Di Susun Oleh
Martina Ugipa
2020086026023
PENDAHULUAN
Hipertensi banyak terjadi pada umur 35-44 tahun (6,3%), umur 45-54 tahun
(11,9%), dan umur 55-64 tahun (17,2%). (Kemenkes, 2017) Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), lansia (lanjut usia) adalah usia yang meliputi usia
pertengahan (45-59 tahun), usia lanjut (60-74 tahun), usia lanjut tua (75-90 tahun) dan
usia sangat tua (diatas 90 tahun). Lansia beresiko tinggi terhadap penyakit
degeneratif, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes melitus, gout
(reumatik), dan kanker. Salah satu penyakit yang banyak di derita oleh lansia yaitu
hipertensi. (Deri Putra, 2015)
Kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta
jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi Lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun
ini. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total polulasi,
sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia 24,000,000 (9,77%) dari total populasi,
dan tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total
populasi. Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia
sekitar 80.000.000. Pada abad ke-21 tantangan khusus bidang kesehatan dari terus
meningkatnya jumlah Lansia yaitu timbulnya masalah degeneratif dan Penyakit Tidak
Menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan-gangguan kesehatan jiwa
yaitu depresi, demensia, gangguan cemas, sulit tidur. Penyakit-penyakit tersebut, akan
menimbulkan permasalahan jika tidak diatasi atau tidak dilakukan pencegahan, karena
ini akan menjadi penyakit yang bersifat kronis dan multi patologis. (Kemenkes RI,
2013)
Bertambahnya umur pada lansia, fungsi fisiologis mengalami penurunan
akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut
usia. Selain itu masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan
terkena infeksi penyakit menular. Hasil Riskesdas 2013, penyakit terbanyak pada
lanjut usia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain hipertensi, artritis,
stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Diabetes Mellitus (DM). Angka
prevalensi hipertensi pada lansia pada usia 55-64 tahun sebesar 45,9%, usia 65-74
tahun sebesar 57,6% dan usia >75 tahun sebesar 63,8%. (Riskesdas 2013, Kementrian
Kesehatan)
Puskesmas Banjarejo memiliki 4 kelurahan yaitu Kelurahan Banjarejo,
Kelurahan Kejuron, Kelurahan Mojorejo dan Kelurahan Mansirejo. Berdasarkan data
dari kegiatan posyandu lansia, lansia di Kelurahan Banjarejo yang menderita
hipertensi sebanyak 41 jiwa (30,11%), Kelurahan Manisrejo sebanyak 119 jiwa
(45,59%), Kelurahan Mojorejo sebanyak 94 jiwa (31,43%) dan Kelurahan Kejuron
sebanyak 76 jiwa (42,22%). Hipertensi yang paling banyak terdapat di Kelurahan
Manisrejo. (Data Posyandu Lansia 2017).
Beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik,
mental, sosial, dan ekonominya (Maryam, 2008) tipe tersebut di jabarkan sebagai
berikut :
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan,
bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar,
mudah tersinggung, sulit dilayani, pengikuti kegiatan agama dan melakukan
pekerjaan apa saja.
4. Tipe masrah
Menerima dan menunggu nasib baik,, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan
pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung
Kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh tak
acuh.
Tekanan darah tinggi atau yang juga dikenal dengan sebutan hipertensi ini merupakan
suatu meningkatnya tekanan darah di dalam arteri atau tekanan systole > 140 mmhg
dan tekanan diastole sedikitnya 90 mmHg. Secara umum, hipertensi merupakan suatu
keadaan tanpa gejala, di mana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri
menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal.
2.2.2 Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2000) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2
yaitu :
2.2.2.1 Hipertensi Esensial atau Primer
Menurut Lewis (2000) hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertens
dimana penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Kurang lebih 90%
penderita hipertensi tergolong hipertensi esensial sedangkan 10% n tergolong
hipertensi sekunder. Onset hipertensi primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Pada
hipertensi primer tidak ditemukan penyakit renovakuler, aldosteronism, pheochro-
mocytoma, gagal ginjal, dan penyakit lainnya. Genetik dan ras merupakan bagian
yang menjadi penyebab timbulnya hipertensi primer, termasuk faktor lain yang
diantaranya adalah faktor stress, intake alkohol moderat, merokok, lingkungan,
demografi dan gaya hidup.
