Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN FISIK KELENJAR TIROID

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/4
PROSEDUR Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
OPERASIONAL Ketua STIKES Karya Husada Semarang
STANDAR
Dr. Ns. Fery Agusman, M.Kep, Sp.Kom
PENGERTIAN Pemeriksaan fisik kelenjar tiroid adalah melakukan pemeriksaan
kelenjar tiroid melalui inspeksi dan palpasi, untuk menilai fungsi
kelenjar tiroid.
TUJUAN 1. Melakukan anamnesis terhadap gejala gangguan fungsi tiroid
2. Mengetahui letak kelenjar tiroid
3. Memeriksa adanya pembesaran tiroid
KEBIJAKAN 1. Klien dengan keluhan pembesaran leher
2. Klien dengan keluhan hipertiroidisme dan hipotiroidisme
3. Ibu hamil dan anak sekolah di daerah rawan defisiensi yodium
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Stetoskop
2. Sarung tangan jika perlu
PROSEDUR A. Fase Pra Orientasi
PELAKSANAAN 1. Dilakukan pemeriksaan kembali terhadap catatan medis dan
catatan keperawatan klien
2. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan
kontra indikasi
3. Siapkan alat, bahan dan lingkungan
4. Cuci tangan
B. Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan prosedur tindakan
5. Menyampaikan kontrak waktu
6. Memvalidasi kesiapan klien
C. Fase Kerja
Inspeksi
1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan jika perlu
2. Atur pencahayaan ruangan agar adekuat
3. Minta klien untuk melepas baju atau objek apapun yang
menutupi leher.
4. Amati bentuk leher, warna kulit, adanya jaringan parut,
inflamasi, atau massa. Pengamatan dilakukan secara
sistematis mulai dari garis tengah sisi depan leher, ke
samping, kemudian ke bagian belakang leher.
5. Kaji tiroid dengan meminta klien untuk menelan, kemudian
amati pergerakan kelenjar tiroid pada takik suprasternal.
Normalnya, kelenjar tiroid tidak dapat terlihat, kecuali pada
klien yang sangat kurus.
6. Minta klien untuk menekuk leher hingga dagu menyentuh
dada, kemudian menengadahkan kepala hingga dagu ke atas.
Lanjutkan dengan meminta klien menghadapkan wajah ke
kanan dan kiri dan menggerakkan kepala hingga telinga
bergerak ke arah bahu. Hal ini dilakukan untuk menguji otot
sternokleidomastoideus dan trapezius.

Palpasi Kelenjar Tiroid


1. Berdiri di depan klien dan letakkan tangan perawat pada
leher klien.
2. Palpasi fosa suprasternal dengan jari telunjuk dan jari tengah
3. Minta klien untuk minum atau menelan guna memudahkan
palpasi.
4. Jika teraba kelenjar tiroid, identifikasi bentuk, ukuran, dan
konsistensi.
D. Fase Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Berpamitan
INTERPRETASI Komunikasi
PROSEDUR Melakukan komunikasi terapeutik kepada klien

Hasil Pemeriksaan Normal


1. Bentuk simetris antara kanan dan kiri
2. Warna sama dengan warna kulit
3. Tidak ada pemberaran limfe dan tiroid
4. Tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis, dengan nilai
normal 5-2 cmHg.
5. Pergerakan bebas ke semua arah, tidak ada nyeri

Hasil Pemeriksaan Abnormal


1. Bentuk tidak simetris, ditemukan pembengkakan karena
aneurisma arteri karotis atau tumor, ada pembesaran kelenjar
tiroid, dan pembesaran kelenjar limfe, yang terjadi akibat
infeksi sistemik, leukemia, atau limfoma malignum.
2. Pergerakan leher terbatas, ditemukan kaku kuduk karena
meningitis atau tetanus.
3. Peningkatan tekanan vena jugularis yang dapat disebabkan
oleh gagal jantung atau tumor intratorakal.
4. Trakea bergeser ke salah satu sisi akibat fibrosis paru atau
tumor mediastinum.

Dokumentasi
Dokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan pada catatan
keperawatan.

Patient Safety
1. Pastikan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan kepada klien.
2. Jaga privasi klien dengan menutup jendela dan sampiran
DOKUMEN Aman, M & Sanusi, H. (2017). Buku Panduan Kerja: Keterampilan
TERKAIT Anamnesis dan Pemeriksaan Pembesaran Kelenjar Tiroid.
Universitas Hasanuddin: Fakultas Kedokteran.
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2017/0
4/MANUAL-CSL-3-ANAMNESIS-DAN-KONSELING-
TIROID.pdf (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2020).
Kusyati, Eni et al. (2019). Keterampilan dan Prosedur
Lsaboratorium Keperawatan Dasar. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai