PEDOMAN PERADILAN
PERSATUAN MAHASISWA TAMBANG
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB I
Ketentuan Umum
Pasal 1
Dalam ketetapan ini yang dimaksud dengan :
1. Peradilan adalah suatu proses yang dijalankan dilingkup PERMATA FT-UH yang
berhubungan dengan tugas memeriksa, memutuskan, dan mengadili suatu perkara.
2. Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang selanjutnya
disingkat BPM FT-UH adalah lembaga legislatif dan yudikatif tertinggi dalam lingkup
OKFT-UH.
3. Dewan Mahasiswa Persatuan Mahasiswa Tambang Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin yang selanjutnya disingkat DM PERMATA FT-UH adalah lembaga legislatif
dan yudikatif dalam lingkup PERMATA FT-UH.
4. Anggota adalah seluruh mahasiswa Fakultas Teknik yang secara administratif terdaftar
di Departemen Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin.
5. Muktamar Mahasiswa Tambang Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang
selanjutnya disingkat MMT FT-UH adalah forum pengambilan keputusan tertinggi
dalam lingkup PERMATA FT-UH.
6. Keadilan adalah perlakuan yang sama sesuai hak dan kewajiban.
7. Pelapor adalah anggota yang memberikan laporan dan/atau aduan tentang terjadinya
sebuah pelanggaran.
8. Terlapor adalah anggota yang diduga telah melakukakn pelanggaran oleh Pelapor.
9. Tersangka yaitu seseorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan
bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pelanggaran.
10.Terdakwa ialah seorang Tersangka yang diperiksa, dituntut, dan diadili dalam
persidangan.
11.Saksi adalah orang yang menyampaikan laporan dan/atau orang yang dapat
memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan
tentang suatu perkara yang tidak selalu ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan alami
sendiri.
12.Terhukum ialah seorang Terdakwa yang telah dibuktikan kesalahannya melakukan
tindak pelanggaran oleh lembaga peradilan.
13.Pedoman Peradilan PERMATA FT-UH adalah aturan operasional yang mengatur
tentang mekanisme peradilan PERMATA FT-UH dan sanksi terhadap pelanggaran
aturan-aturan dilingkup PERMATA FT-UH.
DEWAN MAHASISWA PERSATUAN MAHASISWA TAMBANG
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Geologi Lt. Dasar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus Gowa Jl. Poros Malino, Bontomarannu, Gowa 92171. permata-uh.org
BAB II
Asas dan Landasan
Pasal 2
Pedoman Peradilan Persatuan Mahasiswa Tambang Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
berasaskan pada nilai-nilai Pancasila.
Pasal 3
Pedoman Peradilan Persatuan Mahasiswa Tambang Fakultas Teknik Universtas Hasanuddin
berlandaskan pada:
1. AD/ART PERMATA FT-UH.
2. Pedoman Peradilan BPM FT-UH.
BAB III
Tujuan
Pasal 4
Pedoman Peradilan PERMATA FT-UH bertujuan untuk:
1. Memelihara dan menjaga ketertiban dalam lingkup PERMATA FT-UH.
2. Sebagai landasan dan pedoman bagi pemberian sanksi terhadap pelanggaran aturan-
aturan dan mekanisme organisasi dalam lingkup PERMATA FT-UH.
BAB IV
Lembaga-Lembaga Peradilan
Pasal 5
Lembaga-lembaga dengan kewenangan peradilan dalam lingkup PERMATA FT-UH adalah
sebagai berikut :
1. MMT FT-UH.
2. DM PERMATA FT-UH.
3. Komisi di bawah lembaga peradilan yang dibentuk khusus untuk membantu
menjalankan fungsi dan wewenang peradilan.
Pasal 6
Tugas dan Wewenang Lembaga Peradilan
1. Mengambil keputusan dan/atau ketetapan yang menyangkut kepentingan anggota
dan kepentingan PERMATA FT-UH.
