JAYAPURA
Di Susun Oleh
Martina Ugipa
2020086026023
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular (PTM ) Merupakan penyakit kronis tidak di tulakan dari orang ke
orang. PTM Mempunyai durasi yang panjang, umumnya berkembang lama salah satu penyakit
tidak menular yaitu arthritis pirai atau masyarakat biasa mengenalnya dengan asam urat.
Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu penyakit yang
diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan
hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam
inti sel tubuh.
Penyakit Gout Arthritis tidak mengancam jiwa, tetapi bila penyakit ini menyerang penderita
dapat mengalami siksaan nyeri, pembengkakan atau cacat persendihan tangan dan kaki . rasa
sakit dari pembengkakan tersebut disebabkan karena endapan kristal monosodium urat yang
disebut thopi, yang terbentuk dari asam urat yang sudah jenuh sehingga mempermudah
pembentukan kristal tersebut. Penumpungkan kristal pada umumnya terjadi padajaringan sekitar
sendi, sehingga menimbulkan rasa nyeri pada daerah tersebut (Zahara, 2015 ) .
Di dunia prevalensi penyakit gout mengalami kenaikan jumlah penderita hingga dua kali
lipat antara tahun 1990-2010 . pada orang dewasa di Amerika Serikat penyakit gout mengalami
peningkatan dan mempengaruhi 8-3 jt ( 4% ) orang amerika. Sadangkan privalensi hiperurisemia
juga meningkat dan mempengaruhi 43.300.000 ( 21% ) orang dewasa di Amerika Serikat
(Jaliana, Suhadi, la Ode Muh, & Sety, 2018 .
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 prevalensi penyakit
sendi di Indonesia berdasarkan diagnosis pada penduduk usia diatas 15 tahun adalah 7,3% dan
berdasarkan diagnosis dokter pada usia 15 tahun adalah 11 % . seangkan jenis kelamin laki-laki
6,1 % dan ada perempuan 8, 5 % . ( kementerian kesehatan RI. 2018 ).
Berdasarkan hasil Kemenkes (2013) menunjukan bahwa penyakit sendi di Indonesia yang
diagnosis kenaga kesehatan ( nakes) 11. % dan berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 24,7 % ,
sedangkan berdasarkan daerah diagnosis nakes tertinggi di Nusa Tenggara Timur 33,1 % , diikuti
Jawa Barat 32,1 % dan Bali 30 % (Jaliana, Suhadi, la Ode Muh, & Sety, 2018 .
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013, sebesar 81 % penderita asam
urat di Indonesia hanya 24 % yang pergi ke dokter, sedangkan 71% cenderung langsung
mengkonsumsi obat-obatan pereda nyerian di jual bebas (Jaliana, Suhadi, la Ode Muh, & Sety,
2018 . terapi menggunakan herbal merupakan terapi yang memanfaakan tanaman atau tumbuhan
yang berkhasiat untuk obat. Pengotan dengan menggunakan tanaman obat relatif lebih murah.
Masyarakat biasa memperoleh tanaman tersebut di lingkungan sekitar atau menanam sendiri
(Nengsi, 2016) .
Salah satu terapi herbal untuk penyakit Gout Arthtritis adalah daun salam. Kandungan
yang terdapat dalam daun salam (syxzygium polyantum wight) yaitu flavonoid, yang bersifat
antioksidan dapat menghambat aksi dan enzim xanthine oxidase, sehingga pembentukan asam
urat ( uric acid) dalam tubuh terhambat serta di pengaruhi juga oleh kandungan tritepen,
polyphenol,dan alaloid,yang brsifat diuretik yang mmperoduksi urin lebih banyak sehingga asam
urat (uric acid) keluar melalui urin.flavonoid dapat menghambat aksi dari enzim xanthine
sehingga pembentukan asam urat (uric acid) terhambat ( Surina,2014 Dalam Anggraini,2019).
Berbagi penilitian telah dilakukn untuk mengetahui kandungan sebenarnya dari daun
salam ( syzgium polyanthum).secara ilmiah yaitu telah ditemukannya bberapa kandungan pada
daun salam seperti flovanoid, tanin,dan minyak atsiri, dengan kandungan minyak netral dan
eugenol yang bermanfaat menurunkan asam urat dalam darah. Minyak asiri yang dikandung di
dalam daun salam sebesar 0,05% bersifat antibakteri dan beraroma gurih. Daun salam juga
bermanfaat sebagai peluruh ( diuretik ) dan menghilang rasa nyeri (analgesik). Sebagai di
uretik , daun salam mampu memperbanyak produksi urin sehingga dapat menurunkan kadar
asam urat dalam darah (Nengsi,2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosa dan Putri,(2019) didapatkan rata-rata kadar
asam urat sebelum dan sesudah dilakukan pemberian air rebusan daun salam adalah 5.7 mg/dl
dan 4,9 mg/dl, nilai p-value=0,000 ( P<0,05), berarti ada pengaruh pemberian air rebusan daun
salam terhadap kadar asam urat pada penderita Gout Arthritis. Pemberian air rebusan daun
salam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar asam urat pada penderita Gout
Arthritis,sehingga bisa dijadiakn salah satu terapi komplementar untuk menurunkan kadara
asam urat pada pasien Gout Arthritis.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cumayunaro, (2017) terdapat perbedaan rata-rata
kadar asam urat dan intesitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian air rebusan daun salam.
oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengaplikasikan pemberian rebusan daun salam pada
pasien dengan Gout Artritis yang tujuannya untuk menurunkan kadar asam urat dalam tubuh
dan menghilangkan dan rasa nyeri.
