan hasil dari beberapa riset
kesimpulan tentang hubungan konsep belajar individu sebagai salah satu usaha
yang dilakukan individu untuk belajar, dan hasil usaha individu untuk belajar.
Keberadaan dari hubungan tersebut secara spesifik berupa gaya belajar dan
Siswa yang dapat memahami gaya belajarnya dan menerapkan gaya belajar
yang dimilikinya, maka hasil belajar yang diperoleh akan baik, namun jika siswa
tersebut belajar tidak sesuai gaya belajarnya, maka hasil belajar yang diperoleh
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan tentang gaya belajar siswa
lain:
1) Penelitian yang dilakukan oleh Etin Solihatin dalam jurnal ilmiah Mimbar
Demokratis (Volume 10, No.1, Tahun 2011). Penelitian ini berjudul “Pengaruh
pada peserta didik yang memiliki gaya belajar field independent dan
peserta didik yang mendapatkan strategi belajar Ekspositori; (2) hasil belajar
PKn pada peserta didik yang memiliki gaya belajar field dependent dan
pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil
belajar PKn; (4) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya
Pd., Hamzah Zubair, S.Si. pada tahun 2014 dalam Jurnal Ilmiah Solusi
(Volume 1, No. 3). Penelitian ini berjudul “ Pengaruh Gaya Belajar dan
prestasi belajar matematika, hal ini ditunjukan dengan nilai sig = 0,001 < 0,05.
matematika, hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung = 13,418 > F tabel = 3, 08,
dan Yuyun Elizabeth Patras pada tahun 2015 (Volume 7, No. 2). Penelitian ini
berjudul “Analisis terhadap Pola Asuh dan Gaya Belajar Siswa Berprestasi”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua siswa berprestasi di
kombinasi gaya belajar visual, audio, dan kinestetik (gaya belajar vak), namun
subjek memiliki kecenderungan pada satu gaya belajar yaitu gaya belajar
visual. Prestasi subjek dari kelas I - III dikatakan baik, hal ini dibuktikan
dengan nilai raport subjek yang selalu berada di atas batas minimal prestasi
siswa berprestasi tidak terlepas dari pola asuh demokratis yang diterapkan
4) Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Halim pada tahun pelajaran 2009/2010
dalam jurnal Tabularasa PPS UNIMED (Volume 9, No. 2). Penelitian ini
terhadap hasil belajar fisika pada α = 5%. Hasil belajar fisika siswa yang diajar
57
dengan tipe STAD lebih tinggi dibandingkan tipe TPS. Ada pengaruh gaya
belajar terhadap hasil belajar fisika siswa pada α = 5%. Siswa yang memiliki
tinggi dibandingkan siswa dengan gaya belajar visual dan kinestetik. Terdapat
interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar
fisika siswa, Hasil uji lanjut menggunakan uji Scheffe diketahui bahwa
5) Penelitian yang dilakukan oleh Khosiyah pada tahun 2012 dalam jurnal
Islam Siswa SD Inti No. 060873 Medan”. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Rata-rata hasil belajar PAI siswa diajar dengan strategi pembelajaran STAD (
X = 29,95) lebih baik daripada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan
strategi STAD terbukti efektif dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara
keseluruhan baik untuk kelompok siswa dengan gaya belajar visual, auditori
pembelajaran STAD rata-rata hasil belajar siswa dengan gaya belajar kinestetik
( X = 31,5) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan gaya belajar visual
dengan gaya belajar auditori ( X = 30,69) lebih tinggi daripada hasil siswa
58
dengan gaya belajar visual ( X = 26) maupun dengan gaya belajar kinestetik ( X
= 29,80). Hal ini menunjukkan bahwa gaya belajar cukup signifikan untuk
hipotesis penelitian yaitu: (1) hasil belajar dari siswa dengan gaya belajar
visual, auditori dan kinestetik berbeda signifikan, dan (2) terdapat interaksi
6) Penelitian yang dilakukan oleh Prihma Sinta Utami dan Abdul Gafur pada
tahun 2015 dalam jurnal Pendidikan IPS (Volume 2, No.1). Penelitian ini
Hasil Belajar IPS di SMP Negeri di Kota Yogyakarta”. Hasil dari penelitian
tersebut menunjukan bahwa: (1) terdapat pengaruh antara gaya belajar terhadap
hasil belajar IPS siswa dan hasil belajar dengan metode Think Pair Share lebih
pada kelompok gaya belajar visual; (2) hasil belajar dengan metode Think Pair
Learning pada kelompok gaya belajar auditorial; (3) tidak terdapat pengaruh
antara metode pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar IPS.
Belajar Terhadap Gaya Belajar dan Pemahaman Konsep IPS pada Siswa kelas
59
sumber belajar lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang
belajar dan pemahaman konsep IPS lebih baik secara signifikan yang
8) Penelitian yang lainnya juga dilakukan oleh Soghra Akbarai Chermahini, Ali
Language Class in Iran”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara gaya belajar dan kinerja dalam tes bahasa
Inggris. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya belajar dapat
dianggap sebagai prediktor yang baik dari setiap kinerja akademik bahasa
kedua, dan itu harus diperhitungkan untuk meningkatkan hasil siswa khusus
dalam belajar dan mengajarkan bahasa kedua, dan juga menunjukkan bahwa
domain ini.
60
9) Penelitian yang dilakukan oleh Mary Wilson dalam Srate Journal (Volume 22,
signifikan antara variabel, yaitu antara gaya belajar yang sesuai dengan prestasi
akademik siswa.
10) Penelitian yang dilakukan oleh Dr.Oluwatomi M. Alade and Mrs Angela C.
Ogbo dalam IOSR Journal of Research & Method in Education (Volume 4, No.
signifikan antara preferensi gaya belajar siswa dan kinerja mereka dalam tes
kimia di kedua sekolah negeri dan swasta. Gaya belajar visual adalah gaya
kegiatan belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana cara ia memperoleh
suatu informasi dan cara siswa mengolah informasi tersebut. Cara memperoleh
merupakan individu yang unik karena memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.
Gaya belajar tersebut menjadi salah satu faktor penyebab keberhasilan siswa
dalam belajar. Siswa yang mampu belajar dengan menerapkan gaya belajar
mereka yang dominan dapat mencapai hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan
gaya belajarnya. Apabila siswa dapat mengenali gaya belajarnya, maka siswa
tersebut akan lebih mudah dalam menerima pelajaran. Oleh karena itu, saat
mengajar guru harus dapat mengenali gaya belajar dari tiap siswanya. Guru harus
menggunakan metode dan media yang dapat melayani keunikan gaya belajar sis-
berikut ini:
2.4 HIPOTESIS
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
Berdasarkan latar belakang, kajian teori, dan kerangka berpikir, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN di Gugus
METODE PENELITIAN
dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel
atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data
konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat (Sugiyono,
mengetahui apakah terdapat hubungan antara gaya belajar siswa dengan hasil
belajar IPS pada siswa kelas V SDN Gugus Wibisono Kecamatan Jati. Bentuk
hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan kausal, yaitu hubungan yang
63
64
Keterangan:
ex post facto karena peneliti melakukan penelitian pada variabel yang sudah
terjadi sebelum penelitian dilaksanakan, yaitu variabel gaya belajar siswa serta
hasil belajar IPS pada saat Ulangan Tengah Semester 2. Hal ini selaras dengan
pendapat Arikunto (2010: 17) bahwa penelitian tentang variabel yang kejadiannya
Hasil belajar IPS Ulangan Tengah Semester (UTS) semester 2 dipilih karena soal
1) Memilih masalah
yang dipilih peneliti adalah gaya belajar siswa yang turut mempengaruhi hasil
belajar IPS di SDN Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus yang
2) Studi pendahuluan
dilaksanakan.
3) Merumuskan masalah
yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi
a) Hipotesis
signifikan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS pada siswa
5) Memilih pendekatan
pendekatan ini akan sangat menentukan apa variabel atau objek penelitian
yang akan ditatap, dan sekaligus menentukan subjek penelitian atau sumber
di mana kita akan memperoleh data. Pendekatan pada penelitian ini adalah
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen dan
hasil belajar IPS. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN
Setelah peneliti mengetahui dengan pasti ada yang akan diteliti dan dari mana
data bisa diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah menentukan
dengan apa data akan dikumpulkan. Instrumen ini sangat tergantung dari jenis
data dan dari mana diperoleh. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket.
8) Mengumpulkan data
dokumentasi.
9) Analisis data
Data dalam penelitian ini berbentuk data interval, oleh karena itu teknik
Kegiatan penelitian menuntut agar hasilnya disusun dan ditulis dalam bentuk
laporan penelitian agar hasil dan prosedur penelitian tersebut diketahui orang
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Gugus Wibisono
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Juni 2016.
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Gugus Wibisono
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No. Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas V
1. SDN 1 Tumpangkrasak 18
2. SDN 2 Tumpangkrasak 21
3. SDN 3 Tumpangkrasak 18
4. SDN 1 Ngembal Kulon 26
5. SDN 2 Ngembal Kulon 15
6. SDN 3 Ngembal Kulon 10
7. SDN 4 Ngembal Kulon 16
Jumlah 124
Sumber: Data Siswa Kelas V SDN Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini
jumlah anggota sampel yang diambil dari setiap sub-populasi berproporsi sama.
representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan
populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Penentuan ukuran sampel dari
69
populasi dari penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Adapun rumusnya adalah
sebagai berikut
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
sekolah dengan menggunakan undian, nomor pada undian yang terambil itulah
dibutuhkan untuk setiap sub populasi. Adapun rincian jumlah anggota sampel tiap
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No. Nama Sekolah Jumlah Sampel
1. SDN 1 Tumpangkrasak
2. SDN 2 Tumpangkrasak
70
3. SDN 3 Tumpangkrasak
Jumlah 95 siswa
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
menurut Suharsimi Arikunto, variabel adalah objek penelitian atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini, variabel ditetapkan
bebas dalam penelitian ini yaitu gaya belajar siswayang meliputi gaya belajar
visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik yang diberikan simbol
huruf X.
71
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Gaya belajar siswa adalah suatu cara yang ditempuh siswa dalam menerima
yang disampaikan oleh guru. Gaya belajar yang dibahas dalam penelitian ini ada
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi setelah melalui
afektif, maupun psikomotorik siswa. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian
ini adalah hasil belajar IPS dalam aspek kognitif yang diperoleh dari nilai ulangan
3.7.1 Kuesioner/Angket
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Metode ini
1) Bahwa subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
tentang gaya belajar siswa. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
angket langsung, tertutup, dan berskala. Adapun yang dimaksud angket langsung
keadaan dirinya. Sementara itu yang dimaksud tertutup adalah responden sudah
diberi alternatif jawaban dan tinggal memilih jawaban mana yang sesuai dengan
dirinya, dan berskala artinya bahwa jawaban yang dipilih mempunyai skala nilai
yang berbeda. Pada angket berskala, peneliti menyediakan empat pilihan jawaban
73
yaitu:
3.7.2 Dokumentasi
dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh hasil nilai UTS IPS semester 2
3.7.3 Wawancara
dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur hanya berupa garis-garis
tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti jawaban apa yang akan
diperoleh dari teknik angket. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara
dengan siswa kelas V di SDN Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Wawancara dengan Siswa tentang Gaya Belajar
Jumlah
Sub No. Butir
Variabel Indikator Perta-
Variabel Pertanyaan
nyaan
Gaya Belajar dengan cara visual. 1 1
Belajar Mengingat apa yang dilihat
2 1
daripada apa yang didengar
Gaya
Rapi dan teratur 3 1
belajar
Tidak terganggu dengan
visual 4 1
keributan
Sulit menerima instruksi
5 1
verbal
Belajar dengan cara mende-
6 1
ngar.
Baik dalam aktivitas lisan. 7 1
Gaya Memiliki kepekaan terhadap
8 1
belajar Musik.
auditorial Mudah terganggu dengan
9 1
keributan.
