Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. FILSAFAT
PENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
MATEMATIKA
Skor Nilai :

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN


(Drs.Usiono,MA., 2012)

NAMA MAHASISWA : MEGA RIZKYA


NIM : 4203111106
DOSEN PENGAMPU : LAURENSIA MASRI P, S.Pd., M.Pd.
MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
Oktober 2020
EXCECUTIVE SUMMARY
Dalam buku yang saya review dengan judul Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan karya
Drs. Usiono, MA., filsafat menjadi suatu bahasan yang menarik. Topik yang dibawakan
dalam buku ini sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari yang dijalani oleh
manusia. Mulai dari konsep dasar filsafat, hubungan filsafat dengan manusia, sampai
dengan perspektif kebudayan dalam filsafat pendidikan. Buku ini juga bertujuan
untuk memberikan uraian dan penjelasan mengenai aliran-aliran yang terdapat
dalam filsafat pendidikan.

Filsafat pendidikan sebagai salah satu pengetahuan fundamental, adalah yang


memusatkan perhatiannya pada penerapan pendekatan filosofis pada bidang
pendidikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup dan penghidupan
manusia. Lebih-lebih peran filsafat pendidikan memberikan jawaban filosofis bagi
permasalahan pendidikan yang terus muncul ke permukaan sebagaimana adanya
dihadapi oleh pendidik atau guru pada khususnya. Filsafat pendidikan dalam hal ini
harus menjadi pedoman filosofis bagi setiap pendidik, terutama memecahkan
masalah-masalah pendidikan, bail dalm dimensi tujuan pendidikan, kurikulum, anak
didik, dan format kebudayaan pada umumnya.

Pendidikan dan kebudayaan merupakan gejala universal kehidupan


masyarakat dimanapun berada. Keduanya menjadi kelengkapan kebutuhan
masyarakat yang berbudaya sesuai perkembangan zaman dan lingkungan yang
mengitarinya. Dengan kata lain, manusia membutuhkan pewarisan nilai-nilai budaya
kepada generasi muda, sehingga pendidikan dilambangakan sebagai suatu produk
budaya masyarakat. Dengan demikian, pendidikan dan kebudayaan mempunyai
hubungan ketergantungan, mengandung pengertian bahwa kualitas pendidikan akan
menunjukkan kualitas budaya dan sebaliknya.

i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayahNya sehingga saya dapat membuat dan menyelesaikan tugas critical book
review ini dalam keadaan sehat. Tak lupa pula Shalawat dan Salam
senantiasa saya curahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
   Tugas ini saya susun untuk menyelesaikan mata kuliah Filsafat Pendidikan. Harapan
saya hasil dari critical book review ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan pada khususnya juga pada teman-teman di program studi
pendidikan matematika.
            Demikianlah critical book review ini saya susun, saya sadar bahwa critical book
review ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Atas perhatian Dosen
pengasuh Filsafat Pendidikan  dan teman-teman, saya ucapkan terima kasih.

                        Medan, 18 Oktober 2020


          Penyusun

            Mega Rizkya

ii
DAFTAR ISI

EXCECUTIVE SUMMARY......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentinganya CBR................................................................................. 1

B. Tujuan Penulisan CBR .................................................................................................. 1

C. Manfaat Penulisan CBR ................................................................................................ 2

D. Identitas Buku ................................................................................................................. 2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

A. BAB I.................................................................................................................................... 3

B. BAB II................................................................................................................................... 3

C. BAB III.................................................................................................................................. 4

D. BAB IV................................................................................................................................. 4

E. BAB V................................................................................................................................... 5

F. BAB VI.................................................................................................................................. 6

BAB III PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku .................................................................................................. 7

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku..........................................................................12

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................................... 14

B. Rekomendasi ................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 15

LAMPIRAN............................................................................................................................. 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat


baca masyarakat pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk
menaikkan ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan.
Mengkritik buku (critical book review) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai
sebuah hasil karya atau buku, baik berupa buku fiksi ataupun nonfiksi, juga dapat
diartikan sebagai karya ilmiah yang melukiskan pemahaman terhadap isi sebuah
buku.

Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai


suatu buku melainkan untuk menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu kelebihan
atau kekurangannya yang akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang
sebuah buku kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun
kekurangan buku tersebut. Yang lebih jelasnya dalam mengkritik buku, kita
dapat menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan
diikuti dengan pendapat terhadap isi buku.

Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas
pengarang, cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep
dan teori yang dikembangkan, serta kesimpulan. Dengan demikian laporan buku atau 
resensi sangat bermanfaat untuk mengetahui isi buku selain itu, akan tahu mengenai
kekurangan dan kelebihan dari isi buku yang telah dibaca. Untuk
itu, kami harapkan kepada  pembaca  agar mengetahui dan memahami mengenai
laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi buku tersebut dengan baik
dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku tersebut melainkan dapat
memahami apa yang ada dalam buku tersebut secara mendalam.
B. Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR)
Kritik buku (critical book review) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu
yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam
mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan,

1
meingkatkan pengetahuan bagi para pembaca mengenai filsafat, menguatkan
pemahaman filsafat bagi para pembaca, dan juga menyelesaikan salah satu tugas
individu mata kuliah Filsafat Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika di
Universitas Negeri Medan.

C. Manfaat Penulisan Critical Book Report (CBR)

 Mengetahui aliran-aliran filsafat pendidikan dari kedua buku.

 Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari


sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.

 Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.

 Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis


yang sama atau penulis lainnya.

D. Identitas Buku
1. Judul Buku : Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan

2. Edisi : Ke-2

3. Pengarang : Drs. Usiono, MA

4. Penerbit : Perdana Publishing

5. Kota Terbit : Medan

6. Tahun Terbit : 2012

7. ISBN : 978-602-8935-17-3

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. BAB I Pendahuluan

Peranan pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan tidak


dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia baik secara individual
maupun secara komunal. Dengan kata lain, kebutuhan manusia terhadap pendidikan
bersifat mutlak dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Jadi, pendidikan seharusnya mengembangkan kemampuan seseorang untuk
mengenali nilai-nilai kebaikan dan keluhuran dalam kehidupan. Itu artinya, seseorang
yang mendapatkan pendidiakn akan mampu mengenali dan melaksanakan nilai-nilai
kebaikan dan kemuliaan hidup sehngga menjadi orang dewasa yang bertanggug
jawab sebagai makhluk Tuhan, makhluk pribadi dan makhluk sosial.
Filsafat adalah cara pandang dan perspektif atas kenyataan, apa yang
dipahami hakikat sebagai kenyataan, kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Filsafat
menangani keseluruhan pengalaman manusia dan meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia. Suatu bentuk kajian terhadap hakikat kenyataan dengan mengajukan
pertanyaan dan berusaha memberikan jawaban yang akan menciptakan
kebermaknaan hidup seseorang. Untuk melakukan filsafat, maka harus diciptakan
kesadaran yang sangat tinggi dari fenomena dan peristiwa dalam dunia masa kini
dalam kesadaran diri sepenuhnya

B. BAB II. Filsafat, Manusia, Dan Pendidikan


Hakikat berpikir adalah hasil kerja pikiran. Pikiran manusia dalam proses-
proses berpikirnya selalu nampak sama misterius dan menakjubkannya seperti alam
semesta, sehingga manusia terdorong memikirkannya secara mendalam. Dalam hal

berpikir, akal memiliki peran sangat penting . Akal adalah potensi rohaniah yang
memiliki berbagai kesanggupan, seperti kemampuan berpikir, menyadari,

mengahayati, mengerti, dan memahami. jadi, pemikiran, kesadaran, penghayatan,


pengertian atau pemahaman semuanya merupakn istilah yang berarti bahwa
kegiatan akal itu berpusat atau bersumber dari kesanggupan jiwa yang disebut

3
dengan intelegensi. Sementara intelegensi sendiri mempunyai kesanggupan
menghasilkan pemikiran-pemikiran atau penemuan dan menciptakan pikiran dengan
cepat dan tepat (teori), juga memiliki kesanggupan dalam memecahkan masalah.
Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia, yaitu memberikan pengertian
dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang kenyataan yang
diberikan oleh filsafat. Berdasarkan dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka filsafat
memberikan pedoman hidup kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang
terdapat disekitar manusia sendiri, seperti kedudukan dalam hubungannya dengan
yang lainnya. Kita juga mengetahui bahwa alat-alat kewajiban manusia meliputi akal,
rasa, dan kehendak. Dengan akal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berpikir
guna memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak, maka filsafat
memberikan pedoman tentang kesusilaan tentang baik dan buruk

