Anda di halaman 1dari 33

UNSUR-UNSUR TRANSPORTASI

Disusun oleh:
Cindi Widia (2201020003)
Elma Siti Fauziah (2201020005)
Nadiatul Amalia (2201020014)
Hillman Gustiana Nugraha (2201020008)

Dosen pengampu :Asep Munawar, M.Pd


Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


JURUSAN ILMU EKONOMI
STIE WIBAWA KARTA RAHARJA PURWAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat


Allah SWT. Yang telah memberikan karunia kesehatan, dan keberkahan dalam
mengerjakan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian
Indonesia dengan judul “Unsur-unsur Transportasi”.

Sholawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada yang mendapat


julukan Rahmatan Lil Alamin yakni Nabi Muhammad SAW. Kepada
keluarganya, sahabatnya, juga kepada kita selaku umat yang mengharapkan
syafaatnya.

Kami meminta maaf apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam tulisan dan tata bahasanya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Khususnya, bagi kami yang mengerjakan umumnya bagi kita semua.

Selasa, 23 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia pada dasarnya membuthkan barang dan/atau jasa untuk
memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia sangat beraneka ragam dan
dapat dibedakan atas berbagai macam kebutuhan. Jika dilihat dari
tingkatannya, maka kebutuhan konsumen dapat terbagi menjadi tiga yaitu
kebutuhan primier, skunder dan tersier. Dengan adanya bermacam-macam
dan berbagai kebutuhan tersebut maka setiap manusia akan berusahan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dengan
transportasi. Semua kebutuhan dan kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan
sehari-hari sangat erat kaitannya dengan transportasi. Karena untuk dapat
melakukan perkerjaannya yang selalu berpindah-pindah dari satu titik ke titik
yang lainya. Transportasi dapat dibagi kedalam tiga bagian yaitu transportasi;
darat, laut, dan udara. Ketiga bagian transportasi ini adalah bagian
transportasi yang digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-
hari.
Transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat.
Transportasi merupakan salah satu sarana untuk memperlancar roda
perekenomian. Pentingnya transportasi tersebut tercermin pada
penyelenggaraannya yang mempengaruhi semua aspek kehidupan bangsa dan
negara serta meningkatnya kebutuhan jasa transportasi bagi mobilitas orang
dan barang dalam negeri serta ke luar negeri. Dari aspek ekonomi,
transportasi memberi kemudahan bagi perpindahan orang dan barang dari
suatu tempat ke tempat tujuan lain. Sedangkan aspek hukumnya, pengangkut
harus bertanggung jawab dan memberi keselamatan bagi pengguna jasa ini.
Pengguna jasa angkutan dapat memilih angkutan yang tepat, baik, dan yang
sesuai dengan kebutuhannya.
Keberadaan kegiatan pengangkutan tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan atau aktivitas kehidupan sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan
manusia yang paling sederhana (tradisional) sampai kepada taraf kehidupan
manusia yang modern senantiasa didukung oleh kegiatan pengangkutan.
Bahkan salah satu barometer penentu kemajuan kehidupan dan peradaban
suatu masyarakat adalah kemajuan dan perkembangan kegiatan maupun
teknologi yang dipergunakan masyarakat dalam kegiatan pengangkutan.
Pengangkutan merupakan rangkaian kegiatan pemindahan penumpang
atau barang dari suatu tempat pemuatan (embarkasi) ke tempat tujuan
(debarkasi) sebagai tempat penurunan penumpang atau pembongkaran barang
muatan. Rangkaian peristiwa pemindahan ini meliputi kegiatan:
1. Memuat penumpang atau barang ke dalam alat angkut;
2. Membawa penumpang atau barang ke tempat tujuan; dan
3. Menurunkan penumpang atau membongkar barang ditempat tujuan.
Tiga kegiatan ini merupakan satu kesatuan proses yang disebut
pengangkutan dalam arti luas. Pengangkutan juga dapat dirumuskan dalam
arti sempit. Dikatakan dalam arti sempit karena hanya meliputi kegiatan
membawa penumpang atau barang dari stasiun, terminal, pelabuhan, dan
bandara tempat pemberangkatan ke stasiun, terminal, pelabuhan, dan bandara
tujuan. Untuk menentukan pengangkutan itu dalam arti luas dan sempit
bergantung pada perjanjian pengangkutan yang dibuat pihak-pihak, bahkan
kebiasaan masyarakat.
Berdasarkan definisi dan fungsi dari transportasi atau angkutan umum
dapat dikatakan bahwa, angkutan umum lambat laun telah menjadi sebuah
kebutuhan primer bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari. Karena,
transportasi sangat sangat dibutuhkan masyarakat dalam beraktifitas, sepeti
untuk bekerja, sekolah, dan berbelanja untuk memenuhi kebutuhannya
masing-masing.
Kegiatan angkutan umum seahari-hari memiliki suatu hubungan hukum
dengan masyarakat selaku pengguna jasa pengangkutan, dari hubungan
hukum yang terjadi diantara pihak pengusaha angkutan umu dan masyarakat
sehingga tumbul hak dan kewajiban bagi para pihak. Adanya hak dan
kewajiban dari kedua belah pihak yang menyebabkan adanya akibat hukum.
Akibat hukum adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh adanya suatu
hubungan hukum. Suatu hubungan hukum memberikan hak dan kewajiban
yang telah ditentukan oleh Undang-Undang, sehingga kalau dilanggar akan
berakibat, bahwa orang yang melanggar itu dapat dituntut dimuka pengadilan.
Hak adalah kewenangan yang diberikan hukum objektif kepada subjek
hukum, dan kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada
kepada orang ataupun badan hukum. Yang dalam hal ini dapat dikatakan
bahwa masyarakat merupakan konsumen yang hak-hak harus dilindungi.
Masyarakat selaku konsumen pengguna jasa angkutan umum dalam
menggunakan jasa angkutan umum memiliki kewajiban yaitu membayar tarif
yang telah ditetapkan oleh pihak pengusaha jasa angkutan umum bersarkan
peraturan yang telah ditetapkan. Dalam menentukaan tarif angkutan umum,
terdapat 3 persepktif untuk menentukan besaran suatu tarif yaitu, perspektif
pihak pengusaha angkutan umum (operator), pengguna jasa angkutan umum
(user), dan pemerintah (regulator). Selain itu penentuan tarif harus
menghasilkan keuntungan bagi pihak pengusaha angkutan umum dan tidak
memberatkan dan merugikan pihak pengguna.
Kenyataannya, tarif yang harus dibayarkan masyarakat dalam
menggunakan jasa angkutan umum sering kali tidak sesuai denga pelayanan
jasa angkutan umum yang diterima. Sehingga masayarakat selaku konsumen
sering kali merasa dirugikan dalam menggunaka jasa angkutan umum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prasarana Transportasi
1. Pengertian sarana transportasi
Pengertian sarana transportasi adalah alat transportasi yang
digunakan baik di darat, air ataupun udara. contoh sarana transportasi
adalah motor, mobil, kereta api, perahu, pesawat dan helikopter.
sedangkan prasarana transportasi adalah segala sesuatu yang digunakan
untuk menunjang sarana transportasi.Contoh prasarana transportasi
adalah Jalan Raya, Terminal, jalan tol, Stasiun, pelabuhan, bandara dan
rambu lalu lintas. (Rohmawati dkk: 2007)
Transportasi adalah alat yang digunakan untuk memindahkan
manusia atau berbagai jenis barang dari satu tempat ke tempat yang lain
dengan bantuan mesin yang digerakkan oleh manusia atau mesin itu
sendiri lalu apa pengertian serta contoh sarana dan prasarana
transportasi di Indonesia? dalam transportasi yang dimaksud dengan
sarana adalah segala sesuatu yang digunakan Agar dapat mencapai
tujuan atau lokasi yang diinginkan titik contohnya adalah bus kereta,
mobil, sepeda motor, sepeda, pesawat, becak, dan jenis kendaraan
lainnya. penggunaan sarana kendaraan akan memudahkan manusia
untuk melakukan aktivitasnya ketimbang harus berjalan kaki,
Sedangkan prasarana adalah fasilitas penunjang agar sarana yang
digunakan dapat memiliki fungsi masing-masing. jika prasarana tidak
tersedia maka keberadaan sarana akan sia-sia contohnya adalah rambu
lalu lintas jalan raya, trotoar, dan lain sebagainya.
Perbedaan antara sarana dan prasarana tidaklah terlalu signifikan
karena hanya terletak pada manfaat penggunaannya. sarana dan prasarana
unsurnya tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya
karena memiliki keterkaitan yang sangat penting untuk mencapai suatu
keberhasilan yang akan diinginkan,dapat dikatakan suatu proses yang telah
direncanakan tidak akan dapat berhasil seperti yang diharapkan apabila
fasilitas penunjang yang digunakan tidak memadai atau tidak tersedia.
Dari contoh sarana dan prasarana di atas bayangkan saja jika
saran atau prasarana tidak tersedia maka semuanya akan kacau.
contohnya Indonesia memiliki pelabuhan, namun tidak memiliki kapal
laut. maka akan sia-sia karena pembangunan pelabuhan tidak akan
bermanfaat dan mendatangkan keuntungan toh kapal laut yang
notabene sebagai sarana nya tidak tersedia.
manfaat yang yang bisa didapatkan dari penggunaan sarana dan
prasarana antara lain:
a. menciptakan kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari
b. memberikan kemudahan akses dalam bekerja untuk mencapai apa
yang diinginkan
c. menciptakan kepuasan, mempercepat proses  cepat proses kerja
yang akan dilakukan
d. meningkatkan produktivitas jika sarana dan prasarana yang
diperlukan memadai atau tersedia
e. hasil yang akan dicapai akan lebih baik dan kualitasnya juga bagus