Lemah dalam aktivitas
10 1
visual.
Belajar dengan aktivitas
11 1
fisik.
Peka terhadap ekspresi dan
12 1
bahasa tubuh
Gaya
Berorientasi pada fisik dan
belajar 13 1
banyak bergerak
kinestetik
Suka coba-coba dan kurang
14 1
rapi
Menyukai kerja kelompok
15 1
dan praktik.
Jumlah 15
fenomena sosial maupun alam. Dalam melakukan pengukuran, maka harus ada
alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Jadi, instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
75
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini
disusun dengan skala likert. Skala likert digunkan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
(Sugiyono, 2013:148).
positif dan negatif. Angket yang disusun dengan skala likert pada penelitian ini,
subjek hanya diminta untuk memilih jawaban dengan memberi tanda checklist (√)
alasan kemanusiaan, maka peneliti tidak memperoleh informasi yang pasti. Untuk
mengatasi hal ini, peneliti membuat tes skala likert dengan menggunakan kategori
pilihan genap yaitu rentang 4. Skala ukur dalam penelitian ini yaitu selalu, sering,
Tabel 3.4
Tabel Penskoran Angket Gaya Belajar Siswa
Alternatif Pernyataan
Jawaban (+) (-)
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang-Kadang 2 3
Tidak Pernah 1 4
angket yang akan digunakan. Angket yang telah disusun harus dilakukan uji coba
terlebih dahulu. Uji coba dilakukan karena angket tersebut belum merupakan
angket yang valid dan reliabel. Uji coba angket diberikan kepada 30 siswa diluar
populasi. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kerahasiaan instrumen agar tidak
terjadi kebocoran instrumen. Berikut ini kisi-kisi instrumen angket gaya belajar
siswa.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Angket Gaya Belajar Siswa Sebelum Uji Coba
No. Butir
Sub Jumlah
Variabel Indikator Pernyataan
Variabel Pernyataan
(+) (-)
Gaya Belajar dengan cara
1,2 - 2
Belajar visual
Mengingat apa yang
dilihat daripada apa 3,4 - 2
Gaya
yang didengar
belajar
Rapi dan teratur 6,7 5 3
visual
Tidak terganggu
8,10 9 3
dengan keributan
Sulit menerima
12 11 2
instruksi verbal
Gaya Belajar dengan cara
13 14 2
belajar mendengar
auditorial Baik dalam aktivitas 15,16 17 3
77
lisan
Memiliki kepekaan
18, 19 - 2
terhadap musik
Mudah terganggu
20 21 2
dengan keributan
Lemah dalam aktivi-
22, 24 23 3
tas visual
Belajar dengan
- 25,26 2
aktivitas fisik
Peka terhadap
ekspresi dan bahasa 27, 28 - 2
Gaya tubuh
belajar Berorientasi pada fisik 29, 30,
- 3
kinestetik dan banyak bergerak 31
Suka coba-coba dan
32 33 2
kurang rapi
Menyukai kerja kelom-
34, 35 36 3
pok dan praktik.
Jumlah 36
adalah uji validitas. Hasil penelitian yang valid, bila terdapat kesamaan antara data
yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti
alat ukur. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur.
validitasnya, jadi untuk mengukur validitas instrumen angket gaya belajar siswa
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
Keterangan:
X = skor butir
Y = skor soal
Widoyoko (2014: 156) apabila rxy hitung lebih besar atau sama dengan rxy
tabel (rh ≥ rt) berarti korelasi bersifat signifikan, artinya instrumen tersebut dapat
dikatakan valid. Begitu juga sebaliknya apabila rxy hitung lebih kecil atau sama
dengan rxy tabel (rh ≥ rt) berarti korelasi tidak signifikan kesimpulannya instrumen
angket diuji cobakan di luar populasi, yaitu di SDN 5 Jepang Kecamatan Mejobo
Kabupaten Kudus. Uji coba angket ini dilakukan oleh siswa kelas V yang
signifikansi 5 %, maka r tabel yang diperoleh adalah 0,294, jadi apabila nilai r
hitung > r tabel (0,294) maka butir angket tersebut dikatakan valid, tetapi
sebaliknya jika r hitung < r tabel (0,294) maka butir angket tersebut dikatakan
tidak valid. Berdasarkan hasil uji coba instrumen angket yang sebanyak 36 butir
mengukur reliabilitas data. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan
data dalam waktu yang berbeda. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang
bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
∑
ri = { }
Keterangan:
= varians total
∑ ∑
= -
= -
keterangan:
Kriteria uji reliabilitas tersebut yaitu jika probabilitas atau tingkat kesalahan r
hitung > r tabel maka instrumen dapat dikatakan reliabel. Setelah didapat 30 butir
maka diperoleh r tabel yaitu 0,294, dan dari hasil perhitungan reliabilitas
diperoleh r hitung sebesar 0,842 sehingga r hitung > r tabel, jadi dapat dikatakan
Tabel 3.6
Interprestasi Nilai Reliabilitas
Besarnya Nilai r Interprestasi
Antara 0,800-1,000 Tinggi
Antara 0,600-0,800 Cukup Tinggi
Antara 0,400-0,600 Agak Rendah
Antara 0,200-0,400 Rendah
Antara 0,000-0,200 Sangat Rendah
statistik yang digunakan untuk mengalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
kesimpulan yang berlaku secara umum. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui
gaya belajar yang dimiliki siswa kelas V SDN Gugus Wibisono Kecamatan Jati
Data gaya belajar siswa diperoleh menggunakan teknik angket yang selanjut-
81
nya diolah menggunakan statistik deskriptif. Adapun untuk teknik angket, setiap
butir pernyataan diikuti dengan empat alternatif jawaban, yaitu “selalu, sering,
positif, sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor 1,2,3,4. Jumlah item
pernyataan ada 30 item dengan rincian untuk pernyataan tentang gaya belajar
visual ada 10, pernyataan tentang gaya belajar auditorial ada 10, dan untuk
pernyataan tentang gaya belajar kinestetik ada 10 item. Setelah data terkumpul,
peneliti melakukan skoring (penilaian) terhadap data gaya belajar siswa dengan
standar skor yang telah ditentukan. Kemudian disusun dalam tabel hasil angket
skor mean dan tabel nilai distribusi frekuensi. Untuk menghitung sebaran
Keterangan:
N = jumlah kejadian
Fx = frekuensi individu
pemberian tingkatan gaya belajar siswa (visual, auditori, dan kinestetik) dan
peneliti menggolongkan skor gaya belajar siswa menjadi 4 kategori, yaitu Sangat
82
Baik, Baik, Cukup Baik, Kurang Baik (Widoyoko, 2015: 113). Adapun langkah
membuat tabel kategori gaya belajar siswa sesuai dengan pedoman yang dibuat
= 4 x 30
= 120
= 1 x 30
= 30
Berdasarkan hasil tersebut, maka disusun tabel kategori gaya belajar siswa
sebagai berikut:
Tabel 3.7
Kategori Gaya Belajar Siswa
Jumlah skor jawaban Klasifikasi Sikap
99 – 121 Sangat baik
76 – 98 Baik
53 – 75 Cukup Baik
30 – 52 Kurang Baik
Data hasil belajar IPS yang diperoleh dari hasil ulangan tengah semester 2
83
Tabel 3.8
Kategori Hasil Belajar IPS
Interval Nilai Kategori
80 – 100 Baik Sekali
66 – 79 Baik
56 – 65 Cukup
40 – 55 Kurang
30 – 39 Gagal
Sumber: (Arikunto, 2013: 281)
setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Dalam penelitian
sebagai berikut:
1) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya. Dalam hal ini
yang di uji normalitasnya yaitu variabel gaya belajar siswa dan hasil belajar
IPS siswa.
2) Menentukan jumlah kelas interval. Dalam hal ini jumlah kelas intervalnya = 6,
karena luas kurve normal dibagi menjadi enam, yang masing-masing luasnya
3) Menentukan panjang kelas interval yaitu: (data terbesar – data terkecil) dibagi
persentase luas tiap bidang kurve normal dengan jumlah anggota sampel.
7) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel. Bila
harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat
Tabel (χh2 ≤ χt2), maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar
(gaya belajar siswa) dan variabel Y (hasil belajar IPS) membentuk garis linear
atau tidak. Jika membentuk garis linear, maka regresi dapat dilanjutkan
(Sugiyono, 2016:265).
Compare Means – Means. Masukkan variabel gaya belajar siswa (X) dimasukkan
pada kotak Independent List. Pilih kotak dialog Options dan mengaktifkan bagian
Test for Linearity. Pilih Continue lalu OK (Priyatno, 2010: 73-6). Dua variabel
85
dari 0,05.
Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan untuk menguji
hipotesis ada tidaknya hubungan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar
IPS adalah korelasi product moment dan dilanjutkan dengan menentukan seberapa
Untuk mengetahui besaran hubungan antara gaya belajar siswa (X) dan hasil
belajar IPS siswa (Y) menggunakan rumus korelasi Product moment sebagai
berikut:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
Keterangan:
di jelaskan bahwa untuk taraf kesalahan 5% jika nilai rxy (hitung) lebih besar
dibandingkan dengan nilai rxy (tabel) ( rxy (hitung) > rxy (tabel) ), maka
hipotesis yang diajukan dapat di terima yaitu ada hubungan yang signifikan antara
Tabel 3.9
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
KD = r2 x 100%
Keterangan:
maka sisanya (100% - KD) merupakan kontribusi dari faktor-faktor lain yang
Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Subyek dalam penelitian ini adalah semua
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Sampel Penelitian
No. Nama Sekolah Jumlah Siswa
1. SDN 1 Tumpangkrasak 14
2. SDN 2 Tumpangkrasak 16
3. SDN 3 Tumpangkrasak 14
4. SDN 1 Ngembal Kulon 20
5. SDN 2 Ngembal Kulon 11
6. SDN 3 Ngembal Kulon 8
7. SDN 4 Ngembal Kulon 12
Jumlah 95 Siswa
Instrumen gaya belajar pada penelitian ini menggunakan skala likert yang
dengan interval skor 1-4 dengan 30 item pernyataan positif dan negatif.Penskoran
88
89
untuk item pernyataan positifyaitu: selalu dengan skor 4, sering dengan skor 3,
kadang-kadang dengan skor 2, dan tidak pernah dengan skor 1, sedangkan untuk
penskoran item pernyataan negatif yaitu: selalu diberi skor 1, sering diberi skor 2,
Berdasarkan jawaban siswa pada saat mengisi angket, maka siswa yang
persentase gaya belajar siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus:
Data persentase gaya belajar siswa akan disajikan dalam bentuk diagram
Kinestetik
17%
Visual
Auditorial Visual
26% 57% Auditorial
Kinestetik
Pada diagram lingkaran, dapat dilihat jika 57% siswa cenderung memiliki
gaya belajar visual, 26% siswa cenderung memiliki gaya belajar auditorial, dan
gaya belajar siswa, peneliti akan menggolongkan skor gaya belajar. Berikut
Tabel 4.2
Analisis Deskriptif Data Gaya Belajar Siswa
Mean 92,17894737
Standard Error 0,835652771
Median 92
Mode 96
Standard Deviation 8,144935703
Sample Variance 66,3399776
Kurtosis 0,058335848
Skewness 0,322888704
Range 40
Minimum 72
Maximum 112
Sum 8757
Count 95
Tabel analisis deskriptif gaya belajar di atas menunjukkan bahwa rerata skor gaya
belajar siswa yang diperoleh sebesar 92,17894737dan skor yang paling banyak
perolehan skor terendah sebesar 72 dan skor tertinggi sebesar 112 sehingga
diperoleh rentang data sebesar 40, dan dari data tersebut akan dibuat tabel
Data skor variabel gaya belajar siswa dapat dibuat daftar distribusi frekuensi
dengan panjang kelas yang sama. Peneliti menggolongkan skor gaya belajar siswa
menjadi 4 kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik. Langkah
selanjutnya yaitu membuat tabel kategori gaya belajar siswa sesuai dengan
jawaban seluruh siswa, diperoleh nilai maksimal (ideal) = 4 (skor butir maksimal)
Rentang = 120 – 30 = 90, dan panjang kelas = 90/4 = 22,5 dibulatkan menjadi 23.
Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Variabel Gaya Belajar
Skor Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam Kategori
Persentase (%)
99 – 121 15 15,78% Sangat baik
76 – 98 79 83,15% Baik
53 – 75 1 1,05% Cukup Baik
30 – 52 0 0% Kurang Baik
Sumber: data penelitian tahun 2016
16%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
84% Kurang Baik
Diagram persentase gaya belajar siswa menunjukkan bahwa variabel gaya belajar
siswa untuk kategori sangat baik sebesar 16% (15 siswa), kategori baik sebesar
84% (79 siswa), dan kategori cukup baik sebesar 1% (1 siswa). Berdasarkan hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar sebagian siswa kelas V SDN di
Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus termasuk dalam kategori baik
Untuk lebih jelas mengenai gaya belajar siswa, berikut ini akan diuraikan
Data gaya belajar visual siswa yang telah peneliti analisis dapat
diketahui kategori gaya belajar visual pada indikator belajar dengan cara
Tabel 4.4
Distribusi Skor Belajar dengan Cara Visual
Skor Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam Kategori
Persentase (%)
8–9 11 20,37% Sangat Baik
6–7 32 59,25% Baik
4–5 11 20,37% Cukup Baik
2–3 0 0% Kurang Baik
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
cara visual yang berada pada kategori sangat baik ada 20,37% (11 siswa),
kategori baik sebesar 59,25% (32 siswa), kategori cukup baik sebesar
dengan cara membaca materi sendiri, siswa lebih senang jika harus melihat
Data gaya belajar visual siswa yang telah peneliti analisis dapat
diketahui kategori gaya belajar visual pada indikator mengingat apa yang
Tabel 4.5
Distribusi Skor Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar
Jumlah Siswa dalam
Skor Jumlah Siswa Kategori
Persentase (%)
8–9 9 16,66% Sangat Baik
6–7 33 61,11% Baik
4–5 11 20,37% Cukup Baik
2–3 1 1,85% Kurang Baik
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
94
yang dilihat daripada apa yang didengar berada pada kategori sangat baik
sebesar 16,66% (9 siswa), kategori baik sebesar 61,11% (33 siswa), kategori
cukup baik sebesar 20,37% (11 siswa), dan kategori kurang baik sebesar
1,85% (1 siswa).
daripada apa yang didengar juga diperkuat dengan hasil wawancara, dari
gaya belajar visual lebih mengingat materi IPS jika mereka membaca materi
Data gaya belajar visual siswa yang telah peneliti analisis dapat
diketahui kategori gaya belajar visual pada indikator rapi dan teratur adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Distribusi Skor Rapi dan Teratur
Skor Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam Kategori
Persentase (%)
8–9 32 59,25% Sangat Baik
6–7 19 35,18% Baik
4–5 3 5,55% Cukup Baik
2–3 0 0% Kurang Baik
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
Tabel distribusi skor di atas menunjukkan bahwa indikator rapi dan teratur
berada pada kategori sangat baik sebesar 59,25% (32 siswa), kategori baik
95
sebesar 35,18% (19 siswa), kategori cukup baik sebesar 5,55% (3 siswa),
Data gaya belajar visual siswa yang telah peneliti analisis dapat
diketahui kategori gaya belajar visual pada indikator tidak terganggu dengan
Tabel 4.7
Distribusi Skor Tidak Terganggu dengan Keributan
Jumlah Siswa dalam
Skor Jumlah Siswa Kategori
Persentase (%)
8–9 6 11,11% Sangat Baik
6–7 38 70,37% Baik
4–5 9 16,66% Cukup Baik
2–3 1 1,85% Kurang Baik
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
siswa), kategori baik sebesar 70,37% (38 siswa), kategori cukup baik
siswa).
siswa bergaya belajar visual lebih mengingat apa yang dilihat daripada dide-
96
sekitarnya.
Data gaya belajar visual siswa yang telah peneliti analisis dapat
Tabel 4.8
Distribusi Skor Sulit menerima instruksi verbal
Skor Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam Kategori
Persentase (%)
8–9 11 20,37% Sangat Baik
6–7 35 64,81% Baik
4–5 8 14,81% Cukup Baik
2–3 0 0% Kurang Baik
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
instruksi verbal berada pada kategori sangat baik sebesar 20,37% (11
siswa), kategori baik sebesar 64,81% (35 siswa), kategori cukup baik
yang menyatakan bahwa siswa yang memiliki gaya belajar visual mudah
lupa jika guru hanya menyampaikan materi secara lisan saja, sehingga siswa
Data gaya belajar auditorial siswa yang telah peneliti analisis dapat
97
Tabel 4.9
Distribusi Skor Belajar dengan Cara Mendengar
Skor Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam Kategori
Persentase (%)
8-9 3 12% Sangat Baik
6–7 19 76% Baik
4–5 3 24% Cukup Baik
2–3 0 0% Kurang Baik
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
cara mendengar berada pada kategori sangat baik sebesar 12% (3 siswa),
kategori baik sebesar 76% (19 siswa), kategori cukup baik sebesar 12% (3
saja.
Data gaya belajar auditorial siswa yang telah peneliti analisis dapat
Tabel 4.10
Distribusi Skor Baik dalam Aktivitas Lisan
Skor Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam Kategori
Persentase (%)
8-9 7 28% Sangat Baik
6–7 18 72% Baik
4–5 0 0% Cukup Baik
2–3 0 0% Kurang Baik
98
aktivitas lisan yang berada pada kategori sangat baik sebesar 28% (7 siswa),
yang menyatakan bahwa siswa fasih dalam berbicara, sehingga siswa suka
Data gaya belajar auditorial siswa yang telah peneliti analisis dapat
Tabel 4.11
Distribusi Skor Memiliki Kepekaan terhadap Musik
Skor Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam Kategori
Persentase (%)
8-9 4 16% Sangat Baik
6–7 14 56% Baik
4–5 5 20% Cukup Baik
2–3 2 8% Kurang Baik
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
kepekaan terhadap musik berada pada kategori sangat baik sebesar 16% (4
siswa), kategori baik sebesar 56% (14 siswa), kategori cukup baik sebesar
Data gaya belajar auditorial siswa yang telah peneliti analisis dapat
Tabel 4.12
Distribusi Skor Mudah Terganggu dengan Keributan
Jumlah Siswa dalam
Skor Jumlah Siswa Kategori
Persentase (%)
4 10 40% Sangat Baik
3 14 56% Baik
2 0 0% Cukup Baik
1 1 4% Kurang Baik
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
dengan keributan berada pada kategori sangat baik sebesar 40% (10 siswa),
kategori baik sebesar 56% (14 siswa), kategori cukup baik sebesar 0%, dan
ada teman yang ribut di kelas. Siswa tidak dapat berkonsentrasi jika keadaan
kelas ramai. Siswa akan mencari suasana yang nyaman agar ia bisa belajar
dengan tenang.
Data gaya belajar auditorial siswa yang telah peneliti analisis dapat
diketahui kategori gaya belajar auditorial pada lemah dalam aktivitas visual
Tabel 4.13
Distribusi Skor Lemah dalam Aktivitas Visual
Skor Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam Kategori
Persentase (%)
12 – 14 1 4% Sangat Baik
9 – 11 24 96% Baik
6–8 0 0% Cukup Baik
3–5 0 0% Kurang Baik
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
kategori baik sebesar 96% (24 siswa). Hasil wawancara menyatakan bahwa
siswa merasa kesulitan memahami tulisan guru di papan tulis. Siswa lebih
Data gaya belajar kinestetik siswa yang telah peneliti analisis dapat
Tabel 4.14
Distribusi Skor Belajar dengan Aktivitas Fisik
Jumlah Siswa dalam
Skor Jumlah Siswa Kategori
Persentase (%)
4 7 43,75% Sangat Baik
3 9 56,25% Baik
2 0 11,57% Cukup Baik
1 0 4,21% Kurang Baik
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
aktivitas fisik berada pada kategori sangat baik sebesar 43,75% (7 siswa),
101
kategori baik sebesar 56,25% (9 siswa). Hasil angket tersebut juga diperkuat
merasa cepat bosan, sehingga siswa merasa tidak tahan jika harus duduk
Data gaya belajar kinestetik siswa yang telah peneliti analisis dapat
Tabel 4.15
Distribusi Skor Peka Terhadap Ekspresi dan Bahasa Tubuh
Skor Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam Kategori
Persentase (%)
8-9 4 25% Sangat Baik
6–7 10 62,5% Baik
4–5 2 12,5% Cukup Baik
2–3 0 0% Kurang Baik
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
Tabel distribusi skor di atas menunjukkan bahwa peka terhadap ekspresi dan
bahasa tubuh berada pada kategori sangat baik sebesar 25% (4 siswa),
kategori baik sebesar 62,5% (10 siswa), kategori cukup baik sebesar 12,5%
(2 siswa).
Data gaya belajar kinestetik siswa yang telah peneliti analisis dapat
102
Tabel 4.16
Distribusi Skor Berorientasi pada Fisik dan Banyak Bergerak
Skor Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam Kategori
Persentase (%)
12 – 14 3 18,75% Sangat Baik
9 – 11 8 50% Baik
6–8 5 31,25% Cukup Baik
3–5 0 0% Kurang Baik
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
fisik dan banyak bergerak berada pada kategori sangat baik sebesar 18,75%
(3 siswa), kategori baik sebesar 50% (8 siswa), kategori cukup baik sebesar
Data gaya belajar kinestetik siswa yang telah peneliti analisis dapat
diketahui kategori gaya belajar kinestetik pada indikator suka coba-coba dan
Tabel 4.17
Distribusi Skor Suka Coba-Coba dan Kurang Rapi
Skor Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam Kategori
Persentase (%)
8–9 2 12,5% Sangat Baik
6–7 14 87,5% Baik
4–5 0 0% Cukup Baik
2–3 0 0% Kurang Baik
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
103
dan kurang rapi berada pada kategori sangat baik sebesar 12,5% (2 siswa),
memperhatikan penampilannya.
