Anda di halaman 1dari 46

TUGAS LAPORAN PENGKAJIAN GERONTIK PADA NY M.

M DENGAN HIPERTENSI DI KAMPUNG HOLTEKAMP


DISTRIK MUARA TAMI KABUPATEN JAYAPURA 2021

Di Susun Oleh
Martina Ugipa
2020086026023

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAASIH
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang


Hipertensi dapat didefiniskan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Hipertensi
diakatakan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95-104 mmHg, hipertensi
sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg dan hipertensi beraat bila
tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan
tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Padila, 2013)

Hipertensi banyak terjadi pada umur 35-44 tahun (6,3%), umur 45-54 tahun
(11,9%), dan umur 55-64 tahun (17,2%). (Kemenkes, 2017) Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), lansia (lanjut usia) adalah usia yang meliputi usia
pertengahan (45-59 tahun), usia lanjut (60-74 tahun), usia lanjut tua (75-90 tahun) dan
usia sangat tua (diatas 90 tahun). Lansia beresiko tinggi terhadap penyakit
degeneratif, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes melitus, gout
(reumatik), dan kanker. Salah satu penyakit yang banyak di derita oleh lansia yaitu
hipertensi. (Deri Putra, 2015)

Kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta
jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi Lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun
ini. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total polulasi,
sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia 24,000,000 (9,77%) dari total populasi,
dan tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total
populasi. Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia
sekitar 80.000.000. Pada abad ke-21 tantangan khusus bidang kesehatan dari terus
meningkatnya jumlah Lansia yaitu timbulnya masalah degeneratif dan Penyakit Tidak
Menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan-gangguan kesehatan jiwa
yaitu depresi, demensia, gangguan cemas, sulit tidur. Penyakit-penyakit tersebut, akan
menimbulkan permasalahan jika tidak diatasi atau tidak dilakukan pencegahan, karena
ini akan menjadi penyakit yang bersifat kronis dan multi patologis. (Kemenkes RI,
2013)
Bertambahnya umur pada lansia, fungsi fisiologis mengalami penurunan
akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut
usia. Selain itu masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan
terkena infeksi penyakit menular. Hasil Riskesdas 2013, penyakit terbanyak pada
lanjut usia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain hipertensi, artritis,
stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Diabetes Mellitus (DM). Angka
prevalensi hipertensi pada lansia pada usia 55-64 tahun sebesar 45,9%, usia 65-74
tahun sebesar 57,6% dan usia >75 tahun sebesar 63,8%. (Riskesdas 2013, Kementrian
Kesehatan)
Puskesmas Banjarejo memiliki 4 kelurahan yaitu Kelurahan Banjarejo,
Kelurahan Kejuron, Kelurahan Mojorejo dan Kelurahan Mansirejo. Berdasarkan data
dari kegiatan posyandu lansia, lansia di Kelurahan Banjarejo yang menderita
hipertensi sebanyak 41 jiwa (30,11%), Kelurahan Manisrejo sebanyak 119 jiwa
(45,59%), Kelurahan Mojorejo sebanyak 94 jiwa (31,43%) dan Kelurahan Kejuron
sebanyak 76 jiwa (42,22%). Hipertensi yang paling banyak terdapat di Kelurahan
Manisrejo. (Data Posyandu Lansia 2017).

Meningkatnya prevalensi hipertensi pada umumnya disebabkan karena adanya


perubahan gaya hidup, sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran pola penyakit
dari penyakit-penyakit infeksi bergeser ke penyakit-penyakit chronic degeneratif.
Salah satu penyakit chronic degeneratif diantaranya adalah penyakit tekanan darah
tinggi (Darmojo, 1994). Yayasan Jantung Indonesia (2005) menyatakan bahwa akibat
yang terjadi jika hipertensi tidak segera ditangani adalah otak (menyebabkan stroke),
mata (menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan), jantung
(menyebabkan penyakit jantung koroner termasuk infark jantung dan gagal jantung),
ginjal (menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal). (Wahyuningsih,
dkk, 2013).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibagi dalam dua
kelompok besar yaitu faktor tang tidak dapat dimodifikasi/tidak dapat diubah seperti
jenis kelamin, usia, genetik dan faktor yang dapat dimodifikasi/faktor yang dapat
diubah seperti pola makan (junk food, asupan natrium, asupan lemak), kebiasaan olah
raga dan lain-lain. Untuk terjadinya hipertensi perlu peran faktor risiko tersebut secara
bersama - sama (common underlying risk factor), dengan kata lain satu faktor risiko
saja belum cukup menyebabkan timbulnya hipertensi (Depkes RI, 2003). Menurut
Yundini (2006) saat ini terdapat kecenderungan pada masyarakat perkotaan lebih
banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain
dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan
risiko hipertensi seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya aktivitas fisik,
merokok, alkohol, konsumsi kopi dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya.
Perubahan gaya hidup seperti perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap
yang mengandung banyak lemak, protein, dan tinggi garam tetapi rendah serat
pangan, membawa konsekuensi sebagai salah satu faktor berkembangnya penyakit
degeneratif seperti hipertensi. (Djauhar Arif, dkk, 2013)
Pola makan yang salah merupakan salah satu faktor resiko yang meningkatkan
penyakit hipertensi. Junk food sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi.
Kelebihan asupan lemak mengakibatkan kadar lemak dalam tubuh meningkat,
terutama kolesterol yang menyebabkan kenaikan berat badan sehingga volume darah
mengalami peningkatan tekanan yang lebih besar. Kelebihan asupan natrium akan
meningkatkan ekstraseluler menyebabkan volume darah yang berdampak pada
timbulnya hipertensi. Kurangnya mengkonsumsi sumber makanan yang mengandung
kalium mengakibatkan jumlah natrium menumpuk dan akan meningkatkan resiko
hipertensi (Junaedi, dkk. 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rantiningsih Sumarni, dkk (2015)


di Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta menunjukkan bahwa faktor risiko
terjadinya hipertensi pada lansia yang sering mengkonsumsi junk food sebesar 4,083
lebih besar dibandingkan lansia yang jarang mengkonsumsi junk food dan terdapat
hubungan antara konsumsi junk food dengan kejadian hipertensi. Konsumsi junk food
yang saat ini menjadi sangat popular di lingkungan anak sampai orang dewasa. Saat
ini terjadi perubahan pola konsumsi makanan pada lansia dengan kecenderungan
untuk memilih makanan yang mempunyai komposisi tinggi kalori, tinggi lemak,
rendah serat dan sebagainya. Jenis makanan junk food banyak digemari oleh para
lansia karena junk food dianggap lebih praktis, enak dan tidak menghabiskan waktu
lama sehingga dapat disajikan kapan dan dimana saja, tak heran jika hipertensi
memiliki peluang berjangkit pada semua orang. Junk food dikenal sebagai makanan
yang tidak sehat. Junk food mengandung sejumlah besar natrium yang dapat
meningkatkan volume darah di dalam tubuh sehingga jantung harus memompa darah
lebih kuat yang menyebabkan tekanan darah lebih tinggi (hipertensi). Makanan yang
kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang secara alami memang sudah
menurun dibandingkan usia dewasa. (Rumantiningsih Sumarni, 2015).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 . Konsep Proses Menua dan Lansia


