Anda di halaman 1dari 29

KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR IV

DISUSUN OLEH :

NAMA : TEGUH DARMAWAN


NRP : 21-2015-190
PEMBIMBING : Ir, GUNANTA HADIPRAJA

KELOMPOK 23

ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERANCANGAN
JURUSAN ARSITEKTUR
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG II. DEFINISI


Seiring dengan perkembangan dalam kehidupan masyarakat dengan berbagai macam Ø Gedung : Bangunan tembok (dan sebagainya) yang berukuran besar sebagai tempat
aktivitasnya, kemajuan pembangunan di Indonesia yang dicapai selama ini telah membawa kegiatan, seperti perkantoran, pertemuan, perniagaan, pertunjukan, olahraga, dan sebagainya
pertumbuhan ekonomi yang pesat. Meningkatnya pendapatan masyarakat, perubahan (artikata.com)
struktur harga, perubahan pola penawaran jasa/barang, meningkatnya kuantitas dan kualitas
barang/jasa dan perubahan sikap serta tingkah laku masyarakat juga ikut mempengaruhi Ø Retail : Penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen.
dalam perubahan pola konsumsi penduduk Indonesia pada umumnya. Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu "Retailer" yang berarti "Memotong menjadi kecil kecil"
(Risch,1991).
Selain itu, meningkatnya kegiatan perekonomian khususnya dalam sektor perdagangan Sedangkan menurut Gilbert (2003) Retail adalah Semua usaha bisnis yang secara langsung
seringkali tidak disertai dengan pengadaan wadah yang ideal, menyangkut kondisi bangunan, mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan
suasana dan lokasi yang tidak sesuai dengan kegitan tersebut. organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi.
Dalam kamus Bahasa Inggris - Indonesia, Retail bisa juga di artikan sebagai "Eceran" Pengertian
Dalam mengikuti perkembangan zaman, fungsi Pusat Perbelanjaan tidak hanya sekedar Retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara
menjadi suatu tempat berbelanja kebutuhan saja, tetapi sudah menjadi kebutuhan akan suatu langsung kepada pelanggan.
tempat untuk bersantai dan berekreasi bagi orang tersebut bersama keluarganya.
Ø Gedung Retail adalah :
Oleh karena itu, dalam merancang/membangun suatu Pusat perbelanjaan pada zaman • Bangunan yang berukuran cukup besar, yang berfungsi sebagai tempat usaha/bisnis yang
sekarang, orang tidak hanya menyediakan unit-unit toko yang lengkap, melainkan juga harus secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen
dapat memberi kesan yang menyenangkan dan menarik bagi para pengunjung bangunan akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi.
tersebut dari segi arsitektur dan interiornya. • Bangunan yang berukuran besar yang berfungsi sebagai tempat untuk jual beli barang
dalam bentuk eceran serta didalamnya terdapat unit-unit tenant/toko.
Selain dari dua aspek tersebut, dari aspek lingkungan pun harus diperhatikan, jangan
sampai hanya keinginan manusianya saja yang dipikirkan, tetapi keadaan lingkungan
disekitarnya menjadi terabaikan dan rusak.

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
1
PENDAHULUAN

III. TUJUAN PROYEK IV. ASPEK PERMASALAHAN

• Aspek Perancangan
Tujuan Perencanaan : o Membuat bangunan retail yang ditujukan bagi masyarakat dengan ekonomi menegah
• Membuat sebuah bangunan komersial sebagai pusat sarana berbelanja Kota Baru
kebawah.
Parahyangan.
o Bangunan yang dirancang mampu menarik pengunjung dari berbagai kalangan.
• Membuat bangunan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Cinunuk, Cibiru,
o Bangunan terletak dikasawan tropis, sehingga harus memperhatikan juga keadaan iklim
Cileunyi, Kota Bandung, dan Kabupaten Bandung Timur, khususnya masyarakat di Cinunuk
disekitar bangunan.
sebagai tempat berbisnis dan berbelanja agar dapat meningkatkan taraf ekonomi di
o Site berada di jalan raya yang cukup ramai, dimana fasad bangunan akan banyak
daerah tersebut.
menghadap kerarah Timur Laut yang cukup panas.

