Permasalahan pendidikan
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah landasan dan konteks pendidikan
Dosen pengampu Dr. Maufur
Di susun oleh
Donny Kurnianto
1115500024
Daftar isi
2
MAKALAH.............................................................................................................. 1
Daftar isi................................................................................................................... 2
Pendahuluan.............................................................................................................. 2
A.
Latar Belakang................................................................................................ 3
B.
Rumusan masalah............................................................................................ 4
C.
Tujuan penulisan............................................................................................. 4
BAB II..................................................................................................................... 5
Pembahasan............................................................................................................... 5
1.
2.
3.
c.
Rambu-rambu.............................................................................................. 13
d.
BAB III.................................................................................................................. 17
Simpulan................................................................................................................ 17
Bab IV................................................................................................................... 18
Rekomendasi........................................................................................................... 18
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Masalah adalah suatu keadaan yang tidak seimbang dengan harapan/keinginan dengan
kenyataan yang ada menurut Agung Wijaya, dan pendidikan adalah suatu usaha serta upaya
yang dilakukan oleh manusia yang sudah dewasa dalam membimbing manusia yang masih
belum dewasa ke arah kedewasaan menurut Langeveld. Permasalahan di Indonesia sangatlah
kompleks dan sangatlah rumit banyak orang yang tak faham ekonomi, banyak orang yang tak
faham hokum namun jika berbicara masalah pendidikan semua orang menggetahuinya dari
anak SD (sekolah dasar) sampai mahasiswa dan orang tua
UURI pasal 49 ayat 1 menyatakan dana pendidikan selain gajih pendidikan dan biaya
pendidikan kedinasan di alokasikan minimal 20% dari anggaran pendapatan Negara (APBN)
pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
(APBD) namun kita sadar betul hutang Indonesia tidak sedikit 3.929 triliun pada bulai Mei
2015 menurut CNN Indonesia tidak heran permasalahan pendidikan di Indonesia cukup rumit
dan berkelanjutan. Banyak orang-orang yang kehilangan masa-masa bermainnya dikarenakan
terlalu focus dengan yang namanya pelajaran, bukanya mata pelajaran didisain untuk
kenyamanan murid bukan untuk membuat murid melakukan hal instan untuk mencapai nilai
tersebut.
B. Rumusan masalah
1. Kenapa Indonesia sangat sulit memajukan pendidikannya
2. Apa itu kurikulum
3. Mengapa kkm di Indonesia cukup tinggi
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui kenapa sangat sulit memajukan pendidikan
2. Untuk mengetahui kurikulum
3. Untuk mengetahu kenapa kkm di Indonesia sangat tinggi
BAB II
Pembahasan
1. Sangat sulit memajukan pendidikan
Sebenarnya Indonesia adalah Negara yang sangat maju jika kita melihat karya-karya anak
Indonesia yang sangat mumpuni kita tak usah kecil hati kita di bilang Negara yang sangat
pintar karena mata pelajarannya yang cukup banyak, ini sebenarnya Negara Indonesia jika
bisa menghargai sedikit penelitian pasti Negara Indonesia bisa mengalahkan amerika serikat,
inggris,
dan
Negara
maju
lainnya.
Contoh
tokoh-tokoh
besar
yang
pendidikan
g. Meningkatkan peran masyarakat dalam pendidikan baik secara perseorangan,
kelompok, keluarga, organisasi profesi, dan organisasi kemasyarakatan baik dalam
menyelengggarakan dan pengendalian pendidikan maupun sebagai sumber pelaksana
dan pengguna hasil pendidikan
Banyak hal-hal yang belum di selesaikan oleh pemerintah dalam kasus pendidikan di
Indonesia, mungkin di kota Tegal yang sangat kita cintai ini sangat banyak sekolah yang
terakreditasi tapi apakah sarana dan prasarananya memadai belum tentu itu adalah rahasia
umum murid. Antara brosur dengan kenyataan murid masuk sekolah sangtlah bertolak
5
belakang jika ini terus dilakukan akan membuat kemunduran sekolah tersebut jika kita
