Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

Dikerjakan untuk menyelesaikan Tugas Mata Kuliah

KEWARGANEGARAAN

Pertemuan Google Class ke – 12 (Dua Belas)

Dosen : DR. H. Endang Kusaeni ,S.H, M.Si

NAMA : RESIYANA NURMALIA P.

NPM : 400203200617

SEMESTER : 2 (GENAP)

KELAS : REGULER

SEKOLAH TINGGI HUKUM GALUNGGUNG


TASIKMALAYA
2021
NAMA : RESYANA NURMALIA PUJAWATI
NPM : 430200203585
KELAS : REGULER
SEMESTER : 2 (DUA)
MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN
SEKOLAH TINGGI HUKUM GALUNGGUNG

PERTANYAAN
1. Jelaskan pengertian HAM dan bagaimana sejarah lahirnya HAM ?
2. Mengapa kita harus menghormati hak-hak orang lain?
3. Bagaimana perkembangan Pemikiran HAM di Indonesia ?
4. Bagaimana penegakkan HAM di Indonesia, terutama hak mendapatkan pendidikan ?
5. Mengapa pelanggaran HAM di Indonesia masih sering terjadi?
6. Jelaskan pengertian rule of law dan apa saja prinsipnya ?
7. Bagaimana pelaksanaan rule of law di Indonesia ?
8. Jelaskan pengertian geopolitik dan geografi politik.
9. Bagaimana sejarah lahirnya konsep geopolitik dunia ?
10. Jelaskan pengertian wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia.
11. Apa yang menjadi landasan idiil dan konsepsional dari wawasan nusantara ?
12. Jelaskan pengertian geostrategi dan ketahanan nasional.
13. Jelaskan konsepsi ketahanan nasional Indonesia.
14. Jelaskan pengertian wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia.
15. Jelaskan masing-masing asas ketahanan nasional Indonesia.
JAWABAN

1. HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpa hak-hak tersebut
manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. HAM (Hak Asasi Manusia) adalah
hak dasar atau hak pokok manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah dari
Tuhan, bukan pemberian manusia ataupun penguasa. Hak ini sifatnya sangat
mendasar bagi hidup dan kehidupan manusia yang bersifat kodrati yakni ia tidak bisa
terlepas dari dan dalam kehidupan manusia.terdapat dalam UU tentang Hak Asasi
Manusia pasal 1, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan merupakan anugerah yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, pemerintah, hukum dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan terhadap harkat dan martabat
manusia.
Sejarah Lahirnya HAM (Hak Asasi Manusia) Berbicara mengenai sejarah HAM atau
sejarah Hak Asasi Manusia, para pakar HAM berpendapat bahwa lahirnya HAM
dimulai dengan lahirnya Magna Charta. Piagam ini menyatakan bahwa raja yang
semula memiliki kekuasaan absolut (raja yang menciptakan hukum, akan tetapi ia
sendiri tidak terikat dengan hukum), kekuasaan raja tersebut dibatasi dan mulai dapat
diminta pertanggungjawabannya di muka hukum. Dari piagam tersebut kemudian
lahir suatu doktrin bahwa raja tidak kebal hukum lagi serta bertanggungjawab kepada
hukum. Sejak lahirnya piagam ini maka dimulailah babak baru bagi pelaksanaan
HAM yaitu jika raja melanggar hukum ia harus diadili dan mempertanggungjawabkan
kebijaksanaannya kepada parlemen. Hal ini menunjukkan bahwa sejak itu sudah
mulai dinyatakan bahwa raja terikat dengan hukum dan bertanggungjawab kepada
rakyat, namun kekuasaan membuat undang-undang pada masa itu lebih banyak
berada di tangannya. Lahirnya Magna Charta ini kemudian diikuti oleh perkembangan
yang lebih konkrit dengan lahirnya Bill of Rights di Inggris tahun 1689. Bersamaan
dengan peristiwa itu timbullah adagium yang intinya bahwa manusia sama di muka
hukum. Adagium ini selanjutnya memperkuat dorongan timbulnya supremasi negara
hukum dan demokrasi. Dengan hadirnya Bill of Rights telah menghasilkan asas
persamaan yang harus diwujudkan betapapun berat resiko yang akan dihadapi, sebab
hak kebebasan baru dapat diwujudkan kalau ada hak persamaan.
Perkembangan sejarah HAM Selanjutnya ditandai dengan kemunculan The American
Declaration of Independence di Amerika Serikata yang lahit dari semangat paham
Monesquieu danRousseau. Jadi sekalipun di negara kedua tokoh HAM itu yakni
Inggris dan Perancis belum lahir rincian HAM, namun di Amerika telah muncul.
Sejak inilah mulai dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut
ibunya, sehingga sangat tidak masuk akal bila sesudah lahir ia harus dibelenggu.
Perkembangan sejarah HAM selanjutnya pada tahun 1789 lahir The French
Declaration, dimana hak asasi manusia ditetapkan lebih rinci lagi yang kemudian
menghasilkan dasar-dasar ngera hukum. Dalam dasar-dasar ini antara lain dinyatakan
bahwa tidak boleh terjadi penangkapan dan penahanan yang semena-mena, juga
termasuk ditangkap tanpa alasan yang sah atau ditahan tanpa surat perintah
penangkapan, yang dikeluarkan oleh pejabat yang sah.

