Anda di halaman 1dari 3

Nama : ST.

AINUN NASYRAH
NIM : 1913041009
Kelas : P.KIMIA A

Membuat summary mengenai materi yang akan di disusikan (materi sifat koligatif
larutan)

Pengertian Sifat Koligatif Larutan


Sifat koligatif larutan adalah sifat fisik larutan yang hanya bergantung pada jumlah
partikel zat terlarut. Sebelum mempelajari lebih lanjut, kita harus mengetahui jenis-jenis
konsentrasi larutan terlebih dahulu, karena dalam perhitungannya akan banyak melibatkan
rumus-rumus konsentrasi. Berikut ini adalah beberapa jenis konsentrasi larutan.
1. Molaritas (M), adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.

2. Molalitas (m), adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut.

3. Fraksi mol (X), adalah perbandingan mol bagian dengan mol seluruh komponen.
Fraksi mol pelarut (Xp)

Fraksi mol terlarut (Xt)

Xp + Xt = 1
Sifat koligatif larutan meliputi empat sifat, yaitu :
1. Penurunan tekanan uap (∆P)
2. Kenaikan titik didih (∆Tb)
3. Penurunan titik beku (∆Tf)
4. Tekanan osmotik (π)
.
Penurunan Tekanan Uap (∆P)
Tekanan uap dari cairan murni bergantung pada jumlah molekul yang meninggalkan fase cair
menjadi fase uap.
Jumlah partikel zat terlarut yang ditambahkan dalam cairan murni akan menjadi penghalang
molekul cairan murni yang akan meninggalkan fase cair sehingga tekanan uap cairan murni (P⁰)
lebih besar dari tekanan uap larutan (P).
Hal itu menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan tekanan uap (∆P).

Jika Larutan Non Elektrolit Jika Larutan Elektrolit

∆P = P⁰ – P ∆P = P⁰ – P

P =  Xp . P⁰ P =  Xp . P⁰ . i

∆P = Xt . P⁰ ∆P = Xt . P⁰ . i

Dimana i = 1 + (n-1)α yang merupakan faktor Van’t Hoff

dengan derajat disosiasi, α =  , dan n = jumlah koefisien ion-ion.

Kenaikan Titik Didih (∆Tb)


Jika partikel zat terlarut ditambahkan dalam suatu pelarut, maka akan menyebabkan kenaikan
titik didih (∆Tb), dimana titik didih larutan (Tblarutan) lebih besar dari titik didih pelarut (Tbpelarut).

Jika Larutan Non Elektrolit Jika Larutan Elektrolit


∆Tb = Tflarutan – Tfpelarut ∆Tb = Tflarutan – Tfpelarut

∆Tb = m . Kb ∆Tb = m . Kb . i

Dimana :
 m = molal
 Kb = tetapan titik didih
 i = faktor Van’t Hoff
Penurunan Titik Beku (∆Tf)
Jika zat terlarut ditambahkan dalam suatu pelarut, maka akan menyebabkan penurunan titik beku
(∆Tf), dimana titik beku pelarut (Tfpelarut) lebih besar dari titik beku larutan (Tflarutan).
Jika Larutan Non Elektrolit Jika Larutan Elektrolit

∆Tf = Tfpelarut – Tflarutan ∆Tf = Tfpelarut – Tflarutan

∆Tf = m . Kf ∆Tf = m . Kf . i

Dimana :
 m = molal
 Kf = tetapan titik beku
 i = faktor Van’t Hoff
Tekanan Osmotik (π)
Osmosis adalah peristiwa berpindahnya zat pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang
lebih pekat melalui membran semipermeabel.

Jika Larutan Non Elektrolit Jika Larutan Elektrolit

π=M.R.T π=M.R.T.i

Dimana :
 π = tekanan osmotik (atm)
 M = molaritas
 R = tetapan gas ideal = 0,082 L.atm/mol.K
 T = suhu Kelvin
 i = faktor Van’t Hoff
Berdasarkan tekanan osmosik larutan, larutan terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. Larutan isotonik, adalah larutan yang memiliki tekanan osmotik sama.
2. Larutan hipertonik, adalah larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih besar.
3. Larutan hipotonik, adalah larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih kecil.

Anda mungkin juga menyukai