H DENGAN
MASALAH UTAMA GANGGUAN PERSEPSI : HALUSINASI
DI RUANG NURI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
PROVINSI LAMPUNG 2021
Di Susun Oleh
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
proposal ini, sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Praktik
Keperawatan Jiwa.
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................3
3.1 Pengkajian...............................................................................................34
3.2 Data Fokus..............................................................................................45
3.3 Analisa Data............................................................................................48
3.4 Pohon Masalah........................................................................................56
3.5 Dokumentas............................................................................................78
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian...............................................................................................95
4.2 Diagnosa Keperawatan...........................................................................96
4.3 Intervensi Keperawatan..........................................................................97
4.4 Implementasi Keperawatan.....................................................................98
4.5 Evalusi Keperawatan..............................................................................99
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan...........................................................................................101
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar belakang
4
subek atau rangsangan yang nyata dan Sebagai klien mengatakan
mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara dan (Ade
Herman Surya Direja).
Halusinasi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali olh
proses pengindraan,yaitu proses yang diterima stimulus oleh alat indra,
kemudian individuada perhatian, lalu diteruskan ke otak dan baru
kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan
persepsi (Sturt gail W,2007).
Dari pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa halusinasi
merupakansuatu persepsi sensorik yang keliru dan melibatkan panca
indra yang dirasakan individu tanpa adanya stimulus yang nyata
Sedangkan halusinasi pendengaran adalah k$ndisi dimana pasien
mendengar suara, terutamanya suara-suara $rang yang
sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan
memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
Data dari ruang Nuri Rumah Sakit jiwa Daerah Provinsi Lampung di
dapatkan data pada tanggal 22 November – 04 Desember dari 16 pasien
didapatkan pasien mengalami Gangguan Persepsi : Halusinasi dan
Resiko perilaku kekerasan, dan 6 dari 16 pasien mengalami isolasi sosial
dan 1 dari 16 mengalami HDR. Berdasarkan data tersebut penulis
tertarik melakukan asuhan keperawatan klien dengan skizofrenia dengan
masalah keperawatan Gangguan Persepsi : Halusinasi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
5
Keperawatan Jiwa Terhadap Klien Dengan Masalah Utama Gangguan
Persepsi Sensori : Halusinasi
Kekerasan Di Ruang Nuri Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2. Tujuan Khusus
6
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI HALUSINASI
1. GANGGUAN PERSEPSI SENSORI
Fase Halusinasi
Fase halusinasi ada 4 yaitu (Stuart dan Laraia, 2001):
Comforting
Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas sedang, kesepian,
rasa bersalah dan takut serta mencoba untuk berfokus pada pikiran yang
menyenangkan untuk meredakan ansietas. Di sini klien tersenyum atau
tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan
mata yang cepat, diam dan asyik.
7
Condemning
Pada ansietas berat pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan. Klien
mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya
dengan sumber yang dipersepsikan. Disini terjadi peningkatan tanda-tanda
sistem saraf otonom akibat ansietas seperti peningkatan tanda-tanda vital
(denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah), asyik dengan pengalaman
sensori dan kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi dengan
realita.
Controling
Pada ansietas berat, klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap
halusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut. Di sini klien sukar
berhubungan dengan orang lain, berkeringat, tremor, tidak mampu
mematuhi perintah dari orang lain dan berada dalam kondisi yang sangat
menegangkan terutama jika akan berhubungan dengan orang lain.
Consquering
Terjadi pada panik Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien
mengikuti perintah halusinasi. Di sini terjadi perilaku kekerasan, agitasi,
menarik diri, tidak mampu berespon terhadap perintah yang kompleks dan
tidak mampu berespon lebih dari 1 orang. Kondisi klien sangat
membahayakan.
8
sebagaiilusi. Klien mengalami ilusi jika interpretasi yang dilakukannya
terhadapstimulus panca indra tidak akurat sesuai stimulus yang diterima
Tingkat II
Penderita mulai merasa terganggu dan kehilangan kendali serta mungkin
berusaha menghilangkan halusinasinya itu. Misal mendengar suara-suara yang
mengejek. Tanda-tandanya:
Nadi meningkat, pernafasan, tekanan darah meningkat, Konsentrasi
berkurang.
Individu merasa malu dan menarik diri dari orang lain.
Tingkat III
Penderita meyakini, mengikuti dan melakukan isi dari halusinasinya. Misalnya
mendengar suara yang menyuruh membanting piring, maka penderita
mengikutinya dengan benar-benar membanting piring. Tanda-tandanya:
Mengikuti petunjuk dari halusinasi daripada menolaknya.
