Anda di halaman 1dari 15

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Tn.

S Dengan
Penyakit Nefrolitiasis (Batu Ginjal) Di Ruang Cempaka
RSUD Kab. Buleleng

Oleh

Komang Dwijayanti

17089014029

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

S1 KEPERAWATAN

2019
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian

Batu Saluran Kemih (Urolithiasis) merupakan keadaan patologis


karena adanya masa keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran
kencing dan dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, atau infeksi pada saluran
kencing. Terbentuknya batu disebabkan karena air kemih jenuh dengan
garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena air kemih kekurangan
materi-materi yang dapat menghambat pembentukan batu, kurangnya
produksi air kencing, dan keadaan-keadaan lain yang idiopatik (Dewi, 2010).
Batu ginjal atau nefrolitiasis merupakan masa kristal menyerupai batu
yang terbentuk di dalam ginjal. Jika masa kristal tersebut terdapat di dalam
saluran kemih disebut juga urolitiasis (Chang, John, & Doug, 2010).
Secara garis besar pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh
faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu umur, jenis kelamin,
dan keturunan, sedangkan faktor ekstrinsik yaitu kondisi geografis, iklim,
kebiasaan makan, zat yang terkandung dalam urin, pekerjaan, dan
sebagainya. Faktor risiko nefrolitiasis (batu ginjal) umumnya biasanya
karena adanya riwayat batu di usia muda, riwayat batu pada keluarga, ada
penyakit asam urat, kondisi medis lokal dan sistemik, predisposisi genetik,
dan komposisi urin itu sendiri. Komposisi urin menentukan pembentukan
batu berdasarkan tiga faktor, berlebihnya komponen pembentukan batu,
jumlah komponen penghambat pembentukan batu (seperti sitrat,
glikosaminoglikan) atau pemicu (seperti natrium, urat). Anatomis traktus
anatomis juga turut menentukan kecendrungan pembentukan batu.
Nefrolitiasis berdasarkan komposisinya terbagi menjadi batu
kalsium, batu struvit, batu asam urat, batu sistin, batu xanthine, batu
triamteren, dan batu silikat. Pembentukan batu pada ginjal umumnya
membutuhkan keadaan supersaturasi. Namun pada urin normal, ditemukan
adanya zat inhibitor pembentuk batu. Pada kondisi -kondisi tertentu, terdapat
zat reaktan yang dapat menginduksi pembentukan batu. Adanya hambatan
aliran urin, kelainan bawaan pada pelvikalises, hiperplasia prostat
benigna, striktura, dan buli bulineurogenik diduga ikut berperan dalam
proses pembentukan batu. Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh
bahan-bahan organik maupun anorganik yang terlarut dalam urin.
Kristalkristal tersebut akan tetap berada pada posisi metastable (tetap
terlarut)dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan yang menyebabkan
presipitasi kristal. Apabila kristal mengalami presipitasi membentuk inti
batu, yang kemudian akan mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan
yang lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Kristal akan
mengendap pada epitel saluran kemih dan membentuk batu yang cukup
besar untuk menyumbat saluran kemih sehingga nantinya dapat
menimbulkan gejala klinis.

2. Epidemiologi
Epidemiologi batu ginjal (nefrolitiasis) di Indonesia masih belum
jelas. Di dunia, prevalensi penyakit ini sekitar 5%. Distribusi usia terkena batu
ginjal paling sering terjadi di usia 20 – 49 tahun dengan puncaknya di usia 35
– 45 tahun, meskipun dapat terjadi pada rentang usia yang lain. Jarang
ditemukan serangan batu ginjal pertama pada usia 50 tahun ke atas. Batu
ginjal lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita (3:1), kecuali pada
batu karena infeksi (struvit) lebih banyak terjadi di wanita.

3. Penyebab/ Faktor predisposisi


Batu ginjal merupakan konsisi terdapatnya kristal kalsium dalam
ginjal, kristal tersebut dapat berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat maupun
kalsium sitrat. Tidak ada penyebab yang bisa dibuktikan yang sering menjadi
predisposisi adalah infeksi saluran kemih hiperkasiuria, hiperpospaturia,
hipervitaminosis D dan hipertiroidism dan kebanyakan intake kalsium serta
alkali cenderung timbul presipitasi garam kalsium dalam urine.
Faktor intrinsik, meliputi:
- Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
- Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
- Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien
wanita.

