Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhammad Musyaddad

NIM : A1C320038

Kelas : Reguler A

Prodi : Fisika Modern

 Difraksi Partikel Dalam Kotak

Fisikawan de Broglie telah berhipotesis bahwa materi juga dapat memperlihatkan sifat
gelombang. Hipotesis ini untuk mengimbangi hasil percobaan Compton bahwa cahaya yang
merupakan gelombang dapat memperlihatkan sifat partikel. Antara tahun 1923-1927, Clinton
Davisson dan Lester Germer dari Western Electric (Bell Labs) melakukan percobaan
penembakan berkas elektron pada permukaan kristal nikel. Dugaan awal mereka adalah hampir
semua elektron akan menembus ke dalam kristal nikel. Tetapi mereka mengamati fenomena
tidak terduga.

Gambar 1 Skema alat eksperimen Davisson dan Germer.


Mereka mengamati pola hamburan yang sangat serupa dengan pola hamburan sinar-X
yang ditembakkan ke permukaan kristal. Tenyata elektron berperilalu seperti sinar-X yang
merupakan gelombang elektromagnetik. Mereka pun menghitung besarnya panjang gelombang
nya serta membandingkannya dengan panjang gelombang yang dihitung secara teoritis. Hasil
yang diukur oleh Davisson dan Germen persis sama dengan yang dihitung dengan menggunakan
persamaan de Broglie.

 Hukum Bragg

Menurut Hukum Bragg, Bidang permukaan atom-atom dari suatu kristal bertindak
sebagai cermin bagi sinar X. Bidang-bidang tersebut mampu merefleksikan sinar-sinar yang
datang pada sudut yang sama dengan sudut incidence. Sinar-sinar refleksi digabungkan sesuai
dengan Hukum Bragg

dimana n adalah integer, λ adalah panjang gelombang radiasi, d adalah jarak antara bidang-
bidang atom dan θ adalah sudut diantara sinar yang masuk (atau keluar) dengan bidang atom.

Hukum Bragg membuktikan bahwa sinar X dapat dianggap sebagai gelombang sekaligus
membuktikan bahwa kristal-kristal terdiri atas atom-atom yang tersusun dalam urutan 3 dimensi.

Gambar 2 Skema Hukum Bragg


 Prinsip Ketidakpastian

Salah satu syarat benda dapat dilihat adalah ukuran benda tidak boleh lebih kecil daripada
panjang gelombang cahaya yang digunakan. Batas terkecil ukuran benda yang dapat dilihat
adalah setengah dari panjang gelombang cahaya. Dengan menggunakan mikroskop optik
secanggih apa-pun, kita tidak mungkin mengamati benda dengan ukuran kurang dari λ/2.
Gambar 3 adalah ilustrasi benda yang dapat dan tidak dapat dilihat dengan gelombang.

Gambar 3 Ilustrasi benda yang dapat dan tidak dapat dilihat

Ini berarti, ketika kita lakukan pengukuran posisi suatu benda dengan menggunakan
gelombang yang memiliki panjang gelombang λ maka akan muncul ketidakpastian posisi benda
sebesar
Berdasarkan hasil percobaan Compton, gelombang elektromagnetik membawa
momentum yang besarnya pg=h/λ. Karena membawa momentum maka saat gelombang
menabrak partikel, mungkin terjadi transfer momentum dari gelombang ke partikel. Oleh karena
itu, partikel akan mengalami perubahan momentum. Berapa besar perubahan momentum
partikel, kita tidak atu secara pasti. Tetapi ordenya kira-kira sama dengan momentum yang
dibawah oleh gelombang.

Jadi, setelah tumbukan maka terjadi ketidakpastian momentum partikel sebesar

Gambar 4 Ilustrasi Perubahan momentum partikel saat ditumbuk gelombang

Dari penjelasan di atas maka jelas bahwa saat gelombang menabrak partikel maka aka muncul
dua peristiwa:

1. Ketidakpastian posisi partikel

2. Ketidakpastian momentum partikel

Jadi,
Atau

Persamaan diatas disebut dengan Ketidakpastian Heisenberg.

 Penerapan Ketidakpastian Heisenberg

Prinsip ketidakpastian Heisenberg merupakan fondasi dasar dari ilmu fisika kuantum yang
menjadi ciri khas fisika kuantum dengan fisika klasik. Prinsip ketidakpastian Heisenberg
memberikan batasan dimana tidak adanya hasil pengukuran mutlak dalam setiap pengukuran
kuantum. Seiring dengan perkembangan instrumen pengukuran yang semakin canggih di abad
21, menghadirkan peluang munculnya modifikasi dari prinsip ketidakpastian Heisenberg dari
bentuk umum formulasi yang telah ada. Ada banyak sekali pengaruh dari penemuan uar biasa
ini.

1. Ketidakpastian Heisenberg merupakan dasar pengembangan teori kuantum dalam


formulasi matriks. Teori kuantum dapat dijelaskan dalam bentuk fungsi gelombang
(formulasi Schrodinger) dan dapat dijelaskan dalam formulasi matriks (formulasi
Heisenberg). Atas formulasi ketidakpastian yang merupakan sifat instrisik alam dan
menjadi landasan teori fisika modern (teori kuantum).
2. Prinsip ketidakpastian Heisenber juga merombak konsep atom Bohr, terutama terkait
dengan adanya orbit atom. Orbit atom dengan jari-jari tertentu dari inti ditentukan
berdasarkan prinsip kepastian. Sedangkan ketidakpastian berimplikasi bahwa tidak ada
orbit atom yang jelas karena posisi elektron mengandung ketidakpastian.
3. Ketidakpastian Heisenberg tifak hanya berlaku untuk momentum dan posisi, tetapi juga
untuk energi dan waktu. Jika kita mengukur energi suatu benda maka hasil pengukuran
pasti mengandung ketidakpastian. Ketidakpastian makin besar jika waktu pengukuran
makin pendek. Jika kita ingin mengukur energi suatu benda dengan ketelitian yang tinggi
maka kita harus melakukan pengukuran dalam waktu yang sangat lama.
Soal-soal

1. Tentukan panjang gelombang de Broglie sebuah massa 2 kg dengan kecepatan 25 m/s.

Jawab:

Dengan menggunakan persamaan de Broglie,

( )( )

2. Tentukan panjang gelombang de Broglie sebuah 0,08 Ev Neutron!

Jawab:

Dengan menggunakan persamaan de Broglie,

√ √ ( )( )

3. Neutron beam dengan 0,1 eV terhambur dari sumber tidak diketahui. Dikethui sudut pada
orde pertama sebesar 28 derajat. Tentukan jarak plane bragg nya!

Jawab:

√ ( )( )
4. Seorang pitcher melempar bola 0,1 kg dengan kecepatan 40 m/s. Jika akurasi pengukuran
momentum sebesar 1%, tentukan ketidakpastian posisi nya.

Jawab:

( )( )

Maka

( )

5. Ubah soal 4 dengan menggunakan electron bermassa kg denga kecepatan 40 m/s.

Jawab:

( )( )

Maka

( )

Anda mungkin juga menyukai