Kesulitan berhubungan dengan orang lain.
Gejala fisik kecemasan berat seperti keringat banyak, tremor,
ketidakmampuan mengiktui petunjuk.
9
Tingkat IV
Penderita jadi panik, cemas berat, takut jika tidak mengikuti halusinasinya.
Dapat terjadi beberapa jam atau hari jika tidak ditangani dengan baik. Tanda-
tandanya:
Perilaku menyerang, teror, panik.
Sangat potensial melakukan bunuh diri atau melukai orang lain.
Amuk, agresi, menarik diri.
Komunikasi menurun.
10
1. Faktor Predisposisi
Menurut (Stuart & Sudeen,2009) faktor predisposisi dapat meliputi :
a. Faktor Biologi
Hal yang dikaji dalam faktor biologis meliputi : Adanya faktor herediter
mengalami gangguan jiwa, adanya resiko bunuh diri, riwayat penyakit atau
trauma kepala, dan riwayat penggunaan Napza. Abnormalitas perkembangan
sistem saraf yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif
baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian berikut:
b. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan
kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien adanya kegagalan yang berulang,
kurangnya kasih sayang, atau overprotektif.
c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi disertai stress.
2. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sudeen faktor presipitasi dapat meliputi (Prabowo, 2014) :
a. Faktor Biologi
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus
yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
PENGKAJIAN NRM : 05 80 65
KEPERAWATAN
AWAL Nama : Tn. H
KEPERAWATAN
RAWAT INAP
PSIKIATRI DEWASA Tanggal Lahir : 07 – 01 - 1987
(Mohon diisi atau
tempelka stiker jika
ada)
( Dilengkapi dengan 24
jam pertama pasien masuk
ruang rawat)
Diagnosa –
12
mengatakan sering marah apabila keinginannya tidak dituruti,
Keluhan utama saat pengkajian : klien mengatakan melihat bayangan yang tidak
jelas dan sering marah kesal saat halusinasi datang, halusinasi yang dialami jenis
halusinasi penglihatan dimana terjadi saat klien sendirian, mau tidur dan setiap siang
dan malam waktu terjadinya halusinasi sekitar 5 sampai 6 menit, klien merasa takut
saat halusinasi datang dan klien sangat merasa terganggu terutama setiap malam
karna klien jadi susah tidur.
13
ada rokok.
masalah keperawatan : tidak ada masalah
Genogram
Laki-Laki
Perempuan X
meninggal
↖. Klien/pasien
----- tinggal
dalam satu
rumah
bercerai
Keterangan Genogram :
Klien masih tinggal serumah dengan orang tuanya karna klien belum
menikah. Klien juga belum bekerja. Klien sering bertengkar dengan
kakanya baik dalam hal seperti makan dan rokok
I. PERSEPSI KESEHATAN
Klien mengatakan kesehatan itu penting, namun klien tidak paham mengenai
sakitnya dengan kewajiban minum obat terus menerus.
Masalah Keperawatan : Defisit Pengetahuan
1. Penilaian Nyeri
14
Keluhan nyeri : tidak ada nyeri yang dirasakan klien(0)
1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan dalam 6 bulan
terakhir?
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
>15 kg 4
a. Tidak 0
b. Ya 1
Total score
0
3.Pasien dengan diagnosa khusus : □ tidak □ Ya (□DM □Ginjal □Hati □Jantung
□Paru □Stroke □Kangker □Penurunan Imunitas □Geriatri □ Lain-lain: ……….
15
1. Mengendalikan rangsang Tak terkendali/tak teratur (perlu 0
pembuatan tinja pencahar)
Kadang-kadang tidak terkendali 1
(1xseminggu)
Terkendali teratur 2
Mandiri 2
Mandiri 3
Mandiri 3
Mandiri 2
Butuh pertolongan 1
Mandiri 2
16
Mandiri 2
Total score 21
Parameter Score
50-79 tahun 10
≥ 80 tahun 26
Agitasi/cemas 13
Memakai kateter/astomy 12
Obat-obatan jantung 10
Dimensia /delitrium 12
17
Vertigo/hipotensi ortostatik/kelemahan 10
VI. PSIKOSOSIAL
1. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuh nya tidak ada yang
tidak ia sukai, walau bagian tangan kanan nya pernah patah namun klien
tetep suka dan tidak mengeluh.
