Anda di halaman 1dari 31

1

BAB I
LAPORAN KASUS

I. Status Paisen
I.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Usia : 36 tahun
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Lemah Abang
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah

Nama Suami : Tn. E


Usia : 46 tahun
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Lemah Abang

I.2 Anamnesis
I.2.1 Keluhan Utama
Nyeri Perut

I.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang


Seorang pasien datang diantar oleh suaminya, dengan keluhan nyeri
pada perut bagian bawah. Nyeri perut dirasakan sejak 8 tahun yang lalu.
Nyeri perut dirasakan semakin sering terutama saat menstruasi. Lima hari
yang lalu nyeri perut dirasakan sangat hebat sampai pasien tidak bisa
berjalan. Pasien merasakan nyeri seperti kram pada seluruh bagian perut.
Pasien merasakan makin lama ukuran perutnya semakin bertambah besar.
2

Terkadang pasien merasakan sesak. Sesak juga dirasakan seiring


bertambah besar ukuran perut dan ketika tidur terlentang.
Pasien mengatakan bahwa BAKnya lancar, tetapi frekuensinya lebih
sering. BAB tidak ada keluhan. Pasien juga mengeluhkan nyeri saat
melakukan hubungan suami isteri. Pasien merasa tidak ada penurunan
berat badan yang signifikan.

I.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu


 Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, asma,
penyakit jantung, penyakit paru, penyakit hati, penyakit alergi,
penyakit hati, penyakit ginjal, dan trauma
 Tidak ada riwayat operasi
 Tidak ada riwayat pernah mengalami penyakit keganasan

I.2.4 Riwayat Keluarga


 Tidak ada riwayat penyakit Diabetes melitus, Hipertensi, dan penyakit
jantung dalam keluarga
 Tidak ada riwayat penyakit menular seksual pada keluarga

I.2.5 Riwayat Menstruasi


 Haid pertama kali umur : 12 tahun
 Siklus haid : teratur 28 hari
 Lamanya : 3 – 5 hari
 Banyaknya : 2-3 X ganti pembalut/ hari
 Dismenorea : (+)
Selama perutnya terasa sakit, pasien mengalami menstruasi teratur
setiap bulan, tetapi jumlahnya sedikit, pasien mengganti pembalut 2 x
pembalut setiap harinya, dan tidak menjadi lebih lama.

I.2.6 Riwayat Perkawinan


Perempuan : Pasien menikah selama 16 tahun, merupakan pernikahan
pertama, usia saat menikah 20 tahun
3

Laki-laki : Pasien menikah selama 16 tahun, merupakan pernikahan


pertama, usia saat menikah 30 tahun

I.2.7 Riwayat Obstetrik


 P1: laki-laki, berat lahir 3600 gram, 12 tahun yang lalu, hidup, cukup
bulan, lahir spontan, di Puskesmas.
 Riwayat abortus (-), dan kuretase (-)
 Riwayat infeksi nifas (-)
 Riwayat penyulit kehamilan : Anemia (-)

I.2.8 Riwayat Ginekologik


 Riwayat penyakit saluran reproduksi (-)
 Riwayat operasi ginekologik sebelumnya (-)
 USG : Pertama kali USG tahun 2017 di klinik spog (awal diketahui
kista). USG kedua di RS ciremai 1 bulan yang lalu.

I.2.9 Riwayat Penggunaan Kontrasepsi:


Pasien menggunakan KB suntik 3 bulan selama 10 tahun tetapi
tidak teratur.

I.2.10 Riwayat Pribadi dan Sosial


Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari walau badan terasa
lemas. Merokok (-), minum alkohol (-), narkoba (-), pasien mengatakan
jarang makan buah-buahan dan sayuran.