menanyakan sekolah apa yang murid sukai pasti kebanyakan menjawab sekolah yang
nyaman, ramah gurunya, lingkungan yang mendukung untuk berprestasi, ada sarana untuk
penelitian dan sebagainya. Hal ini menunjukan peran sekolah, guru dan penunjang lainnya
sangatlah penting untuk prestasi murid di sekolah jika pemerintah memahami hal ini Negara
kita Indonesia akan menunjuan taringnya di kancah internasional dan berperan besar untuk
dunia ini dan kesejahteraan masyarakat bumi
Persoalannya bukanlah bahwa mereka tidak dapat menemuka pemecahannya melainkan
tidak tahu apa masalahnya G.K Cesterson, 1935
Negara kita yang cintai ini belum tahu apa masalah yang di hadapi bangsa kita di dunia
pendidikan mencurahkan perhatian kepada masalah sangtlah penting. Di lingkungan sekolah,
pemerintahan atau di mana pun, para penyelia akan meminta pegawainya menghadapi
mereka bukan melaporkan kesulitan yang mereka hadapi, melaikan penyampaian pemecahan
masalah yang siap di jalankan. Dalam era globalisasi ini yang kita butuhkan adalah orangorang yang bisa memecahkan masalah tentang pendidikan di Indonesia
Ada 4 langkah untuk memecahkan masalah
a. Rumusan masalah, perhatikan dengan seksama apa masalahnya, uraikan secermat dan
serealistis mungkin. Cobalah lihat masalah tersebut dari sudut pandang orang lain,
untuk memastikan bahwa pandangan kita tidak terlalu sempit
b. Temukan alternative pemecahan, pikirkan sebanyak mungkin cara pemecahan dan
pendekatan masalah. Langkah ini adalah langkah curah gagasan. Mungkin beberapa
gagasan yang kita kemukakan tidak abash, tidak usah khawatir. Pada tahap ini jangan
nilai gagasan kita biarkan gagsan tersebut muncu. Sekali lagi, coba pikirkan cara-cara
yang akan dilakukan orang lain untuk memecahkan dilemma yang sama
c. Nilailah setiap alternatif pemecahan, apabila kita telah memikirkan alternatif di benak
kita bahkan yang lebih baik sudah tertuang di atas kertas, amati setiap alternatif itu
dan perkirakan hasilnya. Susunlah prioritas alternatif pemecahan dari yang paling
baik sampai yang paling kurang baik
6
d. Pilih alternatif pemecahan yang paling baik, tiba wakunya untuk memikirkan resiko,
menyadari akibat yang di timbulkan. Tidak seorang pun dapat memperkiraakan
keberhasilan atau kegagalan sesuai tindakan dengan tindakan ketepatan 100%.
Yakinkan dari kita keputusan kita untuk mengambil resiko dan tindakan telah
didasarkan pada pengumpulan informasi yang masuk akal dan sudah di analisis.
Kurikulum 1968
Kurikulum 1975
Kurikulum 1984
Kurikulum 1994
Kurikulum 2004
Kurikulum 2006
Kurikulum 2013
banyak pakar berbicara mengapa setiap pergantian mentri pasti berganti kurikulum ini
adalah momok yang menakutkan bagi para guru dan para siswa mentri pendidikan saat ini
berbicara UN (ujian nasional) di selenggarakan bulan Februari 2016 namun kenyataannya
mundur kembali seperti semula, hal ini sangat membingungkan semua pihak yang terlibat di
pendidikan. Kita menyadari Indonesia sangat beda dengan orang jepang, jika di jepang setiap
10 tahun sekali kurikulum di perbaharui dengan perbaikkan mutu pendidikan, perbaruan
teknologi dan sebagainya. Walau di jepang saat ini sedanag meneliti bagaimana manusia
hidup tapi sayang itu tidak terpecahkan sampai detik ini.
Indonesia sangatlah rumit jika berganti kekuasaan pasti pendidikan juga berganti inilah
Negara kita yang tak akan selesai jika selalu mempunyai prinsip yang sangat waw
Sebenarnya kurikulum memang wajib di ganti/di perbaharui jika ada penemuan
terbarukan di bidang pendidikan dan sekali lagi saling menghormati untuk kepentingan
banyak itu sangatlah penting, memang kita tidak boleh meniru Negara lain, buatlah
kurikulum sesuai dengan Negara kita sendiri yang mengutamakan budi pekerti luhur dan
sebaginya.
Pandangan tentang anak sebagai makhluk yang unik sangat berpengaruh terhadap
pengembangan kurikulum pendidikan. Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memiliki
perbedaan di samping persamaannya. Implikasi dari hal tersebut terhadap pengembangan
kurikulum, antara lain;
1.
Tiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan
kebutuhannya,
2. Di samping disediakan pembelajaran yang bersifat umum (program inti) yang harus
dipelajari peserta didik di sekolah, disediakan pula pembelajaran pilihan sesuai
minat dan bakat anak,
3. Kurikulum selain menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan juga menyediakan
bahan ajar yang bersifat akademik,
4. Kurikulum memuat tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai/sikap, dan
ketrampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir dan bathin.