C. BAB III. Konsep Dasar Filsafat


Filsafat artinya kearifan atau kebijakan. Jadi, arti filsafat secara harfiah adalah
cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Atau filsafat dapat
diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu), dan dapat juga disebut
pandangan hidup (masyarakat). Di sini dipahami bahwa posisi filsafat sebagai sebuah
produk pemikiran (pengetahuan) dari dorongan rasa ingin tahu manusia yang sangat
mendalam untuk mencari kebenaran.
Fungsi filsafat adalah kreatif, mentapkan nilai, menetapkan tujuan,
menentukan arah, dan menuntun jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan
keyakinan kepada kita untuk menopang dunia baru, mencetak manusia-manusia yang
menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan nation, ras, dan keyakinan
keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan. Filsafat tidak ada artinya jika
tidak universal baik dalam ruang lingkup maupun dalam semangatnya.

D. BAB IV. Perspektif Filsafat Pendidikan


Pendidikan dalam arti luas merupakan usaha manusia untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Menurut Henderson,
pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil

4
interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung
sepanjang hayat sejak manusia lahir.
Secara umum, filsafat adalah teori umum pendidikan. Diaktakan demikian
bahwa sebagai hasil pemikiran yang universal, menyeluruh dan radikal tentang
segala sesuatu kenyataan, maka dalam pemikiran filosofis ditemukan konsep-konsep
mendasar tentang pendidikan dan hal-hal yang berkaitan denagn pendidikan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan adalah
aplikasi konsep filsafat atau kaidah filsafat dalam bidang pendidikan. Aplikasi konsep
filsafat tersebut diarahkan untuk menjawab persoalan substansial pendidikan, dan
memecahkan masalah-masalah praktis filosofis pendidikan yang dihadapi oleh para
pendidik dan masyarakat.

E. BAB V Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan


Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi,
bukan fisik. Parmenides, filosof dari Elea (Yunani Purba), berkata, “apa yang tidak
dapat dipikirkan adalah tidak nyata”.
Filsafat realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitas.
Realisme berpendapat bahwa hakikat realitas ialah terdiri atas dunia frisik dan dunia
rabani. Realisme membagi realitas di satu pihak, dan pihak lainnya adalah adanya
realita diluar manusia yang dapat dijadikan sebagi objek pengetahuan manusia.
Filsafat materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi,
bukan rohani, bukan spiritual, atau super natural, Demokritos (460-360SM),
merupakan pelopor pandangan materialisme klasik, yang disebut “atomisme”.
Demokritos beserta para pengikutnya beranggapan bahwa segala sesuatu terdiri dari
bagian-bagian kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi (yang disebut atom).
Filsafat pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun
sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa
manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami
Filsafat eksistensialisme yakni memfokuskan pada pengalaman-pengalaman
individu. Filsafat-filsafat lain berhubungan dengan pengembangan sistem pemikiran
untuk mengidentifikasi dan memahami apa yang umum pada semua realitas,
keberadaan manusia, dan nilai.

5
Filsafat progresivisme bukan merupakan suatu bangunan filsafat atau aliran
filsafat yang berdiri sendiri, melaikan merupakan aliran suatu gerakan dan
perkumpulan yang didirikan pada tahun1918.
Filsafat perenealisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir
pada abad kedua puluh. Perenealisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh
kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral,
intelektual, dan sosiokultural. Oleh karena itu, perlu ada usaha mengamankan
ketidakberesan tersebut.
Filsafat esensialisme suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya
dirumuskan sebagai suatu kritik terhadap tren-tren progresif di sekolah-sekolah.
Filsafat rekonstruksionalisme adalah kelanjutan dari gerakan progresivisme.
Gerakan ini lahir didasari atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya
memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada pada
saat ini.