Data gaya belajar kinestetik siswa yang telah peneliti analisis dapat
Tabel 4.18
Menyukai Kerja Kelompok dan Praktik
Jumlah Siswa dalam
Skor Jumlah Siswa Kategori
Persentase (%)
8–9 2 12,5% Sangat Baik
6–7 14 87,5% Baik
4–5 0 0% Cukup Baik
2–3 0 0% Kurang Baik
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
kelompok dan praktik berada pada kategori sangat baik sebesar 12,5% (2
siswa), kategori baik sebesar 87,5% (14 siswa). Hasil perhitungan angket
siswa bersemangat jika guru menyuruh untuk kerja kelompok. Siswa akan
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS yang diambil
penelitian jenis ex post facto yaitu dimana data atau nilai hasil belajar diambil dari
nilai hasil Ulangan Tengah Semester Genap tahun ajaran 2015/2016. Berikut
Tabel 4.19
Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar IPS
Mean 78,536842
Standard Error 0,908318
Median 80
Mode 74
Standard Deviation 8,8531885
Sample Variance 78,378947
Kurtosis 0,1970936
Skewness -0,290123
Range 46
Minimum 52
Maximum 98
Sum 7461
Count 95
Sumber : Data diolah menggunakan microsoft excel, 2007
Berdasarkan tabel yang disajikan di atas dapat diketahui bahwa rerata nilai hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang diperoleh sebesar 78,536842dan nilai yang
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial untuk menunjukkan kategori hasil belajar
IPSpada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati kabupaten Kudus
105
berada pada kategori yang mana, maka terdapat 5 kategori, yaitu baik sekali, baik,
Tabel 4.20
Distribusi NilaiHasil Belajar IPS
Kategori Nilai Frekuensi Persen (%) Kumulatif
Persen
Baik Sekali 80 – 100 50 52,63% 53%
Baik 66 – 79 36 37,89% 38%
Cukup 56 – 65 8 8,42% 8%
Kurang 40 – 55 1 1,05% 1%
Gagal 30 – 39 0 0% 0%
Total 95 100% 100%
Sumber: Data Penelitian Tahun 2016
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai ulangan tengah semester genap kelas V
SDN di gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus yang berada pada
kategori baik sekali sebanyak 50 siswa (53%), kategori baik sebanyak 36 siswa
(38%), kategori cukup sebanyak 8 siswa (8%), kategori kurang sebanyak 1 siswa
Berikut ini distribusi nilai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dibuat
Kabupaten Kudus memiliki hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dalam kategori
Dalam analisis data awal, peneliti melakukan uji normalitas gaya belajar dan
hasil belajar IPS dengan bantuan Ms. Excel 2007 dengan menggunakan teknik chi
kuadrat. Berdasarkan perhitungan dengan Ms. Excel 2007, diketahui bahwa harga
Chi Kuadrat untuk masing-masing variabel yaitu untuk data gaya belajar siswa
harga Chi Kuadrat hitung = 5,941725, sedangkan data hasil belajar IPS harga Chi
5% maka harga Chi Kuadrat tabel = 11,070. Harga Chi Kuadrat hitung data gaya
belajar siswa lebih kecil dari harga Chi Kuadrat tabel (5,941 < 11,070) dan harga
Chi Kuadrat hitung data hasil belajar IPS lebih kecil dari harga Chi Kuadrat tabel
(9,326 < 11,070), maka distribusi data gaya belajar siswa (X) dan data hasil
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui linearitas data, yaitu apakah dua
variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak, apabila tidak linear maka
ini, uji linearitas menggunakan bantuan program SPSS for Windows Seri 21
107
Means, kemudian masukkan variabel hasil belajar IPS (Y) ke dalam kotak
Dependent List, sedangkan variabel gaya belajar siswa (X) dimasukkan pada
kotak Independent List. Pilih kotak dialog Options dan mengaktifkan bagian Test
Tabel 4.21
Uji Linearitas Data
ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
(Combined) 3718,831 28 132,815 2,402 ,002
2698,121 1 2698,12 48,80 ,000
Linearity
VAR00003 Between Groups 1 4
* Deviation from 1020,710 27 37,804 ,684 ,862
VAR00002 Linearity
Within Groups 3648,790 66 55,285
Total 7367,621 94
Tabel uji linearitas di atas, menunjukkan bahwa data dari gaya belajar siswa dan
hasil belajar memiliki nilai signifikansi 0,000. Nilai 0,000 < 0,05, maka dapat
hubungan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas V
SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati kabupaten Kudus. Dalam penelitian ini
penulis merumuskan satu macam hipotesis yaitu (Ha) : ada hubungan yang positif
108
dan signifikan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas
berbantuan program SPSS for Windows Seri 21 dengan dua kriteria pengujian
signifikansi < 0,05 dan rhitung> dari rtabel maka Ha diterima, yang berarti ada
hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar siswa dengan hasil
belajar IPS pada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus. Berikut ini merupakan hasil uji korelasi sederhana antara
Tabel 4.22
Uji Korelasi Gaya Belajar dengan Hasil Belajar
Correlations
VAR00002 VAR00003
Pearson Correlation 1 ,605**
Gaya belajar Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95
**
Pearson Correlation ,605 1
Hasil Belajar Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
gaya belajar dengan hasil belajar IPS sebesar 0,605 dengan nilai sig. (2-tailed)
sebesar 0,000. Dikarenakan harga signifikansinya 0,000 < 0,05 dan rhitungnya
0,605 > dari rtabel 0,294 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
positif dan signifikan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS pada
Koefisien determinasi gaya belajar terhadap hasil belajar dapat diperoleh dengan
Tabel 4.23
Uji Korelasi Gaya Belajar Visual dengan Hasil Belajar
Visual Hasil Belajar
Pearson Correlation 1 ,404**
Visual Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95
Pada tabel uji korelasi gaya belajar visual dengan hasil belajar, dapat diketahui
bahwa koefisien korelasi antara gaya belajar visual dengan hasil belajar sebesar
0,404 dan nilai signifikansi 0,000. Nilai r hitung > r tabel menunjukkan bahwa
determinasi gaya belajar vuisual dengan hasil belajar sebesar 0,404 x 0,404 x
100% = 16,32%.
Pada tabel uji korelasi gaya belajar auditoial dengan hasil belajar, dapat
diketahui bahwa koefisien korelasi antara gaya belajar auditorial dengan hasil
belajar sebesar 0,416 dan nilai signifikansi 0,000. Nilai r hitung > r tabel
tersebut. Koefisien determinasi gaya belajar vuisual dengan hasil belajar sebesar
Tabel 4.25
Uji Korelasi Gaya Belajar Kinestetik dengan Hasil Belajar
Kinestetik Hasil Belajar
Pearson Correlation 1 ,449**
Kinestetik Sig. (2-tailed) ,000
N 95 95
Pearson Correlation ,449** 1
Hasil Belajar Sig. (2-tailed) ,00
N 95 95
Tabel uji korelasi gaya belajar kinestetik dengan hasil belajar di atas
menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara gaya belajar kinestetik dengan hasil
belajar sebesar 0,449 dan nilai signifikansi 0,000. Nilai r hitung > r tabel
tersebut. Koefisien determinasi gaya belajar visual dengan hasil belajar sebesar
mengetahui seberapa besar kontribusi antara gaya belajar siswa dengan hasil
belajar IPS. Hasil nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah 36,6%,
hal tersebut dapat diartikan bahwa gaya belajar siswa dapat meningkatkan hasil
belajar IPS sebesar 36,6% dan 63,4% dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya pola
4.2 PEMBAHASAN
Gaya belajar merupakan salah satu faktor yang dianggap penting dalam
suatu pembelajaran, karena dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Gaya belajar
merupakan cara yang dilakukan oleh seseorang dalam menyerap suatu informasi.
Gaya belajar merupakan faktor yang ada di dalam diri siswa, sehingga memiliki
pengaruh besar dalam proses pembelajaran. Penelitian ini akan mengukur gaya
belajar yang dimiliki oleh siswa yang meliputi gaya belajar visual, auditorial, dan
kinestetik. Pelajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial
belajar melalui apa yang mereka dengar, sedangkan pelajar kinestetik belajar
yang dimiliki dengan baik. Siswa mampu menyesuaikan gaya belajarnya dengan
metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru, hal tersebut dibuktikan dengan
112
perolehan hasil belajar IPS siswa yang baik pula. Berdasarkan penjelasan tersebut,
dapat diketahui bahwa gaya belajar memiliki kontribusi yang besar dalam
salah satu faktor yang penting dalam pembelajaran, karena berkaitan dengan
oleh Ghufron dan Risnawita (2014:10) bahwa peningkatan hasil belajar dapat
Porter dan Hernacki (2010: 110) menyatakan bahwa gaya belajar merupakan
informasi. Pada awal pengalaman belajar, langkah awal yang ditempuh adalah
dengan mengenali gaya belajar siswa. Gaya belajar yang dimiliki siswa usia SD
Berdasarkan analisis data yang telah peneliti lakukan diketahui bahwa siswa
menggunakan gaya belajar auditorial sebanyak 25 siswa (26%), dan siswa yang
mengunakan gaya belajar kinestetik sebanyak 16 siswa (17%). Dari data tersebut
113
dapat diketahui bahwa, sebagian besar siswa SDN Gugus Wibisono Kecamatan
Jati Kabupaten Kudus cenderung memiliki gaya belajar visual. Siswa cenderung
belajar dengan cara melihat langsung, misalnya saja dengan membaca materi
sendiri. Siswa juga akan senang jika guru menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran IPS. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
De Porter dan Hernacki (2010, 116) bahwa gaya belajar visual mengandalkan
penglihatan atau melihat dulu buktinya baru bisa mempercayainya. Siswa yang
variabel gaya belajar siswa untuk untuk kategori sangat baik sebesar 16% dengan
jumlah siswa sebanyak 15 siswa, kategori baik sebesar 84% dengan jumlah siswa
sebanyak 79 siswa, dan kategori cukup baik sebesar 1% dengan jumlah siswa
Kabupaten Kudus termasuk dalam kategori baik yaitu sebesar 84%. Artinya,
Pada hasil analisis dekskriptif tiap indikator, sebagian besar siswa kelas V
SDN Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus berada dalam kategori
baik. Hal tersebut menyatakan bahwa sebagian besar siswa sudah menyesuaikan
gaya belajarnya. 59,25% siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono berada dalam
kategori baik pada indikator belajar dengan cara visual. Pada indikator mengingat
114
apa yang dilihat daripada apa yang didengar sebagian besar siswanya berada
dalam kategori baik pula yaitu 61,11%. Pada indikator tidak terganggu dengan
keributan, sebagian besar siswanya berada dalam kategori baik yaitu 70,37%,
visualnya dengan baik, di mana siswa telah mencapai indikator dari gaya belajar
visual dengan baik pula. Siswa selalu mengingat materi jika ia membaca daripada
mendengarkan penjelasan guru, selain itu siswa juga suka jika guru menjelaskan
materi dengan media gambar. Kelebihan dari siswa yang bergaya belajar visual
adalah ia tetap dapat berkonsentrasi belajar jika suasana kelas ramai, ia tidak akan
terpengaruh dengan keadaan di sekitarnya. Namun siswa mudah lupa jika guru
menjelaskan materi hanya sekali, apabila lupa siswa akan meminta bantuan teman
Pada indikator belajar dengan cara mendengar, 76% siswa kelas V SDN di
Gugus Wibisono berada dalam kategori baik . Pada indikator baik dalam aktivitas
lisan 72% siswa berada dalam kategori baik pula. Pada indikator memiliki
kepekaan terhadap musik 56% siswa berada dalam kategori baik. Pada indikator
mudah terganggu dengan keributan 56% siswanya berada dalam kategori baik,
dan untuk indikator lemah dalam aktivitas visual sebanyak 96% siswa berada
gaya belajar auditorial, di mana siswa suka mendengarkan cerita guru. Siswa yang
115
bergaya belajar auditorial selalu berbicara dengan baik dan bahasa yang
digunakannya pun tertata dengan baik. Jika suasana kelas ramai, siswa tidak
mendengarkan musik. Hal yang kurang disukai siswa yang bergaya belajar
auditorial adalah mencatat materi, karena siswa merasa mampu menghafal materi
hanya dengan mendengarkan saja sehingga ia tidak perlu mencatat materi lagi.
Siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono berada dalam kategori baik pada
indikator belajar dengan aktivitas fisik yaitu sebesar 56,25% . Pada indikator
peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh, 62,5% siswa berada dalam kategori
baik. Pada indikator berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, 50% siswa
berada dalam kategori baik, untuk indikator suka coba-coba dan kurang rapi,
87,5% siswa berada dalam kategori baik. Untuk indikator menyukai kerja
kinestetik dengan baik. Siswa merasa senang jika melakukan praktik di kelas
sambil berjalan. Ketika ada soal-soal yang belum diminta guru untuk
tulisannya, sehingga tulisannya terkesan kurang rapi. Hal yang paling disukai
siswa adalah ketika belajar kelompok, siswa akan bertanggung jawab terhadap
59,25% yaitu indikator rapi dan teratur. Indikator tersebut merupakan indikator
dari gaya belajar visual, dan termasuk dalam kategori sangat baik. Hal tersebut
Kabupaten Kudus hampir setengahnya memiliki penampilan yang rapi dan teratur.