Masalah keperawatan : -
b. Identitas diri :
Klien mengatakan bahwa dirinya berperan sebagai anak laki laki, klien
mengenali dirinya ( namanya) Tn.H. dan memiliki kaka kandung
Masalah keperawatan : -
c. Peran :
Klien berperan sebagai anak laki tetapi klien belum bekerja , klien ingin
bekerja membantu orang tuanya dalam memenuhi kebutuhan sehari
hari.dalam masyarakat klien jarang mengikuti kegiatan.
Masalah keperawatan : -
d. Ideal diri :
Klien mengatakan ingin bekerja setelah pulang dari RSJ, klien sering
mengatakan ingin cepat pulang bertemu dengan orang tua dan
18
keluarganya.
Masalah keperawatan : tidak ada
e. Harga diri
Klien berharap bisa cepat pulang dan bisa bekerja membantu orang tuanya.
Masalah Keperawatan : -
2. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien beragama islam dan melaksanakan solat dengan teman lainnya
b. Kegiatan ibadah :
Klien selama dirumah jarang beribadah. Klien merasa sedang dihukum
tuhan. Namun diRSJ ini klien solat karna juga melihat teman solat klien
ikutan solat juga.
Masalah keperawatan : tidak ada
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
Klien mengatakan orang tua dan kaka kandungnya sangat bearti baginya,
klien sangat menyayangi keluarganya klien sangat merindukan mereka.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat/sekolah:
Klien mengatakan tidak memiliki kegiatan kelompok disekitar
lingkungan. Tetapi saat dirumah sakit jiwa hanya mengikuti kegiatan
rehabilitasi. Pada saat kegiatan klien tampak gelisah, bingung sering
mondar mandir tidak tentu arah. Klien menyendiri dan jarang bicara
dengan orang lain.
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain:
Klien mengatakan tidak mau berbicara dengan orang lain sebelum diajak
ngobrol duluan, klien tidak tahan mengobrol lama apalagi membahas soal
kesehatannya, karna klien ingin cepat pulang. klien tidak mau bicara
banyak
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial (D.0121)
19
□ Rapi □ Kotor □ Penggunaan pakaian tidak sesuai
Jelaskan:
Klien rajin mandi, pakaian klien bersih meski kadang tidak rapi klien tetap
memakai baju dengan bersih
Masalah Keperawatan : -
2. Pembicaraan
□ Sesuai □Cepat □ Keras □ Apatis Inkoheren
□ Mendominasi □ Mengancam □ Lambat □ Gagap Membisu
□ mampu memulai pembicaraan
Jelaskan :-
Klien lambat dalam berbicara, klien lama dalam mencerna pembicaraan yang
sedang beralngsung.
Masalah Keperawatan : -
3. Aktifitas motorik/perilaku
□ Normal □ Agitasi □ Konflusif □ Lesu/tidak bersemangat □
Grimasem
□ Tegang □ Gelisah □ Tremor □ Melamun/banyak diam□ Sulit
diarahkan
□ TIK
Jelaskan :
Klien gelisah dan mondar-mandir kesana kesini tidak jelas terlihat lesu.
Masalah Keperawatan : -
4. Alam perasaan
□ Sesuai □ Putus asa □ Sedih □ Merasa tidak mampu
□ Marah □Ketakutan □ Labil □ Gembira berlebihan
□ Tertekan □Khawatir □ Malu □ Tidak berharga/berguna
Jelaskan :
Ekspresi perasaannya klien labil kadang sedih, marah
Masalah Keperawatan : -
5. Interaki selama wawancara
□ Kooperatif □ Bermusuhan □ Curiga □ Tidak
kooperatif
□ Kontak mata kurang □ Mudah tersinggung
□ Jelaskan
Klien saat pengkajian mampu menjawab pertanyaan tetapi harus difokuskan,
20
kontak mata klien kurang , saat diajak komunikasi klien melirik kearah lain.
Masalah Keperawatan: -
6. Afek
□ Sesuai □ Datar □Tumpul □√Labil □ Tidak sesuai
Jelaskan :
Klien saat diajak bicara terlihat emosi yang cepat berubah-ubah, kadang
tampak kesal, takut, dan diam
Masalah Keperawatan: -
7. Persepsi
□ Halusinasi □Pendengaran □ Penghidu □ Penglihatan □ Pengecapan
□ Perabaan
Jelaskan:
Klien mengatakan melihat bayangan bayangan hitam yang tdak jelas.