Tujuan Fungsional : • Aspek Lingkungan


• Sebagai wadah untuk melakukan aktifitas dalam jual beli. o Site berbatasan langsung dengan sebuah pusat perbelanjaan yaitu borma yang sudah
• Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dengan dibangunnya retail di kota Bandung. berada cukup lama.
• Menjadikan bangunan yang fungsional, berstandar bersih dan nyaman. o Site ini juga berada di kawasan tropis tepatnya berada di Kabupaten Bandung Timur, Jawa
• Menjadikan bangunan sebagai tempat yang efektif dalam berbisnis. Barat, Indonesia yang mempunyai 2 iklim, dengan kondisi curah hujan yang cukup tinggi, namun
dengan keadaan suhu yang cukup panas/gersang.
Tujuan Ekonomis :
• Sebagai tempat untuk melakukan aktifitas dalam jual beli. • Aspek Bangunan/Struktur
• Sebagai bangunan komersil yang dapat menghasilkan keuntungan. o Bangunan dibangun diatas tanah yang kering dan berkontur dengan kontur menurun dari
• Sebagai tempat melakukan aktifitas usaha agar menghasilkan pendapatan. arah jalan utama.
o Massa bangunan dirancang menggunakan sistem struktur rangka yang modular, dimana
sistem ini harus disesuaikan juga dengan kegiatan yang ada didalamnya.

• Aspek Tapak
o Lokasi site berada di kawasan Cinunuk dimana lahan yang yang akan dibangun merupakan
lahan yang berkontur.
o Diperlukan perancangan ruang luar yang baik agar tidak tercipta ruang negatif.
o Diperlukan perancangan akses yang baik sebagai sirkulasi dan memudahkan pencapaian ke
massa bangunan dan meminimalisir kemacetan.

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
2
DATA LOKASI

I. LOKASI TAPAK

INDONESIA PULAU JAWA JAWA BARAT

II. DESKRIPSI SITE


Nama Proyek : Retail
Lokasi Site : Jl. Raya Cinunuk - Cileunyi, Kabupaten Bandung Timur, Jawa Barat
6°56'15.8"S 107°43'53.9"E
Jenis Bangunan : Bangunan Publik Komersil Bertingkat Menengah (Middle Rise)
LuasTapak : 7700 m
2
BANDUNG
GSB : 10 m
GST : 4m
KDB : 50%
KLB :2
SI
Batas Tapak : 770 TE
0 m2
Utara : Jl. Raya Cinunuk
Selatan : Perumahan Permata Biru
Barat : Borma Cinunuk
Timur : Dealer Yamaha

