Anda di halaman 1dari 20

147 Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Pesantren

MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT PADA


LEMBAGA PENDIDIKAN PESANTREN

Oleh: Moh. Hasan Afini Maulana


Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Jawa Timur
Email: Affendhasan@gmail.com

ABSTRAK
The article entitled Management of Public Relations at Educational
Institutions focuses on wetting as follows: 1) What is the nature of the
management of public relations in education. 2) How public relations
activities and targets are in education. 3) How public relations strategy in
education. 4) How does the PR program work in education, and 5) How is
the activity of public relations?. So require data to answer the above
discussion by way of describing and analyzing from various directions on the
management of public relations in educational institutions. So the purpose of
this discussion will give concrete answers about: 1) the nature of community
relations, 2) activities in public relations, 3) goals in public relations, 4)
strategies used in public relations, 5) work programs in public relations, and
5 ) the acvities perpetrated by actors in public relations management. Some
of the discussions are focused or focused on the scope of education or
educational institutions.

Keywords: Management, Public Relation and education.

ABSTRAK
Artikel yang berjudul Manajemen Hubungan Masyarakat Pada Lembaga
Pendidikan ini focus pada pembasahan sebagai berikut: 1) Bagaimana
hakikat manajemen humas dalam pendidikan. 2) Bagaimana tekhnik dan
target PR dalam pendidikan. 3) bagaimana strategi humas dalam pendidikan.
4) Bagaimana program kerja humas dalam pendidikan., dan 5) Bagaimana
aktivitas humas?. Sehingga memerlukan data untuk menjawab pembahasan
di atas dengan cara mendeskripsikan dan menganalisis dari berbagai arah
pada manajemen humas dalam lembaga pendidikan. Sehingga tujuan
daripada pembahasan ini akan melahirkan jawaban konkret mengenai: 1)
hakikat hubungan masyarakat, 2) kegiatan dalam hubungan masyarakat, 3)
sasaran dalam hubungan masyarakat, 4) strategi yang digunakan dalam
hubungan masyarakat, 5) program kerja dalam hubungan masyarakat, serta
6) Kegiatan pelaku dalam manajemen hubungan masyarakat. Beberapa

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


Moh. Hasan A.M 148

pembahasan tersebut terarah atau focus pada ruang lingkup pendidikan atau
lembaga pendidikan.

Kata Kunci: Manajemen, Hubungan Masyarakat, Pendidikan

PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan tekhnologi selalu memberikan
inovasi yang luar biasa, dengan kecanggihan yang beraneka ragam sehingga
secara tidak langsung menuntut kita untuk mengikuti serta mempelajari
kemajuan-kemajuan yang telah ada. Satu-satunya cara dalam mempelajari
berbagai kecanggihan dari kemajuan pada era modern ini adalah menempuh
dengan pendidikan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan, dimana kegiatan belajar dan
mengajar terjadi atau sebagai tempat proses pendidikan berlangsung,
memiliki peran penting dan besar dalam menghasilkan kualitas dari peserta
didik sebagai Sumber daya Manusia. Namun untuk menuju pada sumber daya
manusia yang berkualitas, diperlukan pula kualitas dari sebuah lembaga
pendidikan tersebut.
Maka dari itu untuk mewujudkan pendidikan berkualitas di perlukan
kerjasama yang baik dari semua pihak diantara salah satunya ialah peran
masyarakat. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 bahwa:
1) Peran warga atau civil society dalam pendidikan mencakup peran dari
perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pebisnis, dan
kelompok-kelompok masyarakat dalam pelaksanaan pelayanan
pendidikan;
2) Masyarakat dapat menjadi sumber pelaksana dan pengguna hasil
pendidikan;
3) Kebijakan tentang peran masyarakat yang dimaksud pada pasal 1 dan 2,
diatur oleh peraturan pemerintah.
Dapat dipahami bahwa masyarakat merupakan faktor yang begitu
urgen dalam pelaksanaan pendidikan. Sehingga kontribusi masyarakat harus
dioptimalkan dengan tepat dan cermat dalam upaya mewujudkan peran warga
terhadap institusi pendidikan. Dengan demikian interaksi antara masyarakat
dan pendidikan akan tercipta dan terjaga dengan baik.
Manajemen Hubungan Masyarakat (public relation management)
merupakan sebuah bidang yang memiliki fungsi tertentu yang dibutuhkan
oleh masing-masing organisasi. Baik organisasi komersial (perusahaan)
maupun organisasi non-komersial. Seperti sekolah yang memiliki ikatan

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


149 Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Pesantren

langsung dengan masyarakat, sehingga peran Humas dalam hal ini memiliki
kedudukan penting dalam mempublikasan semua program sekolah pada
masyarakat. Karena tidak menutup kemugkinan bahwa keberadaan sekolah
berasal dari masyarakat, oleh masyarakat dan kembali untuk masyarakat.
Sehingga melalui dukungan masyarakat-lah program sekolah akan
dapat terwujud dan berjalan. Oleh karena itu, sosok Kepala Sekolah harus
menjalin kerja sama dengan membina hubungan baik antara sekolah dan
masyarakat guna untuk mencapai visi dan misi sekolah tersebut.
Hubungan masyarakat (Public Relations) adalah suatu upaya yang
sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk
menciptakan saling pengertian antara suatu lembaga / lembaga dan
masyarakat. Lagi-lagi dijelaskan bahwa terciptanya hubungan yang baik
sekolah dengan masyarakat akan mempermudah masyarakat dalam
mendapatkan dan mengetahui informasi tentang program dan permasalahan
yang ada pada lingkungan sekolah, sehingga masyarakat dapat mengerti dan
memahami kondisi yang dihadapi sekolah dengan penuh pengertian.
Dari pemahaman tersebut Diharapkan bahwa akan ada umpan balik
yang sangat berguna untuk pengembangan program sekolah lebih lanjut dan
simpati masyarakat terhadap program sekolah yang dapat mengundang
aspirasi dan partisipasi dari masyarakat. Sehingga dengan demikian strategi
manajemen humas disini dalam menjaga reputasi sekolah mampu
memberikan gagasan cemerlang dalam mengangkat reputasi dan peningkatan
mutu sekolah.

HAKIKAT MANAJEMEN HUMAS


Salah satu fungsi manajemen adalah hubungan masyarakat, suatu
istilah yang biasa disebut dengan kata “HUMAS”, atau istilah public relation
yang kemudian disebut dengan “PR”. Salah satu pentingnya Manajemen
Hubungan Masyarakat di sekolah adalah sebagai pusat informasi yang
dibutuhkan masyarakat tentang sekolah. Baik itu program sekolah atau mutu
dari sekolah tersebut. Untuk itu humas harus di manage dengan baik agar
suatu sekolah mendapat opini yang baik serta citra positif dari masyarakat
sebagai program penting dari humas.
Sebelum itu perlu diketahui pengertian Hubungan Masyarakat secara
umum. Menurut Ruslan didefinisikan tentang Manajemen Humas bahwa
“Manajemen Hubungan Masyarakat adalah proses penanganan perencanaan,
pengorganisasian, komunikasi dan koordinasi yang serius dan rasional dalam
upaya mencapai tujuan bersama organisasi atau lembaga yang diwakilinya”.
Manajemen hubungan masyarakat pada umumnya diartikan sebagai fungsi
manajemen yang khas antara organisasi dan masyarakat (masyarakat) atau

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


Moh. Hasan A.M 150

dengan kata lain antara lembaga pendidikan dan publik internal (guru,
karyawan, dan siswa) dan publik eksternal (orang tua siswa, masyarakat,
institusi lain).
Pendapat lain Menurut kamus Fund dan Wagnal, American Standard
Desk Dictionary yang diterbitkan pada tahun 1994, istilah public relations
didefinisikan sebagai semua kegiatan dan teknik / kiat yang digunakan oleh
organisasi atau individu untuk menciptakan atau mempertahankan sikap dan
respons yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan mereka dan perilaku.
Dalam Jurnal Internasional yang berjudul “Substantiating Public Relations
Contributions To Organizational Success In Nigeria’s Banking Sector”
dikatakan bahwa Hubungan Masyarakat: Menurut Institut Hubungan
Masyarakat Inggris, hubungan masyarakat adalah upaya terencana dan
berkelanjutan yang disengaja untuk membangun dan memelihara saling
pengertian antara suatu organisasi dan berbagai publiknya.
Dari hal di atas, seseorang dapat menghargai kebutuhan untuk upaya yang
disengaja dalam membangun dan mempertahankan saling pengertian antara
organisasi dan para pemangku kepentingannya, mereka yang membutuhkan
dukungan dan dorongan untuk bertahan hidup dalam jangka panjang. Intinya
adalah bahwa keberhasilan seorang individu, pada organisasi dan bahkan
suatu bangsa, tidak sepenuhnya merupakan kegiatan internal. Ini adalah
aspek yang harus dilakukan oleh orang lain, maka kebutuhan untuk selalu
berperilaku dengan cara dan cara yang mendorong orang lain untuk
membantu kita; di sinilah letak pentingnya hubungan masyarakat.
Dikatakan pula Menurut Public Relations News ( Bettrand R
Canfield) “Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi
sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur kepentingan publik,
dan mengimplementasikan program aksi untuk mendapatkan pemahaman
dan penerimaan publik.” (Hubungan Masyarakat adalah fungsi manajemen
di mana manajemen mengevaluasi perilaku orang, mengidentifikasi dan
mencari kepentingan masyarakat kemudian menyusun program dan
mengimplementasikannya untuk menciptakan pemahaman di masyarakat).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa humas adalah hubungan
antar manusia begitupun antar kerjanya, hubungan antar manusia dengan alat
atau benda di sekitar yang dapat mengkomunikasikan mereka satu sama lain.
Sehingga dapat dikatakan pula bahwa humas itu adalah seni.
seni mengundang untuk secara sadar mendekati dan menyelesaikan
masalah, seni mengundang untuk secara sadar tertarik dan terpikat, seni untuk
membeli, menggunakan, iklan, publisitas, keahlian untuk menebak dan
memperhitungkan situasi sosial, ekonomi, politik, budaya, keahlian,
perlindungan lingkungan dan pelestarian dan kondisi alami, keahlian

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


151 Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Pesantren

membicarakan dan menciptakan pandangan masyarakat serta pendapat


umum dan lain sebagainya.
Apabila dikaitkan dengan pendidikan, maka Public Relations terkait
dengan hubungan kegiatan lembaga pendidikan dengan masyarakat (orang
tua siswa) yang dimaksudkan untuk mendukung proses belajar mengajar di
lembaga pendidikan terkait.

KEGIATAN DAN SASARAN HUMAS


Kegiatan humas secara umum dapat dibedakan atas kegiatan humas
eksternal dan kegiatan humas internal. Demikian pula kegiatan humas pada
lembaga pendidikan terutama di sekolah. Misalnya kegiatan eksternal, yaitu
adanya hubungan dengan masyarakat baik yang langsung (rapat atau
pertemuan/sosialisasi) maupun tidak langsung (melalui perantara media
tertentu; sosial media, televise ataupun radio). Kemudian Istilah “sasaran”
yang dimaksud Makalah ini dapat dilihat dari dua sudut, yaitu target sebagai
tujuan dan target sebagai objek pengguna partai atau penerima kegiatan
hubungan masyarakat. Sasaran humas (sebagai tujuan) di lembaga
pendidikan, yaitu:
1. Mengembangkan pemahaman masyarakat tentang maksud dan tujuan
lembaga pendidikan.
2. Memberikan evaluasi program kepada masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan lembaga pendidikan.
3. Membangun dan meningkatkan hubungan yang harmonis antara
orang tua siswa dan guru dalam memenuhi kebutuhan siswa.
4. Bangun kesan positif dan pertahankan kepercayaan pada lembaga
pendidikan.
5. Beri tahu masyarakat tentang rencana dan program lembaga
pendidikan.
6. Mencari bantuan dan dukungan untuk pemeliharaan dan peningkatan
institusi pendidikan.
7. Institusi pendidikan sebagai layanan yang memberikan layanan yang
memuaskan bagi pelanggan (siswa, keluarga dan masyarakat).
8. Meningkatkan kreativitas dalam mencari dana pendidikan alternatif
dalam bentuk kerjasama dengan institusi lain.

STRATEGI HUMAS DALAM PENDIDIKAN


Berdasarkan pengertian dan kegiatan humas yang mengarah pada
kegiatan komunikasi dengan orang lain dengan tujuan tertentu guna untuk
memberikan pemahaman dan penerimaan publik. Maka dari itulah kegiatan
komunikasi ini adalah strategi penting dalam tugas humas.

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


Moh. Hasan A.M 152

Karakteristik Humas atau Public Relation secara tersurat, yakni: 1)


Public Relation atau Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu
organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik. 2) Hubungan
Masyarakat atau Hubungan Masyarakat mendukung pencapaian tujuan yang
ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi. 3) publik yang ditargetkan oleh
Public Relations atau Public Relations adalah publik internal dan eksternal.
Dan 4) Operasionalisasi Public Relations adalah membina hubungan yang
harmonis antara organisasi dan publik dan mencegah terjadinya hambatan
psikologis, baik yang timbul dari organisasi maupun dari masyarakat.
Selain itu terdapat beberapa hal lain yang dapat diterapkan dalam
pengembangan lembaga pendidikan. Secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi empat, yaitu teknik atau strategi secara tertulis, lisan, peragaan, dan
elektronik.
Secara Tertulis meliputi;
1) Buklet di awal tahun ajaran baru. Buku ini berisi konten tentang
pesanan, persyaratan masuk, harihari libur, dan hari-hari efektif.
2) Pamflet adalah selebaran yang biasanya berisi sejarah lembaga
pendidikan, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan
belajar. Berita kegiatan siswa.
3) Berita ini dapat dibuat sesederhana mungkin pada selebaran
kertas yang berisi informasi singkat tentang kegiatan yang
dilakukan di lembaga pendidikan.
4) Teknik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan siswa, yang
keduanya ditulis dan didistribusikan kepada orang tua. Hanya
saja, catatan berita yang membahagiakan ini berisi keberhasilan
seorang siswa. Berita itu ditulis pada selebaran kertas dan
diserahkan kepada wali siswa atau bahkan dibagikan kepada
publik.
5) Buku-buku kecil tentang cara membimbing anak-anak.
Untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua,
kepala sekolah atau guru dapat membuat buklet sederhana yang berisi cara-
cara efektif untuk membimbing anak-anak, buku ini diberikan kepada orang
tua siswa.
Secara Lisan meliputi; 1) Kunjungan rumah. 2) Panggilan orang tua.
3) Pertemuan. Secara Peragaan, dimana Hubungan antara sekolah dan
masyarakat dapat dilakukan dengan mengundang masyarakat untuk melihat
demonstrasi yang diadakan oleh sekolah. Demonstrasi yang diadakan dapat
menjadi pameran keberhasilan siswa. Misalnya, di taman kanak-kanak yang
memperlihatkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi, atau biasanya di
pondok-pondok Islam ketika mengadakan pembacaan, siswa hafal nazham

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


153 Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Pesantren

alfiyah. Serta secara Elektronik berupa penggunaan sarana elektronik,


misalnya melalui telepon, televisi, atau radio, serta sarana untuk
mempromosikan pendidikan.
Namun selain itu juga dapat menggunakan strategi lain dalam
pengembangan lembaga pendidikan selama cara-cara yang dijalankan tidak
saling merugikan atau tidak ada yang merasa dirugikan. Karena apabila hal
negatif terjadi, maka prospek lembaga pendidikan ke depan akan mengalami
kesulitan.
Oleh karena itu perlu ada pengawasan terhadap berbagai strategi yang
dilakukan oleh humas dalam meningkatkan reputasi sekolah, misalnya; a).
Menyelenggarakan rapat koordinasi dengan para guru dan komite sekolah
dan pelaporan hasil kegiatan yang telah dilakukan. b). Mengadakan evaluasi
mengenai kegiatan siswa dalam bidang akademik dan non akademik dengan
para Pembina kegiatan. c). Adanya monitoring dan evaluasi dari
Kemendiknas secara regular yang mendukung aktivitas dari lembaga
tersebut.
Tidak menutup kemungkinan, terkadang terdapat hal yang menjadi
penghambat bahkan merugan strategi humas, misalnya; a). Faktor Motivasi,
b). Faktor Prejudice atau prasangka, c). Faktor Semantik, d). Noise-factor.
Disamping faktor-faktor tersebut diatas, komunikasi dapat terhambat
dikacaukan oleh tindakan yang secara sengaja dilahirkan. Misalnya seseorang
tidak mau menerima konten komunikasi karena mereka tidak suka, baik
kepada komunikator dan tentang isinya.

PROGRAM KERJA HUMAS DALAM PENDIDIKAN


Adapun landasan dan dasar hokum dijadikan penyusunan program
kerja Humas adalah sebagai berikut:
1. UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS;
2. UU No 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah Pasal 11 Ayat 2;
3. PP RI No 19 Tahun 2005 Tentang SNP Bab VIII Standar Pengelolaan
Pasal 49 Ayat 1;
4. PP No. 29 Bab XI pasal 27 ayat 1;
Dengan landasan dan dasar hokum tersebut maka penyusunan
program humas dapat disusun sebagai berikut:
A. PROGRAM UMUM seperti; Koordinasi dengan lembaga pemerintah
dan Berkoordinasi dengan Wali Siswa / i.
B. PROGRAM KHUSUS; seperti Melakukan rapat koordinasi dengan
wali kelas 7 dan Komite untuk menentukan program sekolah dalam
rapat koordinasi komite umum dalam menyusun RAPBS,
Mengorganisir kerja sama dengan urusan kemahasiswaan dalam

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


Moh. Hasan A.M 154

memperingati Hari Nasional, baik Hari Libur Agama dan hari libur
Nasional, Melakukan kunjungan dan bantuan kepada guru yang sakit,
Melakukan kunjungan dan membantu guru yang sakit, mengunjungi
dan membantu guru yang memiliki pekerjaan, mengadakan
koordinasi untuk memberikan bantuan kepada siswa miskin / yatim
dan berkoordinasi dengan wali kelas untuk memberikan bantuan dan
kunjungan ke siswa yang sakit. (Dan & Belakang, 2013)
Dari sejumlah program di atas, humas dapat beroperasi dalam
berbagai tugas, terutama dalam sejumlah tugas utama, seperti: Di bidang
Fasilitas Akademik Kinerja lulusan yang tinggi (kualitas dan kuantitas) ,
penelitian, karya ilmiah (lokal, nasional), jumlah dan tingkat beasiswa,
fasilitas dan infrastruktur akademik termasuk laboratorium dan perpustakaan
mutakhir dan teknologi pengajaran yang mendukung PBM, termasuk ukuran
pencapaian dan prestise.
Di bidang Gedung Fasilitas Pendidikan atau gedung sekolah termasuk
ruang belajar, ruang praktikum, perkantoran dan sebagainya beserta furnitur
atau furnitur yang memadai akan memiliki daya tarik tersendiri untuk
popularitas sekolah. Di bidang Partisipasi Sosial dengan masyarakat sekitar,
seperti pengabdian masyarakat, liburan nasional atau keagamaan, sanitasi dan
sebagainya, itu akan menambah kesan masyarakat sekitar tentang kepedulian
sekolah terhadap lingkungan sekitar sebagai anggota masyarakat yang selalu
sadar lingkungan atas dedikasi mereka terhadap pengembangan masyarakat.
Kegiatan Kerja Pariwisata Sebagai sarana hubungan antara sekolah
dan masyarakat, seperti membawa spanduk dan atribut sekolah ke luar daerah
yang menyababkan, nama Sekolah dapat lebih dikenal luas di luar kota.
Bahkan tata tertib siswa di perjalanan akan mendapat kesan berbeda dari
komunitas yang dikunjungi dan dilewati.
Kegiatan Olahraga dan Seni dapat digunakan sebagai sarana
hubungan sekolah dengan masyarakat, misalnya dalam poreni dan kompetisi
antar sekolah akan membawa keunggulan sekolah dan membawa nama
sekolah.
Menyediakan fasilitas sekolah untuk kepentingan masyarakat sekitar
asalkan tidak mengganggu kelancaran proses belajar mengajar, sehingga
fasilitas di masyarakat sekitar dapat digunakan untuk keperluan sekolah.
Sertakan tokoh masyarakat dalam kegiatan kurikuler sekolah dan ekstra
kurikuler, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan masih banyak
lagi kegiatan operasional hubungan sekolah dengan masyarakat yang
diciptakan sesuai dengan situasi, kondisi dan kemampuan pihak-pihak
terkait.

