Anda di halaman 1dari 11

LEGAL OPINION

PENGERUSAKAN LINGKUNGAN YANG TERJADI DI TELUK BUYAT


KABUPATEN MINAHASA SULAWESI BARAT OLEH PT. NEWMONT
MINAHASA RAYA

A. PENDAHULUAN
Kasus ini adalah kasus pencemaran dan pengrusakan lingkungan yang terjadi di TelukBuyat
Kabupaten Minahasa Sulawesi Barat oleh PT Newmont Minahasa Raya.Pencemaranini sudah
terjadi selama puluhan tahun yang berlangsung sejak tahun 1986 dan terungkap padatahun
2003.Terungkapnya pencemaran ini berawal dari keluhan masyarakat yang mendiamikawasan
sekitar Teluk Buyat karena penyakit kulit yang mereka derita.Bahkan penyakit asing bagi
mereka itu telah merenggut korban jiwa.Pencemaran ini pada akhirnya meninggalkan beban
derita bagi masyarakat yang mendiami kawasan sekitar Teluk Buyat Pemerintahakhirnya turun
tangan mengusut kasus pencemaran tersebut dengan membentuk Tim TeknisPenanganan
Kasus Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Teluk Buyat – Teluk Ratatotok.Pada tahun 2004,
dari laporan resmi tim tersebut, pencemaran ini digolongkan pencemarandan pengrusakan
lingkungan kategori berat. Dalam laporan disebutkan:

1. Teluk Buyat tercemar Arsen dan merkuri berdasarkan ASEAN Marine Water Quality Criteria
2004.Sumber pencemaran Arsen dan Merkuri di Teluk Buyat adalah limbah tambang PT
Newmont Minahasa Raya, bukan terjadi secara alamiah

2. Keanekaragaman hayati kehidupan laut di Teluk Buyat menurun akibat pencemaran Arsen.

3. Terjadi akumulasi atau penumpukan Merkuri dalam makhluk dasar laut (benthos) di Teluk
Buyat

4. Kadar Merkuri dan Arsen dalam ikan beresiko bagi kesehatan penduduk Teluk Buyat.

5. Kadar Arsen dalam air minum penduduk melampaui baku mutu dan ambang batas.
6. Kadar Logam Berat dalam udara di Dusun Buyat Pante secara keseluruhan paling
tinggidibandingkan desa lainnya dan dalam jangka panjang berbahaya bagi manusia.

7. Pembuangan limbah tambang PT Newmont Minahasa Raya melanggar undang-undang


pengelolaan limbah beracun

Pencemaran ini tak pelak menjadi sorotan publik.PT Newmont Minahasa Raya
diduga telah mencemari lingkungan sekitarnya.Diantara pencemaran tersebut, seperti yang
telah dipaparkan sebelumnya, yaitu gangguan terhadap kesehatan kehidupan laut berupa
banyaknya ikan yang mengandung Arsen dan Merkuri zat berbahaya dari limbah
pabrik.Kondisi Teluk Buyat pun dikategorikan mempunyai resiko tinggi terhadap kesehatan
manusia dengan adanyaikan yang mengandung zat berbahaya tersebut.Karena hasil ikan
dari teluk tersebut adalah bahan konsumsi bagi masyarakat sekitar teluk.Hal ini tentu saja
menimbulkan penderitaan kesehatan, ekonomi, dan ancaman keberlangsungan hidup bagi
masyarakat yang mendiamikawasan sekitar Teluk Buyat.Dengan demikian, pencemaran
oleh PT Newmont Minahasa Raya ini diindikasikan telah melanggar hak masyarakat
sekitarnya atas jaminan kesehatan dan rasa aman terhindar dari dampak negatif aktifitas
pabrik.Lebih jauh lagi, pencemaran ini diindikasikan telah melanggar peraturan perundang-
undangan Indonesia di lingkungan hidup.

Dalam Legal Opinion ini penulis mencoba untuk mengangkat isu pelanggaran hukum yang
terdapat pada kasus Teluk Buyat ini yaitu :

A. Apakah PT Newmont Minahasa Raya telah melanggar Undang-Undang Nomor 32Tahun 2009
tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup ?

B. Apakah PT Newmont Minahasa Raya telah melanggar Undang-Undang Nomor 39Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia?