2.1.1 Teori Proses Menua

Ada beberapa teori tentang penuaan, sebagaimana dikemukakan oleh


(Maryam, 2008), yaitu teori biologi, teori psikologi, teori kultural, teori sosial, teori
genitika, teori rusaknya sistem imun tubuh, teori menua akibat metabolisme dan teori
kejiwaan sosial. Berdasarkan pengetahuan yang berkembang dalam pembahasan
tentang teori proses menjadi tua (menua) yang hingga saat ini di anut oleh
gerontologis, maka dalam tingkatan kompetensinya, perawat perlu mengembangkan
konsep dan teori keperawatan sekaligus praktik keperawatan yang didasarkan atas
teori proses menjadi tua (menua) tersebut. Postulat yang selama ini di yakini oleh para
ilmuan perlu implikasikan dalam tataran nyata praktik keperawatan, sehingga praktik
keperawatan benar-benar mampu memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat.
Perkembangan ilmu keperawatan perlu diikutip dengan pengembangan praktik
keperawatan, yang pada akhirnya mampu memberikan kontribusi terhadap masalah
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat. Secara umum, implikasi/ praktik
keperawatan yang dapat dikembangkan dengan proses menua dapat didasarkan dapat
teori menua/secara biologis, psikologis, dan sosial. Berkut adalah uraian bentuk-
bentuk aplikasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada individu yang negalami
proses penuaan, dengan di dasarkan pada teori yang mendasari prose menua itu
sendiri. Iplikasi keperawatan yang diberikan di dasarkan atau asumsi bahwa tindkan
keperawatan yang diberikan lebih di tekankan pada upaya untuk memodifikasi fakotr-
faktor secara teoritis di anggap dapat mempercepat prose penuaan. Istilah lain yang
digunakan untuk menunjukkan teori menua adalah senescence. Menurut Sunaryo
(2016), senescence diartikan sebagai perubahan perilaku sesuai usia akibat penurunan
kekuatan dan kemampuan adaptasi.

2.1.2 Pengertian Lansia


Lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardwiyanto & Setiabudhi, 2005). Pada lanjut usia alan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat berhan
terhadap infeksi dan meperbarbaakan kerusakan yang terjadi (Aster, 2009). Oleh
karetan itu dalam tubuh akan menumpuk makin banayk distorsi metabolik dan
struktural yang disebut penyakit dengeneratif yang menyebabkan lansia akan
mengakhiri hidup dengan episode terminal (Sunaryo, 2016).
Lansia merupakan periode penutup dalam rentang kehidupan seseorang, yaitu
suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu (Peldian
Olds, 2007). Proses menua (aging) adalah suatu proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologi maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama
lain (Sudaryanto, 2008). Lansia akan mengalami perubahan yang terkait dengan
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang kecepatan perubahan tersebut berbeda
untuk setiap individu. Jenis kelamin, rasa, kelas sosial, dan keimanan menciptakan
interaksi yang komplek yang berkontribusi dalam proses penuaan setiap individu.

2.1.3 Batasan Batasan Lansia


Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut usia
meliputi :
1) Usia pertengahan (middle age), kelompok usia 45-59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly), kelompok 60-74 tahun.
3) Lanjut usia (old), kelompok usia 74-90 tahun
4) Lansia sangat tua (very old), kelompok usia >90 tahun

2.1.5 Tugas Perkembangan pada lanjut usia

1. Penyesuaian diri kepada penurunan kesehatan dan kekuatan fisik.

2. Penyesuaian diri kepada masa pension dan hilangnya pendapatan.

3. Penyesuaian diri kepada kematian pasangan dan orang terdekat lainnya.

4. Pembantukan gabungan (pergelompokan) yang sesuai dengannya.

5. Pemenuhan kewajibab social dan kewarganegaran.


6. Pembentuk kepuasan pengaturan dalam kehidupan.

2.1.6 Tipe-Tipe Lansia

Beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik,
mental, sosial, dan ekonominya (Maryam, 2008) tipe tersebut di jabarkan sebagai
berikut :

1. Tipe lansia bijaksana


Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memnuhi
undangan, dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan,
bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar,
mudah tersinggung, sulit dilayani, pengikuti kegiatan agama dan melakukan
pekerjaan apa saja.
4. Tipe masrah

Menerima dan menunggu nasib baik,, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan
pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung

Kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh tak
acuh.

2.1.7 Konsep Hipertensi


Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka morbiditas
maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg menunjukkan fase darah
yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 mmHg menunjukkan fase
darah yang kembali ke jantung(Triyanto,2014).

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya


140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti
penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin
besar resikonya (Sylvia A. Price, 2015).

Tekanan darah tinggi atau yang juga dikenal dengan sebutan hipertensi ini merupakan
suatu meningkatnya tekanan darah di dalam arteri atau tekanan systole > 140 mmhg
dan tekanan diastole sedikitnya 90 mmHg. Secara umum, hipertensi merupakan suatu
keadaan tanpa gejala, di mana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri
menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal.
2.2.2 Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2000) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2
yaitu :
2.2.2.1 Hipertensi Esensial atau Primer
Menurut Lewis (2000) hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertens
dimana penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Kurang lebih 90%
penderita hipertensi tergolong hipertensi esensial sedangkan 10% n tergolong
hipertensi sekunder. Onset hipertensi primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Pada
hipertensi primer tidak ditemukan penyakit renovakuler, aldosteronism, pheochro-
mocytoma, gagal ginjal, dan penyakit lainnya. Genetik dan ras merupakan bagian
yang menjadi penyebab timbulnya hipertensi primer, termasuk faktor lain yang
diantaranya adalah faktor stress, intake alkohol moderat, merokok, lingkungan,
demografi dan gaya hidup.