JL. RAYA CINUNUK - CILEUNYI

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
3
SITE KONTEKS

SIT
770 E
0

KETERANGAN :
KOMERSIL
RUMAH MASYARAKAT
SAWAH DAN RTH
KESEHATAN
PENDIDIKAN & PEMERINTAHAN

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
4
ANALISA TAPAK

S
a
Borm

g
dun
Ban

uk
C inun
ler
Dea r Raya
JL.
M o
o t

Alfa
mar
t
i
uny
Cile

• KLIMATOLOGI • DRAINASE
• Matahari Terdapat riol kota umum yang berada disisi Utara dan sungai di sisi
Site dan Fasad menghadap kearah Timur laut. Membuat beberapa timur site, ukuran drainase cukup lebar. Dimanfaatkan sebagai saluan
bukaan untuk pencahayaan disisi Timur laut / Utara dan buangan air limbah.
menambahnya dengan rekayasa Fisika Bangunan (SPSM, Sun Shading,
Secondary Skin) untuk mencegah panas dan silau berlebih masuk. • VEGETASI
Vegetasi cukup banyak didepan dan sekitar site, namun beberapa
• Arah Angin pohon/vegetasi menutupi fasad bangunan Menata kembali dan
Arah angin berhembus dari arah Tenggara menuju Timur laut begitu memotong beberapa vegetasi yang menghalangi fasad dan diganti
juga sebalik nya dari arah Timur laut menuju tenggara, dengan dengan menanamnya kembali dibeberapa titik lain yang tidak
kecepatan cukup kencang Membuat bukaan yang tidak terlalu fontal mengganggu.
dengan arah angin, bukaan dapat difungsikan sebagai inlet udara.
• VIEW
• AKSESIBILITAS View sebelah Selatan site dinilai kurang bagus sebagai area fokus view.
Lokasi site mudah dijangkau oleh para pengunjung dari kedua arah, Sebelah Utara, Barat dan Timur dinilai cukup bagus sebagai area fokus
jalan cukup ramai Membuat rekayasa lalu lintas jalan sekitar site dan untuk view Membuat bukaan diarea fasad yang menghadap dengan
merencanakan pintu masuk site yang baik agar tidak dapat view bagus, ditambah rekayasa Fisbang apabila terkendala panas dan
menyebabkan macet. silau matahari.

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
5
POLA TATANAN MASSA DI DALAM TAPAK

Gate untuk masuk ke dalam site ditempatkan Open space di bagian tengah sebagi
pada sisi kiri dari site dengan dengan tujuan ruang penerima, karna di bagian tengah
untuk menghidari pintu masuk dekat dengan merupakn sumbu yang seimbang dan
persimpangan karena akan berbahaya bagi netral untuk dijadikan ruang penerima
pengunjung yang hendak masuk ke dalam site.
Posisi gate ini juga lebih strategis berada di sisi
kiri daripada sisi kanan site

Plaza sebagai ruang terbuka hijau untuk


memfasilitasi pejalan khaki yang
hendak istirahat duduk dan berteduh,
mengingat daerah cinunuk ini adalah
daerah yang panas. Penambahan plaza
juga dapat menarik minat pengunjung
yang tadinya hanya sekedar duduk lalu
akan timbul keinginan untuk masuk ke
dalam bangunan retail.

Penempatan massa bangunan site back


dengan ruang penerima di depan. Tujuan
Side gate ditempatka di bagian
dari penempatan massa site back untuk
sisi barat dengan tujuan untuk
memberi jarak antara bangunan dengan
dipergunakan sebagai pintu
jalan utama, karena jika massa bangunan
keluar site menuju jalan
terlalu depan akan menambah kesan
sekunder agar tidak menambah
kurang nyaman dengan kondisi jalan
kemaceta pada jalan utama,
utama yang sering terkena macet.
karena jalan utama akan sangat
macet pada pagi dan sore hari.

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
6
POLA SIRKULASI DI DALAM SITE

Mobil dan motor masuk melalui gate utama yang


berada di depan dengan sirkulasi yang
mengelilingi bangunan dengan tujuan untuk
memudahkan akses ke seluruh sisi bangunan.
Sirkulasi kendaraan menggunakan metode satu
jalur yang mengarah ke basement dan keluar
menuju side gate dan keluar di jalan sekunder

Sirkulasi kendaraan satu arah dan terbagi


dua. Belok ke bagian depan merupakan
jalur drop off dan langsung menuju pintu Sirkulasi pejalan khaki masuk melalui gate
keluar. Lurus menuju basement, area untuk pejalan khaki,kemudian melewati
service/Loading dock dan pintu keluar. plaza dengan orientasi langsung ke
bagian ruang penerima di luar bangunan.