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


155 Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Pesantren

Sehingga dengan demikian apabila setiap program kerja tersebut


dapat berjalan dan dijalan dengan baik, maka apa yang menjadi cita-cita
sekolah akan tercapai, khusunya dalam bidang pencitraan sekolah. Dimana
dengan keberhasilan tersebut juga akan berdampak baik bagi perkembangan
sekolah ke depan.

AKTIVITAS HUMAS
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Humas-lah yang berusaha keras
untuk mengadakan komunikasi antara organisasi dan komunitas dan dapat
menentukan keberhasilan atau kegagalan bisnis organisasi dalam upaya
mencapai citra positif. Dimana dalam operasinya Public Relations
membutuhkan media massa sebagai sarana untuk menyampaikan program
kerja pemerintah kepada masyarakat luas secara merata.
Dengan kata lain, Public Relations bertindak sebagai fasilitator dalam
menyampaikan informasi tentang keadaan suatu organisasi yang dianggap
penting dan pantas untuk diketahui publik. Maka dari itu, aktivitas sebagai
praktisi Public Relation di lapangan mencakup konseptor, penasehat,
komunikator dan penilaian yang handal. Oleh karena itu menjadi sangat
penting apabila penjabat Humas dituntut untuk memiliki kemampuan untuk
memecahkan berbagai macam masalah yang dihadapi dalam organisasi.
Kegiatan PR sehari-hari dalam melaksanakan komunikasi timbal
balik (komunikasi dua arah) untuk seluruh masyarakat (internal / eksternal),
Mereka tidak hanya bertindak sebagai komunikator, seorang PR juga harus
bisa menjadi pendengar yang baik. Karena mereka harus tahu dan memahami
opini publik tentang organisasi / pemerintah. Tidak jarang mereka harus
mendengarkan pendapat yang berbeda, karena publik ditangani secara
berbeda dan setiap individu memiliki tanggapan dan sikap yang berbeda.
Maka dari itu posisi humas menjadi sangat penting dalam meberikan
pelayanan terhadap masyarakat yang berkaitan langsung terhadap instansi
kita. Hal ini mengharuskan PR untuk sigap dan tanggap dalam menjalin relasi
baik dengan perangkat kerja yang lain guna untuk mempermudah jalannya
setiap tugas dari PR tersebut.
Karena seberapapun hebatnya seorang sekalipun ia kepala Humas,
jika tidak didukung dengan profesionalisme dari perangkat kerja lain dalam
instansi yang sama maka roda organisasi/instansi tersebut tidak dapat berjalan
secara optimal. Oleh karena itu, setiap organisasi lembaga pasti
membutuhkan bagian yang dapat melakukan kegiatan yang menghubungkan
lembaga / lembaga dengan masyarakat. Ini kaitannya instansi dengan bagian
humas sebagai praktisi yang menjembatani antara sebuat instansi dengan

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


Moh. Hasan A.M 156

publik. Bagaimanapun juga relasi antara Humas harus tetap bersinergi kepada
semua perangkat kerja untuk menyelesaikan berbagai macam hal dari publik.

MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN (UMUM)


Dalam manajemen kita harus selalu berpatokan pada POAC
(planning, Organizing, Actuating, dan Controlling). Dalam tahapan
perencanaan (planning) melihat (1) analisis kebutuhan keterlibatan
masyarakat dalam penyelenggaraan sekolah; (2) penyusunan program
kehumasan.Untuk tahap pengorganisasian (organizing), adanya pembagian
tugas melaksanakan program hubungan sekolah dengan masyarakat.
Pada tahap pengarahan (actuating) melihat (1) cara membuat
hubungan sekolah dengan orang tua siswa, (2) mendorong orang tua untuk
menyediakan lingkungan belajar yang efektif, (3) menjalin komunikasi
dengan para pemimpin komunikasi, (4) menjalin kerja sama dengan lembaga
pemerintah dan swasta, (5) menjalin kerja sama dengan organisasi sosial
keagamaan.
Untuk tahapan pengawasan (Controlling), melihat (1) pemantauan
hubungan sekolah dengan masyarakat, (2) penilaian kinerja hubungan
sekolah dengan masyarakat.
Disamping itu dalam melakukan usaha mengakrabkan antara sekolah
dengan masyarakat ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh lembaga itu,
di antaranya: (1) Pada akhir setiap semester sekolah mengundang semua wali
siswa untuk membagikan kartu laporan. (2) Sebelum siswa mengikuti ujian
akhir, semua wali siswa dan masyarakat sekitar diundang untuk mengadakan
istighâsah bersama. (3) Pada setiap akhir tahun sekolah mengadakan acara
muwâdaah dalam rangka kelulusan siswa dan semua wali santri dan
masyarakat sekitar yang diundang untuk hadir. Dan tentu saja masih ada
banyak pendekatan yang dilakukan oleh manajer untuk membiasakan sekolah
dengan masyarakat.
Kemudian apabila lembaga tersebut tergolong dalam Lembaga
Pendidikan Islam. Maka Secara umum peran humas dalam pengembangan
LPI menurut hasil kajian Mulyono16 dapat dijelaskan sebagai berikut: (1)
LPI adalah bagian integral dari masyarakat muslim; ia bukan lembaga yang
terpisah dari masyarakat. (2) Keberadaan, pertumbuhan, perkembangan, dan
eksistensi LPI bergantung pada masyarakat khususnya komunitas masyarakat
muslim sekitarnya. (3) LPI adalah lembaga sosial yang berfungsi melayani
anggota masyarakat di bidang pendidikan, terutama yang bercirikan Islam.
(4) Perkembangan dan kemajuan LPI berkorelasi dengan perkembangan
komunitas Muslim di sekitarnya, seperti telur dengan ayam - di mana ayam

