Anda di halaman 1dari 17

METODE PENELITIAN

tentang
RANCANGAN PENELITIAN

TUGAS INDIVIDU
Tugas ini dibuat untuk melengkapi tugas individu
mata kuliah Metode Penelitian

OLEH:
DIREN AGASI
21124005

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


Prof. Dr. Firman., M.Si
Dr. Desyandri, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021

1
RANCANGAN PENELITIAN

A. RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN


Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta halaman 73
Sugiyono membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-
experimental design, true experimental design, dan quasy experimental design.
a. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum
merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar
yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen.Rancangan ini
berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang ada
dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada beberapa macam
antara lain :
1)  One–Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan). Dimana dalam
desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment
(perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah
sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel
dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa
jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.
2) One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-
Postes)Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
3)  Intact-Group Comparison. Pada desain ini terdapat satu kelompok
yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah
kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah
untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).

2
b. True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul)
karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen.Dengan demikian validitas internal
(kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi.Ciri utama
dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen
maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi
tertentu.Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih
secara random. Desain true experimental terbagi atas:
1) Posstest-Only Control Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok
yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama
diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok kontrol.
2) Pretest-Posttest Control Group Design.Dalam desain ini terdapat dua
kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest
untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
3) The Solomon Four-Group Design.Dalam desain ini, dimana salah satu
dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest
dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu
dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu
keempat kelompok ini diberi posttest.
c. Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true
experimental design, yang sulit dilaksanakan.Desain ini mempunyai kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.desain Quasi
Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
1) Time Series Design. Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk
penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan,

3
kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi
perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-
beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan
tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui
dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini
hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan
kelompok kontrol.
2) Nonequivalent Control Group Design.Desain ini hampir sama dengan
pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok
kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan
tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian
diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
3) Conterbalanced Design. Desain ini semua kelompok menerima semua
perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan
dilakukan secara random.
4) Faktorial Design. Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih
variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi). Desain
faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-
eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih
variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain.

Sukardi, 2011, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,


halaman 183
Merode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang paling
produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat
menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan sebab akibat.
Desain penelitian eksperimen secara sempit dapat diartikan sebagai
penggambaran secara jelas tentang hubungan antar variabel, pengumpulan

4
data, dan analisis sehingga dengan adanya desai yang baik peneliti maupun
orang yeng berkepentingan mempunyai gambaran tentang bagaimana
keterkaitan antara variabel yang ada dalam konteks penelitian dan apa yang
hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam melaksanakan peneliian.
a. Pra Eksperimen
Desain 1, desain ini tidak ada grup control
Pretes Variabel Terikat Postes
Y1 X Y2
Desain 2, perbandingan grup statis
Grup Variabel Terikat Postes
Eksperimen X Y2
Kontrol - Y2
X = ada treatment
- = tidak menerima treatment
Pada desain praeksperimen ini keberadaan grup tidak dipilih secara
random
b. Eksperimen
Desain 3, postes hanya grup control dengan random subjek
Grup Variabel Terikat Postes
(R) Eksperimen X Y2
(R) Kontrol - Y2

Desain 4, memasangkan subjek hanya postes secara random


Grup Variabel Terikat Postes
Eksperimen X Y2
(Mr) Kontrol - Y2
Desain 5, subjek random desain pretest-postes grup
Grup Pretes Variabel Terikat Postes
(R) Eksperimen Y1 X Y2
(R) Kontrol Y1 - Y2
Desain 6, desain tiga grup salamon

5
Grup Pretes Variabel Terikat Postes
(R) Eksperimen Y1 X Y2
(R) Kontrol 1 Y1 - Y2
(R) Kontrol 2 - X Y2

Desain 7, desain tiga grup salamon


Grup Pretes Variabel Terikat Postes
(R) Eksperimen Y1 X Y2
(R) Kontrol 1 Y1 - Y2
(R) Kontrol 2 - X Y2
(R) Kontrol 3 - - Y2
Desain 8, Faktorial sederhana
Variabel atribut Variabel eksperimen (X1)
Treatmen A Treatmen B
Level 1 Cell 1 Cell 3
Level 2 Cell 2 Cell 4

c. Eksperimen Semu
Desain 9, pretest-posttes grup control tidak secara random
Grup Pretest Variabel Terikat Postes
Eksperimen Y1 X Y2
Kontrol Y1 - Y2
Desain 10, pengaruh imbangan
Treatment Eksperimen
Pengulangan
X1 X2 X3 X4
1 Grup A B C D
2 Grup B A D B
3 Grup C D A C
4 Grup D C B A

