Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Oleh Kelompok 1

Annisa Fajra Ashar (19129090)


Dilla Yuspita Sari (19129104)
Annisa Al Mardiyyah (19129006)
Chintya Juwita Fitri (19129099)

19 BKT 07

Dosen Pembimbing : Dra Zaiyasni,S.Pd.,M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-

Nya kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan tugas serta dapat menyusunnya dalam

bentuk makalah. Adapun pengkajian makalah ini yaitu tentang “Penyusunan Langkah-

Langkah Pembelajaran’’.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu dosen pengampu mata kuliah

Perencanaan dan Pembelajaran di SD yang telah memberikan tugas makalah ini, demi

mendorong semangat serta keaktifan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan.

Kamipun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan yang diharapkan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini kedepan.

Bukittinggi, April 2021

Penyusun

(…………………….)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

C. Tujuan Makalah ....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................2

A. Konsep Dasar Penyusunan Langkah Pembelajaran .............................................2

B. Kriteria Penyusunan Langkah Pembelajaran .......................................................5

C. Tahapan dan Ruang Lingkup Tahapan Pembelajaran ..........................................8

D. Strategi Penyusunan Tahapan Pembelajaran ........................................................13

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................19

A. Kesimpulan ...........................................................................................................19

B. Saran .....................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................20

ii
iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran menjadi tujuan utama. Oleh karena

itu, seorang pendidik hendaknya memperhatikan betul langkah-langkah apa saja yang

harus dilakukan sebelum memulai pembelajaran. Diantara salah satu langkah yang harus

dilakukan seorang pendidik yaitu menyusun perencanaan pembelajaran, yaitu kegiatan

yang terus menerus dan menyeluruh, dimulai dari penyusunan suatu rencana, evaluasi

pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari tujuan yang sudah ditetapka. Hal ini berguna

untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangan dan belajar peserta didik. Selain itu,

guru dapat memahami peranannya dan tugas-tugas yang harus dicapai oleh peserta didik

sehinga proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapakan.

B. Rumusan Masalah

1) Apa konsep dasar penyusunan langkah pembelajaran?

2) Apa saja kriteria penyusunan langkah pembelajaran?

3) Apa saja tahapan dan ruang lingkup tahapan pembelajaran?

4) Bagaimana strategi penyusunan tahapan pembelajaran?

C. Tujuan Makalah

1) Mengetahui konsep dasar penyusunan langkah pembelajaran.

2) Mengetahui kriteria penyusunan langkah pembelajaran.

3) Mengetahui tahapan dan ruang lingkup tahapan pembelajaran.

4) Mengetahui strategi penyusunan tahapan pembelajaraan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penyusunan Langkah Pembelajaran

Penyusunan ini pada hakikatnya memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan

dalam suatu proses belajar mengajar. Dengan demikian, penyusunan langkah langkah

pembelajaran adalah memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan

pembelajaran. Penyusunan ini perlu dilakukan untuk mengkoordinasikan komponen-

pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran disusun untuk membantu siswa menguasai

kompetensi dasar yang diberikan. Langkah-langkah pembelajaran merupakan hal yang

sangat menentukan dalam keberhasilan siswa menguasai kompetensi dasar. Dengan

kegiatan pembelajaran yang disusun dengan tepat siswa akan lebih mudah menguasai

materi ajar yang diberikan. Dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, harus

diperkirakan bagaimana indikator keberhasilan belajar. Apakah langkah-langkah yang

disusun dalam kegiatan itu dapat mencakup setiap indikator yang telah dirumuskan. Jika

semua indikator sudah dapat ternaungi oleh kegiatan pembelajaran yang disusun maka

tujuan pembelajaran akan lebih mudah dicapai dan ketuntasan siswa dalam menguasai

kompetensi dasar akan sangat baik.

Langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan Tujuan Khusus

Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru adalah merumuskan

tujuan pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Sebab tujuan umum (Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar) dari pembelajaran sudah dirumuskan oleh para

2
pengembang kurikulum. Tugas guru adalah menterjemahkan tujuan umum

pembelajaran (SK dan KD) menjadi tujuan khusus (indikator) pembelajaran yang

lebih spesifik dan mudah terukur.