2. Sejarah Perkembangan HAM (Hak Asasi Manusia) Setelah dunia mengalami dua
proses peperangan yang melibatkan hampir seluruh kawasan dunia, dimana hak hak
asasi manusia telah diinjak-injak, timbul keinginan unutk merumuskan hak hak asasi
manusia itu di dalam suatu naskah Internasional. Usaha ini baru dimulai tahun 1948
dengan diterimanya Universal Declaration of Human Rights yaitu pernyataan sedunia
tentang hak hak asasi manusia oleh negara-negara yang tergabung dalam PBB.
Lahirnya deklarasi HAM Universal merupakan reaksi atas kejahatan keji
kemanusiaan yang dilakukan oleh kaum sosialis nasional di jerman selam 1933
sampai 1945. Terwujudnya deklarasi HAM yang dideklarasikan pada tanggal 10
desember 1948 harus melewati proses yang cukup panjang dan melelahkan. Dalam
proses ini telah lahir beberapa naskah HAM yang mendasari kehidupan manusia dan
yang bersifat universal dan asasi. Hak-hak manusia yang telah dirumuskan sepanjang
abad ke-17 dan 19 ini sangat dipengaruhi oleh gagasan mengenai hukum alam,
sepertian yang dirumuskan oleh John Lock dan Jean Jaques Rousseau dan hanya
membatasi pada hak-hak yang bersifat politis saja, sepertia kesamaan hak atas
kebebasan, hak untuk memilih dan sebagainya. Dalam Sejarah HAM, pada abab ke 20
hak-hak politik ini dianggap kurang sempurna dan mulailah dicetuskan hak-hak lain
yang lebih luas cakupan pembahasannya. Satu diantara yang sangat terkenal ialah
empat hak yang dirumuskan oleh presiden Amerika F. D. Roosevelt pada awal PD II.
Sejalan dengan pemikiran ini maka PBB memprakarsai berdirinya sebuah komisi
HAM untuk pertama kali yang diberi nama Commission on Human Rights pada tahun
1949. Komisi inilah yang kemudian menetapkan secara terperinci beberapa hak-hak
ekonomi dan sosia disamping hak-hak politisi.
Manusia pada dasarnya setara. Kita memiliki hak asasi yang sama sejak dilahirkan ke
dunia. Maka dari itulah setiap orang perlu menghormati dan menghargai hak asasi
orang lain.Karena hak merupakan hal yang dimiliki oleh setiap manusia, apabila kita
tdk menghargai hak org lain, maka kita telah menlanggar aturan Hak Asasi Manusia
(HAM).

3. Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia itu sendiri ialah hak yang melekat pada
diri manusia yang bersifat kodrati yang fudamental sebagai suatu anugerah Allah
yang dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara.
Pasal 1 UU No 39 tahun ’99 : HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.