C. Apakah PT Newmont Minahasa Raya telah melanggar Kovenan Internasional Hak-Hak


Ekonomi, Sosial Dan Budaya ?
B. DASAR HUKUM DAN UNDANG – UNDANG YANG TERKAIT

Berdasarkan kasus posisi dan fakta hukum pada bagian sebelumnya yang telah memaparkan
kronologis kasus dan bentuk pelanggaran yang terjadi di lapangan, kita dapatmelihat bahwa
begitu banyak fakta yang menyalahi peraturan perundang-undangan.Pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup dapat kita lihat dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentangPerlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yaitu sebagai berikut :

A. Pasal 1 ayat 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang berbunyi : “Pencemaran lingkungan hidup adalah
masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat , energy dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup
yang telah ditetapkan”

B. Pasal 67 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


PengelolaanLingkungan Hidup, yang berbunyi : “Setiap orang berkewajiban memelihara
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup”

C. Pasal 68 huruf (b) dan huruf (c) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang berbunyi : “Setiap orang
yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban : (b) menjaga keberlanjutan fungsi
lingkungan hidup;(c)menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau
Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup”.

D. Pasal 69 ayat 1 huruf (a), huruf (e), dan huruf (f) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan : “Seti ap orang
dilarang :(a)melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran adan/atau perusakan
lingkungan hidup (e) membuang limbah ke media lingkungan hidup(f) membuang B3 dan
limbah B3 ke media lingkungan hidup
Pencemaran ini telah menghilangkan hak masyarakat Teluk Buyat atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat.Karena mereka adalah korban yang merasakan dampak langsung
pencemaran ini. Ketentuan hak mereka ini dapat kita lihat dalam Pasal 65 ayat 1 Undang-
Undang Nomor 32 Tahun Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, yang berbunyi : “Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
sebagai bagian dari hak asasi manusia” Hak masyarakat atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat ini dapat pula kita lihat dalamPasal 9 ayat 3 Undang-Undang Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang berbunyi:

Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.” Selain itu, hak
masyarakat atas suatu kondisi kesehatan yang baik dapat pula kita lihat dalam Kovenan
Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial Dan Budaya Pasal 12 :

1. Negara Pihak dalam Kovenan ini mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar
tertinggi yang dapat dicapai atas kesehatan fisik dan mental.

2. Langkah-langkah yang akan diambil oleh Negara Pihak pada Kovenan ini guna mencapai
perwujudan hak ini sepenuhnya, harus meliputi hal-hal yang diperlukan untuk
mengupayakan:

a. Ketentuan-ketentuan untuk pengurangan tingkat kelahiran-mati dan kematian anak


serta perkembangan anak yang sehat;

b. Perbaikan semua aspek kesehatan lingkungan dan industry.

c. Pencegahan, pengobatan dan pengendalian segala penyakit menular, endemik, penyakit


lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan;

d. Penciptaan kondisi-kondisi yang akan menjamin semua pelayanan dan perhatian medis
dalam hal sakitnya seseorang.
Dalam kasus pencemaran dan pengrusakan lingkungan di Teluk Buyat oleh PT Newmont
Minahasa Raya ini, banyak fakta konkrit di lapangan yang berhasil ditemukan olehpeneliti dari
Tim Teknis Penanganan Kasus Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Teluk Buyat – Teluk
Ratatotok. Fakta-fakta tersebut adalah :

1. Teluk Buyat tercemar Arsen dan Merkuri berdasarkan ASEAN Marine Water Quality Criteria
2004.

2. Keanekaragaman hayati kehidupan laut di Teluk Buyat menurun akibat pencemaran Arsen

3. Terjadi akumulasi atau penumpukan Merkuri dalam makhluk dasar laut (benthos) di Teluk
Buyat.

4. Kadar Arsen dan Merkuri dalam air minum (air tanah) penduduk melampaui baku mutu dan
ambang batas.

5. Kadar Merkuri dan Arsen dalam ikan beresiko bagi kesehatan penduduk Teluk Buyat.

6. Kadar Logam Berat dalam udara di Dusun Buyat Pante secara keseluruhan paling tinggi
dibandingkan desa lainnya dan dalam jangka panjang berbahaya bagi manusia.

7. Sumber pencemaran Arsen dan Merkuri di Teluk Buyat adalah limbah tambang PT Newmont
Minahasa Raya, bukan terjadi secara alamiah.