Siswa yang cenderung memiliki gaya belajar visual akan selalu memperhatikan
Seseorang belajar bertujuan untuk memperoleh hasil belajar yang baik, hasil
tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
peneliti hanya memfokuskan pada hasil belajar kognitif IPS saja yang diperoleh
Hasil penelitian mengenai hasil belajar IPS siswa kelas V SDN di Gugus
yang diperoleh siswa adalah 98, sedangkan nilai minimum yang diperoleh siswa
adalah 52. Rerata nilai ulangan tengah semester genap siswa kelas V adalah
78,536842. Nilai ulangan tengah semester genap kelas V SDN di gugus Wibisono
117
Kecamatan Jati Kabupaten Kudus yang berada pada kategori sangat baik kategori
baik sekali sebanyak 50 siswa (53%), kategori baik sebanyak 36 siswa (38%),
kategori cukup baik sebanyak 8 siswa (8%), kategori kurang baik sebanyak 1
siswa (1%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa telah menerapkan gaya
belajarnya dengan baik sehingga diperoleh hasil belajar yang baik pula.
4.2.4 Hubungan antara Gaya Belajar Siswa dengan Hasil Belajar IPS
Hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus
dapat diketahui melalui uji hipotesis dengan uji korelasi product moment. Pada
perhitungan koefisien korelasi di dapat rhitung sebesar 0,605 lebih besar dari
rtabel dengan taraf signifikansi 5%, yaitu 0,202 dan harga signifikansinya 0,000 <
0,05. Dari penelitian ini diketahui ada hubungan yang positif dan signifikan antara
gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS, karena r hitung > r tabel sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima. Hubungan yang positif artinya semakin tinggi gaya
belajar siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa, dan sebaliknya
semakin rendah gaya belajar siswa maka semakin rendah pula hasil belajar siswa.
Berdasarkan tabel intrepretasi skor yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 231),
maka dapat diketahui bahwa korelasi antara gaya belajar siswa dengan hasil
belajar IPS termasuk dalam kategori kuat, yaitu berada pada rentang 0,60 – 0,799.
Gaya belajar yang memiliki hubungan paling tinggi dengan hasil belajar
adalah gaya belajar kinestetik yaitu 0,449 dan berada pada kategori sedang.
Diantara ketiga gaya belajar tersebut, gaya belajar kinestetik lah yang paling
berhubungan dengan hasil belajar IPS dibandingkan dengan gaya belajar visual
118
dan auditorial. Menurut De Porter dan Hernacki (2010: ), gaya belajar kinestetik
Kontribusi antara gaya belajar dengan hasil belajar IPS diperoleh sebesar
meningkatkan hasil belajar IPS sebesar 36,6% dan 63,4% dipengaruhi oleh faktor
lain.
koefisien determinasi yang telah dibahas, diketahui bahwa gaya belajar siswa
memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan perolehan hasil belajar IPS
siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Marton (dalam Ghufron, 2014:12)
bahwa kemampuan seseorang untuk mengetahui sendiri gaya belajarnya dan gaya
belajar individu sebagai usaha yang dilakukan individu untuk belajar, dan hasil
usaha individu untuk belajar. Keberadaan dari hubungan itu secara spesifik berupa
gaya belajar dan pengukuran hasil belajar serta prestasi akademis. Dengan
demikian, siswa perlu mengetahui gaya belajarnya, begitu juga dengan guru. Guru
harus mengenali setiap gaya belajar yang dimiliki siswanya, karena keberhasilan
belajar siswa dapat tercapai dengan baik apabila ia mengetahui gaya belajarnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Ramlah, S.Pd., M.Pd., Dani Firmansyah, S. Pd., Hamzah Zubair, S.Si. pada tahun
119
gaya belajar terhadap prestasi belajar matematika, hal ini ditunjukan dengan nilai
sig = 0,001 < 0,05. Terdapat pengaruh yang signifikan antara keaktifan terhadap
prestasi belajar matematika, hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung = 13,418 > F
Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Abdul Halim pada tahun pelajaran
pembelajaran terhadap hasil belajar fisika pada α = 5%. Hasil belajar fisika siswa
yang diajar dengan tipe STAD lebih tinggi dibandingkan tipe TPS. Ada pengaruh
gaya belajar terhadap hasil belajar fisika siswa pada α = 5%. Siswa yang memiliki
kecenderungan gaya belajar auditorial memperoleh hasil belajar fisika lebih tinggi
dibandingkan siswa dengan gaya belajar visual dan kinestetik. Terdapat interaksi
antara strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar fisika siswa,
4.3.1 Teoritis
Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar siswa
dengan hasil belajar IPS memberikan implikasi secara teoritis yang memperkuat
teori yang sudah ada, bahwa gaya belajar memiliki peran dalam proses
pembelajaran dalam rangka pencapaian hasil belajar IPS yang baik. Siswa yang
belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimilikinya maka hasil belajar IPS yang
120
diperoleh pun akan baik pula. Hal tersebut diperkuat dengan teori dari Marton
(dalam Ghufron, 2014: 12) yang menyatakan bahwa kemampuan seseorang untuk
mengetahui sendiri gaya belajarnya dan gaya belajar orang lain dalam
4.3.2 Praktis
Untuk mencapai hasil belajar yang baik diperlukan pihak-pihak yang dapat
membantu dalam pencapaian hasil belajar tersebut. Dalam hal ini, guru memiliki
peranan yang penting dalam pencapaian hasil belajar siswa. Penelitian ini dapat
sehingga guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya
belajar siswa. Dalam upaya mencapai pembelajaran yang efektif, guru dapat
4.3.3 Pedagogis
oleh penguasaan materi dan penerapan model pembelajaran yang tepat juga perlu
diperhatikan faktor dari dalam diri siswa, salah satunya yaitu gaya belajar siswa.
Siswa yang mampu menerapkan gaya belajar mereka yang dominan dapat
mencapai hasil belajar yang tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar tidak
PENUTUP
5.1. SIMPULAN
disimpulkan bahwa:
Kudus cenderung memiliki gaya belajar visual yaitu sebanyak 54 siswa (57%).
b) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar siswa (visual,
audio, kinestetik) dengan hasil belajar IPS.Besar koefisien korelasi antara gaya
belajar siswa (visual, audio, kinestetik) dengan hasil belajar IPS yaitu sebesar
0,605, dan termasuk dalam kategori kuat. Hal tersebut menunjukkan bahwa
sebesar 36,6% hasil belajar IPS dipengaruhi oleh gaya belajar siswa, sedangkan
sisanya yaitu 63,4% dipengaruhi oleh faktor lain seperti motivasi belajar, pola
5.2. SARAN
sebagai berikut:
gaya belajarnya agar siswa lebih mudah mencerna pelajaran yang disampaikan
oleh guru.
121
122
b) Bagi Guru sebaiknya mengenali gaya belajar setiap siswanya. Guru sebaiknya
c) Bagi orang tua sebaiknya mengetahui gaya belajar anak dan mengarahkan anak
ketika belajar di rumah agar hasil belajar anak optimal sesuai dengan yang
diharapkan.
123
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2015. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Badan Standar Nasional Pendidikan.
De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2010. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2011. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawita. 2014. Gaya Belajar Kajian Teoritik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
124
Halim, Abdul. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 2 Secanggang Kabupaten Langkat. Jurnal
Tabularasa, No.2, Hal.141-158
Kosiyah. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SD Inti No. 060873 Medan. Jurnal
Tabularasa PPS UNIMED, No. 1, Hal. 63-80.
Lestari, Nur Oktavianti. 2015. Analisis terhadap Pola Asuh dan Gaya Belajar
Siswa Berprestasi. Jurnal Ilmiah Pendidikan PEDAGOGIA, Volume 7,
Nomor 2, Hal. 291-295.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik dengan SPSS. Jakarta: Media
Com.
Ramlah. 2014. Pengaruh Gaya Belajar dan Keaktifan Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Matematika ( Survey pada SMP Negeri di Kecamatan Klari
Kabupatenj Karawang). Jurnal Ilmiah Solusi, No.3, Hal. 68-75.
Rifa’i, Ahmad dan Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press
Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
125
Soewarso dan Susila. 2010. Pendidikan IPS Di Sekolah Dasar. Salatiga: Widya
Sari Press Salatiga.
Solihatin, Etin. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap
Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Ilmiah Mimbar
Demokrasi, No.2 , Hal.1-17.
Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset.
Utami, Prihma Sinta. 2015. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Belajar
Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS di SMP Negeri di Kota Yogyakarta.
Jurnal Pendidikan IPS, No.1, Hal.97-103.
LAMPIRAN
127
Lampiran 1
Lampiran 2
Nama :
Kelas/No. Absen :
Sekolah :
Pengantar :
1. Angket ini digunakan untuk mengetahui gaya belajar siswa di sekolah maupun
di rumah.
2. Hasil dari pengisian angket tidak akan mempengaruhi nilai.
3. Isilah dengan jujur sesuai dengan kenyataan yang kalian alami.
4. Apabila ada pernyataan yang kurang jelas bertanyalah.
Petunjuk pengisian angket :
1. Isilah daftar identitas yang telah disediakan.
2. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan seksama.
3. Berilah tanda centang (√) pada empat pilihan jawaban yang dianggap paling
sesuai dengan keadaan diri sendiri seperti contoh di bawah ini.
Alternatif Jawaban
No. Pernyataan
SL SR KD TP
1. Saya lebih memahami materi IPS
dengan cara membaca.
4. Keterangan pilihan :
SL = Selalu
SR = Sering
KD = Kadang-Kadang
TP = Tidak Pernah
129
Alternatif Jawaban
No Pernyataan
SL SR KD TP
Saya lebih memahami materi IPS dengan
1.
cara membaca buku sendiri.
2. Saya membaca materi IPS dengan cepat.
Saya mudah mengingat materi jika
3. melihat penjelasan guru secara langsung
di depan kelas.
Saya mudah memahami materi IPS jika
4. guru menjelaskannya dengan bagan/peta
konsep.
Ketika maju ke depan kelas, saya tidak
5.
merapikan seragam terlebih dahulu.
Saya menyiapkan buku pelajaran untuk
6.
esok hari pada malam harinya.
Sebelum berangkat sekolah, saya mera-
7.
pikan seragam terlebih dahulu.
Saya dapat belajar dengan nyaman
8.
walaupun suasana kelas ramai.
Saya malas belajar jika ada teman yang
9.
berisik.
Saat di rumah, saya belajar sambil me-
10.
nonton TV.
Saya mudah lupa jika guru menjelaskan
11.
materi hanya sekali.
Jika ada materi yang belum saya pahami,
12. saya meminta bantuan teman untuk
menjelaskan materi tersebut.
Saya lebih memahami materi hanya
13.
dengan mendengar penjelasan guru saja.
