PALIATIF
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna dengan
rahmat nya karunia. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Keperawatan Menjelang dan
Paliatif, dengan judul : “KONSEP DASAR DALAM KOMUNIKASI
PERAWATAN PALIATIF’’
Penulis
ii
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan oleh seorang
perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan dimana komunikasi
tersebut harus mampu memberikan khasiat therapi bagi proses penyembuhan
pasien. komunikasi terapeutik sebagai kemampuan atau keterampilan perawat
untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress, Komunikasi terapeutik
adalah landasan dasar untuk kepastian pengobatan, hasil kesehatan yang
positif, kepatuhan pasien dan kualitas perawatan secara keseluruhan. Sehingga
seorang perawat harus memiliki dan menguasai skill komunikasi yang
dibutuhkan supaya mereka bisa bekerja secara efektif dan membangun
hubungan interpersonal yang kontruktif dan sukses antara perawat dan pasien.
(Minanton & Dewi, 2019).
Prinsip-prinsip perawatan paliatif adalah menghargai setiap kehidupan,
menganggap kematian sebagai proses yang normal, tidak mempercepat atau
menunda kematian, menghargai keinginan pasien dalam mengambil
keputusan, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu, serta
mengintergrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan
pasien dan keluarga. (Paliatif et al., 2020).Prinsip pelayanan perawatan paliatif
yaitu menghilangkan nyeri dan mencegah timbulnya gejala serta keluhan fisik
lainnya, penanggulangan nyeri, menghargai kehidupan dan menganggap
kematian sebagai proses normal.
Penelitian pada anggota keluarga pasien yang selamat dari kematian yang
traumatik menunjukkan, bahwa hal terpenting dari penyampaian berita buruk
adalah attitude (sikap dan perilaku) penyampai berita, informasi yang jelas,
privasi dan kemampuan penyampai berita menjawab pertanyaan.
1.2. Rumusan masalah
1. Apa itu definisi komunikasi terapeutik keperawatan paliatif ?
2. Apakah prinsip komunikasi dalam perawatan paliatif ?
3. Bagaimana cara menyampaiakan berita buruk dalam perawatan paliatif ?
1
1.3. Tujuan
1. Tujuan umum
Dengan diadakan pembuatan makalah ini mahasiswa dapat memahami dan
menerapkan keperawatan paliatif dalam dunia keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Mampu menjelaskan apaitu definisi komunikasi terapeutik.
b. Mampu menjelaskan Apakah prinsip komunikasi dalam perawatan
paliatif.
c. Mampu menjelaskan Bagaimana cara menyampaiakan berita buruk
dalam perawatan paliatif.
1.4. Manfaat
1. Manfaat teriotis
Makalah ini dapat digunakan sebagai dasar dalam pengembangan ilmu
keperawatan palatif.
2. Manfaat praktis
Makalah ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi mahasiswa
terkait keperawatan palatif.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Petugas medis harus mempertimbangkan dampak pemberian
informasi prognosis. Pasien yang ingin merencanakan hidup mereka
biasanya mengharapkan informasi yang lebih rinci. Sedangkan pasien
yang sangat khawatir atau cemas, mungkin akan lebih baik mendapat
informasi secara umum saja. Penerimaan informasi setiap orang dapat
berbeda tergantung suku, agama, ras, sosial dan budaya masing-masing.
Setiap orang mempunyai hak untuk menolak atau menerima informasi
lebih lanjut. Jika pasien menunjukkan tanda tidak menginginkan informasi
yang lebih detail, maka petugas medis harus menghormati keinginannya
dan menanyakan pada siapa informasi sebaiknya diberikan.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
sampai akhir hayat, serta memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa
duka cita.(Paliatif et al., 2020).
Prinsip pelayanan perawatan paliatif yaitu menghilangkan nyeri dan
mencegah timbulnya gejala serta keluhan fisik lainnya, penanggulangan nyeri,
menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses normal,
tidak bertujuan mempercepat atau menghambat kematian, memberikan
dukungan psikologis, sosial dan spiritual, memberikan dukungan agar pasien
dapat hidup seaktif mungkin, memberikan dukungan kepada keluarga sampai
masa dukacita, serta menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan
pasien dan keluarganya.
6
11. Altruisme, mendapatkan kepuasaan dengan menolong orang lain secara
manusiawi
12. Bertanggung jawab
7
1. Apa yang Anda ketahui tentang sakit Anda?
2. Bagaimana Anda menggambarkan kondisi kesehatan Anda saat ini?
3. Apakah Anda khawatir mengenai sakit atau kondisi Anda?
4. Apakah petugas medis Anda sebelumnya mengatakan apa penyakit Anda?
Atau menyarankan Anda melakukan suatu pemeriksaan?