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


157 Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Pesantren

yang baik akan menghasilkan telur yang baik dan sebaliknya telur yang baik
mengeram ayam yang baik.
Humas memiliki peran sangat penting dalam memperkenalkan
berbagai macam kegiatan sekolah ke publik, guna untuk menarik perhatian
masyarakat terhadap sebuah lembaga pendidikan. Namun sudahkah kita
memahami publik yang sebenarnya? Karena apabila diperinci maka terdapat
2 katagori yaitu publik internal dan ekternal. Publik internal adalah para
stakeholder di lembaga pendidikan sedangkan publik eksternal adalah
masyarakat di sekitar lingkungan sekolah yang bisa mencakup wali murid,
masyarakat, institusi lain yang bekerja sama dengan lembaga dan lain
sebagainya.
Sebagaimana manajemen humas itu sendiri adalah proses melakukan
berbagai kegiatan komunikasi dalam organisasi dengan menggunakan aspek
dari azas azas manajemen mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi.
Hal ini tetunya berdasarkan dari berbagai macam peran humas yang telah
dipaparkan di atas. Namun yang terpenting adalah dalam pempublikasiannya,
dimana humas setidaknya dapat menempatkan berita tepat mengenai
seseorang ataupun organisasi di media massa sebaik mungkin karena
publisitas merupakan kegiatan satu arah yang dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara.
Cara-cara dalam kegiatan ini bisa dengan rapat koordiasi dengan para
stakeholder, wali murid dan masyarakat sekitar. (lihat hal. 5 “proker humas”)
Kegiatan-kegiatan tersebut tiada lain untuk membangun dan mempertahakan
hubungan antara lemabaga dan masyarakat lokal. Selain itu untuk
menciptakan rasa saling membina dan menjalin hubungan yg saling
menguntungkan dengan para stakeholder dan donatur, misalnya memberikan
informasi mengenai posisi keuangan dan prospek lembaga untuk
meningkatkan kepercayaan antara stakeholder dan donatur.
Kembali lagi kita pahami bahwa sasaran program hubungan
masyarakat dapat dibagi menjadi dua tujuan. Pertama, segmen internal
meliputi: siswa, karyawan, guru, kepala sekolah, dan administrator yayasan.
Kedua, segmen eksternal meliputi:
1) Pihak yang telah terlibat langsung: alumni, pengguna komunitas,
orang tua / wali siswa;
2) Lembaga pendanaan, seperti yayasan, perusahaan atau individu;
3) Lembaga terkait dalam penyelenggaraan pendidikan: Kemenag
dan Kemdiknas;
4) Lembaga perantara: stasiun radio, TV, surat kabar, majalah,
pengurus masjid/musala, pengurus jamaah tahlilan dan yasinan

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


Moh. Hasan A.M 158

atau organisasai masyarakat seperti NU, Muhmmadiyah, dan


lain-lain;
5) Tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah desa/kelurahan,
kecamatan, pemda/pemkot, provinsi maupun pusat;
6) Masyarakat umum.
Dengan demikian satu hal penting dalam manajemen humas pada lembaga
pendidikan adalah menjali komunikasi yang baik terdapat berbagai bidang
baik yang sifatnya intern mau ekstern. Hal itu juga perlu didukung dengan
planning, organizing, actuating, and controlling yang mateng dan tepat
sasaran sehingga berbagai jenis komunikasi yang terjalin akan menghasilkan
hasil yang baik dan maksimal atau tepat sasaran.

MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN


PESANTREN
Titik tumpu dalam pesantren adalah sosok kiai, dimana kiai
merupakan pusat penentu segala kebijakan dalam pesantren. Kiai merupakan
pengendali utama dipondok pesantren, karena semua keputusan atau
kebijakan mengenai pengelolaan pesantren di dasarkan atas otoritas Kiai.
Dengan kata lain, model pengelolaan pesantren merupakan terjemahan atau
gambaran dari produk pemikiran Kiai yang dalam istilah dipesantren aktivitas
Kiai adalah “pengasuh”, membina, membimbing, dan mengarahkan.
Kepribadian seorang kiai ditampilkan sebagai seorang pimpinan di pesantren,
yang menentukan kedudukan dan tingkat suatu pesantren. Sosok dan
ucakapan kiai inilah yang bisa menentukan dan mampu menggerakkan segala
kegiatan yang ada di pesantren dengan pola dan kebijakan yang telah diatur
sendiri. (Ahmad Faris, 2015)
Kiai memiki modal penting dalam mengelola pesantrennya yaituKiai
merupakan personal dan di mata publik Kiai sangat di kenal dalam hal
keagamaannya. (Rusmini, 2015) Dalam hal apapun,Kiai menjadi panutan
santri dalam bertindak dan bersikap. Kepemimpinan yang ada pada Kiai
sangat menekankan kepada penanaman nilai danetika melalui interaksi yang
dilakukan dengan santri. (Muhammad Nafik H.R Priandhika, 2016)
Kiai yang dikenal di Indonesia, merujuk kepada figur tertentu yang
memiliki kapasitas dan kapabilitas yang memadai dalam ilmu-ilmu
keislaman, karena kemampuannya yang tidak diragukan lagi. Dalam struktur
masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa, figur Kiai memperoleh pengakuan
akan posisi pentingnya di masyarakat. (Nurul Yaqin, 2016) Dengan
demikian, sangat jelas bahwa posisi kepemimpinan kiai adalah posisi yang
sangat menentukan kebijaksanaan disemua segi kehidupan pesantren, Jadi

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


159 Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Pesantren

seorang kiai merupakan pemimpin yang diyakini mampu mengubah


lingkungan pesantren.
Humas di dalam pesantren dapat berjalan melalui sistem
keorganisasian humas, dan dalam pendekatannya dilakukan menggunakan
Branding Image hingga pada strategi-strategi yang dilakukan dari dan oleh
humas tersebut.

