Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

Artikel ini disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester (UTS)

“Penganggaran Pendidikan”

Dosen Pengampu :

Siska Yulia Weny

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2022
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................... i   
Daftar Isi................................................................................................................. ii    
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
C. Tujuan............................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN.... ................................................................................... 1
A. Anggaran Pendidikan............................................................................. 4
B. Pengertian Penganggaran ...................................................................... 5
C. Prinsip-prinsip Penyusunan Anggaran......................................................... 5
D. Tahapan Penyusunan Anggaran.......................................................... 5
E. Fungsi Anggaran Pendidikan............................................................... 10
BAB II PENUTUP................................................................................................... 11
A. Kesimpulan.................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dalam konteks upaya merekonstruksi suatu peradaban merupakan salah satu
kebutuhan asasi yang dibutuhkan oleh setiap manusia dan kewajiban yang harus diemban
oleh negara agar dapat membentuk masyarakat yang memiliki pemahaman dan
kemampuan untuk menjalankan fungsi-fungsi kehidupan selaras dengan fitrahnya serta
mampu mengembangkan kehidupannya menjadi lebih baik dari masa ke masa.
Para founding fathers sadar sepenuhnya bahwa untuk membebaskan bangsa Indonesia
dari kungkungan kebodohan dan kemiskinan, jalan satu-satunya adalah dengan
pendidikan. Kesadaran tersebut dituangkan dalam rumusan Pembukaan UUD 1945 yang
menegaskan bahwa salah satu tujuan pembangunan nasional adalah “mencerdaskan
kehidupan bangsa”. Selanjutnya, pada batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 lebih tegas lagi
menyatakan”(1) setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”, dan ” (2) setiap
warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.
Pada masa reformasi, dengan memperhatikan kondisi global, percepatan akselerasi
pembangunan pendidikan menjadi prioritas utama pembangunan.
Suatu pendidikan dipandang bermutu-diukur dari kedudukannya untuk ikut mencerdaskan
kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional adalah pendidikan yang berhasil
membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian. Untuk
itu perlu dirancang suatu sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana dan proses
pembelajaran yang menyenangkan, merangsang dan menantang peserta didik untuk
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik berkembang secara optimal sesuai
dengan bakat dan kemampuannya adalah salah satu prinsip pendidikan demokratis.
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara
lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia
(Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan,
kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan
manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati
urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di
bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000),
Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57
negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama
Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53
negara di dunia
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut
bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak
disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia.
Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar. Salah satunya adalah
memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajuan
teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak
lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka
sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.Yang kita rasakan
sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal
maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara
lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya
manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber
daya manusia di negara-negara lain. Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah
yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu
pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal.
Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat
penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk
memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Mengenai masalah pendidikan,
pemerintah sebenarnya sudah sangat memberikan perhatian dalam rangka peningkatan
kualitas pendidikan, hal ini terlihat dari anggaran pendidikan yang dialokasikan 20% dari
anggaran pendapatan dan belanja negara setiap tahunnya (dalam UU RI No. 20 Tahun
2003 Tentang SISDIKNAS). Dengan anggaran 20% tersebut, setidaknya permasalahan-
permasalahan seperti mahalnya biaya pendidikan, banyak siswa yang putus sekolah, dan
otonomi pendidikan dapat diminimalisir, namun ternyata yang menjadi pusat
permasalahan sekarang adalah 20% dari anggaran pendidikan tersebut belum dapat
terserap secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian sebuah penganggaran?
2. Bagaimana prinsip prinsip penyusunan anggaran dan apa fungsi dari anggaran
dibuat?
3. Apa fungsi penganggaran pendidikan?
C. Tujuan
1. untuk mengatahui besarnya Anggaran Pendidikan yang Dialokasikan pada
Sekolah/Lembaga
2. untuk mengetahui pengertian, prinsip-prinsip, dan fungsi anggaran pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anggaran Pendidikan
Ketentuan anggaran pendidikan tertuang dalam UU No.20/2003 tentang Sisdiknas
dalam pasal 49 tentang Pengalokasian Dana Pendidikan yang menyatakan bahwa
Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan
minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor
pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
(dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS Pasal 49 Ayat 1).
Realisasi anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN/APBD ternyata masih sangat
sulit untuk dilakukan pemerintah, bahkan skenario yang diterapkan pun masih
mengalokasikan dana pendidikan dari APBN/APBD dalam jumlah yang terbatas yaitu
Total Belanja Pemerintah Pusat menurut APBN 2006 adalah sebesar Rp 427,6 triliun.
Dari jumlah tersebut, jumlah yang dianggarkan untuk pendidikan adalah sebesar
Rp36,7 triliun. Sedangkan asumsi kebutuhan budget anggaran pendidikan adalah 20%
dari Rp. 427,6 triliun atau sebesar Rp. 85,5 triliun, maka masih terdapat defisit atau
kekurangan kebutuhan dana pendidikan sebesar Rp 47,9 triliun. Skenario progresif
pemenuhan anggaran pendidikan yang disepakati bersama oleh DPR dan Pemerintah
pada tanggal 4 Juli 2005 yang lalu hanya menetapkan kenaikan bertahap 2,7 persen
per tahun hingga 2009, dengan rincian kenaikan 6,6 % (2004), 9,29 % (2005), 12,01
% (2006), 14,68 % (2007), 17,40 % (2008), dan 20,10 % (2009). Bandingkan dengan
anggaran yang ternyata hanya dialokasikan sebesar 8,1 % pada tahun 2005 dan 9,1 %
pada tahun 2006 Untuk tahun 2007 saja alokasi APBN untuk anggaran sektor
pendidikan hanya mencapai 11,8 persen. Nilai ini setara dengan Rp 90,10 triliun dari
total nilai anggaran Rp 763,6 triliun. Permasalahan lainnya yang timbul, bukan karena
pemerintah tidak mempunyai kemampuan untuk mengeluarkan sejumlah dana yang
telah dianggarkan. Namun, lebih dikarenakan anggaran pendidikan belum terserap
secara keseluruhan. Hal ini disebabkan waktu pemakaian yang terbatas, dan karena
program dinas pendidikan provinsi tidak jelas, serta kurangnya efektivitas birokrasi
B. Pengertian Penganggaran
Penganggaran merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran (budget).
Anggaran merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kualitatif dalam
bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu dalam anggaran
tergambar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu lembaga.
Anggaran pada dasarnya terdiri dari pemasukan dan pengeluaran. Sisi penerimaan
atau perolehan biaya ditentukan oleh besarnya dana yang diterima oleh lembaga dari
setiap sumber dana. Biasanya dalam pembahasan pembiayaan pendidikan, sumber-
sumber biaya dibedakan dalam tiap golongan pemerintah, orangtua, masyarakat dan
sumber-sumber lainnya. Sisi pengeluaran terdiri dari alokasi besarnya biaya
pendidikan untuk setiap komponen yang harus dibiayai.
C. Prinsip-prinsip Penyusunan Anggaran
Apabila anggaran menghendaki fungsi sebagai alat dalam perencanaan maupun
pengendalian, maka anggaran harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
- Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem
manajemen dan organisasi
- Adanya sistem akutansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran
- Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi
- Adanya dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang paling
bawah.
D. Tahapan Penyusunan Anggaran
Dalam prosedur penyusunan anggaran memerlukan tahapan-tahapan yang sistematik
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode
anggaran
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa dan
barang.
3. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang, sebab anggaran pada dasarnya
merupakan pernyataan finansial.
4. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan
dipergunakan oleh instansi tertentu.
5. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang
berwenang
6. Melakukan revisi usulan anggaran
7. Persetujuan revisi usulan anggaran
8. Pengesahan anggaran

Perlu diketahui bahwa dalam organisasi skala kecil, anggaran biasanya disusun oleh
staf pimpinan atau atasan dari suatu bagian. Sedangkan dalam organisasi skala besar,
penyusunan anggaran diserahkan kepada bagian, seksi atau komisi anggaran yang
secara khusus merancang anggaran.
E. Fungsi Anggaran Pendidikan
Fungsi dari anggaran itu meliputi beberapa hal sebagai berikut:
- Merupakan kerangka operasional dalam biaya dan waktu kegiatan yang akan
dilaksanakan.
- Alat untuk mendelegasikan wewenang dalam pelaksanaan suatu rencana.
- Anggaran dapat pula sebagai instrumen kegiatan kontrol dan evaluasi penampilan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan ke sistem
pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang.
Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan
dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih
dahulu.
Kita sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam hal ini khususnya Pemerintah,
sebenarnya sudah ikut memikirkan dan memberikan solusi dari setiap problematika
pendidikan, hal ini terlihat dari mana kita melakukan langkah-langkah baik dalam
penganggaran pendidikan, serta diharapkan pemerintah dan birokrasi pendidikan benar-benar
optimal dalam menyalurkan dana yang sudah dianggarkan dan dana yang sudah diberikan
pemerintah bisa benar-benar sampai pada masyarakat yang membutuhkan secara sepenuhnya.
sembari kita tentu berharap 20 persen anggaran pendidikan terus mengalami kenaikan,
masyarakat juga menanti agar birokrasi pendidikan segera membenahi diri. Kementerian
Pendidikan Nasional harus secepatnya mengevaluasi kinerja dan manajemen anggarannya.
Hal ini kita butuhkan segera demi peningkatkan efektivitas kinerja birokrasi pendidikan
untuk menyerap anggaran, demi tersedianya akses pendidikan publik yang merata dan
bermutu. Karena meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang
terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara
sehat dalam segala bidang di dunia internasional.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dedi Supriadi.2004. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung:


Remaja Rosdakarya.
2. Tim Pengelola BOS. 2009. Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah. Depdiknas:
Dirjen Dikdasmen.
3. Anwar, M.I. 1991. Biaya Pendidikan dan Metode Penetapan Biaya Pendidikan.
Mimbar Pendidikan, No.1 Tahun x, 1991: 28-33.
4. Fattah, N. 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Remaja Rosdakarya:
Bandung.
5. Horngren, P. 1993. Pengantar Akutansi Manajemen Edisi 6. Jakarta: Erlangga.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT 
yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, Namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan
sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga
selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW,
kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini penulis membahas mengenai “PENGANGGARAN BIAYA PENDIDIKAN ”,
dengan makalah ini penulis mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.

Tangerang, Mei 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................... i   
Daftar Isi................................................................................................................. ii    
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
D. Latar Belakang.............................................................................................. 1
E. Rumusan Masalah..........................................................................................3
F. Tujuan............................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN.... ................................................................................... 1
F. Anggaran Pendidikan............................................................................. 4
G. Pengertian Penganggaran ...................................................................... 5
H. Prinsip-prinsip Penyusunan Anggaran......................................................... 5
I. Tahapan Penyusunan Anggaran.......................................................... 5
J. Fungsi Anggaran Pendidikan............................................................... 10
BAB II PENUTUP................................................................................................... 11
B. Kesimpulan.................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 12

Anda mungkin juga menyukai