Rumusan tujuan pembelajaran menurut Bloom (1964) mencakup 3 aspek penting

yaitu domain kognitf, afektif, dan psikomotorik.

a) Domain kognitif

Pada domain kognitif, tujuan pembelajaran berkaitan dengan aspek intelektual

siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan informasi mengenai data dan fakta,

konsep, generalisasi, dan prinsip. Semakin kuat seseorang dalam menguasai

pengetahuan dan informasi, maka semakin mudah seseorang dalam melaksanakan

aktivitas belajar.

b) Domain afektif

Domain afektif adalah domain yang berhubungan dengan penerimaan dan

apresiasi seseorang terhadap suatu hal dan perkembagan mental yang ada dalam

diri seseorang.

c) Domain psikomotor

Domain psikomotor adalah domain yang menggambarkan kemampuan dan

ketrampilan seseorang yang dapat dilihat dari unjuk kerja atau performance yang

berupa ketrampilan fisik dan ketrampilan non fisik. Ketrampilan fisik adalah

ketrampilan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan menggunakan oto,

sedangkan ketrampilan nonfisik adalah ketrampilan seseorang dalam

menggunakan otak sebagai alat utama dalam mengerjakan dan memecahkan suatu

permasalahan.

3
2. Memilih Pengalaman Belajar

Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses

berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk melakukan kegiatan

tertentu, mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada kalanya proses pembelajaran

juga dilakukan dengan simulasi dan dramatisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak

hanya sekedar untuk mengingat, tapi juga menghayati suatu peran tertentu yang

berkaitan dengan perkembangan mental dan emosi siswa. Ada kalanya siswa juga

diberi kesempatan untuk belajar secara berkelompok yang memberikan pengalaman

pada siswa untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain.

3. Menentukan Kegiatan Belajar Mengajar

Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya dapat dirancang

melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual. Pendekatan kelompok

adalah pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan pendekatan klasikal, yakni

pembelajaran di mana setiap siswa belajar secara berkelompok baik kelompok besar

maupun kelompok kecil. Pembelajaran Pembelajaran individual adalah pembelajaran

di mana siswa belajar secara mandiri melalui bahan ajar yang dirancang demikian

sehingga siswa dapat belajar menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.

4. Menentukan Orang Yang Terlibat Dalam Proses Pembelajaran

Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan berperan sebagai

sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan tenaga profesional. Peran guru

dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran. Agar guru dapat

melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal, maka guru harus memiliki

kemampuan untuk berbicara dang berkomunikasi dengan menggunakan berbagai

4
media. Selain itu, guru juga berperan sebagai pengatur lingkungan belajar yang

memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi siswa. Guru dituntut untuk dapat

mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dngan penuh semangat

sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.

5. Dapat diartikan sebagai kebermaknaan

Nilai signifikansi artinnya adalah bahwa perencanaan pembelajaran hendaknya berm.

Memilih bahan dan alat Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut:

a) Keberagaman kemampuan intelektual siswa

b) Jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa

c) Tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus

d) Berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran

e) Bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan

f) Fasilitas fisik yang tersedia

6. Ketersediaan Fasilitas Fisik

Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses

pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media, laboratorium, dan

lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja sama menggunakan bahan pelajaran,

memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain sebagainya dan kesemuanya itu dapat

digunakan melalui proses perencanaan yang matang melalui pengaturan secara

profesional termasuk adanya dukungan finansial sesuai dengan kebutuhan.

5
7. Perencanaan Evaluasi Dan Pengembangan

Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan pembelajaran, sebab

dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan

keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

B. Kriteria Penyusunan Langkah Pembelajaran

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun langkah– langkah

pembelajaran

a. Menidentifikasi faktor pendukung dan penghambat

b. Ketersediaan sumber belajar.

c. Merumuskan Tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

d. Memilih dan menetapkan isi dan muatan (bahan ajar)

e. Merencanakan dan memperkirakan kebutuhan waktu yang sesuai.