Masalah Keperawatan: Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
8. Proses pikir
□ Sesuai □ Sirkumsial □ Flight of ideas □ Pengulangan pembicaraan
□ Tangensial □ √Bloking □ Kehilangan asosiasi
Jelaskan :
Ketika saat diajak berbicara kadang secara tiba tiba menyelesaikan pembicaraan
lalu melanjutkan bicaranya lagi
Masalah Keperawatan : -
9. Isi Pikir
□ Sesuai □ Obsesi □ Fobia □ Hipokondria
□ Pikiran magis □ Ide yang terkait □Depersonalisasi □ Agama
□ Waham □ Kebesaran □ Curiga □ Nihilistik
Jelaskan :
Masalah keperawatan: -
10.Tingkat kesadaran
Compos mentis □ Apatis □ Stupor □√Bingung
□ Jelaskan: klien tampak bingung terlihat klien sering
mondar mandi tidak jelas
Masalah Keperawatan: -
11.Memori
□ √Gangguan daya ingat jangka panjang □Gangguan daya ingat jangka
21
pendek
□ Gangguan daya ingat saat ini □ Konfabulasi
Jelaskan:
Klien kadang lupa, namun ingatan klien juga kadang kuat, karna saat ditanya
nama nama orang klien ingat .
Masalah Keperawatan : -
12.Tingkat konsentrasi dan berhitung
□ Konsentrasi baik □ Tidak mampu berkonsentrasi
□Mudah beralih □ Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan:
Saat diajak bicara klien terlihat tidak focus dan mudah beralih
Masalah Keperawatan : -
13.Kemampuan penilaian
22
IX. PERSIAPAN PULANG / DISCHARGE PLANNING
NO Komponen yang dibutuhkan Ya Tidak
1 Tempat tinggal
2 Care giver
3 Layanan kesehatan masyarakat (puskesmas/CMHN)
4 Group support
I. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medis : Skizoferenia
Therapy medis :
Risperidone 3mg
Trihexyphenidil 2 mg
Chlorpromazine 50 mg
Divalproaxe sodium 250 mg
A. DATA FOKUS
DS :
Klien mengatakan melihat bayangan bayangan hitam yang tidak jelas
Klien merasa takut karna halusinasinya tersebut
Klien mengatakan marah dan kesal bertambah saat halusinasinya datang
Klien mengatakan sering marah saat keinginan tidak dituruti
Klien mengatakan pernah marah dengan teman diruangan karna rokok
Klien mengatakan jadi susah tidur karna halusinasi itu
Klien mengatakan kadang memukul tempat kasur yang disekitar saat halusinasi
datang
Klien merasa tidak nyaman mengobrol lama
Klien senang menyendiri
DO :
Klien tampak gelisah
Klien berbicara dengan nada kencang kadang lirih pelan
Saat diajak komunikasi klien pengen cepet selesai, tidak mau berlama
Klien tampak labil, emosi berubah ubah kadang takut, sedih, marah dan datar
Mata tajam
Klien tampak berbicara sendiri
23
Konsentrasi kurang
Klien terlihat mondar mandir
Tampak menyendiri,
Kontak mata kurang
Klien sering monda mandri tidak jelas
B. ANALIS DATA
N DATA MASALH
O
DS : D. 0085
Klien mengatakan sering melihat bayangan Gangguan Persepsi :
bayangan hitam yang terlintas dan tidak jelas Halusinasi
Klien mengatakan waktu terjadinya halsinasi
tersebut saat mau tidur dan setiap siang dan
malam dan saat sendirian.
Klien mengatakan lama terjadi halusinasi tersebut
sekitar 5 sampai 7 menit
Klien mengatakan merasa terganggu dengan
halusinasi tersebut terutama saat malam hari klien
jadi sulit tidur
Klien merasa takut karna halusinasi tersebut
DO :
Klien tampak berbicara sendiri
Klien tampak gelisah
Klien tampak modar-mandir
N DATA MASALAH
O
2 DS : D. 0146
Klien mengatakan sering marah dan kesal Resiko Perilaku Kekerasan
Klien mengatakan marah dan kesal bertambah
saat halusianasi datang
Klien kadang memukul kasur yang disekitar saat
halusinasi datang
Klien mengatakan pernah marah dengan teman
seruangan karna rokok
Klien mengatakan marah apabila keinginannya
tidak dituruti
24
DO :
Modar mandir tidak jelas
klien tampak labil, emosi klien masih labil kadang
sedih, takut, marah dan datar
mata tajam dan nada bicara kencang
3 DS : D.0121
Klien merasa tidak nyaman mengobrol lama Isolasi Sosial
Klien lebih suka sendiri
DO :
Wajah tampak lesu, bingung, dan datar
Konsentrasi kurang
Kontak mata kurang
Tampak menyendiri, Menarik diri
Saat diajak komunikasi klien dengan cepat ingin
menyudahi pembicaraan, tidak berminat
Klien tampak mondar mandir tidak jelas
C. POHON MASALAH
resiko kerusakan diri sendiri
Orang lain dan lingkungan
RPK Efek
D. DIAGNOSA MASALAH
1. Halusinas
2. Resiko Kekerasan perilaku
3. Isolasi Sosial
25
RENCANA KEPERAWATAN
HALUSINASI
26
respon dari klien mengalaminya
halusinasi yang katakan bahwa ada
dialami klien lain yang
mengalaminya juga
katakan bahwa
perawat akan
membantu klie
27
muncul kepada memasukkan pada
orang lain, klien jadwal kegiatan
perawat dan untuk latihan fisik
anggota minum obat dan
Bercakap cakap bercakap cakap
dengan sesama
klienn
Becakap cakap
dengan perawatt
dan anggota
keluarga
Meminta
perawat/sesama
klien/anggota
keluarga
menyapa/mengaja
k bercakap cakap
26- Pertemuan IV Setelah pertemuan 4. Latihan
11- Klien mampu clean mengontrol mengendalikan
21 mengendalikan halsinasi yang halusinasi dengan cara
halusinasi dengan dilakukan dengan spritual.