Faktor ekstrinsik, meliputi:

- Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih


tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt
(sabuk batu)
- Iklim dan temperatur
- Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium
dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
- Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu
saluran kemih.
- Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya
banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).

4. Patofisiologi
Mekanisme pembentukan batu ginjal atau saluran kemih tidak
diketahuisecara pasti, akan tetapi beberapa buku menyebutkan proses
terjadinya batu dapatdisebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
- Adanya presipitasi garam-garam yang larut dalam air seni,
dimanaapabila air seni jenuh akan terjadi pengendapan. 
- Adanya inti ( nidus ). Misalnya ada infeksi kemudian terjadi
tukak,dimana tukak ini menjadi inti pembentukan batu, sebagai
tempatmenempelnya partikel-partikel batu pada inti tersebut.
- Perubahan pH atau adanya koloid lain di dalam air seni akan
menetralkanmuatan dan meyebabkan terjadinya pengendapan.
Teori Terbentuknya Batu Saluran Kemih:
- Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu
atausabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan
kelewat jenuh akan mengendap  di dalam  nukleus  itu
sehingga akhirnya bentu batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda
asing salurankemih.
- Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine
(albumin,globulin dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat
mengendapnya kristal-kristal batu.
- Penghambatan kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat
penghambat pembentukan kristalyakni magnesium, sitrat, pirofosfat,
muko protein dan beberapa peptida.  Jika kadar salah satu atau  beberapa
zat ini berkurangakan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran
kemih.Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi
daninfeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih
bagian bawah adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain
sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan
hidroureter atauhidrinefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran
kemih dapatmenimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis
dan kerusakanginjal permanen (gagal ginjal).
Infeksi saluran kemih kronik. Gangguan metabolism (paratiroidisme, Hiperuresemia, hiperkalsiuria).
Dehidrasi. Benda asing. Jaringan mati. Inflamasi usus. Masukan vitamin D yang berlebihan

Pengendapan garam mineral. Infeksi, mengubah pH urin dari asam menjadi alkalis

Pembentukan batu di ginjal (Nefrolitiasis)