2. Pengertian transportasi darat

  Menurut Utomo transportasi adalah pemindahan barang dan


manusia dari tempat asal ke tempat tujuan titik sedangkan menurut
sukarto transportasi adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan
oleh tenaga manusia, hewan (kuda sapi kerbau), atau mesin. Jadi
dapat disimpulkan bahwa transportasi darat adalah pemindahan
barang ataupun manusia ke tempat tujuan dengan melalui jalur darat.

a. Jenis-jenis transportasi darat


1) Transportasi pribadi
Transportasi pribadi adalah  roda transportasi yang
dikhususkan untuk pribadi seseorang dan seseorang itu bebas
menggunakannya ke mana saja. Kapan saja,   dan di mana
saja yang diinginkan kan atau tidak menggunakannya sama
sekali titik contoh transportasi yaitu itu sepeda motor dan
mobil
2) Ttransportasi umum
Transportasi umum adalah moda transportasi yang
diperuntukkan  untuk bersama (orang banyak), kepentingan
bersama, menerima pelayanan bersama mempunyai arah dan
titik tujuan yang sama serta terikat dengan peraturan trayek
yang sudah ditentukan dan jadwal yang sudah ditetapkan dan
pelaku perjalanan harus wajib menyesuaikan diri dengan
ketentuan-ketentuan tersebut apabila angkutan umum ini
sudah mereka pilih, seperti angkutan kota becak bus dan
kereta api.