Ada 4 unsur terpenting dalam proses perencanaan pengajaran. Keempatnya dapat

diwujudkan dengan jawaban terhadap berbagai pertanyaan ini:

1) Untuk siapa program ini dirancang? (siswa, mahasisiwa, atau peserta).

2) Kemempuan apa yang anda inginkan untuk dipelajari? (tujuan)

3) Bagaimana isi pelajaran atau keterampilan dapat dipelajari dengan baik? (metode dan

kegiatan belajar mengajar).

4) Bagaimana anda menentukan tingkat penguasaan pelajaran yang sudah dicapai ? (tata

cara evaluasi).

Keempat unsur dasar ini (siswa, tujuan, metode, dan evaluasi) merupakan kerangka

acuan untuk perencanaan pengajaran bersistem. Keempat unsur ini saling keterkaitan dan

dapat diaggap sebagai rencana perancangan pengajaran menyeluruh. Dalam

kenyataannya, ada beberapa komponen tambahan yang perlu mendapat perhatian dan

6
yang membentuk suatu model rancangan pengajaran menjadi lengkap bila dipadukan

dengan keempat unusur dasar tersebut.

Sanjaya (2013: 37-40) menyatakan bahwa, ada beberapa nilai perencanaan yang dapat

dijadikan sebagai kriteria penyusunan perencanaan diantaranya:

✓ Signifikansi

Makna agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efesien.

✓ Relevan

Artinya sesuai. Nilai relevansi dalam perencanaan adalah bahwa perencanaan yang

kita susun memiliki nilai kesesuaian baik internal maupun eksternal. Kesesuaian

internal adalah perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang

berlaku. Sedangkan kesesuaian eksternal mengandung arti bahwa perencanaan

pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan siswa.

✓ Kepastian

Nilai kepastian bermakna bahwa dalam perencanaan pembelajaran yang berfungsi

sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, tidak lagi memuat

alternatif alternatif yang bisa diplih akan tetapi berisi langkah langkah pasti yang

dapat dilakukan secara sistematis.

✓ Adaptabilitas

Perencanaan pembelajaran hendaknya disusun hendaknya bersifat lentur atau tidak

kaku. Misalnya, perencanaan pembelajaran ini dapat diimplementasikan manakala

memilki syarat syarat tertetntu, manakala syarat tersebut tidak dipenuhi maka

perencanaan pembelajaran tidak dapat digunakan. Sebaiknya perencanaan

pembelajaran disusun untuk dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan

berbagai kondisi.

7
✓ Kesederhanaan

Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana artiny mudah diterjemahkan dan

mudah diimplementasikan. Perencanaan yang rumit dan sulit untuk

diimplementasikan tidak akan berfungsi sebagai pedoman untuk guru dalam

pengelolaan pembelajaran.

✓ Prediktif

Perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal yang kuat, artinya

perencanaan dapat menggambarkan “ apa yang akan terjadi, seandainya “. Daya ramal

ini sangat penting untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi,

dengan demikian akan mudah bagi guru untuk mengantisipasinya.

C. Tahapan dan Ruang Lingkup Tahapan Pembelajaran

1. Ruang Lingkup Belajar Dan Pembelajaran

Belajar merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan baik di lingkungan formal,

nonformal, maupun di masyarakat. Lingkungan formal yaitu sekolah, dan institusi

pendidikan, nonformal antara lain kursus-kursus dan pelatihan, serta lingkungan

masyarakat yang merupakan tempat interaksi sosial.

Kegiatan Belajar yang dialami oleh anak didik dan ada hubungannya dengan usaha

pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik/guru.

Pada sisi lain, kegiatan belajar juga berupa perkembangan mental yang didorong oleh

tindak pendidikan atau guru. Dengan kata lain, belajar ada kaitannya dengan usaha atau

rekayasa guru. Dari segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan

jasmani dan perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar. Kemudian hal itu

akan menghasilkan program belajar sendiri sebagai perwujudan siswa menuju

8
kemandirian. Dari segi guru, kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan

mendidik yang memberikan materi ajar sesuai dengan kriteria persiapan guru. Proses

belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku baik yang dikehendaki oleh aturan

persekolahan sehingga menghasilkan anak didik yang berjiwa besar dalam dunia

pendidikan sekaligus menjadi orang yang benar-benar berbudi baik di mata masyarakat

Dalam pengelolaan program pembelajaran ada beberapa langkah atau tahapan yang

harus dijalani oleh seorang guru. Tahapan tersebut sama dengan tahapan pengelolaan

pembelajaran mata pelajaran antara lain, yaitu: "Tahap persiapan atau perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi".