6
Rerata Rerata Rerata Rerata
kolom 1 kolom 2 kolom 3 kolom 4

Emzir, 2015, Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif,


Jakarta: Rajawali Press, halaman 63
Wiersma mendefenisikan eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang
sekurang kurangnya satu variabel bebas yang disebut sebagai variabel
eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti.
Sedangkan menurut Gay metode penelitian eksperimental merupakan satu-
satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis
menyangkut hubungan kausal (sebab-akibat).
Dalam studi eksperimental, peneliti memanipulasi paling sedikit satu
variabel, mengontrol variabel lain yang relevan dan mengobservasi
efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat.
Suatu eksperimen biasanya melibatkan dua kelompok.Satu eksperimental
dan satu kelompok control.Kelompok eksperimental biasanya menerima
sesuatu yang baru, suatu perlakuan dibawah penyidikan. Sementara itu
kelompok control biasanyan menerima suatu perlakuan yang berbeda atau
perlakuan yang biasa. Kelompok control diperlukan untuk tujuan perbandingan
untuk melihat apakah perlakuan baru lebih efektif dari pada perlakuan yang
biasa atau untuk melihat pendekatan satu aakah lebih efektif dari pada
pendekatan yang lain.
Desain Eksperimental
a. Desain Pra Eksperimental (Pre Experimental Design)
Desain pra eksperimental dinamakan demikian karena mengikuti langkah-
langkah dasar eksperimental, tetapi gagal memasukkan kelompok control.
Dengan kata lain, kelompok tungga sering diteliti tetapi tidak ada perbandingan
dengan kelompok nonperlakuan dibuat. Desain yang termasuk pra
eksperimental adalah:
1) Studi Kasus Satu Tembakan (The One Shot Case Study)

7
Dalam penyelenggaraan desain ini, subjek disajikan dengan beberapa
jenis perlakuan seperti suatu semester pengalaman, kerja akademik dan
kemudian pengukuran hasil belajar dilakukan seperti sebagai tingkat
akademik.yang bertujuan untuk menentukan apakah perlakuan mempunyai
efek pada hasil belajar.
2) Suatu Kelompok Prates-Postes (The One Group Pretest-Posttest)
Kelebihan desain ini adalah memasukkan prates untuk menentukan skor
garis belakang. Dengan desain ini kita dapat memperoleh pengalaman kerja
dengan tingkatan setelah melaksanakan satu semester pengalaman kerja.
3) Perbandingan Kelompok Statis (The Static Group Comparison)
Desain ini berupaya untuk melengkapi kekurangan kelompok control,
tetapi gagal dalam hubungan hubungan memperlihatkan bahwa suatu
perubahan telah muncul. Dalam studi perbandingan kelompok statis dua
kelompok dipilih satu diantaranya menerima perlakuan dan satu yang lain
tidak menerima perlakuan.

b. Desain Pra Eksperimental (Pre Experimental Design)


Desain eksperimental yang sebenarnya melengkapi kekurangan dari dua
desain sebelumnya. Desain eksperimental sebenarnya melaksanakan
kelompok control maupun cara mengukur perubahan yang muncul
dalamkedua kelompok. Dalam arti ii kita berusaha mengontrol semua
variabel yang mencampurinya atau paling tidak memerhatikannya
pengaruhnya, sementara berusaha menentukan jika perlakuanla yang
benarbenar menyebabkan perubahan
1) Desain Kelompok Kontrol PratesPostest (The Pretest-Posttesr Control
Group Design)
Desain ini melengkapi kelompok control naupun pengukuran perubahan,
tetapi juga menambahkan suatu prates untuk menilai perbedaan antara
kedua kelompok sebelum studi dilakukan
2) The Posttes Only Control Group Design