b. Hierarki transportasi darat


1) Angkutan  antar provinsi adalah angkutan dari satu kota ke
kota lain  yang melalui antar daerah kabupaten/kota yang
melalui lebih dari satu daerah provinsi dengan menggunakan
mobil bus umum yang terikat dalam trayek angkutan antar
kota dalam provinsi adalah angkutan dari 1 kota ke kota lain
yang melalui antardaerah kabupaten/kota dalam Satu daerah
provinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat
dalam trayek .
2) Angkutan kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain
dalam satu daerah kota atau wilayah ibukota kabupaten atau
dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan menggunakan
mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat
dalam trayek.
3) Angkutan pedesaan adalah angkutan dari satu tempat ke
tempat lain dalam satu daerah kabupaten yang tidak termasuk
dalam trayek kota yang berada pada wilayah ibukota
kabupaten dengan mempergunakan mobil bus umum atau
mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek.
4)  Angkutan perbatasan adalah angkutan kota atau angkutan
pedesaan yang memasuki wilayah kecamatan yang berbatasan
langsung pada kabupaten atau kota lain baik yang melalui satu
provinsi maupun lebih dari 1 provinsi
5)  Angkutan khusus adalah angkutan yang mempunyai asal dan
garis miring atau tujuan tetap, yang melayani antar jemput
penumpang umum, antar jemput karyawan, permukiman, dan
simpul yang berbeda
6) Angkutan taksi adalah angkutan dengan menggunakan mobil
penumpang umum yang diberi tanda khusus dan dilengkapi
dengan argometer yang melayani angkutan dari pintu ke pintu
dalam wilayah operasi terbatas
7)  angkutan Sewa adalah angkutan dengan menggunakan mobil
penumpang umum yang melayani angkutan dari pintu ke pintu
dengan atau tanpa mengemudi dalam wilayah operasi yang
tidak terbatas
8)  Angkutan pariwisata adalah angkutan dengan menggunakan
mobil bus umum yang dilengkapi dengan tanda-tanda khusus
untuk keperluan pariwisata atau keperluan lain di luar
pelayanan angkutan dalam trayek seperti untuk keperluan
keluarga dan sosial lainnya.
9)  Angkutan lingkungan adalah angkutan dengan menggunakan
mobil penumpang umum yang dioperasikan dalam wilayah
operasi terbatas pada kawasan tertentu

c. Fasilitas transportasi darat


1) Fasilitas parkir
Parkir adalah keadaan tidak bergerak Suatu kendaraan yang
yang bersifat tidak sementara.   fasilitas parkir adalah lokasi
yang ditentukan sebagai lokasi pemberhentian kendaraan yang
tidak bersifat sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu
kurun waktu. (kepuasan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
nomor.  ar200 72/HK. 105/DRJD/96).
a) Fasilitas parkir bertujuan untuk:
(1) Memberikan tempat istirahat kendaraan
(2) Menunjang kelancaran arus lalu lintas

b) Jenis-jenis fasilitas parkir


(1) parkir di badan jalan (on Street parkir) yaitu fasilitas
parkir yang menggunakan tepi jalan titik parkir pada tepi
jalan tanpa pengendalian parkir sedangkan parkir di
kawasan parkir dengan pengendalian parkir.
(2) parkir di luar badan jalan (off Street parkir) yaitu
fasilitas parkir kendaraan di luar tepi jalan umum yang
dibuat khusus atau penunjang kegiatan yang dapat
berupa tempat parkir dan atau gedung parkir, parkir
diluar badan jalan dapat dilakukan di kawasan parkir
umum dan kawasan parkir penunjang suatu gedung.
2) Fasilitas stasiun
Stasiun Kereta Api merupakan prasarana kereta api sebagai
tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api.
 Stasiun kereta api menurut jenisnya terdiri atas:
a)  Stasiun penumpang merupakan stasiun kereta api untuk keperluan
naik turun penumpang
b)  Stasiun barang merupakan stasiun kereta api untuk keperluan
bongkar muat barang
c)  Stasiun operasi merupakan stasiun kereta api pengoperasian untuk
menunjang kereta api
 Standar pelayanan stasiun
a) lokasi sesuai dengan pola operasi perjalanan kereta api
b) penunjang operasional sistem  Perkeretaapian
c) tata letak ruang sesuai dengan alur proses kedatangan dan
keberangkatan penumpang kereta api serta tidak mengganggu
pengaturan perjalanan kereta api 
d) tidak mengganggu lingkungan
e) Terjamin keselamatan dan keamanan operasi kereta api

3) Fasilitas tempat pemberhentian kendaraan penumpang umum


Tempat  kendaraan penumpang umum (TPKPU ) terdiri dari halte
dan tempat perhentian bus. Tujuan perekayasaan tempat perhentian
kendaraan penumpang umum (TKPU) adalah:
a) Menjamin kelancaran dan ketertiban arus lalu lintas
b)  menjamin keselamatan bagi pengguna angkutan penumpang umum
c)  menjamin kepastian keselamatan untuk menaikkan atau
menurunkan penumpang
d) memudahkan penumpang dalam melakukan perpindahan moda
angkutan umum atau  bus
B. Tarif Angkutan Umum
2.8.1 Pengertian Tarif