HUMAS DALAM ORGANISATION ACTIVITY


Public relation sering diartikan dengan hubungan masyarakat
(HUMAS), yang mana mempunyai posisi yang sangat urgen dalam suatu
organisasi. Dan merupakan bagian dari organisasi. Dalam hal ini, tugaspublic
relationsebagai alat dalam berintraksi dengan masyarakat. Sedangkan
masyarakat merupakan suatu yang didasarkan kepada ikatan yang telah benar
dan dapat dikatakan stabil. (Nur Izza Afkarina. ‘Strategi Komunikasi Humas
Dalam Membentuk Public Opinion Lembaga Pendidikan’ jurnal Idaarah,
2018)
Public relation (HUMAS) sangat penting dalam fungsi manajemen,
yaitu untuk membangun, memepertahankan dan membuat hubungan yang
semakin meningkat, dan juga keharmonisan yang bermanfaat antara
organisasi dengan publik. (Iskandar Ritonga Mufa’izah, 2017) Public
relations merupakan suatu seni untuk menciptakan pengertian public agar
lebih baik, sehingga dapat memperdalam kepercayaan public terhadap suatu
organisasi. public relation merupakan keseluruhan bentuk komunikasi yang
terencana, baik itu keluar maupun kedalam, yakni antara suatu organisasi
dengan publik yang mana dalam rangka mencapai tujuan yang spesifik atas
dasar adanya saling pengertian1. Sedangkan Grunig mengembangkan
definisi tersebut menjadi manajemen komunikasi antara organisasi dan
publiknya.
Adapun ruang lingkup tugas public relations dalam sebuah
organisasi/lembaga antara lain: Pertama Membina hubungan (public
internal) yaitu public yang menjadi bagian dari unit atau organisasi itu
sendiri. Seorang public relations harus mampu mengidentifikai atau
mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat,
sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi, Tujuan dibinanya
hubungan dengan publik internal adalah untuk menciptakan hubungan yang
harmonis, dalam rangka memperoleh kesediaan kerjasama diantara orang-
orang yang menjadi bagian dari organisasi serta memungkinkan orang-orang
tersebut untuk ikut berpartisipasi dan berprestasi lebih tinggi dengan
mendapatkan kepuasan dari hasilnya.

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


Moh. Hasan A.M 160

Kedua Membina hubungan (public eksternal) yaitu public umum


(masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran public yang
positif terhadap lembaga yang diwakilinya.. Tujuan dibinanya hubungan
dengan public eksternal adalah untuk memperoleh dan meningkatkan citra
yang baik dari public eksternal terhadap orgnisasi serta untu mendapatkan
kepercayaan dan penilaian yang positif dari publiknya dan bila perlu untuk
memperbaiki citra tersebut. (Ida Suryani Wijaya, 2014)

BRANDING IMAGE DALAM PENDEKATAAN KEHUMASAN DI


PESANTREN
Branding merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh
organisasi yang bertujuan untuk mengembangkan dan membesarkan sebuah
brand atau merek. Branding juga bisa diartikan sebagai suatu cara
berkomunikasi yang dibuat dengan sedemikian rupa dan direncanakan
perusahaan atau lembaga, dimana tujuannya untuk membuat sebuah merek
lebih bagus sehingga terkenal. Branding merupakan bagian terpenting dari
institusi, karena merek akan memberikan image kepada lembaga. (Mira
Maulani Utami, 2013)
Tahapan dalam brandingselalu diawali dengan identifikasi obyek
branding yang mana paska identifikasi obyek branding yaitu merupakan
pengukuran potensi popularitas awal obyek branding, dan jika unsur-unsur
simbol telah diputuskan maka pelaku branding mempersiapkan lokasi sosial
dimana unsur-unsur yang akan diperlihatkan di depam interaksi sosial,
setelah itu pelaku branding harus mennetukan metode branding, ada dua
dalam metode branding, pertama metode publisitas atau mengirimkan
simbol-simbol branding melalui konsep obyektivitas, kedua, mengunakan
metode periklanan yang mana menepatkan pemilik branding secara aktif
untuk mengempanyekan simbol branding yang telah terencana untuk
masyarakat luas. (Iskandar Ritonga Mufa’izah ‘. P.-Q.–1., 2017)
Citra merek (brand image) bahwa dapat dikatakan sebagai jenis
asosiasi yang muncul dihati konsumen ketika melihat sebuah merek tertentu,
dalam hal merupakan aspek tambahan komonikasi pemasaran terpadu, yang
mana hal tersebut secara sederhana dapat muncul dalam berbentuk pemikiran
atau citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek. (Ira Nur Harini, 2014)
Kekuatan nilai merek (brand values) sebuah produk merupakan,
segala sesuatu yang ditawarkan ataupun dijanjikan kepada masyarakat‟
dalam proses pemasaran yang dilakukan, berbagai upaya yang dilakukan
untuk membangun atau meningkatkan kesadaran merek perusahan atau
lembaga agar menjadi pilihan khalayak, dengan memperkenalkan produk
kepada masyarakat, membangun citra (image) yang kuat dan dapat dipercaya

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


161 Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Pesantren

yang memilikii nilai menguntungkan dan mampu memberikan solusi sesuai


kebutuhan masyarakat. (Ilyas Arif Purwanto and Achmad Muhammad, 2015)

STRATEGI KIAI SEBAGAI PERSONAL BRANDING PESANTREN


DALAM PERSPEKTIF PUBLIC RELATIONS
Hasil penelitian menyatakan, bahwa di pondok pesantren Nadlatul
Ulum tidak ada organisasi yang menaungi Public Relations dengan secara
berlangsung, namun Public Relations telah di jalankan oleh KH Moh.Hafidz
Rofi’i itu sendiri. yang mana aktivitas KH Moh.Hafidz Rofi’i, tidak hanya
sebagi guru, muballigh akan tetapi KH Moh.Hafidz Rofi’i sebagai tokoh
masyarakat dan berperan sebagai pembawa nama baik almamater pondok
pesantren Nadlatul Ulum sehingga Public Relations dapat dijalankan.
Public Relations merupakan cara menjalin hubungan yang baik
dengan dunia luar baik itu santri, wali santri, maupun masyarakat sekitar, KH
Moh.Hafidz Rofi’i tidak membentuk kehumasan dengan secara terstruktur,
namun KH Moh.Hafidz Rofi’i menjalankan fungsi-fungsi kehumasan itu
sendiri yang melalui komonikasi secara internal dan eksternal, yaitu:
(Zainuddin, 2018)
Kominikasi secara internal kominikasi yang terjadi antar Kiai dan
santri, adapun cara KH Moh.Hafidz Rofi’i berkomonikasi dengan santri
melalui pesan-pesan persuasif yaitu: Perilaku yang ditunjukkan oleh figur
Kiai dicontohkan dalam bentuk KH Moh.Hafidz Rofi’i ikut, serta menghadiri
kegiatan yang diadakan oleh para santri yang mana kegiatan tersebut kegiatan
praktik pengabdian di masyarakat yang dalam hal ini kegiatan yang dilakukan
untuk bertujuan agar para santri Nadlatul Ulum belajar langsung beragam
sosial kemasyarakatan dengan empati dan mengabdikan ilmu yang didapat
selama di pesantren, Kegiatan praktik dalam bentuk pengabdian masyarakat
merupaka kegitan rutin santri waktu liburan pesantren salah satunya kegiatan
yaitu pengajian dan di dalamnya juga di isi kesenian shalawat yang diiringin
dengan rabbana dan hadrah.
Komunikasi ini sangat mengarah pada kharisma Kiai sebagai personal
branding di pondok pesantren. Adapun cara Komunikasi Kiai mempengaruhi
pendapat publik adalah melalui pesan-pesan persuasif yang di sampaikan KH
Moh.Hafidz Rofi’i terhadap santri, misalkan cara KH Moh.Hafidz Rofi’i
dalam penyampaian materi pengajian, memberikan arahan, menasehati, serta
menghadapai orang lain atau tamu, sehingga masyarakat bisa mengamati,
ikut merasakan, dan akhirnya masyarakat memiliki pandangan dan
membentuk proses sosial dalam kultur komunitas tersebut.
Kominikasi secara eksternal, pertama komunikasi yang dilakukan
dengan cara penyampaian informasi atau pesan melalui figur Kiai yang