Obstruksi / penyumbatan di ginjal

Inflamasi/peradangan Peningkatan distensi abdomen Kurang informasi

Resiko infeksi Anoreksi Kurang pengetahuan

Rangsangan terhadap Input berkurang


mediator reseptor nyeri Cemas

Ketidak seimbangan nutrisi


Presepsi nyeri kurang dari kebutuhan cairan

Nyeri akut

Intoleransi aktivitas
5. Klasifikasi
Batu saluran kemih dapat dibagi berdasarkan lokasi terbentuknya,
menurutlokasi beradanya, menurut keadaan klinik, dan menurut susunan
kimianya.
1. Menurut tempat terbentuknya
- Batu ginjal 
- Batu kandung kemih
2. Menurut lokasi keberadaannya :
- Batu urin bagian atas (mulai ginjal sampai ureter distal) 
- Batu urin bagian bawah (Mulai kandung kemih sampai uretra)
3. Menurut Keadaan Klinik :
- Batu urin metabolic aktif : bila timbul dalam satu tahun trakhir,
batu bertambah besar atau kencing batu. 
- Batu urin metabolic inaktif : bila tidak ada gejala seperti yang aktif
- Batu urin yang aktifitasnya diketahui (asimtomatik)
- Batu urin yang perlu tindakan bedah (surgically active)
bilamenyebabkanobstruksi, infeksi, kolik, hematuria.
4. Menurut susunan kimiawi 
Berdasarkan susunan kimianya batu urin ada beberapa jenis yaitu :
batukalsium okalat, batu kalsium fosfat, batu asam urat, batu
struvit(magnesiumammonium fosfat) dan batu sistina.
- Batu Kalsium Oksalat :
Merupakan jenis batu paling sering dijumpai; yaitu lebih kurang 75 –
85%dari seluruh batu urin. Batu ini lebih umum pada wanita, dan rata-
rata terjadi padausia decade ketiga. Kadang-kadang batu ini dijumpai
dalam bentuk murni atau juga bisa dalam bentuk campuran, misalnya
dengan batu kalsium fosfat )biasanyahidroxy apatite).Batu kalsium ini
terdiri dari 2 tipe yaitu monohidrat dan dihidrat. Batukalsium dihidrat
biasanya pecah dengan mudah dengan lithotripsy (suatu tekniknon
invasive dengan menggunakan gelombang kejut yang difokuskan pada
batuuntuk menghancurkan batu menjadi fragmen-fragmen.) sedangkan
batu monohidrat adalah salah satu diantara jenis batu yang sukar
dijadikan fragmen-fragmen. 
- Batu Struvit :
Sekitar 10-15% dari total, terdiri dari magnesium ammonium fosfat
(batustruvit) dan kalsium fosfat. Batu ini terjadi sekunder terhadap
infeksi salurankemih yang disebabkan bakteri pemecah urea. Batu
dapat tumbuh menjadi lebih  besar  membentuk batu  staghorn 
dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal(6,46) Batu dapat tumbuh
menjadi lebih besar membentuk batu staghorn dan mengisi seluruh
pelvis dan kaliks ginjal.(6’46) Batu ini bersifat radioopak dan
mempunyai densitas yang berbeda. Diurin kristal batu struit berbentuk
prismaempat persegi panjang. Dikatakan bahwa batu staghorn dan
struit mungkin berhubungan erat dengan destruksi yang cepat dari
ginjal’ hal ini mungkin karena proteus merupakan bakteri urease yang
poten.
- Batu asam urat :
Lebih kurang 5-10% dari seluruh batu saluran kemih dan batu ini
tidakmengandung kalsium dalam bentuk mu rni sehingga tak terlihat
dengan sinar X(Radiolusen) tapi mungkin bisa dilihat dengan USG
atau dengan Intra VenousPyelografy (IVP). Batu asam urat ini
biasanya berukuran kecil, tapi kadang-kadang dapat cukup besar untuk
membentuk batu staghorn, dan biasanya relatiflebih mudah keluar
karena rapuh dan sukar larut dalam urin yang asam. Batuasam urat ini
terjadi terutama pada wanita. Separoh dari penderita batu asam
uratmenderita gout; dan batu ini biasanya bersifat famili apakah
dengan atau tanpagout. Dalam urin kristal asam urat berwarna merah
orange. Asam urat anhiratmenghasilkan kristal-kristal kecil yang
terlihat amorphous dengan mikroskopcahaya. Dan kristal ini tak bisa
dibedakan dengan kristal apatit. Batu jenis dihidratcenderung
membentuk kristal seperti tetesan air mata.
- Batu Sistin :
(1-2%)Lebih kurang 1-2% dari seluruh BSDK, Batu ini jarang
dijumpai (tidakumum), berwarana kuning jeruk dan berkilau. Sedang
kristal sistin diurin tampakseperti plat segi enam, sangat sukar larut
dalam air.(6) Bersifat Radioopak karenamengandung sulfur.
- Batu Xantin :
Amat jarang, bersifat herediter karena defisiensi xaintin oksidase.
Namun bisa bersifat sekunder karena pemberian alupurinol yang
berlebihan.