2.2.2.2 Hipertensi Sekunder


Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme). Golongan terbesar dari penderita
hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih
banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
1) Elastisitas dinding aorta menurun
2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kekmampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
2.2.3 Faktor Risiko

Faktor-faktor risiko hipertensi terbagi dalam 2 kelompok yaitu faktor yang tidak dapat
diubah dan faktor yang dapat diubah :

2.2.3.1 Faktor yang dapat diubah

1) Gaya hidup modern Kerja keras penuh tekanan yang mendominasi gaya hidup
masa kini menyebabkan stres berkepanjangan. Kondisi ini memicu berbagai penyakit
seperti sakit kepala, sulit tidur, gastritis, jantung dan hipertensi. Gaya hidup modern
cenderung membuat berkurangnya aktivitas fisik (olah raga). Konsumsi alkohol
tinggi, minum kopi, merokok. Semua perilaku tersebut merupakan memicu naiknya
tekanan darah.
2) Pola makan tidak sehat
Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan dan mengatur
tekanan darah. Tetapi bila asupannya berlebihan, tekanan darah akan meningkat
akibat adanya retensi cairan dan bertambahnya volume darah. Kelebihan natrium
diakibatkan dari kebiasaan menyantap makanan instan yang telah menggantikan
bahan makanan yang segar. Gaya hidup serba cepat menuntut segala sesuatunya serba
instan, termasuk konsumsi makanan. Padahal makanan instan cenderung
menggunakan zat pengawet seperti natrium berzoate dan penyedap rasa seperti
monosodium glutamate (MSG). Jenis makanan yang mengandung zat tersebut apabila
dikonsumsi secara terus menerus akan menyebabkan peningkatan tekanan darah
karena adanya natrium yang berlebihan di dalam tubuh.

3) Obesitas
Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat membuangnya melalui air seni.
Tetapi proses ini bisa terhambat, karena kurang minum air putih, berat badan
berlebihan, kurang gerak atau ada keturunan hipertensi maupun diabetes mellitus.
Berat badan yang berlebih akan membuat aktifitas fisik menjadi berkurang. Akibatnya
jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.Obesitas dapat ditentukan dari
hasil indeks massa tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk
memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur
diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan
olahragawan (Supariasa, 2012).

Tabel 2.1 Indeks Massa Tubuh (IMT)

Kategori IMT
Kurus  Kekurangan BB <17,0
tingkat berat
 Kekurangan BB 17,0-18,4
tingkat ringan
Normal 18,5-25,0
Gemuk Kelebihan BB tingkat 25,1-27,0
ringan
Obesitas Kelebihan BB tingkat berat <27,0

Sumber : Supariyasa et al., 2002


2.2.3.2 Faktor yang tidak dapat diubah :

1) Genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai resiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan
kadar Sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara Potassium terhadap Sodium,
individu dengan orang tua yang menderita hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih
besar daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi
(Anggraini dkk, 2009)
2) Usia
Hipertensi bisa terjadi pada semua usia, tetapi semakin bertambah usia seseorang
maka resiko terkena hipertensi semakin meningkat. Penyebab hipertensi pada orang
dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan– perubahan pada, elastisitas dinding
aorta menurun, katub jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung
memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan
jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer (Smeltzer, 2009).
LAPORAN GERONTIK PADA NY. M DENGAN HIPERTENSI

Pengkajian

 Identitas/Data Biografi Pasien

a. Nama : Ny. M. M
b. Umur : 79 tahun
c. Pendidikan terakhir : SD
d. Agama : Kristen Katolik
e. Status perkawinan : sudah menikah
f. Alamat : Holtekam
g. Telepon :-
h. Jenis kelamin : Perempuan
i. Orang yang paling dekat dihubungi : NY.D
j. Hubungan dengan usila :baik
k. Alamat :Holtekam
l. Jenis kelamin keluarga :Perempuan
 Riwayat Keluarga
a. Pasangan
1) Nama : T. Y.
2) Umur : 60 tahun
3) Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
4) Alamat :-
5) Hidup/mati : Meninggal
6) Kesehatan :Baik

b. Anak
1) Nama : Ny .D
2) Alamat :Holtekam
3) Hidup/mati : Hidup

 Riwayat pekerjaan
Pensiunanan pegawai
 Riwayat lingkungan hidup

Ny. M, tinggal di Kampung Holtekam Distrik Muara Tami , dimana rumah Ny


.M bersih, lantai kering tidak licin, pencahayaan cukup, ventilasi udara juga
cukup. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Ny .M beserta anaknya tinggal
sebagai lansia di Kampung Holtekam
 Riwayat Rekreasi
Ny. M  mengatakan tidak pernah berpergian jauh. Sehari-hari Ny.M
menghabiskan waktu dirumah, klien mengisi waktu luang dengan berinteraksi dengan
anak dengan tetangganya

 Sumber / Sistim Pendukung yang Digunakan


a. Sumber Pendapatan
Sumber Pendapatan Ny . M tidak bekerja
b. Sumber Suport/Sosial
Jika Ny .M mengalami kesulitan akan di bantu oleh anaknya.

 Kebiasaan Ritual
a. Obat-obatan
Ny .M biasa minum obat yang diberikan anaknya suster ,klien tidak minum obat
herbal untuk mengatasi rasa nyeri
b. Status Imunisasi
Tidak pernah mengikuti imunisasi
c. Alergi
Ny. M mengalami alergi ikan
d. Penyakit yang Di derita
Hipertensi
e. Nutrisi
Ny . M biasa makanan yang di masak dengan cara direbus dan higienis karena ia
tau bahwa ia terkena Hipertensi

 Status Kesehatan Masa Lalu


Ny .M mengatakan pernah mengalami Hipertensi
 Tinjauan Sistem

1 Keadaan Umum : Baik


A Tekanan darah : 160/100 mmHg
B Nadi : 82 x/menit
C RR : 23 x/menit
D Suhu : 36,7 C
2 Kulit dan kuku
Inspeksi
A Warna kulit : Coklat
Warna kuku tampak kecoklatan, tampak
menebal dan mengeras
B Lesi : tidak ada lesi
C Pigmentasi berlebih : tidak ada pigmentasi berlebih
D Jaringan parut : tidak ada jaringan parut
E Distribusi rambut : rambut tipis, beruban
F Kebersihan kuku : kuku terpotong pendek, rapi
dan bersih
G Kelainan pada kuku : tidak ada kelainan pada kuku
H Bulla (lepuh) : tidak terdapat bulla (lepuh)
I Ulkus : tidak terdapat ulkus
Palpasi
A Tekstur : tekstur kulit keriput
B Turgor : Elastis < 2 detik
C Pitting edema : tidak terdapat pitting edema
D Capilarry refill time : < 3 detik
3 Kepala
Inspeksi
A Bentuk kepala : Mesocepal
B Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe dan
kotoran
C Warna rambut : Putih beruban
D Kulit kepala : Bersih, tidak terdapat ketombe,
tidak terdapat lesi.
E Distribusi rambut : Merata
F Kerontokan rambut : Tidak ada
G Benjolan dikepala : Tidak ada benjolan di kepala
H Temuan/keluhan lain : Tidak ada
Palpasi
A Nyeri kepala : Tidak ada nyeri kepala
B Temuan/keluhan lain : Tidak ada
4 Mata
Inspeksi
A Ptosis : Ya, ada kantung mata
B Iris : Warna kecoklatan
C Konjungtiva : Konjungtiva tidak anemis
D Sklera : Sklera tidak ikterik
E Kornea : Kornea jernih
F Pupil : Isokor
G Peradangan : Tidak ada peradangan
H Katarak : Tidak ada katarak
J Gerak bola mata : Gerakan bola mata simetris
K Alat bantu penglihatan : Tidak ada
Palpasi
A Kelopak mata : Tidak terdapat nyeri tekan
pada kelopak mata, terdapat
kantung mata
5 Telinga
Inspeksi
A Bentuk telinga : Bentuk telinga simetris
B Lesi : Tidak terdapat lesi
C Peradangan : Tidak tampak adanya
peradangan pada telinga
D Kebersihan telinga luar : Telinga luar tampak bersih
E Kebersihan lubang telinga : Tampak adanya sedikit
serumen pada kedua telinga
F Membran timpani : Membran timpani utuh
G Fungsi pendengaran : Fungsi pendengaran ada
penurunan
Palpasi
A Daun telinga : Tidak terdapat benjolan dan
tidak ada nyeri tekan pada
daun telinga
6 Hidung dan sinus
Inspeksi
A Bentuk : Bentuk hidung simetris
B Peradangan : Tidak tampak adanya
peradangan pada hidung
C Penciuman : Fungsi penciuman baik, klien
dapat membedakan bau
Palpasi
A Sinusitis : Tidak tampak adanya sinusitis
B Temuan / keluhan lainnya : Tidak terdapat nyeri tekan
pada hidung

7 Mulut dan tenggorokan


Inspeksi
B Mukosa : Mukosa bibir lembab
C Bibir pecah-pecah : Tidak ada
D Kebersihan gigi : Gigi tampak bersih
E Gigi berlubang : Ada
F Gusi berdarah : Tidak ada perdarahan pada
gusi
G Kebersihan lidah : Bersih
H Pembesaran tonsil : Tidak tampak adanya
pembesaran tonsil
I Temuan yang lain : Tidak ada stomatitis, tidak ada
kesulitan menelan makanan
8 Leher
Inspeksi kesimetrisan leher : Leher tampak simetris
Palpasi
A Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
B Pembesaran  kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
9 Dada  dan tulang belakang
Inspeksi
A Bentuk dada : Bentuk dada simetris
B Kelainan bentuk dada : Tidak ada kelainan bentuk
dada
C Kelainan tulang belakang : Tidak terdapat kelainan tulang
belakang
10 Pernafasan
Inspeksi
A Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris
B Pernafasan : Irama nafas teratur
C Retraksi interkosta : Tidak ada retraksi interkosta
D Nafas cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping
hidung
Palpasi
A Taktil fremitus : Taktil fremitus kanan = taktil
fremitus kiri
B Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris
Perkusi : Perkusi sonor
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler
A Suara tambahan : Tidak ada suara nafas
tambahan seperti wheezing,
ronchi  dan krekles    
B Temuan / keluhan lainnya : Tidak teraba massa dan nyeri
tekan pada area dada
11 Kardiovaskuler
Inspeksi : Ictus cordis tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICV
midclavicula sinistra
A Iktus kordis : Tidak tampak
B Nadi radialis : 80 x/menit teraba teratur
Perkusi : Redup
Auskultasi
A Bunyi jantung : Bunyi jantung I, dan II murni.
Tidak terdengar suara
tambahan
12 Gastrointestinal
Inspeksi : Bentuk abdomen datar
Auskultasi : Peristaltik usus 12 x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak teraba massa, tidak
terdapat nyeri tekan pada
abdomen.
14 Perkemihan
A Warna urin : Warna urin kuning
B Jumlah urin : ± 1500 cc/hari
C Nyeri saat BAK : Tidak nyeri saat BAK
D Hematuria : Tidak ada hematuria
E Rasa terbakar saat BAK : Tidak ada rasa terbakar saat
BAK
F Perasaan tidak lampias : Tidak ada
(anyang-anyangan)
G Mengompol : Tidak ada
H Tidak bisa BAK : Tidak ada
15 Muskuloskeletal
Inspeksi
A Lesi kulit : Tidak ada
B Tremor : Tidak ada
Palpasi
A Tonus otot ekstremitas atas : Baik
B Tonus otot ekstremitas : Baik
bawah
C Kekuatan ekstremitas atas : Kuat (skor 5)
D Kekuatan ekstremitas : Kuat (skor 5)
bawah
E Rentang gerak : Terbatas karena ada nyeri pada
lutut
F Edema kaki : Tidak terdapat edema
G Refleks Bisep : Kanan (+) Kiri (+)
H Refleks Trisep : Kanan (+) Kiri (+)
J Refleks patella : Kanan (+) Kiri (+)
J Refleks Achilles : Kanan (+) Kiri (+)
K Deformitas sendi : Tidak ada
L Nyeri ekstremitas : Nyeri pada lutut
16 SSP (N I – XII)
A Olfaktori : Fungsi penciuman baik. Klien
masih dapat membedakan bau
B Optikus : Fungsi penglihatan sudah
berkurang. Klien tidak mampu
lagi melihat jarak jauh dengan
jelas, klien menggunakan alat
bantu kaca mata untuk
membaca
C Okulomotorius : Gerakan bola mata simetris
D Throklear : Klien mampu menggerakan
bola mata ke atas dan ke
bawah
E Trigeminus : Klien mampu mengunyah
F Abdusen : Baik
G Facialis : Bentuk bibir simetris
H Auditori : Fungsi pendengaran sudah
mulai menurun
I Glosofaringeal : Klienmampu merasakan
sensasi rasa pada lidah
J Vagus : Klien mampu menelan
makanan
K Aksesorius : Klien mampu menoleh ke kiri
dan ke kanan, klien mampu
mengangkat kedua bahu
dengan simetris
L Hipoglosus : Pengucapan kata masih jelas,
tidak ada pelo
17 Sistem Endokrin
A Pembesaran tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid
B Riwayat penyakit metabolic : Terdapat riwayat penyakit
metabolik seperti DM
18 Genetalia dan anal
A Kebersihan : Tidak kaji
B Haemoroid : Tidak ada hemoroid
C Kesan (bau) : Tidak ada bau pesing atau bau
tidak enak
1. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
1) Psikososial