Side gate berpunsi sebagai pintu keluar


kendaraan mobil, motor dan kendaraan
service, keluar menuju jalan sekunder

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
7
STRUKTUR ORGANISASI

RETAIL DIREKTUR UTAMA

PROPERTY MANAGER SEKERTARIAT

DIVISI PEMASARAN DIVISI KEUANGAN

DIVISI OPERASIONAL TENANT

- BUILDING SERVICE STORE MANAGER


- ENGINEERING
- PARKING
- SECURITY ASS.MANAGER

SUPERVISOR
- TENANT RELATION - BENDAHARA
- TENANT COORDINATION - GENERAL AFFAIR
- PROMOTION EXHIBITION - PURCHASING
- PEMBUKAAN STORE MANAGER STORE MANAGER
- GUDANG

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
8
FLOW ACTIVITY

MAKRO

Site Entrance Drop Off

Plaza

Masuk/Keluar Retail

Lobby

Berkeliling
Masuk Basement

Masuk/Keluar Retail

Parkir Keluar basement Keluar Site

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
9
FLOW ACTIVITY

MIKRO
Keb. Ruang :
1. Pengunjung - Main Entrance
- Plaza
- Parkiran
- Drop off area
Datang Makan Belanja - ATM Centre
- Eskalator
- Lift
Parkir Entrance Berkeliling Toilet - Toilet
- Mushola

Pulang ATM Sholat

Keb. Ruang :
2. Pegawai (Teknisi, Cleaning Service, Security) & Suplier - Plaza
- Parkiran
- Stand Satpam
- Locker Room
Ganti Baju Istirahat - R. Security + Operator
Toilet - R. Genset
- R. LVMDP
Datang Parkir Kerja - R. Pompa & Reservoir
- R. Chiler
Sholat - R. Mesin Lift
- Loading Dock
Pulang Cek Gedung - Lift Barang
- Toilet
- Mushola
- Gudang
- Side Entrance

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
10
FLOW ACTIVITY

MIKRO
Keb. Ruang :
3. Pemilik & Pegawai Tenant - Main / Side Entrance
- Plaza
- Parkiran
- Tenant
Datang Istirahat - Food Court / Restoran
Toilet - Dapur
- Drop off area
Parkir Entrance Kerja - Loading Dock
- Toilet
Sholat - Mushola

Pulang Stock Barang

Keb. Ruang :
4. Pengelola & Staff Gedung - Main / Side Entrance
- Plaza
- Parkiran
Datang Istirahat - R. Pengelola
- R. Staff
Toilet - Pantry
- Area Gedung
Parkir Entrance Kerja
- Loading Dock
Sholat - Lift Barang
- Toilet
Pulang Cek Gedung - Mushola
- Gudang
- Side Entrance

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
11
PROGRAM RUANG

1. BASEMENT

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
12
PROGRAM RUANG

2. GROUND FLOOR / LANTAI 1

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
13
PROGRAM RUANG

3. LANTAI 2

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
14
PROGRAM RUANG

4. LANTAI 3

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
15
PROGRAM RUANG

5. LANTAI 4

Lantai Luas (m2)


Basement 2728.4
Ground Floor 2510.3
Lantai 2 2467.4
Lantai 3 2467.4
Lantai 4 2590.9
Total Luas 12764.4

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
16
PERHITUNGAN LUAS BANGUNAN

REGULASI Massa Bangunan yang Dapat Terbentuk


KDB : 50%
KLB :2 1. Massa yang Ramping dan Memanjang
GSB : 10 m
Massa yang terbentuk
GST :4m menghasilkan kesan yang
ramping dan memanjang
mengikuti bentuk site.

10m
2. Massa yang Gemuk
Massa yang gemuk
SI
770 TE 4m kurang cocok di terapkan
0 m2
karena dilihat dari bentuk site
yang memanjang, membuat
bangunan menjadi kurang
baik dari segi visual.

3. Massa yang Ideal/Proporsi


Massa yang ideal yaitu
massa yang memperhatikan
perbandingan antara panjang
Luas Lahan : 7700 m² Luas Lahan Yang Tidak di Bangun :
dan lebar bangunan yang
Luas Lahan yang boleh di bangun : = 7700 m² - 3850 m²
membuat bangunan memiliki
Luas Lahan x KDB .= 7700 m² x 50% = 3850 m²
bentuk dan dan visualisasi
= 3850 m² yang proporsi. Massa yang
Jumlah lantai yang boleh di bangun : Luas Lahan yang tidak di tidak terlau ramping atau
Luas Lahan x KLB -= 7700 m² x 2 bangun digunakan sebagai RTH gemuk ini memiliki potensi
.= 15400 m2 dan Jalan bagi kendaraan. lebih untuk mengolah ruang
Jumalah Lantai Bangunan = Luas Lahan x KLB di dalamnya.
Luas Lahan x KDB
= 15400 m²
= 3850 m²
= 4 lantai