6. Gejala klinis
Manisfestasi klinik adanya batu dalam saluran kemih bergantung pada
adanya obstruksi, infeksi, dan edema. Ketika batu menghambat aliran urine,
terjadi obstruksi yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan
hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi biasanya
disertai gejala demam, menggigil, dan dysuria. Namun, beberapa batu jika ada
gejala tetapi hanya sedikit dan secara perlahan akan merusak unit fungsional
(nefron) ginjal, dan gejala lainnya adalah nyeri yang luar biasa ( kolik).
Gejala klinis yang dapat dirasakan yaitu :
- Rasa Nyeri Lokasi nyeri tergantung dari letak batu
Rasa nyeri yang berulang (kolik) tergantung dari lokasi batu. Bila nyeri
mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh area
kostovertebratal, tidak jarang disertai mual dan muntah, maka pasien
tersebut sedang mengalami kolik ginjal. Batu yang berada di ureter dapat
menyebabkan nyeri yang luar biasa, akut, dan kolik yang menyebar ke
paha dan genitalia. Pasien sering ingin merasa berkemih, namun hanya
sedikit urine yang keluar, dan biasanya air kemih disertai dengan darah,
maka pasien tersebut mengalami kolik ureter. Universitas Sumatera Utara
- Demam
Demam terjadi karena adanya kuman yang beredar di dalam darah
sehingga menyebabkan suhu badan meningkat melebihi batas normal.
Gejala ini disertai jantung berdebar, tekanan darah rendah, dan pelebaran
pembuluh darah di kulit.
- Infeksi
BSK jenis apapun seringkali berhubungan dengan infeksi sekunder akibat
obstruksi dan statis di proksimal dari sumbatan. Infeksi yang terjadi di
saluran kemih karena kuman Proteus spp, Klebsiella, Serratia,
Enterobakter, Pseudomonas, dan Staphiloccocus.
- Hematuria dan kristaluria
Terdapatnya sel darah merah bersama dengan air kemih (hematuria) dan
air kemih yang berpasir (kristaluria) dapat membantu diagnosis adanya
penyakit BSK.
- Mual dan muntah
Obstruksi saluran kemih bagian atas (ginjal dan ureter) seringkali
menyebabkan mual dan muntah.
7. Pemeriksaan fisik
- Inspeksi 
pola eliminasi urine terjadi perubahan akibat adanya hematuri,
retensiurine, dan sering miksi. adanya nyeri kolik menyebabkan pasien
terlihat mual dan muntah.
- Palpasi 
Palpasi ginjal dilakukan untuk mengidentifikasi masa. Pada beberapa
kasus dapat teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis.
- Perkusi 
Perkusi atau pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan
ketokan pada sudut kostovertebral dan didapatkan respon nyeri

8. Pemeriksaan diagnostic
- Pemerikaan Urin
 PH lebih dari 7,6
 Sediment sel darah merah lebih dari 90%
 Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
- Pemeriksaan Darah
 Hb turun
 Leukositosis
 Urium krestinin
 Kalsium, fosfor, asam urat
- Pemeriksaan Radiologist
Foto polos perut / BNO ( bladder Neck Obstruction) dan pemeriksaan
rontgen saluran kemih/IVP (intranenous pyelogram) untuk melihat lokasi
batu dan besar batu
- CT helical tanpa kontras
CT helical tanpa kontras adalah teknik pencitraan yang dianjurkan pada
pasien yang diduga menderita nefrolitiasis. Teknik tersebut memiliki
beberapa keuntungan dibandingkan teknik pencitraan lainnya, antara lain:
tidak memerlukan material radiokontras; dapat memperlihatkan bagian
distal ureter; dapat mendeteksi batu radiolusen (seperti batu asam urat),
batu radio-opaque, dan batu kecil sebesar 1-2 mm; dan dapat mendeteksi
hidroncfrosis dan kelainan ginjal dan intra abdomen selain batu yang dapat
menyebabkan timbulnya gejala dan pada pasien. Pada penelitian yang
dilakukan terhadap 100 pasien yang datang ke UGD dengan nyeri
pinggang, CT helical memiliki sensitivitas 98%, spesifisitas 100% dan
nilai prediktif negative 97% untuk diagnosis batu uteter
- USG abdomen
Ultrasonografi memiliki kelebihan karena tidak menggunakan radiasi,
tetapi teknik ini kurang sensitive dalam mendeteksi batu dan hanya bisa
memperlihatkan ginjal dan ureter proksimal. Penelitian retrospektif pada
123 pasien menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan CT helical sebagai
gold standard, ultrasonografi memiliki sensitivitas 24% dan spesifisitas
90%. Batu dengan diameter lebih kecil dari 3 mm juga sering terlewatkan
dengan ultrasonografi.

9. Komplikasi
- Gagal ginjal terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan
pembuluh darah yang disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh
karena suplai oksigen terhambat. Hal ini menyebabkan iskernis ginjal dan
jika diberikan menyebabkan gagal ginjal
- Infeksi dalam aliran urine yang statis merupakan tempat yang baik untuk
perkembangbiakan micro organisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi
pada peritoneal
- Hidronefrosis oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urine
terhambat dan menumpuk di ginjal dan lama kelamaan ginjal akan
membesar karena penumpukan urine
- Vaskuler ischemia terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang
sehingga terjadi kematian jaringan