4. Penegakan HAM di lingkungan pendidikan mewujud dalam bentuk hak untuk


mengikuti pendidikan. Hak itu dimiliki oleh setiap orang sehingga pemenuhan hak
tersebut berimplikasi luas. Untuk dapat memenuhi hak tersebut diperlukan adanya
pemerataan pendidikan, dalam pengertian memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada setiap orang untuk dapat mengikuti pendidikan. Dalam hal ini, Tomaševski
(2001) melihat bahwa isu pemerataan ini berkaitan dengan kewajiban pemerintah
untuk bisa melaksanakan pendidikan yang memenuhi skema 4 A, yaitu available
(tersedia), accessible (terjangkau), acceptable (diterima), dan adaptable (bisa
beradaptasi). Ketersediaan berhubungan dengan pengadaan sekolah-sekolah yang
cukup untuk menampung seluruh anak yang akan bersekolah. Penyediaan sekolah
demikian akan terkait dengan masalah dana yang disediakan, ketersediaan tenaga
guru, dan penjagaan mutu pendidikan. Pemerintah juga perlu menyelenggarakan
pendidikan yang bisa dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkannya. Dalam hal
ini, kemiskinan tidak bisa dijadikan alasan seorang anak untuk tidak bisa bersekolah.
Karena itu, penyelenggaraan pendidikan yang gratis merupakan suatu hal yang
diperlukan untuk bisa tercapainya pemerataan ini. Hal lain yang berkaitan dengan
keterjangkauan adalah masalah tempat dan waktu penyelenggaraan pendidikan. Ini
berarti jangan sampai anak tidak bisa menjangkau sekolah karena letaknya terlalu
jauh dan jangan sampai waktu anak untuk bersekolah terhalang oleh kegiatan lain,
seperti saat ia diharuskan bekerja sambil bersekolah. Keterjangkauan juga berkaitan
dengan masalah diskriminasi. Pendidikan hendaknya tidak terhalang oleh diskriminasi
terhadap ras, suku, agama, atau golongan yang bersifat minoritas. Penerimaan
terhadap pendidikan berkaitan dengan kualitas serta media dan isi dari pengajaran.
Kualitas pengajaran dipengaruhi oleh kurikulum yang diterapkan serta kualitas guru
yang mengajar. Sementara media dan isi pengajaran berhubungan dengan bagaimana
pengajaran tersebut bisa diterima dan dipahami oleh peserta didik. Masyarakat akan
lebih mudah menerima pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan pemahaman
mereka. Namun di sisi lain pendidikan juga perlu dilindungi dari halangan akibat
perbedaan pendapat atau situasi politik. Oleh karena itu, dalam pendidikan perlu
dijamin adanya kebebasan berpendapat yang disebut kebebasan mimbar akademik.
Pendidikan juga perlu dilaksanakan dengan cara yang memungkinkannya untuk
beradaptasi dengan situasi di tempat berlangsungnya pendidikan tersebut. Adaptasi
tersebut misalnya saja berupa pengakomodasian terhadap keragaman dalam budaya
dan adat kebiasaan sehari-hari di masyarakat. Hal lain yang berhubungan dengan
adaptasi ini adalah relevansi tujuan dengan kebutuhan masyarakat. Lembaga
pendidikan perlu menghasilkan lulusan yang siap untuk berkiprah di masyarakat.

5. Alasan terjadinya pelanggaran HAM diakibatkan dari rendahnya kesadaran manusia


dan kesadaran hukum. Hingga pada akhirnya, orang-orang dengan mudah melanggar
HAM milik orang lain dan Lemahnya supremasi hukum, Lemahnya penegakan sanksi
hukum, Kurang tegasnya peraturan perundangan yang mengatur ham, Kurangnya
pengetahuan, Kurangnya kesadaran masyarakat akan HAM

6. Secara umum, supremasi hukum (rule of law) merupakan sebuah prinsip inti
demokrasi liberal yang mewujudkan ide-ide, seperti konstitusionalisme dan
pemerintah dengan kekuasaan terbatas.

1) Supremasi hukum berupaya untuk menegakkan dan memosisikan hukum pada


tingkatan tertinggi. Hal tersebut sejalan dengan arti supremasi hukum secara
etimologis, yakni supremasi (berada pada tingkatan tertinggi) dan hukum
(peraturan perundang-undangan dan norma).
2) Supremasi hukum berfungsi untuk melindungi setiap warga negara tanpa
adanya intervensi dari pihak mana pun, termasuk penyelenggara negara.

Dalam suatu negara, penegakan supremasi hukum dapat berjalan dengan dua prinsip,
yaitu prinsip negara hukum dan prinsip konstitusi.[3] Dalam prinsip negara hukum,
tidak ada penyelewengan yang dilakukan oleh penegak hukum sehingga masyarakat
memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum. Sementara itu, prinsip konstitusi
menjadikan konstitusi sebagai landasan dalam bermasyarakat sehingga hak setiap
warga negara terjamin. Prinsip supremasi hukum dibangun dan dikembangkan dari
teori liberal tentang hukum yang telah ada sebelumnya.
Meskipun demikian, supremasi hukum juga dianggap sebagai truisme. Dalam
pengertian yang sempit, hukum direduksi menjadi pernyataan bahwa siapa pun harus
tunduk patuh kepada hukum. Prinsip ini kurang memperhatikan kandungan hukum
yang ada sehingga memunculkan pernyataan bahwa supremasi hukum berlaku di
zaman Nazi Jerman dan Uni Soviet karena penindasan dan kekerasan dibalut legalitas.
7. Rul of law yang diterapkan di Indonesia merupakan suatu istilah yang menyatakan
bahwa yang memerintah dan memimpin pada suatu negara adalah hukum, bukan
orang/individu tertentu. Tetapi pada parakteknya rule of law ini kadangkadang
tampak seperti rule by law, yaitu menegaskan bahwa sisi instrumentalistis hukum
sangat terbuka bagi penyalahgunaan kekuasaan oleh individu tertentu, yang dapat
jatuh pada sebuah sistem pemerintahan yang didasarkan kepada kekuasaan
(maachtstaat). Yang perlu digarisbawahi bahwa rule of law di Indonesia sebagai suatu
sistem hukum yang didasarkan kepada konstitusi yang dibentuk bersama oleh
mayoritas warga negara. Namun demikian, penerapan rule of law ini belum sampai
kepada posisi social jastice. Karena keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
belum sepenuhnya terwujud dan merata.

8. Geografi politik terdahulu adalah ilmu politik yang berfokus pada negara (Kuus,
2009). Pemahaman geografi politik kemudian berkembang menjadi cabang
pengetahuan bagi pemerintah dan administrasi negara (Agnew, dkk., 2003 dalam
Priyono dan Yusgiantoro, 2016). Geografi politik mengusung tiga hal utama, yakni
kekuasaan, politik, dan kebijakan. Rangkaian ini merupakan hubungan antara faktor
geografis dan kelompok-kelompok manusia yang memiliki aturan tersendiri dalam
penguasaan serta pengelolaan sumberdaya.
Geopolitik adalah tentang sudut pandang manusia dalam memahami dunia. Sudut
pandang ini mencangkup metode untuk menjelaskan dan menganalisa isu-isu negara-
bangsa. Akan tetapi, pemahaman tentang geopolitik berubah-ubah seiring dengan
kondisi dunia. Ó Tuathail (1998 dalam Priyono dan Yusgiantoro, 2016) menyatakan
bahwa geopolitik makin bervariasi pasca perang dingin. Geopolitik baru telah
berkembang dalam beberapa dekade dari kajian hubungan eksternal negara hingga
geopolitik sosial. Lebih luas, geopolitik baru menjadi landasan geopolitik modern.
Geopolitik modern ini melingkupi geostrategi dan geoekonomi.
Eksistensi geografi politik dan geopolitik sejatinya berhubungan satu sama lain.
Perbedaan konteks mendasar adalah pada posisi istilah ini dapat digunakan. Geografi
politik merupakan cabang dari geografi manusia, sedangkan geopolitik adalah bagian
dari geografi politik. Geografi politik secara ringkas dipahami sebagai bidang ilmu
dimana geopolitik adalah metode analisisnya.

9. Secara historis, sebelum abad XIX, pandangan geopolitik terhadap dunia hanya
berkisar pada lingkungan negara dan negara tetangga di sekitarnya. Para ahli belum
memahami geografi bumi secara menyeluruh. Hal ini terjadi karena pengetahuan
manusia tentang bumi belum lengkap, alat transportasi dan komunikasi yang sangat
minim terutama kemampuan jelajahnya.
Pemahaman tentang geopolitik secara eksplisit sebagai ilmu dalam bentuk teori-teori
ilmiah mulai timbul sejak abad XIX seiring dengan kemajuan- kemajuan dan
perubahan besar di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai dengan
revolusi industri. Revolusi industri menjadikan pentingnya daerah-daerah baru
sebagai sumber bahan baku dan sekaligus tempat pemasaran hasil industri.
Istilah Geopolitik untuk pertama sekali diperkenalkan oleh ilmuawan politik Swedia
Rudolf Kjellen pada masa hampir bersamaan dengan pada saat Ratzel, sarjana
Geografi Jerman mendefinisikan Geografi Politik. Pengertian Geopolitik menurut
Kjellen adalah suatu ilmu pengetahuan yang memandang negara sebagai organisme
geografis atau sebagai suatu fenomena dalam ruang. Sudut pandang ini mempelajari
pengaruh faktor-faktor geografis terhadap negara dan kekuatannya dan berdasar
analisis tersebut diajukan tentang kebijakan yang paling efektif untuk menjamin
kemana arah perkembangan negara. Analisis ini mengajukan kesimpulan organisme
negara harus terlibat dalam suatu pergulatan terus-menerus dalam memperebutkan
kehidupan dan ruang. Hanya yang paling kuat dan paling mampu menyesuaikan diri
yang bisa berhasil untuk melanjutkan kehidupan dan mengembangkan diri. Wilayah
geografis dianggap sebagai salah satu faktor yang paling fundamental dalam
menentukan kekuatan Negara (Mas‟oed, 2007).
Pemikiran Kjellen banyak dipengaruhi oleh Ratzel sebagai perintis geografi
politik modern, Ratzel memandang negara sebagai organisme yang harus bersaing
dengan organisme lain, dan agar bisa berkembang “organisme” itu memerlukan
Lebensraum (ruang untuk hidup). Dengan kata lain, Ratzel dengan model biologis itu
ingin menunjukkan bahwa setiap negara bersifat unik dalam arti punya kebutuhan
yang berbeda-beda tergantung pada kondisi fisik eksistensinya masing-masing, tetapi
semua negara itu memerlukan satu syarat fundamental, yaitu ruang hidup bagi
penduduknya. Lebensraum, dan sumber daya fisik dan manusiawi yang muncul akibat
dari pemilikan ruang-hidup itu, dalam pandangan Ratzel merupakan faktor penentu
bagi keberhasilan negara-negara dinamik yang berpotensi menjadi negara adidaya.
Untuk memperoleh ruang hidup itu perlu dilakukan perluasan wilayah, walaupun itu
bisa menimbulkan perang. Berdasar pada landasan berpikir seperti itulah Ratzel
mengembangkan bidang studi geografi politik yang meliputi studi tentang
hubungan antarnegara dan implikasi dari hubungan ini bagi arena internasional
secara keseluruhan (Mas‟oed, 2007).
Kemudian Sir Halford Mackinder (1861-1947), Guru Besar Geografi di Universitas
London, memberikan pandangan dalam teori geopolitiknya yaitu bahwa benteng yang
paling kuat di dunia terletak di wilayah Asia. Perkembangan sejarah dunia pada
dasarnya diwarnai oleh konflik antara kekuatan darat dan kekuatan lautan. Pusat
kekuatan darat paling penting di dunia, benteng paling kuat di dunia terletak di
wilayah jantung Asia. Inti pokok teori Mackinder ini terkenal dengan sebutan “Barang
siapa yang mampu menguasai Eropa Timur akan dapat menguasai wilayah jantung,
barang siapa menguasai wilayah jantung akan dapat menguasai pulau dunia dan
barang siapa yang dapat menguasai pulau dunia selanjutnya akan dapat menguasai
dunia seluruhnya (Mas‟oed, 2007). Berdasarkan teori Mackinder ini, maka harus
dihindarkan penyatuan Jerman dengan Rusia sebagai sekutu sebab kedua negara
secara bersama akan dapat menjadi kekuatan yang sangat besar yang dapat
membahayakan dunia. Menurut Mackinder, sejarah dunia selalu ditentukan oleh
bangsa-bangsa yang mendiami wilayah jantung ini. Bangsa-bangsa ini selalu
bergolak, bergerak dan menyerbu daerah-daerah pantai baik di Eropa maupun di Asia
(abad IV, bangsa Hummer menyerbu Eropa, abad VIII bangsa Turki/Ottoman dan
Arab menyerbu Eropa, abad XI II bangsa Tartar/Gengis Khan menyerbu Eropa
Timur.
Teori Mackinder tidak diterima oleh oleh Nicholas J. Spykrnan (1893- 1943), seorang
sarjana geopolitik yang terkemuka di Amerika Serikat. Ia menyatakan bahwa dalam
waktu dekat, tidak mungkin daerah jantung itu menjadi pusat kekuasaan dunia
disebabkan faktor-faktor iklim, pertanian, distribusi, sumber-sumber batu bara, besi
minyak dan tenaga air serta perintang-perintang geografis lainnya di utara, timur,
selatan dan barat daya. Posisi dan arti daerah- daerah Uni Sovyet di Asia Tengah akan
berkurang apabila Cina dan India menjadi negara industri. Rimland dari Eurasia
adalah lebih tinggi nilainya daripada heartland. Rimland ini meliputi Eropa (kecuali
Rusia), Asia Kecil, Arabia, Irak, Iran, Afganistan, India, Asia Tenggara, Cina, Korea
dan Siberia Timur. Wilayah ini merupakan buffer zone antara kekuatan darat dan laut.
Lebih jauh Spyikman menjelaskan geopolitikmemberikan suatu gambaran yang
berhubungan dengan suatu kerangka petunjuk tertentu dalam suatu masa tertentu.
Suatu wilayah dipandang dari sudut geopolitik ditentukan olah faktor-faktor
geografinya dan oleh perubahan-perubahan dinamis dari pusat-pusat kekuasaan dunia.
Jadi analisa- analisa geopolitiksifatnya dinamis dan tidak statis.
Karl Haushofer (1869-1946), seorang sarjana Geografi dan pernah menjadi
direktur Institut Geopolitikdi Munich pada pokoknya mengikuti dan mengembangkan
pendapat dari Ratzel seniornya. Salah satu Pandangan Haushofer dan teorinya adalah
Teori Lebensraum. Teori ini didasarkan atas anggapan bahwa banga-bangsa yang
telah berkembang dengan cepat memiliki sifat-sifat yang lebih sempurna, oleh karena
itu bangsa-bangsa tersebut harus diberi kesempatan berkembang dalam arti
memperluas daerahnya. (Disebutkan bangsa Aria/Jerman sebagai bangsa yang
sempurna berhak untuk menguasai lebensraum di Eropa dan Afrika dan bangsa
Jepang sebagai bangsa sempurna berhak menguasai lebensraum-nya di Asia)
(Ermaya Suradinata, 2001).
Berbagai teori Geopolitik lainnya seperti Sir Walter Raleigh (1553-1613), mantan
Perdana Menteri Inggris, mengemukakan supremasi di lautan sebagai dasar dari
kekuasaan. Inti konsepnya adalah penguasaan lautan, yaitu dengan membangun
angkatan laut yang kuat dan modern untuk dapat menjelajahi dan menguasai seluruh
laut yang pada akhirnya dapat menguasai dunia. Selanjutnya, Alfred Thayer Mahan
(1860-1914), Laksamana Laut dan guru besar dalam sejarah maritim dan strategi pada
Naval War College di Amerika Serikat, dalam teorinya menjelaskan bagi bangsa yang
memiliki pantai, maka laut merupakan perbatasan dan kekuasaan nasionalnya yang
ditentukan oleh kemampuannya untuk memperluas perbatasan tersebut. Bahwa
penduduk suatu negara yang suka berdagang/berniaga akan mudah berkembang dan
memerlukan daerah-daerah jajahan sebagai tempat mengambil bahan-bahan baku,
daerah pasaran tempat menjual hasil produksinya dan daerah tempat
mengembangkan perkapalan nasional (Ermaya Suradinata, 2001).

10. Wawasan Nusantara merupakan sebuah cara pandang Bangsa Indonesia rakyat,
bangsa dan juga wilayah NKRI, yang meliputi darat, laut dan udara di atasnya sebagai
satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan juga Pertahanan Keamanan.
Hingga akhirnya wawasan nasional tersebut menjadi pandangan atau bisa dibilang
visi suatu bangsa dalam menuju tuannya. Meski di pandang sebagai visi, namun tidak
semua bangsa memiliki wawasan nasional. Negara yang memiliki wawasan nasional
salah satunya adalah Inggris. Wawasan nasionalnya berbunyi “Britain rules the
waves”. Wawasan nasional Inggris itu bisa diartikan sebagai “tanah Inggris tak hanya
sebatas pulaunya saja, tapi juga sudah termasuk dengan lautnya”. Nah untuk bangsa
Indonesia sendiri memiliki wawasan nasional yaitu wawasan nusantara.
Apa yang disebut dengan wawasan nusantara? Jika dilihat secara konseptual,
wawasan nusantara adalah wawasan nasional bagi bangsa Indonesia. Nah wawasan
nasional ini berarti keseluruhan wilayan Indonesia ini tak hanya terdiri dari daratan
dan laut saja, namun juga udara di atasnya. Semua itu dipandang sebagai ruang hidup
yang utuh atau satu. Wawasan nusantara ini dibangun atas pandangan geopolitik
bangsa. Konsepsi wawasan nusantara dihasilkan dari pandangan masyarakat
Indonesia pada konstelasi lingkungan di tempat tinggalnya. Bisa disimpulkan,
wawasan nusantara adalah penerapan dari teori geopolik bangsa ini.
Dilihat dari istilah, Wawasan Nusantara berasal dari dua kata, yaitu Wawasan dan
Nusantara. Wawasan sendiri berasal dari Bahasa jawa yaitu wawas yang artinya
pandangan, penglihatan indrawi atau tinjauan, dan dipadukan dengan mawas yang
artinya meninjau, melihat dan memandang. Untuk itu bisa diartikan, jika wawasan ini
artinya pandangan, penglihatan, tujuan, tanggap indrawi. Wawasan ini merupakan
cara pandang atau cara melihat.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, jika wawasan nusantara merupakan visi
bangsa. Visi sendiri bisa diaritkan sebagai keadaan atau rumusan umum terkait
dengan keadaan yang diinginkan. Wawasan nasional ini adalah visi bangsa Indonesia
yang ada sangkutpautnya dengan masa depan. Visi ini sesuai dengan konsep wawasan
nusantara, yaitu menjadi bangsa yang satu dengan wilayah satu dan utuh pula.