1. Tahap Persiapan atau Perencanaan

Persiapan atau perencanaan adalah tahap awal yang harus dilalui oleh guru dalam

pembelajaran. Pada tahap ini guru mempersiapkan segala sesuatu agar pembelajaran

yang akan dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Proses pembelajaran

dikatakan efektif apabila penyampaian bahan pembelajaran sesuai dengan waktu yang

tersedia. Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran yang efisien adalah semua

bahan pelajaran dapat dipahami siswa.

Agar proses pembelajaran yang dilakukan efektif dan efisien, dan anak didik aktif

mengikuti pelajaran, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Tujuan pembelajaran yang diberikan.

b) Ruang lingkup dan urutan bahan yang dimiliki.

c) Sarana dan fasilitas yang dimiliki.

d) Jumlah siswa yang akan mengikuti pelajaran.

e) Waktu jam palajaran yang tersedia.

f) Sumber bahan pelajaran yang bisa digunakan.

9
2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, aktivitas belajar mengajar berpedoman pada persiapan

pengajaran yang dibuat. Pemberian bahan pelajaran disesuaikan dengan urutan yang

telah diprogram secara sistematis dalam tahap persiapan.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran meliputi yaitu: kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal merupakan kegiatan awal tatap muka

antara guru dan siswa. Dalam kegiatan ini guru memberi petunjuk, pengarahan dan

appersepsi, atau dapat juga dengan menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan

memberikan beberapa pertanyaan (pretest). Dalam kegiatan inti, guru menjelaskan

materi dengan menggunakan pendekatan, metode dan teknik yang seudah ditentukan.

Sedangkan dalam kegiatan akhir dapat berupa umpan balik dan penilaian.

Dalam pelaksanaan program pembelajaran, guru lebih dahulu harus mengadakan

pretest untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran, kemudian pada

akhir pelajaran, guru mengadakan postest sebagai akhir dari seluruh proses interaksi

belajar mengajar.

Dalam penyampaian bahan pelajaran, guru menggunakan metode dan fasilitas

yang sesuai dengan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Penggunaan

fasilitas untuk mengurangi verbalisme dan membantu siswa memahami pelajaran

yang diberikan agar siswa mendapat penjelasan yang tepat dan benar, sehingga tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kesalahan penggunaan metode

dan fasilitas menyebabkan tujuan pembelajaran sukar dicapai.

10
3. Tahap Penilaian (Evaluasi)

Pada bagian ini proses belajar mengajar dievaluasi untuk mengetahui sejauhmana

penguasaan bahan pelajaran oleh siswa dan untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Menurut Nana Sudjana, inti penilaian adalah “proses memberikan atau

menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kreativitas tertentu”.

Sedangkan fungsi dari evaluasi itu sendiri adalah sebagai berikut:

➢ Penilaian berfungsi selektif.

➢ Penilaian berfungsi diagnostik.

➢ Penilaian berfungsi sebagai penempatan.

➢ Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan (Suharsismi Arikanto. 1997:

9).

Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai bahan yang diajarkan perlu

diadakan postest sebagai akhir dari proses mengajar. Bentuk dan jenis test yang

digunakan bisa bermacam-macam, namun tetap berpedoman pada tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

Bentuk-bentuk evaluasi terhadap siswa dapat berupa:

1. Evaluasi bahwa siswa telah menyelesaikan seperangkat program yang diberikan.

2. Ujian tertulis

3. Ujian lisan

4. Ujian memilih alternative dari berbagai kemungkinan.

5. Ujian memilih alternative dari dua kemungkinan benar atau salah.

6. Ujian penampilan

11
Guru dalam penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai

berikut:

▪ Dalam minilai hasil belajar hendaknya dirancang sedimikian rupa, sehingga jelas

yang dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian.

