Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“TEORI KEPERAWATAN PADA SITUASI KLINIS I”

Disusun oleh :
Kelompok 4
• NI KADEK DWIK WIDIASTINI (213213290)
• A.A.ISTRI RAHMA WILANDARI (213213291)
• NI MADE LINDIA MAHARATNI APSARI (213213292)
• I KADEK PREMADANA NUGRAHA (213213293)
• PUTU TAHLIA GEOVANI (213213294)
• NI PUTU RISMA PEBRIANI (213213295)
• I PUTU DUTA RYASA ARDANA (213213296)

Dosen Pengampu : Ns. Ni Komang Ayu Resiyanthi, S.kep., M.kep.

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah “Teori Keperawatan Pada
Situasi Klinis I’’ tepat pada waktunya.
Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan yang dimana disampaikan oleh dosen pengajar kami yaitu Ibu Ns. Ni Komang Ayu
Resiyanthi, S.kep., M.kep.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 23 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan Makalah...........................................................................................................1

1.4 Manfaat Makalah.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

2.1 Teori Keperawatan......................................................................................................... 2

2.2 Teori Jean Watson’s “Philioso phy and Science of Caring” ........................................2

BAB III PENUTUP..................................................................................................................7

3.1 Simpulan .....................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................8

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk profesi pelayanan kesehatan sebagai bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
yang bersifat biologi-psikologi-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu
siapa pun baik yang sakit maupun yang sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia. Dunia keperawatan memang tidaklah mudah seperti yang banyak orang kira.
Begitu banyak hal yang harus dimengerti dan juga dipahami untuk bisa melaksanakan
tugas dengan baik sebagai seorang perawat. Di dalam keperawatan ada empat konsep
utama yaitu manusia, lingkungan, sehat-sakit, dan keperawatan itu sendiri. Semua itu
merupakan buah pikir pakar keperawatan yang menjadi dasar pengembangan keilmuan
keperawatan atau teori model konseptual. Dan dari banyak pakar yang mengungkapkan
hal tersebut, disini saya akan menjelaskan teori model konseptual yang dikemukakan
oleh Jean Watson , seorang theorist keperawatan dengan model monsep teorinya yaitu
Human Caring.

Berbagai teori telah banyak yang dihasilkan oleh 2000 dan telah banyak diperoleh dalam
bentuk buku-buku. Usaha yang perlu dilakukan perawat dalam berbagai posisi saat ini adalah
mempelajari lebih dalam dan memahami teori yang menurut mereka lebih mudah atau dapat
diterapkan dalam praktik 2000. untuk membantu memberikan gamabaran dalam usaha
pengembangan teori ke dalam praktik 2000, pada makalah ini penulis akan mencoba
memaparkan salah satu teori 2000, yaitu teori dari Jean Watson tentang “Philosophy and
Science of Caring” dan penerapan teori tersebut dalam kasus di rumah sakit.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana teori dari Jean Watson tentang “Philosophy and Science of Caring”  sebagai
philosophical theory dan penerapan teori tersebut dalam kasus pasien ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Teori dari Jean Watson tentang “Philosophy and Science of Caring”
2. Penerapan teori tersebut dalam kasus pasien

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengambil makna dari
filosofi teori keperawatan agar dapat menerapkan pada praktik keperawatan baik dalam
pendidikan, pelayanan dan penelitian.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori Keperawatan


Teori keperawatan adalah suatu kerangka kerja yang terorganisir konsep dan tujuan yang
dirancang untuk memandu praktik keperawatan.Profesional keperawatan menerapkan Teori
Keperawatan untuk menggambarkan, menjelaskan, memprediksi atau meresepkan praktik
keperawatan. Ada empat tingkatan teori: meta-teori, teori grand, teori mid range , dan teori
praktek.Metateory sangat abstrak dan tidak mudah untuk diuji coba, meta theory menyediakan
arti-arti, kalimat-kalimat, situasi struktur interkoneksi, dan bahkan observasi oleh perawat-
perawat dalam skala global. Meta theory dapat terdiri dari beberapa grand theory, middle range
theory, bahkan practice theory. Teori Meta theory keperawatan adalah teori keperawatan tentang
teori keperawatan. Meta theory dapat dikritik, terbatas, abstrak dan sangat sulit untuk
diaplikasikan dalam praktik.