I.3 Pemeriksaan Fisik


I.3.1 Status Generalis
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis, GCS: 15
 Tanda Vital :
o TD : 110/70mmHg
o N : 76x/menit
4

o RR : 20 x/m
o S : 36.4 0C
 Berat badan : 64 kg
 Tinngi badan : 152 cm

I.3.2 Status General


 Kepala : Normocephali, rambut hitam, tidak mudah dicabut.
 Mata : Konjungtiva pucat +/+, sklera ikterik -/-.
 Telinga : Simetris kanan – kiri, sekret tidak ada, kemerahan -/-, nyeri
tekan -/-
 Hidung : deviasi (-), secret -/-, kemerahan -/-, nyeri tekan -/-
 Tengorokan: kemerahan (-), Tonsil T1-T1, nyeri menelan (-)
 Leher : Perabaan kelenjar tiroid tidak teraba, perabaan kelenjar getah
bening tidak teraba.
 Thoraks :
o Cor : S1-S2 normal reguler, murmur (-), gallop (-)
o Pulmo : Suara nafas vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)
o Mammae : terdapat dua buah kiri dan kanan dengan ukuran
simetris kanan dan kiri, areola berwarna gelap, dan retraksi puting
-/-. Nyeri tekan -/-, tidak teraba massa.
 Abdomen :
o Inspeksi : bentuk cembung, striae (+)
o Auskultasi: bising usus (+)
o Perkusi : redup pada bagian perut bagian kiri
o Palpasi :
 Defans muskular (-)
 Teraba massa pada perut bagian bawah, permukaan rata dan
licin, mobile, nyeri tekan (+) dengan ukuran 3 jari diatas
umbilicus, 2 jari dari SIAS dextra dan 2 jari dari SIAS
sinistra
 Hepar dan lien tidak dapat dinilai
5

 Ekstremitas : Akral hangat +/+, oedema tungkai pitting -/-, pembesaran


kelenjar lipat paha -/-

 Genitalia :
 Eksterna
o Inspeksi: mons pubis tersebar merata, vulva vagina tidak ada
tanda-tanda inflamasi dan kelainan, discharge (-), OUE tidak ada
kelainan, glandula bartholine tidak tampak kemerahan.
o Palpasi: vulva vagina tidak terdapat massa, tidak terasa nyeri tekan,
pada glandula batholine tidak teraba adanya massa,

 Interna
 Inspeksi: sekret vagina (-), vagina hiperemis (-), portio hiperemis
(-), portio tidak mudah berdarah, polip (-)
 Palpasi:
o Palpasi Bimanual
- Dinding vagina tidak teraba massa, nyeri tekan (-), Teraba
portio kaku, tebal, kuncup, arah portio terdorong ke
bawah,
- Uterus: posisi uterus antefleksi, bentuk bulat teratur
dengan fundus lebih besar dibandingkan bagian bawah,
ukuran uterus normal tidak ada pembesaram, konsistensi
kenyal, permukaan rata tidak ada nodul dan massa, uterus
mudah digerakkan dan tidak nyeri
o Palpasi adneksa: tidak ada pembesaran pada adneksa

I.4 Resume
Pasien perempuan umur 39 tahun datang dengan keluhan utama nyeri
pada bagian bawah sejak 8 tahun yang lalu dan memberat 2 tahun terakhir
ini. Nyeri perut dirasakan semakin sering saat menstruasi. Pasien juga
merasakan sesak seiring bertambah besar ukuran perut, sesak bertambah berat
ketika tidur terlentang. Pasien juga mengatakan frekuensi BAK nya lebih
6

sering dan merasakan sakit ketika hubungan suami istri. Riwayat menstruasi
teratur tetapi jumlahnya sedikit.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang
dan kesadaran komposmentis. Tanda-tanda vital dan status generalis dalam
batas normal. Pada pemeriksaan abdomen, terlihat cembung. Teraba massa
memenuhi bagian bawah abdomen, permukaan rata dan licin, mobile, nyeri
tekan (+)dengan ukuran 3 jari diatas umbilicus, 2 jari dari SIAS dextra dan 2
jari dari SIAS sinistra, perkusi redup pada abdomen bawah.