5. Dengan gejala2 yang ada, menurut Anda penyakit apa yang mungkin
terjadi?
8
3.3.4 Menyampaikan berita
Sampaikan berita buruk dengan kalimat yang jelas, jujur, sensitif
dan penuh empati. Hindari penyampaikan seluruh informasi dalam satu
kesempatan. Sampaikan informasi, kemudian berikan jeda. Gunakan kata-
kata sederhana yang mudah dipahami. Hindari katakata manis
(eufemisme) ataupun istilah-istilah kedokteran. Lebih baik gunakan kata
yang jelas seperti “meninggal”atau “kanker”. Jangan meminimalkan
keparahan penyakit. Sering-sering memberikan jeda setelah penyampaian
suatu kalimat. Cek apakah pasien dapat memahami apa yang disampaikan.
Gunakan sikap dan bahasa tubuh yang sesuai saat diskusi. Hindari kalimat
“Saya minta maaf” atau “Maafkan saya” karena kalimat tersebut dapat
diniterpretasikan bahwa petugas medis bertanggung jawab atas apa yang
terjadi, atau bahwa semua ini karena kesalahan petugas medis. Lebih baik
gunakan kalimat “Maafkan saya harus menyampaikan pada Anda
mengenai hal ini”.
9
tempatnya. Beri waktu pasien dan keluarga mengekspresikan perasaan
mereka. Jangan mendesak dengan terburu-buru menyampaikan informasi
lebih lanjut.
10
3.3.7 Mengkomunikasikan Prognosis
Pasien sering menanyakan mengenai prognosis, tentang bagaimana
perjalanan penyakit mereka ke depannya. Motivasinya antara lain mereka
ingin mempunyai kepastian tentang masa depan sehingga dapat
merencanakan hidup mereka, atau pasien merasa ketakutan dan berharap
bahwa Petugas medis akan mengatakan penyakitnya tidak serius. Sebelum
langsung menjawab pertanyaan pasien tentang prognosis, sebaiknya
Petugas medis mengumpulkan informasi tentang alasan mereka
menanyakan hal tersebut.
Petugas medis harus mempertimbangkan dampak pemberian
informasi prognosis. Pasien yang ingin merencanakan hidup mereka
biasanya mengharapkan informasi yang lebih rinci. Sedangkan pasien
yang sangat khawatir atau cemas, mungkin akan lebih baik mendapat
informasi secara umum saja. Jawaban Petugas medis yang definitif
seperti : “Anda hanya mempunyai usia harapan hidup sampai 1 tahun”
akan berisiko menyebabkan kekecewaan jika ternyata terbukti usia
harapan hidupnya lebih singkat. Jawaban seperti ini juga dapat
menimbulkan kemarahan dan rasa frustasi jika dokter merendahkan usia
harapan hidup pasien. Kalimat berikut lebih disarankan dalam menjawab
pertanyaan tentang prognosis: “Sekitar sepertiga pasien dengan kasus
seperti ini dapat bertahan hidup sampai satu tahun, separuhnya bertahan
hidup dalam 6 bulan, apa yang akan terjadi sesungguhnya pada diri Anda,
saya sungguh tidak tahun”
Setelah jawaban tersebut Petugas medis sebaiknya melanjutkan
dengan menyampaikan bahwa kita harus berharap untuk yang terbaik,
sambil tetap berencana untuk kemungkinan terburuk. Sampaikan juga ke
pasien dan keluarga bahwa kejutan yang tidak diharapkan dapat terjadi hal
ini dan pasien lebih mempersiapkan mental untuk menghadapi sehingga
dapat mengurangi penderitaan. Petugas medis harus meyakinkan pasien
dan keluarga bahwa Petugas medis akan siap mendukung dan membantu
mereka.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang memiliki makna
terapeutik bagi klien dan dilakukan oleh perawat (helper) untuk membantu
klien mencapai kembali kondisi yang adaptif dan positif.Prinsip-prinsip
perawatan paliatif adalah menghargai setiap kehidupan, menganggap
kematian sebagai proses yang normal, tidak mempercepat atau menunda
kematian, menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan,
menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu, serta
mengintergrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan
pasien dan keluarga, menghindari tindakan medis yang sia-sia, memberikan
dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan kondisinya
sampai akhir hayat, serta memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa
duka cita.
4.2 Saran
Dengan disusun makalah ini kami mengharapkan kepada semua
pembaca agar dapat mengetahui dan memahami Komunikasi terapeutik
paliatif, prinsip komunikasi dalam perawatan paliatif,berita buruh dalam
perawatan paliatif dengan baik sehingga tujuan keperawatan paliatif dapat
tercapai dengan baik. Demikian saran yang dapat penulis sampaikan semoga
dapat membawa manfaat bagi semua pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
13