F. BAB VI Pendidikan Dan Budaya Dalam Perspektif Filsafat


Pendidikan
Hubungan masyarakat dan pendidikan adalah hubungan antara subjek dengan
aktivitasnya. Semakin maju suatu masyarakat, maka makin maju pula pendidikan
yang diselenggarakan masyarakat itu. Artinya, masyarakat itu akan relatif lebih maju
apabila aktif membina pendidikan, atau masyarakat akan lebih maju apabila
menyelenggarakan pendidikan yang maju. Sebaliknya, apabila suatu masyarakat
mengabaikan pendidikan, maka masyarakat itu sukar untuk maju, jika mau
mengatakan, masyarakat seperti ini tidak mungkin maju.
Hubungan pendidikan dan kebudayaan adalah hubungan antara aktivitas
dengan isinya. Pendidikan ialah satu proses, satu lembaga, dan satu aktivitas.
Sedangkan kebudayaan adalah isi didalam proses pendidikan, isi suatu lembaga, dan
aktivitas pendidikan. Fungsi dan visi pendidikan secara teknis ialah memindahkan
kebudayaan dari manusia yang berkebudayaan kepada anak didik yang belum
berkebudayaan. Aspek lain dari fungsi kebudayaan itu ialah mengolah kebudayaan
menjadi siakp mental, tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik.

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN ISI BUKU

1. Pembahasan Bab I Pendahuluan


Menurut buku yang direview, filsafat adalah cara pandang dan
perspektif atas kenyataan, apa yang dipahami hakikat sebagai kenyataan,
kebenaran kebaikan dan keindahan. Sedangkan menurut Plato dalam buku
Filsafat Ilmu karya Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si., filsafat adalah pengetahuan
tentang segala yang ada, ilmu yang berminat mencapai kebenaran yang pasti.
Berbeda dengan Francis Bacon dalam buku Filsafat Pendidikan karya Dr.
Muhammad Kristiawan, M.Pd., Filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu, dan
filsafat menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya..
Dari pendapat-pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
filsafat adalah cara berpikir manusia dalam memahami suatu kebenaran
sehingga dapat menghasilkan ilmu-ilmu lain yang berakar pada filsafat itu
sendiri.

2. Pembahasan Bab II Filsafat, Manusia, dan Pendidikan

Menurut buku yang saya review, hubungan antara filsafat dengan


filsafat pendidikan, yaitu filsafat memberikan arah agar teori pendidikan yang
telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menuntut
pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan
kehidupan nyata. Akhirnya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan
filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam
praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang
juga dikembangkan dalam masyarakat. Sedangkan, dalam buku Filsafat
Pendidikan terbitan Unimed Press, hubungan antara filsafat dengan filsafat
pendidikan disimpulkan menjadi tiga, yaitu 1). Filsafat dalam arti filosofis
merupakan cara pendekatan yang dipakai dalam memecahlan problematika
pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli. 2). Filsafat
berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran
7
filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kebutuhan nyata. 3). Filsafat
dalam hal filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk
dan arah dalam mengembangkan teori-teori pendidikan menjadi ilmu
pendidikan.
Dari perbedaan penyajian mengenai hubungan atantara filsafat dengan
filsafat pendidikan, dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antara
keduanya, yaitu filsafat menjadi dasar lahirnya ilmu-ilmu pendidikan dan
kemudian lahirlah filsafat pendidikan yang menjadi pedoman, petunjuk, dan
arah dalam mengembangkan pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
Dari buku yang saya review, berpikir filsafat adalah berpikir dialektis
yang terarah untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki, integral, dan
universal. Sedangkan dalam buku Filsafat Pendidikan karya Dr. Muhammad
Kristiawan, M.Pd., berpikir filsafat adalah berpikir secara mendalam dan
sungguh-sungguh, berpikir filsafat bukanlah sembarang berpikir tapi berpikir
mengacu pada kaidah-kaidah tertentu secara disiplin dan mendalam.
Dari kedua pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
berpikir filsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk
mendapatkan kebenaran.

3. Pembahasan Bab III Konsep Dasar Filsafat


Dari buku yang saya review, perbedaan antara filsafat dengan ilmu,
yaitu 1). Filsafat menyelidiki, membahas, serta memikirkan seluruh alam
kenyataan dan menyelidiki bagaiman hubungan kenyataan satu sama lain.
Sedangkan ilmu menyelidiki hanya sebagian saja dari alam maujud ini,
misalnya ilmu alam, ilmu bumi, ilmu ekonomi, dan lain-lain. 2). Filsafat tidak
saja menyelidiki tentang sebab akibat, tetapi menyelidiki hakikatnya sekaligus,
sedangkan ilmu hanyan menbahas tentang sebab akibat dari suatu peristiwa.
3). Dalam pembahasannya, filsafat menjawab apa hakikat sesuatu yang ada,
dari mana asalnya, dan hendak kemana perginya. Sedangkan ilmu harus
menjawab pertanyaan bagaimana dan apa sebabnya. Sedangkan dari jurnal
penelitian yang berjudul Korelasi Agama, filsafat, dan Ilmu karya Abd. Wahid,
perbedaan antara filsafat dengan ilmu, yaitu lebih berkaitan dengan titik