Faktor-faktor risiko hipertensi terbagi dalam 2 kelompok yaitu faktor yang tidak dapat
diubah dan faktor yang dapat diubah :
1) Gaya hidup modern Kerja keras penuh tekanan yang mendominasi gaya hidup
masa kini menyebabkan stres berkepanjangan. Kondisi ini memicu berbagai penyakit
seperti sakit kepala, sulit tidur, gastritis, jantung dan hipertensi. Gaya hidup modern
cenderung membuat berkurangnya aktivitas fisik (olah raga). Konsumsi alkohol
tinggi, minum kopi, merokok. Semua perilaku tersebut merupakan memicu naiknya
tekanan darah.
2) Pola makan tidak sehat
Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan dan mengatur
tekanan darah. Tetapi bila asupannya berlebihan, tekanan darah akan meningkat
akibat adanya retensi cairan dan bertambahnya volume darah. Kelebihan natrium
diakibatkan dari kebiasaan menyantap makanan instan yang telah menggantikan
bahan makanan yang segar. Gaya hidup serba cepat menuntut segala sesuatunya serba
instan, termasuk konsumsi makanan. Padahal makanan instan cenderung
menggunakan zat pengawet seperti natrium berzoate dan penyedap rasa seperti
monosodium glutamate (MSG). Jenis makanan yang mengandung zat tersebut apabila
dikonsumsi secara terus menerus akan menyebabkan peningkatan tekanan darah
karena adanya natrium yang berlebihan di dalam tubuh.
3) Obesitas
Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat membuangnya melalui air seni.
Tetapi proses ini bisa terhambat, karena kurang minum air putih, berat badan
berlebihan, kurang gerak atau ada keturunan hipertensi maupun diabetes mellitus.
Berat badan yang berlebih akan membuat aktifitas fisik menjadi berkurang. Akibatnya
jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.Obesitas dapat ditentukan dari
hasil indeks massa tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk
memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur
diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan
olahragawan (Supariasa, 2012).
Kategori IMT
Kurus Kekurangan BB <17,0
tingkat berat
Kekurangan BB 17,0-18,4
tingkat ringan
Normal 18,5-25,0
Gemuk Kelebihan BB tingkat 25,1-27,0
ringan
Obesitas Kelebihan BB tingkat berat <27,0
1) Genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai resiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan
kadar Sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara Potassium terhadap Sodium,
individu dengan orang tua yang menderita hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih
besar daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi
(Anggraini dkk, 2009)
2) Usia
Hipertensi bisa terjadi pada semua usia, tetapi semakin bertambah usia seseorang
maka resiko terkena hipertensi semakin meningkat. Penyebab hipertensi pada orang
dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan– perubahan pada, elastisitas dinding
aorta menurun, katub jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung
memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan
jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer (Smeltzer, 2009).
LAPORAN GERONTIK PADA NY. M DENGAN HIPERTENSI
Pengkajian
a. Nama : Ny. M. M
b. Umur : 79 tahun
c. Pendidikan terakhir : SD
d. Agama : Kristen Katolik
e. Status perkawinan : sudah menikah
f. Alamat : Holtekam
g. Telepon :-
h. Jenis kelamin : Perempuan
i. Orang yang paling dekat dihubungi : NY.D
j. Hubungan dengan usila :baik
k. Alamat :Holtekam
l. Jenis kelamin keluarga :Perempuan
Riwayat Keluarga
a. Pasangan
1) Nama : T. Y.