I.5 Diagnosis Banding


Kista Ovarium Suspek jinak
Kista Ovarium Suspek ganas

I.6 Usulan Pemeriksaan Penunjang


- Darah rutin
- Kimia Darah (SGOT, SGPT, Ureum, Creatinin)
- Tumor marker Ca 125
- Urin rutin
- USG

I.7 Hasil Pemeriksaan Penunjang


 Darah Rutin
Hb 7,2 g/dl
Leukosit 8500/mm3
Hematokrit 23,4%
Trombosit 478000/mm3
Eritrosit 4,43 juta/mm3
LED 59/jam
 Kimia Darah
SGOT 13u/l
SGPT 6u/l
Ureum 21,5 mg/dl
7

Creatinin 0,38 mg/dl


Gds 107 mg/dl
 Urine rutin
Berat jenis 1,015 Leukosit 5-7/lpb
PH 6 eritrosit 0-1/lpb
Protein ++++ epitel +
Reduksi – bakteri –
Badan keton – kristal –
Bilirubin –
Urobilinogen –
Darah samar +++++
 USG
Tampak gambaran kistik multilokuler berukuran 10,26x6,53x12,67 cm dan
vol 444,64 kesan kista endometriosis
 Ca Marker
Ca 125: 87,33 µ/mL

I.7 Diagnosis Kerja


Kista Ovarium Non neoplastik (kista endometrium)

I.8 Rencana Terapi


 Observasi tanda vital, perbaikan KU
 IVFD RL/12 jam
 Omeprazol 2x1 ampul iv
 Transfusi darah 2 labu
 Diet TKTP 1800 kalori
 Rencana tindakan operatif

I.9 Prognosis
Quo Ad vitam : dubia ad bonam
Qua Ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo Ad sanationam : dubia ad bonam
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Anatomi Ovarium


Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, yang
dengan mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan
kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran
panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.
9

Gambar 1. Anatomi Ovarium

Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat


ditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk
ovarium. Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan
belakang , sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan.Ujung yang
dekat dengan tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat pada uterus, dan
tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.
Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan
ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi
satu dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum
berasal dari gubernakulum.
10

Gambar 2. Ovarium dan folikel-folikel dalam berbagai tingkat perkembangan

Struktur ovarium terdiri atas:


1. korteks disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang
berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel
primordial ;
2. medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan
pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf dan sedikit otot polos.

Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap


bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam
perkembangannya akan menjadi folikel de Graff. Folikel-folikel ini merupakan
bagian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di korteks ovarii dalam letak
yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel
telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai menjadi folikel de Graff yang
matang terisi dengan likuor folikulli, mengandung estrogen dan siap untuk
berovulasi.

Folikel de Graff yang matang terdiri atas :


11

1. ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm, yang mempunyai
nukleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus
pula;
2. stratum granulosum yang terdiri atas sel-sel granulosa, yakni sel-sel bulat
kecil dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum ; pada
perkembangan lebih lanjut terdapat ditengahnya suatu rongga terisi likuor
follikuli;
3. teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan
sel-sel yang lebih kecil daripada sel granulosa;
4. teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.

Pada ovulasi, folikel yang matang dan yang mendekati permukaan


ovarium pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang
melekat pada ovum dan yang membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut
dilepas. Sebelum dilepas, ovum mulai mengalami pematangan dalam dua tahap
sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.
Setelah ovulasi, sel-sel stratum granulosum di ovarium mulai
berproliferasi dan masuk ke ruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli.
Demikian pula jaringan ikat dan pembuluh-pembuluh darah kecil yang ada di situ.
Biasanya timbul perdarahan sedikit, yang menyebabkan bekas folikel diberi nama
korpus rubrum. Umur korpus rubrum ini hanya sebentar. Di dalam sel-selnya
timbul pigmen kuning, dan korpus rubrum menjadi korpus luteum. Sel-selnya
membesar dan mengandung lutein dengan banyak kapiler dan jaringan ikat
diantaranya.
Di tengah-tengah masih terdapat bekas perdarahan. Jika tidak ada
pembuahan ovum, sel-sel yang besar serta mengandung lutein mengecil dan
menjadi atrofik, sedangkan jaringan ikatnya bertambah. Korpus luteum lambat
laun menjadi korpus albikans. Jika pembuahan terjadi , korpus luteum tetap ada,
malahan menjadi lebih besar, sehingga mempunyai diameter 2.5 cm pada
kehamilan 4 bulan.