Hubungan dengan orang : Baik


lain
Kebiasaan lansia :  Baik
berinteraksi  dengan
teman
Stabilitas emosi : Baik            
Harapan klien : Agar kelaurganya
Frekuensi kunjungan : Klien lebih nyaman tinggal panti Bina
keluarga Usia Lanjut
Pertengkaran dengan  : Tidak ada
teman
Curiga dengan teman : Tidak
Temuan / keluhan : Tidak ada
lainnya

2) Identifikasi Masalah Emosional


- Pertanyaan Tahap 1
a. Apakah klien mengalami sukar tidur? Tidak
b. Apakah klien sering merasa gelisah? Tidak
c. Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? Tidak
d. Apakah klien sering was-was atau khawatir? Tidak

- Pertanyaan Tahap 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? Ya
b. Ada masalah atau banyak pikiran? Tidak ada
c. Ada gangguan atau masalah dengan keluarga lain? Tidak ada
d. Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter? Tidak ada
e. Cenderung mengurung diri? Tidak ada

3) Spiritual: klien rajin beribadah


2. Pengkajian Fungsionel Klien
1) KATZ Indeks

INDEKS KATZ

SKORE KRITERIA

A Mandiri dalam hal makan, kontinensia (BAK/BAB),


menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi.

B Mandiri dalam semuanya, kecuali salah satu dari fungsi diatas.

C Mandiri, kecuali mandi dan satu fungsi yang lain.

D Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain.

E Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu fungsi


yang lain.

F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, berpindah, dan satu fungsi


yang lain.

G Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.

O Lain-lain (minimal 2 ketergantungan yang tidak sesuai dengan


kategori diatas).

Keterangan:
Mandiri: berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang
lain. Sesorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi, meskipun aia
anggap mampu.

2) Modifikasi Barthel Indeks

No Kriteria Dengan Mandiri Keterangan


Bantuan

1. Makan 5 10 Frekuensi: 3x /hari


Jumlah: -
Jenis:lauk pauk

2. Minum 5 10 Frekuensi: 6-10 gelas


perhari
Jumlah: -
Jenis: air putih

3. Berpindah dari kursi 5-10 10


roda ke tempat tidur,
sebaliknya

4. Personal toilet (cuci 0 10 Frekuensi: 2x/hari


muka, menyisir rambut,
gosok gigi)

5. Keluar masuk toilet 0 10


(membuka pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)

6. Mandi 5 10 Frekuensi: 2x/ hari

7. Jalan di permukaan 0 10
datar
8. Naik turun tangga 5 10

9. Menggenakan pakaian 5 10

10. Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi: 2x/hari


Konsistensi:
kecoklatan tua hingga
cokelat tua

11. Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi: 5-8 x/hari


Warna:berwarna
jernih hingga kunig
muda.

12. Olahraga / latihan 5 10 Frekuensi; 1x/ minggu


Jenis: jalan santai

13. Rekreasi/ pemanfaatan 5 10 Frekuensi: sewaktu-


waktu luang waktu
Jenis: rekreasi

Skor Total 130

Keterangan :   
130       : Mandiri
65-125  : Ketergantungan sebagian
60        : Ketergantungan total
Interpretasi hasil pemeriksaan : Mandiri

3. Pengkajian Status Mental Gerontik


1. Identifikasi tingkat intelektual dengan SPMSQ (Short Portable Mental Status
Quesioner)

No. Pertanyaan Benar Salah Ket.


1. Tanggal berapa hari ini? Benar

2. Hari apa sekarang? Benar


3. Apa nama tempat ini? Benar

4. Dimana alamat anda? Benar

5. Berapa umur anda? Benar

6. Kapan anda lahir Benar


(minimal tahun lahir)?
7. Siapa presiden Indonesia Benar
sekarang?
8. Siapa presiden Indonesia Benar
sebelumnya?
9. Siapa nama ibu anda? Benar

10. Berapa 20-3? Tetap Benar


pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua
secara menurun
berurutan.
Jumlah 0-2

Interpretasi Hasil :
Salah 0-2         : Fungsi intelektual utuh
Salah 3-4         : Kerusakan intelektual ringan
Salah 5-7         : Kerusakan intelektual sedang
Salah 8-10       : Kerusakan intelektual berat

Interpretasi/kesimpulan : Fungsi Intelektual Utuh

1. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental menggunakan MMSE (Mini


Mental Status Exam):
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
1. Orientasi 5     5 Menyebutkan dengan benar
√ Tahun
□   √ Musim
□   √ Tanggal
√ Hari
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
√ Bulan
Orientasi 5     5 Dimana kita sekarang
√ Negara Indonesia
√ Provinsi Papua
√ Kabupaten Jayapura
√ Panti
√ Wisma