Tujuan pendidikan nasional yang berkehendak mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab
Untuk mencapai pengembangan manusia secara utuh namun dalam menyusun
kurikulum di berbagai pendidikan formal belum belum mengggunakan kurikulum yang
terintegrasi. Organisasi kurikulum yang digunakan masih bersifat koralasi, bahwa masih
banyak yang bersifat terpilah-pilah
8
b. Mengembangkan materi
Materi atau isi pembelajaran merupakan pengalaman yang akan diberikan kepada
peserta didik selama mengalami proses pendidikan atau proses pembelajaran. Pengalaman
pembelajaran ini dapat berupa mata pelajaran mata pelajaran atau kegiatan sekitar masalah
kehidupan sesuai dengan kurikulum yang telah di tentukan. Materi kurikulum disusun dengan
mengacu pada tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya dan yang akan di capai. Materi
kurikulum bisa berupa pengetahuan (fakta,konsep,prinsip, dalil, dan lain sebagainya).
10
11
12
pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau
beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan
pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
a. Fungsi kkm (kriteria ketuntasan minimal)
1. Sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai kompetensi peserta didik sesuai
dengan Kompetensi Dasar (KD), suatu mata pelajaran atau Standar Kompetensi (SK)
2. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti
pembelajaran
3. Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan SK/KD nya
4. Sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi pembelajaran
5. Sebagai kontrak pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat
(khususnya orang tua dan wali murid)
b. Seperti pada uraian diatas bahwa penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok
guru mata pelajaran. Adapaun langkah dan tahapan penetapan KKM antara lain:
1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik. Hasil penetapan KKM indikator
berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran.
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh
kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian
3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,
yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan
4. KKM dicantumkan dalam laporan hasi belajar atau rapor pada saat hasil penilaian
dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik
c. Rambu-rambu
1. Ketuntasan Belajar setiap indikator yang telah ditetapkan
dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0100%.
2. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan
rentang 0100
12
13
jika kita mengukur indikator di atas apakah logis kkm di Indonesia antara 75-85?
Pada Kurikulum 2006 (yang dikenal dengan KTSP) kita telah mengetahui bersama bahwa
sekolah harus menentukan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM tersebut ditetapkan
dengan acuan tertentu dan tiapa mata pelajaran KKMnya bisa jadi berbeda-beda. KKM
ditetapkan mulai dari yang rendah (misal 65) dan tiapa tahun ditingkatkan hingga mencapai
KKM ideal nasional yaitu 75 atau bahkan lebih.
Yang menjadi permasalahan adalah KKM meningkat namun tidak dibarengi dengan kualitas
pembelajaran, sehingga KKM 75 itu terkesan dipaksakan, artinya sebenarnya ada sekolah
(tidak semua) yang sebenarnya belum waktunya KKM 75 dipaksakan menjadi 75. Apalagi
nilai rapor menjadi unsur perhitungan kelulusan siswa dari satuan pendidikan. Apa
akibatnya? terjadilah apa yang kita sebut katrol nilai.
13
14
Sebenarnya KKM 75 itu tidak realistis? Alasannya seperti yang saya paparkan di atas bahwa
secara empiris bahwa KKM 75 itu banyak sekolah yang belum siap, namun dipaksakan KKM
75. Di samping itu KKM 75 itu dengan KKM di perguruan tinggi, di peguruan tinggi
sebenarnya tidak ada istilah KKM, yang ada batas minimal kelulusan yang biasanya adalah
C.
Mari kita perhatikan tabel konversi nilai skala 100 ke skala 4 atau ke dalam nilai huruf di
beberapa perguruan tinggi di bawah ini
Dari beberapa tabel di atas dapat disimpulkan bahwa batas minimal kelulusan adalah 55 atau
56. Nah sekarang kita bandingkan dengan batas minimal kelulusan di sekolah (KKM) yang
besarnya 75, bukankah angka 75 ini tidak realistis. Sekarang kita bahas mengenai nilai di
kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 nilai dinyatakan dalam bentuk huruf seperti halnya di
perguruan tinggi, namun lebih bervariasi, yaitu A, A-, B+, B, B-, C+, C, C-, D+, dan D
(terdapat variasi 10 nilai), dengan ketentuan batas miniimal kelulusan (ketuntasan) adalah Batau 2,66, seperti tabel di bawah ini:
14
15
Tabel penilaian tersebut terdapat di permendikbud no 81A tahun 2013 tentang implementasi
kurikulum, lampiran IV. Dengan ditetapkannya dalam dalam bentuk huruf maka diperlukan
tabel konversi dari skala 100 ke skala 4 (dalam bentuk huruf). Untuk membuat tabel konversi
ini di permendiknud tersebut belum ada pedomannya, sehingga sekolah membuat tabel
konversi sendiri-sendiri yang bisa jadi berbeda tiap sekolah. Dengan batasas minimal
ketuntasan B- atau 2,66 apakah sekarang KKM harus 75? saya pikir tidak harus. Untuk
membuat tabel konversi itu bisa saja kita mengacu ke tabel yang ada di beberapa perguruan
tinggi, karena sekarang menyatakan nilai dalam rapor (Laporan Capaian Kompetensi) sudah
hampir sama dengan perguruan tinggi, yaitu dalam bentuk huruf.