Tarif adalah besarnya biaya yang dikenakan kepada setiap penumpang


kendaraan angkutan penumpang umum yang dinyatakan dalam rupiah. Penetapan
tarif dimasukkan untuk mendorong terciptanya penggunaan prasarana dan sarana
pengangkutan secara optimum dengan mempertimbangkan lintasan yang
bersangkutan (Departemen Perhubungan, 2002).
Tarif berlaku adalah besaran tarif jarak pada setiap trayek yang ditetapkan
oleh masing-masing perusahaan angkutan penumpang umum, yang nilai
nominalnya diantara atau sama dengan tarif batas atas dan tarif batas bawah
(KepMen.89 th 2002). Harga jasa angkutan ditentukan oleh sistem penarifan
melalui sewa. Dengan sistem tarif, maka harga berlaku umum dan tidak ada
ketentuan lain yang mengikat kecuali sudah diatur dalam buku tarif. Harga jasa
angkutan yang ditetapkan melalui sewa hanya berlaku bagi pihak yang terikat
perjanjian. Perjanjian sewa dapat mengikuti:
a. Waktu pemakaian alat angkutan (time charter)
b. Perjalanan yang dilakukan (voyage charter)
Tarif yang berlaku di Indonesia berlaku beberapa jenis tarif angkutan
berbeda untuk tiap alat angkutan. Tarif angkutan itu diatur dan ditetapkan oleh
pemerintah. Ketentun dan pedoman tarif yng berlaku terdiri dari tarif angkutan
barang dan tarif angkutan penumpang. Bagi angkutan penumpang berlaku tarif
tetap (fixed rate) dengan jalur trayek yang dilayani oleh bis, angkutan kota.
Menurut Miro (2012), secara sederhana tarif (harga) jasa sistem tranportasi
merupakan nilai (harga) pelayanan pindah dari tempat asal ke tempat tujuan
tertentu yang diberikan oleh pihak penyedia jasa angkutan. Sebagai contoh salah
19 satu moda transportasi yaitu angkutan kota yang menggunakan kendaraan sewa
yang melayani seorang penumpang untuk melakukan perjalanan dari tempat A ke
tempat B yang berjarak sekitar 20 km. Pihak penyedia pelayanan menjual jasanya
kepada penumpang yang ingin berpergian tersebut dengan harga Rp.50.000 dan
penumpan tersebut bersedia membeli pelayanan tersebut. Uang sebanyak
Rp.50.000 untuk berpindah dari tempat A ke tempat B ini adalah harga tarif jasa
transportasi yang dijual oleh penyedia layanan. Nilai jasa ini biasanya dihitung
sesuai dengan jarak kilometer. Dengan kata lain harga jasa transportasi
menggunakan angkutan sewa dari tempat A ke tempat B untuk sekali perjalanan
satu trip adalah Rp.50.000 : 20 km = 2500 per km per penumpang atau per tempat
duduk.
Dasar-dasar penetapan tarif jasa transportasi ditetpakan oleh beberapa
faktor yaitu :
1. Total biaya untuk menyediakan jasa sistem transportasi ditambah dengan laba
maksimum.
2. Perilaku pasar dalam menjual jasa sistem transportasi (misalnya pasar
persaingan penuh, monopoli, dan lain-lain).
3. Kebijakan tarif atau campur tangan pemerintah.
4. Tujuan manajemen perusahaan penyedia jasa sistem transportasi
(memaksimumkan keuntungan atau memaksimumkan jumlah pembeli.
5. Pertimbangan tujuan-tujuan sosial kemasyarakatan.