2. Registrasi 3  5   Sebutkan 3 obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi
(untuk disebutkan)
√ Obyek 1:  pena
√ Obyek 2 : Hp
√ Obyek 3 :  Spo2
3. Perhatian dan 5    5  Minta klien untuk memulai dari
kalkulasi
angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali
□    √ 93
□   √ 86
□   √ 79
□   √ 72
□   √ 65
4. Mengingat 3     3 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada no 2 tadi, bila
benar 1 point untuk masing-
masing obyek
√ Obyek 1 : pena
√ Obyek 2 : hp
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
√ Obyek 3 : pensil
5. Bahasa 9 Tunjukkan pada klien suatu benda
3
dan tanyakan namanya pada klien
√ (misal jam tangan)
√ (misal pensil)
Minta pada klien untuk
mengulang kata berikut “tak ada
jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar,
nilai 1 poin.
 √ Tak ada jika
√ Dan
√ Atau 
   √ Tetapi
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dari
3 langkah : “Ambil kertas di
tangan anda. Lipat dua dan taruh
di lantai”
√ Ambil kertas
   √ Lipat dua
  √ Taruh di lantai
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktivitas sesuai
perintah, nilai 1 point)
√ Tutup mata anda
Perintahkan pada klien untuk
menulis satu kalimat dan
menyalin gambar
√ Tulis satu kalimat
√  Menyalin gambar

Total nilai  :  29                                  


Keterangan :
>23           : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22        : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17          : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Interpretasi hasil : Aspek kognitif dari fungsi mental baik

4. Pengkajian Keseimbangan
1) Perubahan posisi atau gerakan

NO Tes Kordinasi Nilai

a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan 0 1

1. Bangun dari tempat duduk dengan mata terbuka 1


Tidak bangun dengan sekali gerakan, akan tetapi usila
mendorong tubuhnya keatas dengan tangan atau
bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak
stabil pada saat berdiri pertama kali.

2. Duduk ke kursi dengan mata terbuka 1


Duduk dengan cara menjatuhkan diri ke kursi, tidak
duduk ditengah kursi.

3. Bangun dari tempat duduk mata tertutup 0


Tidak bangun dengan sekali gerakan, akan tetapi usila
mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau
bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak
stabil saat berdiri pertama kali.

4. Duduk ke kursi dengan mata tertutup 1


Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk ditengah kursi.
Ket: kursi harus yang keras tanpa pegangan.

5. Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa 1


mendorong sternum sebanyak 3x dengan hati-hati)
dengan mata terbuka
Klien menggerakan kaki, memegang objek untuk
dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya.

6. Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa 1


mendorong sternum sebanyak 3x dengan hati-hati)
dengan mata tertutup
Klien menggerakan kaki, memegang objek untuk
dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya.

7. Perputaran leher (klien sambil berdiri) 0


Menggerakan kaki, menggenggam objek untuk
dukungan kaki: keluhan vertigo, pusing atau keadaan
tidak stabil.

8. Gerakan menggapai sesuatu 1


Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu,
fleksi sementara berdiri pada ujung jari-jari kaki, tidak
stabil memegang sesuatu untuk dukungan

9. Membungkuk 0
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-
objek kecil (misalnya bolpoin) dan lantai, memegang
objek untuk bias berdiri lagi dan memerlukan usaha
yang keras untuk bangun.

b. Komponen gaya berjalan atau pergerakan 0

10. Minta klien untuk berjalan ditempat yang ditentukan 1


Ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk
dukungan.

11. Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat 1


melangkah).

12. Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten 0


(menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki
terlalu tingg (lebih dari 5 cm).
13. Kontinuitas langkah kaki (lebih baik di observasi dari 0
samping klien)
Setelah langkah-langkah awal menjadi konsisten,
memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yang
lain menyentuh lantai.

14. Penyimpanan jalur pasa saat berjalan 1


Tidak berjalan dalam garis lurus, tidak bergelombang
dari sisi ke sisi.

15. Berbalik 1
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan,
bergoyang, memegang objek untuk dukungan.

Jumlah :10

Interpretasi Hasil:

Jumlahkan semua nilai dari klien kemudian interpretasikan sebagai berikut:

0-5 : Resiko jatuh rendah

6-10 : Resiko jatuh sedang

11-15 : Resiko jatuh tinggi

Interprestasi Hasil: resiko jatuh sedang

5. Pengkajian Status Psikologis

No Item yang di nilai Ya Tidak

1. Apakah pada dasarnya Anda puas dengan kehidupan Ya


Anda?

2. Sudahkah Anda mengeluarkan aktifitas dan minat Anda? Ya


3. Apakah Anda merasa bahwa hidup Anda kosong Tidak

4. Apakah Anda sering bosan? Tidak

5. Apakah Anda mempunyai semangat yang baik setiap Ya


waktu?

6. Apakah Anda takut sesuatu akan terjadi pada Anda? Tidak

7. Apakah Anda merasa bahagia di setiap waktu? Ya

8. Apakah Anda lebih suka tinggal di rumah pada malam Ya


hari, daripada pergi dan melakukan sesuatu yang baru?

9. Apakah Anda merasa bahwa Anda mempunyai lebih Tidak


banyak masalah dengan ingatan Anda daripada yang
lainnya?

10. Apakah Anda berfikir sangat menyenangkan hidup Ya


sekaranga ini?

11. Apakah Anda merasa saya sangat tidak berguna dengan Tidak
keadaan Anda sekarang?

12. Apakah Anda merasa penuh berenergi? Ya

13. Apakah Anda berfikir bahwa situasi Anda tak ada Tidak
harapan?

14. Apakah Anda berfikir bahwa banyak orang yang lebih Tidak
baik daripada Anda?

Keterangan :
Score  5 -9                  : Kemungkinan depresi ringan
Score 10  atau lebih     : Depresi berat
Interpretasi/kesimpulan: kemungkinan Depresi Ringan

6. Pengkajian Status Sosial

APGAR KELUARGA Skore


No Fungsi Uraian 0 1 3
.

1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali 1


pada keluraga (teman-teman) saya
untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya

2. Hubungan Saya puas bahwa saya dapat kembali 3


pada keluraga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan saya
dan mengungkapkan masalah dengan
saya

3. Pertumbuhan Saya puas bahwa saya dapat kembali 0


pada keluraga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keingingan
saya untuk melakukan aktivitas atau
arah baru

4. Afeksi Saya puas bahwa saya dapat kembali 1


pada keluraga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi-emosi saya, seperti
marah, sedih, atau mencintai

5. Pemecahan Saya puas dengan teman-teman saya 1


dan saya menyediakan waktu bersama-
sama

Keterangan:
0= tidak pernah > 3: Disfungsi keluarga sangat tinggi
1= sebagian 4-6: Disfungsi keluarga sedang
2= selalu 7-6: tidak ada masalah
Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,


vasokonstriksi, hipertrofi/ringiditas ventrikulr, iskemia miokard.

2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidak seimbangan suplai dan


kebutuhan oksigen

3. Nyeri

4. Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan


berlebihan.