130
Lampiran 3
18 2 2 2 3 4 4 4 2 4 1 3 2 2 4 3 2 4 1
19 1 2 2 2 4 4 4 3 2 3 3 2 2 4 3 4 4 3
20 2 3 3 2 4 3 4 2 3 2 2 3 3 3 4 2 4 1
21 2 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3
22 3 3 4 2 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 3 2 4 1
23 1 3 3 2 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 4 1
24 3 3 2 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 2 4 2
25 3 3 3 2 4 4 4 2 3 1 4 2 3 4 3 2 4 1
26 4 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 1
27 2 2 1 1 4 4 4 4 3 1 3 2 3 2 4 2 4 1
28 3 2 4 3 2 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2
29 2 2 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 2 4 4 1 4 1
30 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 2 4 2 2 3 2
31 1 1 2 1 2 4 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 1
32 2 2 3 2 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 2 2 4 2
33 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 4 2
34 3 3 2 3 4 2 4 3 2 2 3 2 2 4 4 3 4 2
35 2 2 2 2 2 4 4 2 4 1 3 2 3 2 4 2 3 1
36 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 4 1
37 2 2 2 1 4 4 4 3 2 1 1 2 3 2 3 1 3 1
38 2 2 2 2 3 2 4 3 3 2 3 2 2 4 2 1 2 2
39 4 3 4 4 2 4 4 3 2 1 3 4 4 4 3 2 3 1
40 3 2 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2
41 1 2 2 1 2 2 3 1 3 1 3 2 3 3 3 2 4 1
134
42 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2
43 3 2 2 3 2 1 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2
44 1 2 1 3 3 2 3 2 2 2 1 1 2 4 2 3 3 1
45 1 2 3 3 4 4 3 2 3 1 3 4 3 3 4 2 4 2
Jumlah 107 100 115 110 150 156 159 119 133 92 126 120 120 156 142 93 166 68
r hitung 0,326 0,445 0,618 0,545 0,396 0,261 0,415 0,343 0,276 0,303 0,432 0,578 0,394 0,432 0,371 0,201 0,387 0,309
Tidak Tidak Tidak
Keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid Valid
valid valid valid
11 2 3 2 3 3 3 3 4 1 4 3 1 1 3 2 3 3 3
12 3 2 3 2 3 2 4 4 1 4 4 2 2 1 3 4 4 3
13 3 2 1 2 3 2 4 4 2 2 3 3 3 2 4 3 2 4
14 4 3 1 2 3 3 2 3 1 3 2 1 2 2 4 2 1 4
15 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2
16 1 4 4 2 4 2 4 3 2 1 3 2 1 1 3 2 2 3
17 2 2 2 1 3 4 3 3 1 4 2 3 4 2 3 3 4 2
18 2 3 3 2 3 2 4 4 1 3 3 1 2 1 4 2 2 2
19 2 2 2 2 3 3 4 4 1 2 4 2 2 1 3 2 2 3
20 3 3 3 1 2 3 2 4 4 3 3 1 1 2 4 2 2 4
21 2 3 2 2 3 2 4 4 3 2 3 2 2 2 4 3 2 4
22 2 3 3 2 4 3 4 4 1 3 4 1 3 2 3 2 3 3
23 2 2 3 2 3 3 4 4 1 4 3 3 2 2 3 2 3 3
24 2 4 2 3 3 4 4 4 2 3 4 1 2 2 4 2 1 3
25 3 3 3 2 4 2 4 4 1 3 3 4 3 2 4 4 4 3
26 2 3 3 2 3 3 4 3 1 3 3 1 2 2 3 3 3 4
27 4 3 1 1 3 2 2 4 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3
28 3 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 1 1 2 3 3 3 2
29 2 2 2 1 2 2 2 3 1 4 3 2 2 2 3 3 3 3
30 3 3 2 2 3 3 4 4 2 4 4 2 3 1 4 4 3 4
31 2 2 2 1 3 2 2 3 1 3 3 2 2 2 2 2 3 4
32 4 4 4 3 4 3 4 2 1 4 3 3 2 1 4 3 3 4
33 4 3 3 1 3 3 3 3 1 4 4 4 4 2 3 2 4 4
34 2 4 4 2 4 2 4 3 2 4 4 1 2 2 4 2 2 3
136
35 2 2 1 1 2 2 2 3 1 3 2 1 1 1 2 2 1 3
36 3 3 2 2 3 2 2 1 1 2 2 1 2 2 3 2 1 3
37 2 2 3 1 2 3 3 3 1 3 4 1 1 3 1 1 1 3
38 2 2 2 1 3 2 3 3 1 3 3 2 2 1 3 2 3 4
39 4 4 3 4 4 3 3 4 1 4 3 2 1 2 2 2 3 2
40 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 1 3
41 4 3 1 2 3 3 3 3 1 3 2 1 2 2 3 2 1 4
42 4 4 2 2 4 3 2 4 2 4 3 1 2 2 3 2 2 3
43 2 2 3 1 3 3 1 4 1 3 2 2 2 2 2 2 1 4
44 2 3 3 1 4 1 2 3 1 4 1 1 1 1 3 2 2 4
45 3 3 3 2 4 1 4 3 2 2 4 2 2 3 4 3 3 3
45 3 3 3 2 4 1 4 3 2 2 4 2 2 3 4 3 3 3
Jumlah 118 126 117 86 144 114 142 148 67 147 131 86 100 83 143 107 104 148
r hitung 0,325 0,392 0,277 0,437 0,334 0,369 0,444 0,236 0,359 0,449 0,561 0,487 0,544 0,359 0,408 0,532 0,406 -0,10
Tidak Tidak Tidak
Keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid Valid valid valid valid valid valid
valid valid Valid
137
∑
ri = { }
= { }
= 1,0344 (1 – 0,1851)
= 1,0344 X 0,8148
= 0,8429.
138
Lampiran 4
Lampiran 5
Nama :
Kelas/No. Absen :
Sekolah :
Pengantar :
1. Angket ini digunakan untuk mengetahui gaya belajar siswa di sekolah maupun
di rumah.
2. Hasil dari pengisian angket tidak akan mempengaruhi nilai.
3. Isilah dengan jujur sesuai dengan kenyataan yang kalian alami.
4. Apabila ada pernyataan yang kurang jelas bertanyalah.
Petunjuk pengisian angket :
1. Isilah daftar identitas yang telah disediakan.
2. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan seksama.
3. Berilah tanda centang (√) pada empat pilihan jawaban yang dianggap paling
sesuai dengan keadaan diri sendiri seperti contoh di bawah ini.
Alternatif Jawaban
No. Pernyataan
SL SR KD TP
1. Saya lebih memahami materi IPS
dengan cara membaca.
4. Keterangan pilihan :
SL = Selalu
SR = Sering
KD = Kadang-Kadang
TP = Tidak Pernah
140
Alternatif Jawaban
No Pernyataan
SL SR KD TP
Saya lebih memahami materi IPS dengan
1.
cara membaca buku sendiri.
2. Saya membaca materi IPS dengan cepat.
Saya mudah mengingat materi jika meli-
3. hat penjelasan guru secara langsung di
depan kelas.
Saya mudah memahami materi IPS jika
4. guru menjelaskannya dengan bagan/peta
konsep.
Ketika maju ke depan kelas, saya tidak
5.
merapikan seragam terlebih dahulu.
Sebelum berangkat sekolah, saya mera-
6.
pikan seragam terlebih dahulu.
Saya dapat belajar dengan nyaman
7.
walaupun suasana kelas ramai.
Saat di rumah, saya belajar sambil me-
8.
nonton TV.
Saya mudah lupa jika guru menjelaskan
9.
materi hanya sekali.
Jika ada materi yang belum saya pahami,
10. saya meminta bantuan teman untuk men-
jelaskan materi tersebut.
Saya lebih memahami materi hanya
11.
dengan mendengar penjelasan guru saja.
Saya cepat bosan jika mendengar penje-
12.
lasan materi dari guru.
Saya bersemangat jika diminta guru
13.
untuk berdiskusi.
141
Lampiran 6
No. Item
No.Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2
2 4 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 1 4 4 1
3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3
4 2 2 4 2 4 4 4 2 2 3 2 4 3 4 2
5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
6 3 3 3 2 4 3 2 4 2 3 2 4 3 4 4
7 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3
8 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4
9 3 2 4 3 3 4 2 3 3 4 2 4 2 3 4
10 3 2 3 2 4 4 3 3 4 2 2 4 4 3 2
11 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
13 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 2 4 3 4 3
14 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2
15 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 2 3
16 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4
17 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3
18 4 3 3 2 4 4 3 4 3 2 3 3 4 2 3
19 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4
144
20 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3
21 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
22 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4
23 4 4 2 3 3 4 3 4 2 4 2 3 4 3 4
24 3 2 2 3 3 4 2 4 3 3 2 3 2 3 1
25 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
26 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3
27 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3
28 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3
29 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 2 1
30 4 1 4 2 4 4 2 2 3 1 4 4 3 3 2
31 4 2 4 3 4 4 3 2 3 2 4 3 2 4 2
32 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4
33 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4
34 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 2 3 4 2
35 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3
36 2 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 2 4 2 2
37 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 2
38 2 4 2 2 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3
39 2 2 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4
40 4 1 4 1 4 2 2 1 3 1 3 2 3 4 1
41 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4
42 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3
43 2 1 2 1 4 4 3 4 4 3 2 4 2 4 1
145
44 3 4 4 4 2 4 2 4 3 1 3 2 3 2 1
45 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4
46 3 1 4 2 4 3 2 1 4 1 3 4 3 4 3
47 3 3 2 1 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3
48 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 1
49 3 4 4 2 1 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3
50 2 1 2 1 1 2 2 2 3 1 2 4 4 4 4
51 3 2 3 1 4 4 3 2 4 2 1 2 3 2 1
52 3 3 3 3 2 4 3 1 3 2 4 4 2 4 3
53 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 1
54 4 4 4 2 4 4 1 2 4 4 3 4 4 4 3
55 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 1
56 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 4 3 3 4 4
57 2 1 4 2 2 4 2 4 1 1 4 4 3 1 3
58 3 2 4 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3
59 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 3 4 3 4 1
60 4 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2
61 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 2 3 1
62 2 1 3 3 4 2 2 2 4 2 3 4 3 4 3
63 4 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 1
64 2 2 2 4 3 2 3 1 2 3 2 3 4 3 2
65 4 1 4 2 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3
66 3 3 3 3 3 4 3 4 1 3 3 3 2 2 4
67 2 4 3 2 4 4 3 3 2 4 2 4 4 3 1
146
68 2 4 4 2 4 3 2 2 1 2 4 3 4 3 3
69 4 1 1 2 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 1
70 4 2 3 2 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3
71 3 3 3 2 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3
72 3 3 3 2 3 2 4 3 2 3 2 4 3 3 3
73 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3
74 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 4 4 4 1
75 4 2 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 3 4 2
76 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 4 2
77 4 3 2 2 4 4 3 2 2 2 2 4 3 4 1
78 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 2 4 2 3 2
79 4 2 4 2 1 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4
80 3 4 3 2 1 3 4 1 4 3 4 2 3 2 1
81 2 3 3 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4
82 4 2 3 2 1 4 2 1 1 4 4 1 4 4 1
83 3 2 4 2 2 4 3 2 4 2 4 2 3 4 3
84 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4
85 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3
86 4 3 4 3 4 4 3 3 2 4 4 2 4 4 2
87 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 2
88 2 2 3 2 3 2 4 3 4 3 2 3 4 3 2
89 3 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 3 3 4 4