2.8.2 Kebijakan Tarif


Kebijakan tarif dapat dipandang sebagai kebijakan multisisi. Disatu sisi
dapat dipandang sebagai alat pengendali lalu lintas, di sisi yang lain dapat berarti
alat untuk mendorong masyarakat menggunakan kendaraan umum dan
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan sisi yang lainnya lagi dapat
digunakan untuk mengarahkan perkembangan wilayah dan kota. Pusat kegiatan
masyarakat adalah kawasan yang memerlukan persinggungan atau pelayanan
angkutan umum-misalnya Daerah tujuan wisata serta masih banyak lagi sisi-sisi
kepentingan angkutan umum lainnya. Kebijakan tarif tidak dapat hanya 20
didasarkan pada perhitungan biaya semata-mata, karena didalamnya terkandung
misi pelayanan kepada masyarakat.
Menurut Warpani (2002), kebijaksanaan penentuan tarif angkutan
didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :
a. Penetepan Tarif Berdasarkan Biaya Operasional (Cost of Service Princing)
Penetapan tarif berdasarkan biaya operasional (Cost of Service
Princing)adalah dengan menghitung biaya operasional satuan yang
dinyatakan per ton kilometer untuk angkutan penumpang. Untuk
memudahkan perhitungan biaya operasi satuan ini, dibuat pengelompokan
biaya yang sesuai dengan sifatnya, yaitu biaya tetap (fixed cost), biaya
variabel (variable cost), biaya umum (common cost), dan biaya khusus
(special cost). Termasuk dalam kelompok biaya tetap, antara lain adalah
biaya penyusutan kendaraan, bangunan terminal dan modal tetap lainnya.
Biaya ini tidak dipengaruhi oleh perubahan jumlah jasa angkutan yang
dihasilkan hanya berubah dalam jangka panjang jika terjadi peubahan
kapasitas angkutan. Biaya variabel terdiri dari biaya bahan bakar, tenaga
kerja, asuransi, peralatan dan biaya lain-lain yang erat hubungannya dengn
kegiatan operasi. Biaya ini berubah mengikuti perubahan jumlah jasa
angkutan yang beroperasi. Prinsip penentuan tarif dapat dihitung dengan
pendekatan berdasarkan biaya operasional sebagai berikut:
1. Prinsip biaya marginal (Marginal Cost Principle) Tarif akan
memberikan keuntungan maksimum kepada perusahaan apabila
biaya marginal (marginal cost) sama dengan penerimaan marginal
(marginal revenue). Biaya marginal dan penerimaan marginal
adalah biaya dan penerimaan dari atau jasa tambahan yang
dihasilkan (marginal output). Ada tiga kemungkinan yang bisa
terjadi dalam kapasitas perusahaan belum terpakai penuh average
cost lebih besar dari marginal cost yang berarti belum semua biaya
tetap dibebankan pada jasa angkutan yang dihasilakn. Sebaliknya
21 jika perusahaan beroperasi melebihi kapasitas marginal cost
lebih besar dari average cost menunjukan terjadi inefisiensi dalam
penggunaan kapasitas yang ada sebaiknya yang ingin dicapai
adlaah dimana kapasitas terpakai penuh.
2. Prinsip biaya rata-rata (Average Cost Principle) Biaya rata-rata
dihitung dengan membagi hasil biaya operasional dengan seluruh
jasa angkutan yang dihasilkan. Biaya rata-rata ini biasa juga
disebut tarif minimum, sedangkan tarif yang diberlakukan adalah
tarf minimum tersebut ditambah dengan bagian keuntungan
perusahaan. Bagian keuntung perusahaan ditentukan sesuai
dengan kebijaksanan manajer dan disepakati oleh asosiasi dan
pemerintah.
3. Prinsip biaya yang dikeluarkan (Out of Pocket Cost) Dasar
penentuan tarif adalah besarnya biaya yang dikeluarkan (out of
pocket cost) artinya tarif tak dapat ditentukan di bawah batas mana
tarif tidak dapat ditetapkan lebih rendah lagi. Biaya ini adalah
sama dengan biaya variabel ratarata.

B. Aspek Hukum Dalam Menentukan Tarif Angkutan Umum


Besaran tarif angkutan umum memang merupakan komponen yang paling
penting dan rawan dalam pengelolaan angkutan umum. Karena antara konsumen
dan pemilik usaha jasa angkutan umum biasanya memiliki keinginan sendiri-
sendiri. Konsumen menginginkan tarif sesuai dengan tingkat pelayanannya,
sedangkan pihak pemilik usaha jasa angkutan umum menghendaki tarif yang
mampu menutupi biaya operasional dan tentunya keuntungan. Sehingga perlunya
suatu dasar yang menjadi aspek dalam menentukan tarif yang akan dibebankan
kepada konsumen disesuaikan dengan kondisi perekonomian dan daya beli
masyarakat pada umunya.
Dalam sistem pengelolaan angkutan umum, penentuan sistem dan besaran
tarif merupakan salah satu aspek dalam perencanaan operasional angkutan umum.
Perencanaan operasional mensyarakatkan skala rute angkutan yang lebih detail
untuk memenuhi aspek teknis operasional.
Undang-Undang No. 22 Tahun melihat bahwa lalu lintas dan angkutan
jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi
nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum. Selanjutnya
di dalam batang tubuh di jelaskan bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh
Undang-Undang ini adalah :
1. terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.
2. terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan
3. terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat,
tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong
perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat
bangsa;
Undang-Undang ini berlaku untuk membina dan menyelenggarakan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, dan lancar melalui:
1. kegiatan gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang di Jalan;
2. kegiatan yang menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan
3. kegiatan yang berkaitan dengan registrasi dan identifikasi Kendaraan
Bermotor dan Pengemudi, pendidikan berlalu lintas, Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas, serta penegakan hukum Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
Penentuan tarif angkutan umum tidak selalu dilihat dari aspek hukumnya,
banyak hal yang mendasari besaran suatu tarif angkutan umum. Prinsip dasar
yang umum digunakan dalam penentuan tarif dapat dirumuskan dalam 3 sasaran
yaitu :
a. Setiap tarif harus dapat digunakan untuk menutup biaya penciptaan jasa
pelayanan
b. Setiap tarif harus mampu menggerakkan sejumlah roda dan arus lalulintas
c. Setiap tarif harus mempu menanggung beban yang adil dari keseluruhan
biaya di perusahaan itu dibandingkan dengan tarif perusahaan
sejenis/lainnya.
Dalam penetapan tarif, pemerintah melakukan intervensi agar tujuan
penyelenggaraan jasa angkutan dapat dicapai sedang di sisi lain pemerintah
berkepentingan menjaga kelangsungan bidang lain yang tidak berkait dengan
bidang transportasi, seperti sektor pertanian, pengurangan kepadatan lalulintas di
kota, kegiatan perdagangan luar negeri, pengendalian komoditi tertentu (narkoba)
dan penyehatan persaingan.
Perusahaan jasa angkutan baik yang dimiliki oleh negara (Perum DAMRI
dan PPD), swasta maupun koperasi, dalam menetapkan tarif pada umumnya
berorientasi pada perlindungan pemakai jasa angkutan, yaitu :
a. Penetapan tarif mengikuti sistem tarif yang berlaku
b. Penetapan tarif diatur melalui perjanjian/kontrak atau tawar menawar
Penetapan tarif menurut sistem tarif yang berlaku umum, misalnya tarif bis
kota, tarif angkutan antar kota dan sebagainya sangat membatu masyarakat dalam
mencapai tujuan masing-masing. Sedang penetapan tarif melalui perjanjian sangat
beragam dan bersifat individual, dalam arti sangat tergantung pada jumlah
muatan, ukuran, jarak tempuh, lama perjalanan serta sifat muatan tersebut.
Dengan demikian, tarif jasa angkutan yang ditetapkan melalui perjanjian bersifat
mengikat antara kedua belah pihak.
Kebijakan penetapan tarif didasarkan pada 3 alasan yaitu :