KLASIFIKASI DATA

Data subjektif Data objektif

-Klien mengatakan sering pusing -klien tampak sering pusing

- Klien mengatakan sering sakit kaki - Tekana darah 160/100 mmHg

- Klien mengatakan mata kabur - Nadi 83x/menit

- Klien mengatakan badan berat-berat - Pernafasan 23x/menit

- Klien mengatakan tekanan darah biasanya - Suhu 36,7 0c


160/100 mmHg
- klien mengatakan makan 3x sehari - asam urat 10,0 mg/dl

- klien mengatakan nafsu makan kadang- - BB 110 kg


kadang menurun.
- Klien sering kali beristihat sejenak saat
- Klien mengatakan nafsu makan menurun berjalan.
ketika tekanan darah tinggi.
- Klien tampak susah tidur.
- klien mengatakan sudah mengurangi
mengkonsumsi garam - Klien tampak meringis

- klien mengatakan mandi 2 kali seminggu - aktivitas klien dibantu oleh keluarga
-klien mengatakan gosok giginya jarang
- mukosa bibir kering
- klien gosok gigi mengunakan pasta gigi
- kaki kiri dan kanan terlihat bengkak
- klien mengatakan cuci rambut 1x
seminggu - pasien berbaring diatas tempat tidur

- klien mengatakan gunting kuku 1x - Saat di rumah klien makan nasi dengan
seminggu lauk bervariasi seperti ayam, ikan, telur
daging dan minum air putih
- klien mengatakan tidur 8 jam perhari
- di rumah klien makan dan minum tidak
- klien mengatakan tidur siang 1 jam perhari dibantu.

- Klien mandi dan ke kamar mandi dibantu


oleh keluarga

- Klien tampak jarang mandi

- Di rumah klien Menggunakan alat bantu


jalan (Walker)

-bantu tongkat untuk melakukan aktivitas


-

ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah

1) Ds : Gangguan perfusi Nyeri


- klien mengatakan sering pusing jaringan selebral
- klien mengatakan mata kabur.

Do :
-skala nyeri 3
- nyeri hilang timbul
- lama nyeri sekitar 1 sampai 2
menit
- TD : 160/100 mmHg
- Nadi : 90 x /menit

2. Ds: Nyeri Gangguan aktivitas


- Klien mengatakan susah berjalan
karna kakinya sakit

Do :

-Ekspresi Tampak datar


- klien tampak memagang kaki
saat dikaji

3. Ds: Penurunan Defisit perawatan


Klien mengatakan mandi 1 melakukan diri
kali sehari karna sulit untuk aktivitas sehari-hari
beraktivitas

Do:

-klien tampak susah berjalan


- aktivitas di bantu pengasuh
- mandi terkadang masih di
ingatkan
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. M.M


Alamat : Holtekam
Umur :79 THN
Agama :Katolik

Tgl pengkajian :14 -09-2021

1.Nyeri (akut) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral.

No Diagnosa Nic Noc

`1. Domain 12: kenyamanan. Setelah diberikan tindakan Manajemen Nyeri (1400)
Kelasa 1: kenyamanan keperawatan 1x24 jam
- Lakukan pengkajian nyeri
fisik diharapkan tingkat nyeri komprehensif yang meliputi
Nyeri (akut) berhubungan berkurang. lokasi, karakteristik,
frekunsi, kualitas, intensitas
dengan peningkatan Kriteria Hasil:
atau beratnya nyeri dan
tekanan vaskular serebral. - nyeri menurun. faktor pencetus.
- Nafsumakan meningkat - Observasi adanya petunjuk
nonverbal mengenai
- Tingkat
ketidaknyamanan
kenyamanan - Gali pengetahuan dan
meningkat kepercayaan mengenai
nyeri.
- Evaluapengalaman nyeri
- Bantu dalam menyediakan
lingkungan yang nyaman.

- Dorong pasien untuk


memonitor nyeri.
- Kendalikan lingkungan
yang dapat mempengaruhi
respon pasien
- Ajarkan penggunaan teknik
non farmakologi

Peresepan: Pelayanan
Nonfarmakologis (8086)

- Tentukan tanda-tanda
gejala masalah kesehatan
saat ini
- Tinjau riwayat yang lalu,
obat-obat, alergi, dan tes
diagnostik di masa lalu
yang berkaitan dengan
kondisi saat ini.
- Tinjau terapi masa lalu dan
saat ini yang digunakan
untuk mengatasi masalah
kesehatan.
- Dokumentasikan dampak
dari perawatan lain
terhadap masalah
kesehatan.
- Identifikasi perawatan non
farmakologi (terapi
komplementer)
- Rujuk pada pedoman
praktik berlandaskan

2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya kelemahan umum

No Diagnosa Noc Nic

Domain4: Aktivitas/ Setelah dilakukan Peningkatan latihan:


peregangan (0202)
Istirahat tindakan
Kelas 4: Respon keperawatan 1 x24 - Berikan informasi
Kardiovaskular/pulmonal jam diharapkan daya mengenal penuaan terkait
intoleransi aktivita tahan meningkat perubahan struktur.
berhubungan dengan Kriteria hasil: - Bantu mengebangkan
adanya kelemahan - Daya tahan meningkat rencana latihan
umum. - Kenyamanan meningkat - Demonstrasikan ulang
- Istirahat. latihan, jika diperlukan

Peningkatan Latihan (0200)

- Hargai keyakinan
individu terkait latihan
fisik
- Gali pengalaman individu
sebelumnya mengenal
latihan.
- Dampingi individu pad
saat menjadwalkan
latihan secara rutin
setiap minggunya.
- Lakukan latihan
bersama individu, jika
diperlukan.
- Informasikan individu
mengenai manfaat
kesehatan dan efek
fisiologis latihan.