II.2 Definisi
12

Kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang


tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan,
nanah, atau bahan-bahan lain. Sedangkan kista ovarium adalah suatu kantung
yang berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh dalam indung telur
(ovarium).
Kista ovarium biasanya tidak bersifat kanker, namun walaupun kista
tersebut kecil diperlukan perhatian lebih lanjut untuk memastikan kista tersebut
tidak berupa kanker.

II.3 Etiologi dan Faktor Risiko Kista Ovarium


II.3.1 Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri.
Kista indung telur timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus
menstruasi.
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak
sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen
sebagai respon terhadap hipersekresi folikel stimulation hormon (FSH) dan
luteinizing hormon (LH) normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -10
cm (folikel normal berukuran maximum 2,5 cm); berasal dari folikel ovarium
yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan. Dapat multipel dan
bilateral, biasanya asimtomatik.
Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur
yang fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan
darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.
Kista theka-lutein biasanya bersifat bilateral dan berisi cairan bening,
berwarna seperti jerami; biasanya berhubungan dengan tipe lain dari tumor indung
telur, serta terapi hormon.
II.3.2 Faktor Risiko
 Riwayat kista ovarium sebelumnya
 Siklus menstruasi yang tidak teratur
 Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
13

 Menstruasi dini (usia 11 tahun atau lebih muda)


 Tingkat kesuburan
 Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
 Terapi tamosifen pada kanker mammae

II.4 Klasifikasi
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik. Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak
dibagi dalam tumor kistik dan solid
 Tumor Non Neoplastik
 Tumor akibat radang
o Abses ovarial
o Abses tubo – ovarial
o Kista tubo – ovarial
 Tumor lain
o Kista folikel
o Kista korpus lutein
o Kista teka-lutein
o Kista inklusi germinal
o Kista endometrium
 Tumor Neoplastik Jinak
 Kistik
o Kistoma ovarii simpleks
o Kistadenoma ovarii musinosum
o Kistadenoma ovarii serosum
o Kista endometroid
o Kista dermoid

 Solid
o Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma,
limfangioma
o Tumor Brenner
14

o Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma).

 Kista Ovarium Non-Neoplastik


a. Tumor Akibat Radang

Tumor ini biasanya disebabkan oleh proses infeksi yang terjadi pada
adneksa. Tumor ini cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini didahului
oleh masuknya bakteri kedalam uterus yang berlanjut ke bagian salfing dan
menuju ke adneksa. Kemudian terjadilah infeksi dan terjadi proses
imunologis sehingga terbentuk abses.
b. Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi,
namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer
yang setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses
atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bisa di dapati satu
kista atau beberapa dan besarnya biasanya berdiameter 1-1 ½cm. Dalam
menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor yang dihadapi itu
neoplasma atau kista folikel. Umumnya jika diameter tumor tidak lebih dari 5
cm, dapat di tunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang
sendiri.

Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak
sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung
estrogen sebagai respon terhadap hipersekresi FSH (folikel stimulating
hormon) dan LH (luteinizing hormone) normalnya ditemui saat menopause
berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran limit 2,5 cm); berasal dari
folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan.
Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.
15

Gambar 3: Kista Folikel

c. Kista Korpus Lutein

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan


menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan
mempertahankan diri (korpus luteum persisten); perdarahan yang terjadi di
dalamnya akan menyebabkan kista, berisi cairan berwarna merah coklat
karena darah tua. Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi
gambaran yang khas. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning,
terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka.Penanganan kista
luteum ini menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal ini dilakukan
operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu,kista korpus luteum
diangkat tanpa mengorbankan ovarium.

