MK. FILSAFAT
PENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
MATEMATIKA
Skor Nilai :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayahNya sehingga saya dapat membuat dan menyelesaikan tugas critical book
review ini dalam keadaan sehat. Tak lupa pula Shalawat dan Salam
senantiasa saya curahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Tugas ini saya susun untuk menyelesaikan mata kuliah Filsafat Pendidikan. Harapan
saya hasil dari critical book review ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan pada khususnya juga pada teman-teman di program studi
pendidikan matematika.
Demikianlah critical book review ini saya susun, saya sadar bahwa critical book
review ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Atas perhatian Dosen
pengasuh Filsafat Pendidikan dan teman-teman, saya ucapkan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
EXCECUTIVE SUMMARY......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. BAB I.................................................................................................................................... 3
B. BAB II................................................................................................................................... 3
C. BAB III.................................................................................................................................. 4
D. BAB IV................................................................................................................................. 4
E. BAB V................................................................................................................................... 5
F. BAB VI.................................................................................................................................. 6
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 14
B. Rekomendasi ................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 15
LAMPIRAN............................................................................................................................. 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas
pengarang, cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep
dan teori yang dikembangkan, serta kesimpulan. Dengan demikian laporan buku atau
resensi sangat bermanfaat untuk mengetahui isi buku selain itu, akan tahu mengenai
kekurangan dan kelebihan dari isi buku yang telah dibaca. Untuk
itu, kami harapkan kepada pembaca agar mengetahui dan memahami mengenai
laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi buku tersebut dengan baik
dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku tersebut melainkan dapat
memahami apa yang ada dalam buku tersebut secara mendalam.
B. Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR)
Kritik buku (critical book review) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu
yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam
mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan,
1
meingkatkan pengetahuan bagi para pembaca mengenai filsafat, menguatkan
pemahaman filsafat bagi para pembaca, dan juga menyelesaikan salah satu tugas
individu mata kuliah Filsafat Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika di
Universitas Negeri Medan.
D. Identitas Buku
1. Judul Buku : Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
2. Edisi : Ke-2
7. ISBN : 978-602-8935-17-3
2
BAB II
A. BAB I Pendahuluan
berpikir, akal memiliki peran sangat penting . Akal adalah potensi rohaniah yang
memiliki berbagai kesanggupan, seperti kemampuan berpikir, menyadari,
3
dengan intelegensi. Sementara intelegensi sendiri mempunyai kesanggupan
menghasilkan pemikiran-pemikiran atau penemuan dan menciptakan pikiran dengan
cepat dan tepat (teori), juga memiliki kesanggupan dalam memecahkan masalah.
Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia, yaitu memberikan pengertian
dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang kenyataan yang
diberikan oleh filsafat. Berdasarkan dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka filsafat
memberikan pedoman hidup kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang
terdapat disekitar manusia sendiri, seperti kedudukan dalam hubungannya dengan
yang lainnya. Kita juga mengetahui bahwa alat-alat kewajiban manusia meliputi akal,
rasa, dan kehendak. Dengan akal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berpikir
guna memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak, maka filsafat
memberikan pedoman tentang kesusilaan tentang baik dan buruk
4
interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung
sepanjang hayat sejak manusia lahir.
Secara umum, filsafat adalah teori umum pendidikan. Diaktakan demikian
bahwa sebagai hasil pemikiran yang universal, menyeluruh dan radikal tentang
segala sesuatu kenyataan, maka dalam pemikiran filosofis ditemukan konsep-konsep
mendasar tentang pendidikan dan hal-hal yang berkaitan denagn pendidikan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan adalah
aplikasi konsep filsafat atau kaidah filsafat dalam bidang pendidikan. Aplikasi konsep
filsafat tersebut diarahkan untuk menjawab persoalan substansial pendidikan, dan
memecahkan masalah-masalah praktis filosofis pendidikan yang dihadapi oleh para
pendidik dan masyarakat.
5
Filsafat progresivisme bukan merupakan suatu bangunan filsafat atau aliran
filsafat yang berdiri sendiri, melaikan merupakan aliran suatu gerakan dan
perkumpulan yang didirikan pada tahun1918.
Filsafat perenealisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir
pada abad kedua puluh. Perenealisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh
kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral,
intelektual, dan sosiokultural. Oleh karena itu, perlu ada usaha mengamankan
ketidakberesan tersebut.
Filsafat esensialisme suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya
dirumuskan sebagai suatu kritik terhadap tren-tren progresif di sekolah-sekolah.
Filsafat rekonstruksionalisme adalah kelanjutan dari gerakan progresivisme.
Gerakan ini lahir didasari atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya
memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada pada
saat ini.