3. Kurang perawatan diri berhungan dengan intoleransi aktivitas, menurunnya daya tahan dan
kekuatan ditandai dengan penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
No Diagnosa Noc Nic
Domain 4: aktivitas/ Setelah diberikan tindakan Bantuan perawatan
keperawatan 1x 24 jam diri: mandi/
istrahat diharapkan perawatan diri: kebersihan (1801)
Kelas 5: perawatan diri kebersihan meningkat
Kriteri hasil: - Pertimbangkan
Kurang perawatan diri budaya pasien saat
berhungan dengan - Status kenyamanan: mempromosikan
lingkungan aktivitas
intoleransi aktivitas, - Penampilan mekanik tubuh. perawatan diri
menurunnya daya tahan - Pertimbangkan
usia
dan kekuatan ditandai - Sediakan
barang pribadi
dengan penurunan
yang
kemampuan melakukan diinginkan
- Fasilitasi pasin
aktivitas sehari-hari untuk mandy
- Monitor
integritas kulit
pasien.

perawatan:IADL
(1805)

- Tentukan
kebutuhan
individu terkait
dengan bantuan
dalam IADL
- Instruksikan
individu untuk
tidak merokok.
- Cek alat-alat
untuk keamanan
di rumah
dapatkan alat-alat
untuk membantu
aktivitas sehari-
hari

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari Tanggal
Dagnosa Implementasi Evaluasi

14 Nyeri (akut) berhubungan S : klien mengatakan nyeri


agustus dengan peningkatan tekanan 1. mengkaji nyeri meliputi pada kepala dan tengkuk
2021 vaskular serebral. lokasi
10.00 karekteristik,durasifrekuensi , O : skala nyeri 3, ekspresi
Wit intensitas,atau keparahan normal,
2. nyeri . 2. mengkaji tingkat TD 160/100 mmHg
skala nyeri (0-10)
3. menciptakan lingkungan A : masalah belum teratasi
yang nyaman seperti
menguragi kebisigan suara P : intervensi dilanjutkan
4. mengajarkan klien posisi I : Intervensi 2, 3, 4, 5, 6, 7
nyaman semi fowler
5. mengajarkan teknik relaksasi E : diharapkan nyeri klien
napas dalam untuk berkurang
mengurangi nyeri
6. memberikan penkes tentang
nyeri kepada klien
7. kolaborasikan dengan
pemberian analgetik sesuai
anjuran dokter
8. mengajarkan latihan slow
deep breathing

15 Intoleransi aktivitas 1. kaji tingkat kemampuan S: pasien mengatakan


Agustus berhubungan dengan
2021 adanya kelemahan umum pasien untuk berpindah dari kalau berjalan kakinya
10.00 tempat tidur,berdiri. terasa sakit
wit
2. kaji respon emosi , sosial, O : pasien tanpak meringis
dan spiritual terhadap kesakitan saat berjalan
aktivitas . A : masalah belum teratasi
3. pantau asupan nutrisi untuk
memastikan sumber energi P : intervensi dilanjutkan
yang adekuat I : intervensi 1,2,3, 4, 5,6,7
4. pantau pola tidur pasien dan E : diharapkan klian bisa
lamanya waktu tidur dam beraktivitas seperti biasa
jam .
5. bantu pasien untuk
mengubah posisi tidur secara
berkala
6. anjurkan periode untuk
istirahat dan aktivitas secara
bergantian
7. . bantu pasien untuk
mengidebtifikasi pilihan
aktivitas
20 Kurang perawatan diri S : klien mengatakan mandi
Agustus 1. Identifikasi kesulitan dalam kadang 2 kali dalam 1 hari
2021 berhungan dengan
Jam berpakaian/perawatan diri, O : klien banyak diam,
intoleransi aktivitas,
14.00 seperti: keterbatasan gerak duduk diteras dan tidur
wit menurunnya daya tahan dikamar
fisik, apatis/depresi,
dan kekuatan ditandai
penurunan kognitif seperti A : masalah belum teratasi
dengan penurunan
apraksia. P : intervensi dilanjutkan
kemampuan melakukan
I : intervensi 2,4
2. Identifikasi kebutuhan
aktivitas sehari-hari E : pasien bisa melakukann
kebersihan dari dan aktivitas seperti biasa
berikan bantuan sesuai seperti mandi sendiri

kebutuhan dengan
peraatan
rambut/kuku/kulit,
bersihkan kaca mata, dan
gosok gigi
3. Perhatikan adanya tanda-
tanda nonverbal yang
fisiologis.
4. Beri banyak waktu untuk
melakukan tugas
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. M.M


Alamat : Holtekam
Umur :79 TH
Agama :Katolik
Tgl pengkajian :14 -09-2021

Tgl Diagnose keperawatan Rencana keperawatan Implementasi

Tujuan intervensi rasional


14- Perubahan nutrisi lebih dari Setelah dilakukan 1. Kasih pemahaman 1. Kegemukan - Mengkaji permasa
09- kebutuhan dngan intake tindakan keperawatan pasien tentang adalah tentang hubungan
202 berlebihan,kebutuhan 1x24 jam,klien akan hubungan langsung resiko hipertensi dan keg
antara hipertensi tambahan - Menjelaskan kepad
1 metabolism,di tandai dengan menentukan
dan kegemukan pada keluarganya pentin
: perubahan intake 2. Bicarakan tekanan menurunkan masu
nutrisi yang pentingnya darah kalori,lemak,garam
DS: Klien mengatakan : adekuat,dengan menurunkan tinggi. sesuai indikasi.
- Suka kriteria : masukan kalori dan 2. Kesalahan - Menanyakan dan m
makan,ngemil,makan lemak,garam dan kebiasaan keinginan pasien u
- Klien gula sesuai indikasi. makan menurunkan BB ba
berlemak
mengidentifikasi 3. Tetapkan keinginan menunjang sakit maupun sete
- Hobby minum es the
hubungan antara pasien menurunkan terjadinya rumah.
DO: Klien tampak :
hipertensi dan BB aterosklaro - Memberikan conto
- Obesitas,BB 94 kg kegemukan 4. Kasi ulang makan sis dan yang harus dikuran
- Porsi makan habiskan - Menentukan kalori harian dan kegemukan dihindari,misalnya
- TD : 190/120 mmHg perubahan pola pilihan diet ,yang mentega,keju,telur
makan. 5. Intruksikan dan merupakan berlemak,jeroan,D
bantu memilih pradisposis
makanan yang untuk
tepat,hindari hipertensi.
makanan dengan 3. Keinginan
kejenuhan lemak dari dalam
tinggi dan diri klien
kolesterol. akan
6. Rujuk ke ahli gizi mendukung
sesuai indikasi keberhasila
n program
begitipun
sebaliknya
4. Mengiden
tifikasi
kekuatan
atau
kelemaha
n dalam
program
diet.
5. Penting
dalam
mengcega
h
perkemba
ngan
atsrogenes
is.
6. Memberik
an
konseling
dan
bantuan
dengan
memenuhi
kebutuhan
diet
individual.

Anda mungkin juga menyukai