90 3 2 4 3 4 4 2 3 4 4 2 2 3 4 2
91 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3
147
92 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2
93 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2
94 4 2 3 4 4 4 2 4 4 3 4 2 2 3 4
95 2 2 2 2 2 4 1 1 3 2 3 3 4 3 4
310 269 318 269 315 352 274 282 303 289 288 303 315 319 249
No. Item
No.Responden Jumlah
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 4 3 4 98
2 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 100
3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 97
4 1 3 4 3 2 3 1 4 4 2 2 3 4 2 2 84
5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 112
6 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 4 4 4 3 4 94
7 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 98
8 3 2 3 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 98
9 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 2 3 2 3 88
10 3 2 2 3 3 3 2 4 2 3 4 2 3 3 2 86
11 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 2 3 4 4 85
12 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 112
13 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 98
14 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 96
148
15 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 96
16 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 106
17 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 103
18 3 1 3 3 4 3 1 3 2 2 2 2 4 2 3 85
19 4 3 4 4 3 3 3 4 2 2 4 3 4 4 3 102
20 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 108
21 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 106
22 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 96
23 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 95
24 3 2 1 3 1 3 2 2 3 3 2 2 4 3 4 78
25 2 2 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 94
26 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 2 3 3 94
27 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 104
28 4 3 3 4 2 3 3 4 2 2 3 4 3 2 4 96
29 2 2 3 2 2 4 3 3 2 3 3 2 4 3 2 85
30 1 4 2 4 3 4 1 4 1 3 2 1 4 4 2 83
31 2 3 3 4 4 4 2 2 4 2 2 2 3 4 2 89
32 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 109
33 3 4 3 3 4 2 3 4 2 3 3 2 4 3 3 96
34 1 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 1 1 78
35 1 3 3 4 3 4 2 1 4 2 3 2 4 3 4 97
36 1 2 2 2 2 4 1 3 4 1 1 2 4 3 4 79
37 4 3 3 2 3 4 2 3 2 2 3 3 3 4 2 92
38 2 3 4 2 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 87
149
39 4 4 4 3 4 4 1 4 4 2 3 4 4 4 2 99
40 1 4 4 4 3 4 2 4 3 2 2 3 2 2 4 80
41 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 112
42 3 3 2 3 2 3 2 4 4 2 4 3 4 4 3 96
43 4 4 3 2 4 4 1 1 2 1 1 4 3 2 1 78
44 2 3 2 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 91
45 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 106
46 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 4 86
47 2 2 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 88
48 4 1 3 3 4 3 1 4 1 1 4 1 4 2 1 85
49 1 3 2 2 4 2 2 3 4 1 3 4 2 1 3 83
50 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 86
51 2 1 2 3 3 4 2 1 4 2 1 1 3 3 3 72
52 4 1 4 3 4 4 2 4 4 3 3 2 2 3 3 90
53 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 93
54 2 1 2 4 2 2 3 4 1 3 2 1 4 1 1 84
55 2 3 2 3 3 4 2 4 3 4 3 2 4 1 3 92
56 3 4 2 4 3 4 3 2 3 4 1 2 4 3 3 89
57 4 4 3 3 1 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 86
58 2 2 2 4 3 4 1 3 2 3 3 1 4 3 1 85
59 4 1 3 4 3 4 2 4 2 3 4 2 4 2 2 92
60 4 3 1 3 4 1 1 4 4 4 4 2 1 4 4 97
61 2 3 2 3 2 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 93
62 4 4 3 4 2 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 92
150
63 2 1 3 2 4 4 2 4 1 2 2 2 4 2 4 84
64 2 3 2 4 3 4 2 3 4 3 3 2 4 4 2 83
65 2 3 3 2 2 1 4 4 3 3 1 3 1 4 3 86
66 4 3 2 2 2 2 1 4 2 1 4 3 3 4 4 85
67 3 1 4 2 4 4 3 2 3 3 3 2 4 3 3 89
68 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 93
69 3 3 2 3 4 2 3 2 4 2 3 2 3 3 3 86
70 3 3 4 4 3 2 1 3 4 2 2 1 3 3 3 90
71 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 84
72 3 2 3 4 2 3 2 4 4 3 3 2 4 3 4 89
73 3 3 3 4 3 3 1 4 2 3 2 2 3 3 4 94
74 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 98
75 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 2 1 3 3 4 94
76 3 3 4 4 2 3 1 4 3 3 2 4 3 4 3 91
77 3 3 2 3 3 3 2 4 3 1 3 2 4 4 4 86
78 3 3 2 4 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 4 88
79 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 2 4 2 4 93
80 4 3 3 3 4 3 3 4 3 1 2 4 3 3 4 87
81 3 4 3 3 4 3 1 2 3 3 4 2 3 2 2 94
82 3 3 4 3 2 1 2 2 4 3 3 4 2 3 3 80
83 2 3 2 4 4 3 4 4 2 2 4 2 3 2 4 89
84 4 3 3 3 2 2 1 3 2 2 2 2 4 3 4 92
85 2 3 4 3 3 4 1 4 4 1 2 3 3 3 3 96
86 1 4 4 3 4 4 4 4 3 1 2 1 4 3 1 93
151
87 3 2 3 2 2 3 2 4 3 4 2 2 4 4 4 96
88 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 2 4 87
89 2 4 3 4 4 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 96
90 1 3 4 4 4 4 3 2 3 4 1 1 3 1 2 86
91 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3 3 1 98
92 4 4 4 3 4 1 3 1 4 4 3 4 3 2 4 103
93 2 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 97
94 3 3 4 2 4 4 2 4 2 2 2 3 4 2 4 94
95 4 3 4 3 4 2 4 3 2 2 2 4 3 4 3 85
Jumlah 271 275 286 305 300 307 238 316 287 268 273 262 322 280 300 8745
152
Lampiran 7
33 34 33 29 96 Visual
34 28 26 24 78 Visual
35 36 32 29 97 Visual
36 29 23 27 79 Visual
37 34 30 28 92 Visual
38 25 29 33 87 Kinestetik
39 31 36 32 99 Auditorial
40 23 29 28 80 Auditorial
41 38 39 35 112 Auditorial
42 34 29 33 96 Visual
43 28 30 20 78 Auditorial
44 31 24 36 91 Kinestetik
45 36 35 35 106 Visual
46 25 31 30 86 Kinestetik
47 26 28 34 88 Kinestetik
48 33 30 22 85 Visual
49 30 28 25 83 Visual
50 17 36 33 86 Auditorial
51 28 20 24 72 Visual
52 27 33 30 90 Auditorial
53 35 24 34 93 Visual
54 33 29 22 84 Visual
55 36 26 30 92 Visual
56 26 34 29 89 Auditorial
57 23 30 33 86 Kinestetik
58 31 29 25 85 Visual
59 33 30 29 92 Visual
60 35 33 29 97 Visual
61 36 23 34 93 Visual
62 25 34 33 92 Auditorial
63 31 26 27 84 Visual
64 24 28 31 83 Kinestetik
65 30 29 27 86 Visual
66 30 27 28 85 Visual
67 31 28 30 89 Visual
68 26 34 33 93 Auditorial
69 30 29 27 86 Visual
70 30 36 24 90 Auditorial
71 29 27 28 84 Visual
154
72 28 29 32 89 Kinestetik
73 36 29 27 94 Visual
74 34 28 36 98 Kinestetik
75 34 31 29 94 Visual
76 32 29 30 91 Visual
77 28 28 30 86 Kinestetik
78 32 27 29 88 Visual
79 32 31 30 93 Visual
80 28 29 30 87 Kinestetik
81 33 36 25 94 Auditorial
82 24 29 27 80 Auditorial
83 28 31 30 89 Auditorial
84 34 33 25 92 Visual
85 36 32 28 96 Visual
86 34 32 27 93 Visual
87 36 28 32 96 Visual
88 28 30 29 87 Auditorial
89 33 35 28 96 Visual
90 33 29 24 86 Visual
91 34 36 28 98 Auditorial
92 38 36 29 103 Visual
93 33 30 34 97 Kinestetik
94 34 31 29 94 Visual
95 21 35 29 85 Auditorial
155
Lampiran 8
Jarak interval =
=
= 1,5 dibulatkan menjadi 2
Berdasarkan hasil tersebut, maka disusun tabel kategori indikator belajar
dengan cara visual sebagai berikut:
Jumlah Skor Jawaban Kategori
8-9 Sangat Baik
6–7 Baik
4–5 Cukup Baik
2–3 Kurang Baik
=4x2
=8
2. Menghitung skor terendah dengan rumus:
Skor terendah = skor terendah x jumlah butir pernyataan
=1x2
=2
3. Menetapkan jumlah kelas = 4
4. Menentukan jarak interval
Jarak interval =
=
= 1,5 dibulatkan menjadi 2
Berdasarkan hasil tersebut, maka disusun tabel kategori indikator
mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar sebagai berikut:
Jumlah Skor Jawaban Kategori
8-9 Sangat Baik
6–7 Baik
4–5 Cukup Baik
2–3 Kurang Baik
Jarak interval =
=
= 1,5 dibulatkan menjadi 2
Berdasarkan hasil tersebut, maka disusun tabel kategori indikator rapi
dan teratur sebagai berikut:
Jumlah Skor Jawaban Kategori
8-9 Sangat Baik
6–7 Baik
4–5 Cukup Baik
2–3 Kurang Baik
Jarak interval =
=
= 1,5 dibulatkan menjadi 2
Berdasarkan hasil tersebut, maka disusun tabel kategori indikator tidak
terganggu dengan keributan sebagai berikut:
158
Jarak interval =
=
= 1,5 dibulatkan menjadi 2
Berdasarkan hasil tersebut, maka disusun tabel kategori indikator sulit
menerima instruksi verbal sebagai berikut:
Jumlah Skor Jawaban Kategori
8–9 Sangat Baik
6–7 Baik
4–5 Cukup Baik
2–3 Tidak Baik
=4x2
=8
2. Menghitung skor terendah dengan rumus:
Skor terendah = skor terendah x jumlah butir pernyataan
=1x2
=2
3. Menetapkan jumlah kelas = 4
4. Menentukan jarak interval
Jarak interval =
=
= 1,5 dibulatkan menjadi 2
Berdasarkan hasil tersebut, maka disusun tabel kategori indikator belajar
dengan cara mendengar sebagai berikut:
Jumlah Skor Jawaban Kategori
8-9 Sangat Baik
6–7 Baik
4–5 Cukup Baik
2–3 Kurang Baik
Jarak interval =
=
= 1,5 dibulatkan menjadi 2
Berdasarkan hasil tersebut, maka disusun tabel kategori indikator baik
dalam aktivitas lisan sebagai berikut:
Jumlah Skor Jawaban Kategori
8-9 Sangat Baik
6–7 Baik
4–5 Cukup Baik
2–3 Kurang Baik
Jarak interval =
=
= 1,5 dibulatkan menjadi 2
Berdasarkan hasil tersebut, maka disusun tabel kategori indikator
memiliki kepekaan terhadap musik sebagai berikut:
Jumlah Skor Jawaban Kategori
8–9 Sangat Baik
6–7 Baik
161
Jarak interval =
=1x3
=3
3. Menetapkan jumlah kelas = 4
4. Menentukan jarak interval
Jarak interval =
=
= 2,25 dibulatkan menjadi 3
Berdasarkan hasil tersebut, maka disusun tabel kategori indikator lemah
dalam aktivitas visual sebagai berikut:
Jumlah Skor Jawaban Kategori
12 – 14 Sangat Baik
9 – 11 Baik
6–8 Cukup Baik
3–5 Kurang Baik
Jarak interval =
163
Jarak interval =
=
= 1,5 dibulatkan menjadi 2
Berdasarkan hasil tersebut, maka disusun tabel kategori indikator peka
terhadap ekspresi dan bahasa tubuh sebagai berikut:
Jumlah Skor Jawaban Kategori
8–9 Sangat Baik
6–7 Baik
4–5 Cukup Baik
2–3 Kurang Baik
164
Jarak interval =
=
= 2,25 dibulatkan menjadi 3
Berdasarkan hasil tersebut, maka disusun tabel kategori indikator
berorientasi pada fisik dan banyak bergerak sebagai berikut:
Jumlah Skor Jawaban Kategori
12 – 14 Sangat Baik
9 – 11 Baik
6–8 Cukup Baik
3–5 Kurang Baik
Jarak interval =
=
= 1,5 dibulatkan menjadi 2
Berdasarkan hasil tersebut, maka disusun tabel kategori indikator suka
coba-coba dan kurang rapi sebagai berikut:
Jumlah Skor Jawaban Kategori
8–9 Sangat Baik
6–7 Baik
4–5 Cukup Baik
2–3 Kurang Baik
Jarak interval =
Lampiran 9
KATEGORI SKOR ANGKET GAYA BELAJAR SISWA
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5
No.
Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori
1 6 B 7 B 8 SB 6 B 7 B
2 6 B 7 B 8 SB 6 B 7 B
3 4 C 6 B 8 SB 6 B 5 C
4 7 B 7 B 8 SB 8 SB 8 SB
5 6 B 7 B 7 B 7 B 7 B
6 5 C 7 B 7 B 5 C 7 B
7 5 C 5 C 8 SB 6 B 6 B
8 8 SB 8 SB 8 SB 8 SB 8 SB
9 7 B 8 SB 7 B 7 B 7 B
10 8 SB 8 SB 7 B 7 B 7 B
11 7 B 5 C 8 SB 7 B 5 C
12 8 SB 7 B 8 SB 8 SB 7 B
13 7 B 7 B 8 SB 7 B 7 B
14 8 SB 5 C 7 B 7 B 6 B
15 5 C 5 C 7 B 6 B 6 B
16 7 B 6 B 7 B 7 B 7 B
17 7 B 7 B 8 SB 6 B 8 SB
18 7 B 6 B 8 SB 7 B 6 B
19 8 SB 6 B 8 SB 6 B 6 B
168
20 6 B 6 B 6 B 4 C 6 B
21 7 B 8 SB 8 SB 7 B 6 B
22 5 C 5 C 8 SB 6 B 5 C
23 7 B 7 B 7 B 6 B 7 B
24 4 C 8 SB 8 SB 6 B 8 SB
25 8 SB 8 SB 6 B 7 B 7 B
26 7 B 8 SB 7 B 6 B 5 C
27 7 B 6 B 5 C 5 C 7 B
28 5 C 4 C 8 SB 5 C 6 B
29 7 B 7 B 8 SB 6 B 7 B
30 8 SB 6 B 8 SB 3 K 8 B
31 8 SB 7 B 8 SB 7 B 6 B
32 5 C 7 B 8 SB 5 C 6 B
33 7 B 7 B 8 SB 7 B 4 C
34 7 B 8 SB 7 B 6 B 7 B
35 7 B 7 B 8 SB 8 SB 6 B
36 7 B 5 C 7 B 7 B 5 C
37 5 C 6 B 5 C 6 B 8 SB
38 6 B 6 B 7 B 7 B 4 C
39 6 B 5 C 8 SB 6 B 6 B
40 5 C 3 K 8 SB 7 B 7 B
41 6 B 5 C 7 B 5 C 6 B
42 8 SB 5 C 7 B 8 SB 8 SB
43 6 B 7 B 8 SB 6 B 7 B
169
44 7 B 5 C 7 B 6 B 7 B
45 7 B 7 B 7 B 6 B 5 C
46 6 B 6 B 5 C 8 S 7 B
47 8 SB 6 B 7 B 5 C 8 SB
48 7 B 6 B 8 SB 7 B 8 SB
49 7 B 7 B 8 SB 6 B 6 B
50 7 B 8 SB 8 SB 7 B 6 B
51 7 B 7 B 8 SB 4 C 7 B
52 5 C 7 B 8 SB 5 C 8 SB
53 8 SB 7 B 8 SB 7 B 8 SB
54 6 B 7 B 8 SB 6 B 7 B
8 7 B 6 B 7 B 2 C 10 SB
9 6 B 5 C 6 B 3 B 9 B
10 6 B 7 B 5 C 2 C 8 B
11 7 B 6 B 7 B 3 B 9 B
12 8 SB 7 B 7 B 4 SB 12 SB
13 6 B 7 B 7 B 3 B 11 SB
14 6 B 6 B 5 C 2 C 10 SB
15 6 B 6 B 5 C 2 C 10 SB
16 7 B 7 B 7 B 4 SB 11 SB
17 6 B 6 B 7 B 3 B 10 SB
18 6 B 6 B 6 B 1 K 10 SB
19 7 B 7 B 8 SB 3 B 11 SB
20 7 B 7 B 6 B 4 SB 10 SB
21 7 B 7 B 7 B 4 SB 10 SB
22 7 B 7 B 6 B 3 B 11 SB
23 5 C 7 B 7 B 2 C 9 B
24 5 C 5 C 4 C 2 C 5 K
25 6 B 6 B 5 C 2 C 9 B
171
No.
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5
Responden
Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori
1 6 B 7 B 8 SB 6 B 7 B
2 6 B 6 B 6 B 6 B 8 SB
3 6 B 7 B 8 SB 6 B 7 B
4 4 C 6 B 8 SB 6 B 5 C
5 7 B 7 B 8 SB 8 SB 8 SB
6 6 B 5 C 7 B 6 B 5 C
7 6 B 7 B 7 B 7 B 7 B
8 6 B 6 B 8 SB 5 C 6 B
9 5 C 7 B 7 B 5 C 7 B
10 5 C 5 C 8 SB 6 B 6 B
11 4 C 5 C 4 C 5 C 6 B
12 8 SB 8 SB 8 SB 8 SB 8 SB
13 6 B 8 SB 7 B 5 C 5 C
14 6 B 7 B 7 B 7 B 6 B
15 7 B 8 SB 7 B 7 B 7 B
16 7 B 7 B 7 B 6 B 8 SB
172
Lampiran 10
KATEGORI NILAI HASIL BELAJAR IPS
No. Nilai No. Nilai No. Nilai
Kategori Kategori Kategori
Responden UTS Responden UTS Responden UTS
1 86 BS 33 89 BS 65 62 C
2 81 BS 34 64 C 66 75 B
3 81 BS 35 87 BS 67 81 BS
4 74 B 36 74 B 68 58 C
5 98 BS 37 78 B 69 65 C
6 82 BS 38 80 BS 70 80 BS
7 81 BS 39 74 B 71 68 B
8 91 BS 40 78 B 72 61 C
9 76 B 41 98 BS 73 83 BS
10 78 B 42 80 BS 74 77 B
11 74 B 43 74 B 75 65 C
12 90 BS 44 87 BS 76 80 BS
13 89 BS 45 90 BS 77 80 BS
14 74 B 46 80 BS 78 70 B
15 80 BS 47 80 BS 79 65 C
16 94 BS 48 81 BS 80 75 B
17 86 BS 49 87 BS 81 83 BS
18 76 B 50 84 BS 82 70 B
19 86 BS 51 72 B 83 75 B
20 91 BS 52 77 B 84 52 K
173
21 90 BS 53 80 BS 85 68 B
22 86 BS 54 82 BS 86 74 B
23 83 BS 55 68 B 87 83 BS
24 70 B 56 74 B 88 78 B
25 81 BS 57 71 B 89 68 B
26 81 BS 58 70 B 90 78 B
27 93 BS 59 89 BS 91 74 B
28 84 BS 60 90 BS 92 86 BS
29 80 BS 61 73 B 93 75 B
30 70 B 62 83 BS 94 83 BS
31 84 BS 63 74 B 95 75 B
32 94 BS 64 62 C
Lampiran 11
HASIL PERHITUNGAN UJI NORMALITAS
Lampiran 12
HASIL UJI LINEARITAS
ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
(Combined) 3718,831 28 132,815 2,402 ,002
Linearity 2698,121 1 2698,121 48,804 ,000
Gaya Belajar Between Groups
Deviation from 1020,710 27 37,804 ,684 ,862
*
Linearity
Hasil Belajar
Within Groups 3648,790 66 55,285
Total 7367,621 94
176
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
SAMPEL WAWANCARA DENGAN SISWA
Narasumber 1
Hari/tanggal : Selasa, 24 Mei 2016
Narasumber : Muhammad Nabil
Tempat : SDN 03 Tumpangkrasak
Pertanyaan
1. Apakah kamu suka membaca materi IPS?
Iya, saya sering membaca-baca materi IPS di buku paket.
2. Apakah kamu lebih menghafal materi IPS dengan cara membaca?
Iya, saya menghafal materi IPS dengan membaca buku.
3. Sebelum pelajaran dimulai, apakah kamu selalu menyiapkan buku dan alat
tulis di meja? Saya selalu menyiapkan buku pelajaran.
4. Apakah kamu dapat belajar dengan keadaan yang gaduh? Saya masih tetap
dapat belajar walaupun teman saya ribut.
5. Apakah kamu suka mencatat materi yang dijelaskan oleh guru tanpa disuruh
terlebih dahulu? Setiap guru menjelaskan, saya langsung mencatat materi.
6. Apakah kamu senang jika guru menjelaskan materi secara lisan? Saya kurang
memahami jika guru menjelaskan materi.
7. Apakah kamu senang jika guru bercerita padamu? Saya merasa bosan jika
guru hanya bercerita saja.
8. Jika ada waktu luang apakah kamu suka mendengarkan musik? Saya kurang
menyukai musik
9. Jika dalam pelajaran ada temanmu yang bermain sendiri, apakah kamu
merasa terganggu? Saya tetap dapat belajar walau teman saya mengganggu,
tapi saya juga merasa kesal.
10. Apakah kamu merasa kesulitan memahami tulisan guru di papan tulis? Ya,
saya agak kesulitan, karena tulisannya kurang jelas.
11. Apakah kamu betah jika harus duduk berlama-lama mendengarkan
penjelasan guru? Saya merasa capek kalau duduk lama.
180
12. Apakah kamu suka menghafalkan materi sambil berjalan? Saya menghafal
materi dengan duduk.
13. Ketika membaca, apakah kamu suka menggunakan jari sebagai penunjuk?
Kadang-kadang saya menggunakan jari saya saat membaca.
14. Apakah kamu suka mengerjakan soal sebelum disuruh guru? Saya
mengerjakan soal jika disuruh guru.
15. Apakah kamu menyukai kerja kelompok?
Saya lebih suka mengerjakan tugas sendirian, karena jika kerja kelompok
pasti ada teman yang tidak ikut bekerja
181
Narasumber 2
Hari/tanggal : Rabu, 24 Mei 2016
Narasumber : Miladia Najwa
Tempat : SDN 03 Ngembal Kulon
Pertanyaan
1. Apakah kamu suka membaca materi IPS?
Saya kurang suka kalau disuruh baca buku.
2. Apakah kamu lebih menghafal materi IPS dengan cara membaca?
Saya sulit mengingat materi IPS kalau hanya membaca saja.
3. Sebelum pelajaran dimulai, apakah kamu selalu menyiapkan buku dan alat
tulis di meja? Kadang-kadang saya menyiapkan alat tulis saya terlebih
dahulu.
4. Apakah kamu dapat belajar dengan keadaan yang gaduh? Saya tidak dapat
berkonsentrasi jika kelas ramai.
5. Apakah kamu suka mencatat materi yang dijelaskan oleh guru tanpa disuruh
terlebih dahulu? Ya kadang-kadang saya melakukannya.
6. Apakah kamu senang jika guru menjelaskan materi secara lisan? Saya lebih
senang mendengarkan penjelasan guru.
7. Apakah kamu senang jika guru bercerita padamu? Saya sangat tertarik jika
guru bercerita tentang materi IPS, apalagi bercerita tentang Indonesia.
8. Jika ada waktu luang apakah kamu suka mendengarkan musik? Ya kalau saya
lagi bosan saya suka mendengarkan musik.
9. Jika dalam pelajaran ada temanmu yang bermain sendiri, apakah kamu
merasa terganggu? Iya, saya merasa terganggu.
10. Apakah kamu merasa kesulitan memahami tulisan guru di papan tulis?
Kadang-kadang tulisan guru kurang jelas.
11. Apakah kamu betah jika harus duduk berlama-lama mendengarkan
penjelasan guru? Iya saya merasa betah.
12. Apakah kamu suka menghafalkan materi sambil berjalan? Saya lebih sering
menghafalkan materi sambil duduk.
182
13. Ketika membaca, apakah kamu suka menggunakan jari sebagai penunjuk?
Iya, kadang-kadang saya melakukannya.
14. Apakah kamu suka mengerjakan soal sebelum disuruh guru? Kalau saya lagi
tidak malas, saya akan mengerjakan soa-soal tanpa disuruh guru.
15. Apakah kamu menyukai kerja kelompok?
Saya lebih suka mengerjakan tugas sendiri, tapi jika ada kesulitan saya
bertanya guru atau teman.
183
Lampiran 16
SURAT KETERANGAN VALIDASI PENILAI AHLI
184
185
186
187
Lampiran 17
SURAT IJIN PENELITIAN
188
189
190
191
192
193
194
Lampiran 18
SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN
195
196
197
198
199
200
201
Lampiran 19
DOKUMENTASI
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Pada gambar 3 dan 4, peneliti sedang membagikan angket kepada siswa kelas V
Gambar 5 Gambar 6
Gambar 7 Gambar 8
Gambar 9 Gambar 10
Gambar 11 Gambar 12
Pada gambar 11 dan 12, peneliti mewancarai siswa tentang gaya belajarnya