Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL REVIEW

NEGARA HUKUM

Dosen Pengampu : Dr.Mariani, M.Pd

OLEH:

KELOMPOK 8

- Atsnaini Zahro Nainggolan (4203111029)


- Gebby Gratia Infusa Limbong (4202411018)
- Mega Rizkya (4203111106)
- Nuri Indah Sulastika (4203311070)
- Syafitri Mawaddah (4202111008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan nikmat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
Critical Journal Review yang berjudul “Negara Hukum” yang disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Pendidikn Kewarganegaraan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dr.Mariani, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Atas
arahan, bimbingan dan kesempatan sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya.
Tugas Critical Journal Review ini dibuat dan disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan penulis maupun pembaca mengenai Negara Hukum Indonesia
Penulis menyadari bahwa tugas Critical Journal Review ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap
karya tulis ini . Penulis harap tugas Critical Journal Review ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 23 September 2021

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... I
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Pentingnya Rasionalisasi CJR .................................................................................. 1
1.2 Tujuan CJR .............................................................................................................. 1
1.3 Identitas Jurnal ......................................................................................................... 1
BAB II RINGKASAN ISI JURNAL ................................................................................. 3
2.1 Jurnal Utama ............................................................................................................ 3
2.2 Jurnal Pembanding ................................................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................. 8
3.1 Pembahasan Isi Jurnal .............................................................................................. 8
3.2 Kelebihan Dan Kekurangan Isi Jurnal....................................................................... 8
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ 10
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 10
4.2 Rekomendasi ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Pentingnya Rasionalisasi CJR


Mengkritik Jurnal (Critical Journal Review) merupakan kegiatan mengulas suatu
jurnal agar dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikandalam suatu jurnal. Kritik
jurnal sangat penting karena dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan
mengevaluasi pembahasan yang disajikan peneliti.Sehingga menjadi masukan berharga
bagi proses kreatif kepenulisan lainnya. Semoga usaha ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan bagi penulis khususnya.

1.2 Tujuan CJR


1. Menyelesaikan salah satu tugas KKNI, critical journal review
2. Menambah kemampuan mahasiswa dalam memahami inti dari suatu jurnal.
3. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam menganalisis jurnal.
4. Semakin kuatnya kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menganalisis
jurnal.

1.3 Identitas jurnal

JURNAL UTAMA
1. Judul Artikel : Menggagas Indonesia Sebagai Negara Hukum Yang
Membahagiakan Rakyatnya
2. Nama Journal : Jurnal Pencerahan
3. Edisi Terbit : 2014
4. Pengarang Artikel : Achmad Irwan Hamzani
5. Penerbit : Fakultas Hukum Universitas Pancasakti
6. Kota Terbit : Bekasi

1
JURNAL PEMBANDING

1. Judul Artikel : Negara Hukum Indonesia Dekolonisasi dan Rekonstruksi Tradisi


2. Nama Journal : Jurnal Hukum
3. Tahun terbit : 2012
4. Penulis artikel : Aidul Fitriciada Azhari
5. Kota terbit : Surakarta
6. VOL : NO. 4 VOL. 19

2
BAB II
ISI JURNAL
2.1 JURNAL UTAMA

A. PENDAHULUAN
Perkembangan konsep negara hukum merupakan produk dari sejarah. Rumusan pengertiannya
terus berkembang mengikuti sejarah perkembangan masyarakat dalam bernegara. Akar terjauh
awal pemikiran negara hukum dapat dirujuk pada masa yunani Kuno dan Romawi dengan konsep
kedaulatan rakyat, Mesir Kuno dengan sistem hukum kerajaan, Dataran China, juga Indo-Malaya.
Namun secara praktis pembahasan negara hukummerujuk pada konsep negara modern mainstream
sejak abad ke-19; eropa Kontinental dengan konsep rechtstaats, dan Anglo Saxon dengan konsep
the rule of law. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan hukum di dunia telah melalui
transformasi yang panjang. Tiap negara memiliki cara yang berbeda dalam mengembangkan
hukum yang sesuai pandangan hidup (way of life) dan cara hidup.
Sejarah hukum tiap negara tidak ada yang sama, masing-masing memiliki ciri tersendiri.
Sejarahyang dimiliki Inggris berbeda dengan yang dimiliki China, karena keduanya memiliki
budaya, letak geografis, dan perkembangan ilmu pengetahuan yang berbeda. Demikian juga
Indonesia, yang barang tentu memiliki sejarah sendiri. Perkembangan hukum yang paling cepat
terjadi pada abad ke-18 hingga ke-20. Dengan banyaknya kolonialisme yang dilakukan oleh
negara-negara eropa, mereka memaksakan hukumnya ke negara jajahan. Misalnya Indonesia yang
“dipaksa” untuk menjadi negara hukum instan melalui transformasi dan transplantasi. Corak
hukum di Indonesia pun melompat dari feodalisme langsung menjadi negara hukum modern.

B. DEKSRIPSI ISI
1) Pembahasan
Istilah negara hukum termasuk istilah yang masih muda, baru muncul pada abad ke- 19, jika
dibandingkan dengan istilah-istilah terkenal lainnya dalam ketatanegaraan seperti demokrasi,
konstitusi, kedaulatan dan sebagainya (Fadjar, 2003: 10). Konsep negara hukum terkait dengan
istilah nomokrasi (nomocratie) atau kedaulatan hukum yang berarti bahwa penentu dalam
penyelenggaraan kekuasaan negara adalah hukum. Konsep negara hukum yang paling dikenal di
dunia adalah konsep negara hukum Rechtsstaat produk eropa Kontinental serta konsep negara

3
hukum Rule of Law produkAnglo Saxon. Maksud dari negara hukum ialah bahwa tidak ada satu
pun yang berada di atas hukum dan hukumlah yang berkuasa. Penyeleggaraan kekuasaan
pemerintahan harus didasarkan atas hukum, bukan titah kepala negara. Negara dan lembaga-
lembaga lain dalam bertindak apapun harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggung
jawabkan secara hukum.
Negara hukum Indonesia dapat diibaratkan sebagai sebuah proyek rumah, di mana dia harus
dibangun, kemudian dirawat, lalu diwariskan pada penerusnya. Diperlukan penemuan jati diri atau
identitas dalam pembentukannya. Dilihat dari sisi sejarah Indonesia mengikuti langkah Rechtsstaat
atau civil law, karena Indonesia cukup lama dijajah oleh Belanda. Namun, jika konsep civil law
ini diterapkan secara murni, kemungkinan besar tidak mendatangkan kebahagiaan bagi bangsa
Indonesia. Hukum akan bergerak jauh lebih lambat daripada dinamika masyarakat Indonesia.
Bahkan yang lebih buruk lagi, pelaksanaan pemerintahan akan bergerak kaku dan cenderung
represif.
Demikian juga dengan penerapan konsep Rule of Law secara murni, pengendalian negara
pada masyarakat akan sangat lemah, sebab masyarakat Indonesia yang sangat plural dan tersebar.
Jika dibandingkan dengan Rule of Law yang berlaku di Inggris, masyarakat Inggris merupakan
‘satu keturunan’ sehingga tidak terlalu nampak adanya perbedaan budaya, dan juga terdapat sosok
raja sebagai simbol pemersatu bangsa. Bahkan jika diterapkan secara apa adanya
denganmengedepankan liberalisme akan membawa perpecahan di Indonesia.
2) Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep negara hukum lahir berdasarkan
sejarah dan budaya dari setiap negara sehingga tidak dapat dipaksakan dari satu negara ke negara
lainnya. Rechtsstaat, rule of law, sociality legality, nomokrasi Islam dan negara hukum Pancasila
merupakan bentuk ‘formal’ dari negara hukum, namun substansinya berasal dari nilai negara-
negara yang menggunakan bentukbentuk tersebut. Budaya dapat mempengaruhi berjalannya
sebuah negara. Indonesia memiliki ideologi Pancasila yang bersifat prismatik; dapat
menyeimbangkan antara civil law dan common law. Dengan menerapkan Pancasila secara
konsisten, Indonesia dapatmenjadi negara hukum yang membahagiakan rakyatnya.

4
2.2 JURNAL PEMBANDING

A. PENDAHULUAN
Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah menambah norma tentang
Negara Hukum pada Pasal 1 ayat (3) Perubahan Ketiga UUD 1945 yang berbunyi: “Negara
Indonesia adalah negara hukum”. Ketentuan tersebut merupakan bentuk penormaan yang berasal
dari muatan dalam Penjelasan UUD 1945 yang menyebutkan “Negara Indonesia berdasar atas
Hukum (Rechtsstaat) tidak berdasar atas kekuasaan belaka (Machtsstaat)”.1 Dengan pemuatan
dalam norma UUD 1945, maka konsep Negara Hukum dalam Penjelasan UUD 1945 memiliki
kekuatan hukum yang mengikat sebagai norma tertinggi dalam tata hukum nasional negara
Indonesia.
Secara terminologis, istilah “negara hukum” pada ketentuan Pasal 1 ayat (3) Perubahan
Ketiga UUD 1945 tidak merujuk secara khusus pada salah satu konsep utama dalam tradisi hukum
Barat, baik Rechtsstaat maupun Rule of Law. Artinya, istilah “negara hukum” dalam UUD 1945
merupakan konsep yang relatif ‘netral’ yang membuka ruang tafsir bagi pemahaman baru sesuai
dengan paradigma dan realitas negara Republik Indonesia. Namun, secara historis istilah “negara
hukum” dalam UUD 1945 tersebut bersumber dari rumusan dalam Penjelasan UUD 1945.
Sekalipun agak berbeda dengan istilah “negara berdasar atas hukum” dalam Penjelasan UUD
1945, tetapi istilah “negara hukum” dalam Penjelasan UUD 1945 jelas mengacu pada konsep
Rechtsstaat yang berkembang dalam tradisi hukum Eropa Kontinental. Oleh karena itu, secara
historis istilah “negara hukum” dalam ketentuan Pasal 1 ayat (3) Perubahan Ketiga UUD 1945
juga merujuk pada konsep Rechtsstaat, dan bukan merujuk pada konsep Rule of Law.
Rujukan pada konsep Rechtsstaat tersebut sudah tentu memiliki konsekuensi yang berbeda
dibandingkan bila merujuk pada konsep Rule of Law. Bagaimanapun kedua konsep tersebut bukan
merupakan konsep yang arbitrer, melainkan terkait dengan tradisi hukum tertentu yang memiliki
latar historis dan sosial-budaya masyarakat tertentu yang berbeda dengan Indonesia.
B. DESKRIPSI ISI
1) Rumusan Masalah
Penelitian ini hendak mengkaji tentang wacana negara hukum yang berlandaskan Pancasila
beserta relevansinya dalam kehidupan negara Indonesia pascaamandemen UUD 1945

5
1) Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wacana negara hukum yang berlandaskan Pancasila
beserta relevansinya dalam kehidupan negara Indonesia pascaamandemen UUD 1945.
2) Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif atas wacana negara hukum yang
disertai dengan analisis basis material yang melandasi wacana tersebut untuk kemudian
diproyeksikan ke dalam konsep negara hukum di Indonesia. Data diperoleh melalui studi
kepustakaan dengan menggunakan bahan-bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Metode
analisis bersifat deskriptif-analisis dengan memberikan uraian mengenai wacana negara hukum
dalam beberapa perspektif yuridis untuk kemudian menganalisis perkembangan historisnya
berdasarkan analsis basis material atau sosial-ekonomi guna menemukan kausalitas historis
didalamnya sehingga dapat diperoleh pola dan kecenderungan dari perkembangan wacana negara
hukum di Indonesia.