▪ Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar-

mengajar, artinya penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap proses belajar

mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.

▪ Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan

prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya. penilaian harus

menggunakan berbagai alat penilaian yang sifatnya komprehensif. dengan sifat

komprehensif dimaksudkan segi abilitas yang dinilainya tidak hanya aspek

kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor.

▪ Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjut.

Penilaian adalah alat untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran. dengan kata

lain penilaian pembelajaran adalah upaya member nilai terhadap kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Tujuan pembelajaran meliputi tiga aspek yakni aspek kognitif,

aspek afektif, dan aspek psikomotor.

Penilaian juga mempunyai fungsi-fungsi berikut:

1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini

maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional.

2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin

dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, mengajar guru,

dan lain-lain.

12
3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya.

Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa

dalam berbagai bidang situasi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapai.

4) Sedangkan tujuan penilaian adalah:

5) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan

dan kekurangan nya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang

ditempuh.

6) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran disekolah, yang

seberapa jauh keefektifan nya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah

tujuan pendidikan yang diharapkan.

7) Menentukan tindaklanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan

penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran.

8) Memberikan pertanggung jawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan para

orang tua siswa.

D. Strategi Penyusunan Tahapan Pembelajaran

Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk

bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan

belajar mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola- pola umum kegiatan guru dan

anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang

telah digariskan.

Menurut Sanjaya, (2007 : 126) dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai

perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Sedangkan Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi

13
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan

siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi

pembelajaran juga diartikan sebagai suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang

digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa (Sanjaya,

2007 : 126).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan

metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti

bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana

kerja belum sampai pada tindakan.

Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua

keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-

langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya

diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu

tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.

Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka

menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan,

dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat,

berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu,

kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik

menjadi kompetensi yang diharapkan.

Lebih lanjut, strategi pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasi pencapaian

kompetensi yang telah dirancang agar setiap individu mampu menjadi pebelajar mandiri

sepanjang hayat. dan yang pada gilirannya mereka menjadi komponen penting untuk

14
mewujudkan masyarakat belajar. Kualitas lain yang dikembangkan dan harus

terealisasikan dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian, kerja sama,

solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik guna

membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.

Di dalam permendikbud No 81A tahun 2013 dinyatakan bahwa untuk mencapai

kualitas yang baik, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip: (1) berpusat pada

peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi

menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan

kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan

berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif,

efisien, dan bermakna.

Penyusunan strategi pembelajaran haruslah didasarkan atas tujuan pembelajaran yang

akan dicapai sebagai kriteria utama. Di samping itu, penyusunan tersebut didasarkan pula

atas pertimbangan lain, yaitu hambatan yang mungkin dihadapi pengembang

pembelajaran atau guru, seperti waktu, biaya, fasilitas. Tidak ada strategi yang tepat

untuk mencapai semua tujuan. Urutan kegiatan pembelajaran pada penyajian, misalnya,

belum tentu selalu UCL (Uraian, Contoh dan Latihan) mungkin dapat berbentuk CUL.

Sedangkan urutan kegiatan pembelajaran pada pendahuluan yang tersusun DRT

(Diskripsi Singkat, Relevansi dan TP) dan penutup yang terdiri dari TUT (Tes Formatif,

Umpan Balik, dan Tindak Lanjut) tampaknya tidak perlu mengalami perubahan.

Setiap urutan kegiatan seperti DRT – UCL – TUT atau urutan yang lain, selalu diikuti

pemilihan metode dan media serta penentuan waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran

khusus.

Khusus mengenai penentuan waktu bagi setiap kegiatan, di samping menggunakan

kegiatan sebagai kriteria, juga pemgembang pembelajaran, menggunakan jenis metode

15
dan media sebagai kriteria lain. Ini berarti penentuan waktu setiap kegiatan tersebut

dilakukan atas pertimbangan langkah dalam urutan kegiatan seperti D, R, T. U, C, L, T,

U, T dan komponen metode dan media yang digunakan. Perubahan pada metode dan

media tersebut memungkinkan perubahan waktu yang dibutuhkan guru dan peserta didik.

