PENDIDIKAN TENTANG
ISU – ISU KRITIS PENDIIDKAN DI
INDONESIA
Disusun Oleh :
1. AKHMAD MUTOHAR (202221500026)
2. NABILA FAIRUZ KURNIA (202221500043)
3. ALYA DIVA RAMADHAN (202221500001)
1
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................4
C. Tujuan Penulisan........................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................5
KAJIAN TEORI ISU – ISU KRITIS PENDIDIKAN DI INDONESIA...........5
A. Pemerataan Dana Pendidikan...................................................................5
B. Pemarataan Kesempatan Memeroleh Pendidikan..................................7
C. Pemerataan Perluasan Kompetisi Guru...................................................8
D. Pemarataan Perluasan Mutu Pendidikan………………………………
10
E. Program
Pemerintah…………………………………………………….12
BAB III .................................................................................................................13
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
aktualisasi diri dalam mengembangkan kompetensi peserta didik secara
positif di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di uraikan rumusan masalah yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengetahui isu – isu kritis pendidikan di indonesia?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi isu – isu kritis pendidikan
di indonesia?
3. Bagaiamana upaya penanganan isu – isu kritis pendidikan di
indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja macam- macam jenis isu – isu kritis
pendidikan di indonesia
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan
belajar siswa.
3. Untuk mengetahui bagaiamana upaya penanganan isu- isu kritis
pendidikan di indonesia.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
ISU – ISU KRITIS PENDIDIKAN DI INDONESIA
5
Hal tersebut mengakibatkan rendahnya pendanaan pendidikan di
Indonesia tentu merupakan sebuah keprihatinan tersendiri bagi warga
masyarakat. Pendidikan yang didanai secara murah ini menyebabkan mutu
penyelenggaraan dan layanannya rendah. Hal ini kemudian berimbas pada
mutu lulusan dan mutu pendidikan yang rendah. Padahal bila kita
bercermin pada negara-negara maju, mereka cenderung mem- belanjakan
dana yang cukup besar untuk pendidikan mereka. Tingginya alokasi
pendidikan di negara-negara maju tersebut terjadi karena meningkatnya
political will pengambil keputusan terhadap pentingnya pendidikan.
Berbeda dengan beberapa negara-negara maju tersebut. Di
Indonesa justru masih stagnan bahkan terkesan mengalami kemunduran
dalam mengalokasikan anggaran pendidikan. Hal tersebut karena alokasi
pendanaan untuk pendidikan masih belum menjadi prioritas. Untuk itu
pengkajian lebih lanjut tentangpendanaan pendidikan sebagaimana yang
telah diatur dalam konstitusi merupakan suatu keharusan untuk
merealisasikan konsep pendidikan yang bermutu bagi seluruh warga
negara Indonesia.
Kebijakan Publik
Menurut Dye (Yoyon Bahtiar Irianto, 2011: 33) kebijakan publik adalah
”as projectes program of goals, values and practices.”Definisi kebijakan
publik secara sederhana juga diungkapkan oleh Nanang Fatah (2012:
134) kebijakan publik adalah apa pun yangpemerintah pilih untuk
dilakukan atau tidak. Kebijakan publik merujuk pada semua wilayah
tindakan pemerintah yang membentang dari kebijakan ekonomi hingga
kebijakan yang biasanya merujuk pada rubrik kebijakan sosial termasuk
pendidikan, kesehatan dan wilayah kesejahteraan lain. Sedangkan Pal
(Yoyon Bahtiar Irianto, 2011: 34) menyatakan bahwa kebijakan publik
adalah lebih kepada tindakan melakukan atau tidak melakukan sesuatu
yang dipilih oleh otoritaspublik dalam upaya mengatasi masalah.Menurut
6
H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho (2008: 245), proses kebijakan publik
terdiri dari rumusan, implementasi, kinerja dan lingkungan kebijakan.
Analisis Kebijakan
Stokey dan Zekhauser (Nanang Fattah, 2012: 3) menyatakan bahwa
analisis kebijakanadalah suatu proses rasional yan menggunakan metode
dan teknik rasional dalam menelusuri cara terbaik untuk mencapai sesuatu.
Sedangkan William Dun (2003:51), analisis kebijakan adalah aktivitas
menciptakan pengetahuan tentang dan dalam proses pembuatan
kebijakan.Patton (Ace Suryadi dan
H.A.R. Tilaar, 1994: 40) analisis kebijakan adalah rangkaian proses dalam
menghasilkan kebijakan.Menurut William Dun (2003: 96) analisis
kebijakan tidak diciptkan untuk membangun dan menguji teori-teori
deskriptif yang umum, namun analisis kebijakan.
7
(3) anak-anak usia sekolah yang putus sekolah , atau bahkan tidak
sekolah.
Brbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah agar masalah
pemrataan kesmpatan pendidikan di Indonesia dapat tratasi dlam berbaga
program pemerintah, misalnya wajib belajar 9 tahun, SM3T dimana
program ini menyebar lulusan guru-guru ke daerah-daerah yang masih
minim tenaga pengajarnya, program kesetaraan, dan pendidikan jarak jauh
untuk tingkt unversitas, dan lain-lain. Perencanaan, pengorgansasian,
pelasanaan, tndak lanjut, serta evaluasi suatu program terkait maslah
pemerataan kesempatan pendidikan perlu dilaksanaan agar tujuan yang
ditetapkan dapat tercapai, sehingga masalah pemerataan kesempatan
pendidikan dapat diatasi dan Indonesia memiliki warna negara dengan
SDM berkualitas, berpotensidan berpendidikan agar dapat menghadapi
tantangan zaman.
8
Yusuf (2007: 28) menjelaskan bahwa keterbatasan pendidik yang
tidak dapat ditolerir ialah apabila keterbatasan itu menyebabkan tidak
dapat terwujudnya interaksi antara pendidik dan peserta didik, seperti:
1. pendidik yang amat ditakuti oleh peserta didiknya sehingga tidak
mungkin peserta didik datang berhadapan dengannya.
2. pendidik sama sekali tidak tahu apa yang akan menjadi isi
interaksinya dengan peserta didik. Jika “pendidik” seperti ini
berinteraksi dengan peserta didik maka yang akan terjadi ialah
kekosongan dan mungkin suasana kebingunganlah yang akan
menguasai interaksi itu.
9
1. Adapun kemampuan guru pendidikan dasar dalam proses kependidikan
dapat dirasakan dan dipantau oleh peserta didik dalam bentuk bentuk
antara lain:
2. Peserta didik dapat mengikuti penyajian guru.
3. Penyajian bahan tidak terlalu cepat.
4. Contoh-contoh dan soal-soal latihan diberikan, secara cukup.
5. Guru membantu peserta didik mengingat pelajaran pelajaran yang pernah
diperoleh, dan guru mengerti serta mengenal masalah bela-jar peserta
didik.
6. Guru berusaha menjawab pertanyaan peserta didik seandainya peserta
didik belum mengerti.
7. Guru membahas soal soal latihan/tes yang tidak dapat dipecahkan oleh
peserta didik (Wasliman, 2007: 124)
Dalam mewujudkan tuntutan kemampuan guru sebagaimana
dijelaskan di atas, seringkali dihadapkan pada berbagai permasalahan yang
dapat menghambat. Banyak temuan penelitian yang menyebutkan bahwa di
Indonesia masih banyak guru yang belum memiliki kualifikasi pendidikan
seperti yang disyaratkan. Rusyan (1993: 246-249) menjelaskan bahwa
rendahnya kompetensi dan kualitas guru sering disebabkan oleh:
1. Kurangnya respon terhadap upaya pembaharuan
Sikap ini muncul akibat guru sudah terbiasa melaksanakan tugas
sebagaimana yang dilaksanakan secara turun temurun. Cenderung
tradisional, konservatif dalam setiap tindakan pengajaran yang
dilaksanakan.
2. Lemahnya motivasi untuk meningkatkan kemampuan
Lemahnya motivasi untuk meningkatkan kemampuan ini berkait dengan
sejumlah aspek lain seperti kurangnya animo untuk berkembang,
lemahnya penghargaan yang diberikan, berada di wilayah yang sullit
dijangkau dan lain sebagainya.
3. Ketidakpedulian terhadap berbagai perkembangan
Sikap konservatif mempunyai kaitan dengan sikap tidak peduli terhadap
berbagai perkembangan dan kemajuan dalam dunia pendidikan.
4. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung
Sarana dan prasaran merupakan hal mutlak yang harus ada jika akan
melaksanakan sesuatu. Sarana dan prasarana pengajaran yang terbatas
juga akan berdampak pada lemah dan kurangnya kemauan guru untuk
melaksanakan sejumlah inovasi dalam pembelajaran. Kendati terdapat
guru yang cukup berkualitas tetapi tidak didukung oleh sarana dan
prasarana maka kualitas guru tersebut akan terpendam saja dan tidak
termanfaatkan.
10
D. Pemerataan Perluasan Mutu Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu proses transformasi pembangunan yang
mendasar yang berperan penting dalam pergerakan pembangunan
bangsa.Tulisan ini dimaksud untuk memberikan gambaran mengenai faktor-
faktor penyebab pendidikan di Indonesia tidak merata.Langkah yang di
tempuh untuk mengetahui faktor-faktornya menggunakan metode literatur
review.Padahal sudah jelas dalam pasal 31 UUD 1945 dan UU Nomor 39
Tahun 1999 telah memberikan dasar untuk menjamin,memberikan,dan
melindungi Hak-Hak warga Negara,khususnya dalam dunia pendidikan.
Idealisme pada pendidikan mengedepankan nilai-nilai humanisme
yang mendasar. Sehingga dengan nilai-nilai tersebut mampu membentuk
manusia-manusia berkualiatas. Perlu di ketahui banyaknya realita di
lapangan yang kualitas sumber daya manusia di Indonesia ini sangat jauh
dari harapan. Anies Baswedan pernah menyampaikan pada silaturahmi
dengan dinas jakarta pada tanggal 01 Desember 2014, menyatakan bahwa
pendidikan di Indonesia berada dalam posisi gawat darurat. Beberapa
kasus yang menggambarkan kondisi tersebut diantaranya ialah:
1. Rendahnya layanan pendidikan di indonesia
2. Rendahnya mutu pendidikan di indonesia
3. Rendahnya mutu pendidikan tinggi di indonesia
4. Rendahnya kemampuan literasi anak-anak indonesia
Secara praktis kenyataan ini menunjukan bahwa pendidikan di
Indonesia dewasa ini mengalami banyak tantangan dan masalah, sudah
seharusnya reformasi pendidikan harus dilakukan. Karena seiring langkah
dan tuntunan zaman, agar bangsa indonesia tidak terlindas akibat
ketidakberdayaannya. Oleh karena itu pemerintah harus menjamin
peningkatan kualitas pendidikan indonesia (Widodo, 2015).
Pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitas sangatlah rendah
tidak sesuai apa yang kita harapkan. Adapun faktor-faktor dari pendidikan
tersebut yang mempengaruhi bisa kita lihat dari faktor internalnya,
meliputi staf-staf yang berperan di pemerintahan seperti departemen
pendidikan nasional, dinas pendidikan daerah serta sekolah-sekolah
yang sudah maju di bidang pendidikan. Selanjutnya dari faktor
eksternalnya, yaitu masyarakat pada umumnya yang mana masyarakat
sebagai ikon dan juga merupakan tujuan dari adanya pendidikan itu sendiri
(Indra, 2019). Oleh karena itu pendidikan di Indonesia harus bekerja sama
antara pemerintahan dengan masyarakat, supaya kualitas pendidikan tidak
rendah lagi. Disamping itu banyak guru yang mengajar tidak di bidang
ahlinya. Misalnya, guru yang bidangnya IPA di suruh ngajar IPS,
bidangnya agama disuruh pertanian. Sudah jelas bahwa guru tersebut tidak
11
kompetensi dalam mengajar mata pelajaran yang bukan di bidang ahlinya.
Sehingga mutu pelajaran tersebut bisa jadi menurun dan akan berdampak
ke siswa .Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas guru bisa
dilakukan dengan pelatihan-pelatihan melalui program sertifikasi guru.
Dan juga disertai mensejahterakan guru-guru dengan memberikan insentif
agar guru termotivasi dan semakin semangat mengajar dan belajar dari apa-
apa yg tidak di ketahui sebelumnya serta semakin kuat dalam mengabdi
menjalankan.
Perkembangan teknologi di zaman ini mempunyai pengaruh kuat
terhadap kehidupan, tak terkecuali terhadap pendidikan. Pendidikan selalu
saja mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman, sehingga
menuntutnya ada selalu perbaikan secara terus menenrus. Pendidikan di
Indonesia masih saja selalu dihadapkan pada masalah-masalah yang kompleks.
Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, masyarakat,
orang tua, guru agar pendidikan berlangsung meningkat sesuai yang
diharapkan. Selain itu pula ada beberapa faktor yang menyebabkan
kualitas pendidikan di indonesia yang semakin memprihatinkan sehingga
terjadinya ketidak merataan pendidikan, yaitu:
Rendahnya sarana fisik
Misalnya banyak sekali gedung-gedung sekolah yg sudah tak layak pakai
di berbagai tingkat pendidikan, kepemilikan, dan pengguanaan fasilitas yg
tidak di manfaatkan serta media belajar rendah, buku perpustakaan yang tidak
lengkap sehingga tidak banyak yang minat literasi di pihak pelajar.
Rendahnya kualitas guru
kebanyakan guru yang belum maksimal atau profesionalisme dalam
menjalankan tugasnya.
Rendahnya kesejahteraan guru
Dengan pendapatan yang rendah,banyak guru-guru yang mengambil pekerjaan
sampingan untuk memenuhi kebutuhannya karena tidak cukup pendapatan
dari guru saja.
Rendahnya prestasi siswa
Dengan peristiwa yang di atas sangat berdampak kepada mahasiswa dengan
prestasi siswa menjadi rendah disebabkan seorang guru yang kurang
maksimal dalam menjalankan tugasnya.
Kurangnya dalam pemerataan pendidikan ke seluruh pelosok desa
Hal ini menjadi sangat wajar sekarang dikalangan dinas pendidikan,sehingga
masyarakat yang pedalaman kurang tersentuh,kurang di perhatikan dan
menjadi hal yang biasa.
12
E. Program Pemerintah
1. Sekolah Model
Program sekolah model merupakan sekolah yang di bina oleh LPMP untuk
menjadi sekolah acuan bagi sekolah lain dalam penerapan penjaminan
mutu pendidikan secara mandiri sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidkan Nasional, yang
bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab.
2. Sekolah Rujukan
Sekolah rujukan didefinisikan sebagai sekolah acuan bagi sekolah lain di
sekitarnya dalam penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri,
memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP), memiliki atau mencapai
indikator-indikator pendidikan yang lebih dari SNP, dan memiliki prestasi atau
keunggulan baik dalam bidang akademik maupun non akademik
3. Sekolah Imbas
Sekolah imbas adalah sekolah yang berada dalam wilayah binaan yang
sama dengan sekolah model yang akan mendapatkan pengimbasan Best
Practice implementasi SPMI dari sekolah model . Yang dimaksud Best
Practice dalam SPMI adalah Kegiatan apa yang terbaik atau praktik terbaik
pada sekolah model bapak dan ibu. Dengan kata lain hanya salah satu
kegiatan terbaik yang dilaksanakan pada sekolah model .
4. Sekolah daerah 3T
Pemerintah Membuat sebuah klasifikasi sekolah daerah 3T
(Terdepan, Terluar Dan Tertinggal, untuk memberikan support system
demi pemerataan kualitas pemdidikan di Indonesia. eberapa
permasalahan penyelenggaraan pendidikan, utamanya di daerah 3T
antara lain adalah permasalahan pendidik, seperti kekurangan jumlah
(shortage), distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution),
kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low
competencies), serta ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan
dengan bidang yang diampu (mismatched).
13
strategis dalam memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan
14
6. Mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum
mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Ruang Lingkup
5. Sekolah Inklusi
Program Pemerintah Terkait Dana bantuan seperti BOS, BOSDA, PIP Dan
KJP adalah salah satu Bukti kepedulian pemerintah dalam menstimulus
masyarakat dengan pemberian dana bantuan secara langsung kepada seluruh
15
perangkat Pendidikan dari tenaga pengajar,fasiltas Pendidikan sampai dengan
peserta Pendidikan ( Siswa) dalam wajib Sekolah 9 tahun.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
SARAN Masyarakat Indonesia sampai saat ini adalah masyarakat yang berbudaya,
dan tidak kalah cerdas dengan bangsa lain. Namun ketinggalan dalam kompetisi
mencapai kemakmuran, yang bermula dari SDM-nya yang belum handal. Karena
itu adalah bijaksana jika segenap komponen pendidikan, rakyat, para stakeholders,
pemerintah, maju dan berjuang bersama pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan agar terbebas dari belenggu kebodohan dan ketertinggalan karena tidak
adanya kemerdekaan dalam mendapatkan pendidikan yang merata dan layak.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://bimawa.uad.ac.id › Pa...PDF
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENDIDIKAN TIDAK MERATA
DI ...repository.upy.ac.id
https://www.researchgate.net/publication/
324208454_Rendahnya_Pemerataan_Kesempatan_Pendidikan_di_In
donesia media.neliti.com
17