Bates (2005) membahas perbedaan antara metateori, teori, dan model, yang seringkali
digunakan secara bergantian. Menurut Bates (2005) Metateori merupakan landasan filsafat dari
sebuah teori; sebagai serangkaian ide mendasar tentang bagaimana seharusnya sebuah fenomena
tertentu dipikirkan dan dipelajari.  Dalam sains (science) dan ilmu-ilmu alam, teori mengalami
perkembangan amat pesat. Secara klasik perkembangan teori ini mengikuti proses “description,
prediction, explanation”. Pada tahap pertama, sebuah fenomena alam mendapat penjelasan alias
deskripsi. Tentu saja sulit menyelidiki sesuatu tanpa menjelaskannya lebih dahulu. Lalu, ketika
sudah ada beberapa pengetahuan tentang sebuah fenomena tertentu, ilmuwan mulai
membuat dugaan atau prediksi tentang  keterkaitan, proses, atau urutan kejadan (sequences)
tentang fenomena tersebut. Lalu, berdasarkan pengujian tentang dugaan-dugaan tersebut,
dikembangkanlah penjelasan atau eksplanasi, dan inilah yang kemudian disebut teori.
Dalam bidang sains pula lah pengertian teori dikaitkan dengan metode ilmiah yang biasa
disebut metode sederhana untuk melakukan induksi-deduksi  (naïve inductive-deductive method)
(Ben-Ari, 2005).  

2.2 Teori Jean Watson’s “Philioso phy and Science of Caring”


Jean Watson lahir pada tahun 1940, dia adalah BS dalam keperawatan, MS dalam
Psychiatric-Mental Health Nursing dari University of Colorado, Denver, dan PhD dalam
Educational Psycology. Watson adalah pengarang banyak artikel, chapter buku dan buku
lainnya. Penelitiannya tentang perawatan manusia dan kehilangan. Teorinya yang telah
dipublikasikan dalam keperawatan adalah Human Science and Human Care. Dia percaya bahwa
focus utama dalam keperawatan adalah pada carative factor dimana ia berasal dari Humanistik
perpective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah. Untuk perawat
pengembangan humanistic filosofi dan system nilai, serta latar belakang seni yang kuat itu perlu.
Filososfi dan system nilai akan memberikan fondasi yang kokoh untuk ilmu asuhan keperawatan.
Dasar seni dapat membantu perawat untuk mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia
dan untuk mengembangkan ketrampilan berfikir kritis. Pengembangan ketrampilan ini
dibutuhkan dalam asuhan keperawatan dimana focusnya lebih kepada peningkatan kesehatan
daripada pengobatan penyakit.

2
1. Paradigma Keperawatan Menurut Watson
a. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal caring
untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan
selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.
b. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga,
yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya
untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.
c. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan
orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.

2. Asumsi Watson
Watson mengusulkan 7 asumsi tentang ilmu perawatan dan 10 carative faktor utama yang
membentuk teorinya. Dasar asumsinya adalah :
a. Asuhan keperawatan dapat ditujukan secara efektif dan dapat dipraktekkan hanya secara
interpersonal.
b. Asuhan keperawatan terdiri dari carative factor yang menghasilkan kepuasan pada
kebutuhan manusia tertentu.
c. Efektifitas asuhan keperawatan meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan
keluarga.
d. Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya sebagai ia sekarang tapi juga
hal-hal yang mungkin terjadi padanya.
e. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan sementara mengizinkan seseorang untuk memilih tindakan yang terbaik untuk
dirinya pada saat diberikan kesempatan.
f. Asuhan lebih healthogenic dari pada pengbatan. Praktek asuhan terintegrasi dengan
pengetahuan biofisikal dengan perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan orang yang
sakit. Asuhan keperawatan melengkapi pengobatan.
g. Praktek asuhan adalah sentral dari keperawatan.

