Alasan utama mengapa diet bisa sebabkan konstipasi adalah rendahnya asupan serat yang
dikonsumsi. Hal ini bisa saja terjadi jika Anda tidak memperhatikan komposisi makanan
(gizi) yang dikonsumsi selama menerapkan metode diet tertentu.
Faktanya, metode diet yang populer seperti diet bebas gluten, diet paleo dan diet rendah
karbohidrat biasanya menyarankan Anda untuk secara signifikan mengurangi konsumsi biji-
bijian, asupan sayuran, dan buah. Padahal, makanan tersebut sangat kaya akan kandungan
serat larut yang baik untuk kesehatan saluran cerna. Lebih dari itu, serat larut ternyata juga
bisa membantu menurunkan kolesterol dan mengendalikan kadar gula darah.
Serat larut ada dalam bentuk pektin, beta-glukan, getah alami, dan inulin. Dari keempatnya,
mungkin Anda paling akrab dengan pektin yang mudah ditemukan pada biji-bijian, sayur
atau buah.
Penyebab lain konstipasi saat diet adalah: Anda kurang mengonsumsi makanan yang
mengandung lemak. Ya, saat diet, Anda sebaiknya tidak benar-benar menghindari lemak.
Anda tetap perlu mengonsumsinya, dalam jumlah yang disesuaikan. Hal ini karena lemak
memainkan peran dalam merangsang gerakan di usus besar, yang pada gilirannya membuat
proses buang air besar menjadi lebih teratur.
Karenanya, jika Anda sedang diet dan tak ingin mengalami konstipasi, cobalah santap
beberapa makanan yang mengandung lemak baik―seperti alpukat, biji labu, minyak zaitun,
atau ikan salmon.
Sebagian pelaku diet percaya bahwa mereka harus benar-benar menghindari gula, termasuk
yang berasal dari sumber alami seperti pisang, anggur, mangga atau semangka; buah kering
seperti kismis; dan bahkan sayuran tertentu seperti wortel. Perilaku seperti inilah yang pada
akhirnya menyebabkan konstipasi alias susah BAB.
Itu karena sayur atau buah yang tergolong sebagai sumber gula alami memiliki kandungan
laktosa, fruktosa, dan sorbitol yang dapat memberikan efek pencahar ringan pada usus. Jadi,
jika dikonsumsi secukupnya dan disesuaikan dengan menu diet lainnya, konstipasi atau susah
BAB tidak akan terjadi.