Berikut ini contoh tabel konversi dari nila 0 100 menjadi 1 4 (dalam bentuk huruf)
15
16
Tabel itu diperoleh ketika pelatihan pendampingan kurikulum 2013. Dari tabel itu batas
minimal ketuntasan adalah 66. Apakah hanya seperti itu? Tentu saja tidak. Bisa saja seperti di
bawah ini:
Tabel ini batas minimal ketuntasannya juga 66, namun berbeda untuk nilai A dan A-. Lalu
bagaimana dengan KKM 75? Kalau semula KKM 75 sekarang batas minimal ketuntasan 66
bukankah itu turun? ya memang turun. Namun menurut pendapat saya, sudahlah lupakan 75,
karena 75 itu memaksakan diri.
16
17
BAB III
Simpulan
Masalah di Indonesia terutama pendidikan itu sangatlah kompleks dan sangat sulit di
perbaiki, perbaikan di semua lini harus dilakukan bukan hanya dari guru, kualitas murid,
sarana dan prasarana harus di perbaiki jika tidak masalah akan timbul dengan masalah yang
lebih rumit lagi. Tugas atau pr (pekerjaan rumah) harus diminimalisir agar mahasiswa dan
murid nyaman untuk bersekolah atau menuntut ilmu dengan penuh senyum dan kegembiraan,
bukan seperti sekarang anak sekolah di tekan dengan tugas yang maha berat dan maha dasyat
ini membuat kecurangan terjadi dimana-mana ini adalah realita bukan teori semata inilah
wajah pendidikan Indonesia dimata dunia. Dan tidak kalah penting lagi meminimalisir tes
atau ujian jika kita boleh meminjam kata-kata manusia adalah mempunyai 1001 karakter
yang harus dihargai besar oleh pemerintah. Tidak ada kata-kata orang bodoh di Indonesia
yang ada adalah orang cerdas, pintar, bekerja keras, dan sopan santun.
Bab IV
Rekomendasi
Masalah pendidikan Indonesia sebenarnya bisa diatasi dengan adanya kerjasama yang
baik dari semua pihak, entah itu guru, pemerintah, swasta dan lain sebagainya. Pendidikan
karakter memang penting di lakukan karena pendidikan saat ini sangtlah kronis dan
memprihatinkan pemerintah seharusnya sadar tes harus diminimalisir, ujian nasional dihapus
karena murid sekarang mempentingkan nilai ujian bagus dari pada menjadikan masa-masa
sekolah itu sebagai ajang mencari ilmu dan beradaptasi dengan sosial. Banyak orang sekolah
menengah yang sangat anti dengan namanya social ini terjadi fakta, pemerintah harus benarbenar sadar dan mengerti keadaan murid sekarang dan gempuran teknologi sekarang ini
17
18
Daftar pustaka
Prakata
18
19
Puji syukur kehadiran tuhan yang maha esa, atas nikmatNya makalah ini bisa dibuat
dan telah kami dapat selesaikan, walaupun banyak kekurangan kata-kata disana-sini kami
berusaha semaksimal mungkin berusaha membuat makalah ini sebaik mungkin.
Kami mengucapkan terima kasih atas semua pihak yang sudah membuat kami
terbantu untuk pembuatan makalah ini, tanpa doa mereka kami tidak bisa apa-apa. Kami
mengucapkan terima kasih atas bimbingan dosen yang telah memberikan banyak motivasi
kepada kita semua. Kami mempunyai beberapa kata tuhan ada di depan kita, malaikat ada di
samping kanan dan kiri kita, dan malaikat pencabut nyawa ada di belakang kita sewaktuwaktu bisa mencabut nyawa kita kapan saja, mengurangi kinerja otak kita kapan saja.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua
19