melakukan kegiatan latihan cara kegiatan Evaluasi kegiatan
dengan kriteria hasil : latihan fisik dan
melatih dengan obat dan bercakap
cara mengontrol cakap beri pujian
halusinasi dengan latih cara
melakukan mengontrol dengan
kegiatan harian dua kegiatan
( mulai 2 masukkan pada
kegiatan ) jadwal kegiatan
untuk latihan fisik,
minum obat,
bercakap cakap dan
2 kegiatan
.
28
RENCANA KEPERAWATAN : RPK
29
menceritakan menceritakan
perilaku atau jenis kondisi emosi saat
ekspresi terjadi perilaku
kemarahan yang kekerasan
telah dilakukan motivasi klien
menceritakan akibat menceritakan
tindakan kekerasan kondisi hubungan
yang dilakukan dengan orang lain
terhadap diri sendiri motivasi kalian
orang lain dan menceritakan jenis-
lingkungan jenis tindakan
kekerasan yang
dialami yang pernah
dilakukannya
diskusikan dengan
klien akibat negatif
kerugian cara yang
dilakukan pada diri
sendiri orang lain
dan lingkungan
30
atau kasur
anjurkan client
menggunakan cara
yang sudah dilatih
saat jengkel atau
marah
masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan cara
fisik
31
Mengungkapkan obat dan verbal beri
kegiatan spiritual pujian
yang dapat latih cara
mengurangi rasa mengontrol spiritual
jengkel atau marah dua kegiatan
melakukan wudhu, masukkan pada
dzikir, berdoa, jadwal kegiatan
meditasi, untuk latihan fisik,
menjalankan minum obat,
ibadah sesuai verbal,dan spiritual.
agama dan
keyakinannya.
32
bersedia yang dialami klien
menceritakan buat kontrak interaksi
masalah yang yang jelas
dialami. beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
5. tubuh dasar klien
dengarkan dengan
penuh perhatian
ungkapan masalah
klien
33
Klien mampu Latih cara
menyebutkan nama berkenalan
lengkap, nama dengan pasien
panggilan , asal dan dan perawat atau
hobi tamu
Klien mampu Ajurkan klien
menanyakan yang menggunakan
diajak berkenalan cara yang sudah
nama lengkap, nama dilatih saat
panggilan, asal atau berkenalan
hobi Masukkan pada
Klian mau jabat jadwal kegiatan
tangan untuk latihan
Klien ada kontak berkenalan
mata
Berkenalan dengan 2
-3 orang dan bicara 2
topik kegiatan
26- Pertemuan IV Setelah pertemuan clean 4. Latihan
11- Klien mampu mengendalikan isos mengendalikan
21 mengendalikan isos dengan latihan berkenalan perilaku kekerasan
dengan latihan dengan lebih dari 5 dengan cara spritual.