Karena itu penyusunan metode pembelajaran harus dilakukan dengan mengintegrasikan

keempat komponen yang tergabung di dalamnya, yaitu urutan kegiatan pembelajaran,

metode, media dan waktu. Kekurangan salah satu di antaranya akan menghasilkan

strategi pembelajaran yang kurang komperhensif untuk dijadikan dasar dalam

pengembangan bahan belajar atau sistem pembelajaran.

Susunan Langkah-langkah standar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Langkah – langkah Pembelajaran Pendahuluan / Awal

a) Orientasi : memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan dibelajarkan.

Dapat dilakukan dengan menunjukkan benda yang menarik, memberikan

illustrasi, membaca berita di surat kabar dan sebagainya.

b) Apersepsi : memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang akan

diajarkan. Tahap ini juga dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan

prasyarat yang harus dimiliki siswa, dapat digali dengan melakukan pretest.

c) Motivasi : Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari mata pelajaran yang

akan di sampaikan.

d) Pemberian Acuan : biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari.

Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara

garis besar.

e) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman

belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).

16
2. Langkah – langkah pembelajaran Inti

Kegiatan inti merupakan proses pemberian pembelajaran sesuai dengan kompetensi

dasar yang hendak dicapai. Kegitan inti ini harus dirinci sedemikian rupa agar siswa

benar-benar memahami kompetensi dasar yang hendak dicapai. Perincian tersebut

termuat dalam pembagian kegiatan inti ini menjadi tiga tahap yaitu ekplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi. Langkah pembelajaran Inti ini berisi langkah-langkah

sistematis yang dilalui siswa untuk dapat menkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata

(frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa

agar siswa dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada

tujuan pembelajaran dan indikator. Untuk memudahkan, sebaiknya kegiatan inti

dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS).

3. Langkah – langkah Pembelajaran Akhir ( penutup )

Penutup merupakan kegiatan akhir pembelajaran. menutup pelajaran tidak hanya

sekadar mengkhiri pelajaran dengan salam, tetapi di sini adalah penekanan/penguatan

terhadap apa yang telah diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran. guru

memberikan simpulan terhadap apa yang telah dipelajari. Dalam kegiatan penutup

juga dilakukan penilaian dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Disamping itu Guru bisa mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/simpulan.

Guru memeriksa hasil belajar siswa. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes

lisan atau meminta siswa untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau

dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% siswa sebagai sampelnya.

Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh

rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih,

menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan

17
pendahuluan/awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap

pertemuan.

18
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penyusunan ini pada hakikatnya memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan

dalam suatu proses belajar mengajar.Langkah-langkah pembelajaran disusun untuk

membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diberikan.Langkah-langkah

penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:merumuskan tujuan

khusus, memilih pengalaman belajar, menentukan kegiatan belajar mengajar, menentukan

orang yang terlibat dalam proses pembelajaran, memilih bahan dan alat, ketersediaan

fasilitas fisik, perencanaan evaluasi dan pengembangan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun langkah– langkah

pembelajaran : mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat, ketersediaan sumber

belajar, merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memilih dan menetapkan isi

dan muatan (bahan ajar), dan merencanakan dan memperkirakan kebutuhan waktu yang

sesuai.

Dalam pengelolaan program pembelajaran ada beberapa langkah atau tahapan yang

harus dijalani oleh seorang guru. Tahapan tersebut sama dengan tahapan pengelolaan

pembelajaran mata pelajaran antara lain, yaitu: Tahap persiapan atau perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada teman-teman calon guru agar dapat

meningkatkan kepemahaman tentang langkah-langkah penyusunan pembelajaran guna

meningkatkan kompetensi guru yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abduh Madjid. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.

JE. Kemp. 1985. Proses Perancangan Pengajaran. ITB Bandung.

Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Suharsismi Arikanto. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Afid Burhanuddin. 2014. Hakikat Definisi dan Ruang Lingkup Belajar dan Pembelajaran.

20

Anda mungkin juga menyukai