11. Landasan idiil wawasan nusantara adalah Pancasila. Pancasila telah diakui sebagai
ideologi dan dasar negara yang terumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Pada
hakikatnya, Pancasila mencerminkan nilai keseimbangan, keserasian, keselarasan,
persatuan dan kesatuan, kekeluargaan, kebersamaan dan kearifan dalam membina
kehidupan nasional. Perpaduan nilai-nilai tersebut mampu mewadahi kebinekaan
seluruh aspirasi bangsa Indonesia. Pancasila merupakan sumber motivasi bagi
perjuangan seluruh bangsa Indonesia dalam tekadnya untuk menata kehidupan di
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia secara berdaulat dan mandiri. Pancasila
sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara mernpunyai kekuatan hukum yang
mengikat para penyelenggara negara, para pimpinan pemerintahan, dan seluruh rakyat
Indonesia.
Pengejawantahan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara diaktualisasikan dengan mensyukuri segala anugerah Sang Pencipta baik
dalam wujud konstelasi dan posisi geografi maupun segala isi dan potensi yang
dimiliki oleh wilayah nusantara untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
peningkatan harkat, martabat bangsa dan negara Indonesia dalam pergaulan antar
bangsa. Hal-hal tersebut menimbulkan rangsangan dan dorongan kepada bangsa
Indonesia untuk membina dan mengembangkan segala aspek dan dimensi kehidupan
nasionalnya secara dinamis, utuh dan menyeluruh agar ia mampu mempertahankan
identitas, integritas, dan kelangsungan hidup serta pertumbuhannya dalam perjuangan
mewujudkan cita-cita nasional. Setelah menegara dalam menyelenggarakan
kehidupan nasionalnya, bangsa Indonesia menghadapi lingkungan yang terus berubah
dan merasa perlu memiliki cara pandang atau wawasan Nusantara yang akan
menghindarkannya dari bahaya penyesatan dan penyimpangan. ‘Wawasan Nusantara
pada hakikatnya merupakan pancaran dari falsafah Pancasila yang diterapkan dalam
kondisi nyata Indonesia.
Dengan demikian, Pancasila sebagai Falsafah bangsa Indonesia telah dijadikan
landasan idiil dan dasar negara sesuai dengan yang tercantum pada Pembukaan UUD
1945. Karena itu, Pancasila sudah seharusnya serta sewajarnya menjadi landasan idiil
Wawasan Nusantara.
12. Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografis Negara
dalam menentukan kebijakan, tujuan dan sarana untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi memberi arahan tentang bagaimana
merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik,
aman, dan sejahtera.
Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar, yang langsung maupun tidak
langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara
serta perjuangan mengejar tujuan perjuangan nasionalnya.

13. Konsepsi Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah konsepsi pengembangan


kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara
utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD NRI 1945 dan
Wawasan

14. Wawasan nusantara adalah sudut pandang geopolitik Indonesia secara mendasar.
Secara harfiah, wawasan nusantara berarti konsep kepulauan; secara kontekstual
istilah ini lebih tepat diterjemahkan sebagai "visi kepulauan Indonesia". Wawasan
nusantara adalah cara bagi Indonesia untuk memandang dirinya sendiri (secara
geografis) sebagai satu kesatuan antara ideologi, politik, ekonomi, sosiokultural, serta
masalah keamanan dan pertahanan. Konsep ini berupaya untuk menjawab tantangan
geografis yang melekat pada diri Indonesia sebagai negara yang terdiri dari ribuan
pulau serta ribuan latar belakang sosial budaya penduduknya. Hal ini terkait dengan
sikap negara yang mengutamakan pada persatuan dan kesatuan, maka perairan yang
terdapat di antara pulau-pulau itu harus dianggap sebagai elemen penghubung dan
bukanlah sebagai faktor pemisah.
Lebih lanjut, wawasan nusantara dikaitkan dengan dasar ideologi dan konstitusional,
yakni sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Dalam pelaksanaanya, wawasan
nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk
mencapai tujuan nasional.
15. Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang
tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri
dari :
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan
merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial, baik sebagai
perorangan maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dengan demikian kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam
sistem kehidupan nasional dan merupakan nilai intrinsik yang ada padanya.
Dalam realisasinya kondisi kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai dengan
menitikberatkan pada kesejahteraan tetapi tidak mengabaikan keamanan.
Sebaliknya memberikan prioritas pada keamanan tidak boleh mengabaikan
kesejahteraan. Oleh karena itu, keduanya harus selalu ada, berdampingan pada
kondisi apapun sebab keduanya merupakan salah satu parameter tingkat
ketahanan nasional sebuah bangsa dan negara.
2. Asas komprehensif intergral atau menyeluruh terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara
utuh menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan
yang seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, ketahanan nasional mencakup
ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu
(komprehensif integral)
3. Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan
bangsa yang saling berinteraksi. Disamping itu, sistem kehidupan nasional juga
berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam prosesnya dapat timbul
berbagai dampak baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan
sikap mawas ke dalam dan ke luar.
 Mawas ke dalam
Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi
kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang
proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang
ulet dan tangguh. Hal itu tidak berarti bahwa ketahanan nasional mengandung
sikap isolasi dan atau nasionalisme sempit (chauvinisme).

 Mawas ke luar
Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta
menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri, serta
menerima kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan dengan dunia
internasional. Untuk menjamin kepentingan nasional, kehidupan nasional
harus mampu mengembangkan kekuatan nasional, agar memberikan dampak
keluar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Namun demikian, interaksi
dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling
menguntungkan.
4. Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan,
gotong-royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan
yang harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan serta dijaga
agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat antagonistik yang saling
menghancurkan.

Anda mungkin juga menyukai