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian
Dasar data pengkajian pasien
- Pola persepsi dan tata laksana hidup
Bagaimana pola hidup orang atau pasien yang mempunyai penyakit batu
ginjal dalam menjaga kesehatan diri pasien perawatan dan tata laksana
hidup sehat
- Pola nutrisi dan metabolism
Nafsu makan pada pasien batu ginjal terjadi nafsu makan menurun karena
adanya luka pada ginjal.
Kaji adanya mual dan muntah, nyeri tekan abdomen, kalsium oksalat atau
fosfat, atau ketidak cukupan pemasukan cairan, terjadi abdominal,
penurunan bising usus
- Pola aktivitas dan latihan
Pasien mengatakan gangguan aktivitas karena kelemahan fisik ganguuan
karena adanya luka pada ginjal
- Pola eliminasi
Bagaimana pola BAB dan BAK pada pasien batu ginjal biasanya BAK
sedikit karena adanya sumbatan atau batu ginjal dalam saluran kemih
- Pola tidur dan istirahat
Pasien batu ginjal biasanya tidur dan istirahat kurang atau terganggu
karena adanya penyakitnya
- Pola persepsi dan konsep diri
Bagaimana persepsi pasien terhadap tindakan operasi yang akan dilakukan
dan bagaimana dilakukan operasi
- Pola sensori dan kognitif
Bagaimana pengetahuan pasien terhadap penyakit yang dideritanya selama
di rumah sakit
- Pola reproduksi sexual
Apakah pasien dengan nefrolitiasis dalam hal tersebut masih dapat
melakukan dan selama sakit tidak ada gangguan yang berhubungan
dengan produksi sexual
- Pola hubungan peran
Biasanya pasien nefrolitiasis dalam hubungan orang sekitar tetap baik
tidak ada gangguan
- Pola penaggulangan stress
Pasien dengan nefrolitiasis tetap berusaha dan selalu melakukan hal yang
positif jika stress muncul
- Pola nilai dan kepercayaan
Pasien tetap berusaha dan berdoa supaya penyakit yang di derita ada obat
dan dapat sembuh

2. Diagnosa Keperawatan
a. Cemas berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang kondisi,
prognosis, dan kebutuhan belajar.
b. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidak mampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring atau imobilisasi dan
kelemahan menyeluruh.
d. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (biologi, kimia, fisik,
psikologis, kerusakan jaringan.
3.    Rencana Asuhan Keprawatan
No Dianosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan
NIC NOC Rasional

1. Cemas Setelah dilakukan - Kaji ulang proses - Memberikan


berhubungan tndakan selama …x… penyakit dan harapan di pengetahuan dasar
dengan diharapkan kecemasan masa datang dimana pasien dapat
Kurang pasien berkurang Rasional Tekankan membuat pilihan
pengetahuan dengan kriteria hasil: pentingnya peningkatan berdasarkan informasi.
tentang - Pasien mampu cairan - Menurunkan pemasukan
kondisi, mengidentifikasik - Pembilasan system oral terhadap prekusor
prognosis, an dan ginjal menurunkan asam urat.
dan mengungkapkan kesempatan statis ginjal - Menurunkan risiko
kebutuhan kecemasannya dan pembentukan batu. pembentukan batu
belajar - Mengidentifikasi Diet rendah purin, kalsium. Diet rendah
kan contoh membatasi oksalat.
mengungkapkan daging berlemak, - Mencegah kalkulus
dan menunjukkan kalkun, tumbuhan fosfat dengsn
tehnik untuk polog, gandum, membentuk presipitasi
mengontrol alkohol. yang tak larut dalam
cemas - Diet rendah kalsium, traktus GI.  
- Vital sign dalam contoh membatasi susu,
batas normal keju, sayur berdaun
- Postur tubuh, hijau, yogurt.
ekspresi wajah, - Menurnukan
bahasa tubuh dan pembentukan batu
tingkat aktivitas kalsium. Diet rendah
menunjukkan kalsium.
berkurangnya
cemas

