Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………..……………………………………. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................2

1.1  Latar Belakang.................................................................................................................2

1.2  Rumusan Masalah...........................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................3

1.4 Manfaat.......................................................................................................................... 3
1.5 Sistematik Penulisan........................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4

2.1  Riwayat Calista Roy........................................................................................................4

2.2  Sumber Teori...................................................................................................................5

2.3  Konsep Teori...................................................................................................................6

2.4  Faktor Pengaruh Teori Keperawatan...............................................................................6

2.5  Tujuan Teori Keperawatan..............................................................................................8

2.6  Kelebihan dan Kelemahan Teori Calista Roy.................................................................8

2.7 Penerapan Konsep Teori Calista Roy………………………………………………… 9

BAB III PENUTUP..................................................................................................................10

3.1  Kesimpulan....................................................................................................................10

3.2  Saran..............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

Lampiran 1 Hasil Diskusi........................................................................................................ 13

Lampiran 2 Soal Calista Roy................................................................................................... 15

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok situasi
atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Teori-teori yang
terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pasa
suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan
dikembangkan atas pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak
dari paradigma keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan
perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang
perawat. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam
memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi dalam
dunia pendidikan dan kerangka kerja dalam riset keperawatan.
Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam
bidang keperawatan, salah satunya adalh model adaptasi Roy. Roy dalam teorinya
menjelaskan empat macam elemen esensial dalam adaptasi keperawatan , yaitu :
manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Model adaptasi Roy menguraikan
bahwa bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara
mempertahankan perilaku secara adaptif karena menurut Roy, manusia adalah makhluk
holistic yang memiliki sistem adaptif yang selalu beradaptsi.

1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa riwayat hidup Calista Roy ?
2. Apa saja sumber teori Calista Roy ?
3. Apa saja konsep dari Calista Roy?
4. Apa factor dari teori Calista Roy ?
5. Apa tujuan dari teori Calista Roy
6. Apa kelebihan dan kekurangan Calista Roy ?
7. Penerapan Konsep Teori Calista Roy?

2
1.3  Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan pengertian dan konsep dasar model keperawatan Calista Roy


2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan konsep dan teori model praktek Sister Calista Roy.

1.4 Manfaat
1. Memperoleh Pengetahuan tentang pengertian dan konsep dasar model keperawatan
Calista Roy
2. Memperoleh Pengetahuan tentang kelebihan dan kelemahan konsep dan teori model
praktek Sister Calista Roy.

1.5 Sistematik Penulisan


Untuk memperoleh Pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis ingin
menyampaikan sistematika pembahasan secara sistematis guna mempermudah pembaca
untuk menyimpulkan pengertian dan memahami terhadap unsur-unsur pokok antara bab,
yaitu :

BAB 1 : PENDAHULUAN, latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat,


sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA, riwayat Calista Roy, sumber teori, konsep teori, Faktor
pengaruh teori keperawatan, tujuan teori keperawatan, kelebihan dan kelemahan teori
Calista Roy, penerapan konsep teori.

BAB 3 : PENUTUP, yang berisi kesimpulan penelitian dan saran dari hasil tinjauan
pustaka yang mencakup keseluruan bab.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Riwayat Calista Roy

Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy
dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima
Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan Magister
Saint in Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of California Los Angeles.
Roy memulai pekerjaa dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964 ketika
dia lulus dari University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar dengan
Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep
keperawatan. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang
sesuai dengan keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan
kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli fisiologis – psikologis. Untuk memulai
membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari
datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang di butuhkan individu.
Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : focal stimuli,
konsektual stimuli dan residual stimuli.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan
terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga
mengadaptasi nilai “ Humanisme” dalam model konseptualnya berasal dari konsep A.H.
Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Roy humanisme
dalam keperawatan adalah keyakinan, terhadap kemampuan koping manusia dapat
meningkatkan derajat kesehatan. Sebagai model yang berkembang, Roy menggambarkan
kerja dari ahli-ahli lain dari ahli-ahli lain di area adaptasi seperti Dohrenwend (1961),
Lazarus (1966), Mechanic ( 1970) dan Selye (1978). Setelah beberapa tahun, model ini
berkembang menjadi sebagai suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek
keperawatan dan penelitian. Tahun 1970, model adaptasi keperawatan diimplementasikan
sebagai dasar kurikulum sarjana muda keperawatan di Mount Saint Mary’s College. Sejak
saat itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk
mengklarifikasi, menyaring, dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga
memegang peranan penting untuk klarifikasi lebih lanjut dan penyaringan model.
4
Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survey penelitian pada tahun 1976-
1977 menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model adaptasi. Perkembangan
model adaptasi keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan profesionalismenya.
Secara filosofi Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan,, dan nilai kemanusiaan,
pengalaman klinisnya telah membantu perkembangan kepercayaannya itu dalam
keselarasan dari tubuh manausia dan spirit. Keyakinan filosofi Roy lebih jelas dalam
kerjanya yang baru pada model adaptasi keperawatan.