3) Hasil Penelitian dan Pembahasan


Dalam pengertian sempit, makna negara hukum mengacu pada pengertian ‘undang-undang’
sebagai aturan tertulis yang dibuat oleh badan legislatif. Pengertian sempit ini kemudian
melahirkan makna negara hukum sebagai negara undang-undang, Wetsstaat, Gesetsstaat, Etat de
Loi yang bertujuan semata-mata untuk memperoleh ketertiban dan kepastian hukum. Sementara
itu makna negara hukum dalam pengertian luas mengacu pada dimensi hukum yang bersifat etis,
sehingga melahirkan makna negara hukum sebagai Rechtsstaat, Etat de Droit, atau Rule of Law.
mata bertujuan untuk mencapai kepastian hukum, melainkan juga untuk memperoleh keadilan dan
kemashlahatan.
Sementara itu, dalam tradisi Timur, hukum dipahami lebih cair, sebagaimana tercermin dalam
makna literal shariah yang berarti “jalan menuju sumber air”, yang menunjukkan air sebagai
elemen penting dalam hidup. tradisi hukum di Barat lebih menekankan pada konflik (lawsuit),
individualisme, kepastian hukum, dan hukum formal, sedangkan tradisi hukum di Timur lebih
menekankan pada harmoni sosial, kolektivisme, kemashalahatan, dan hukum informalKhusus
dalam tradisi Barat dikenal ada dua macam tipe negara hukum, yakni Rechtsstaat yang
berkembang dalam tradisi hukum Eropa Kontinental dan Rule of Law yang berkembang dalam
tradisi hukum Anglo Saxon.

6
Secara umum Rechtsstaat berkembang dari konsep Liberaal Rechtsstaat (Negara Hukum
Liberal) pada abad ke- 19 yang memandang peran negara harus dikurangi untuk melindungi dan
memajukan kebebasan personal dan hak milik pribadi (grondrechten) yang secara struktural
dilakukan dengan pemisahan kekuasaan (scheiding van machten). Dalam perkembangannya,
konsep Liberaal Rechtsstaat ini bergerak ke arah Formaal Rechtsstaat (Negara Hukum Formal)
seiring dengan bangkitnya pemikiran positivisme hukum dan kodifikasi hukum yang menekankan
pada prinsip legalitas (wetmatigeheid van bestuur) serta pemisahan pengadilan administrasi
(administratieve rechtspraak) sebagai instrumen untuk melindungi setiap individu dari
penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat administrasi.

2) Simpulan
Konsep Negara Hukum yang diatur dalam ketentuan Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 pada dasarnya
merupakan adopsi atas konsep Rechtsstaat yang telah digunakan dalam Regeringsreglement 1854.
Pemerintah Hindia Belanda menerima konsep Rechtsstaat itu untuk memfasilitasi kepentingan
ekonomi liberal yang membutuhkan kepastian hukum dalam berusaha. Para pendiri negara
menerima konsep Rechtsstaat tersebut, tetapi dengan mengubah basis sosial-ekonomi kepada
sistem ekonomi terencana. Hal itu dilakukan dengan melancarkan proses dekolonisasi
sosialekonomi dan rekonstruksi tradisi, sehingga Negara Hukum Indonesia memiliki basis negara
kesejahteraan dan berakar pada tradisi hukum bangsa Indonesia. Tujuannya, bukan semata-mata
menjamin kepastian hukum bagi usaha ekonomi, tetapi juga memberikan keadilan dan
kemashlahatan bagi rakyat banyak. Sekalipun amandemen UUD 1945 secara normatif menerima
konsep Negara Hukum, tetapi amandemen UUD 1945 tidak secara tegas menolak sistem ekonomi
pasar bebas yang dibuktikan dengan penghapusan GBHN sebagai instrumen untuk melaksanakan
sistem ekonomi terencana yang diatur pada Pasal 33 UUD 1945. Konsekuensinya, sistem ekonomi
cenderung bergerak ke arah sistem pasar bebas

7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Isi Jurnal
1. Negara Hukum
Dalam jurnal utama, maksud dari negara hukum adalah bahwa tidak ada satu pun
yang berada di atas hukum dan hukumlah yang berkuasa. Penyeleggaraan kekuasaan
pemerintahan harus didasarkan atas hukum, bukan titah kepala negara. Negara dan
lembaga-lembaga lain dalam bertindak apapun harus dilandasi oleh hukum dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Sedangkan dalam jurnal pembanding, Dalam
pengertian sempit, makna negara hukum mengacu pada pengertian ‘undang-undang’
sebagai aturan tertulis yang dibuat oleh badan legislative dan dalam pengertian luas
mengacu pada dimensi hukum yang bersifat etis, sehingga melahirkan makna negara hukum
sebagai Rechtsstaat, Etat de Droit, atau Rule of Law.
2. Konsep Rechtstaats
Dalam jurnal utama dijelaskan bahwa Rechtstaats lahir di Dataran eropa yang pada
dasarnya bertumpu pada sistem hukum eropa Kontinental yang diistilahkan civil law. Ide
tentang rechtstaats mulai populer pada abad ke17 sebagai akibat dari situasi sosial politik
eropa yang didominasi oleh absolutisme raja. Sistem hukum eropa lahir dari perjuangan
kaum borjuis untuk mendapatkan tempat dalam hukum, karena saat itu,hukum hanya
dikendalikan oleh golongan raja, bangsawan dan gereja. Sedangkan dalam jurnal
pembanding, konsep Rechtsstaat merupakan kreasi kaum borjuis yang memiliki kekuatan
ekonomi, tetapi secara politis tidak berkembang. Oleh karena itu, diperlukan konsep hukum
yang memiliki karakter yang paralel dengan sistem ekonomi pasar bebas, yakni rasional-
formal, dapat diramal (predictable) serta dapat dikalkulasi (calculable).
3.2 Kelebihan Dan Kekurangan Isi Jurnal
A. Aspek Ruang Lingkup Isi jurnal

