Anda di halaman 1dari 4

Nama : Puan Putri Maharani

NIM : 2010111112
Rangkuman TM 14 - Mengelola dan Menanggapi

Kinerja Karyawan yang Buruk


A. Kinerja Karyawan
Kinerja Tugas, berhubungan dengan seberapa baik karyawan melakukan tugas
pekerjaan formal mereka.
Kinerja Kontekstual, berhubungan dengan sejauh mana karyawan melakukan perilaku
peran ekstra (tugas di luar deskripsi pekerjaan karyawan tersebut).
Perilaku Kewarganegaraan Organisasi (OCB), perilaku individu yang bebas yang
tidak diakui secara formal oleh sistem penghargaan organisasi.
Emosional Karyawan, emosi yang ditampilkan oleh karyawan secara efektif dalam
melakukan pekerjaannya.
Cara Memaksimalkan Kinerja Karyawan:
1. Mengomunikasikan tujuan dari kinerja yang dilakukan.
2. Melakukan penilaian kinerja secara berkala.
3. Melibatkan karyawan dalam perumusan tujuan kinerja.

B. Kekurangan Kinerja Secara Umum


Ketidakhadiran
Keterlambatan
Sikap buruk / pembangkangan
Kinerja tugas yang buruk
Kinerja kontekstual yang buruk
Konseling Karyawan
Tindakan informal seperti konseling verbal harus digunakan, dimana kegitan ini
disampaikan secara pribadi serta melakukan persiapan sebelum memulai konseling dengan
menyiapkan daftar masalah yang akan dibahas. Tidak menggunakan bahasa yang
menyudutkan, tidakmeremehkan suatu permsalahan yang dimiliki karyawan, serta tetap
menjaga yang baik dengan karyawan.

Rencana Peningkatan Kinerja


Pengertian : Alat yang digunakan pengusaha untuk meningkatkan perilaku karyawan yang
umumnya berupa kontrak antara karyawan dan majikan di mana kekurangan
kinerja karyawan diartikulasikan dengan jelas.

C. Karyawan At-Will Versus Due-Process


Perusahaan tidak bisa memecat karyawan dengan alasan sebagai berikut.
Diskriminasi
Bertentangan dengan kebijakan public.
Kontrak Tersirat.
Untuk mendisiplinkan karyawan melalui proses hukum, harus ada alasan yang adil untuk
tindakan disipliner tersebut.

D. Opsi dalam Melakukan Kegiatan Pendisiplinan


Peringatan/teguran lisan
Peringatan/teguran tertulis
Masa Percobaan
Penangguhan
Pengeluaran dengan atau tanpa bayaran
Penurunan pangkat
Pengakhiran dengan hak untuk dipekerjakan kembali
Pemutusan tanpa hak untuk mempekerjakan kembali

E. Disiplin Progresif
Langkah-langkah dalam melakukan disiplin progresif adalah sebagai berikut.
1. Peringatan lisan
2. Peringatan tertulis
3. Suspensi
4. Penurunan pangkat dan/atau pemindahan
5. Pelepasan

F. Proses Disiplin
1. Mediasi (tidak mengikat).
2. Arbitrase (keputusan yang mengikat).
3. Med-arb (Jika para pihak tidak dapat mencapai kesepakatan, mediator menjadi arbiter
yang membuat keputusan yang mengikat)
4. Pengadilan pemberi kerja (terdiri dari perwakilan karyawan dan manajemen yang
mendengarkan kesaksian dan memberikan keputusan tentang kasus disipliner)

G. Alternatif Untuk Proses Disiplin Tradisional


1. Konseling verbal informal
2. Pelatihan/pelatihan ulang
3. Rencana peningkatan kinerja
4. Program bantuan karyawan (EAP)

H. Pentingnya Dokumentasi
Penting untuk mendokumentasikan alasan pengenaan tindakan disipliner, terlepas dari
apakah disiplin progresif tersebut dapat digunakan atau tidak.

I. Kemungkinan Hasil dari Tindakan Disiplin


Pengembangan karyawan
Kebencian karyawan
Pemisahan karyawan
Penarikan karyawan
Reaksi pengamat/Rekan Kerja

J. Masalah Hukum dalam Tindakan Disiplin Karyawan


Hukum Hak Sipil : Pemimpin tidak dapat menggunakan prosedur disipliner terhadap
karyawan hanya karena keanggotaan karyawan tersebut dalam kelas yang dilindungi.
Perlindungan Pelapor : Melarang pemberi kerja melakukan pembalasan terhadap
karyawan karena melaporkan pemberi kerja atas dugaan pelanggaran hukum.
Hak Kontrak : Express dan Tersirat
Tempat kerja berserikat : Tindakan disipliner di tempat kerja ini harus digunakan hanya
sesuai dengan ketentuan perjanjian perundingan bersama yang dinegosiasikan antara serikat
pekerja dan pengusaha.

K. Menangani Pemecatan Karyawan


Pemberi kerja harus mengingat beberapa hal saat memberhentikan karyawan yaitu
apakah pemutusan dilakukan karena perilaku negative karyawan yang sama serta
dokumentasi yang dimiliki.
Meminta nasihat dari penasihat hukum sebelum membuat keputusan pemecatan.
Apabila pemecatan dilakukan secara adil, maka tidak akan ada penentangan dari
karyawan.
Mempersiapkan langkah-langkah keamanan yang harus diterapkan untuk pemutusan
hubungan kerja tersebut.

Anda mungkin juga menyukai