8
Randomisasi dan perbandingan kedua kelompok control dan kelompok
eksperimental digunakan dalam jenis desain ini. Setiap kelompok, yang
dipilih dan ditempatkan secara random diberi perlakuan atau beberapa jenis
control. Postes kemudian diberikan kepada setiap subjek untuk menentukan
jika ada perbedaan antara dua kelompok.
3) Desain Solomom Empat Kelompok (The Solomon Four Group)
Desain ini melibatka penempatan subjek secara random pada salah satu
dari empat kelompok. Dua kelompok prates dan dua kelompok tidak. Satu
dari kelompok prates dan satu dari kelompok non prates diberi perlakuan
eksperimental. Keempat kelompok diberi post tes
c. Desain Eksperimental Semu (Quasi Experimental Designs)
Desain ini ,elakukan suatu cara untuk membandingkan kelompok. Tetapi
desain ini dilakukan dengan cara randomisasi
1) The Nonequivalent Control Group Design
Desain ini baik kelompok eksperimental maupun kelompok control
dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa
melalui randomisasi. Dua kelompok yang ada kemudian diberi prates,
kemudian diberikan perlakuan dan terakhir diberikan posttest
2) Desain Rangkaian Waktu
Desain ini secara actual merupakan ketelitian/e;aborasi dari desain satu
kelompok prates-postes. Satu kelompok diberi prtaes berulang kali,
diberikan perlakuan kemudian diberikan posttes berulang kali.
3) Desain Berimbang (Conterbalanced Design)
Desain ini semua kelompok menerima perlakuan tetapi dalam urutan
yang berbeda. Dalam desain untuk tiga kelompok dan tiga perlakuan jumla
kelompok dapat dilibatkan, pembatasannya hanyalah jumlah kelompok
sama dengan jumlah perlakuan. Urutan kelompok dilakukan secara random.
4) Desain Faktorial
Desain faktorial melibatkan dua atau lebih variabel bebas dan
sekurangnya satu dimanipulasi oleh peneliti.Istilah faktorial mengacu pada

9
fakta bahwa desain tersebut melibatkan beberapa faktor.Setiap faktor
memiliki dua atau tingkatan lebih.

A. Muri Yusuf, 2007, Metodologi Penelitian, Padang : UNP Press, halaman


217
Pada penelitian eksperimen memungkinkan peneliti sedini mungkin untuk
mengontrol variabel bebas dan variabel yang lain sehingga tingkat kepastian
jawaban hasil penelitian jauh lebih terkontrol dibandingkan dari
internal(internal validity) maupun validitas eksternal (external validity). Secara
umum penelitian eksperimen dapat dikelompokkan dalam tiga bentuk, yaitu (1)
pre-experiment, (2) quasi-experiment, dan (3) true-experiment.
a. Rancangan penelitian pre-experiment.
Rancangan penelitian ini pada prinsipnya tidak dapat mengontrol
validitas internal dan eksternal secara utuh, karena satu kelompok hanya
dipelajari satu kali, atau kalau menggunakan dua kelompok di antara kedua
kelompok itu tidak disamakan terlebih dahulu. Beberapa rancangan
penelitian pre eksperiment adalah
 The one shot case study
 The one group pretest-posttest design
 The static group comparison design
Ketiga rancangan pre eksperimen tersebut di atas menggunakan cara
yang berbeda-beda namun pada setiap rancangan diberikan perlakuan atau
treatment. Ad ayang menggunakan pretest dan ada pula yang tidak
menggunakan pretest.
b. Rancangan Penelitian Eksperimen Semu
Adalah kurang tepat untuk menyatakan bahwa rancangan ini betul-betul
eksperimen sungguhan, walaupun disusun seprti rancangan eksperimen
sungguhan. Beberapa rancangan eksperimen semu yang sering digunakan
adalah :
 The time series experiment
 The non equivalent group design

10
 The equivalent time samples design
Ketiga rancangan tersebut di atas menggunakan cara yang berbeda dalam
upaya mencapai hasil eksperimen secara maksimal.
c. Rancangan eksperimen sungguhan
Rancangan eksperimen sungguhan memberikan kemantapan hasil yang
dicapai sebagai efek perlakuan.

B. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan penelitian eksperimen
merupakan penelitian yang menggunakan paling sedikit satu variabel yang dengan
sengaja dimanipulasi. Penelitian eksperiman menggunakan kelompok control dan
kelompok tindakan untuk melihat efektifitas perlakuan yang baru.
Desain eksperimental pada umumnya terbagi tiga, yaitu pra eksperimen,
eksperimen dan eksperimen semu.
a. Pra eksperimen merupakan desain yang mengikuti langkah-langkah
eksperimen tapi gagal memasukkan kelompok control artinya tidak
memiliki perbandingan dengan kelompok lain. Pra eksperimen terbagi
menjadi 3, yaitu:
1) Studi kasus satu tembakan
2) Suatu kelompok prates-posttes
3) Perbandingan kelompok statis
b. True Eksperimen. merupakan desain yang dapat mengontrol semua
variabel luar dan untuk kelompok control dan tindakan sama-sama
diambil secara random. True eksperimen terbagi menjadi:
1) Post tes only control design
2) Pre test pos tes control grou design
3) The Solomon four group design
c. Quasi Ekserimen, merupakan pengembangan dari true experimental
design. Terbagi menjadi:
1) Time series design
2) Non equivalent group design

11
3) Counterbalanced design

C. PENELITIAN NON EKSPERIMEN


Punaji Setyosari, 2013, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan,
Jakarta : Prenadamedia Group, halaman 192
a. Penelitian deskriptif
Peneliti hanya mendeskripsikan gejala, hubungan, atau variabel-variabel
penelitian, dan tanpa memberikan perlakuan. Peneliti menjelaskan apa dan
bagaimana gejala, hubungan, dan variabel tersebut.

C O1
O2
Dalam rancangan penelitian di atas, c (criterion, kriteria) menggambarkan
perlakuan dalam penelitian eksperimen. Untuk menggunakan rancangan ini, ini
kita akan menggunakan satu kelompok subjek yang memperoleh “perlakuan”
atau memiliki karakteristik tertentu dan mengukur atau mengobservasinya.

b. Penelitian Korelasi
Kajian korelasional ini berbeda dengan kajian eksperimental. Kajian ini
hanya menghitung koefisiensi hubungan. Penelitian ini mengambil sekelompok
responden atau orang dan membuat perbandingan untuk kerja kelompok
tersebut berkenaan dua karakteristik yang berbeda.
Secara visual, hubungan korelasional kita presentasikan melalui diagram
di bawah ini.

O1 O2

Untuk melakukan kajian korelasional ini, kita melakukan identifikasi


terhadap sejumlah kelompok siswa (misalnya siswa kelas tinggi, yaitu IV-VI)
dan melakukan pengukuran variabel, yaitu sikap terhadap matematika dan
prestasi belajar matematika. Setelah mengadakan pengukuran variabel,

12
kemudian kita menghitung skor kedua vriabel yang kita ukur dan menentukan
besaran hubungan keduanya.

Hamid Darmadi, 2011, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta,


halaman 145
a. Penelitian deskriptif. Merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.
Penelitian ini sering disebut dengan non eksperimen karena pada penelitian
ini tidak melakukan control dan memanipulasi variabel penelitian. Dengan
metode deskriptif peneliti memungkinkan untuk melakukan hubungan
antara variabel, menguji hipotesis mengembangkan generalisasi dan
mengembangkan teori yang memiliki validitas universal.
b. Penelitian korelasi. Penelitian korelasi berkaitan dengan pengumpulan data
untuk menentukan data untuk menentukan ada atu tidaknya hubungan antara
dua variabel atau lebih dan seberapakah tingkat hubungannya. Disini tingkat
hubungan dinyatakan sebagai suatu koefisien korelasi. Desain dasar
penelitian korelasi tidaklah kompleks, dua atau lebih kelompok nilai dati
tiap anggota sampel yang dipilih, satu nilai untuk tiap variabel interes, dan
nilai-nilai pasangannya kemudian dikorelasikan. Hasil koefisien korelasi
menunjukkan tingkat hubungan antara kedua variabel.
c. Penelitian komparatif. Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang
berusaha untuk menentukan penyebab atau alasan dari perbedaan yang ada
pada tingkah laku atau status kelompok atau individual. Desain pokok
penelitian kausal komparatif mencakup pemilihan dua kelompom yang
berbeda yaitu kelompok variabel bebas dan pembanding atau kelompok
variabel tidak bebas.
d. Penelitian sejarah. Penelitian sejarah adalah pengumpulan yang sistematik
dan evaluasi yang obyektif dari data yang berkaitan dengan kejadian-
kejadian di masa lampau untuk menguji hipotesis sehubungan dengan sebab
akibat atau kecenderungan kejadian-kejadian tersebut yang dapat membantu

13
menerangkan kejadian masa kini dan mengantisipasi kejadian masa yang
akan datang.

Nurul Zuriah, 2007, Metodologi Penelitian Sosoal dan Pendidikan, Jakarta :


PT. Bumi Aksara, halaman 56
Adapun jenis dari penelitian non-eksperimen yaitu :
a. Penelitian Deskripsi
Penelitian deskripsi merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterprestasi objek dengan sesuai dengan apa
adanya. Penelitian ini juga disebut sebagai non-eksperimen, karena pada
penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variabel
penelitian.Dengan metode deskripsi, peneliti memungkinkan untuk melakukan
hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi dan
mengembangkan teori yang memiliki validitas universal.Tujuan utama
penelitian ini menggamabarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek
atau subjek yang diteliti secara tepat.
b. Penelitian Survey
Penelitian survey sebenarnya merupakan salah satu dari jenis penelitian
deskriptif (Cohen dan Nomion, 1982). Penelitian survey merupakan kegiatan
penelitian yang mengumpulkan data pada saat tertentu dengan tiga tujuan
penting yaitu:
1) Mendeskripsikan keadaan alami yang hidup saat itu.
2)  Mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan.
3) Menetukan hubungan sesuatu yang hidup diantara kejadian spesifik.
Penelitian survey digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk
opini dari sejumlah besar orang yang terhadap topik atau isu-isu tertentu.
c. Penelitian Ex-postfacto
Penelitian ex-postfacto merupakan penelitian dimana variabel-variabel
bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat
dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, keterikatan antar variabel bebas
dengan variabel bebas, maupun antar variabel bebas dengan variabel terikat,

14
sudah terjadi secara alami, dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak
kembali jika memungkinkan apa yang menjadi faktor penyebabnya.
d. Penelitian korelasional
Penelitian korelasional adalah menelitian yang akan melihat hubungan
antara variabel atau beberapa variabel denga variabel lain. Variabel yang
digunakan untuk memprediksi disebut variabel prediktor atau variabel bebas,
sedangkan variabel yang diprediksi disebut variabel kriteria atau variabel
terikat.Penelitian korelasional merupakan salah satu bagian penelitian
expostfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang
ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel
yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
e. Penelitian kausal komparatif
Penelitian komparatif adalah penelitian diarahkan untuk menyelidiki
hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi
dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang
dikumpulkan.Penelitian kausal-komparatif merupakan jenis penelitian
expostfacto, yaitu bahwa penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan-
perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu
secara alami. Semua kejadian yang dipersoalkan sudah berlangsung lewat,
sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan treatment sebagaimana dalam
penelitian eksperimen

Nyoman Dantes, 2012, Metode Penelitian, Yogyakarta: Andi Offset, halaman


59
Penelitian non eksperimen (ex post facto)
Penelitian non eksperimen (ex post facto) merupakan suatu pendekatan
pada subjek penelitian untuk menenliti yang telah dimiliki oleh subjek
penelitian secara wajar tanpa adanya tanpa adanya usaha sengaja memberikan
perlakuan untuk memunculkan variabel yang diteliti.Penelitian ini
dilaksanakan sesudah variasi-variasi dalam variabel bebas ditentukan
sepanjang waktu tertentu. Peneliti memperoleh variasi yang ia inginkan tanpa

15
memanipulasi variabel yang diteliti secara langsung. Desain penelitian ax post
facto terdiri dari dua jenis, yaitu studi korelasi dan studi komparatif group.
Seperti contoh dalam dunia pendidikan pertanyaannya adalah, mengapa ada
anak yang suka bermain dikelas sedangkan yang lain tidak.Pertanyaan seperti
itu cenderung dijawab melalui penelitian non eksperimen.
Dalam situasi ex post facto, peneliti tidak dapat mengontrol variabel
bebasmelalui randomisasi atau manipulasi.Istilah ex postfacto menunjukkan
bahwa perubahan perubahan dalam variabel bebas telah terjadi begitu adanya.

D. KESIMPULAN
Jenis-jenis penelitian non eksperimen antara lain:
1. Penelitian ex post facto. Merupakan penelitian yang variabel bebasnya sudah
ada sebelum dilakukannya usaha tindakan/perlakuan.
2. Penelitian deskriptif. Meupakan penelitian yang bertujuan menggambarkan
objek penelitian sesuai dengan apa yang ada.
3. Penelitian korelasi, merupakan untuk mengetahu hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat.
4. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang digunakan untuk
menyelediki hubungan sebab akibat dan menjadi faktor penyebabnya
5. Peneltian sejarah. Merupakan penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulkan data yang berkaitan dengan masa lampau secara sistematis
yang bertujuan untuk menerangkan dan mengantisipasinya di masa yang
akandating.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sidharta, Arief. 2008. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu itu. Bandung : Pustaka
Sutra.
Surajiyo. 2009. Filsafat Ilmu dan Pengembangannya di Indonesia. Jakarta : Bumi
Aksara.
Susanto. 2011. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis,
Epistimologis, dan Aksionolgis. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung:Alfabeta.
Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian
gabungan. Padang : Prenadamedia Group.

17

Anda mungkin juga menyukai