LAPORAN GERONTIK PADA Tn. Y DENGAN GOUT ARTRITIS
Pengkajian
a. Nama : Tn. W
b. Umur : 70 tahun
c. Pendidikan terakhir : SMA
d. Agama : Kristen Prostestan
e. Status perkawinan : menikah
f. Alamat : Pos 7 Sentani
g. Telepon :-
h. Jenis kelamin : Laki-laki
i. Orang yang paling dekat dihubungi : NY.N
j. Hubungan dengan usila :baik
k. Alamat :Kota Raja Dalam
l. Jenis kelamin keluarga :Perempuan
Riwayat Keluarga
a. Pasangan
1) Nama : Ny. Y.
2) Umur : 60 tahun
3) Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
4) Alamat :-
5) Hidup/mati : Berpisah
6) Kesehatan :Baik
b. Anak
1) Nama : F.P
2) Alamat :Nabire
3) Hidup/mati : Hidup
Riwayat pekerjaan
Pensiunanan pegawai
Tn. W , tinggal di Panti Jombo Pos 7 sentani , dimana rumah Tn .W bersih, lantai
kering tidak licin, pencahayaan cukup, ventilasi udara juga cukup. Untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari Tn.W beserta teman-temannya tinggal sebagai lansia di Panti
Jombo Sentani.
Riwayat Rekreasi
Tn. W mengatakan tidak pernah berpergian jauh. Sehari-hari Tn.W menghabiskan
waktu dirumah, klien mengisi waktu luang dengan berinteraksi dengan tetangganya.
Kebiasaan Ritual
a. Obat-obatan
Tn.W biasa meminum ramuan obat herbal untuk mengatasi rasa nyeri pada otot-otot
b. Status Imunisasi
Tidak pernah mengikuti
c. Alergi
Tn. W mengalami alergi ikan
d. Penyakit yang Di derita
Asam Urat
e. Nutrisi
Tn. W biasa makanan yang di masak dengan cara direbus dan higienis karena ia tau
bahwa ia terkena asam urut
Tinjauan Sistem
8 Leher
Inspeksi kesimetrisan leher : Leher tampak simetris
Palpasi
a Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
b Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
9 Dada dan tulang belakang
Inspeksi
a Bentuk dada : Bentuk dada simetris
b Kelainan bentuk dada : Tidak ada kelainan bentuk
dada
c Kelainan tulang belakang : Tidak terdapat kelainan tulang
belakang
10 Pernafasan
Inspeksi
a Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris
b Pernafasan : Irama nafas teratur
c Retraksi interkosta : Tidak ada retraksi interkosta
d Nafas cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping
hidung
Palpasi
a Taktil fremitus : Taktil fremitus kanan = taktil
fremitus kiri
b Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris
Perkusi : Perkusi sonor
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler
a Suara tambahan : Tidak ada suara nafas
tambahan seperti wheezing,
ronchi dan krekles
b Temuan / keluhan lainnya : Tidak teraba massa dan nyeri
tekan pada area dada
11 Kardiovaskuler
Inspeksi : Ictus cordis tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICV
midclavicula sinistra
a Iktus kordis : Tidak tampak
b Nadi radialis : 80 x/menit teraba teratur
Perkusi : Redup
Auskultasi
a Bunyi jantung : Bunyi jantung I, dan II murni.
Tidak terdengar suara
tambahan
12 Gastrointestinal
Inspeksi : Bentuk abdomen datar
Auskultasi : Peristaltik usus 12 x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak teraba massa, tidak
terdapat nyeri tekan pada
abdomen.