Dilihat dari aspek ruang lingkup isinya, jurnal ini termasuk jurnal yang sudah cukup
lengkap. Sebagaimana jurnal penelitian pada umumnya, jurnal ini terdiri dari bagian-bagian
sebagai berikut :

8
1. Judul
Jurnal ini memiliki judul, dan judul tersebutcukup jelas, serta tidak
menimbulkan penafsiran yang ambigu.
2. Abstrak
Jurnal ini memiliki abstrak dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Jurnal
dengan abstrak berbahasa Inggris merupakan jurnal yang cukup bagus karena
bisa dibaca orang dari negara lain.
3. Pendahuluan
Jurnal ini juga memiliki pendahuluan yang menjelaskan alasan penulis
melakukan penelitian.
4. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah deskriptif kualitatif.
Nah, hal tersebut terlihat jelas dari hasil pembahasan yang disajikan penulis
secara deskriptif
5. Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan yang disajikan oleh penulis sudah cukup jelas.
6. Kesimpulan
Kesimpulan yang disajikan dalam jurnal cukup jelas dan sudah menggambarkan
keseluruhan dari pembahasan jurnal.
7. Daftar Pustaka
Daftar pustaka yang digunakan juga cukup banyak dan relevan dengan
penelitian yang dilakukan.

B. Aspek tata bahasa,

Jika dilihat dari tata bahasanya, jurnal ini menggunakan bahasa Indonesia yang
jelas. Bahasa Indonesia yang digunakan sudah bagus dan sudah baku. Didalam jurnal
ini juga terdapat kata-kata dalam bahasa asing yang penulisannya sudah ditulis
dengan benar, yaitu ditulis dengan cetak miring.

9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan jurnal yang direview, konsep negara hukum lahir berdasarkan sejarah dan
budaya dari setiap negara sehingga tidak dapat dipaksakan dari satu negara ke negara lainnya.
Rechtsstaat, rule of law,sociality legality, nomokrasi Islam dan negara hukum
Pancasilamerupakanbentuk ‘formal’dari negara hukum, namun substansinya berasal dari
nilai negara-negara yang menggunakan bentukbentuk tersebut. Budaya dapat mempengaruhi
berjalannya sebuah negara. Indonesia memiliki ideologi Pancasila yang bersifat prismatik;
dapat menyeimbangkan antara civil law dan common law. Dengan menerapkan Pancasila
secara konsisten,Indonesiadapatmenjadinegarahukum yang membahagiakan rakyatnya
4.2 Rekomendasi
Disarankan bagi penulis untuk mengadakan penelitian selanjutnya mengenai Indonesia
sebagai negara hukum. Tidak hanya untuk penulis saja, saran ini juga diperuntukkan bagi
masyarakat ataupun ilmuan lain yang ingin melakukan penelian.

10
DAFTAR PUTAKA
Fitriciada Azhari, Aidul. 2012. Negara Hukum Indonesia Dekolonisasi dan Rekonstruksi Tradisi.
Jurnal Hukum. 4(19). Surakarta.
Irwan Hamzani, Achmad. 2014. Menggagas Indonesia Sebagai Negara Hukum Yang
Membahagiakan Rakyatnya. Jurnal Pencerahan. Bekasi.

11

Anda mungkin juga menyukai