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
17
ZONING & SIRKULASI DALAM RUANG

PUBLIK

Sirkulasi di jalam bangunan dibuat untuk


mengelilingi seluruh area bangunan kecuali SERVICE
area service dan privat. Sirkulasi pengunjung
di dalam bangunan yaitu dimulai masuk dari
pintu utama/ruang penerima yang berfungsi
PRIVAT
selain untuk pintu masuk juga sebagai pintu
keluar. Untuk pengunjung yang parkir di
basement, disediakan pintu masuk dari
basement. selain untuk pintu masuk juga
dapat digunakan sebagai jalur angkut
barang dan pintu masuk/keluar pegawai.

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
18
KONSEP BANGUNAN & FASADE

KONSEP BANGUNAN KONSEP FASADE


Green architecture adalah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh Konsep Futuristik di ambil karena citra futuristik pada bangunan mengesankan bahwa
buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang bangunan itu berorientasi ke masa depan atau bahwa bangunan itu selalu mengikuti perkembangan
lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan zaman. Tetap memperhatikan lingkungan sekitar site, konsep fasade ini memanfaatkan pencahayaan
sumber daya alam secara efisien dan optimal. ‘Green’ dapat diinterpretasikan sebagai alami dan penghawaan alami sehingga dipilih material pendukung. Untuk fasade bagian utara
sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building sebagai fasade utama digunakan curtain wall untuk mendapatkan cahaya yang tidak panas dan
(bangunan dengan performa sangat baik). Ukuran 'green' ditentukan oleh berbagai faktor, diberikan bukaan untuk penghawaan alami. Untuk fasade bagian timur dan barat akan lebih masif
dimana terdapat peringkat yang merujuk pada kesadaran untuk menjadi lebih hijau. dengan bukaan ventilasi dan ditambahkan SPSM. Atau penggunaan secondari skin sebagai pengganti
SPSM agar bangunan lebih atraktif.

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
19
MATERIAL FASADE

Fasad dapat menggunakan Sistem Kaca pintar, Dinding Tirai


(Curtain Wall), Sirip Penangkal Sinar Matahari (SPSM),
maupun Sun Shading sebagai penahan/penangkalpanas dan
silau dari matahari yang dapat masuk kedalam bangunan.
Selain itu juga dapat menggunakan Green Wall pada bagian
fasad depan agar suhu didalam bangunan tidak panas dan
juga menambah estetika bangunan.
Panel Alucobond juga dapat digunakan ditempat-tempat
tertentusebagai pengganti dinding bata konvensional.

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
20
KONSEP STRUKTUR

Analisa Pembebanan Vertikal dan Horizontal

Distribusi penyaluran beban yang terjadi pada bangunan Apartemen


yaitu dari beban atap dan dislurkan melalui kolom-kolom serta
dibagi lagi penyebaran bebannya melalui balok dan ditransfer kekolom
berakhir dimedia pondsi sehingga terjadi reaksi dan aksi pada beban.

Beban angin semakin tinggi bangunan maka angin yang diterima


semakin kencang maka dapat disimpulkan bahwa lantai yang paling
atas yang akan menerima gaya horizontal paling besar.
Sehingga terjadi gaya deformasi pada bangunan

Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu Beban gempa adalah semua beban yang bekerja pada
bangunan atau bagian bangunan yang disebabkan oleh selisih bangunan yang bersifat tetap, termasuk segala bagian tambahan, bangunan atau bagian bangunan yang menirukan pengaruh dari
dalam tekanan udara. Beban agin diperhitungkan karena angin mesin-mesin serta perlengkapan tetap yang merupakan bagian yang pergerakan tanah akibat gempa itu. Pengaruh gempa pada struktur
besar dapat menekan bangunan dan mempengaruhi kekuatannya. tak terpisahkan dari bangunan itu. ditentukan berdasarkan analisa dinamik, maka beban gempa yaitu
Bila kecepatan angin di suatu daerah rata-rata konstan, gaya-gaya di dalam struktur tersebut yang terjadi oleh tanah akibat
maka hal ini dapat disebut statis. gempa itu.