a. Penetapan tarif berdasar biaya operasi jasa angkutan

b. Penetatapan tarif berdasar nilai jasa angkutan bagi pemakai

c. Penetapan tarif antara batas maksimum dengan batas terendah dari jasa
angkutan

1. Penetapan tarif berdasar biaya operasi perusahaan


Penetapan tarif ini didasarkan pada kalkulasi biaya operasi untuk muatan
barang dengan acuan biaya satuan ton/kilometer sedang untuk muatan penumpang
dengan acuan per penumpang/kilometer. Hasil kalkulasi muatan per kilometer
tersebut digunakan sebagai standar biaya normal untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam mengoperasikan armadanya. Jika hasil kalkulasi biaya
menunjukkan bobot yang paling kecil maka pengoperasian armada akan
memberikan peluang pendapatan yang besar atau menguntungkan, namun jika
merugikan maka perusahaan harus mengambil kebijakan baru.
Penggunaan standar biaya normal ini pada dasarnya hanya berfungsi
sebagai pedoman atau ancer-ancer saja sebab kondisi di lapangan akan berubah
terus, penuh dengan ketidak pastian dan resiko. Pada beberapa hal, kondisi di
lapangan dapat diperhitungkan secara rasional seperti melalui budget, namun
dalam banyak hal harus disertai dengan fleksibilitas yang tinggi sehingga kejadian
yang tidak dapat diduga sebelumnya, misalnya bencana alam, mesin rusak,
pemogokan dan sebagainya dapat diantisipasi secara cepat.
Langkah awal yang diperlukan untuk menetapkan tarif muatan/kilometer
adalah dengan mengelompokkan unsur-unsur biaya operasi ke dalam satuan-
satuan biaya yang sesuai dengan jenis muatan yang diangkut. Kelompok biaya
tersebut pada dasarnya dapat dipilah menjadi 4 unsur biaya yaitu :

a. Kelompok biaya tetap, seperti biaya penyusutan kendaraan, biaya


pembangunan terminal dan tempat parkir, modal tetap dan sebagainya.
Kelompok biaya ini pada dasarnya tidak terpengaruh oleh perubahan
besarnya jasa angkutan namun dalam jangka panjang perlu biaya besar untuk
mengganti, merenovasi dan sebagainya.
b. Kelompok biaya variabel, terdiri atas biaya bahan bakar, tenaga kerja,
asuransi, peralatan dan biaya lain yang berubah mengikuti volume kegiatan
operasi armada angkutan. Biaya variabel akan selalu berubah sejalan dengan
frekuensi pengguna-an kendaraan dan fasilitas lain yang berkaitan dengan
pengoperasian kendaraan.
c. Kelompok biaya umum, yaitu biaya yang tidak dapat dialokasikan ke operasi
jasa angkutan seperti surat menyurat, penerangan, telepon dan sebagainya
d. Kelompok biaya khusus, yaitu biaya yang timbul sebagai akibat pelayanan
khusus atas muatan yang diangkut, seperti pemasangan AC, ruang pendingin,
pengemasan ekstra dan pengamanan khusus.
Jumlah keseluruhan biaya di atas menggambarkan total biaya yang
dikalkula-si perusahaan dalam mengoperasikan sistem jasa angkutan. Kalkulasi
biaya tersebut pada dasarnya merupakan pengeluaran total atas investasi dalam
barang modal, tenaga kerja, managemen dan faktor produksi lainnya. Bagi
pengusaha yang penting adalah memilah-milah kelompok biaya yang termasuk
biaya variabel dan biaya tetap. Hal ini dipoerlukan untuk mengetahui biaya
marginal yaitu pertambahan biaya total ketika dihasilkan unit yang terakhir.
Dalam pengoperasian perusahaan jasa angkutan, biaya marginal memiliki
hubungan dengan penetapan tarif sebagai berikut :
a. Menurut prinsip biaya marginal, tarif akan memberikan keuntungan
maksimum pada perusahaan jika biaya marginal/MC sama dengan
penerimaan marginal/MR. Penerimaan marginal adalah penerimaan dari
jasa tambahan yang dihasilkan oleh output marginal. Biaya marginal, baik
jangka panjang atau jangka pendek, akan menentukan tingkat penggunaan
kapasitas perusahaan jasa angkutan.
b. Prinsip biaya rata-rata yaitu kalkulasi tarif yang dihitung dari jumlah biaya
operasi rata-rata ditambah bagian keuntungan perusahaan. Biaya rata-rata
dapat dihitung berdasar pengalaman mengoperasikan kendaraan baik yang
berkaitan dengan kondisi kendaran, jarak tempuh, jumlah muatan,
berbagai pungutan di jalan, harga bahan bakar dan sebagainya.
c. Prinsip penetapan tarif dengan menentukan jumlah biaya variabel sampai
pada titik tertentu yang tidak dapat diturunkan lagi. Biaya variabel dalam
pengoperasian kendaraan merupakan rata-rata penggunaan bahan bakar,
oli, tenaga kerja dan biaya habis pakai lainnya yang diperlukan dalam
operasi jasa angkutan.