DEWAN MAHASISWA PERSATUAN MAHASISWA TAMBANG
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Geologi Lt. Dasar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus Gowa Jl. Poros Malino, Bontomarannu, Gowa 92171. permata-uh.org
BAB V
Hak dan Kewajiban
Pasal 7
Hak Saksi
1. Dipanggil dalam sidang peradilan sebagai saksi untuk memberikan keterangan
dan/atau memberikan klarifikasi tentang keterangan yang diberikan.
2. berhak untuk meminta pemeriksaan di luar persidangan jika memang saksi dapat
memberikan alasan yang jelas dan logis bahwa ia tidak dapat datang kepada penyidik.
3. Berhak untuk memberikan keterangan tanpa tekanan dari pihak manapun atau dalam
bentuk apapun.
4. Saksi berhak menolak untuk menandatangani berita acara yang memuat
keterangannya dengan memberikan alasan yang kuat.
5. Berhak untuk tidak diajukan pertanyaan yang menjerat kepada saksi.
6. Berhak untuk didampingi oleh seorang penerjemah jika saksi tersebut bisu dan/atau
tuli serta tidak dapat menulis.
7. Hak untuk menarik laporan dan/atau aduan selambat-lambatnya sebelum Pengadilan
menyampaikan dakwaan kepada tersangka.
8. Hak untuk meminta sidang peradilan tertutup.
9. Hak untuk disembunyikan identitasnya oleh Pengadilan sebagai pelapor.
Pasal 8
Kewajiban Saksi
1. Menghadiri undangan sidang peradilan untuk dimintai keterangan dan klarifikasi
terkait laporan dan/atau aduan yang diberikan. Kecuali berhalangan hadir seperti yang
di maksud pada Pasasl 7 ayat (2)
2. Menyatakan sumpah dan janji menurut agamanya masing-masing, bahwa ia akan
memberikan keterangan yang sebenarnya-benarnya dan tidak lain daripada yang
sebenarnya sebelum memberikan kesaksian di dalam sidang peradilan.
3. Saksi wajib tetap berada didalam persidangan setelah memberikan keterangannya.
4. Para saksi dilarang untuk bercakap-cakap di dalam persidangan kecuali dimintai oleh
pimpinan sidang.
Pasal 9
Hak Tersangka dan Terdakwa
1. Berhak untuk segera diperiksa oleh penyidik.
DEWAN MAHASISWA PERSATUAN MAHASISWA TAMBANG
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Geologi Lt. Dasar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus Gowa Jl. Poros Malino, Bontomarannu, Gowa 92171. permata-uh.org
Pasal 10
Kewajiban Tersangka dan Terdakwa
1. Wajib mendapatkan bantuan hukum bagi tersangka dan terdakwa jika tersangka atau
terdakwa didakwa dengan sanksi pemecatan dan/atau pencabutan hak berlembaga.
2. Wajib untuk menghadiri sidang peradilan.
3. Menyatakan sumpah dan/atau janji menurut agamanya masing-masing, bahwa ia
akan memberikan keterangan yang sebenarnya-benarnya dan tidak lain daripada yang
sebenarnya sebelum memberikan keterangan dalam sidang peradilan.
Pasal 11
Kewajiban Pimpinan Sidang Peradilan
1. Memberi keadilan kepada semua pihak dan tidak beritikad semata-mata untuk
menghukum.
2. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang khususnya pencari keadilan
atau kuasanya yang mempunyai kepentingan dalam suatu proses sidang peradilan.
3. Pimpinan Sidang Peradilan harus berperilaku jujur di dalam persidangan.
4. Menjalankan fungsi peradilan secara mandiri dan bebas dari pengaruh, tekanan,
ancaman atau bujukan, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung.
5. Membatasi hubungan akrab baik langsung maupun tidak langsung dengan tersangka,
saksi, dan/atau pendamping hukum selama proses penyidikan dan peradilan belum
selesai.
6. Menghormati hak-hak semua pihak yang terlibat dalam proses pengadilan dan
berusaha mewujudkan pemeriksaan perkara secara sederhana dan cepat.
DEWAN MAHASISWA PERSATUAN MAHASISWA TAMBANG
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Geologi Lt. Dasar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus Gowa Jl. Poros Malino, Bontomarannu, Gowa 92171. permata-uh.org
BAB VI
Mekanisme
Pasal 12
Aduan dan Laporan
Lembaga Peradilan sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 5 dapat menerima laporan
dan/atau aduan untuk selanjutnya diproses jika dan hanya jika telah memenuhi syarat
sebagai berikut :
1. Laporan dan/atau aduan disampaikan oleh pelapor kepada salah satu presidium
lembaga peradilan baik secara lisan atau tulisan di luar persidangan atau di dalam
persidangan.
2. Pelapor diundang menghadiri persidangan untuk dimintai keterangan mengenai
laporan dan/atau aduannya serta membawa bukti-bukti praduga dan/atau sekurang-
kurangnya menghadirkan dua orang saksi lain yang dapat mendukung aduan dari
pelapor.
a. Pelapor disumpah di dalam persidangan untuk menyampaikan keterangan yang
benar tanpa pengurangan dan penambahan dari apa yang terjadi.
b. Apabila mekanisme pada ayat (2) tidak dipenuhi oleh pelapor, laporan dianggap
tidak layak untuk diproses lebih lanjut melalui sidang peradilan.
c. Lembaga Peradilan mengevaluasi bukti-bukti dan keterangan dari saksi-saksi
melalui sidang internal.
3. Lembaga Peradilan memutuskan hasil-hasil sidang dan menyampaikan hasil keputusan
sidang kepada pelapor.
4. Laporan dan/atau aduan hanya dapat diproses lebih lanjut jika dan hanya jika diterima
oleh Lembaga Peradilan berdasarkan hasil evaluasi dalam sidang internal.
5. Untuk kasus-kasus khusus yang menyangkut kepentingan OKFT-UH, laporan dan/atau
aduan akan diajukan ke BPM FT-UH setelah melalui peradilan di lingkup PERMATA FT-
UH.
Pasal 13
Pemanggilan
Dalam peradilan untuk masalah-masalah pelanggaran aturan dan mekanisme yang berlaku di
lingkup PERMATA FT-UH, hanya dapat dilakukan dalam peradilan di PERMATA FT-UH dengan
mekanisme pemanggilan tersangka dilakukan sebagai berikut:
1. Lembaga Peradilan telah menerima laporan dan/atau aduan sebagaimana yang
dimaksud pada Pasal 12, dan/atau sekurang-kurangnya berdasarkan permintaan oleh
Lembaga Peradilan setelah dipertimbangkan melalui sidang internal untuk melakukan
pemanggilan.
2. Lembaga Peradilan memanggil Terlapor untuk dimintai keterangan berdasarkan bukti-
bukti praduga dan hasil laporan atau aduan.
3. Mekanisme peradilan umum dapat langsung dilaksanakan apabila Tersangka (terlapor)
telah memenuhi panggilan Lembaga Peradilan sesuai ketentuan berikut :
a. Apabila Terlapor tidak memenuhi panggilan pertama pada waktu yang
ditentukan, maka status terlapor berubah menjadi Tersangka dan selanjutnya
DEWAN MAHASISWA PERSATUAN MAHASISWA TAMBANG
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Geologi Lt. Dasar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus Gowa Jl. Poros Malino, Bontomarannu, Gowa 92171. permata-uh.org
Pasal 14
Peradilan
1. Lembaga Peradilan mengundang saksi dan tersangka(terlapor beserta pendamping
hukumnya dan/atau saksi jika ada) untuk dimintai keterangan dengan ketentuan
sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 13.
a. Terlapor disumpah di dalam persidangan untuk menyampaikan keterangan
yang benar tanpa pengurangan dan penambahan dari apa yang terjadi.
2. Pimpinan sidang mempersilahkan komisi lembaga peradilan terkait untuk menjelaskan
laporan dan/atau aduan indikasi pelanggaran dan membacakan berita acara perkara
(BAP) di dalam persidangan.
3. Terlapor dan/atau saksi dimintai klarifikasi terkait laporan oleh lembaga peradilan
4. Setelah proses klarifikasi Tersangka selesai, maka Tersangka (terlapor dan/atau saksi)
dipersilahkan meninggalkan ruang sidang peradilan PERMATA FT-UH.
5. Pembahasan hasil klarifikasi dengan ketentuan, sebagai berikut:
a. Apabila Tersangka (terlapor) berdasarkan bukti permulaan dianggap memiliki
indikasi bukti yang kuat sebagai pelanggar hukum, maka status Tersangka
(terlapor) akan berubah menjadi Terdakwa (tersangka) dan akan dilanjutkan
pada mekanisme sidang berikutnya.
b. Apabila Tersangka (terlapor) tidak cukup bukti terbukti bersalah, Lembaga
Peradilan menyampaikan hal tersebut dan Tersangka (terlapor) dinyatakan
tidak bersalah, maka mekanisme peradilan dianggap selesai.
6. Apabila poin 3 terpenuhi dan status terlapor berubah menjadi tersangka maka
lembaga peradilan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap alat dan barang bukti
dan/atau memanggil saksi jika ada untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
7. Pembahasan hasil pemeriksaan dengan ketentuan, sebagai berikut:
a. Apabila Tersangka dianggap terbukti kuat sebagai pelanggar hukum, maka
status Tersangka akan berubah menjadi Terdakwa dan akan dilanjutkan pada
mekanisme sidang berikutnya.
DEWAN MAHASISWA PERSATUAN MAHASISWA TAMBANG
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Geologi Lt. Dasar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus Gowa Jl. Poros Malino, Bontomarannu, Gowa 92171. permata-uh.org
Pasal 15
Pengajuan Banding
1. Pengajuan Banding paling lambat 3x24 jam setelah Terdakwa menerima hasil-hasil
dakwaan dan memenuhi ketentuan, dengan wewenang meliputi seluruh pemeriksaan
dan segala putusan peradilan.
2. Permohonan sidang banding diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Permohonan Banding dilakukan bukan untuk Terdakwa yang merupakan
Terdakwa sebagaimana yang dimaksud pada pasal 13 ayat (4).
b. Memiliki bukti-bukti untuk membuktikan diri tidak bersalah dan/atau
menghadirkan sekurang-kurangnya tiga orang saksi yang dapat mendukung
pernyataan Terdakwa.
3. Pembahasan Hasil Banding, dengan putusan sebagai berikut:
a. Menguatkan putusan peradilan.
b. Merubah atau memperbaharui hasil putusan.
c. Membatalkan putusan peradilan.
4. Lembaga Peradilan menyampaikan hasil putusan banding paling lambat 24 jam
setelah pembahasan hasil banding.
BAB VII
Pelanggaran dan Kejahatan
Pasal 16
1. Meninggalkan sekertariat PERMATA FT-UH dalam keadaan kotor.
2. Merokok di dalam sekertariat PERMATA FT-UH
DEWAN MAHASISWA PERSATUAN MAHASISWA TAMBANG
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Geologi Lt. Dasar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus Gowa Jl. Poros Malino, Bontomarannu, Gowa 92171. permata-uh.org
BAB VIII
Jenis-Jenis Sanksi
Pasal 17
Sanksi Ringan
Pelanggaran yang dapat dikenai sanksi ringan adalah pelanggaran-pelanggaran yang dapat
menyebabkan terganggunya kelancaran mekanisme organisasi dan/atau sebagaimana yang
dimaksud pada BAB VII ayat (1), (2), (3), dan (4).
1. Denda minimal Rp. 20.000,00 (Dua Puluh Ribu Rupiah) dan maksimal Rp. 100.000,00
(Seratus Ribu Rupiah).
2. Melakukan perbaikan terhadap invetaris yang dirusak.
3. Surat teguran.
4. Terhukum menyampaikan permohonan maaf kepada lembaga yang dirugikan melalui
surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatan yang sama disertai materai 6000.
5. Pelanggaran-pelanggaran yang termasuk ke dalam pelanggaran dengan Sanksi Ringan
dapat disertai pemberian Sanksi Sedang berdasarkan pertimbangan yang dilakukan
dalam Sidang Peradilan.
Pasal 18
Sanksi Sedang
Pelanggaran yang dapat dikenai sanksi sedang adalah pelanggaran-pelanggaran yang dapat
menyebabkan terganggunnya kelancaran mekanisme organisasi dan menyebabkan kerugian
materi serta pencemaran nama baik lembaga dan/atau sebagaimana yang dimaksud pada
BAB VII ayat (2), (3), (4), (5), (6), dan (7).
DEWAN MAHASISWA PERSATUAN MAHASISWA TAMBANG
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Geologi Lt. Dasar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus Gowa Jl. Poros Malino, Bontomarannu, Gowa 92171. permata-uh.org
1. Denda minimal Rp, 50.000,00 (Lima Puluh Ribu Rupiah) dan maksimal Rp. 350.000,00
(Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)
2. Mengganti kerugian materi sekurang-kurangnya 70% dan maksimal 100%
berdasarkan nominal yang dihilangkan disertai pembayaran denda.
3. Surat teguran disertai dengan pencabutan hak memegang jabatan pada umumnya
atau jabatan tertentu.
4. Terhukum menyampaikan permohonan maaf kepada lembaga yang dirugikan melalui
surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatan yang sama disertai materai 6000
dan dipublikasikan dalam lingkup OKFT-UH.
5. Terhukum menarik dan menghapuskan konten yang telah disebarkan melalui media
tulisan.
6. Pelanggaran-pelanggaran yang termasuk ke dalam pelanggaran dengan sanksi sedang
dapat berubah menjadi sanksi berat berdasarkan pertimbangan yang dilakukan dalam
sidang peradilan dan kemudian diserahkan ke BPM FT-UH.
7. Pelanggaran-pelanggaran yang termasuk ke dalam pelanggaran dengan sanksi sedang
dapat disertai pemberian sanksi ringan berdasarkan pertimbangan yang dilakukan
dalam sidang peradilan.
Pasal 19
Sanksi Berat
Pelanggaran yang dapat dikenai sanksi berat adalah pelanggaran-pelanggaran yang dapat
menyebabkan terganggunya kelancaran mekanisme organisasi dan menyebabkan kerugian
materi, pencemaran nama baik, dan kerenggangan hubungan antar lembaga dan/atau
sebagaimana yang dimaksud pada BAB VII ayat (3), (4), (5), (6), (7), dan (8).
1. Pencabutan hak :
a. Hak memegang jabatan pada umumnya atau jabatan tertentu.
b. Hak memilih dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan-
aturan umum.
2. Pencabutan sementara status keanggotaan PERMATA FT-UH
3. Pelanggaran dengan sanksi berat yang dilakukan dan/atau melibatkan Ketua-Ketua
Lembaga di dalam lingkup PERMATA FT-UH diserahkan ke MMT FT-UH atau MMT FT-
UH Luar Biasa.
4. Pelanggaran-pelanggaran yang termasuk ke dalam pelanggaran dengan sanksi berat
dapat disertai pemberian sanksi sedang berdasarkan pertimbangan yang dilakukan
dalam sidang peradilan.
5. Pelanggaran dengan sanksi berat yang dilakukan dan/atau melibatkan Ketua-Ketua
Lembaga di dalam lingkup OKFT-UH akan diteruskan ke BPM FT-UH yang selanjutnya
diserahkan ke KMT-UH atau KMT-UH Istimewa.
Pasal 20
Aturan Tambahan
Sanksi untuk pelanggaran-pelanggaran yang belum diatur pada BAB VII, diatur dalam
persidangan Lembaga Peradilan dengan mengacu pada AD/ART PERMATA FT-UH, GBH
PERMATA FT-UH, PDOKFT-UH, Pedoman Peradilan BPM FT-UH dan apabila diperlukan hasil
DEWAN MAHASISWA PERSATUAN MAHASISWA TAMBANG
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Geologi Lt. Dasar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus Gowa Jl. Poros Malino, Bontomarannu, Gowa 92171. permata-uh.org
persidangan akan diteruskan ke BPM FT-UH yang akan diproses sesuai dengan mekanisme
yang berlaku.
BAB IX
Penutup
Pasal 21
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman peradilan PERMATA FT-UH akan diatur kemudian.