Beban hidup adalah beban yang sifatnya dapat Beban additional adalah beban yang memiliki nilai yang
berubah-ubah atau begerak sesuai dengan penggunaan bangunan lebih besar dari nilai beban mati atau beban hidup dan merupakan
yang bukan bagian dari konstruksi bangunan. Beban hidup dapat bagian dari struktur yang harus ditinjau. Diantara beban additional
menopang pada beban mati yang dapat berubah dalam jangka adalah tendon air di atas bangunan, kuda-kuda, tangga, dan lift.
waktu pendek sesuai pergerakan atau pemindahan benda .
Adapun jenis beban hidup yang ada pada bangunan meliputi:
manusia, furniture, kendaraan, dan gerakan yang terjadi seperti ledakan.

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
21
DIMENSIONERING
KOLOM MODULAR PERHITUNGAN PONDASI PERHITUNGAN TANGGA
2
Dimensi penampang kolom: N x l1 x l2 x 1200kg/cm = A x bj.Beton PONDASI TOWER TANGGA
N: Lantai yang di topang Menggunakan brosur tiang pancang Floor to floor basement = 3,6m
l1 & l2: panjang bentang PT BETON ELEMENINDO PERKASA Floor to floor Podium ke Tower= 5 m
A: luas penampang didapat ukuran pancang tipe 25 x 25 cm dengan P= 111 ton Floor to floor Tower ke Tower= 4 m
787.32 ton :111 ton = 7.09 pancang = 8 pancang
Perhitungan : 12 x 800 x 600 x 1200 = A x 100 Maka jumlah tiang pancang yang dibutuhkan untuk satu
720.000 = 100A pondasi adalah 8 buah tiang panjang. Antrede = 30cm
A = 720.000/100 Dimensi & Jumlah Pondasi Tiang Pancang : Optrede = 18cm
A = 7.200 C: 200kg/cm2
√ 7.200 = 84,85 P: N x l1 x l2 x 1200kg/m2 / 10000cm2 A + 2O = 61-65
= 85 cm : 9 x 810 x 810 x 1200 / 10000 A + 2x18= 61-65
A = 85 cm x 85 cm : 708588 kg -> 708,5 Ton A= 25-29 30cm
BALOK MODULAR A: P/C
Dimensi balok utama: H = 1/12 bentang , B = 2/3H : 87480 / 200 = 437,4 cm2 O Tangga Basement
: H = 1/12 x 8000 = 65cm = (360 / 0.18) - 1
: B = 2/3 x 6500= 45cm Dimensi Tiang pancang 25cm x 25cm dengan P = 111Ton maka; = 20 – 1
Dimensi balok anak: H = 1/12 bentang , B = 2/3H : 874,8 / 111 = 7,88 8 buah pancang = 19 anak tangga
: H = 1/12 x 405 = 35 cm
: B = 2/3 x 33,3 = 25cm O Tangga Basement
PLAT LANTAI = (500 / 0.18) - 1
= 27,7 – 1
PLAT LANTAI
= 27 anak tangga
Dimensi Plat Lantai: l1 & l2 = 1/30 x l1
: 1/30 x (400)
O Tangga Basement
: 13.5 -> 15cm
= (400 / 0.18) - 1
= 22,2 – 1
= 21 anak tangga