Gambar 4 : Kista Korpus Luteal

d. Kista Teka Lutein

Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan


mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Tumbuhnya kista ini ialah akibat
pengaruh hormone koriogonadrotropin yang berlebihan.
16

Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung


telur yang fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh
penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus
menstruasi.

Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti


jerami; biasanya berhubungan dengan tipe lain dari growth indung telur, serta
terapi hormon.

Gambar 5 : Kista Teka Lutein

e. Kista Inklusi Germinal

Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian terkecil dari epitel


germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia
lanjut dan besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista terletak di bawah permukaan
17

ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah,
dan isinya cairan jernih dan serous.

Gambar 6 : Kista Inklusi Germinal

f. Kista Endometrium

Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium. Akibat proliferasi


dari sel yang mirip dinding endometrium, umumnya berisi darah yang
merupakan hasil peluruhan dinding saat menstruasi

 Neoplasti Jinak
1. Kistik:
a. Kistoma Ovari Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya
bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista
tipis dan cairan di dalam kista jernih, serous dan berwarna kuning.
Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Terapi terdiri atas
pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang
dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui
apakah ada keganasan

b. Kistadenoma Ovarii Serosum

Kista ini ditemukan dalam frekueensi yang hampir sama dengan


kistadenoma musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang
18

sama. Kista ini sering ditemukan bilateral (10-20%) daripada kistadenoma


musinosum. Tumor serosa dapat membesar sehingga memenuhi ruang
abnomen, tetapi lebih kecil dibanding dengan ukuran kistadenoma
musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi dapat
juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan.
Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke
dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar
5%. Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena bercampur
darah. Tidak jarang, kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh
dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma)
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sulit membedakan
gambaran makroskopis kistadenoma serosum papileferum yang ganas dari
yang jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopis pun tidak selalu memberikan
kepastian.
Pada pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista yang dilapisi
epitel kubik atau torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti
sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal epithelum), maka bentuk epitel pada papil
dapat beraneka ragam, tetapi sebagian besar terdiri atas epitel bulu getar
seperti epitel tuba. Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan
kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma
menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarium serosum
papiliferum, tetapi bukan ganas.
Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa
proliferatif. Kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan rutin dari
pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasa ketidaknyamanan daerah
pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen atau pun ascites.
Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada keganasan ovarium
kecuali pada stadium terminal.
Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliterasi dan stratifikasi
epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum
19

secara makroskopik digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. 30-


35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila
terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan ascites, prognosis
penyakit adalah kurang baik. Meskipun diagnosis  histopatologis
pertumbuhan tumor tersebut mungkin jinak (histopathologically benign),
tetapi secara klinis harus dianggap sebagai neoplasma ovarium ganas
(clinicaly malignant).
Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi oleh
karena berhubung dengan besarnya kemungkinan keganasan perlu
dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan.
Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen
section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada
waktu operasi.

Gambar 7 : Kista Ovarium Serosum

c. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin
muncul sebagai tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia
musinosum dari mesothelium. Tumor mucinous yang berasal dari
teratoid ditemukan pada penderia yang muda. Paling sering pada
wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali pada masa
20

prapubertas. Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama


dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua  tumor ini merupakan kira-
kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum
nerupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.

Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan


berbagala (lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa;
lokular yang mengandung mukosa ini kelihatan biru dari peregangan
kapsulnya. Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar dan
pada tumor ini tidak dapat ditemukan jaringan yang normal lagi.
Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang
bilateral (8-10%).

Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama


apabila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista.
Pada permukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti
gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari
percampurannya dengan darah.