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


Moh. Hasan A.M 162

istilahnya Kiai sebagai personal branding, karena seorang Kiai sebagai


pemimpin (top manager) secara tidak langsung apa saja yang dilakukan dan
merupakan suatu bentuk komunikasi Kiai dengan masyarakat, yaitu: KH
Moh.Hafidz Rofi’i Melebur dengan masyarakat sekitar dalam bentuk
menghadiri undangan secara personal sepeti: walimah, haul, khitanan, mau
memondokkan anaknya, dan juga KH Moh.Tsabit Abd Had menghadiri
kegiatan masyarakat, yang apa bila warga mengadakan acara, maka KH
Moh.Hafidz Rofi’i berkenan hadir bahkan menyenpatkan diri untuk
menghadiri acara tersebut seperti acara Maulid Nabi, baik itu sebagai
penceramah ataupun sebagai tokoh masyarakat saja.
Kedua komunikasi yang dilakukan dengan cara penyampaian
informasi atau pesan melaui pengarahan massa yaitu, dengan melalui acara
rutin yang di selengarakan pondok pesantren, adapun acara rutin yang
diselengarakan di pesantren meliputi, pengajian di hari-hari besar islam
“Tahun Baru islam, Maulid Nabi, Isra’mi’raj”, yang dihadiri oleh santri,
alumni, dan juga wali santri sekaligus masyarakat disekitar pesantren, KH
Moh.Hafidz Rofi’i juga mengadakan acara haflatul imtihan yang biasanya di
selengarakan dua kali dalam satu tahun, disitu KH Moh.Hafidz Rofi’i akan
mengutarakan program-program pesantren.
Ketiga komunikasi yang dilakukan dengan cara penyampaian
informasi atau pesan melalui tingkah laku (ahklak) dan simbol yang melekat
pada KH Moh.Hafidz Rofi’i, yang sangat tampak bimbingan keagamaan
kepada santrinya dengan berakhlakul karimah karena. KH Moh.Hafidz Rofi’i
yang lebih dikenal Ra Tsabit, merupakan figur yang sangat di hormati,
dengan demikian yang dilakukanya menjadi suri tauladan bagi para santri
ataupun alumni.
Selain itu, KH Moh.Hafidz Rofi’i sangat dikenal sebagai pribadi yang
memiliki kemampuan dalam hal berda’i yang sangat mudah dimengerti oleh
masyarakat, beliau juga sosok orang yang lemah lembut dan murah senyum,
dan beliau di kenal oleh santrinya orang yang taat terhadap guru dalam
keadaan apapun seperti, ketika guru beliau memerintah sesuatu maka semua
kesibukan beliau rela tinggalkan untuk memenuhi perintah gurunya. KH
Moh.Hafidz Rofi’i memiliki sifat kepemimpinan yang mana mampu
mangoprasikan dalam bentuk visi misinya yaitu: “Mencetak santri terampil,
berilmu, dan berahklak serta bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan”
Sementara itu, bukti eratnya hubungan Kiai dan masyarakat. KH
Moh.Hafidz Rofi’i dan masyarakat di sekitar pondok pesantren Ar-Rof’iyyah
dilihat dari sumbangsih masyarakat terhadap pondok pesantren Ar-Rof’iyyah
dan juga adanya partisipasi, dukungan, dari wali santri yang menimba ilmu
di pondok pesantren Ar-Rof’iyyah, serta memberikan sumbangan tenaga

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


163 Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Pesantren

untuk menjaga keamanan pondok pesantren. Masyarakat ataupun wali santri


memberikan dukungan terhadap kemajuan pondok pesantren Ar-Rof’iyyah.
(Tajul, 2018)
Jadi didunia pesantren ternyata tidak seragam, melainkan setiap
pesantren memiliki keunikan dan cara tersendiri dalam membangun kualitas
pesantren, dan mempromosikan pesantren, lebih jelasnya KH Moh.Hafidz
Rofi’i sebagai pimpinan pondok pesantren sangat bervariatif dalam sistem
pendidikan yang di ajarkan, sehingga memiliki pandangan dan kebanggaan
tersendiri di pondok pesantren.

PENUTUP
Dari Pengertian manajemen, humas dan pendidikan sampai kepada
ruang lingkup pada humas maka dapat kami simpulkan pengertian
manajemen hubungan masyarakat adalah komunikasi dua arah antara
organisasi dan masyarakat (masyarakat) secara timbal balik untuk
mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan kerjasama
pembinaan dan memenuhi kepentingan bersama.
Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat mulai dari
peningkatan organisasi internal manajemen hubungan masyarakat hingga
kegiatan yang membangun citra pendidikan, citra cermin, semua jenis
gambar, dll. Manajemen hubungan masyarakat pendidikan membantu
menjaga aturan bersama melalui saluran komunikasi masuk dan keluar,
sehingga saling pengertian atau kerja sama dapat dicapai antara sekolah dan
masyarakat.
Faktor pendukung humas harus dapat dikelola dengan baik untuk
mensukseskan bersama apa yang menjadi tujuan sebuah lembaga pendidikan.
Misalnya: Sumber daya manusia (sdm) guru yang memiliki motivasi dan
kinerja yang tinggi, pengurus yayasan, animo masyarakat dalam
memasukkan anaknya dalam lembaga pendidikan terkait, stakeholder yang
mendukung kegiatan madrasah seperti kerjasama dengan penerbit buku
pelajaran, dan lain sebagainya.
Kemudian perlu adanya rumusan perbaikan (evaluasi) dan
penyelenggaraan program humas yang baru dalam rangka mendukung visi,
misi, dan tujuan lembaga secara lebih operasional. Untuk itu kajian humas ini
merupakan bagian penting dalam rangka memberikan wawasan yang lebih
luas kepada para pengelola humas di lingkungan lembaga pendidikan untuk
dapat mengoperasionalkan berbagai peran humas secara efektif dan efisien
dalam rangka mewujudkan perkembangan pendidikan dalam arti luas.
Kepemimpinan Kiai merupakan personal dalam menjaga citra
pesantren melalui apa yang diajarkan kepada santrinya, Kiai pemimpin yang