800

600
Modul struktur yang digunakan untuk bangunan adalah 8,1m x 6,0m.
Hal ini dilakukan atas dasar :

-Kemudahan dalam penerapan material


-Efisiensi ruang parkir kendaraan
-Mudah dalam penyesuaian ruang secara vertikal

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
22
KONSEP pondasi
STRUKTUR

dinding penahan tanah

PONDASI
Jenis pondasi yang digunakan adalah tiang pancang karena muka tanah
keras pada area site setiap titiknya dapat berbeda-beda. Faktor lain yaitu,
dengan menggunakan pondasi tiang pancang dapat mencegah penurunan DINDING PENAHAN TANAH
level tanah di sekitar site, karena site dikelilingi oleh bangunan dan jalan Dinding penahan tanah untuk lantai basement menggunakan sheet pile, karena
utama. sekeliling site telah terdapat bangunan dan jalan utama, sehingga dilakukan
pemasangan DPT tipe pile terlebih dahulu lalu kemudian dilakukan penggalian
basement.
PONDASI RAKIT KOLOM BETON
Pondasi rakit ata raft slab hanya digunakan
untuk area lift saja untuk menahan beban dari lift. START

MARKING SEPATU KOLOM

kolom PASANG BESI TULANGAN

PASANG SEPATU KOLOM

BEKISTING KOLOM

ATUR KELURUSAN KOLOM

PENGECORAN

BONGKAR BEKISTING

PEKERJAAN KEPALA KOLOM

FINISH

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
23
KONSEP pondasi
STRUKTUR

Atap Plat lantai


Menggunakan Rangka Atap Baja Ringan, dengan Penutup Atap Zincalume, agar mencegah
terjadinya karat dan juga memperindah tampilan atap bangunan. Selain itu, digunakan Plat lantai berbahan beton konvensional
juga atap Plat Beton dibeberapa bagian dari bangunan dan diaplikasikan Roof Garden. cast in site dengan ketebalan 15 cm

Pondasi
Pondasi tiang pancang dengan jumlah pancang
yang bervariasi sesuai dengan beban yang di terimanya,
dan poer yang terhubung dengan sloof struktur

Balok
Kolom Balok struktur menggunakan balok beton bertulang
Kolom struktur menggunakan kolom beton dengan dimensi 65cm x 45cm
bertulang cast in site dengan dimensi 85 cm x 85 cm untuk balok induk dan balok anak 35cm x 25cm
Dinding Penahan tanah

Dinding penahan tanah yang di gunakan pada


lantai basement menggunakan dinding penahan tanah sheet pile

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
24
KONSEP UTILITAS
SISTEM AIR KOTOR
•diketahui
KONSEP UTILITAS
penghuni (o) : 500 orang

UTILITAS AIR BERSIH banyaknya lumpur(l) : 40 l/orang / tahun


•Kebutuhan air bersih untuk 500 org/hari tahun pengurasan(p) : 2 tahun sekali
500 org/hari x 45 l/hari/org = 22.500 liter
•asumsi waktu penggunaan air (efektif) waktu detensi(t) : 1 hari
jam 09.00 – 21.00 = 12 jam kuantitas air lembah(q) : 200 l/orang/hari
•asumsi waktu tidak menggunakan air (tidak efektif)
jam 21.00 – 09.00 = 12 jam •va = q.o.t
•asumsi total air yang dikeluarkan perjam = 200 l/org/hari x 500 org x 1 hari
30 l/menit x 60 menit= 1.800 l/jam
•total air yangdigunakan selama 12 jam = 100.000 l = 100 m3
1.800 l/jam x 12 jam = 21.600 l •Vi = o.l.p
•total air yangdibutuhkan dalam 1 hari
22.500 liter = 500 org x 40 l/org/thn x 2 tahun
•kapasitas tangki air bersih minimal = 40.000 l = 40 m3
22.500 liter – 21.600 liter = 1.300 liter = 1.3 m³
•volume resevoar bawah 17,55 m3 (3/4kebutuhan) •v total = va + vi
p x l x t = 4 x 3 x 1,5 = 100 + 40 = 140 m3
•volume resevoar atas 5,85 m3 (¼ kebutuhan)
P x l x t = 2 x 2 x 1,5 •tinggi ruang bebas air 30 cm= 0.30 m
•dimensi septi tank 2/3 x 140 = 93,33 m3
• Septi tank dibagi 2 = 93,33 m3 /2
= 46,66 m3
pxlxt = 10 x 6,5 x 1,5

