KELOMPOK I
Dhyland Ajhi Putra D011201046
Ryan Habib Fauzan D011191079
Fitria Azzahra Maharani D011201005
Farah Ade Nabila D011201075
Sejarah Perkembangan Jalan
Jalan dibuat karena manusia perlu bergerak dan berpindah-pindah dari suatu tempat ke
tempat yang lain untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Jejak jalan tersebut berfungsi
sebagai penuntun arah dan menjadikan jejak jalan semakinn melebar dikarenakan seringnya
berpindah-pindah tempat.
Kurang lebih 5000 tahun yang lalu, manusia hidup berkelompok, untuk keperluan tukar
menukar barang pokok mereka mulai menggunakan jalur jalan secara tetap yang berfungsi
sebagai jalan prasarana sosial dan ekonomi. Dari sejarah perkembanganperadaban manusia dan
dari berbagai penemuan para pakar transportasi tentang sejarah perkembangan jalan dapatlah
diketahui bahwa :
Menuju jalan modern pada masa kekasairan Romawi yang mengalami kejayaan dalam
membangun jalan pada tahun 753-476 SM. Hal tersebut berdasarkan atas berbagai penemuan
antara lain:
a. Penemuan danau aspal trinidad oleh Sir Walter Religh pada tahun 1595, dimana dengan
bahan temuan tersebut dapat dipergunakan untuk memperkeras lapisan permukaan jalan
b. Pierre Marie Jereme Tresaquet dari Perancis memperkenalkan konsruksi jalan dari batu
pecah pada periode th 1718-1796
c. Metode prinsip desak diperkenalkan oleh orang Scotlandia yaitu pada tahun 1790 yaitu
Thomas Telford, yaitu sebuah konstruksi perkerasan jalan yang dibuat menurut jembatan
lengkung dari batu belah, serta menambahkan susunan batu-batu kecil diatasnya.
d. Tahun 1815 Jhon london Mc adams memperkenalkan prinsip tumpang tindih atau
konstruksi Makadam
e. Penemuan mesin penggilas (stom roller) ditemukkan tahun 1860 oleh Lemoine.
Regulasi Terkait Jalan
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan
a. Pasal 3 ayat 1
Penyelenggaraan jalan umum dilakukan dengan mengutamakan pembangunan
jaringan jalan di pusatpusat produksi serta jalan-jalan yang menghubungkan pusat-
pusat produksi dengan daerah pemasaran.
b. Pasal 4 ayat 1
Penyelenggara jalan umum wajib mengusahakan agar jalan dapat digunakan
sebesar-besar kemakmuran rakyat, terutama untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional, dengan mengusahakan agar biaya umum perjalanan menjadi
serendah-rendahnya.
Pasal 14 ayat 3
Rencana umum jaringan Jalan secara nasional dengan memperhatikan rencana
tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan dasar
penyusunan prioritas untuk menyeimbangkan pembangunan wilayah dan kawasan antara
daerah sudah berkembang, sedang berkembang, dan daerah pengembangan baru.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
01/PRT/M/2017 Tentang Cara Pelaksanaan Pengadaan badan Usaha untuk Pengusahaan
Jalan Tol.