3. Struktur Asuhan Keperawatan Menurut Watson di jelasan dalam 10 carative factor:


a. Humanistic – altruistic
Dimulai pada usia dini dengan membawa nilai-nilai dari orang tua, serta pengalaman pribadi.
Watson menganjurkan bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan
(humanistic) dan perilaku mementingkan kepentingan orang lain daripada diri sendiri (altruistic).
Hal ini dapat dikembangkan dengan memahami nilai-nilai yang ada pada diri sendiri, keyakinan,
interaksi dengan bermacam-macam kultur, serta pengalaman pribadi.
b. Faith-Hope
Perlu untuk carative dan curative proses. Perawat perlu menekan penggunaan obat untuk curative
dan juga membantu seseorang untuk mengetahui bahwa ada alternative pengobatan yang lain
seperti meditasi, relaksasi atau kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau secara spiritual.
3
c. Pengembangan sensitifitas untuk diri sendiri dan untuk orang lain
Sebagai perawat perlu untuk meningkatkan sensitivitas diri pribadi dan pada orang lain serta
lebih authentic.
d. Membangun hubungan helping – trust
Ciri hubungan ini adalah harmoni, empati dan hangat. Hubungan yang harmoni terbuka dan jujur
tidak dibuat-buat. Empati adalah perawat berusaha untuk merasakan apa yang dirasakan klien,
hangat dimana kita menerima orang lain secara positif.
e. Menerima pengekpresian perasaan baik positif ataupun negative
Ekspresi meningkatkan kesadaran, perasaan mempengaruhi pikiran dan perilaku, dan hal ini
perlu untuk dipertimbangkan dan memelihara hubungan.
f. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematik dalam pengambilan keputusan
Watson percaya bahwa tanpa penggunaan metode pemecahan masalah yang sistematik dan
praktek yang efektif merupakan sebuah kebetulan, sembrono atau berbahaya. Metode pemecahan
masalah yang ilmiah merupakan metode yang memberikan control dan prediksi serta
membolehkan koreksi.
g. Peningkatan belajar mengajar interpersonal
Merupakan factor dimana seseorang berusaha mengontrol kesehatan mereka setelah ia mendapat
informasi-informasi dan alternative pengobatan. Dalam merawat, perawat memfokuskan pada
proses belajar sama banyaknya dengan proses mengajar.
h. Menyediakan dukungan, melindungi dan memperbaiki lingkungan mental, fisikal,
sosiokultural dan spiritual.
Perawat dapat memberikan dukungan situasional, membantu seseorang mengembangkan
persepsi yang lebih akurat, membantu informasi sehingga pasien dapat menanggulangi
masalahnya. Perawat juga harus memberikan perasaan nyaman, keleluasaan pribadi, aman
kepada pasien.
i. Membantu memenuhi kebutuhan manusia
Urutan kebutuhan menurut Watson hampir serupa dengan hirarki kebutuhan menurut Maslow,
yaitu :
1) Kebutuhan biofisikal (lower order needs)
- Kebutuhan untuk makanan dan cairan, Kebutuhan untuk eliminasi, Kebutuhan ventilasi
Merupakan kebutuhan untuk hidup
2) Kebutuhan psikofisikal (higher order needs)
- Kebutuhan untuk aktifitas dan tidak aktif, Kebutuhan seksualitas
Merupakan kebutuhan fungsional
3) Kebutuhan psikososial (higher order needs)
- Kebutuhan untuk berprestasi, Kebutuhan untuk ikut menjadi anggota suatu perkumpulan
Merupakan kebutuhan untuk integrasi
4) Kebutuhan intrapersonal-interpersonal (higher order needs)
- Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Merupakan kebutuhan untuk pengembangan.
j. Menghargai kekuatan eksistensial-phenomenological
Phenomenology adalah jalan untuk mengerti seseorang dari penampilannya. Factor ini
membantu seseorang untuk mengerti kehidupan, sakit dan kematian. Membantu seseorang untuk
menentukan kekuatan atau keberanian untuk menghadapi kehidupan atau kematian.
Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya berkisar
pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan focus
4
terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu stagnant terhadap
sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai
dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas”
dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan
teorinya (Watson, 2004)

4. Faktor Carative dalam Caring


Original carative factors kemudian dikembangkan oleh Watson menjadi clinicalcaritas processes
yang menawarkan pandangan yang lebih terbuka (Watson, 2004), yaitu:
a. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam
konteks kesadaran terhadap caring.
b. Hadir dengan sepenuhnya, dan mewujudkan dan mempertahankan system keperacayaan
yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang dirawat.
c. Memberikan perhatian terhadap praktek spiritual dan transpersonal diri orang lain,
melebihi ego dirinya.
d. Mengembangkan dan mempertahakan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang saling
bantu dan saling percaya.
e. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan positif dan negative. sebagai
suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat.
f. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bagian dari
proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistik.
g. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan
diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
h. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun non fisik,
lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan, keindahan,
kenyamanan,martabat, dan kedamaian.
i. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh,
memberikan “human care essentials”, yang memunculkan penyesuaian jiwa, raga dan pikiran,
keholistikan, dankesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan
secara spiritual.
j. Menelaah dan menghargai misteri spritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan
kematian seseorang, “soulcare” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.