Pemeriksaan mikroskopik : tampak dinding kista dilapisi oleh


epital torak tinggi dan sel-sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel
yang terdapat dalam satu lapisan bersifat odernatus dan mempunyai
potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar, kelenjar-kelenjar
menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi
multilokuler. Jika terjadi suatu sobekan pada dinding kista (spontan
ataupun pada saat operasi), maka sel-sel epitel dapat tersebar pada
permukaan peritoneum rongga perut, dan sekresinya menyebabkan
pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudorniksoma peritonei timbul
penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan
banyak perlengketan. Akhirnya penderita meninggal karena ileus. Pada
kista kadang-kadang ditemukan daerah padat dan pertumbuhan papiler.

d. Kista Endometroid
21

Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu


haid dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak
dalam rahim tetapi melekat pada dinding luar ovarium. Akibat
peristiwa ini setiap kali haid, lapisan tersebut menghasilkan darah
haid yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi kista. Kista ini
bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit
terutama sewaktu haid/ sexual intercourse.

Gambar 8 :Kista Endometroid

e. Kista Dermoid

Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang


kistik,  dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25%
dari  semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa
reproduksi walaupun dapat ditemukan pada anak kecil. Tumor ini dapat
mencapai ukuran sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa
kilogram.
Kista ini tumbuh akibat proses yang kurang sempurna saat
pembentukan lapisan embrional. Lapisan ektoderm yang saat dewasa akan
menjadi sel sel folikel rambut, tulang, serta gigi secara tidak sempurna
tumbuh di sekitar ovarium. Kista ini tidak mempunyai ciri yang khas.
Dinding kista kelihatan putih keabuan dan agak tipis. Konsistensi tumor
sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Dapat ditemukan kulit, rambut
kelenjer sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat
(mesodemal) dan mukosa traktus gasttrointotinelis, epitel saluran kista
22

terdapat produk kelenjer sebasea berupa massa lembek seperti lemak,


bercampur dengan rambut
Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan
dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga  
peritoneum.Perubahan keganasan dari kista sangat jarang, hanya 1,5% dari
semua kista dermoid dan biasanya pada wanita lewat menopause.

Gambar 9 : Kista Dermoid

2. Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini
tidak berarti bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun
semuanya berpotensi maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada
berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarium dan
sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat.
a. Fibroma ovarii
Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium,
kurang dari 1%. Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma
ovarium atau sel mesenkim yang multipoten. Tumor ini merupakan 5%
dari semua neoplasma ovarium dan paling sering ditemukan pada
penderita menopause.
Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm; dan beratnya 20 kg,
dengan 90% uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya
merah jambu keabuan. Apabila konsistensi sangat padat disebut fibroma
durum, dan apabila lunak disebut fibroma molle. Neoplasma ini terdiri atas
23

jaringan ikat dengan sel-sel di tengah jaringan kolagen. Apabila terdiri atas
kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofroma ovarii. Fibroma
ovarii yang besar biasanya mempunyai tangkai dan dapat terjadi
torsi. Pada tumor ini  sering  ditemukan sindroma Meigs (tumor ovarii,
ascites, hidrotoraks).
b. Tumor Brenner
Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang
ditemukan, biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause.
Frekuensinya 0,5% dari semua tumor ovarium. Besar tumor ini beraneka
ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya beberapa kilogram. Lazimnya
tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna kuning muda seperti
fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada tumor ini temukan
sindroma Meigs. Gambar mikroskopis tumor ini sangat khas, terdiri dari 2
elemen, yakni sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel, yang dikelilingi
jaringan ikat yang luas dan padat.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan
jika masih kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
histopatologik ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus
tumor ini menunjukkan keganasan pada histopatologi dan klinisnya.
c. Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya
bervariasi antara 0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala
maskulinasi, terdiri atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi memmae,
dan perubahan suara.