kegiatan terjadwal otrangdengan kriteria hasil Evaluasi
: kegiatan latihan
Mengucapkan salam berkenalan
Menyebutkan nama ( berapa orang
lengkap, nama dan dan bicara
panggilann asal dan saat melakukan 2
hobi kegiatan harian
Menanyakan yang Latih cara
diajak berkenalan melakukan
nama lengkap, nama kegiatan harian
panggilan asal dan ( 2 kegiatan
34
hobi baru)
Mau jabat tangan Asukkan pada
Kontak mata jadwal kegiatan
dipertahanakn, untuk latihan
tersenyum berkenalan 4 – 5
Berkenalan dengan oran berbicara
lebh dar 5orang dan melakukan 4
bicara 2 topik kegiatan harian
kegiatan
35
F. Evaluasi Keperawatan
Tgl,jam Profesional pemberi Hasil asesmen pasien dan pemberian Instruksi PPA termasuk pasca VERIFIKASI DPJP (tulis
asuhan pelayanan (dituliskan dengan format bedah (instruksi ditulis nama, beri paraf tgl, jm)
SOAP/ADIME, disertai sasaran. Tulis nama, dengan rinci dan jelas ) (DPJP harus
beri paraf pada akhir catatan membaca/interview semua
rencana asuhan)
36
Klien mengatakan marah marah saat dilakukan, dan akibat
halusinasi datang dan melempar Melatih mengontrol rpk
barang yang disekitar secara fisik, tarik nafas dalam
Klien merasa tidak nyaman dan pukul pukul bantal
mengobrol lama
A : - halusinasi
RPK
37
Isolasi sosial
P:
SP halusinasi
SP RPK
SP Isolasi sosial
Tgl,jam Profesional Hasil asesmen pasien dan pemberian pelayanan Instruksi PPA termasuk pasca VERIFIKASI
pemberi asuhan (dituliskan dengan format SOAP/ADIME, disertai bedah (instruksi ditulis dengan DPJP (tulis nama,
sasaran. Tulis nama, beri paraf pada akhir catatan rinci dan jelas ) beri paraf tgl, jm)
(DPJP harus
membaca/intervie
w semua rencana
asuhan)
29 -11- Mahasiswa S:
2021 perawat Klien mengatakan masih melihat bayangan SP 2 Halusinasi
bayangan hitam yang tidak jelas Evaluasi kegiatan menghardik
08.00 Bayangan datang saat malam hari, Selanjutnya
sendirian dan mau tidur Belajar obat
Merasa takut karna halusinasi tersebut
Mengatakan susah tidur karna halusinasi SP 2 RPK
10.00 tersebut Evaluasi kegiatan tarik nafas dan
38
Klien mengatakan marah marah saat memukul bantal
halusinasi datang dan memukul kasur yang Selanjutnya
11.00 disekitar Belajar obat
Klien merasa tidak nyaman mengobrol
lama SP 2 Isolasi Sosial
Evaluasi kegiatan bercakap cakap
O: dan erkenalan dengan perawat
klien tampak berbicara sendiri pasien
Klien tampak gelisah Selanjutnya
Klien terlihat modar mandir tidak jelas Berkenalan dengan 2 – 3 orang
Klien tampak labil, emosi berubah ubah, pasien, perawat dan tamu
kadang sedih, bingung takut dan marah
Tampak menyendiri
Kontak mata kurang
Saat komunikasi klien dengan cepat ingin
menyudahi
A : - halusinasi
RPK
Isolasi sosial
P:
39
SP 2 halusinasi
SP 2 RPK
SP 2 Isolasi sosial
Tgl,jam Profesional pemberi Hasil asesmen pasien dan pemberian Instruksi PPA termasuk pasca bedah VERIFIKASI DPJP
asuhan pelayanan (dituliskan dengan format (instruksi ditulis dengan rinci dan (tulis nama, beri
SOAP/ADIME, disertai sasaran. Tulis jelas ) paraf tgl, jm) (DPJP
nama, beri paraf pada akhir catatan harus
membaca/interview
semua rencana
40
asuhan)
30 -11- Mahasiswa perawat S: Klien mengatakan melihat
2021 bayangan bayangan hitam yang Sp 3 halusinasi
tidak jelas sudah berkurang Evaluasi kegiatan kemaren
Bayangan datang saat malam hari, Selanjutnya
sendirian dan mau tidur sudah Latih mengontrol dengan bercakap
tidak setiap hari terjadi cakap saat halusinasi datang
takut karna halusinasi sudah
mulai berkurang karna klien
sudah mulai sedikit demi sedikit Sp 3 rpk
tau cara mengontrol halusinasi Evaluasi kegiatan kemaren
disekitar Selanjutnya
10.00 Klien sudah mulai sedikit merasa Latih cara berbicara saat melakukan
41
Klien sudah tmulai tidak tampak
gelisah
Klien masih terlihat modar
mandir tidak jelas
Klien masih tampak labil, emosi
berubah ubah, kadang sedih,
bingung takut dan marah
Masih menyendiri
Kontak mata kurang
Saat komunikasi klien masih
dengan cepat ingin menyudahi
A:
Halusinasi
RPK
Isolai sosial
P:
SP 3 Halusinasi
Sp 3 rpk
42
Sp 3 isos