2. Ketidak Setelah - Awasi pemasukan dan - Membandingkan


seimbangan dilakukan tindakan … pengeluaran. keluaran actual dan yang
nutrisi kurang x… jam maka pasien - Catat insiden muntah, diantisipasi membantu
dari mempertahankan diare, perhatikan dalam ealuasi
kebutuhan keseimbangan cairan karakteristik muntah adanya/derajat
tubuh adekuat dengan dan diare. stasis/kerusakan ginjal.
berhubungan Kriteria hasil : - Tindakan pemasukan - Mual/muntah dan diare
dengan - Membrane cairan sampai 3-4 secra umum
ketidak mukosa lembab L/hari dalam toleransi berhubungan dengan
mampuan - Turgor kulit baik jantung. kolik ginjal.
untuk - Berat badan - Awasi tanda vital - Mempertahankan
memasukkan normal. - Kalau perlu berikan keseimbangan cairan
atau obat anti enemik. untuk homeostasis juga
mencerna tindakan “mencuci”yang
nutrisi dapat membilas batu
keluar.
- Indicator hidrasi/volume
sirkulasi dan kebutuhan
intervensi.
3. Intoleransi Setelah dilakukan - Kaji adanya faktor - Mengetahui tingkat
aktivitas tindakan keperawatan yang menyebabkan kemampuan pasien
berhubungan selama …x… jam kelelahan dalam melalukan
dengan tirah diharapkan pasien - Monitor nutrisi dan aktivitas
baring atau bertoleransi terhadap sumber energy yang - Pemberian nutrisi pada
imobilisasi aktivitas dengan adekuat pasien dapat membentu
dan kriteria hasil : - Bantu pasien untuk dalam penyembuhan
kelemahan - Berpartisipasi mengidentifikasi - Mengetahui aktivitas
menyeluruh, dalam aktivitas aktivitas yang mampu yang bisa dilakukan
fisik tanpa dilakukan pasien
disertai - Kolaborasikan dengan - Lakukan latihan ROM
peningkatan tenaga rehabilitasi supaya kekakuan pada
tekanan darah, medic dalam sendi berkurang
nadi dan RR merencanakan program
- Mampu terapi yang tepat
melakukan
aktivitas sehari-
hari (ADLs)
secara mandiri
- Keseimbangan
aktivitas dan
istirahat

4. Nyeri akut Setelah dilakukan - Catat lokasi, lamanya - Membantu


berhubungan tindakan selama … intensitas dan mengevaluasi tempat
dengan agen x… jam maka nyeri penyebaran. obstruksi dan kemajuan
injuri hilang, keseimbangan - Jelaskan penyebab gerakan kalkulus.
(biologi, cairan dipertahankan. nyeri dan pentingnya - Memberikan
kimia, fisik, Kriteria hasil : melaporkan ke staf kesempatan untuk
psikologis, terhadap perubahan pemberian analgesic
- Pasien bebas dari
kerusakan kejadian/karakteristik sesuai waktu dan
rasa nyeri
jaringan nyeri. mewaspadakan staf
- Pasien tampak - Berikan tindakan akan kemungkinan
rileks, bisa tidur nyaman, contoh pijatan lewatnya batu/terjadi
dan istirahat. punggung, lingkungan komplikasi.

- Merasa aman istirahat. - Meningkatkan

setalah nyeri - Bantu atau dorong relaksasi, menurunkan

berkurang penggunaan napas tegangan otot, dan


berfokus, bimbingan meningktkan koping
- Tanda vital dalam
imajinasi, dan aktivitas - Mengarahkan kembali
batas normal
terapetik. perhatian dan
- Berikan obat sesuai membantu dalam
indikasi : narkotik, relaksasi otot.
contoh meperidin - Biasanya diberikan
(Demerol), morfin. selama akut untuk
- Berika kompres hangat menurunkan kolik
pada punggung. uretral dan
meningkatkan relaksasi
otot/mental.
- Menghilangkan
tegangan otot dan dapat
menurunan reflex
spasme. 

C. Daftar Pustaka

Ragil Aprilia Astuti. 2016. Laporan pendahuluan http://lib.ui.ac.id/file?


nefrolitiasis
file=digital/2016-5/20391013-PR-Ragil%20Aprilia%20Astuti.pdf (diakses
tanggal 7 april 2019 pukul 15.40 wita)
Amin Huda Nurarif, Hardhi Kusuma. 2016. Asuhan keperawatan praktis nanda,nic,noc.
Jogjakarta : Mediaction jogja

Anda mungkin juga menyukai