2) Umur : 60 tahun
3) Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
4) Alamat :-
5) Hidup/mati : Meninggal
6) Kesehatan :Baik
b. Anak
1) Nama : Ny .D
2) Alamat :Holtekam
3) Hidup/mati : Hidup
Riwayat pekerjaan
Pensiunanan pegawai
Riwayat lingkungan hidup
Kebiasaan Ritual
a. Obat-obatan
Ny .M biasa minum obat yang diberikan anaknya suster ,klien tidak minum obat
herbal untuk mengatasi rasa nyeri
b. Status Imunisasi
Tidak pernah mengikuti imunisasi
c. Alergi
Ny. M mengalami alergi ikan
d. Penyakit yang Di derita
Hipertensi
e. Nutrisi
Ny . M biasa makanan yang di masak dengan cara direbus dan higienis karena ia
tau bahwa ia terkena Hipertensi
- Pertanyaan Tahap 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? Ya
b. Ada masalah atau banyak pikiran? Tidak ada
c. Ada gangguan atau masalah dengan keluarga lain? Tidak ada
d. Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter? Tidak ada
e. Cenderung mengurung diri? Tidak ada
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
Keterangan:
Mandiri: berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang
lain. Sesorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi, meskipun aia
anggap mampu.
7. Jalan di permukaan 0 10
datar
8. Naik turun tangga 5 10
9. Menggenakan pakaian 5 10
Keterangan :
130 : Mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
60 : Ketergantungan total
Interpretasi hasil pemeriksaan : Mandiri
Interpretasi Hasil :
Salah 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Salah 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Salah 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Salah 8-10 : Kerusakan intelektual berat
□
2. Registrasi 3 5 Sebutkan 3 obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi
(untuk disebutkan)
√ Obyek 1: pena
√ Obyek 2 : Hp
√ Obyek 3 : Spo2
3. Perhatian dan 5 5 Minta klien untuk memulai dari
kalkulasi
angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali
□ √ 93
□ √ 86
□ √ 79
□ √ 72
□ √ 65
4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada no 2 tadi, bila
benar 1 point untuk masing-
masing obyek
√ Obyek 1 : pena
√ Obyek 2 : hp
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
√ Obyek 3 : pensil
5. Bahasa 9 Tunjukkan pada klien suatu benda
3
dan tanyakan namanya pada klien
√ (misal jam tangan)
√ (misal pensil)
Minta pada klien untuk
mengulang kata berikut “tak ada
jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar,
nilai 1 poin.
√ Tak ada jika
√ Dan
√ Atau
√ Tetapi
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dari
3 langkah : “Ambil kertas di
tangan anda. Lipat dua dan taruh
di lantai”
√ Ambil kertas
√ Lipat dua
√ Taruh di lantai
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktivitas sesuai
perintah, nilai 1 point)
√ Tutup mata anda
Perintahkan pada klien untuk
menulis satu kalimat dan
menyalin gambar
√ Tulis satu kalimat
√ Menyalin gambar
4. Pengkajian Keseimbangan
1) Perubahan posisi atau gerakan
9. Membungkuk 0
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-
objek kecil (misalnya bolpoin) dan lantai, memegang
objek untuk bias berdiri lagi dan memerlukan usaha
yang keras untuk bangun.
15. Berbalik 1
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan,
bergoyang, memegang objek untuk dukungan.
Jumlah :10
Interpretasi Hasil:
11. Apakah Anda merasa saya sangat tidak berguna dengan Tidak
keadaan Anda sekarang?
13. Apakah Anda berfikir bahwa situasi Anda tak ada Tidak
harapan?
14. Apakah Anda berfikir bahwa banyak orang yang lebih Tidak
baik daripada Anda?
Keterangan :
Score 5 -9 : Kemungkinan depresi ringan
Score 10 atau lebih : Depresi berat
Interpretasi/kesimpulan: kemungkinan Depresi Ringan
Keterangan:
0= tidak pernah > 3: Disfungsi keluarga sangat tinggi
1= sebagian 4-6: Disfungsi keluarga sedang
2= selalu 7-6: tidak ada masalah
Diagnosa Keperawatan
3. Nyeri
KLASIFIKASI DATA
- klien mengatakan mandi 2 kali seminggu - aktivitas klien dibantu oleh keluarga
-klien mengatakan gosok giginya jarang
- mukosa bibir kering
- klien gosok gigi mengunakan pasta gigi
- kaki kiri dan kanan terlihat bengkak
- klien mengatakan cuci rambut 1x
seminggu - pasien berbaring diatas tempat tidur
- klien mengatakan gunting kuku 1x - Saat di rumah klien makan nasi dengan
seminggu lauk bervariasi seperti ayam, ikan, telur
daging dan minum air putih
- klien mengatakan tidur 8 jam perhari
- di rumah klien makan dan minum tidak
- klien mengatakan tidur siang 1 jam perhari dibantu.