Tgl,jam Profesional pemberi Hasil asesmen pasien dan pemberian Instruksi PPA termasuk pasca bedah VERIFIKASI DPJP
asuhan pelayanan (dituliskan dengan format (instruksi ditulis dengan rinci dan (tulis nama, beri
SOAP/ADIME, disertai sasaran. Tulis jelas ) paraf tgl, jm) (DPJP
nama, beri paraf pada akhir catatan harus
membaca/interview
semua rencana
asuhan)
01-12-2021 Mahasiswi perawat
S: Sp 4 halusinasi
Klien mengatakan melihat Evaluasi kegiatan kemren
bayangan bayangan hitam yang Selanjtnya
tidak jelas sudah berkurang Latih dengan kegiatan harian mulai 2
Bayangan datang saat malam kegiatan
hari, sendirian dan mau tidur
sudah tidak setiap hari terjadi
takut karna halusinasi sudah Sp 4 rpk
mulai berkurang karna klien Evaluasi kegiatan kemaren
43
sudah mulai sedikit demi sedikit Selanjutnya
09.00 tau cara mengontrol halusinasi Latih dengan kegiatan spiritual
Mengatakan tidur sudah mulai
10.00 nyenyak
Klien mengatakan sudah mulai Sp 4 isos
berkurang marah marah saat Evaluasi kegiatan kemaren s
11.00 halusinasi datang dan tidak lagi Selanjutnya
memukul kasur sembarang yang Latih dengan berkenalan lebih dari 5
disekitar orang
Klien sudah mulai sedikit
merasa nyaman mengobrol
lama
44
Sudah tidak menyendiri
Kontak mata sudah mulai ada
Saat komunikasi klien sudah
mulai tidak lagi menyudahi
pembicaraan
A:
Halusinasi
RPK
Isolai sosial
P:
SP 4 Halusinasi
Sp 4 rpk
Sp 4 isos
Tgl,jam Profesional Hasil asesmen pasien dan pemberian Instruksi PPA termasuk pasca bedah VERIFIKASI DPJP
pemberi asuhan pelayanan (dituliskan dengan format (instruksi ditulis dengan rinci dan (tulis nama, beri
SOAP/ADIME, disertai sasaran. Tulis jelas ) paraf tgl, jm) (DPJP
nama, beri paraf pada akhir catatan harus
45
membaca/interview
semua rencana
asuhan)
02 - 12- Mahasiswi perawat S: Sp 5 halusinasi
2021 Klien mengatakan melihat Evaluasi kegiatan latihan
bayangan bayangan hitam yang menghardik, belajar obat, bercakap
tidak jelas sudah jarang, tidak ckap dan kegiatan harian
setiap hari lagi tapi sudah 3 atau 4
hari baru muncul
Bayangan sudah tidak datang setiap Sp 5 isos
waktu, frekuensi waktu sudah 2-3 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan,
menit , berbicara saat melakukan kegiatan
Klien sudah tidak takut lagi karna harian
karna klien sudah tau cara Nilai kemampuan yang telah mandiri
mengontrol halusinasi
Mengatakan tidur sudah mulai
nyenyak Sp 5 rpk
13.00 Klien mengatakan sudah mulai bisa Evaluasi kegiatan latihan fisik,
46
O: klien tampak berbicara sendiri
Klien sudah mulai tidak gelisah
Klien sudah mulai tidak terlihat
modar mandir lagi
emosi klien sudah terkontrol
Sudah tidak menyendiri
Kontak mata sudah ada
A:
Halusinasi
RPK
Isolai sosial
P:
SP 5 Halusinasi
Sp 5 rpk
Sp 5 isos
47
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal proses keperawatan yang
meliputi pengumpulan data, dan perumusan masalah. Data yang dikumpulkan adalah
secara holistic, meliputi aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual (Yusuf, 2015
dalam Madhani dan Kartika, 2020). Selama pengkajian dilakukan pengumpulan data
dari beberapa sumber yaitu pasien, keluarga dan rekam medis pasien. Dari hasil
pengkajian didapatkan muncul Halusinasi yang ditandai dengan respon subjektif
pasien dan objektif. pasien mengatakan bahwa pasien mudah gelisah, melihat
bayangan ayangan hitam yang tidak jelas dan dan keluarga mengatakan marah-marah
dan melempar batu kedalam dirumah.Sedangkan untuk data objektif, pasien tampak
gelisah, saat wawancara pasien berbicara dengan kontak mata kurang, enggan
berlama dalam komunikasi, berbicara sendiri, tampak menyendiri.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan iwa dimana klien mengalami erubahan
sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada
( Damayanti, 2012)
Dari data fakta dan teori tersebut meyakini antara fakta dan teori terdapat kesamaan
seperti berbicara sendiri, melhat bayangan yang tak ada wujud. Sesui dengan
(Damayanti,2012) mengatakan gejala halusinasi ditemui adanya bingung, sberbicara
sendiri, mendengar suara palsu dan melihat bayangan palsu.