2. Penentuan tarif berdasar nilai jasa angkutan


Penetapan tarif ini didasarkan pada tinggi-rendahnya nilai jasa angkutan
yang dibebankan para pemakai jasa. Jika manfaat jasa angkutan bernilai tinggi
bagi pemakai jasa maka tarif jasa angkutan akan tinggi, sebaliknya jika pemakai
jasa memberikan nilai rendah maka tarif jasa angkutan akan rendah pula. Contoh :
Pembebanan biaya angkutan sepatu ditetapkan sebesar Rp. 5.000.000,00 untuk
satu truk yang memuat 3 ton sepatu atau setara 2.000 pasang sepatu. Pembebanan
biaya angkutan ini tidak menjadikan masalah bagi pemakai jasa atau pemilik jasa
angkutan karena setiap penambahan biaya pada dasarnya digabungkan dengan
harga perolehan barang yang bersangkutan.

3 . Penetapan tarif antara batas maksimum dengan batas terendah dari jasa
angkutan.

Pembebanan biaya dalam penetapan tarif ini memungkinkan pemgusaha


jasa angkutan dapat memperoleh pendapatan yang terbesar yaitu ketika terjadi
monopoli dan tidak ada perusahaan jasa pesaing lainnya. Dalam kesempatan
tertentu seperti musim lebaran dan musim wisata memungkinkan penerapan tariff
maksimal dengan kapasitas penumpang yang melebihi tempat duduk. Namun,
dalam kasus tertentu seperti pemogokan dan bencana alam memungkinkan
perusahaan menerapkan kebijakan khusus yang berupa tarif terendah.. Perusahaan
jasa angkutan yang menggu-nakan penetapan tarif ini sekurang-kurangnya akan
memperoleh keuntungan normal sesuai dengan batas standar biaya terendah yang
dicapai perusahaan.
Kalkulasi dalam penetapan tarif selanjutnya akan menghasilkan standar
biaya yang mencerminkan pendapatan bagi pengusaha dan beban bagi pengguna
jasa angkutan. Kalkulasi tarif pada perusahaan yang telah lama beroperasi dapat
dilakukan dengan cepat dan mudah yaitu dengan menggunakan pengalaman
mengangkut muatan sebelumnya. Akan tetapi penetapan tarif berdasar
pengalaman tidak dapat menjamin akurasi tarif sesuai dengan ketetapan
pemerintah atau tarif yang berlaku umum. Oleh karena itu diperlukan rincian
biaya operasi, yaitu biaya tetap, biaya variable, biaya umum dan biaya khusus.
Penghitungan komponen biaya operasional tersebut harus didahulukan sehingga
standar biaya yang ditetapkan dapat digunakan secara rasional dalam penetapan

tarif.
C. ADMINISTRASI TRANSPORTASI
Administrasi trnsportasi adalah proses perencanaan sistem transportasi
ke arah peningkatan akses dan mobilitas arus kendaraan, barang, dan orang
yang maksimal dengan menghemat sumber keuangan dan energi sehingga
menjaga mutu lingkungan dan kehidupan.
1. Administrasi lalu lintas (perjalanan)
Cara untuk mempengaruhi perilaku para pelaku perjalanan dengan tujuan
untuk mengurangi besarnya kebutuhan akan perjalanan dan menyebarkan
jumlah arus perjalanan dalam ruang dan waktu. Administrasi lalu lintas
terdiri dari :
a. Klasifikasi biaya pengangkutan
Semua produk yang diangkut harus diklasifikasikan ke dalam
kelompok yang sama. Dalam klasifikasi ini juga memperhitungkan
ciri-ciri produk yang bisa mempengaruhi biaya transport nya.
b. Tarif biaya pengangkutan
Departemen lalu lintas memiliki tanggung jawab untuk memperoleh
tarif yang serendah mungkin untuk pengiriman suatu barang.
c. Penjadwalan
Penjadwalan sangat penting baik untuk transportasi umum maupun
trasnportasi swasta, karena masing-masing perusahaan mempunyai
biaya khusus untuk keterlambatan peralatan di luar waktu yang normal
yang diizinkan dalam tarif.
d. Dokumentasi
Dokumen yang terlibat dalam manajemen transportasi :
1) Bill of Lading (Konosemen)
Pengertian konosemen sendiri telah diatur dalam pasal 506 KUH,
yaitu surat yang bertanggal, di mana si pengangkut menerangkan
bahwa ia telah menerima barang-barang tersebut untuk diangkut ke
suatu tempat tujuan tertentu. Atau surat tanda terima barang yang
telah muat dalam kapal, dan juga menjadi bukti kepemilikan
barang dan sebagai bukti adanya kontrak atau perjanjian
pengangkutan barang melalui laut. Yang membuat dan
mengesahkan dokumen ini adalah pihak pelayaran.()
Bill of lading adalah dokumen pengangkutan barang yang berisikan
informasi lengkap melalui :
a) Nama pengirim
b) Nama kapal
c) Data muatan
d) Pelabuhan muat
e) Pelabuhan bongkar
f) Rincian freight
g) Cara pembayarannya
h) Nama consignee (penerima barang)
Fungsi Bill of Lading :
a) Tanda diterima barang atau muatan yang menyatakan bahwa
barang telah muat ke atas kapal
b) Dokumen kepemilikan yang berguna untuk pengambilan
barang pada pelabuhan pembongkaran
c) Kontrak pengangkutan bahwa barang atu muatan akan muat ke
atas kapal hingga tempat tujuan
Jenis Bill of Lading :
a) House Bill of Lading adalah dokumen yang dibuat oleh
pengirim barang perantara transportasi Laut atau perusahaan
yang tidak mengoperasikan kapal
b) Clean Bill of Lading diterbitkan oleh perusahaan pelayaran
atau agennya tanpa pernyataan apa pun tentang cacat konstitusi
barang atau muatan yang diambil di atas Kapal.
c) Received for Shipment Bill of Lading adalah dokumen yang
dikeluarkan oleh pengangkut sebagai bukti penerimaan barang
d) Through Bill of Lading adalah dokumen yang mengizinkan
pengangkut pengiriman melalui beberapa moda transportasi
atau melalui beberapa pusat distribusi.
e) Master Bill of Lading adalah dokumen yang dibuat untuk
perusahaan pelayaran oleh operator mereka sebagai tanda
terima transfer. Dokumen ini menetapkan persyaratan yang
diperlukan untuk mengangkut barang, rincian pengirim atau
pengirim, penerima barang dan orang yang memiliki barang.
f) Charter Party Bill of Lading adalah perjanjian antara penyewa
dengan pemilik kapal. Dokumen ini berfungsi untuk kamu
yang menggunakan sistem angkut borongan dengan menyewa
sebagian atau seluruh kapal. 
g) Combined Transport Bill of Lading adalah B/L yang
melibatkan lebih dari satu jenis alat transportasi yang berbeda,
baik itu di darat atau laut. Moda transportasinya ini bisa apa
saja mulai dari kapal barang hingga udara.
h) Bill of Lading Short-term atau Blank Back diterbitkan ketika
syarat dan ketentuan rinci dari kontrak pengangkutan tidak
diberikan di badan B/L atau di belakangnya.
i) Straight Bill of Lading itu dokumen untuk menunjukkan bahwa
barang tersebut diserahkan kepada orang tertentu dan tidak
dapat ditawar bebas dari ekuitas yang ada. Artinya, endosemen
tidak memperoleh hak yang lebih baik selain hak yang dimiliki
oleh endorser. Bill of lading ini disebut juga sebagai non-
negotiable bill of lading.