14 Perkemihan
a Warna urin : Warna urin kuning
b Jumlah urin : ± 1500 cc/hari
c Nyeri saat BAK : Tidak nyeri saat BAK
d Hematuria : Tidak ada hematuria
e Rasa terbakar saat BAK : Tidak ada rasa terbakar saat
BAK
f Perasaan tidak lampias : Tidak ada
(anyang-anyangan)
g Mengompol : Tidak ada
h Tidak bisa BAK : Tidak ada
15 Muskuloskeletal
Inspeksi
a Lesi kulit : Tidak ada
b Tremor : Tidak ada
Palpasi
a Tonus otot ekstremitas atas : Baik
b Tonus otot ekstremitas : Baik
bawah
c Kekuatan ekstremitas atas : Kuat (skor 5)
d Kekuatan ekstremitas : Kuat (skor 5)
bawah
e Rentang gerak : Terbatas karena ada nyeri pada
lutut
f Edema kaki : Tidak terdapat edema
g Refleks Bisep : Kanan (+) Kiri (+)
h Refleks Trisep : Kanan (+) Kiri (+)
j Refleks patella : Kanan (+) Kiri (+)
j Refleks Achilles : Kanan (+) Kiri (+)
k Deformitas sendi : Tidak ada
l Nyeri ekstremitas : Nyeri pada lutut
16 SSP (N I – XII)
a Olfaktori : Fungsi penciuman baik. Klien
masih dapat membedakan bau
b Optikus : Fungsi penglihatan sudah
berkurang. Klien tidak mampu
lagi melihat jarak jauh dengan
jelas, klien menggunakan alat
bantu kaca mata untuk
membaca
c Okulomotorius : Gerakan bola mata simetris
d Throklear : Klien mampu menggerakan
bola mata ke atas dan ke
bawah
e Trigeminus : Klien mampu mengunyah
f Abdusen : Baik
g Facialis : Bentuk bibir simetris
h Auditori : Fungsi pendengaran sudah
mulai menurun
i Glosofaringeal : Klienmampu merasakan
sensasi rasa pada lidah
j Vagus : Klien mampu menelan
makanan
k Aksesorius : Klien mampu menoleh ke kiri
dan ke kanan, klien mampu
mengangkat kedua bahu
dengan simetris
l Hipoglosus : Pengucapan kata masih jelas,
tidak ada pelo
17 Sistem Endokrin
a Pembesaran tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid
b Riwayat penyakit metabolik : Terdapat riwayat penyakit
metabolik seperti DM
18 Genetalia dan anal
a Kebersihan : Tidakkaji
b Haemoroid : Tidak ada hemoroid
c Kesan (bau) : Tidak ada bau pesing atau bau
tidak enak
Indeks Kriteria
A Mandiri dalam hal makan, kontinensia, berpindah, pergi ke toilet,
berpakaian, dan mandiri
B Mandiri dalam semua aktivitas, kecuali satu dari fungsi tersebut
C Mandiri dalam semua aktivitas kecuali, mandi tambah satu fungsi
D Mandiri dalam semua aktivitas kecuali mandi, berpakaian di tambah
satu fungsi
E Mandiri dalam semua aktivitas kecuali mandi, berpakaian, pergi ke
toilet,satu fungsi aktivitas
F Mandiri dalam semua aktivitas kecuali mandi, berpakaian,pergi ke
toilet, berpindah ditambah satu fungsi aktivitas sehari-hari
G Ketergantungan social
O Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
diklasifikasikan sebagai C,D,F, dan G
Aktifitas Sehari-hari
AGAR keluarga
No Fungsi Uraian Skore
0 1 2
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada √
keluarga (tema-teman) saya untuk
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman- √
teman) saya membicarakan sesuatu
dengan saya dan mengucapkan masalah
dengan saya
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) √
saya menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan aktifitas atau arah
baru
4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman- √
teman) saya mengekspresikan efek dn
merespon terhadap emosi-emosi saya,
seperti marah, sedih atau mencintai
5 Pemecahan Saya puas dengan cara teman-teman saya √
dan saya menyediakan waktu bersama-
sama
Rencana Asuhan Keperawatan Kesehatan Individu
Ringksan kesehatan Tn. W dirawat di RS Dok 2 dengan keluhan kedua lututnya mengalami
nyeri terutama saat bangun tidur dan makan tahu. Nyeri tersebut dirasakan bertambah saat
melakukan aktifitas berlebih dan nyeri tersebut hilang timbul. Tn. W mengatakan terkena asam
urat sudah sejak 7 tahun yang lalu. Tn. W mengatakan biasanya ia minum kopi 5-8 gelas/hari.
Hasil pemriksaan bahwa tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 80x/menit, Respirasi 20 x/menit,
suhu 36,7 C.
berkurang keefektifan
atau hilang dari tindakan
2. Frekuensi pengontrol
nyeri nyeri.
berkurang
3. Lamanya Aplikasi
nyeri Panas/Dingin
berlangsung (1380)
4. Ekspresi Jelaskan
MANAJEMEN tentang
KESEHATAN program
terapi.
Batasan Karakteristik d. Edukasi klien
Kesulitan dengan regimen yang tentang
diprogramkan tindakan
Kegagalan memasukan regimen Pengetahuan : mencegah
pengobatan dalam kehidupan Manajemen komplikasi
sehari-hari Arthritis (1831) penyakit
Kegagalan melakukan tindakana. Faktor penyebab dengan senam.
untuk mengurangi tindakan (4) Diskusikan
EVALUASI