FAKTA – FAKTA DI ATAS DIDUGA KUAT DISEBABKAN OLEH :

1. Prosedur dan lokasi Sistem Pembuangan Tailing Dasar Laut (SPDTL) yang berada dilapisan
awal zona termoklin yaitu pada kedalaman 82 (delapan puluh dua) meter, tidak berada
dibawah lapisan termoklin (kedalaman 150 meter). Sehingga tailing terdispersi dandapat
ditemukan pada kedalaman 20 (dua puluh) meter serta sudah tersebar pada radius3,5 km
dari mulut pipa pembuangan tailing.

2. Pembuangan tailing yang salah, menyebabkan kerusakan ekosistem laut berupa:


A. Kekeruhan yaitu pada zona euphotic, di mana pada zona tersebut terdapat lingkungan
fitoplankton (produsen) yang butuh sinar matahari sebagai proses fotosintesis.

B. Penurunan jumlah dan kualitas keberadaan terumbu karang di Teluk Buyat.

C. Bioakumulasi (penumpukan terus menerus di dalam tubuh mahkluk hidup) darisedimen


pada biota laut di daerah euphotic.

D. Penurunan kandungan bentos dan plankton (fitoplankton dan zooplankton) akibattingginya


kadar Arsen pada sedimen di Teluk Buyat,

E. Kematian ikan dalam jumlah lebih dari seratus ekor di sekitar pipa pembuangan tailing di
Teluk Buyat maupun terdampar di pantai.

3. Kesehatan masyarakat Buyat yang menurun dan berbagai macam penyakit menyerang
tubuh mereka, akibat konsumsi air minum dan ikan yang mengandung logam berat.

4. Tidak adanya surat ijin dari Kementerian Lingkungan HIdup dalam pembuangan limbah
kelaut maupun pengolahan limbah

Fakta lapangan yang terungkap di atas menunjukkan indikasi kuat bahwa PT Newmont
Minahasa Raya telah melakukan pelanggaran hukum dalam operasional pabriknyadi Teluk
Buyat.
C. ANALISA HUKUM DAN PENDAPAT

Dari kronologis kasus yang telah dipaparkan pada kasus posisi di atas, pencemaranoleh PT
Newmont Minahasa Raya di Teluk Buyat ini dapat dikategorikan sebagai kasushukum.Hal ini
dapat dilihat dari adanya indikasi pelanggaran terhadap hak masyarakat danpelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dalam bidanglingkungan
hidup.Menyimak fakta hukum dan konsep hukum yang dipaparkan berdasarkan kasus
posisiyang diuraikan sebelumnya, jelas bahwa kasus ini adalah sebuah kasus hukum.Fakta-
faktahukum di lapangan sangat berkaitan erat dengan peraturan perundang-undangan
yangdiindikasikan telah dilanggar

Fakta lapangan yang menunjukkan bahwa PT Newmont Minahasa Raya memenuhi unsur-
unsur pelanggaran terhadap peraturan perundangan-undangan bidang lingkungan hidupyaitu
terhadap Undang-Undang Nomor 32 Tahun Tahun 2009 tentang Perlindungan danPengelolaan
Lingkungan Hidup adalah ditemukannya zat logam berat berupa Arsen dan Merkuri di dasar
Teluk Buyat, dalam tubuh ikan yang hidup di Teluk Buyat, dalam air minum(air tanah)
penduduk, dalam tubuh penduduk dan dalam udara sekitar Teluk Buyat. Zat logam berat
tersebut terbukti dihasilkan dari aktifitas pabrik PT Newmont Minahasa Raya, bukan tercipta
secara ilmiah. Zat logam berat ini telah menyalahi ambang batas dan baku mutu lingkungan
hidup sehingga berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat dan merusakkelestarian
lingkungan sekitarnya.
Hal-hal di atas menunjukkan bahwa PT Newmont Minahasa Raya telah menyalahi
kewajibannya memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mengendalikan pencemaran
lingkungan hidup serta menyalahi ketentuan tentang baku mutu lingkunganhidup dan/atau
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.Fakta lapangan yang menunjukkan bahwa
pencemaran oleh PT Newmont Minahasa Raya ini telah merenggut hak masyarakat Teluk Buyat
untuk mendapatkan lingkungan yangsehat dan baik yang diatur dalam Pasal 65 ayat 1 Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
dalam Pasal 9 ayat 3 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dapat
kita lihat dari hasilpenelitian yang menunjukkan bahwa air, ikan, dan udara yang menjadi
bagian dari lingkungan sekitar mereka tersebut telah tercemari oleh logam berat yang
mengakibatkan kesehatan mereka ikut terganggu dan bahkan terancam akan menurun hingga
generasi ke sepuluh keturunan mereka.