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
Do :
-skala nyeri 3
- nyeri hilang timbul
- lama nyeri sekitar 1 sampai 2
menit
- TD : 160/100 mmHg
- Nadi : 90 x /menit
Do :
Do:
`1. Domain 12: kenyamanan. Setelah diberikan tindakan Manajemen Nyeri (1400)
Kelasa 1: kenyamanan keperawatan 1x24 jam
- Lakukan pengkajian nyeri
fisik diharapkan tingkat nyeri komprehensif yang meliputi
Nyeri (akut) berhubungan berkurang. lokasi, karakteristik,
frekunsi, kualitas, intensitas
dengan peningkatan Kriteria Hasil:
atau beratnya nyeri dan
tekanan vaskular serebral. - nyeri menurun. faktor pencetus.
- Nafsumakan meningkat - Observasi adanya petunjuk
nonverbal mengenai
- Tingkat
ketidaknyamanan
kenyamanan - Gali pengetahuan dan
meningkat kepercayaan mengenai
nyeri.
- Evaluapengalaman nyeri
- Bantu dalam menyediakan
lingkungan yang nyaman.
Peresepan: Pelayanan
Nonfarmakologis (8086)
- Tentukan tanda-tanda
gejala masalah kesehatan
saat ini
- Tinjau riwayat yang lalu,
obat-obat, alergi, dan tes
diagnostik di masa lalu
yang berkaitan dengan
kondisi saat ini.
- Tinjau terapi masa lalu dan
saat ini yang digunakan
untuk mengatasi masalah
kesehatan.
- Dokumentasikan dampak
dari perawatan lain
terhadap masalah
kesehatan.
- Identifikasi perawatan non
farmakologi (terapi
komplementer)
- Rujuk pada pedoman
praktik berlandaskan
- Hargai keyakinan
individu terkait latihan
fisik
- Gali pengalaman individu
sebelumnya mengenal
latihan.
- Dampingi individu pad
saat menjadwalkan
latihan secara rutin
setiap minggunya.
- Lakukan latihan
bersama individu, jika
diperlukan.
- Informasikan individu
mengenai manfaat
kesehatan dan efek
fisiologis latihan.
3. Kurang perawatan diri berhungan dengan intoleransi aktivitas, menurunnya daya tahan dan
kekuatan ditandai dengan penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
No Diagnosa Noc Nic
Domain 4: aktivitas/ Setelah diberikan tindakan Bantuan perawatan
keperawatan 1x 24 jam diri: mandi/
istrahat diharapkan perawatan diri: kebersihan (1801)
Kelas 5: perawatan diri kebersihan meningkat
Kriteri hasil: - Pertimbangkan
Kurang perawatan diri budaya pasien saat
berhungan dengan - Status kenyamanan: mempromosikan
lingkungan aktivitas
intoleransi aktivitas, - Penampilan mekanik tubuh. perawatan diri
menurunnya daya tahan - Pertimbangkan
usia
dan kekuatan ditandai - Sediakan
barang pribadi
dengan penurunan
yang
kemampuan melakukan diinginkan
- Fasilitasi pasin
aktivitas sehari-hari untuk mandy
- Monitor
integritas kulit
pasien.
perawatan:IADL
(1805)
- Tentukan
kebutuhan
individu terkait
dengan bantuan
dalam IADL
- Instruksikan
individu untuk
tidak merokok.
- Cek alat-alat
untuk keamanan
di rumah
dapatkan alat-alat
untuk membantu
aktivitas sehari-
hari
Hari Tanggal
Dagnosa Implementasi Evaluasi
kebutuhan dengan
peraatan
rambut/kuku/kulit,
bersihkan kaca mata, dan
gosok gigi
3. Perhatikan adanya tanda-
tanda nonverbal yang
fisiologis.
4. Beri banyak waktu untuk
melakukan tugas
ASUHAN KEPERAWATAN