5. Perilaku Caring
Daftar dimensi caring (Caring Dimensions Inventory = CDI) yang didesain oleh Watson dan Lea
(1997) merupakan instrumen yang dikembangkan untuk meneliti perilaku perawat (perilaku
caring). Daftar dimensi caring tersebut antara lain:
CDI 1. Membantu klien dalam ADL.
CDI2. Membuat catatan keperawatan mengenai klien.
CDI 3. Merasa bersalah /menyesal kepada klien
CDI 4. Memberikan pengetahuan kepada klien sebagai individu
CDI 5. Menjelaskan prosedur klinik
CDI 6. Berpakaian rapi ketika bekerja dengan klien
CDI 7. Duduk dengan klien
CDI 8. Mengidentifikasi gaya hidup klien
CDI 9. Melaporkan kondisi klien kepada perawat senior
5
CDI 10. Bersama klien selama prosedur klinik
CDI 11. Bersikap manis dengan klien
CDI 12. Mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk klien
CDI 13. Mendengarkan klien
CDI 14. Konsultasi dengan dokter mengenai klien
CDI 15. Menganjurkan klien mengenai aspek self care
CDI 16. Melakukan sharing mengenai masalah pribadi dengan klien
CDI 17. Memberikan informasi mengenai klien
CDI 18. Mengukur tanda vital klien
CDI 19. Menempatkan kebutuhan klien sebelum kebutuhan pribadi
CDI 20. Bersikap kompeten dalam prosedur klinik
CDI 21. Melibatkan klien dalam perawatan
CDI 22. Memberikan jaminan mengenai prosedur klinik
CDI 23. Memberikan privacy kepada klien
CDI 24. Bersikap gembira dengan klien
CDI 25. Mengobservasi efek medikasi kepada Klien

6
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya semua teori keperawatan yang telah diciptakan oleh para pakar
keperawatan adalah hasil yang baik karena telah melalui tahap-tahap metode ilmiah yang
sistematis. Teori yang mereka hasilkan juga telah melaui suatu proses panjang untuk dapat diakui
oleh komunitas keperawatan di seluruh dunia sebagai bagian dari teori keperawatan. Hal yang
perlu dilakukan oleh komunitas perawat terutama perawat di Indonesia adalah terus berusaha
menerapkan teori yang telah ada dalam praktik keperawatan. Praktik keperawatan yang baik dan
professional hanya praktik yang didasarkan pada nilai-nilai perawat professional yang salah
satunya tercermin dalam teori keperawatan. Untuk itu salah satu cara meningkatkan kualitas
pelayanan atau asuhan keperawatan adalah dengan menerapkan praktik keperawatan yang
berdasarkan teori keperawatan, bukan praktik yang berdasarkan perintah atau order dokter, atau
praktik keperawatan yang hanya berdasarkan rutinitas semata. Inilah yang dinamakan Evidence
based practice, yang menjadi salah satu kunci berhasilnya perkembangan keperawatan di luar
negeri.

Jean Watson telah memberikan salah satu pilihan bagi perawat di Indonesia untuk mulai
menerapkan praktik keperawatan yang berdasarkan teori dengan menciptkan teori yang telah
diakui komunitas perawat di dunia, yaitu “Philosophy and Science of Caring”. Sekarang semua
kembali kepada diri perawat sendiri, apakah sudah siap dan mulai berpikir untuk menerapkan
teori yang telah ada di instistusinya. Kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak sangat
diperlukan untuk menjadikan praktik keperawatan yang professional dan berkualitas dapat
diwujudkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Artikel Resmi


URL:
https://xdocs.tips/doc/makalah-analisis-jurnal-jean-watson-loyyw02zqlo3
Sumber Artikel Resmi
URL:
https://mediaperawat.id/teori-dan-model-keperawatan-jean-watson/

Anda mungkin juga menyukai