Fakta-fakta lapangan di atas merupakan fakta hukum yang terungkap dan tak perlu
pembuktian lebih lanjut lagi. Sehingga pihak PT Newmonth Minahasa Raya dituntut untuk
melakukan tanggung jawab mutlak sebagaimana diatur dalam Pasal 88 Undang-UndangNomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup : “Setiap orang yang
tindakannya menggunakan B3, mengahsilkan dan atau mengelola limbah B3, dan/atau yang
menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan hidup bertanggung jawab mutlak atas
kerugian yang terjadi tanpa perlu pembuktian unsurkesal ahan”. Pada kasus ini, peran aktif
masyarakat menuntut proses hukum sangatlah penting.Masyarakat Teluk Buyak dapat
menggugat PT Newmont Minahasa Raya secara Perdata,Pidana maupun dengan penyelesaian
non litigasi untuk menuntut ganti rugi. Hak gugat masyarakat ini dapat dilakukan dalam bentuk
gugatan class action yang telah diatur dalamPasal 91 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu :
1. Masyarakat berhak mengajukan gugatan perwakilan kelompok untuk kepentingan dirinya
sendiri dan/atau untuk kepentingan masyarakat apabila mengalami kerugian akibat
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

2. Gugatan dapat diajukan apabila terdapat kesamaan fakta atau peristiwa, dasar
hukum,serta jenis tuntutan diantara wakil kelompok dan anggota kelompoknya.

3. Ketentuan mengenai hak gugat masyarakat dilaksanakan sesuai dengan


peraturanperundang – undangan.

Sedangkan untuk mempersiapkan tuntutan secara Perdata diatur dalam Pasal 87Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu : “Setiap
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang melanggar hukum berupa pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian pada oranglain atau
lingkungan hidup wajib membayar ganti rugi dan/atau melakukan tindakan tertentu.

Pihak organisasi lingkungan hidup pun dapat melakukan gugatan legal standing yangdiatur
dalam Pasal 92 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yaitu :

1. Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab perlindungan dan pengelolaan lingkungan


hidup, organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan
pelestarian fungsi lingkungan hidup.

2. Hak mengajukan gugatan terbatas pada tuntutan untuk melakukan tindakan tertentu
tanpaadanya tuntutan ganti rugi, kecuali biaya atau pengeluaran riil.
Fakta lapangan yang tidak terungkap dalam kasus ini adalah fakta yang
menunjukkanpelanggaran terhadap hak masyarakat Teluk Buyat yang diatur dalam Kovenan
Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial Dan Budaya.Tidak ada fakta yang menunjukkan bahwa
PT Newmont Minahasa Raya telah melanggar hak masyarakat Teluk Buyat dalam kovenan
tersebut.Karena hak-hak warga yang diatur dalam Kovenan Internasional Hak-Hak
Ekonomi,Sosial Dan Budaya adalah menjadi kewajiban negara untuk menjaga dan
memenuhinya.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari analisa hukum yang ada dapat disimpulkan bahwa:

1. PT Newmont Minahasa Raya berdasarkan fakta hukum di lapangan telah melanggar


Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan
Hidup.

2. PT Newmont Minahasa Raya berdasarkan fakta hukum di lapangan telah


melanggarUndang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

3. PT Newmont Minahasa Raya tidak melanggar Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi,


Sosial Dan Budaya.

Dan saya berpendapat bahwa saran yang bisa menyelesaikannya adalah .Masyarakat
Teluk Buyat yang menjadi korban pencemaran lingkungan PT Newmont Minahasa Raya
disarankan agar menempuh haknya yang telah diatur dalam peraturan perundangan-
undangan yaitu hak gugatan kepada PT Newmont Minahasa Raya.Untuk merealisasikan hak
ini, dibutuhkan kepedulian dari advokat agar bersedia mendampingi masyarakat Teluk
Buyat tersebut memperjuangkan hak-haknya.Kepada organisasi lingkungan hidup
disarankan terus memperjuangkan upaya gugatan Legal Standing terhadap PT Newmont
Minahasa Raya agar dapat memberikan pertanggung jawabannya terhadap pencemaran
lingkungan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai