Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 5

- Aishiya Ananda Julian (03)


- Aurick Yaafi Mahiswara (09)
- M. Daffa Dzakwan B. (20)
- Niluh Diah (21)
- Rendra Zaeini Firdaus (27)

Teori Ilmiah Penciptaan bumi


Dalam teori ilmiah penciptaan bumi mulai dari Ledakan Dahsyat atau Dentuman
Besar merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam
semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam
semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahsyat).
Berdasarkan permodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan
padat, mengembang secara terus menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik
tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang
kemudian selalu menjadi Referensi sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut Teori ini telah
memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode
ilmiah beserta pengamatan.
Georges Lemaître, seorang biarawan Katolik Roma Belgia, dianggap sebagai orang
pertama yang mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam semesta, walaupun
ia menyebutnya sebagai "hipotesis atom purba". Kerangka model teori ini bergantung
pada relativitas umum Albert Einstein dan beberapa asumsi-asumsi sederhana,
seperti homogenitas dan isotropi ruang. Persamaan yang mendeksripsikan teori ledakan
dahsyat dirumuskan oleh Alexander Friedmann. Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929
menemukan bahwa jarak bumi dengan galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus
dengan geseran merahnya, sebagaimana yang dipaparkan oleh Lemaître pada tahun 1927,
pengamatan ini dianggap mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang
sangat jauh memiliki kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita:
semakin jauh, semakin cepat kecepatan tampaknya.
Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus meningkat seperti yang terpantau sekarang,
semuanya haruslah pernah berdekatan pada masa lalu. Gagasan ini secara rinci mengarahkan
pada suatu keadaan massa jenis dan suhu yang sebelumnya sangat
ekstrem. Berbagai pemercepat partikel raksasa telah dibangun untuk mencoba dan menguji
kondisi tersebut, yang menjadikan teori tersebut dapat konfirmasi dengan signifikan,
walaupun pemercepat-pemercepat ini memiliki kemampuan yang terbatas untuk
menyelidiki fisika partikel. Tanpa adanya bukti apapun yang berhubungan dengan
pengembangan awal yang cepat, teori ledakan dahsyat tidak dan tidak dapat memberikan
beberapa penjelasan mengenai kondisi awal alam semesta,
melainkan mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan umum alam semesta sejak
pengembangan awal tersebut. Kelimpahan unsur-unsur ringan yang terpantau di seluruh
kosmos sesuai dengan prediksi kalkulasi pembentukan unsur-unsur ringan melalui proses
nuklir di dalam kondisi alam semesta yang mengembang dan mendingin pada awal beberapa
menit kemunculan alam semesta sebagaimana yang diuraikan secara terperinci dan logis
oleh nukleosintesis ledakan dahsyat.
Fred Hoyle mencetuskan istilah Big Bang pada sebuah siaran radio tahun 1949.
Dilaporkan secara luas bahwa, Hoyle yang mendukung model kosmologis alternatif "keadaan
tetap" bermaksud menggunakan istilah ini secara peyoratif, tetapi Hoyle secara eksplisit
membantah hal ini dan mengatakan bahwa istilah ini hanyalah digunakan untuk menekankan
perbedaan antara dua model kosmologis ini. Hoyle kemudian memberikan sumbangsih yang
besar dalam usaha para fisikawan untuk memahami nukleosintesis bintang yang merupakan
lintasan pembentukan unsur-unsur berat dari unsur-unsur ringan secara reaksi nuklir. Setelah
penemuan radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis pada tahun 1964, kebanyakan
ilmuwan mulai menerima bahwa beberapa skenario teori ledakan dahsyat haruslah pernah
terjadi.

Penciptaan Bumi dalam Islam

Dalam islam penciptaan bumi dijelaskan dalam Al Quran surah AL A’raf Ayat 54 :
penciptaan langit dan bumi terjadi pada 6 masa.

“Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu Dia bersemayam diatas “arsy” Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan, dan bintang – bintang tunduk
kepada perintah-Nya. ingatlah! segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci
Allah, Tuhan Seluruh alam”

Pada Surah Fussilat ayat 12 disebutkan bahwa Allah SWT menciptakan langit pada 2
masa.

“Lalu diciptakanNya tujuh langit dalam dua masa dan pada setiap langit Dia
mewahyukan urusan masing – masing. Kemudian langit yang dekat (dengan bumi), kami
hiasi dengan bintang – bintang, dan (kami ciptakan itu) untuk memelihara. Demikianlah
ketentuan (Allah) yang maha perkasa, maha mengetahui”

Dalam Surah Fussilat ayat 10, dijelaskan bahwa gunung – gunung (bumi) diciptakan
dalam empat masa.

“Dan Dia ciptakan padanya gunung – gunung yang kokoh di atasnya. Dan kemudian
Dia berkahi, dan Dia tentukan makanan – makanan (bagi penghuni)nya dalam empat masa,
memadai untuk (memenuhi kebutuhan ) mereka yang memerlukannya”.

Dari ketiga ayat tersebut dapat ditafsirkan bahwa bumi diciptakan pada empat masa
dan langit diciptakan pada 2 masa. Apakah tafsiran tersebut benar atau tidaknya hanya Allah
SWT yang mengetahuinya. (Allahu A’lam Bisshawab)

Anda mungkin juga menyukai