48
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu terhadap rangsangan yang timbul
dari diri sendiri maupun luar (Nursalam, 2016). Sedangan menurut Damaiyanti
(2012) mengatakan diagnosa keperawatan adalah interpretasi diri dari data
pengkajian yang digunakan untuk mengarahkan perencanaan, impementasi dan
evaluasi. Menurut Yosep (2010) dalam Nadek (2019) ada 7 diagnosa keperawatan
jiwa sebagai berikut : Risiko perilaku kekerasan, Harga diri rendah kronis,
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi, Isolasi Sosial, Waham dan Risiko bunuh
diri.
Diagnosa utama yang dianggkat pada Tn.H adalah gangguan persepsi :
halusinasi dengan didukung data halusinasi yang ditandai dengan respon subjektif
pasien mengatakan bahwa pasien gelisah, melihat bayangan palsu, kadang terlihat
berbicar sendiri Sedangkan untuk data objektif, pasien tampak gelisah, saat
wawancara pasien kontak mata kurang, terlihat takut dan kadang datar, mondar
mandir tidak jelaskonsentrasi kurang.
C. Intervensi Keperawatan
Menurut Dinarti dan Yuli (2017) intervensi keperawatan adalah suatu rangkaian
kegiatan penentuan langkah – langkah pemecahan masalah dan prioritasnya,
perumusan tujuan, rencana tindakan dan penilaian asuhan keperawatan pada pasien
berdasarkan analisis data dan diagnosa keperawatan. Dari data subjektif dan objektif
telah ditegakan diagnosa keperawatan yaitu gangguan persepsi : halusinasi maka
intervensi yang diberikan Tn.H adalah strategi pelaksanaan halusinasi.
Tujuan dilakukan intervensi sebagai berikut : klien mampu mengidentifikasi
halusinasi yang datang, klien mampu menyebutkan halusinasi dan klien mampu
menyebutkan akibat yang ditimbulkan, klien mampu mengendalikan halusinasi
dengan latih : dengan menghardik, klien mampu mengendalikan halusinasi dengan
latihan memanfaatkan obat (jelaskan 6 benar : pasien, obat, dosis, waktu, cara dan
kontinuitas minum obat), klien mampu mengendalikan halusinasi dengan bercakap
cakap, klien mampu mengendalikan halusinasi dengan kegiatan haria (2 kegiatan).
49
Bantu klien dalam mengendalikan halusinasi jika klien mengalami kesulitan,
diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan latihan mengendalikan
halusinasi, dan berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikkan latihan
mengendalikan halusinasi. Tujuan afektif sebagai berikut klien merasakan manfaat
dari latihan yang dilakukan dan klien mampu membedakan perasaan sebelum dan
sesudah latihan.
D. Implementasi Keperawatan
Gangguan persepsi : halusinasi dengan didukung data halusinasi yang ditandai
dengan respon subjektif pasien mengatakan bahwa pasien gelisah, melihat bayangan
palsu, kadang terlihat berbicar sendiri Sedangkan untuk data objektif, pasien tampak
gelisah, saat wawancara pasien kontak mata kurang, terlihat takut dan kadang datar,
mondar mandir tidak jelaskonsentrasi kurang.
Damaiyanti (2012) mengatakan diagnosa keperawatan adalah interpretasi diri
dari data pengkajian yang digunakan untuk mengarahkan perencanaan, impementasi
dan evaluasi. Menurut Yosep (2010) dalam Nadek (2019) ada 7 diagnosa
keperawatan jiwa sebagai berikut : Risiko perilaku kekerasan, Harga diri rendah
kronis, Gangguan persepsi sensori : Halusinasi, Isolasi Sosial, Waham dan Risiko
bunuh diri.
50
BAB V
KESIMPULAN
51
DAFTAR PUSTAKA
52
Purba,dkk (2008). Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Psikosial Dan
Gangguan Jiwa.Medan
53