II.5 Patofisiologi Kista Ovarium


Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan
kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi
ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak
menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat.
24

Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel


yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal
mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak
sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm
dengan kista ditengah-tengah.
Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami
fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus
luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin
atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal,
kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau
folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali.
Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah
lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm
dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup
banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan
menimbulkan sakit pada daerah pelvis.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes,
HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi
infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH)
atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi
ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
25

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian
besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah
kistadenoma serosa dan mucinous.
Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis
ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel
primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3
lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Dari gambaran klinis, kista ovarium yang berukuran kecil biasanya tidak
menunjukan gejala atau rasa sakit, kecuali kalau pecah atau terpuntir yang
menyebabkan perdarahan intraperitoneum dan gejala akut abdomen ,sakit yang
hebat di daerah perut bagian bawah, dan kaku

II.6 Tanda dan Gejala

Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:

 Gangguan haid
 Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau
sering berkemih.
 Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
 Nyeri saat bersenggama.

Pada stadium lanjut:

 Asites
 Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut
 Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
 Gangguan buang air besar dan kecil.
26

 Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

II.7 Diagnosis
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik.
Namun biasanya sangat sulit untuk menemukan kista melalui pemeriksaan fisik.
Maka kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kista
ovarium. Pemeriksaan yang umum digunakan adalah :
 Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan
kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista
cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi
material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Dari gambaran USG dapat terlihat:

o Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang


oval) dan terlihat sangat echolucent dengan dinding yang
tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo
yang lebih putih dari dinding depannya.
o Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau
multilokuler (bersepta-septa).
o Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus
(internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen
darah di dalam kista.
27

Gambar 10 : Gambaran Kista pada USG

 Pemeriksaan Lab

Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun


diagnosis apakah tumor tersebut bersifat jinak atau ganas. Berikut
pemeriksaan yang umum dilakukan untuk mendiagnosis kista ovarium.

 Pemeriksaan Beta-HCG

Pemeriksaan ini digunakan untuk screening awal apakah wanita


tersebut hamil atau tidak. Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan
kemungkinan kehamilan ektopik.

 Pemeriksaan Darah Lengkap

Untuk sebuah penyakit keganasan, dapat diperkirakan melalui


LED. Parameter lain seperti leukosit, HB, HT juga dapat membantu
pemeriksa menilai keadaan pasien.

 Urinalisis

Urinalisis penting untuk mencari apakah ada kemungkinan lain,


baik batu saluran kemih, atau infeksi dan untuk menyingkirkan diagnosis
banding.
28

 Pemeriksaan Tumor Marker

Tumor marker spesifik pada keganasan ovarium adalah CA125.


CEA juga dapat diperiksa, namun CEA kurang spesifik karena marker ini
juga mewakili keganasan kolorektal, uterus dan ovarium.

 Pemeriksaan Patologi Anatomi


Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan dari
tumor ovarium. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan
proses operasi, kemudian sampel difiksasi dan diperiksa dibawah
mikroskop.

II.8 Penatalaksanaan
1. Observasi dan Manajemen Gejala
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor
(dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang
dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil
jika tidak curiga ganas. Apabila terdapat nyeri, maka dapat diberikan obat-
obatan simptomatik seperti penghilang nyeri NSAID.
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi.
Biasanya kista yang ganastumbuh dengan cepat dan pasien mengalami
penurunan berat badan yang signifikan. Akan tetapi kepastian suatu kista
itu bersifat jinak atau ganas jika telah dilakukan pemeriksaan Patologi
Anatomi setelah dilakukan pengangkatan kista itu sendiri melalui operasi.
Biasanya untuk laparoskopidiperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4,
sedangkan untuk laparotomidiperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-
9.
Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu screening USG
umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik dengan gejala
maupun tanpa gejala. Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan patologi
anatomi untuk memastikan keganasan sel dari tumor tersebut.
29

II.9 Prognosis

Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sujdah dilakukan
operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%.

Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan


stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering
ditemukan sudah dalam stadium akhir.

Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel granuloma
memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang
berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.
30

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom
KD. Obstetri Williams Edisi ke-21 Vol. 2. Jakarta : ECG; 2004. p. 934, 1035-
7.
2. DeChemey AH, Pernoll ML. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis
and Treatment 8th edition. Norwalk : Appleton & Lange; 1994. p. 744-51.
3. Helm, CW. Ovarian Cyst. 19 maret 2008. (Available at :
http://.emedecine.com/med/topic1699.htm, accessed on 30 Juni 2011)
4. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Tumor
Ovarium Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Jakarta
: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000. p.
388-9.
5. Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S. Standar Pelayanan Medik
Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia; 2006. p.130-1
6. Richard. K, Snell. 2006. Anatomi Klinik. EGC. Jakarta
31

7. Sanders M. Mucinous Cystadenocarcinoma. (Available at :


http://radiology.uchc.edu/Atlas/GYN/530b.htm, accessed on 30 Juni 2011)
8. Winknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T. Ilmu Kandungan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 1999. p. 346-65.

Anda mungkin juga menyukai

  • Ghjvdhdheghjew
    Ghjvdhdheghjew
    Dokumen1 halaman
    Ghjvdhdheghjew
    Magindra Nursani Afifa
    Belum ada peringkat
  • Lpqoewknjusldnfi
    Lpqoewknjusldnfi
    Dokumen7 halaman
    Lpqoewknjusldnfi
    Magindra Nursani Afifa
    Belum ada peringkat
  • Kbnskgstewpdnejhhecv
    Kbnskgstewpdnejhhecv
    Dokumen3 halaman
    Kbnskgstewpdnejhhecv
    Magindra Nursani Afifa
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen5 halaman
    Bab V
    Magindra Nursani Afifa
    Belum ada peringkat
  • Buku Kemitraan (New) PDF
    Buku Kemitraan (New) PDF
    Dokumen85 halaman
    Buku Kemitraan (New) PDF
    Shofy Martiny
    Belum ada peringkat
  • Traktus Urinarius
    Traktus Urinarius
    Dokumen16 halaman
    Traktus Urinarius
    Magindra Nursani Afifa
    Belum ada peringkat
  • Oiuhygtfdxcvbnm
    Oiuhygtfdxcvbnm
    Dokumen3 halaman
    Oiuhygtfdxcvbnm
    Magindra Nursani Afifa
    Belum ada peringkat
  • Urea Cycle
    Urea Cycle
    Dokumen21 halaman
    Urea Cycle
    Luvita Bazlina Gunawan Yusa
    Belum ada peringkat
  • JHGVFCVBNM Klinisiuiygtfgcgvhjkmn
    JHGVFCVBNM Klinisiuiygtfgcgvhjkmn
    Dokumen3 halaman
    JHGVFCVBNM Klinisiuiygtfgcgvhjkmn
    Magindra Nursani Afifa
    Belum ada peringkat
  • Oijuhygtfrdszdxcfvgbhnjmk
    Oijuhygtfrdszdxcfvgbhnjmk
    Dokumen26 halaman
    Oijuhygtfrdszdxcfvgbhnjmk
    Magindra Nursani Afifa
    Belum ada peringkat
  • Cnls Inguinalis
    Cnls Inguinalis
    Dokumen44 halaman
    Cnls Inguinalis
    Nurhidayah
    Belum ada peringkat
  • Isi 2
    Isi 2
    Dokumen45 halaman
    Isi 2
    Magindra Nursani Afifa
    Belum ada peringkat
  • Aspergillosis
    Aspergillosis
    Dokumen5 halaman
    Aspergillosis
    Magindra Nursani Afifa
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Pertukaran Gas
    Gangguan Pertukaran Gas
    Dokumen1 halaman
    Gangguan Pertukaran Gas
    Magindra Nursani Afifa
    Belum ada peringkat
  • Tractus Urinarius
    Tractus Urinarius
    Dokumen35 halaman
    Tractus Urinarius
    Magindra Nursani Afifa
    Belum ada peringkat
  • Kasus 3 Amenorea
    Kasus 3 Amenorea
    Dokumen21 halaman
    Kasus 3 Amenorea
    Magindra Nursani Afifa
    Belum ada peringkat
  • Kebersihan Air
    Kebersihan Air
    Dokumen24 halaman
    Kebersihan Air
    oke mantap
    Belum ada peringkat