j) Order Bill of Lading adalah dokumen yang menunjukkan kata-


kata yang membuat bill bisa dinegosiasikan. 
k) Container Bill of Lading adalah dokumen yang memberikan
informasi tentang barang-barang yang dikirim dalam kontainer
atau peti kemas dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya.
l) Bill of Lading Liner berisi soal informasi penggunaan kapal
yang sudah memiliki jadwal pengiriman dan jalur.
2) Freight Bill (rekening biaya pengangkutan)
Pengertian freight bill adalah metode pembebanan dari suatu
perusahaan pengangkutan untuk jasa-jasa transportasi yang telah
dilaksanakannya. Rekening ini diperoleh dari informasi Yang
terdapat dalam konosemen. Rekening itu mungkin di bayar dimuka
atau dibelakang. Suatu rekening yang dibayar dimuka (prepaid)
berarti bahwa biaya transport itu harus dibayar sebelum
pelaksanaan transportasinya. Sedangkan rekening yang dibayar
dibelakang (collect shipment) memindahkan tanggungjawab
pembayaran rekening itu kepada si pembeli.

e. Penelusuran dan pencepatan (tracing and expediting)


Penelusuran dan pelancaran pengiriman barang dalam jaringan
transportasi sangat penting, bisa saja sewaktu-waktu barang tersebut
kesasar atau terlambat dalam perjalanan pengirimannya. Perusahaan
pengangkut yang besar telah banyak mengadakan departemen
penelusuran dan memberikan pelayanan komputer untuk membantu
para pengirim barang agar bisa mengetahui lokasi suatu barang yang
dikirim.
f. Auditing (pemeriksaan)
Auditing terhadap freight bill ini adalah sebuah fungsi penting
karena rumitnya mendapatkan tarif yang tepat, karena dalam salah
penentuan tarif ini adalah pembelian jasa-jasa transportasi yang lebih
besar daripada pembelian produk lainnya. Pemeriksaan terhadap
pengangkutan biaya ini ada 2 macam :
1) Preaudit adalah penentuan tarif dan biaya yang tepat sebelum
pembayaran suatu rekening pengangkutan
2) Postaudit adalah pelaksanaan penentuan tersebut sesudah
pembyara
Pemeriksaan sendiri terbagi menjadi 2, yaitu:
1) Pemeriksaan eksternal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh
perusahaan auditing khusus yang pegawainya ditugaskan untuk
kelompok produk-produk khusus.
2)
g. Administrasi Claim
Administrasi claim berfungsi apabila service transportasi tidak memenuhi
standard yang telah ditetapkan sebelumnya, maka para pengirim
(shippers) dapat mengajukan claim untuk ganti rugi (restoration). Jelas
saja, para pengangkut dan juga pengirim ingin mencegah claim agar tidak
terjadi.
Secara umum, claim terbagi menjadi 2 kategori, yaitu:
1) Claim kehilangan dan kerusakan adalah tuntutan pengirim terhadap
pengangkut karena kahilangan atau kerugian keuangan yang disebabkan
oleh kesalahan pelaksanaan persetujuan transport.
2) Claim biaya adalah disebabkan oleh perbedaan biaya yang dibebankan
dengan biaya yang dinyatakan dalam tarif.

Anda mungkin juga menyukai