RA : RESERVOIR ATAS
RB : RESERVOIR BAWAH
M : METERAN
S : SUMUR
SK : STOP KRAN
SF : SAND FILTER
PH : POMPA HIDROPHOOR
PB : POMPA BOASTER ST : SEPTIK TANK
BK : BAK KONTROL
UFF : UP FLOW FILTER
R : RIOL KOTA

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
25
KONSEP UTILITAS
UTILITAS LISTRIK
PLN METERAN SDP
LVMDP

SDP

SDP

BBM GENSET BATERAI

SDP

UTILITAS AIR HUJAN

S : SALURAN
SR : SUMUR RESAPAN
BK : BAK KONTROL
R : RIOL KOTA

PENANGKAL PETIR
UTILITAS TATA SUARA
Penangkal petir sistem Franklin menggunakan ide melindungi
kerucut, dimana jari–jari alasnya sama dengan tinggi kerucut.
Tinggi penangkalpetir dari permukaantanah ke puncak penangkal
petir di gedung.
Jenis penangkal petir dengan sistem Franklin ini banyak dipakai
karena ekonomis. Metode ini menggunakan konduktor yang
mampu melindungi wilayah dalam bentuk kerucut dengan
ketinggian sebanding dengan radius bagian atasnya. Metode ini
sesuai digunakan untuk bangunan menara masjid atau gereja,
cerobong asap, menara tower, antena pemancar radio, gedung–
gedung yang tinggi dimana area yang harus dilindungi berbentuk
kerucut dan juga biaya installasi tidak terlalu mahal.

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
26
KONSEP UTILITAS
Proteksi Kebakaran
Sistem Proteksi : Fire Alarm System
Pada bangunan ini akan menggunakan Fire Alarm System berpusat di Control Room. Akan terdapat Heat Detector dan Smoke Detector di seluruh
bangunan.
Lalu untuk untuk penanggulangan api awal, akan disediakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) untuk penanggulangan kecil, dan untuk
penanggulangan skala besar ada pula Hydrant Box disetiap lantai. Selain Kedua benda tersebut terdapat beberapa titik Sprinkle yang terletak di
plafon yang akan aktif memancarkan air jika terjadi kebakaran.

Tangga Kebakaran
1. Harus mudah dilihat dan dicapai Jarak maksimum dari sentral kegiatan 30 m atau antar tangga 60 m
2. Harus bebas dari asap dan api, maka tabung tangga (stair well) harus diberi : “smoke vestibule” dan pintu tahan api/fire door (pintu tangga dalam
keadaan tertutup)
3. Harus dapat dilewati minimal oleh 2 orang bersama2 (lebar bersih tangga minimal 120 cm)
4. Perletakan bisa didalam bangunan (Inside Fire Escape) mislal didalam Core, atau diluar bangunan (Outside Fire Escape)
5. Bahan Fire Escape harus tahan api(tdk terbakar dlm waktu 3 jam)

AC UTILITAS SAMPAH
SISTEMPENGKONDISIAN UDARA : Sistem VRV
Sistem ini hanya membutuhkan outdoor unit untukm beberapa indoor unit dan indoor unit
sebagai outlet untuk pendinginan seluruh gedung, dimana dalam pendistribusiannya
menggunakan saluran Ducting yang ada disetiap lantai.

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
27
KONSEP FISBANG

PENCAHAYAAN ALAMI VENTILASI BANGUNAN

Ventilasi dihadirkan pada fasade dengan membuat


bukaan untuk udara masuk dan udara keluar (Inlet &
Outlet) penggunaan void juga digunakan untuk
penghawaan bangunan.

Pencahayaan alami dapat dibuat dengan berbagai


cara tergantung pada bentuk massa dan orientasi
massa bangunan.

TEGUH DARMAWAN 21-2015-190


ARA - 301 PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
28

Anda mungkin juga menyukai