8
tekan, dimana ilmu mengkaji bidang yang terbatas , ilmu lebih bersifat analitis
dan deskriptif dalam pendekatannya, ilmu menggunakan observasi,
eksperimen, dan klasifikasi data pengalaman indra serta berupaya untuk
menemukan hukum-hukum atas gejala-gejala tersebut, sedangkan filsafat
berupaya mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih bersifat
inklusif dan mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang pengalaman
manusia, filsafat lebih bersifat sintetis dan kalaupun analitis maka analisanya
memasuki dimensi kehidupan secara menyeluruh dan utuh, filsafat lebih
tertarik pada pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam mempertanyakan
masalah hubungan antara fakta khusus dengan skema masalah yang lebih luas,
filsafat juga mengkaji hubungan antara temuantemuan ilmu dengan klaim
agama, moral serta seni. Sedikit berbeda dalam jurnal yang berjudul Relasi
Ilmu, Filsafat, dan Agama Dalam Dimensi Filsafat Ilmu karya Abu Tamrin,
perbedaan filsafat dengan ilmu, yaitu 1). Ilmu pengetahuan mencari
kebenaran dengan cara penyelidikan (riset), pengalaman (empiris), dan
percobaan (eksperimen). Fislafat menemukan kebenaran atau kebijakan
dengan cara penggunaan akal budi atau rasio yang dilakukan secara
mendalam, menyeluruh, dan universal. Kebenaran yang diperoleh atau
ditemukan oleh filsafat adalah murni hasil pemikiran (logika) manusia, dengan
cara perenungan (berpikir) yang mendalam (logika) tentang hakikat sesuatu
(metafisika). 2). Kebenaran yang diperoleh melalui ilmu pengetahuan, dengan
cara penyelidikan tersebut adalah kebenaran positif, yaitu kebenaran atau
teori yang lebih kuat dalil atau alasannya. Kebenaran filsafat adalah kebenaran
spekulatif, berupa dugaan yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, riset
dan eksperimen. Baik kebenaran ilmu maupun kebenaran filsafat, keduanya
nisbi (relatif).

Jadi, dapat diambil kesimpulan dari ketiga sumber diatas bahwa


perbedaan antara filsafat dengan ilmu, yaitu 1). Objek kajian filsafat sangat
luas karena filsafat merupakan akar dari semua ilmu yang ada, sedangkan
objek kajian ilmu sangat sempit karena ilmu lahir dari filsafat itu sendiri. 2).
Filsafat menyelidiki hakikat dari suatu kajian, sedangkan ilmu hanya
menyelidiki sebab akibatnya saja.

9
4. Pembahasan Bab IV Perspektif Filsafat Pendidikan
Berdasarkan buku yang di-review, dalam buku utama, Al-Syaibany
berpandangan bahwa filsafat pendidikan, seperti halnya filsafat umum,
berusaha mencari yang hak dan hakikat serta masalah yang berkaitan dengan
proses pendidikan. Filsafat pendidikan berusaha untuk mendalami konsep-
konsep pendidikan dan memahami sebab-sebab yang hakiki dari masalah
pendidikan. Sedangkan pada buku pembanding yang berjudul Filsafat
Pendidikan karya Dr. Muhammad Kristiawan, M.Pd., Filsafat pendidikan
adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah
pendidikan. Filsafat pendidikan pada hakekatnya adalah penerapan analisa
filsafat terhadap lapangan pendidikan. John Dewey mengatakan bahwa filsafat
adalah teori umum dari pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai
pendidikan (Barnadib, 1990: 14-15). Pemikiran sesuai cabang-cabang filsafat
turut mempengaruhi pelaksanaan pendidikan. Sedikit berbeda dalam buku
pembanding yang berjudul Filsafat Pendidikan karya Muhammad Anwar,
untuk mengetahui pengertian filsafat, digunakan dua pendekatan, 1).
Pendekatan tradisional, filsafat dalam arti ini dan dalam bentuknya yang
murni, telah berkembang dan menghasilkan berbagai alternatif jawaban
terhadap berbagai pertanyaan filosofis. 2). Pendekatan Kritis, menurut John S.
Brubacher, filsafat pendidikan sangat memerlukan suatu seni pendidikan
dalam pemecahan suatu masalah pendidikan. Filsafat tidak akan dapat
mewujudkan teorinya menjadi kenyataan, hanya dengan memikirkan
teoriteori itu saja. Seni pendidikan atau mendidik inilah yang dapat melakukan
dan melaksanakan hal itu.
Dari ketiga pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat
pendidikan adalah aplikasi konsep filsafat atau kaidah filsafat dalam bidang
pendidikan. Aplikasi konsep filsafat tersebut diarahkan untuk menjawab
persoalan substansial pendidikan, dan memecahkan masalah yang mengenai
pendidikan yang dialami oleh pendidik dan masyarakat.

