TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LANSIA
2.1.1 Pengertian
Lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yabg telah memasuki tahapan akhir
dari fase kehidupannya. Kelompok yang di kategorikan lansia ini akan terjadi
suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan (World Health
Lanjut usia adalah fenomena biologis yang tidak dapat dihindari oleh setiap
individu. UU No. IV. Tahun 1965 pasal 1, menyatakan bahwa seseorang dapat
dikatakan lanjut usia setelah mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau
tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari, dan
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahateraan lanjut usia, lansia adalah
seseorang yang telah mencapai usia di atas 60 tahun (Ratnawati, 2017), Lansia
menurut BKKBN (1995) adalah individu yang berusia diatas 60 tahun yang pada
umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi fungsi biologis,
Lansia merupakan proses alami yang berarti seseorang telah melalui tahap-tahap
dan menjadi lansia Tahap berbeda ini dimulai baik secara biologis maupun
Lansia atau menua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Menua meruapakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan (Aspiani, 2014)
ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang terkait dengan usia. Penuaan adalah
suatu proses normal yang ditandai dengan perubahan fisik, sosial, dan psikologis
yang dapat terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap
meliputi teon genetik dan mutasi. teori imunologis, teori stress, teori radikal
bebas, teori rantai silang, teori menua akibat metabolisme. Teori psikososial
1. Teori Biologis
terjadi karena perubahan molekul dalam sel tubuh sebagai hasil dari
mutasi spontan yang tidak dapat dan yang terakumulasi seiring dengan
b. Tenri Imunologis
c. Teori Stress
Padila, 2013).
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh karena
zat kimia dan radiasi, yang mengubah fungsi jaringan yang akan
2013).
2. Teori Psikososial
Teori ini merupakan teori sosial tentang penuaan yang paling awal dan
teori ini seorang lansia akan dinyatakan mengalami proses penuaan yang
b. Teori Aktivitas
aktivitas tersebut. Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses
adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan sosial
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang lanjut
gambarannya kelak pada saat ia menjadi lansia. Hal ini dapat dilihat
dari gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah
e. Teari Perkembangan
Ratnawati (2017) lanjut usia dibagi dalam berbagai klasifikasi dan Batasan.
menjadi usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dengan risiko tinggi.
menjadi usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dengan risiko tinggi,
usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke
RI dalam Padila (2013), ada lima klasifikas pada lansia terdiri dari:
5. Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
2. Tipe mandiri Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif
menuntut.
4. Tipe pasrah
5. Tipe bingung
acuh tak acuh. Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis tipe konstruktif, tipe
dependen (kebergantungan). Tipe defensif (bertahan), tipe militan dan serius,
para lansia dapat digolongkan menjadi beberapa tipe, yaitu lansia mandiri
badan sosial, lansia di panti wreda, lansia yang dirawat di rumah sakit, dan
1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13
tentang kesehatan).
2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
Gangguan pola tidur adalah kondisi yang jika tidak terobati secara umum akan
dari 3 masalah berikut : Insomnia adalah gerakan atau sensasi abnormal dikala
tidur malam atau ketika terjaga ditengah malam atau rasa mengantuk berlebih
2.2.2 Etiologi
Adapun penyebab seseorang yang bisa mengalami gangguan pola tidur : (SDKI,
2) Suhu lingkungan
3) Pencayahaan
4) Kebisingan
1) Kurang privasi
2) Restrain fisik
mayor dan minur sebagai berikut: (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
sering terjaga, mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur berubah,
2) Tidak tersedia
menurun
bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk capar tidur dan
bangun, salah satu aktifitas tidur ini clatur oleh sistem pengaktivas retikularis.
Pusat pengaturan aktifitas tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas
pans Selain itu RAS (reticular activating system) dapat memberikan rangsangan
visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari
korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Pada saat tidur
yang berada or pons dan batang otak tengah yaitu (buibor synchronizing
dipusat otak dan sistem lymbik. Dengan demikian sistem pada batang otak yang
mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS (reticular activating
system) dan BSR (bulbar synchronizing region) (Hidayat dan Uliyah 2015).
Dalam proses tidur terdapat dua jenis tidur, pertamo jenis tidur yang disebabkan
tidur gelombang lambat karena gelombang otaknya sangat lambat atau disebut
tidur NREM (non repid eye movement) dan yang keda jens tidur yang
kegiatan otak mungkin tidak tertekan secara berarti atau disebut dengan jenis
pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit,
dimana periode pertama terjadi 80-100 menit, akan tetapi apabila kondisi orang
sangat lelah maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri
tidur REM adalah sebagai berikut biasanya disertai dengan mimpi aktif, lebih
sulit dibangunkan dari paca selama tidur nyenyak NREM, tonus otot selama
tidur nyenyak sangat tertekan yang menunjukican innibisi kuat proyeksi spinal
tida teratur, pada otot perife terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur,
mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular tekanan darah
meningkat, pada tidur ini penting untuk keseimbangan mental emosi juga
1. Tahap I adalah tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri sebagai
mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi nadi dan napas sedikit
menit.
2. Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menuruni
dengan ciri sebagai berikut. mata cada umunya menetap, deriyut jantung
3. Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan frekwensi
napas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan adanya dominas sistem
4. Tahap IV merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan
pernafasan turun, jarang bergerak dan sulit dibangunkan, gerak bola mata
cepat, sekres lambung menurun, dan tonus otot menurun (Hidayat dan
Uliyah 2015).
Fungsi dan tujuan dari tidur secara jelas tidak diketahui akan tetapi diyakini
lain lain. Energi disimpan selama tidur, sehingga energi diarahkan kembali pada
yang adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan keadaan tidur yang
henya sebentar atau susah tidur. Insomnio ini terbagi merged tiga jenis
ketidakmampuan tetap tidur, karena selalu terbangun pada malam hari dan
banyak terjadi pada anak-anak dalam tahap ili don IV dan tidur NREM
4. Enurasa merupakan buang air kecil yang tidak disegaja pada waktu tidur
atau istilah lain dikenal dengan nama mengompol, enuresa ini ada dua
5. Apnea fidur
klien selama tidur dan memberikan informasi yang objektif untuk mengukur
EEG (elektroensefalogram).
2.3.1 Definisi
Terapi musik instrumental merupakan musik yang melantun tanpa vokal, hanya
instrumen atau alat musik dan baking vokal yang melantun (Susilaningsih,
2020). Musik Instrumental adalah seni penataan bunyi secara cermat yang
membentuk pola teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik dan
mengandung unsur ritme, melodi, harmoni dan warna bunyi (Puspitasari, 2017).
Musik adalah getaran udara harmonis yang diterima oleh organ pendengaran
melalui syaraf didalam tubuh dan disampaikan oleh susunan syaraf pusat
sehingga menimbulkan efek didalam diri seseorang yangmendengarkannya
meningkatkan kondisifisik, kognitif dan sosial bagi individu (Liu,Gao, & Hou,
bisa digunakan sebagai terapi musik seperti lagu-lagu relaksasi, lagu popular,
klasik dan musik yang bersifat menenangkan (Setyoadi and Kushariyadi, 2011).
ketukan/menit dan musik diputar selama 15-30 menit yang bersifat rileks dan
diterima oleh otak atau sistem limbik yang membuat tubuh menjadi rileks
(Setyoadi and Kushariyadi, 2011). Selain itu lantunan musik dapat menstimulasi
tubuh untuk memproduksi molekul yang disebut nitric oxide (NO)(Mega, Ririn
and Rika, 2019). Molekul NO bekerja pada tonus otot pembuluh darah yang
Manfaat terapi musik instrumental menurut (Tuti Meihartati, 2018) antara lain :
c. Mempengaruhi pernapasan
f. Meningkatkan endorphin
h. Merangsang pencernaan
Prosedur Beberapa dasar terapi musik yang bisa dilakukan (Dayat, 2012)
e. Saat pikiran sudah tenang sehingga tubuh mengalami relaksasi. Hal ini
teratur. Jenis musik yang tidak disarankan untuk terapi adalah musik pop,
disko, rock and roll dan musik yang berirama keras. Adapun jenis musik
waktu tampilan musik, taraf usia perkembangan dan latar belakang budaya
sebagai salah satu cara untuk mengatasi stres, cemas dan menimbulkan
volume, irama, timbre, pitch dan harmoni, garis melodi yang terprediksi,
pengulangan materi, struktur dan bentuk yang tetap. Mucci (2004, dalam
Wijayanti,A (2019) penelitian tentang terapi musik tujuan penelitian ini adalah
penelitian ini adalah semua lansia yang ada di Dusun Mojosongo Desa
Balungbesuk Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang sebanyak 105 orang
keluarga dan variabel dependen pola tidur. Pengumpulan data untuk dukungan
dan pola tidur lansia sebagian besar baik sebanyak 19 responden (59%). Hasil uji
statistik Korelasi Spearman’s rho didapatkan nilai p = 0,001 lebih kecil dari
alpha 0,05 sehingga H1 diterima. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada
Buana, dan Burhanto (2021) penelitian tentang terapi musik tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap kualitas
metode tinjauan pustaka atau literatur review dimana artikel yang didapat dalam
penelitian ini berasal dari hasil kajian yang telah dilakukan dan diterbitkan
kedalam jurnal online dalam negeri serta luar negeri. Pada pengkajian ini
articles. Dengan kata kunci: music therapy, elderly adults, sleep quality, terapi
musik, kualitas tidur, lansia. terapi musik dapat memperbaiki kualitas tidur
menjadi lebih baik, pengaruh terapi musik terhadap lansia yang didapat mampu
memberikan efek positif serta dapat meningkatkan kualitas tidur. penelitian ini
terhadap kualitas tidur pada lansia sehingga mampu menjadi referensi dan
Elliya, dan Pratiwi (2020) penelitian tentang terapi musik tujuan penelitian ini
PSLU Tresna Werda Natar Lampung Selatan Tahun 2019. jenis penelitian ini
Uji statistik menggunakan uji chi square. ada hubungan stress dengan kejadian
insomnia pada lansia di UPTD PSLU Tresna Werda Natar Lampung Selatan
Tahun 2019 (p value 0,010. OR 5,6). ada hubungan stress dengan kejadian
insomnia pada lansia di UPTD PSLU Tresna Werda Natar Lampung Selatan