Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

INFERTILITAS
WIDYAWATI, S.Kep, Ners,M.Kes
TOPIK PERKULIAHAN
1. KONSEP DASAR INFERTILITAS
a. Defenisi
b. Klasifikasi
c. Etiologi
d. Pemeriksaan
e. Penatalaksanaan
2. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan
DEFINISI
• Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan
pasangan untuk mencapai kehamilan setelah 1 tahun
hubungan seksual tanpa pelindung

• Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami


istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah
melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat
kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak
(Sarwono, 2000).
KLASIFIKASI

1. Infertilitas primer

• adalah bila pasangan tersebut belum pernah


mengalami kehamilan sama sekali

2. Infertilitas sekunder

• bila pasangan tersebut sudah memiliki anak, kemudian


memakai kontrasepsi, namun setelah dilepas selama
satu tahun belum juga hamil.
ETIOLOGI
Pada wanita
1. Gangguan organ reproduksi ( infeksi vagina,
Kelainan pada serviks, Kelainan pada uterus,
Kelainan tuba falopii )
2. Gangguan ovulasi
3. Kegagalan implantasi
4. Endometriosis
5. Faktor immunologis
6. Lingkungan
Pada pria
1. Riwayat terpajan benda – benda mutan
yang membahayakan reproduksi
2. Riwayat infeksi genitorurinaria.
3. Disfungsi ereksi berat
4. Gangguan spermatogenesis (kelainan
jumlah, bentuk dan motilitas sperma), dll
Pathway
Wanita Pria

Gangguan Stimulasi Cidera / Komposisi Disfungsi Hipotalamus


Hipofisis Hipotalamus Perlekatan Tuba alkohol & rokok & Hipofisis

Pembentukan Ovum tidak Masalah Ereksi Abnormalitas


FSH & LH tdk dapat lewat androgen &
adekuat testosteron
Pancaran
Sperma
Gangguan Abnormalitas
Pembentukan Sperma
Folikel

Infertilitas
Pemeriksaan Tidak bisa Kurangnya
Harga Diri
Diagnostik lebih mempunyai pengetahuan
Rendah
lanjut anak

Koping Individu /
Ansietas Berduka Keluarga Tidak
Efektif
Pemeriksaan infertilitas
Pada wanita
1. Pengkajian Ovulasi
Petunjuk pengukuran ovulasi dan efektivitas ovulasi dapat
diperoleh dengan mengkaji mentruasi secara cermat, mencatat
suhu basal tubuh, dan memeriksa lendir servik.
2. Pengkajian faktor uterus
Struktur uterus harus mendukung keberhasilan implantasi dan
pertumbuhan embrio
3. Pengkajian Faktor Tuba
gangguan pada struktur tuba dapat menghilangkan fertilitas
dengan menghalangi pengiriman ovum
Pada pria

1. Analisis Semen
Analisis semen dilakukan pada semen yang
berasal dari ejakulasi yang baru dikeluarkan
yang dikumpulkan dari masturbasi setelah
pasangan tidak melakukan hubungan seksual
dalam beberapa hari
Nilai Normal Analisis Semen
• Volume : 2-5 mL
• Pencairan : komplet dalam waktu 20-30
menit
• Jumlah : >20 juta per mL
• Gerakan : >60% bergerak setelah 1 jam,
>50% bergerak setelah 2 jam
• Morfologi : <40% total
• sel darah putih : tidak ada
• Bakteria : tidak ada
2. Pemeriksaan pascakoitus

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui


kemampuan sperma menembus lendir serviks
dan memepertahankan motilitasnya

3. Uji penetrasi silang

Dilakukan untuk menentukan penyebab


ketidaknormalan uji pascakoitus
Penatalaksanaan
Pada wanita
• Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendIr serviks
puncak dan waktu yang tepat untuk coital
• Pemberian terapi
• Stimulant ovulasi
• Terapi penggantian hormon
• Laparatomi dan bedah mikro

Pada pria
• Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat
• HCG
• FSH dan HCG
• Perbaikan varikokel
• Perubahan gaya hidup yang sederhana
Tekhnologi mengatasi infertilitas
1. Fertilisasi in vetro

2. Transfer gamet intra tuba fallopi.

3. Transfer zygot intra tuba fallopi

4. Transfer embrio ke ibu pengganti.


PENGKAJIAN
Identitas Pasien : nama ,usia, jenis kelamin, pekerjaan,
alamat
Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Biasanya pasien dengan infertilitas merasa malu, takut dan
cemas.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Wanita: Biasanya pasien mengalami Endometriosis,
Vaginismus (kejang pada otot vagina), Gangguan ovulasi,
Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus dan servik
Pria : Biasanya pasien mengalami disfungsi ereksi berat,
mikropenis, gangguan spermatogenesis (kelainan jumlah,
bentuk dan motilitas sperma), saluran sperma yang
tersumbat, verikhokel (varises pembuluh balik darah testis).
c. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pasien mengalami riwayat terpejan
benda – benda mutan yang membahayakan
reproduksi, riwayat infeksi genitorurinaria,
hipertiroidisme, hipotiroid, hirsutisme, infeksi
bakteri dan virus, dan penyakit menular
seksual
d. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya keluarga pasien ada yang pernah
mengalami penyakit dengan aberasi genetik.
e. Riwayat Obstetri
Biasanya pasien mengalami aborsi berulang,
sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil
selama satu tahu tanpa alat kontrasepsi dan
bahkan tidak pernah hamil selama satu tahun
tanpa alat kontrasepsi.
f. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : biasanya kesadaran
composmentis, wajah tampak gelisah
Tanda-tanda vital :
– TD : Meningkat > 120/70 mmHg
– Suhu: Normal (370C)
– Nadi : Meningkat > 100x/menit
– RR : Normal (16-20x/menit)
g. Pemeriksaan fokus :
Pria : Abnormalitas fisik pada genital pria
Wanita : Proses penyakit (diabetes, hipertensi, penyakit
kardiovaskuler ), Pemeriksaan panggul

h. Pola kebiasaan
– Pola Nutrisi
Biasanya pasien tidak mengalami penurunan nafsu makan.
– Pola Istirahat
Biasanya kebutuhan istirahat akan terganggu sehubungan
dengan cemas.
– Pola Eliminasi
BAB : Biasanya tidak mengalami konstipasi maupun terjadi
diare.
BAK : Biasanya tidak terjadi peningkatan atau penurunan
produksi urine tergantung masukan cairan.
– Pola Aktifitas Seksual
Biasanya akan mengalami perubahan perilaku seksual.
i. Pemeriksaan penunjang

• Pria : Analisis semen, Biopsi testis

• Wanita : Grafik suhu tubuh basal, Uji sekresi dari


serviks setelah koitus, Biopsi endometrium,
Laparaskopi, Histerosalpingografi

• Pria dan wanita : Uji hormonal


DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang
akhir proses diagnostic

2. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan


dengan gangguan fertilitas

3. Berduka dan antisipasi berhubungan dengan


prognosis yang buruk
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan 1
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2
x 24 jam diharapkan kecemasan pasien berkurang.
Kriteria Hasil :
• Klien mampu mengungkapkan tentang infertilitas dan
bagaimana treatmentnya
• Klien memperlihatkan adanya peningkatan control diri
terhadap diagnose infertile
• Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang
infertile
• Terjalin kontak mata saat berkomunikasi
Intervensi Rasional

Jelaskan tujuan test dan prosedur Menurunkan cemas dan takut


terhadap diagnose dan prognosis

Tingkatkan ekspresi perasaan dan Perasaan tidak diekspresikan


takut, contoh : menolak, depresi, dapat menimbulkan kekacauan
dan marah. Biarkan pasien / orang internal dan efek gambaran diri
terdekat mengetahui ini sebagai
reaksi yang normal
Dorong keluarga untuk Meyakinkan bahwa peran dalam
menganggap pasien seperti keluarga dan kerja tidak berubah
sebelumnya

Kolaborasi : berikan sedative, Mungkin diperlukan untuk


tranquilizer sesuai indikasi membantu pasien rileks sampai
secara fisik mampu untuk
membuat startegi koping adekuat
Diagnosa Keperawatan 2
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
gangguan konsep diri pasien dapat
teratasi
Kriteria hasil:
• Klien mampu mengidentifikasi aspek
positif diri
• Terjalin kontak mata saat berkomunikasi
Intervensi Rasional

Tanyakan dengan nama apa Menunjukan kesopansantunan /


pasien ingin dipanggil penghargaan dan pengakuan
personal
Identifikasi orang terdekat dari Memungkinkan privasi untuk
siapa pasien memperoleh hubungan personal khusus, untuk
kenyaman dan siapa yang harus mengunjungi atau untuk tetap
memberitahuakan jika terjadi dekat dan menyediakan
keadaan bahaya kebutuhan dukungan bagi pasien
Dengarkan dengan aktif masalah Menyampaikan perhatian dan
dan ketakutan pasien dapat dengan lebih efektif
mengidentifikasi kebutuhan dan
maslah serta strategi koping
pasien dan seberapa efektif
Dorong mengungkapkan Membantupasien / orang terdekat
perasaan, menerima apa yang untuk memulai menerima
dikatakannya perubahan dan mengurangi
ansietas mengenai perubahan
fungsi / gaya hidup
Diagnosa Keperawatan 3
Tujuan : setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam diharapka
pasien mampu mengantisipasi keadaan
berduka
Kriteria hasil :
• Menunjukan rasa pergerakan kearah
resolusi dan rasa berduka dan harapan
untuk masa depan
• Fungsi pada tingkat adekuat, ikut serta
dalam pekerjaan
Intervensi Rasional

Berikan lingkungan yang terbuka kemampuan komunikasi terapeutik


dimana pasien merasa bebas untuk seperti aktif mendengarkan, diam,
dapat mendiskusikan perasaan dan selalu bersedia, dan pemahaman
masalah secara realitas dapat memberikan pasien
kesempatan untuk berbicara secara
bebas dan berhadapan dengan
perasaan
Identifikasi tingkat rasa duka / Kecermatan akan memberikan pilihan
disfungsi : penyangkalan, marah, intervensi yang sesuai pada waktu
tawar – menawar, depresi, induvidu menghadapi rasa berduka
penerimaan dalam berbagai cara yang berbeda
Dengarkan dengan aktif pandangan Proses berduka tidak berjalan dalam
pasien dan selalu sedia untuk cara yang teratur, tetapi fluktuasainya
membantu jika diperlukan dengan berbagai aspek dari berbagai
tingkat yang muncul pada suatu
kesempatan yang lain
Identifikasi dan solusi pemecahan Mungkin dibutuhkan tambahan
masalah untuk keberadaan respon – bantuan untuk berhadapan dengan
respon fisik, misalnya makan, tidur, aspek – aspek fisik dari rasa berduka
tingkat aktivitas dan hasrat seksual

Anda mungkin juga menyukai