Anda di halaman 1dari 3

Nama: Hernawan Febrianto

Nim: 202011510
Mata kuliah: Manajemen Pemasaran 1
Kelas: 3B Manajemen
Jawaban UAS:
1. Siklus Hidup Ale-ale Jeruk
1. Tahap Perkenalan
Ale-ale jeruk adalah produk pertama dari PT. Tirta Alam Segar yang berdiri
pada tahun 2006. Ale-ale jeruk launching pada awal tahun 2007 dengan menggunakan
cup transparan dengan tujuan untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa
produknya benar-benar higenis. Pada tahun pertama produk ini masuk ke pasar
penjualannya masih sedikit dan distribusinya juga masih terbatas karena masyarakat
belum banyak yang mengetahui produk ini. Disamping itu juga masih banyak
dilakukan penelitian tentang produk maupun kemasannya. Promosi produk sangat
agresif dilakukan melalui media masa (TV, Koran, Radio), Spanduk di pinggir-
pinggir jalan, mobil yang di cat produk dan mengadakan / mengikuti event. Strategi
yang digunakan oleh Wings dalam menjual produk ini adalah penetration, yaitu
menjual produk dengan harga dibawah produk sejenis, kemudian menaikkan harga
setelah mendapat banyak konsumen/diminati masyarakat. Pada tahap perkenalan ini
berlangsung selama sekitar 1 tahun.
2. Tahap Pertumbuhan
Memasuki awal tahun 2008 Ale-ale jeruk sudah banyak diminati masyarakat
dan mulai mempunyai konsumen setia. Distribusi dan penjualannya meningkat tajam
sehingga laba yang didapatpun juga meningkat. Pada tahap pertumbuhan, promosi
masih dilakukan tetapi tidak seagresrif seperti pada tahap perkenalan dan tujuan
iklannya bukan lagi untuk mengenalkan produk tetapi untuk meyakinkan konsumen.
Seiring dengan peningkatan penjualan, maka persainganpun mulai timbul, baik dari
produk-produk yang terlebih dahulu beredar dipasar/merajai pasar maupun dari
produk-produk yang baru masuk kepasaran. Strategi yang digunakan pada tahap ini
adalah dengan meningkatkan kualitas produk, yaitu melalukan penelitian tentang rasa
yang disukai masyarakat.
3. Tahap Kematangan
Tahap pergantian pertumbuhan ale-ale jeruk terjadi setiap musim hujan atau
awal dan akhir tahun karena setiap musim hujan permintaan turun dan kembali naik
ketika mulai berakhir musim hujan. Pada tahap kematangan Ale-ale jeruk berlangsung
lebih lama dari tahap-tahap sebelumnya yaitu selama kurang lebih sekitar 2 tahun dari
awal tahun 2009 sampai akhir tahun 2010. Pada tahun tersebut ale-ale jeruk mampu
merajai pasaran minuman dalam cup. Mampu menggeser posisi “Frutung” dipasaran,
bahkan tidak lama kemudian “Frutang” menghilang dari pasaran. Untuk
mempertahankan posisi tersebut pihak produsen melakukan beberapa inovasi
diantaranya merubah warna cup yang awalnya transparan dengan sedikit gambar buah
menjadi cup putih dengan print warna yang lebih menarik, selain itu perusahaan mulai
memproduksi ale-ale dengan varian baru yaitu strawberry dan apel fuji.
4. Tahap Penurunan
Akibat dari mengeluarkan varian baru dengan rasa apel fuji dan strawberry,
maka selera konsumen mulai berubah. Konsumen lebih menyukai rasa apel fuji dan
strawberry daripada rasa jeruk. Hal ini membuat penjualan ale-ale jeruk menurun
drastis sehingga ale-ale rasa jeruk tidak mampu lagi bersaing dengan ale-ale rasa apel
fuji dan strawberry. Menyadari keadaan tersebut, maka perusahaan tidak lagi fokus di
ale-ale jeruk, perusahaan tidak berusaha membangkitkannya tetapi cenderung
meninggalkannya, perusahaan hanya memproduksi jika ada permintaan. Sampai saat
ini produk ale-ale jeruk masih beredar dipasaran tetapi sudah sangat jarang ditemui,
berbeda dengan varian lain yang masih mudah ditemukan.

2. Distribusi tidak langsung yaitu menyalurkan hasil produksinya melalui badan-badan


tertentu atau melalui perantara. Contohnya barang-barang kebutuhan sehari-hari yang
dijual di supermarket tidak langsung di tempat produksinya. Ketika menonton film di
bioskop ataupun melalui aplikasi streaming, proses ini juga termasuk dalam contoh
kegiatan distribusi jasa, yang mana pihak distributor film membeli hak penayangan
dari Production House film tersebut untuk kemudian ditayangkan kepada
konsumennya.

3. Harga pangan di berbagai daerah di Indonesia mengalami lonjakan jelang akhir 2021.
Secara rata-rata, kenaikan harga pangan mencapai 0,55 persen dari November 2021,
lebih tinggi dari prediksi Bank Indonesia (BI) yang sebesar 0,49 persen pada
Desember 2021. Sejumlah harga sembilan bahan pokok (sembako) mulai merangkak
naik dan ada kekhawatiran kenaikan terus terjadi seiring dengan kondisi ekonomi saat
ini. Faktor lain yang dikhawatirkan menjadi penyebab kenaikan harga sembako yakni
menipisnya stok barang. Dampak dari kenaikan harga sembako tersebut omset
penjualan pedagang turun 30 sampai 40 persen. Karena pedagang hanya mampu
menyetok sedikit,tidak seperti harga normal biasanya.

4. Dari sudut pandang produsen, produk merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dibeli, dicari, digunakan atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau kenginan pasar bersangkutan.
Berdasarkan sudut pandang konsumen bahwa produk merupakan segala sesuatu yang
diterima konsumen dari sebuah pertukaran dengan produsen. Secara tidak langsung
produk bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen.
Kualitas sayur berdasarkan masing masing pelaku dalam perdagangan beras
sebagai berikut:
Bagi produsen: sayur yang berkualitas baik berasal dari verietas yang baik,
sayuran yang bersih, pemasakan maksimal, segar dan bersih serta permintaan dari
pedagang, penyosoh dan konsumen cukup tinggi sehingga harga pada tingkat
perkebunan yang menguntungkan.
Bagi konsumen: kualitas beras menyangkut penampakan(mengkilap, seragam,
Kemurnian, kandungan butir kapur, tekstur, kemasan) serta bau dan karakteristik
sayur yang (kandungan gizi) nya baik dan sehat untuk tubuh.

Anda mungkin juga menyukai