2.2  Sumber Teori

Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi dari
Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai membangun
pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari
datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu.
Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu :
1. Focal stimuli : Individu segera menghadap
2. Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek
3. Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya .
Teori Helson dikembangkan dari penyesuaian tingkat zona yang mana
menentukan stimulus akan mendatangkan respon hal yang positif maupun negatif. Sesuai
dengan teori Helson, adaptasi adalah proses yang berdampak positif terhadap perubahan
lingkungan. Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan
pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori adaptif Helson
Roy mengembangkan dan memperluas model dengan konsep dan teori dari
Dohrenwed,R.S. Latarus, N.Malaznik, D.Mechanic dan H.Selye. Roy memberi kredit
spesial ke Driever penulis, Subdivisi garis besar dari kejujuran sendiri dan Martinez serta
Sarto, identitas keduanya umum dan stimuli sangat mempengaruhi mode. Teman sekerja
lain konsepnya juga rumit yaitu M.Poush dan J.Van Landingham dalam keadaan saling
bergantung dan B. Randa untuk fungsi aturan mode.
Setelah mengembangkan teorinya Roy mengembangkan model sebagai suatu
kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Sejak itu
lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk mengklasifikasi,
menyaring dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga memegang
peranan.Perkembangan model keperawatan dipengaruhi oleh latar belakan dan
5
profesionalismenya. Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan dan nilai
kemanusiaan. Pengalaman klinisnya membantu perkembangan kepercayaan dari tubuh
manusia dan spiritnya.

2.3  Konsep Teori

Perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai
seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstak dan dapat di
organisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan
ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori itu
sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang du dasari oleh
fakta-fakta yang telah di obserfasi tapi kurang absolute atau bukti secara langsung.
Teori keperawatan menurut Barnum (1990) merupakan usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Melalui teori
keperawatan dapat dibedakan  apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktivitas
lainnya.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri yang memungkinkan praktek keperawatan, mengingat dalam
model keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai
yang di dasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin di capai dalam
memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien.

2.4  Faktor Pengaruh Teori Keperawatan

Dalam pengembangan teori keperawatan saat ini terdapat beberapa


pandangan yang dapat mempengaruhi teori keperawatan itu sendiri diantaranya filosofi
dari Florence nigtingale, kebudayaan, system pendidikan, serta pengembangan ilmu
keperawatan.
1. Filosofi Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori
keprawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran
perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya
6
pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit dikenal dengan teori
lingkungannya. Selain itu Florence juga membuat standar pada pendidikan keparawatan
serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien. Beliau juga membedekan
praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang yang sakit
dengan yang sehat.
2. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengharuh dala perkembangan teori-teori
keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan
keperawatan akan lebih baik dilkukan oleh wanita karena wanita mempunyai jiwa yang
sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah
berubah seiring dengan perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri,
demikian juga dahulu budaya perawat dibawah pengawasan langsung dokter, dengan
berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak otonomi
keperawatan telah ada sehingga peran perawat dengan dokter bukan dibawah
pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan
tugas sebagai tim kesehatan.
3. System Pendidikan
Pada system pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan
teori keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan
kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki
sistim pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan
keperawatan.
4. Pengembangan Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan di tandai dengan adanya pengelompokan
ilmu keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan
komunitas yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak
menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan slalu ada cabang ilmu
keperawatan yang khusus ataw sub spesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu
keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat di kembangkan sesuai dengan
kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan.

7
2.5  Tujuan Teori Keperawatan

Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu


keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin di capai
diantaranya:
1.Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk
tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan
dapat teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan
dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala
bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
3. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat
memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat
terus bertambah dan berkembang.

2.6  Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy

Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori sehingga dapat


mengembangkan model perpaduannya, yang hingga kini masih menjadi pegangan bagi
para perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat atau memiliki kelebihan dalam
penerapan konsepnya dibanding dengan konsep lainnya. Kelebihan dari teori dan model
konseptualnya adalah terletak pada teori praktek dan model adaptasi yang dikemukakan
oleh Roy perawat bisa mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode
fungsi fisiologis, konsep diri, mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu
perawat juga bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal,
konektual dan residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih
lengkap dan akurat.
Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-hal yang
menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan effektor sebagai upaya

8
individu untuk mengatasi stress. Sedangkan kelemahan dari model adaptasi Roy ini
adalah terletak pada sasarannya. Model adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses
adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan proses
keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku cara merawat
( caring ) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak mempunyai perilaku caring
ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya.

2.7 Penerapan Konsep Teori

Pendekatan adaptasi model dirasa lebih sesuai atau lebih mudah dikerjakan pada klien
dengan gangguan medikal bedah seperti discectomi dan pasca pembedahan karena
observasi terhadap respon klien baik yang adaptif maupun yang tidak efektif dapat
dilakukan dengan lebih teliti dan dalam waktu yang cukup. Aplikasi model asuhan pada
contoh kasus agak sulit untuk dilakukan karena selama ini kurangnya pengalaman dalam
aplikasi model asuhan dari Roy, akan tetapi setelah mencoba untuk mengaplikasikan
pada contoh kasus sangat membantu untuk merumuskan diagnosa dan intervensi, pada
perumusan diagnosa kita dapat melakukan dengan berbagai macam pendekatan. Hal ini
karena Roy menawarkan berbagai alternatif yang memudahkan sesuai kasus. Pada
intervensi dapat dihindarkan terjadinya duplikasi rencana tindakan karena rencana
tindakan dapat dipadukan dari berbagai sumber pengkajian yang sangat lengkap sehingga
rencana dapat dibuat ringkas, terarah dan menjangkau cakupan yang luas dari
permasalahan klien.

9
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Ada tiga tipe teori keperawatan yaitu : terpusat pada keterikatan, timbal balik
dan out come. Model penyesuaian roy dikelomppokan dalam teori out come ditegaskan
oleh penulisnya sebagai “ konsep artikulasi yang baik dari seseorang sebagai pasien dan
perawat dalam mekanisme luar yang beraturan “ roy dalam mengaplikasikan konsep-
konsepnya yang berasal dari system dan disesuaikan kepada pasien yang telah
mempersembahkan artikulasinya untuk perawat dalam menggunakan peralatan untuk
praktik, pendidikan, dan penelitian. Konsep-konsepnya tentang person (Roy
menjelaskan bahwa person bisa berarti individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
luas dan masing-masing sebagai sistem adaptasi holistik. Roy memandang person secara
menyeluruh atau holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi pertukaran
informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan lingkungannya
akan menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal. Dalam menghadapi
perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya dan selalu beradaptasi dan
proses kontribusi perawat terhadap ilmu pengetahuan dan seni merawat.

3.2  Saran

Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari setiap


konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu membandingkan
teori dan model praktik yang sesuai dengan ilmu keperawatan itu sendiri sehingga tidak
bertentangan dengan etika, norma dan budaya.
Secara khusus, perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada
situasi sehat atau sakit . Perawat dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli
fokal, kontextual maupun residual stimuli dengan melakukan analisa sehingga stimuli
berada pada daerah adaptasi. Perawat harus mampu bertindak untuk mempersiapkan
pasien mengantisipasi perubahan melalui penguatan regulator, cognator dan mekanisme
koping

10
Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu pasien agar tetap mampu
mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga. Misalnya melalui
tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana meningkatkan respon adaptif.
Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat adanya
perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Misalnya, seseorang yang
mengalami kecacatan akibat amputasi karena kecelakaan. Perawat perlu mempersiapkan
pasien untuk menghadapi realita. Dimana pasien harus mampu berespon secara adaptif
terhadap perubahan yang terjadi didalam dirinya. Kehilangan salah satu anggota badan
bukanlah keadaan yang mudah untuk diterima. Jika perawat dapat berperan secara
maksimal, maka pasien dapat bertahan dengan melaksanakan fungsi perannya secara
optimal.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dwidiyanti M. 1987. Aplikasi model konseptual Keperawatan, Semarang: Akper Dep.Kes.


Roy S.C-Andrews H.A. 1991 The Roy Adaptation Model: The Definitive Statement,
California: Appleton & Large.
Ann Marriner Tomey & Martha Raile Alligood, 1998 nursing theorist and their work.
Mosby.

12
Lampiran 1

Hasil diskusi

Pertanyaan :

1. Kelompok 1 (Halisa)
- Kenapa di dalam faktor yang mempengaruhi Teori Keperawatan Calista Roy
memilih filosofi dari Florence Nigtingale?
2. Kelompok 2 (Dwi Olinda)
- Apa yang dimaksud dari adaptasi di teori Calista Roy?
3. Kelompok 3 (M Lukman Sasongko)
- Bagaimana penerapan Teori Calista Roy saat ini?
4. Kelompok 4 (Mahmudi)
- Apa kelebihan dari teori Calista Roy?
5. Kelompok 5 (Berlian Laras N)
- Seperti apa gambaran dari Mode fungsi peran dan Mode interdependensi?

Jawaban :

1. Karena teori Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori
keprawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran
perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya
pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit dikenal dengan teori
lingkungannya. Selain itu Florence juga membuat standar pada pendidikan
keparawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien. Beliau juga
membedekanpraktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada
orang yang sakit dengan yang sehat.
2. Manusia adalah keseluruhan dari biospikologo dan sosial yang terus menerus
mengobrol dengan lingkungan.
3. Pendekatan adaptasi model dirasa lebih sesuai atau lebih mudah dikerjakan pada klien
dengan gangguan medikal bedah seperti discectomi dan pasca pembedahan karena
observasi terhadap respon klien baik yang adaptif maupun yang tidak efektif dapat
dilakukan dengan lebih teliti dan dalam waktu yang cukup. Aplikasi model asuhan
pada contoh kasus agak sulit untuk dilakukan karena selama ini kurangnya
pengalaman dalam aplikasi model asuhan dari Roy, akan tetapi setelah mencoba untuk

13
mengaplikasikan pada contoh kasus sangat membantu untuk merumuskan diagnosa
dan intervensi, pada perumusan diagnosa kita dapat melakukan dengan berbagai
macam pendekatan. Hal ini karena Roy menawarkan berbagai alternatif yang
memudahkan sesuai kasus. Pada intervensi dapat dihindarkan terjadinya duplikasi
rencana tindakan karena rencana tindakan dapat dipadukan dari berbagai sumber
pengkajian yang sangat lengkap sehingga rencana dapat dibuat ringkas, terarah dan
menjangkau cakupan yang luas dari permasalahan klien.
4. Kelebihan :
a. Teori praktek dan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa
mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi
fisiologis, konsep diri, mode fungsi peran dan mode interdependensi.
b. Perawat juga bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus
fokal, konektual dan residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat
bisa lebih lengkap dan akurat.
c. Perawatsebagai pemberi asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih
memahami individu, tentang hal-hal yang menyebabkan stress pada individu,
proses mekanisme koping dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi
stres.
5. Mode konseptual adalah hubungan antara perawat dan pasien. Untuk lebih beradaptasi
dengan lingkungan sekitar. Sedangkan, Mode interdependen adalah hubungan antara
perawat dan pasien lebih pada masing sayang yang ditujukan pada saat kesembuhan

14
Lampiran 2

Soal Calista Roy

1. Dimanakah lahir sosok Calista Roy ?


a. California.
b. Jakarta.
c. Denmark.
d. Filiphina.
e. USA.
2. Kapan Calista Roy lahir ?
a. 14 Oktober 1939.
b. 14 Oktober 1927.
c. 14 November 1939.
d. 14 Januari 1927.
e. 14 Februari 1928.
3. Teori apa yang ditemukan oleh Calista Roy dan menjadi konsep yang dikenal dari
Calista Roy sampai sekarang?
a. Lingkungan.
b. Komunikasi.
c. Adaptasi.
d. Perilaku.
e. Manusia.
4. Dari siapa Roy memulai penerapan penambahan suatu kerja adaptasi ?
a. Herry Helsinki.
b. Betty human.
c. Orem.
d. Florence.
e. Virginia.
5. Setelah melakukan penerapan tuinsaeori adaptasi selanjutnya Roy melakukan
model penerapan yang berguna dalam praktik keperawatan sampai
sekarang ,kecuali.....
a. Praktik keperawatan.
b. Pendidikan.
c. Penelitian.
15
d. Pembelajaran Keperawatan.
e. Pengkajian.
6. Apa tujuan dari teori keperawatan?
a. Menyusun suatu konsep dari model keperawatan Yang digunakan dalam
praktik keperawatan.
b. Menyusun teori model kekuasaan.
c. Menyusun suatu praktik keperawatan.
d. Menyusun kode etik keperawatan.
e. Menyusun dilema etik keperawatan
7. Roy merupakan seorang perawat lulusan dari.....
a. University of California.
b. University of England.
c. University of Australia.
d. University of Indonesia.
e. University of Amerika.
8. Menurut teori Roy dalam penerapanya mempunyai komponen dasar yaitu....
a. Nilai.
b. Keyakinanan.
c. Nilai dan keyakinan.
d. Komunikasi.
e. Komunikasi dan fokus.
9. Faktor apa saja yang termasuk dalam pengaruh perubahan teori Calista roy
kecuali.....
a. Florence Nightingale.
b. Kebudayaan.
c. Sistem pendidikan.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan.
e. IPTEK.
10. Dibawah ini mana yang melatarbelakangi teori Roy adalah ......
a. Hildegard.
b. Orem.
c. Virginia.
d. King.

16
e. Florence.
11. Mempunyai pengaruh dalam karena suatu pandangan yang mempengaruhi adalah
faktor dari ....
a. Kebudayaan.
b. Florence.
c. Sistem pendidikan.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan.
e. IPTEK.
12. Sesuatu yang telah menjadi perubahan karena sebuah teori merupakan faktor
pengaruh dari .....
a. Kebudayaan.
b. Florence.
c. Sistem pendidikan.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan.
e. IPTEK
13. Adanya ilmu pengetahuan klinik dan ilmu keperawatan komunitas merupakan
pengaruh faktor dari .....
a. Kebudayaan.
b. Florence.
c. Sistem pendidikan.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan.
e. IPTEK.
14. Memberikan alasan kenyataan yang sudah bersumber merupakan ....... teori
a. Kelebihan
b. Keuntungan
c. Tujuan.
d. Fungsi.
e. Penerapan.
15. Yang termasuk dalam teori model konsep adaptasi adalah .....
a. Konsep diri.
b. Adaptasi
c. Jawaban a dan b.
d. Semua salah.

17
e. Jawaban semua salah.
16. Tujuan yang ingin dicapai dalan konsep teori Calista Roy adalah.......
a. Memberikan alasan tentangkenyataan yang dihadapi dalam pelayanan
kesehatan.
b. Membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan.
c. Memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan.
d. Memberikan asusmsi dan filosofi keperawatan.
e. Jawaban semua benar.
17. Kurang ada cara bagaimana seseorang bisa beradaptasi merupakan ...... Teori
a. Tujuan.
b. Fungsi.
c. Kelebihan.
d. Kekurangan.
e. Keuntungan
18. Yang termasuk mode Fungsi adaptasi Roy adalah .....
a. Fisiologis.
b. Konsep diri.
c. Mode fungsi.
d. Interdependensi.
e. Semua benar.
19. Dalam suatu diagnosa keperawatan harus berasal dari .....
a. Fakta
b. Opini.
c. Nyata.
d. Perasaan.
e. Pernyataan masala lalu.
20. Yang harus dikaji oleh stressor menurut Roy adalah ......
a. Stimulus lokal.
b. Konseptual.
c. Residensial.
d. Jawaban A,B,C benar
e. Semua salah.
21. Contoh penerapan teori Roy pada masa sekarang adalah....

18
a. Medical bedah.
b. Medical anak.
c. Medical jantung.
d. Komunikasi interpersonal
e. Komunikasi terapeutik.
22. Calista roy merupakan seorang. Yang dikenal di dunia karena .....
a. Perawat.
b. Kebidanan.
c. Analis kesehatan.
d. Farmasi.
e. Dokter.
23. Roy mendapatkan gelar Bachelorof Nursing pada tahun ....
a. 1963.
b. 1966.
c. 1980.
d. 1968.
e. 1920.
24. Roy lulus pada magister pada tahun .....
a. 1964.
b. 1980.
c. 1966.
d. 1930.
e. 1900.
25. Teori Helson dirubah oleh Roy pada tahun ....
a. 1963
b. 1962
c. 1964.
d. 1961.
e. 1960.
26. Konsep dari Roy menerapkan dalam mengambil suatu teori harus
a. Kerangka.
b. Model.
c. Jawaaban a dan bbenar.

19
d. Semua benar.
e. Semua salah.
27. Teori itu terjadi pada suatu yang dasari oleh ....
a. Fakta.
b. Berita.
c. Argumen.
d. Opini.
e. Institusi.
28. Siapa yang melatar belakangi teori Roy ?
a. Florence.
b. Roy.
c. Virginia.
d. Orem.
e. King.
29. Membantu proses penjelasan pada pasien termasuk penerapan ...... Teori
a. Kelebihan.
b. Keuntungan.
c. Tujuan.
d. Fungsi.
e. Model.
30. Maksud dari adaptasi adalah....
a. Hubungan antara lingkungan dan diri.
b. Penyediaan antara diri sendiri.
c. Penyesuaian antar diri dengan lingkungan sekitar.
d. Semua benar.
e. Semua salah.

20

Anda mungkin juga menyukai