6
BAB III
PEMBAHASAN
8
tekan, dimana ilmu mengkaji bidang yang terbatas , ilmu lebih bersifat analitis
dan deskriptif dalam pendekatannya, ilmu menggunakan observasi,
eksperimen, dan klasifikasi data pengalaman indra serta berupaya untuk
menemukan hukum-hukum atas gejala-gejala tersebut, sedangkan filsafat
berupaya mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih bersifat
inklusif dan mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang pengalaman
manusia, filsafat lebih bersifat sintetis dan kalaupun analitis maka analisanya
memasuki dimensi kehidupan secara menyeluruh dan utuh, filsafat lebih
tertarik pada pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam mempertanyakan
masalah hubungan antara fakta khusus dengan skema masalah yang lebih luas,
filsafat juga mengkaji hubungan antara temuantemuan ilmu dengan klaim
agama, moral serta seni. Sedikit berbeda dalam jurnal yang berjudul Relasi
Ilmu, Filsafat, dan Agama Dalam Dimensi Filsafat Ilmu karya Abu Tamrin,
perbedaan filsafat dengan ilmu, yaitu 1). Ilmu pengetahuan mencari
kebenaran dengan cara penyelidikan (riset), pengalaman (empiris), dan
percobaan (eksperimen). Fislafat menemukan kebenaran atau kebijakan
dengan cara penggunaan akal budi atau rasio yang dilakukan secara
mendalam, menyeluruh, dan universal. Kebenaran yang diperoleh atau
ditemukan oleh filsafat adalah murni hasil pemikiran (logika) manusia, dengan
cara perenungan (berpikir) yang mendalam (logika) tentang hakikat sesuatu
(metafisika). 2). Kebenaran yang diperoleh melalui ilmu pengetahuan, dengan
cara penyelidikan tersebut adalah kebenaran positif, yaitu kebenaran atau
teori yang lebih kuat dalil atau alasannya. Kebenaran filsafat adalah kebenaran
spekulatif, berupa dugaan yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, riset
dan eksperimen. Baik kebenaran ilmu maupun kebenaran filsafat, keduanya
nisbi (relatif).
9
4. Pembahasan Bab IV Perspektif Filsafat Pendidikan
Berdasarkan buku yang di-review, dalam buku utama, Al-Syaibany
berpandangan bahwa filsafat pendidikan, seperti halnya filsafat umum,
berusaha mencari yang hak dan hakikat serta masalah yang berkaitan dengan
proses pendidikan. Filsafat pendidikan berusaha untuk mendalami konsep-
konsep pendidikan dan memahami sebab-sebab yang hakiki dari masalah
pendidikan. Sedangkan pada buku pembanding yang berjudul Filsafat
Pendidikan karya Dr. Muhammad Kristiawan, M.Pd., Filsafat pendidikan
adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah
pendidikan. Filsafat pendidikan pada hakekatnya adalah penerapan analisa
filsafat terhadap lapangan pendidikan. John Dewey mengatakan bahwa filsafat
adalah teori umum dari pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai
pendidikan (Barnadib, 1990: 14-15). Pemikiran sesuai cabang-cabang filsafat
turut mempengaruhi pelaksanaan pendidikan. Sedikit berbeda dalam buku
pembanding yang berjudul Filsafat Pendidikan karya Muhammad Anwar,
untuk mengetahui pengertian filsafat, digunakan dua pendekatan, 1).
Pendekatan tradisional, filsafat dalam arti ini dan dalam bentuknya yang
murni, telah berkembang dan menghasilkan berbagai alternatif jawaban
terhadap berbagai pertanyaan filosofis. 2). Pendekatan Kritis, menurut John S.
Brubacher, filsafat pendidikan sangat memerlukan suatu seni pendidikan
dalam pemecahan suatu masalah pendidikan. Filsafat tidak akan dapat
mewujudkan teorinya menjadi kenyataan, hanya dengan memikirkan
teoriteori itu saja. Seni pendidikan atau mendidik inilah yang dapat melakukan
dan melaksanakan hal itu.
Dari ketiga pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat
pendidikan adalah aplikasi konsep filsafat atau kaidah filsafat dalam bidang
pendidikan. Aplikasi konsep filsafat tersebut diarahkan untuk menjawab
persoalan substansial pendidikan, dan memecahkan masalah yang mengenai
pendidikan yang dialami oleh pendidik dan masyarakat.
10
5. Pembahasan Bab V Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
Dari buku yang saya review, terdapat 9 aliran filsafat pendidikan, yakni
filsafat pendidikan idealisme, realisme, materialisme, pragmatisme,
eksistensialisme, progresivisme, esensialisme, perenialisme, dan
rekonstruksionisme. Sedangkan dalam jurnal yang berjudul Filsafat
Pendidikan Progresivisme dan Implikasinya dalam Pendidikan Seni di
Indonesia karya Vega Ricky dan Triyanto, Filsafat pendidikan modern dikenal
beberapa diantaranya: aliran filsafat pendidikan esensialisme, filsafat
pendidikan progresivisme, filsafat pendidikan humanisme, filsafat pendidikan
rekonstruksivisme, filsafat pendidikan eksistensialisme, dan filsafat
pendidikan perenialisme. Sedikit berbeda dalam buku yang berjudul Filsafat
Pendidikan karya Muhammad Anwar, dalam buku Modern Philosophies Of
Education Oleh John S. Brubacher, mengungkapkan perbedaan aliran filsafat
pendidikan. Misalnya, Pragmatic Naturalism, Re-constructionism, Romantic
Naturalism, Existensialism, Idealism, Realism, Rational Humanism, Scholastic
Realism, Pascism, Communism, Deymocracy.