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


Moh. Hasan A.M 164

berkarismatik yang mampu mencetak santrinya, karena penilaian masyarakat


melihat keberadaan santri merepresentasikan seberapa kuat karisma Kiai di
mata masyarakat.
Kepemimpinan Kiai sabagai personal di pesantren yang menjalankan
komonikasi dengan masyarakat yang mana Kiai sangat berperan segala apa
yang ada di pesantren dalam hal ini yang di lakukan, 1. komonikasi dalam
bentuk penyampaian informasi dan pesan,melalui figur Kiai sangai pemimpin
di pesantren; 2.komonikasi dalam bentuk penyampaian informasi dan pesan
melalui pengarah massa dengan melalu penyenggaran acara yang di adakan
pondok pesantren; 3.komonikasi dalam bentuk penyampaian informasi dan
pesan melaui ahklak dan simbol yang melekat pada Kiai.
Kiai menjadi Motivasi pondok pesantren dalam menjalin Komonikasi
dan berintraksi masyarakat yang bertujuan mencari dukungan positif dari
masyarakat, pembentukan lembaga pesantren sehingga pondok pesantren
bisa diukur dari seberapa besar pendidikan pondok pesantren yang mampu
memberikan nilai-nilai positif terhadapa masyarakat. Dengan demikian dapat
di pahami bahwa kepemimpinan Kiai sangat berperan dalam membangun
citra pesantren.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Faris, ‘. K.-1. (2015). Kepemimpinan Kiai dalam Mengembangkan
Pendidikan Pesantren. Jurnal Anil Islam , 126-144.
Centre, European, and Development Uk, ‘International Journal of
International Relations, Media and Mass Communication Studies’, 1
(2015), 10–18
Cossio, María Laura T, Laura F Giesen, Gabriela Araya, María Luisa S Pérez-
Cotapos, Ricardo López Vergara, Maura Manca, and others, ‘Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional’, Uma Ética Para Quantos?, XXXIII (2012), 81–
87 <https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2>
Dan, Pendahuluan, and Latar Belakang, ‘PROGRAM KERJA HUMAS SMP
NEGERI 5 AMLAPURA 1. PENDAHULUAN DAN LATAR
BELAKANG Bertolak Dari Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan
Yang Berupa’, 2013, 1–11
Darajat, Deden Mauli, and Pondok Modern Darussalam, ‘Peran Humas
Pondok Modern Darusslam Gontor ( PMDG ) Dalam Membangun
Lembaga Pendidikan’, 111–26
Deitiana, Tita, ‘Manajemen Humas (Public Relations) Di Lembaga
Pendidikan’, 1–7
Harini, Ira Nur, ‘PENCITRAAN SEKOLAH ( STUDI KASUS DI SMP AL

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


165 Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Pesantren

HIKMAH SURABAYA )’, 4 (2014), 8–20


Humas, Aktivitas, and Badan Layanan, ‘Sonia: Aktivitas Humas Badan
Layanan Umum …’, XII (2013), 276–91
Indhira Hari Kurnia, Djoko Santoso dan Andre Rahmanto, ‘REPUTASI
SEKOLAH ( Studi Kasus Di SMA Negeri 1 Surakarta )’, Jupe UNS, I
(2013).
Ida Suryani Wijaya, ‘. R.-2. (2014). Public Relations sebagai Profesi. Jurnal
Komunikasi dan Sosial Keagamaan. XVI.2 , 176-209.
Ilyas Arif Purwanto and Achmad Muhammad, “. K. (2015). Kepemimpinan
Kiai Dalam Membentuk Etos Kerja Santri. Membangun
Profesionalisme Keilmuan 5, No. 2 , 43.
Ira Nur Harini, “. H.-2.–2. (2014). Manajemen Hubungan Masyarakat Dalam
Upaya Peningkatan Pencitraan Sekolah ( Studi Kasus di SMP Al
Hikmah Surabaya ). Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol. 4 , 8-
20.
Iskandar Ritonga Mufa’izah, ‘. P.-Q.–1. (2017). Strategi Pondok Pesantren
Sunan Drajat Dalam Mengimplementasikan BRAnDInG Sebagai
Pondok Kewirausahaan dan Implikasinya terhadap Jiwa Kewirausahaan
SantrI Mufa’izah1. El-Qist, 7.2 , 1495–1509.
Iskandar Ritonga Mufa’izah, “. P.-Q.–1. (2017). Strategi Pondok Pesantren
Sunan Drajat Dalam Mengimplementasikan B R An D In G Sebagai
Pondok Kewirausahaan Dan Implikasinya Terhadap Jiwa
Kewirausahaan Santri Mufa’izah1. El-Qist 7 , 1495–1509.
Kasus, Studi, D I Madrasah, and Ibtidiyah Terpadu, ‘A L - I L T I Z a M ,
Vol.1, No.1, Juni 2016’, 1 (2016), 31–54
Mulyono, Mulyono, ‘Teknik Manajemen Humas Dalam Pengembangan
Lembaga Pendidikan Islam’, Ulumuna, 15 (2011), 165–84
Mutmainnah, ‘Aktivitas Humas Pada Bidang Pengaduan Pemkot Makassar
Dalam Meningkatan Citra Pemerintahan’, 2016.
Mira Maulani Utami, “. I.–1. (2013). Revealing Ideal Figure of Central Java’s
Future Leader. Unimus , 1–17.
Muhammad Nafik H.R Priandhika, R. P.–8. (2016). Pencapaian Kemandirian
Operasional Melalui Pengelolaan Aset di Pondok Pesantren Annuqayah.
Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan , 575–83.
Nur Izza Afkarina. ‘Strategi Komunikasi Humas Dalam Membentuk Public
Opinion Lembaga Pendidikan’ jurnal Idaarah, 2. 1. (2018). Strategi
Komunikasi Humas Dalam Membentuk Public Opinion Lembaga
Pendidikan. Jurnal Idaarah , 1-2.
Nurul Yaqin, “. L.–1. (2016). Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Studi
Islam 3 , 93–105.

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019


Moh. Hasan A.M 166

Purnomo, Sutrimo, ‘Masyarakat, Hubungan Lembaga, D I Pelanggan,


Berbasis Kepuasan’, Jurnal Kependidikan, III (2015), 52–69
Rahmad, Abdul, ‘Manajemen Humas Sekolah’, Media Akademi, I (2016),
175.
Rusmini, “. K.-K.–5. (2015). Gaya Kepemimpinan Kiai Lukman Al-Karim
dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam ( Studi Kasus Di
Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang ). Studi Keislaman , 497–
518.
Tajul, (. s.-R. (2018, November 21). Humas Pesantren. (Affend, Interviewer)
Zainuddin, (. d.-R. (2018, November 19 ). Kepemimpinan Kiai. (Affend,
Interviewer)

ITQAN, Vol. 10, No. 1, January - June 2019

Anda mungkin juga menyukai