10
5. Pembahasan Bab V Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
Dari buku yang saya review, terdapat 9 aliran filsafat pendidikan, yakni
filsafat pendidikan idealisme, realisme, materialisme, pragmatisme,
eksistensialisme, progresivisme, esensialisme, perenialisme, dan
rekonstruksionisme. Sedangkan dalam jurnal yang berjudul Filsafat
Pendidikan Progresivisme dan Implikasinya dalam Pendidikan Seni di
Indonesia karya Vega Ricky dan Triyanto, Filsafat pendidikan modern dikenal
beberapa diantaranya: aliran filsafat pendidikan esensialisme, filsafat
pendidikan progresivisme, filsafat pendidikan humanisme, filsafat pendidikan
rekonstruksivisme, filsafat pendidikan eksistensialisme, dan filsafat
pendidikan perenialisme. Sedikit berbeda dalam buku yang berjudul Filsafat
Pendidikan karya Muhammad Anwar, dalam buku Modern Philosophies Of
Education Oleh John S. Brubacher, mengungkapkan perbedaan aliran filsafat
pendidikan. Misalnya, Pragmatic Naturalism, Re-constructionism, Romantic
Naturalism, Existensialism, Idealism, Realism, Rational Humanism, Scholastic
Realism, Pascism, Communism, Deymocracy.
Dari ketiga sumber diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa, pada dasarnya
aliran-aliran filsafat pendidikan sebanyak aliran filsafat itu sendiri, namun
yang paling umum adalah aliran filsafat pendidikan idealisme, realisme,
materialisme, pragmatisme, eksistensialisme, progresivisme, esensialisme,
perenialisme, dan rekonstruksionisme.

6. Pembahasan Bab VI Pendidikan dan Budaya dalam Perspektif


Filsafat Pendidikan
Dari buku yang saya review, hubungan pendidikan dan kebudayaan
adalah hubungan antara aktivitas dengan isinya. Pendidikan sebagai proses
pemindahan kebudayaan, pembinaan manusia dalam arti mendewasakan,
dan membudayakan manusia, berarti pendidikan tidak mungkin
berlangsung tanpa kebudayaan. Sedangkan pada jurnal pembanding yang
berjudul Pendidikan dalam Kebudayaan karya Normina, pendidikan dan

11
kebudayaan merupakan suatu hal yang saling beritegrasi, pendidikan selalu
berubah sesuai perkembangan kebudayaan, karena pendidikan merupakan
proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan.
Pendidikan juga bersifat progresif, yaitu selalu mengalami perubahan
perkembangan sesuai tuntutan perkembangan kebudayaan. Kedua sifat
tersebut berkaitan erat dan terintegrasi.
Dari kedua sumber tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan dan kebudayaan akan bersama dan saling memajukan. Jika
banyak manusia yang menerima pendidikan, maka semakin berbudaya pula
manusia tersebut.

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku


1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang didireview
memiliki cover yang cukup terkesan sangat sederhana akan tetapi
sangat menarik,saya mengatakan sederhana karena hanya
menampilkan gambar tiang penunjuk arah jalan, dan mengapa saya
katakan menarik, karena gambar tiang petunjuk arah jalan tersebut
menyimbolkan aliran-aliran yang ada didalam filsafat pendidikan.
Tulisan judul buku yang berwarna putih nampak sangat jelas dengan
ukuran font yang sedang. Buku ini dicetak dengan kertas putih dengan
kualitas cetakan yang baik sehingga bisa dibaca dengan mudah tanpa
ada bagian yang memudar.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tulisan, termasuk penggunaan
font , sebagai berikut :
menurut saya layout dalam buku yang direview sudah tepat dan
bagus, dimana font type yang digunakan yaitu Cambria dengan font size
kira-kira 22 untuk judul setiap pembahasan baru dan kira-kira 12
untuk pembahasan atau isi. Dengan font size seperti itu sudah sesuai
dengan ukuran buku yang tidak terlalu besar dan lebih penting lagi isi
buku dapat dibaca dengan jelas. Sedangkan untuk tata penulisan dalam
buku ini, menurut saya sudah baik dan jelas.

12
3. Dari aspek isi buku :
Menurut saya, isi dari buku ini sudah cukup lengkap untuk buku yang
berjudul Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan. Dari hal-hal dasar seperti
latar belakang aliran filsafat tersebut sampai dengan proses pendidikan
dalam aliran filsafat tersebut. Tidak hanya itu, di dalam buku ini juga
membahas keterkaitan filsafat pendidikan dengan kebudayaan yang
dianut masyarakat.
4. Dari aspek tata bahasa
Secara keseluruhan, tata bahasa dalam buku yang saya review sudah
cukup baik, namun ada beberapa kata ataupun kalimat, seperti :
“......, dimulai dengan prinsip “self evident”, dimana manusia
dapat menjangkau kebenaran umum.”
Kata self evident di atas, seharusnya dimiringkan karena merupakan
ungkapan dalam bahasa asing.
“filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran
(standard) penilaian tentang nilai-nilai.”
Kata standard di atas, seharusnya dimiringkan karena merupakan
ungkapan dalam bahasa asing.
Terlepas dari kesalahan pemakaian kata diatas, penggunaan bahasa di
dalam buku yang saya review cukup mudah dipahami oleh pembaca.

13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari hasil review diatas, dapat disimpulkan bahwa buku utama memiliki isi
yang cukup lengkap pembahasannya, sehingga dapat digunakan sebagai referensi
para mahasiswa dalam perkuliahan. Filsafat pendidikan adalah ilmu yang lahir dari
filsafat umum, mempelajari filsafat pendidikan sangat penting untuk tenaga pendidik
karena dari filsafat pendidikanlah para tenaga pendidik memiliki pedoman, arah, dan
tujuan untuk mengarahkan para peserta didik menjadi individu yang yang unggul
dalam kehidupan sehari-harinya dan yang pasti dapat berguna bagi agama, bangsa,
dan negara. Aliran-aliran filsafat pendidikan yang paling umum, diantaranya filsafat
pendidikan idealisme, realisme, materialisme, pragmatisme, eksistensialisme,
progresivisme, esensialisme, perenialisme, dan rekonstruksionisme.

B. Rekomendasi
Buku utama dan buku pembanding atau jurnal pembanding sebaiknya bisa
saling mengisi kekurangannya. Bisa meningkatkan semangat penulis ketika ingin
merevisi masing-masing buku tersebut. Baik dari segi fisik ataupun isi yang kurang
baik dapat diperbaiki dengan melihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
buku. Materi yang kurang jelas pemahamannya didalam buku utama mau pun buku
pembanding hendaknya bisa diperluas.

14
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Beni. 2009. Filsafat Ilmu. Bandung: Pustaka Setia
Kristiawan, Muhammad. 2016. Filsafat Pendidikan: The Choice Is Yours. Yogyakarta:
Valia Pustaka
Normina. 2017. Penddikan dalam Kebudayaan. Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI
Kalimantan, 15(28): 17-28
Purba, Edward, dan Yusnadi. 2013. Filsafat Pendidikan. Medan: Unimed Press
Ricky, Vega & Triyanto. 2017. Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Implikasinya
dalam Pendidikan Seni di Indonesia. Jurnal Imajinasi, 11(1): 29-42
Tamrin, Abu. 2019. Relasi Ilmu, Filsafat dan Agama Dalam Dimensi Filsafat Ilmu.
Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. 6(1): 71-96
Wahid, Abd. 2012. Korelasi Filsafat, Agama, dan Ilmu. Jurnal Substantia, 14(2): 224-
231.

15
LAMPIRAN

16
17
18

Anda mungkin juga menyukai