Dari ketiga sumber diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa, pada dasarnya
aliran-aliran filsafat pendidikan sebanyak aliran filsafat itu sendiri, namun
yang paling umum adalah aliran filsafat pendidikan idealisme, realisme,
materialisme, pragmatisme, eksistensialisme, progresivisme, esensialisme,
perenialisme, dan rekonstruksionisme.
11
kebudayaan merupakan suatu hal yang saling beritegrasi, pendidikan selalu
berubah sesuai perkembangan kebudayaan, karena pendidikan merupakan
proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan.
Pendidikan juga bersifat progresif, yaitu selalu mengalami perubahan
perkembangan sesuai tuntutan perkembangan kebudayaan. Kedua sifat
tersebut berkaitan erat dan terintegrasi.
Dari kedua sumber tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan dan kebudayaan akan bersama dan saling memajukan. Jika
banyak manusia yang menerima pendidikan, maka semakin berbudaya pula
manusia tersebut.
12
3. Dari aspek isi buku :
Menurut saya, isi dari buku ini sudah cukup lengkap untuk buku yang
berjudul Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan. Dari hal-hal dasar seperti
latar belakang aliran filsafat tersebut sampai dengan proses pendidikan
dalam aliran filsafat tersebut. Tidak hanya itu, di dalam buku ini juga
membahas keterkaitan filsafat pendidikan dengan kebudayaan yang
dianut masyarakat.
4. Dari aspek tata bahasa
Secara keseluruhan, tata bahasa dalam buku yang saya review sudah
cukup baik, namun ada beberapa kata ataupun kalimat, seperti :
“......, dimulai dengan prinsip “self evident”, dimana manusia
dapat menjangkau kebenaran umum.”
Kata self evident di atas, seharusnya dimiringkan karena merupakan
ungkapan dalam bahasa asing.
“filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran
(standard) penilaian tentang nilai-nilai.”
Kata standard di atas, seharusnya dimiringkan karena merupakan
ungkapan dalam bahasa asing.
Terlepas dari kesalahan pemakaian kata diatas, penggunaan bahasa di
dalam buku yang saya review cukup mudah dipahami oleh pembaca.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil review diatas, dapat disimpulkan bahwa buku utama memiliki isi
yang cukup lengkap pembahasannya, sehingga dapat digunakan sebagai referensi
para mahasiswa dalam perkuliahan. Filsafat pendidikan adalah ilmu yang lahir dari
filsafat umum, mempelajari filsafat pendidikan sangat penting untuk tenaga pendidik
karena dari filsafat pendidikanlah para tenaga pendidik memiliki pedoman, arah, dan
tujuan untuk mengarahkan para peserta didik menjadi individu yang yang unggul
dalam kehidupan sehari-harinya dan yang pasti dapat berguna bagi agama, bangsa,
dan negara. Aliran-aliran filsafat pendidikan yang paling umum, diantaranya filsafat
pendidikan idealisme, realisme, materialisme, pragmatisme, eksistensialisme,
progresivisme, esensialisme, perenialisme, dan rekonstruksionisme.
B. Rekomendasi
Buku utama dan buku pembanding atau jurnal pembanding sebaiknya bisa
saling mengisi kekurangannya. Bisa meningkatkan semangat penulis ketika ingin
merevisi masing-masing buku tersebut. Baik dari segi fisik ataupun isi yang kurang
baik dapat diperbaiki dengan melihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
buku. Materi yang kurang jelas pemahamannya didalam buku utama mau pun buku
pembanding hendaknya bisa diperluas.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Beni. 2009. Filsafat Ilmu. Bandung: Pustaka Setia
Kristiawan, Muhammad. 2016. Filsafat Pendidikan: The Choice Is Yours. Yogyakarta:
Valia Pustaka
Normina. 2017. Penddikan dalam Kebudayaan. Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI
Kalimantan, 15(28): 17-28
Purba, Edward, dan Yusnadi. 2013. Filsafat Pendidikan. Medan: Unimed Press
Ricky, Vega & Triyanto. 2017. Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Implikasinya
dalam Pendidikan Seni di Indonesia. Jurnal Imajinasi, 11(1): 29-42
Tamrin, Abu. 2019. Relasi Ilmu, Filsafat dan Agama Dalam Dimensi Filsafat Ilmu.
Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. 6(1): 71-96
Wahid, Abd. 2012. Korelasi Filsafat, Agama, dan Ilmu. Jurnal Substantia, 14(2): 224-
231.
15
LAMPIRAN
16
17
18