Bicara tentang anggaran pasti berhubungan dengan uang. Terlebih jika anggaran ini
ada sangkut pautnya dengan negara dan daerah. Kira-kira bagaimana ya cara
mengajukan anggaran tersebut untuk pembangunan negara dan daerah? Kamu aja
kalau ikut OSIS minta pengajuan dana pastinya harus melewati banyak tahapan.
Setelah disetujui ketua OSIS, kemudian pembina, terus ke bagian kesiswaan. Nah,
pengajuan anggaran belanja negara dan daerah lebih kompleks, adik-adik.
Di artikel ini kita akan bahas langkah penyusunan Anggaran Belanja Pendapatan
Negara (APBN) ya, Adik-adik. Setelah itu, kita lanjut ke Anggaran Belanja Pendapatan
Daerah (APBD).
Tahap awal yang harus dilakukan untuk melakukan perencanaan dan penyusunan
APBN ialah dengan melalui tahap pendahuluan. Sama Saja sih kayak kamu bikin karya
tulis gitu, harus ada pendahuluan. Dalam tahap ini dilarang buru-buru lho, Adik-adik.
Kenapa?
Di tahap ini, pemerintah harus bisa menentukan arah kebijakannya dan skala prioritas
pembangunan nasional. Selain itu, juga harus dipertimbangkan perkiraan penerimaan
dan pengeluaran negara serta mempertimbangkan asumsi-asumsi dasar dalam APBN.
Jangan kamu kira gampang, menyusun APBN itu sulit lho, Adik-adik. Di tahap
pendahuluan ini ada beberapa asumsi yang memengaruhi APBN seperti:
1. pertumbuhan ekonomi;
2. tingkat inflasi;
3. nilai tukar rupiah;
4. tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan;
5. harga minyak mentah Indonesia; dan
6. lifting minyak dan gas bumi
Asumsi dasar tersebut kemudian dibahas dalam rapat antarkomisi dengan kementerian
atau lembaga teknis terkait. Baru deh setelah itu melakukan proses finalisasi
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) oleh
pemerintah.
Belum selesai.
Setelah tahap pendahuluan, APBN yang baru berupa rancangan itu kemudian masuk
ke tahap pengajuan, pembahasan, dan penetapan. Pada tahap ini dimulai dengan
pidato presiden yang merupakan pengantar RUU (Rancangan Undang-Undang) APBN
itu sendiri dan Nota keuangan.
Nah, itu tadi langkah-langkah dalam penyusunan APBN. Terus gimana dengan
penyusunan APBD?
Begini. APBD itu kan dana yang dialokasikan untuk pembangunan di daerah-daerah.
Alokasi jumlah APBD itu malah mengacu ke APBN Squad. Pertama-tama sih
Pemerintah Daerah (Pemda) akan menyampaikan kebijakan umum APBD kepada
DPRD untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan Rancangan Anggaran
Penerimaan Belanja Daerah (RAPBD).
Dalam pembahasan tersebut, kepala satuan perangkat kerja daerah harus menyusun
anggaran dibagiannya masing-masing. Anggaran ini harus disesuaikan dengan prestasi
kerja yang akan dicapai atau gampangnya sebagai prakiraan belanja. Hasil
pembahasannya disampaikan ke pejabat pengelola keuangan daerah.
Setelah itu, Pemda mengajukan rancangan peraturan daerah terkait APBD. Pengajuan
tersebut kemudian dibahas bersama DPRD yang tentunya harus sesuai dengan
undang-undang yang mengatur susunan rencana dan kedudukan APBD itu sendiri. Di
dalam pembahasan tersebut, sangat mungkin terjadi jumlah baik penerimaan dan
pengeluaran.
Setelah dibahas, ada dua kemungkinan yang bisa aja terjadi, nggak semua rancangan
APBD itu disetujui lho, Squad. Bisa saja rancangan tersebut tidak disetujui. Rancangan
APBD yang disetujui DPRD pasti rinci dan jelas sampai ke unit organisasi, fungsi,
program kegiatan, bahkan jenis belanja. Termasuk belanja alat tulis gitu harus dicatat
juga. Kurang detail apa coba? Kenapa sampai detail begitu? Selain karena jumlahnya
yang besar, anggaran seperti ini rawan dikorupsi. Pasti pernah denger dong berita
tentang korupsi dana APBD?